• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI POKOK ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK T.A 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI POKOK ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK T.A 2012/2013."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI POKOK ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK T.A 2012/2013

Oleh:

Desi Winna Hutajulu NIM. 408111038

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Dengan kerendahan hati penulis mengucap syukur ke hadirat Tuhan Yang

Maha Esa, karena atas bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penelitian

sampai penulisan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Kemampuan

Pemecahan Masalah Matematika Siswa dengan Model Pembelajaran Problem

Based Learning pada Materi Pokok Aritmatika Sosialdi Kelas VII SMP Negeri 1

Patumbak T.A 2012/12013”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada

Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si beserta seluruh Pembantu

Rektor sebagai pimpinan UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku

Dekan FMIPA UNIMED beserta Pembantu Dekan I, II, dan III di lingkungan

FMIPA UNIMED, Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Ketua Jurusan

Matematika, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Program Studi Jurusan

Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan

Matematika dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai

Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapkan

terima kasih kembali kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd sebagai Dosen

Pembimbing Skripsi dan kepada Ibu Drs. Nerli Khairani, M.Si sebagai Dosen

Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan dan

saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd,

Drs. W.L Sihombing, M.Pd dan Ibu Dr.Izwita Dewi,M.Pd, yang telah

memberikan masukan dan saran-saran yang bermanfaat kepada penulis sampai

selesainya penyusunan skripsi ini. Penghargaan juga disampaikan kepada Bapak

Drs. Zulkifli selaku Kepala SMP N 1 Patumbak, Ibu Rappita Siahaan,S.Pd dan

Bapak R. Manurung,S.Pd selaku guru Matematika serta staf Tata Usaha SMP

(4)

v

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada ayahanda S.Hutajulu,

Ibunda R. Situmorang (Alm), abang dan kakak penulis beserta seluruh sanak

keluarga yang sudah berdoa dan memberikan dorongan semangat dan dana

kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED.

Penulis juga mengucapkan terima kasih untuk doa dan dukungan dari

Frendy Sirait, teman-teman terbaikku, Christina EW Manalu, Ervides Samosir

dan teman-teman seangkatan 2008 terkhusus untuk kelas B – R. Terima kasih

buat semua teman-teman yang tidak mungkin disebutkan satu persatu karena

kalian semua memiliki andil yang sangat besar dalam hidupku.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini sederhana dan jauh dari

sempurna. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima saran dan

kritik. Semoga skripsi ini berguna bagi penulis maupun pihak yang memerlukan.

Medan, Januari 2013

Penulis

(5)

ii

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI POKOK ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK T.A 2012/2013

Desi Winna Hutajulu ( 408111038) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatkan aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning pada materi Aritmatika Sosial di SMP Negeri 1 Patumbak Tahun Ajaran 2012/2013.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-1 SMP Negeri 1 Patumbak yang berjumlah 35 orang. Objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning pada materi Aritmatika Sosial di kelas VII-1 SMP Negeri 1 Patumbak.

Alat yang digunakan untuk menggumpulkan data adalah tes dan lembar observasi. Tes yang diberikan adalah tes awal, tes kemampuan pemecahan masalah I, dan tes kemampuan pemecahan masalah II sedangkan observasi yang digunakan adalah observasi aktivitas siswa dan observasi aktivitas guru. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari tiga pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuannya 2 x 40 menit.

Pada siklus I dilakukan pembelajaran dengan model pembelajaran

Problem Based Learning. Hasil analisis data adalah (1) Rata-rata hasil observasi aktivitas siswa adalah 50,60% (kategori kurang aktif) dan secara klasikal terdapat 8 siswa (11,43%) yang memperoleh PAS ≥ 60% (2) Hasil rata-rata tes kemampuan pemecahan masalah adalah 58,07% (kategori kurang baik) dan secara klasikal terdapat 17 siswa (48,57%) siswa yang memperoleh nilai ≥ 65%. Karena rata-rata aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah siswa belum terselesaikan maka penelitian dilanjutkan ke siklus II.

