• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI POKOK ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP HARVARD MEDAN T.A 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI POKOK ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP HARVARD MEDAN T.A 2014/2015."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

S I S W A P A D A M A T E R I P O K O K A R I T M A T I K A SOSIAL DI KELAS VII SMP T.A 2014/2015

Oleh:

Cindy Novalya Silitonga NIM 4103311012

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan, kesempatan dan kemudahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching UntukMeningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah SiswaPada Materi Pokok

Aritmatika Sosial Di Kelas VII Smp T.A 2014/2015, disusun untuk melengkapi syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

(4)

v

penulis untuk menyebutkan satu persatu, terima kasih atas segala arahan bantuan dan kerjasama yang diberikan kepada penulis.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Freddy Silitonga dan Ibunda Cahani Barus sebagai orang tua penulis yang telah banyak memberi kasih sayang, semangat, nasehat, doa dan materi sehingga perkuliahan dan penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik. Semoga Tuhan memberikan kebaikan dunia dan akhirat kepada Ayahanda dan Ibunda, amin. Terimakasih juga untuk kakak tercinta Theby Reselya, Heny FeneLya S.Pd , Buad Abangku yang Tercinta Almahrum Ricky Franscini, dan buad adikku tersayang Nadya Sri Ulina yang telah memberikan doa, semangat dan motivasi selama proses penyusunan skripsi ini berlangsung.

Penulis juga mengucapkan terima kasih khususnya kepada yang tersayang Darto Manurung S.T yang selalu bersama dan memberikan do’a serta motivasi maupun dorongan untuk mengerjakan skripsi ini hingga selesai. Tak lupa penulis ucapkan juga terima kasih untuk sahabatku Maribeth Adela, Gustika Martalena, Uthari Mustika, Runny Tri Sulistyowati S.Pd, Desy Ratna Sari S.Pd, Aisyah Hutasuhut S.Pd, Meida Hasda Hasibuan S.Pd, Alice Chulaisyah S.Pd, Lili Handayani dan teman-teman seperjuangan di kelas Ekstensi A 2010 pendidikan matematika yang tiada henti memberikan motivasi dan doa yang tulus serta sahabat-sahabat lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

(5)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

PADA MATERI POKOK ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP T.A 2014/2015

CINDY NOVALYA S. (NIM. 4103311012)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi Aritmatika sosial di Kelas VII-1 SMP Harvard Medan.

Data yang diperlukan diperoleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas pencapaian waktu ideal aktivitas aktif siswa pada siklus I dan siklus II. Tes hasil kemampuan pemecahan masalah matematika yang berbentuk uraian yaitu Tes hasil kemampuan pemecahan masalah matematika siklus I sebanyak 4 soal dan tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa siklus II terdiri dari 4 soal.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dibagi atas 2 siklus, masing-masing terdiri dari 2 kali pertemuan. Sebelum memberikan tindakan, terlebih dahulu diberikan tes awal dan setiap akhir siklus diberikan tes kemampuan pemecahan masalah. Dari hasil analisis data diperoleh peningkatan hasil tes awal sampai tes kemampuan pemecahan masalah siswa. Banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari tes awal yaitu 10 dari 35 siswa atau 28,57% dengan rata-rata kelas 1,76. Hasil analisis data pada siklus I setelah dilakukan metode pembelajaran Quantum Teaching menunjukkan banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 15 dari 35 siswa atau 42,85% dengan rata-rata kelas 2,18. Hasil analisis data akhir siklus II dengan pembelajaran yang sama diperoleh banyak siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu 31 dari 35 siswa atau 88,57% dengan rata-rata kelas 3,14. Ini berarti terjadi peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa dari siklus I hingga siklus II.

