• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION DAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP SWASTA PAB 8 SAMPALI TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION DAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP SWASTA PAB 8 SAMPALI TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION DAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI POKOK ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP SWASTA PAB 8 SAMPALI

TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh :

Rezeki Pradamayanti Marpaung NIM 408311038

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Ibnu Hajar, MS beserta seluruh Pembantu Rektor sebagai pimpinan UNIMED, Bapak Prof. Dr. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Pembantu Dekan I, II, dan III di lingkungan UNIMED, Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Program Studi Jurusan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika.

Penulis juga menyampaikan banyak terima kasih kepada Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan berupa ilmu dan kasih sayang sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Zul Amry M.Si, Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd dan Ibu Dr. Izwita, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran–saran mulai perencanaan penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran–saran dalam perkuliahan dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu dan memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.

Terima kasih kepada Kepala Sekolah SMP Swasta PAB 8 Sampali, Bapak Drs. H. Agus Salim, M.Pd, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian, guru bidang studi Matematika Ibu Heri Susanti, S. Pd dan para guru SMP Swasta PAB 8 Sampali beserta siswa – siswi kelas VII-1 yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

(4)

v

do’a, motivasi dan semangat, serta dukungan moral dan material yang tak ternilai harganya. Serta kepada adik – adikku tersayang Hasanul Fadhilah, Riza Fatmi Hasani, Nikmatul Hasanah Ananda, Hidayatul Akmal dan Hafifuddin Hasfa yang begitu banyak memberikan do’a dan motivasi, semangat serta dukungan moral kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED serta seluruh keluarga yang tak hentinya memberikan doa, dukungan, semangat dan kasih sayangnya kepada penulis dalam menyelesaikan studi.

Ucapan terima kasih juga kepada sahabat seperjuangan yang selalu memberi doa dan dukungan yaitu Kirana Meru yang tersayang Richa Ariyani, Risna Nila Sari Siregar, Nanna Lestari Ritonga, Meliyani dan Nurul Ariyati yang senantiasa mendukung dan menemani penulis dalam suka maupun duka, dalam tawa maupun tangis, serta semua teman–teman sekelas Matematika Ekstensi ’08 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih juga kepada seseorang yang spesial, Firman Tambunan yang selalu memberi dukungan dan motivasi kepada penulis. Penulis juga ucapkan terima kasih kepada teman - teman kos Gg. Murni No.18, Darmayanti, Restu Syahfitri, Syahfitri Handayani, Marlina Sari Dalimunthe, Kartini dan Sri Rahayu Butar – butar yang memberikan dukungan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. Tidak lupa juga ucapan terima kasih kepada teman – teman PPLT Bintang Bayu 2011 dan seluruh pihak yang tidak bisa penulis tuliskan namanya satu per satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita

Medan, Februari 2013 Penulis,

(5)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION DAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI POKOK ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP SWASTA PAB 8 SAMPALI

TAHUN AJARAN 2012/2013

Rezeki Pradamayanti Marpaung (NIM. 408311038) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Problem Based Instruction dan Make a Match pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta PAB 8 Sampali T.A 2012/2013. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah 25 siswa kelas VII-1SMP Swasta PAB 8 Sampali dan objek penelitian ini adalah model pembelajaran Problem Based Instruction dan Make a Match untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok aritmatika sosial. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah tes dan lembar observasi. Tes digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan aritmatika sosial dan lembar observasi digunakan untuk melihat proses pembelajaran ketika model pembelajaran Problem Based Instruction dan Make a Match diterapkan.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dibagi atas 2 siklus, masing-masing terdiri dari 3 kali pertemuan. Sebelum memberikan tindakan, terlebih dahulu diberikan tes awal dan setiap akhir siklus diberikan tes hasil belajar. Dari hasil analisis data diperoleh peningkatan hasil tes awal sampai tes hasil belajar siswa. Banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari tes awal yaitu 6 dari 25 siswa atau 24% dengan rata-rata kelas 48,6. Hasil analisis data pada siklus I setelah dilakukan model pembelajaran Problem Based Instruction dan Make a Match menunjukkan banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 11 dari 25 siswa atau 44% dengan rata-rata kelas 63,8. Hasil analisis data akhir siklus II dengan pembelajaran yang sama diperoleh banyak siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu 22 dari 25 siswa atau 88% dengan rata-rata kelas 80,4. Ini berarti terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I hingga siklus II. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar.