Pada siklus II dilakukan pembelajaran dengan model pembelajaran

Problem Based Learning disertai upaya-upaya yang diperbaiki dari hasil refleksi pada siklus I dan hasil analisis data adalah (1) Rata-rata hasil observasi aktivitas siswa adalah 72,14% (kategori aktif) secara klasikal terdapat 31 siswa (88,57%) yang memperoleh PAS ≥ 60% (2) Hasil rata-rata tes kemampuan pemecahan masalah adalah 83,61% secara klasikal terdapat 31 siswa (86,11%) siswa yang memperoleh nilai ≥ 65%. Karena rata-rata aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah sudah terselesaikan maka pembelajaran hanya sampai siklus ini. Berdasarkan hasil tindakan I dan II, disimpulkan bahwa model pembelajaran

(6)
(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar xi

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 9

1.3 Batasan Masalah 9

1.4 Rumusan Masalah 9

1.5 Tujuan Penelitian 10

1.6 Manfaat penelitian 10

1.7 Definisi Operasional 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis 12

2.1.1 Pengertian Belajar 12

2.1.1 Pembelajaran Matematika Sekolah 13

2.1.3 Aktivitas Belajar 15

2.1.4 Masalah dalam Matematika 18

2.1.5 Pemecahan Masalah Matematika 21

2.1.6 Kemampuan Pemecahan Masalah 22

2.1.7 Model Pembelajaran Problem Based Learning 26

(8)

vii

2.1.7.1 Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran 31

Problem Based Learning

2.1. 8 Kajian Materi Aritmatika Sosial 32

2.2 Kerangka Konseptual 38

2.3 Kajian Penelitian yang Relevan 40

2.4 Hipotesis Tindakan 41

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 42

3.2 Subjek dan Objek Penelitian 42

3.2.1 Subjek Penelitian 42

3.2.2 Objek Penelitian 42

3.3 Jenis Penelitian 42

3.4 Prosedur Penelitian 43

3.5 Instrumen Pengumpulan Data 47

3.5.1 Tes 47

3.5.2 Observasi 49

3.6 Teknik Analisis Data 49

3.6.1 Reduksi Data 49

3.6.2 Interpretasi Data 49

3.6.3 Paparan Data 56

3.6.4 Simpulan Data 56

3.7 Indikator Keberhasilan Penelitian 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian Siklus I 58

4.1.1 Permasalahan I 58

4.1.2 Perencanaan Tindakan I 59

(9)

viii

4.1.4 Observasi I 61

4.1.5 Analisis Data I 62

4.1.5.1 Analisis Data Hasil observasi Aktivitas Guru I 62

4.1.5.2 Analisis Data Hasil observasi Aktivitas Siswa I 63

4.1.5.3 Analisis Data Tes Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah I 66

4.1.6 Refleksi I 69

4.2 Hasil Penelitian Siklus II 70

4.2.1 Permasalahan II 70

4.2.2 Perencanaan Tindakan II 70

4.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 71

4.2.4 Observasi II 73

4.2.5 Analisis Data II 74

4.2.5.1 Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Guru II 74

4.2.5.2 Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa II 75

4.2.5.3 Analisis Data Tes Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah II 78

4.2.6 Refleksi II 80

4.3 Deskripsi Peningkatan Aktivitas Belajar dan Kemampuan 81

Pemecahan Masalah Siswa

4.3.1 Deskripsi Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa 81

4.3.2 Deskripsi dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 84

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 90

5.2 Saran 91

(10)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sintaks model pembelajaran 29