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

Daftar Diagram xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah 1

1.2Identifikasi Masalah 7

1.3Batasan Masalah 7

1.4Rumusan Masalah 8

1.5Tujuan Penelitian 8

1.6Manfaat Penelitian 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis 10

2.1.1 Belajar 10

2.1.2 Masalah dalam matematika 11

2.1.3 Pemecahan Masalah 13

2.1.3.1 Pengertian Pemecahan Masalah 13

2.1.3.2 Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika 15

2.1.3.3 Langkah-langkah Pemecahan Masalah 17

2.1.3.4 Alat Evaluasi Kemampuan Pemecahan Masalah 20

2.1.4 Model pembelajaran 20

2.1.5 Model Quantum Teaching 22

2.1.5.1 Pengertian Quantum Teaching 22

2.1.5.2 Asas Utama Quantum Teaching 23

2.1.5.3 Prinsip-Prinsip Quantum Teaching 24

2.1.5.4 Kerangka Pembelajaran Quantum Teaching 24 2.1.5.5 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran

Quantum Teaching 26

2.1.5.6 Penerapan Model Quantum Teaching 27

2.1.5.7 Hubungan Model Pembelajaran Quantum Teaching dengan

Pemecahan Masalah 28

2.2 Materi Ajar 28

2.2.1 Materi Pelajaran Aritmatika Sosial 28

2.2.1.1 Harga Pembelian, Harga Penjualan, Untung, Rugi 28 2.2.2 Melakukan Perhitungan Perdagangan yang Melibatkan Rabat,

Brutto, Netto, Tarra dan Bonus 29

2.2.2.1 Rabat atau Diskon 29

(7)

vii

2.2.2.3 Bunga Tabungan 30

2.3 Kerangka Konseptual 30

2.4 Hipotesis Tindakan 32

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian 33

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 33

3.3. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian 33

3.3.1. Subjek Penelitian 33

3.3.2. Objek Penelitian 33

3.4. Prosedur Penelitian 34

3.5. Alat Pengumpulan Data 40

3.5.1 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa 40

3.5.2 Observasi 41 3.5.3 Wawancara 41 3.5.4 Dokumentasi 41 3.6. Teknik Analisis Data 42

3.6.1 Analisis Hasil Tes 42

3.6.1.2 Analisis Hasil Observasi 43

3.6.1.3 Reduksi Data 44

3.6.1.4 Indikator Keberhasilan 45

3.7 Paparan Data 45

3.8 Penarikan Kesimpulan 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 47

4.1.1. Deskripsi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Awal 47

4.1.1.1. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Awal 47 4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I 48 4.1.2.1. Pelaksanaan Tindakan Kemampuan Pemecahan Masalah I 49 4.1.2.3. Analisis Data Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 51 4.1.2.4. Tahap Observasi I 53

4.1.2.5. Refleksi I 56

4.1.3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II 58 4.1.4. Pelaksanaan dan hasil penelitian pada siklus II 58 4.1.4.1. Permasalahan II 58 4.1.5. Tahap Pelaksanaan Tindakan 59 4.1.5.1. Analisis Data Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 60

4.1.5.2. Observasi II 61 4.1.5.3. Hasil Refleksi II 65

4.1.6. Temuan Penelitian 67 4.1.6.1 Pembahasan Hasil Tes Penelitian 68 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 72

5.2 Saran 73

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1.Ketuntasan Belajar Dan Konversi Kompetensi Pengetahuan,

Keterampilan Dan Sikap 38

Tabel 3.2 Tabel Kriteria Rata-Rata Penilaian Observasi 43 Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Tes Awal 48 Tabel 4.2 Deskripsi TKPM Matematika Siswa Siklus I 51 Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Observasi Guru Melaksanakan Pembelajaran

Pada Siklus I 54

Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Observasi Siswa Dalam Pelaksanaan

Pemebelajaran Pada Siklus I 55

Tabel 4.5 Deskripsi Perbandingan Hasil Tes KPM Awal Dan Hasil KPM I

Siklus I 57

Tabel 4.6 Deskripsi TKPM Matematika Siswa Siklus Ii 61 Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Observasi Guru Melaksanakan Pembelajaran