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Instruction 20 Tabel 3.1. Pedoman Tingkat Penguasaan Tes Hasil Belajar 50 Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 54 Tabel 4.2. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus I 58 Tabel 4.3. Nilai Tes Hasil Belajar I 59 Tabel 4.4. Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan

Pembelajaran pada Siklus I 59 Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa pada Siklus II 67 Tabel 4.6. Nilai Tes Hasil Belajar II 68 Tabel 4.7. Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 43 Gambar 4.1. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 51 Gambar 4.2. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada

Tes Hasil Belajar I 58

Gambar 4.3. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada

Tes Hasil Belajar II 68

Gambar 4.4. Deskripsi Peningkatan Nilai Rata – rata Kelas

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1 77 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2 82 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3 88 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4 94 Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 5 100 Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 6 106 Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 1 112 Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 2 114 Lampiran 9. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 3 116 Lampiran 10. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 4 119 Lampiran 11. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 5 122 Lampiran 12. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 6 124 Lampiran 13. Kisi – Kisi Tes Awal 127 Lampiran 14. Lembar Validitas Tes Awal 128

Lampiran 15. Tes Awal 131

Lampiran 16. Alternatif Penyelesaian Tes Awal 132 Lampiran 17. Pedoman Penskoran Tes Awal 134 Lampiran 18. Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar I 135 Lampiran 19. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar 1 136 Lampiran 20. Tes Hasil Belajar 1 139 Lampiran 21. Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar 1 140 Lampiran 22. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I 143 Lampiran 23. Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar II 144 Lampiran 24. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar II 145 Lampiran 25. Tes Hasil Belajar II 148 Lampiran 26. Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar II 149 Lampiran 27. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II 152

Lampiran 28. Validator Tes 153

Lampiran 29. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran I 154 Lampiran 30. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran II 156 Lampiran 31. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran III 158 Lampiran 32. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran IV 160 Lampiran 33. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran V 162 Lampiran 34. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran VI 164 Lampiran 35. Deskripsi Tingkat Ketuntasan dan Tingkat Penguasaan

Siswa pada Tes Awal 166 Lampiran 36. Deskripsi Tingkat Ketuntasan dan Tingkat Penguasaan

Siswa pada Tes Hasil Belajar I 167 Lampiran 37. Deskripsi Tingkat Ketuntasan dan Tingkat Penguasaan

(9)

Lampiran 38. Contoh Kesalahan Siswa saat Mengerjakan

Tes Hasil Belajar 169

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu mengahadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah lebih banyak dibandingkan pelajaran lain. Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari SD hingga SMA dan bahkan juga di Perguruan Tinggi. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika. Menurut Cornelius dalam Abdurrahman (2003 : 253) mengemukakan :

Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

(11)

2

dan semakin memperkuat anggapan bahwa ‘Matematika adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan’.

Rendahnya hasil belajar siswa mencerminkan bahwa siswa memiliki kesulitan dalam belajar matematika baik dalam pemahaman konsep, penerapan dan penyelesaian suatu masalah. Faktor belajar matematika siswa yang belum bermakna dan penggunaan metode mengajar guru yang kurang bervariasi menyebabkan kurangnya minat siswa untuk belajar matematika. Guru biasanya menggunakan metode konvensional (menerangkan dan mengerjakan latihan soal) yang tidak memberi daya tarik bagi siswa. Didukung dengan materi yang dianggap sulit, pembelajaran ini sering terjebak pada kondisi yang membosankan dan tidak memberi peluang siswa untuk belajar dengan perasaan nyaman. Diduga kuat, rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika juga terkait erat dengan persoalan metode ataupun model pembelajaran.