Problem Based Learning

Tabel. 3.1 Pedoman penskoran aktivitas guru 50

mengelolah pembelajaran

Tabel 3.2 Kriteria penilaian observasi guru 52

Tabel 3.3 Pedoman penskoran observasi aktivitas belajar siswa 53

Tabel 3.4 Pedoman penskoran pemecahan masalah matematika 55

Tabel 3.5 Kemampuan siswa dalam pemecahan masalah 56

Tabel 4.1 Deskripsi kemampuan pemecahan masalah siswa pada 58

tes diagnostik

Tabel 4.2 Deskripsi observasi aktivitas guru mengelolah 63

pembelajaran siklus I

Tabel 4.3 Deskripsi observasi aktivitas siswa siklus I 64

Tabel 4.4 Rekapitulasi hasil observasi aktivitas siswa siklus I 65

Tabel 4.5 Deskriptif tingkat penguasaan siswa pada tes 67

kemampuan pemecahan masalah I

Tabel 4. 6 Deskripsi tingkat penguasaan siswa pada siklus I 68

Tabel 4.7 Deskripsi observasi aktivitas guru mengelolah 74

pembelajaran siklus II

Tabel 4.8 Deskripsi hasil observasi aktivitas siswa siklus II 75

Tabel 4.9 Rekapitulasi hasil observasi aktivitas siswa siklus II 77

Tabel 4.10 Deskripsi kemampuan pemecahan masalah siswa pada 78

siklus II

Tabel 4.11 Deskripsi tingkat penguasaan siswa pada tes 80

kemampuan pemecaahan masalah II

Tabel 4.12 Perbandingan aktivitas siswa siklus I dan aktivitas siklus II 81

Tabel 4.13 Perbandingan nilai siklus I dan siklus II 84

Tabel 4.14 Perbandingan rata-rata tahapan pemecahan masalah siklus I 86

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Jawaban siswa 1 5

Gambar 1.2 Jawaban siswa 2 6

Gambar 1.3 Jawaban siswa 3 6

Gambar 3.1 Alur pelaksanaan penelitian tindakan kelas 43

Gambar 4.1 Diagram rata-rata aktivitas siswa 83

Gambar 4.2 Diagaram persentase jumlah siswa yang memiliki 83

PAS ≥ 60%

Gambar 4.3 Diagram nilai rata-rata tes kemampuan 85

pemecahan masalah

Gambar 4.4 Diagaram persentase jumlah siswa yang memiliki tes 86

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I Siklus I 94

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II Siklus I 104

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) III Siklus II 114

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IV Siklus II 122

Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa I Siklus I 131

Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa II Siklus I 136

Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa III Siklus II 140

Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa IV Siklus II 144

Lampiran 9 Pedoman Penskoran Pemecahan Masalah Matematika 148

Lampiran 10 Kisi- Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 149

Matematika (TKPM) I

Lampiran 11. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah (TPKM) I 150

Lampiran 12. Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan 152

Masalah (TPKM) I

Lampiran 13 Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 156

Lampiran 14 Kisi- Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 162

Matematika (TKPM) II

Lampiran 15 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah (TPKM) II 163

Lampiran 16 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan 165

Masalah (TPKM) I

Lampiran 17 Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 168

Lampiran 18 Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa 174

Lampiran 19 Lembar Observasi Aktivitas Guru Mengelola 178

Pembelajaran Siklus I

Lampiran 20 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 180

Lampiran 21 Lembar Observasi Aktivitas Guru Mengelola 184

Pembelajaran Siklus II

(13)

xii

Lampiran 23 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 192

Berdasarkan Langkah- Langkah Pemecahan Masalah

Lampiran 24 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 193

Berdasarkan Langkah- Langkah Pemecahan Masalah

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Oleh sebab itu, matematika dijadikan

salah satu ilmu dasar yang sangat penting diajarkan di setiap jenjang pendidikan.

Dalam pembelajaran matematika dituntut untuk berpikir logis, sistematis, kritis,

dan teliti untuk mengolah informasi, atau memecahkan suatu masalah sehingga

berguna dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai bahasa atau sebagai

pengembangan sains dan teknologi. Seperti dikemukan Cornelius (dalam

Abdurrahman, 2003:253) bahwa :

“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.

Selanjutnya Hudojo (1988:3) juga mengatakan bahwa :

“Matematika berfungsi mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Merupakan pengetahuan yang esensial sebagai dasar untuk bekerja seumur hidup dalam abad globalisasi. Karena itu tingkat penguasaan matematika pada tingkat tertentu diperlukan bagi semua siswa agar kelak dalam hidupnya mendapat pekerjaan yang baik”.

Berdasarkan kutipan di atas disimpulkan bahwa matematika akan

menuntun seseorang untuk berpikir logis, teliti dan penuh perhitungan yang

nantinya akan bermanfaat dalam memecahkan masalah dalam kehidupan

sehari-hari. Maka dari itu, tidak diragukan lagi bahwa setiap anak didik harus mendapat

pelajaran matematika di sekolah. Jadi, penting bagi kita terutama siswa untuk

menyadari manfaat matematika sebagai subjek yang sangat penting dalam

peradaban manusia, terutama dalam sistem pendidikan di seluruh dunia. Hal ini

terlihat dari matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa

(15)