Pada Siklus II 63

Tabel 4.8 Deskripsi Hasil Observasi Siswa Dalam Pelaksanaan Pemebelajaran

Pada Siklus II 64

Tabel 4.9 Deskripsi TKPM Siswa Pada Tkpm Awal, TKPM I, TKPM II 65 Tabel 4.10 Deskripsi Peningkatan Hasil TKPM Siswa Siklus I Dan Hasil

TKPM Siswa Siklus II 66

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

(10)

xi

DAFTAR DIAGRAM

Halaman Diagram 4.1. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

Siklus I 52

Diagram 4.2. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

Siklus II 61

Diagram 4.3. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I) 76 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I) 81 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (Siklus II) 86 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV (Siklus II) 92 Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I(LAS I) (Siklus I) 98 Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa II(LAS II) (Siklus I) 104 Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa III(LAS III) (Siklus II) 110 Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa IV(LAS IV) (Siklus II) 116

Lampiran 9. Tabel Kisi-Kisi Awal 122

Lampiran 10.Tes Kemampuan Awal 123

Lampiran 11. Alternatif Pemecahan Masalah Dan Pedoman Penskoran

Tes Awal 124 Lampiran 12. Lembar Validasi Tes Awal 128 Lampiran 13. Tabel Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 134 Lampiran 14. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 135 Lampiran 15. Alternatif Pemecahan Masalah Dan Pedoman Penskoran

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 136 Lampiran 16. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 140 Lampiran 17. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah I Matematika 146 Lampiran 18. Tabel Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 148 Lampiran 19. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 149 Lampiran 20. Alternatif Pemecahan Masalah Dan Pedoman Penskoran

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 150 Lampiran 21. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 154 Lampiran 22. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

Matematika 160

Lampiran 23. Lembar Observasi Kegitan Guru 162

Lampiran 24. Lembar Observasi Kegiatan Siswa 166

Lampiran 25. Hasil Tes KPM Awal 170

Lampiran 26. Hasil Tes KPM I (Siklus I) 172

Lampiran 27. Hasil Tes KPM II (Siklus II) 174

Lampiran 28. Rekapitulasi Hasil Observasi Guru Proses Pemebelajaran

Pada Siklus I 176

Lampiran 29. Rekapitulasi Hasil Observasi Guru Proses Pemebelajaran

Pada Siklus II 177

Lampiran 30. Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Proses Pemebelajaran

Pada Siklus I 178

Lampiran 31. Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Proses Pemebelajaran

Pada Siklus II 179

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

pendidikan merupakan salah satu aspek yang memegang peranan dan tanggung jawab yang sangat penting untuk menjamin perubahan kelangsungan hidup suatu negara dan bangsa, dan menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu dan berkualitas yang dapat membangun dan memajukan negara sesuai dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan teknologi. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dan terus dilakukan. Namun, indikator kearah mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Salah satu cara untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia adalah dengan melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran, maka perlu diadakan upaya dalam perbaikan pembelajaran seiring dengan perkembangan zaman yang menuntut siswa untuk berwawasan luas.

Mata pelajaran matematika ada di setiap tingkatan sekolah, mulai dari tingkatan yang paling rendah TK (matematika awal seperti mengenal angka dan berhitung sederhana), SD, SMP maupun SMA dan SMK.

“Menurut Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009:31)

(13)

2

Menyadari pentingnya matematika, maka belajar matematika seharusnya menjadi kebutuhan dan kegiatan yang menyenangkan. Namun pada kenyataannya belajar matematika sering dianggap sesuatu yang menakutkan dan membosankan, hal ini terjadi karena selama ini belajar matematika hanya cederung menghitung angka yang seolah – olah tidak ada makna dan kaitannya dengan peningkatan kemampuan berpikir untuk memecahkan berbagai soal. Padahal dengan belajar matematika kita dilatih untuk senantiasa berpikir logis dan kritis dalam memecahkan permasalahan, serta dapat melatih kejujuran, ketekunan, dan keuletan.

Banyak manfaat yang akan diperoleh dari belajar matematika. Baik itu untuk kehidupan sehari-hari maupun untuk dasar ilmu-ilmu lainnya. Akan tetapi banyak pula siswa yang tidak suka pada pelajaran matematika. Banyak juga anak yang beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan.