Berhubungan dengan hal tersebut, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 30 Oktober 2012 dengan salah seorang guru matematika kelas VII di SMP Swasta PAB 8 Sampali yaitu Ibu Heri Susanti, S.Pd yang mengatakan bahwa :

“Minat belajar sebagian siswa di kelas VII pada pelajaran Matematika masih kurang bahkan ada juga beberapa siswa yang takut belajar Matematika. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa kelas VII karena masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah rata – rata kelas”.

(12)

3

kemampuan awal yang diberikan peneliti kepada siswa kelas VII-1 SMP Swasta PAB 8 Sampali untuk mengetahui kesulitan belajar siswa. Salah satu soal yang diberikan pada tes tersebut adalah :

Seorang pedagang buah-buahan membeli 3 peti buah mangga seharga Rp 180.000,00 dengan Bruto 30 kg tiap peti. Mangga tesebut dijual dengan harga Rp 2.500,00 tiap kilogram. Tentukanlah untung atau ruginya jika Tarra 1 kg/peti.

Berdasarkan hasil tes yang diberikan terhadap 27 orang siswa kelas VII-1 SMP Swasta PAB 8 Sampali, 10 orang siswa atau 37’03% dari jumlah siswa memperoleh skor sangat rendah, 8 orang atau 29,62% dari jumlah siswa memperoleh skor rendah, 5 orang atau 18,51% dari jumlah siswa mendapatkan skor sedang, dan 4 orang atau 14,81% dari jumlah siswa memperoleh skor tinggi.

Sebagai lanjutan wawancara peneliti dengan Ibu Heri Susanti, S.Pd yang mana penulis juga menanyakan mengenai model pembelajaran yang digunakan di SMP Swasta PAB 8 Sampali beliau mengatakan bahwa : “Model pembelajaran yang biasa kami gunakan adalah pengajaran langsung berupa penyampaian materi lewat ceramah, latihan dan memberikan tugas-tugas dan model pembelajaran ini terbiasa kami gunakan di sekolah”. Hal ini menunjukkan bahwa guru masih kurang tepat memilih dan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dalam menyampaikan materi bilangan bulat dan pembelajaran yang dilakukan masih banyak didominasi oleh guru, sementara siswa duduk secara pasif menerima informasi pengetahuan dan keterampilan sehingga siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran. Kondisi tersebut juga menunjukkan bahwa model pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru.

(13)

4

pembelajaran Problem Based Instruction dan Make a match. Dalam hal ini model Problem Based Instruction digunakan untuk menemukan konsep sedangkan model Make a match digunakan untuk mereview pembelajaran. Penerapan dua model pembelajaran ini dilakukan karena tidak ada model pembelajaran tunggal yang secara konsisten lebih baik dibanding yang lainnya. Pilihan untuk menggunakan model pembelajaran tertentu dan bukan yang lainnya bergantung kepada tujuan yang ingin dicapai oleh guru maupun karakteristik siswa yang beragam sehingga seorang guru harus menghubungkan berbagai model dalam pengajarannya. Tidaklah cukup bagi guru hanya menggantungkan diri pada satu pendekatan atau model pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Arends (2008 : 112) bahwa :”Guru harus siap menerapkan model-model pembelajaran yang beragam dan menghubungkan model-model itu secara kreatif selama sebuah pelajaran atau sebuah

unit pengajaran”. Bermodalkan kemampuan melaksanakan berbagai model

pembelajaran, guru dapat memilih model yang sangat baik untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu atau yang sangat sesuai dengan lingkungan belajar atau sekelompok siswa tertentu. Lagi pula, model berbeda dapat digunakan secara bersama untuk menciptakan variasi dalam proses pembelajaran di dalam kelas.

Model pembelajaran Problem Based Instruction yaitu pembelajaran yang dipusatkan pada siswa melalui pemberian masalah di awal pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Soedjadi (2000 : 99) bahwa : ”Model pembelajaran Problem Based Instruction memulai pembelajaran dengan masalah yang kompleks misalnya

tentang hal-hal dalam kehidupan sehari-hari, kemudian dikupas menuju kepada

konsep-konsep sederhana yang terkait”. Aritmatika sosial merupakan salah satu

(14)

5

siswa. Kemampuan memahami masalah-masalah yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari siswa, yang berhubungan dengan konsep matematika menyebabkan matematika menjadi lebih bermakna dan siswa dapat menggunakan dan mengingat lebih lama konsep yang telah diajarkan. Dengan sendirinya berdampak pada hasil belajar siswa sesuai yang diharapkan.