2

Oleh karena itu, kualitas pendidikan matematika di Indonesia hendaknya

ditingkatkan seiring dengan perkembangan zaman. Dan berbicara masalah

peningkatan kualitas pendidikan tidak lepas dari upaya peningkatan kualitas

proses dan hasil pembelajaran. Karena pada kenyataannya sampai saat ini kualitas

pendidikan di Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan Negara

lain, terutama pada bidang studi matematika. Hal tersebut ditunjukkan dari

beberapa fakta, seperti Hasil Programme for Internasional Student Assessment

(PISA) 2009, kualitas pendidikan Indonesia berada pada peringkat 61 dari 65

negara untuk bidang matematika, dan juga peringkat 60 dari 65 negara untuk

bidang Sains. Ini menujukkan bahwa pengajaran matematika yang sekarang

belum mampu mengangkat kualitas pendidikan Indonesia terutama pada bidang

matematika. Senada dengan keterangan di atas, Saripudin (dalam

(http://www.tubasmedi.com.2011) mengemukakan bahwa:

“Analisa mendalam terhadap Ujian Nasional (UN) 2011 matematika menjadi mata pelajaran tersulit, disusul Bahasa Indonesia, kemudian Bahasa Inggris. Sebanyak 2.391 siswa atau 51,44 persen dinyatakan tidak lulus matematika. Sementara 1.780 siswa atau 38,43 persen tidak lulus Bahasa Indonesia. Dan sebanyak 152 siswa atau 3,27 persen tak lulus Bahasa Inggris.

Rendahnya kualitas pendidikan khususnya dibidang matematika

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya, pelajaran matematika disajikan

dalam bentuk yang kurang menarik dan terkesan sulit untuk dipelajari sehingga

banyak siswa yang tidak merespon pelajaran dan merasa bosan. Abdurrahman

(2003:252) mengemukakan bahwa: “Dari bidang studi yang diajarkan di sekolah,

matematika merupakan bidang studi yang dianggap sulit oleh para siswa baik

yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih yang berkesulitan belajar”.

Kesulitan terletak pada sulitnya siswa menyelesaikan soal cerita

matematika serta kurangnya petunjuk langkah-langkah yang harus ditempuh

dalam membuat kalimat matematika. Abdurarahman (2003 : 257) mengemukakan

bahwa “Dalam menyelesaikan soal-soal cerita banyak anak yang mengalami

banyak kesulitan. Kesulitan tersebut tampak terkait dengan pengajaran yang

(16)

3

petunjuk tentang langkah-langkah yang harus ditempuh”. Kesulitan belajar

matematika mengakibatkan kemampuan pemecahan masalah siswa rendah. Siswa

cenderung menghafalkan konsep-konsep matematika dan hanya mencatat,

meskipun mereka tidak memahami apa yang mereka hapal dan catat sehingga

sewaktu siswa diberikan masalah matematika mereka tidak mengerti bagaimana

cara untuk menyelesaikannya dengan konsep yang telah mereka hafal.

Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

disebabkan oleh metode pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Seperti

model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi dan cenderung monoton

yang melibatkan siswa pasif dan tidak termotivasi. Sehingga siswa merasa jenuh

dan bosan yang menyebabkan pencapaian kemampuan dan hasil belajar tidak

optimal. Oleh karean itu, guru harus dituntut untuk menciptakan dan menerapkan

suatu strategi dalam pembelajaran yang mampu membangkitkan aktivitas siswa

dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

memecahkan masalah.

Pemecahan masalah meminta siswa untuk mengenal dan merumuskan

masalah, menetapkan kecukupan dan kekonsistenan data, menggunakan

strategi-strategi, data, model dan matematika yang relevan, menggunakan penalaran dalam

seting baru, menilai kebenaran dan kelayakan jawaban. Situasi pemecahan

masalah meminta siswa untuk mengaitkan semua pengetahuan matematik mereka

tentang konsep, prosedur, penalaran dan ketrampilan representasi/komunikasi.