Namun, pembelajaran terhadap Matematika bagi kebanyakan pelajar tidaklah mudah. Banyak kendala yang dihadapi seperti dalam hal ketelitian, visualisasi, kecepatan dan ketepatan dalam menghitung. Hambatan-hambatan ini menciptakan sugesti buruk terhadap Matematika sebagai pelajaran yang sulit dan juga menimbulkan rasa malas untuk mempelajarinya. Reaksi berantai ini terus berlanjut dan semakin memperkuat anggapan bahwa ‘Matematika adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan’.

Seperti yang diungkapkan Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009:253) bahwa alasan perlunya belajar matematika adalah sebagai berikut:

”Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.”

(14)

3

berpikir, bernalar, mengkomunikasikan gagasannya serta dapat mengembangkan aktivitas kreatif dalam memecahkan masalah. Ini menunjukkan bahwa matematika memiliki manfaat dalam mengembangkan kemampuan siswa sehingga perlu untuk dipelajari. Sejalan dengan hal itu, Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan alasan perlunya belajar matematika yaitu :

Matematika perlu diajarkan pada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) memerlukan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran ruangan; dan (6) memberi kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah. Namun pada kenyataannya, kualitas pendidikan matematika masih memprihatinkan dilihat dari rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa. Mutu akademik antarbangsa melalui Programme For International Student Assessment (PISA) 2003 menunjukkan bahwa peringkat matematika Indonesia berada di deretan 39 dari 41 negara. Sejauh ini, Indonesia masih belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah (dalam Kunandar, 2009:1).

Dari kenyataan tersebut secara jelas menyatakan bahwa kualitas pendidikan matematika masih rendah dan belum sesuai dengan yang diharapkan. Rendahnya prestasi belajar matematika di sekolah telah menjadi masalah nasional yang harus diperhatikan oleh berbagai kalangan. Untuk mengatasi rendahnya nilai matematika tersebut, para pendidik berusaha mengadakan perbaikan dan peningkatan disegala segi yang menyangkut pendidikan matematika. Sedangkan berdasarkan hasil belajar matematika, Lenner (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan bahwa :

“kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen, (1) konsep, (2) keterampilan, dan (3) pemecahan masalah”.

(15)

4

sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin.

Cooney (dalam Hudojo, 2005:130) mengatakan bahwa mengajarkan siswa untuk menyelesaikan masalah-masalah memungkinkan siswa itu menjadi lebih analitik di dalam mengambil keputusan didalam kehidupan. Namun hal tersebut dianggap bagian yang paling sulit dalam mempelajarinya maupun bagi guru dalam mengerjakannya. Suatu masalah biasanya memuat suatu situasi yang mendorong seseorang untuk menyelesaikannya, akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya.

Berdasarkan uraian di atas, maka pemecahan masalah merupakan suatu tujuan dalam pembelajaran matematika, suatu pendekatan pembelajaran matematika serta merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam matematika yang harus dimiliki oleh siswa. Selanjutnya kemampuan pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah daya berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah matematika pada suatu kegiatan yang mementingkan prosedur yang ditempuh siswa guna memperoleh solusi permasalahan yang mereka hadapi.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat dimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah harus dimiliki siswa untuk melatih agar siswa terbiasa menghadapi berbagai permasalahan, baik masalah dalam matematika, masalah dalam bidang studi lain ataupun masalah dalam kehidupan sehari-hari yang semakin kompleks. Oleh sebab itu, kemampuan siswa untuk memecahkan masalah matematis perlu terus dilatih sehingga ia dapat memecahkan masalah yang ia hadapi.

(16)

5

proses belajar yang akhirnya dapat menimbulkan motivasi yang tinggi kepada seseorang sehingga akan memberikan kepercayaan dirinya sendiri.

Quantum Teaching adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi - interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi ilmu yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain. Quantum Teaching mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang pembelajaran menyampaikan isi dan memudahkan proses belajar.