Dengan pemberian masalah diawal pada pembelajaran Problem Based

Instruction diharapkan nantinya mampu membawa siswa untuk berpikir kritis,

kreatif dan mempunyai keterampilan memecahkan masalah, serta memperoleh

pengetahuan dan konsep dasar dari materi yang diajarkan tersebut. Setelah pemberian

masalah di awal pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan adanya pengorganisasian siswa untuk belajar, melakukan penyelidikan dan diakhiri dengan penyajian hasil karya serta pengevaluasian proses pemecahan masalah. Sehingga dari pemecahan masalah tersebut siswa dapat menemukan konsep dengan membangunnya sendiri.

Pada model pembelajaran Problem Based Instruction dibutuhkan pengembangan keterampilan kerjasama di antara siswa dan saling membantu

menyelidiki masalah secara bersama. Oleh karena itu siswa perlu diorganisasikan ke

dalam kelompok belajar. Seperti yang diungkapkan oleh Arends (2008 : 43) bahwa : “ Model pembelajaran Problem Based Instruction ditandai oleh siswa-siswa yang bekerja bersama siswa yang lain, paling sering secara berpasangan atau dalam bentuk

kelompok-kelompok kecil”. Bekerja bersama juga dapat memotivasi siswa untuk

memperbanyak melakukan penyelidikan dan dialog untuk mengembangkan berbagai

keterampilan sosial.

Setelah siswa memperoleh pengetahuan dengan membangunnya sendiri,

mereka dapat berlatih untuk menyelesaikan masalah dengan permainan kartu

berpasangan (Make a Match). Model pembelajaran Make a Match atau mencari

(15)

6

adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Adapun penerapan model pembelajaran Make a Match ini seperti yang dikemukakan oleh Tarmizi (2008) yaitu : “Pembelajaran Make a Match dimulai dari guru menyuruh siswa mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi penghargaan/reward”. Dengan demikian siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran yang berlangsung karena keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat dibutuhkan dalam model pembelajaran ini.

Sehingga diharapkan dengan menerapkan model pembeajaran Problem Based Instruction dan Make a Match diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan siswa dapat menemukan sendiri bagaimana konsep dari aritmatika sosial tersebut sehingga mereka termotivasi untuk belajar matematika.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction dan Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP Swasta PAB 8 Sampali Tahun Ajaran 2012 / 2013.”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah adalah :

1. Siswa di kelas VII SMP Swasta PAB 8 Sampali kurang berminat belajar matematika berdasarkan hasil wawancara dengan guru.

2. Siswa di kelas VII SMP Swasta PAB 8 Sampali kesulitan dalam mempelajari materi pokok aritmatika sosial.

(16)

7

standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dicapai oleh siswa yaitu 65.

4. Guru yang masih kurang tepat memilih dan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dalam mengajarkan materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta PAB 8 Sampali.

5. Siswa di kelas VII SMP Swasta PAB 8 Sampali kurang terlibat dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari model pembelajaran yang digunakan oleh guru lebih berpusat pada guru sehingga siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah pada : Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction dan Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP Swasta PAB 8 Sampali Tahun Ajaran 2012 / 2013.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction dan Make a Match dapat meningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta PAB 8 Sampali Tahun Ajaran 2012/2013 ?

1.5.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

(17)

8

materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta PAB 8 Sampali Tahun Ajaran 2012/2013.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi siswa

Melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction dan Make a Match diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Swasta PAB 8 Sampali Medan pada pembelajaran matematika khususnya pada materi pokok aritmatika sosial.

2. Bagi guru

Sebagai bahan masukan bagi guru di SMP Swasta PAB 8 Sampali untuk dapat memahami dan menerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction dan Make a Match dalam proses pembelajaran matematika.

3. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam perbaikan pengajaran matematika di SMP Swasta PAB 8 Sampali. 4. Bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman, karena sesuai dengan profesi yang akan ditekuni yaitu sebagai pendidik sehingga nantinya dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas.

5. Bagi peneliti lain

(18)

74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Model pembelajaran Problem Based Instruction dan Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi pokok Aritmatika Sosial di kelas VII SMP Swasta PAB 8 Sampali.

5.2. SARAN

Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika kelas VII SMP Swasta PAB 8 Sampali diharapkan menerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction dan Make a Match, khususnya pada materi pokok aritmatika sosial.

2. Guru diharapkan memberikan masalah-masalah dan latihan-latihan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

(19)

75

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit rineka Cipta, Jakarta.

Arends, Richard., (2008), Learning to Teach , Mc.Graw Hill Companies. New York.

Arikunto, Suharsimih., (2002), Manajemen Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto,Suharsimih., (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan., (2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standar Operasional (SOP) Kepebimbingan Skripsi Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan.

Fachrudin., (2012), Model Pembelajaran Make a Match, http://fachruddin.blogspot.com. (Diakses pada 5 Agustus 2012, 13:00 WIB)

Hamalik, Oemar., (2008), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Paikem, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Hamalik, Oemar., (2009), Kurikulum dan Pembelajaran, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Lie, Anita., (2003), Cooperative Learning, Penerbit Grasindo, Jakarta.

Muharam,A.T., (2009), Model Model Pembelajaran, htpp://atmmuharam.blogspot.com. (Diakses pada 14 Juni 2012, 10:30 WIB)

Mulyasa, E., (2003), Kurikulum Berbasis Kompetensi, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sanjaya, Wina., (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Penerbit Media Group, Jakarta.

(20)

76

Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Soedjadi, R., (2000), Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Depdikbud, Jakarta.

Sriayu., (2009) , Model Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Make a Match. http://pelawiselatan.blogspot.com/2009/04. (Diakses pada 15 Juni 2012, 09:45 WIB)

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit P.T. Remaja Rosdakarya, Jakarta.

Suprijono, Agus., (2010), Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Suryosubroto., (1997), Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Suyatno., (2009), Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Penerbit Masmedia Buana Pustaka, Surabaya.

Tarmizi., (2008), Pembelajaran Kooperatif Make a Match htpp://www.tarmizi.wordpress.com. (Diakses pada 15 Juni 2012, 10:15 WIB)

Gambar

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran  Problem Based Instruction Tabel 3.1. Pedoman Tingkat Penguasaan Tes Hasil Belajar
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Gambar 4.1. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal

Referensi

Dokumen terkait

No Nama Penyedia Hasil Evaluasi Administrasi 1 KAP.. Kumalahadi,Kuncara,Sugen g Pamudji

Penyajian dimulai dari data umum tentang karakteristik ibu inpartu yang meliputi umur ibu inpartu, pendidikan ibu inpartu, pekerjaan ibu inpartu, dan jumlah

Data warehouse bi- cara mengenai bagaimana data-data yang besar dan beragam disimpan dalam satu repository dan disusun sedemikian se- hingga memudahkan

Dari suatu barisan aritmatika, suku ketiga adalah 36, jumlah suku kelima dan ketujuh adalah 144.. Jumlah sepuluh suku pertama deret tersebut

2.4 Cek    lis    uji    praktik    dibuat sesuai      klasifikasi   dan kualifikasi .. 2.5   Formulir asesmen dipersiapkan 2.6 Rancangan 

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya yang mengemukakan bahwa suatu budaya itu memiliki unsur - unsur tertentu, yang kemudian disepakati bahwa setiap budaya

Maka dari itu diharapkan sekolah mampu mengembangkan program Rebo Nyunda, salah satunya dengan berinisiatif membuat tata tertib dan sangsi bagi siswa yang tidak

Hasil saringan tersebut, murid yang mempunyai ciri-ciri berkeperluan khas akan dirujuk kepada Pegawai Perubatan dan pasukan khas Program Outreach LINUS2.0