Proses pembelajaran di kelas yang mengkondisikan siswa untuk belajar

memecahkan dan menemukan kembali ini akan membuat para siswa terbiasa

melakukan penyelidikan dan menemukan sesuatu. Dengan kegiatan seperti ini,

diharapkan para siswa akan dapat memahami konsep, rumus, prinsip, dan

teori-teori matematika sambil belajar memecahkan masalah. Intinya, suatu rumus,

konsep, atau prinsip dalam matematika, seyogianya ditemukan kembali oleh para

siswa di bawah bimbingan guru.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika

siswa, hendaknya guru berusaha melatih dan membiasakan siswa melakukan

(17)

4

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dibutuhkan peran aktif

siswa. Cara belajar aktif merupakan cara belajar yang dituntut dari siswa agar

mereka dapat meningkatkan prestasi belajar. Oleh karena itu perlu diusahkan

suatu pendekatan pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam proses belajar

mengajar. Seperti yang dikemukan Sadirman (2009:97) “dalam belajar sangat

diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin

berlangsung dengan baik”. Namun, pada kenyataannya masih banyak guru yang

tidak memberi ruang kepada siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Guru

sebagai pusat dalam pembelajaran sementara siswa hanya melakukan sesuai

dengan yang dipikirkan oleh guru. Siswa hanya bersifat pasif, hanya mengikuti

langkah-langkah penyelesaian soal yang mirip dengan soal yang dikerjakan guru,

dan apabila soal diganti dengan yang lain maka siswa akan kebingungan

mengerjakannya.

Piaget (dalam Dimyati dan Mudjiono,2009:13) berpendapat bahwa:

“pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi

terus-menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan

adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang”.

Ini berarti bahwa dalam belajar dibutuhkan aktivitas secara sadar oleh individu

sebab belajar berarti melakukan perubahan pengetahuan untuk mencapai tujuan.

Perubahan pengetahuan merupakan hasil interaksi dari aktivitas belajar dalam

bentuk reaksi terhadap kondisi lingkungan belajar. Bila kondisi lingkungan belajar

kondusif maka respon yang akan diberikan siswa akan menunjukan bahwa

kegiatan belajar mengajar lebih efektif.

Rohani (2004:7) mengemukan bahwa: “pada sekolah yang bercorak

klasik, gurulah yang aktif, yang melakukan segala sesuatu untuk peserta didik.

Peserta didik pasif, menekan apa yang diberikan dan telah dipikirkan oleh guru”.

Banyak fakta menunjukkan pada saat pembelajaran berlangsung sebagian besar

siswa kurang antusias menerimanya, siswa lebih bersifat pasif, enggan, takut atau

malu untuk mengemukakan pendapatnya. Kondisi aktivitas siswa yang rendah

(18)

5

dilakukan pada 15 Maret 2012, jika ditinjau dari cara belajar yang dilakukan oleh

siswa, diketahui bahwa dari 37 jumlah siswa tidak ada siswa yang memberikan

tanggapan terhadap materi yang dipelajari guru yang aktif dalam pembelajaran.

Jika guru memberikan pertanyaan hanya 2 orang saja yang aktif dalam menjawab

pertanyaan yang diberikan oleh guru. Tidak jarang pula aktivitas yang terjadi

terkesan dipaksakan misalnya siswa baru menjawab pertanyaan gurunya bila

sudah mendapat perintah dan ditunjuk oleh gurunya. Tidak ada siswa yang berani

bertanya kepada guru tentang hal yang kurang dipahaminya. Peneliti juga

menemukan beberapa fakta, terdapat kendala kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa yang ditemukan peneliti dari jawaban siswa pada materi pokok

aritmatika sosial. Sebelumnya peneliti memberikan soal yaitu:

Budi membeli sepeda seharga Rp200.000,00, kemudian dijual kepada Amir

dengan harga Rp240.000,00, berapakah persentase untung yang diperoleh Budi?

Dari jawabn yang diberikan siswa diperoleh:

(1)Siswa tidak dapat memahami soal sehinga siswa tidak dapat menentukan

apa yang diketahui dan ditanya pada soal.

Gambar 1.1 Jawaban siswa 1

(2)Siswa tidak dapat memilih konsep yang benar untuk menyelesaikan

(19)

6

Gambar 1.2 Jawaban siswa 2

(3) Siswa tidak melaksanakan pemecahan masalah dengan baik

Gambar 1.3 Jawaban siswa 3

Dari keseluruhan jawaban siswa peneliti menemukan kendala pada

kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Patumbak yang

berjumlah 37 siswa yang diberi tes tentang materi pokok aritmatika sosial yaitu:

48,6% (18 siswa) menulis yang diketahui dan ditanya pada soal dengan benar ,

48,6% (18 siswa) menulis rumus yang relevan dengan soal dengan lengkap,

16,2% (6 siswa) yang menggunakan langkah-langkah penyelesaian dan memiliki

solusi yang benar, dan 97,3% (36 siswa) tidak ada pemeriksaan kembali terhadap

jawabannya. Selain itu, dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan Bapak

R.Manurung,S.Pd salah satu guru matematika kelas VII SMP Negeri 1 Patumbak,

diketahui bahwa siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita yang

menggambarkan masalah yang berhubungan dengan aritmatika sosial dan banyak

siswa yang bermain dan tidak serius ketika guru menerapkan metode diskusi.