Menurut Deporter (2010:127) menyatakan bahwa :

Kerangka pembelajaran TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan) dalam model pembelajaran Quantum Teaching mencerminkan gaya mengajar progresif dan menjamin siswa menjadi tertarik, karena kerangka TANDUR memastikan bahwa mengalami pembelajaran, berlatih, menjadikan isi pelajaran nyata bagi diri mereka dan mencapai sukses.

Berdasarkan tes awal dari 35 siswa yang diperoleh hasil bahwa hanya 10 orang siswa (28,57%) yang mencapai ketuntasan belajar dengan kriteria nilai 2,66 atau tingkat kemampuan minimal B-, sedangkan 25 orang siswa lainnya (71,42%) belum mencapai ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata kelas 2,6 Berdasarkan data kesulitan siswa pada tes awal diketahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan tes awal adalah :

1. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami makna soal sehingga siswa tidak mampu menentukan apa yang diketahui dan apa yang akan ditanya dari soal yang diberikan.

2. Siswa mengalami kesulitan dalam memisalkan dan mengubah kalimat soal ke dalam kalimat matematika (membuat model)

(17)

6

4. Siswa mengalami kesulitan dalam menentukan konsep matematika yang akan digunakan dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

Dari hasil wawancara peneliti dengan ibu Posma, sebagai guru matematika SMP Harvard Medan mengatakan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang membutuhkan pemecahan masalah, jika soal yang diberikan sedikit bervariasi maka siswa sulit mengerjakannya. Hal ini disebabkan kurangnya kreativitas siswa untuk menyelesaikan soal serta cara belajar siswa yang kurang baik.

Banyaknya siswa yang tidak mampu menyelesaikan soal dikarenakan proses pembelajaran yang kurang bermakna sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan siswa memecahkan masalah. Dengan demikian, tugas guru bukan sekedar mengajarkan ilmu semata kepada siswa, tetapi membantu siswa belajar. Tekanan pembelajarannya harus pada aktivitas siswa untuk belajar, aktif secara mental maupun fisis.

Banyak manfaat yang akan diperoleh dari belajar matematika, Baik itu untuk kehidupan sehari-hari maupun untuk dasar ilmu-ilmu lainnya. Salah satu cara yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran.

Menurut Deporter (2010 : 37) model Quantum teaching hampir sama dengan sebuah simfoni. Jika Anda menonton sebuah simfoni, ada banyak unsur yang menjadi faktor pengalaman musik anda. Kita dapat membagi unsur- unsur tersebut menjadi dua kategori : konteks dan isi.

(18)

7

pengubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya. Dan Quantum Teaching juga menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul :“ Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan

Masalah Siswa Pada Materi Pokok Aritmatika Sosial di kelas VII SMP

HARVARD Medan T.A 2014/2015

1.2Identifikasi Masalah

1. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah.

2. Matematika merupakan bidang studi yang dianggap sulit oleh siswa kelas VII-1 SMP Harvard Medan.

3. Metode pengajaran yang digunakan oleh guru belum bervariatif sehingga menimbulkan kebosanan pada siswa.

4. Model Pembelajaran Quantum theaching dalam mata pelajaran matematika belum pernah diterapkan di kelas VII-1 SMP Harvard Medan.

1.3 Batasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi, maka peneliti memberikan batasan terhadap masalah pada penerapan model pembelajaran Quantum theaching untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi aritmatika sosial di kelas VII SMP Harvard Medan T.A 2014/2015.

1.4. Rumusan Masalah

(19)

8

penelitian ini apakah pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi aritmatika sosial dengan menerapkan model Quantum Teaching pada siswa kelas VII-1 SMP Harvard Medan T.A 2014/2015.

1.5. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi aritmatika sosial dengan menerapkan model Quantum Teaching pada siswa kelas VII-1 SMP Harvard Medan T.A 2014/2015.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi siswa

Sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada pelajaran matematika melalui model Quantum teaching.

2. Bagi guru

Sebagai bahan informasi mengenai model pembelajaran Quantum teaching.