Hanya beberapa orang siswa saja yang aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan

(20)

7

masalah matematika siswa di kelas VII SMP Negeri 1 Patumbak pada materi

pokok aritmatika sosial masih rendah dan diperlukan suatu tindakan untuk

mengatasi masalah tersebut.

Menyadari hal tersebut diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan

pemahaman siswa terhadap konsep matematika yang sejalan juga dalam

peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika dalam

kehidupan sehari-hari dan meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran

matematika khususnya materi pokok aritmatika sosial. Model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) dapat dijadikan alternative yang diharapkan

mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam arti siswa harus aktif,

saling berinteraksi dengan teman-temannya, saling tukar informasi, dan

memecahkan masalah sehingga tidak ada siswa yang pasif dalam menyelesaikan

masalah pelajaran, yang ada adalah untuk menuntaskan materi belajarnya.

Sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

dan aktivitas siswa. Dalam prosesnya PBL dilaksanakan sistematis dan adanya

interaksi seperti yang dikemukan Howard (dalam Amir 2009:21) :

Problem Based Learning adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah yang siswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari”.

Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berdasarkan masalah

merupakan salah satu model pembelajaran yang dimulai dengan pemberian

masalah kepada siswa. Ciri-ciri pembelajaran masalah adalah melibatkan masalah

yang memiliki konteks dengan dunia nyata, memampukan siswa terampil

memecahkan masalah, mengembangkan materi pengetahuan melalui bimbingan

dan penyediaan sumber belajar. Model ini dilakukan secara berkelompok untuk

merumuskan masalah dan memecahkan masalah. Seperti yang dikemukan Arends

(21)

8

paling sering secara berpasangan atau dalam bentuk kelompok-kelompok kecil”.

Sementara guru lebih banyak menfasilitasi dibanding memberikan materi.

Dalam pembelajaran matematika di SMP, materi pokok aritmatika sosial

merupakan materi yang sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Model

Pembelajaran PBL yang memberikan masalah yang dekat dengan dunia siswa

sangat cocok untuk materi aritmatika sosial ini karena simulasi transaksi jual beli

dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Dalam penelitian ini akan diberikan

kepada siswa masalah-masalah tentang proses jual – beli, bagaimana memperoleh

keuntungan/laba dan kerugian dari proses jual–beli tersebut, bagaimana

menentukan bunga pada bank dan menentukan besarnya pajak yang harus

dibayar seseorang sehingga menjadi pengalaman tersendiri bagi siswa. Soal-soal

yang sering ditemui pada aritmatika sosial juga merupakan soal cerita yang dapat

melatih kemampuan pemecahan masalah pada siswa.

Dalam proses memecahkan masalah, siswa dituntut untuk aktif dalam

kegiatan pembelajaran untuk memecahkan masalah yang disediakan oleh guru.

Siswa harus mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir sesuai dengan

langkah-langkah yang ada pemecahan masalah agar dapat memecahkan soal yang

diberikan. Akibatnya mau tidak mau siswa harus ikut andil didalamya dan turut

serta aktif . Secara tidak langsung selama siswa melaksanakan kegiatan

pembelajaran untuk mencari pemecahan masalah, siswa telah belajar matematika

dengan baik dan memahami materi pelajaran yang dikerjakannya dan akhirnya

siswa berhasil mencari pemecahan dari masalah yang disediakan. Setelah siswa

berhasil mencari pemecahan masalahnya siswa akan merasa senang karena

merasa bahwa mereka dapat mengikuti pelajaran matematika dengan baik dan

dapat memotivasi mereka untuk selalu turut aktif dalam pembelajaran

matematika.

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk

(22)

9

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah sebagi berikut :

1. Mutu pendidikan matematika di Indonesia masih rendah.

2. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada umumnya masih

rendah.

3. Model mengajar yang digunakan oleh pengajar kurang melibatkan siswa

sehingga aktivitas siswa terbatas dalam mempelajari matematika pada

materi pokok aritmatika sosial.

4. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di kelas VII SMP

Negeri 1 Patumbak pada materi aritmatika sosial masih rendah.

1.3 Batasan Masalah Penelitian

Untuk lebih mengarahkan penelitian yang dilakukan sehingga terfokus

dan spesifik akan lebih baik jika dilakukan pembatasan masalah. Penelitian

yang dilakukan dibatasi pada meningkatkan aktivitas dan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa melalui model pembelajaran Problem

Based Learning pada materi pokok aritmatika Sosial di kelas VII SMP Negeri

1 Patumbak Tahun Ajaran 2012/2013.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka

yang menjadi rumusan masalah adalah:

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran Problem Based Learning

dapat meningkatkan aktivitas siswa pada materi pokok aritmatika

sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Patumbak tahun ajaran 2012/2013?

2. Bagaimana penerapan model pembelajaran Problem Based Learning

dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada materi

pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Patumbak tahun

(23)

10

1.5 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

tujuan yang di capai pada penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas siswa pada

materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Patumbak

tahun ajaran 2012/2013.

2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII

SMP Negeri 1 Patumbak tahun ajaran 2012/2013.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dan masukan yang berarti terhadap peningkatan kualitas

pendidikan, terutama:

1. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model

pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada materi pokok aritmatika

sosial.

2. Diharapkan melalui model pembelajaran Problem Based Learning siswa

dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika

khususnya pada materi pokok aritmatika social.

3. Bagi peneliti: sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan

pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah

dalam menjalankan tugas pengajar sebagai calon pengajar di masa yang

akan datang.

4. Bagi sekolah: sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka

(24)

11

5. Bahan perbandingan bagi peneliti lain, yang membahas dan memilih

permasalahan yang sama.

1.7 Definisi Operasional

Beberapa penjelasan istilah yang berhubungan dengan penelitian yang

akan dilakukan pada saat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Aktivitas belajar siswa adalah segala bentuk kegiatan belajar yang

dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa adalah

kemampuan yang dimiliki siswa dalam menyelesaikan masalah yang

diberikan.

3. Model pembelajaran Problem Based Learning adalah salah satu

model pembelajaran yang dapat memberikan kondisi belajar aktif

kepada siswa dan melibatkan siswa untuk memecahkan masalah,

(25)

90

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pada siklus I dilaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah model

pembelajaran Problem Based Learning pada materi aritmatika sosial di kelas

VII SMP Negeri 1 Patumbak. Dari data hasil observasi diperoleh rata-rata

aktivitas siswa 50,60% (kategori kurang aktif) dan siswa yang memperoleh

PAS ≥ 60% ada 8 siswa (22,86%) secara klasikal aktivitas siswa tergolong

kurang aktif. Pada siklus II dilakukan pembelajaran sesuai langkah-langkah

model pembelajaran Problem Based Learning dengan pembagian waktu yang

lebih efektif, memperbanyak sesi tanya-jawab, dan menghampiri siswa yang

kurang aktif dalam diskusi. Dari hasil observasi diperoleh rata-rata aktivitas

siswa 72,14% (kategori aktif) dan jumlah siswa yang memperoleh PAS ≥

60% ada 31 siswa (88,57%) secara klasikal aktivitas siswa tergolong aktif.

2. Pada siklus I dilaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah model

pembelajaran Problem Based Learning pada materi aritmatika sosial di kelas

VII SMP Negeri 1 Patumbak. Dari data hasil tes kemampuan pemecahan

masalah siswa pada siklus I nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa adalah

58,07% dan jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 65% (tuntas) adalah 17

siswa (48,57%) secara klasikal kemampuan pemecahan masalah belum tuntas.