3. Bagi pihak sekolah

(20)

9

4. Bagi peneliti

(21)

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

(22)

73

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1) Kepada guru matematika hendaknya mulai menerapkan model yang berpusat pada siswa, salah satunya penggunaan Quantum teaching sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

2) Kepada guru matematika diharapkan selalu mengadakan evaluasi dan refleksi pada akhir pembelajaran yang telah dilakukan dan lebih baik setiap akhir pertemuan dilakukan refleksi, sehingga kesulitan yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran baik yang dialami baik temuan oleh guru maupun siswa pada pembelajaran dapat diatasi dengan sesegera mungkin. Dan memberikan pekerjaan rumah untuk lebih mengasah kemampuan peserta didik.

3) Kepada siswa SMP Harvard Medan disarankan lebih berani dan aktif dalam menemukan sendiri konsep matematika dan berani untuk menanyakan hal-hal yang kurang dipahami kepada guru untuk menemukan konsep itu.

(23)

74

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009),PendidikanBagiAnakBerkesulitanBelajar, Rineka Cipta, Jakarta.

A.M., Sardiman, (2006), Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta.

Arifin, (2009) . Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: PT. Rosdakarya Offset Bandung

Arikunto, S., dkk., (2010), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

DePorter,Bobbi., Reardon, Mark., and Norie,Singer Sarah., (2010), Quantum TeachingOrchestrating Student Success, Terjemahan Ary Nilandari , Penerbit Mizan Pustaka, Bandung.

Djamarah, S.B., dan Aswin Zain, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Hudojo, H., (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika,Universitas Negeri Malang (UM PRESS), Malang.

Kunandar, (2009). . Guru Profesional. Jakarta: Raja Grafindo.

M.cholik adinawan dan Sugijono,(2013), Matematika Untuk SMP/MTs Kelas VII, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Napitupulu, N.S. 2013. Penerapan Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan kemampuan Pemecahan Masalah matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Aritmatika SosialDi Kelas VII SMP Swasta Hang-Tuah 1 Belawan Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi FMIPA Unimed

Purwanto, (2010), EVALUASI HASIL BELAJAR, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Sinaga, B, dkk. (2013). Matematika SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif

Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit RinekaCipta, Jakarta.

(24)

75

Sumarno, (2003). Model Pembelajaran Generatif. Jakarta : Rineka Cipta Suprijono, Agus., (2009), Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi

Paikem, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Gambar

Gambar 3.1. Alur Dalam Penelitian Tindakan Kelas
Tabel Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I  Lampiran 15. Alternatif Pemecahan Masalah Dan Pedoman Penskoran

Referensi

Dokumen terkait

Small nodule on the skin of head region was composed of whorled fatty tissue suggestrng as lipoma The nearest auricle lymph node showed interst~t~al collagen

Terima kasih kepada PT So Good Food Indonesia yang telah memfasilitasi kegiatan ini sehingga intervensi penyuluhan dan pendam- pingan peternak dalam rangka

Dari hasil survey terhadap sampel masing-masing 10 ha sawah diperoleh rata-rata hasil panen yang dikelola secara intensifikasi 12 ton dengan simpangan baku 2,5 ton

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tingkat Cemaran Mikroba daging babi landrace persilangan yang diberi penambahan sekam padi pada ransum mengandung limbah hotel

The result of the research indicates that there are seven services provided by International Student Service, such as: Welcoming and Orientation Service, Immigration and

PKK DAS Citarum 2 2  Pihak ini memiliki kepentingan terhadap keberlanjutan jasa lingkungan DAS namun pihak ini bukan merupakan prioritas dari tujuan mekanisme =>skor 2?.

Proyek akhir ini menghasilkan alat praktikum sistem plc-pneumatik, yang mempunyai prinsip kerja mengebor suatu benda kerja dengan 4 lubang dengan diameter bor 10 mm,

Melati Budi Srikandi, D0212069, KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PENDUDUK PENDATANG DENGAN PENDUDUK ASLI: Studi Kasus di Dusun Wanasari Kota Denpasar Provinsi Bali,