Pada siklus II dilakukan pembelajaran sesuai langkah-langkah model

pembelajaran Problem Based Learning dengan lebih dulu menjelaskan

langkah-langkah pemecahan masalah dengan media charta. Dari hasil tes nilai

rata-rata kelas yang diperoleh siswa adalah 83,61% dan jumlah siswa yang

memperoleh nilai ≥ 65% (tuntas) adalah 31 siswa (86,11%) secara klasikal

kemampuan pemecahan masalah telah tuntas. Dari empat tahap-tahap

pemecahan masalah yang diukur peningkatan kemampuan pemecahan

masalah yang paling besar terjadi pada tahap perencanaan strategi

(26)

91

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini. yaitu:

1. Kepada siswa SMP Negeri 1 Patumbak hendaknya berlatih lagi dalam

menyelesaikan soal-soal dan berperan aktif dalam pembelajaran dan lebih

berani dalam menyampaikan pendapat atau ide-ide..

2. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Problem Based Learning hendaknya guru lebih dulu

menjelaskan langkah-langkah pemecahan masalah, menggunakan waktu

secara efektif, memperbanyak sesi tanya jawab dan menghampiri siswa

yang kurang aktif dalam diskusi.

3. Kepada Kepala SMP Negeri 1 Patumbak agar dapat mengkoordinasikan

guru-guru untuk menerpakan model pembelajaran yang relevan dan

inovatif untuk meningkatkan aktivitas dan kemampuan pemecahan

masalah siswa. Salah satunya model pembelajaran Problem Based

Learning.

4. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat

dijadikan pertimbangan untuk selanjutnya menerapkan pembelajaran

dengan model pembelajaran Problem Based Learning pada materi

aritmatika sosial ataupun materi lain yang dapat dikembangkan untuk

(27)

92

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.

Amir, M Taufiq., (2009), Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Arends,Richard., (2008)., Learning To Teach Belajar Untuk Mengajar, Penerbit Pusaka Pelajar, Yogjakarta.

Djamarah,Syaiful., (2011), Psikologi Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), BukuPedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed.

Girsang,M., (2005), Analisis Kesulitan Siswa dalam Memahami Pokok Bahasan Volume Bangun Ruang di Kelas V SD Free Methodist T.A 2004/2005, skripsi, FMIPA Unimed, Medan.

Gulo,W., (2002), Strategi Belajar Mengajar,Penerbit PT Grasindo, Jakarta

Hudojo, H., (1988), Belajar Mengajar Matematika, Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan LPTK, Jakarta.

Hasugian, Turian., (2009) Penerapan Pendekatan Kontekstual Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMA, Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.

Kunandar. (2008), Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Penerbit PT RajaGrafindo, Jakarta

(28)

93

Rohani, Ahmad., (2004), Pengelolaan Pengajaran, Penerbit PT Rineka Cipta,

Jakarta.

Sadirman.,A.M., (2010), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.

Saripudin., (2011), http://www.tubasmedia.com/ (accessed 22 Juni 2012)

Siantar,(2003), Penerapan strategi pembelajaran TTW (Think Talk Write) dengan Menggunakan LAS Untuk Meningkatkan aktivitas dan Hasil belajar siswa pada Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat di Kelas X-1 SMA Swasta HKBP Sidorame tahun Ajaran 2010/2011, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Sidabarida, Linda., (2010), Penerapan Model pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa pada Pokok Bahasan Lingkaran di Kelas VIII SMP Negeri 10 Pematang Siantar T.A 2009/2010, Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.

Slameto. (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjan, Nana.,(1989), Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sumardyono ., (2012), http:/P4tkmatematika.org/file/ promblensolving/Tahapan memecahkan Masalah.pdf) (accessed 07 Mei 2012)

Sumarmo,U., Dedy, E., Rahmat., (1994). Suatu Alternatif Pengajaran untuk MeningkatkanPemecahan Masalah Matematika pada Guru dan Siswa SMA. Laporan Hasil Penelitian, FPMIPA, IKIP Bandung.

Tim Instruktur UNIMED., (2012), Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru, UNIMED, Medan.

Trianto., (200), Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktif, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.

Gambar

Gambar 1.1  Jawaban siswa 1
Gambar 1.1 Jawaban siswa 1
Gambar 1.2 Jawaban siswa 2

Referensi

Dokumen terkait

Konsentrasi nitrat di

Komputer server pada kasus ini juga bertindak sebagai penggerak dan pemutar kamera dalam aplikasi, sedangkan komputer client hanya digunakan untuk menerima data posisi dan

Wahid Udin Serasan

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan November 2010 di RT 08 Pedukuhan IX Ngestiharjo Kasihan Bantul terhadap 10 orang ibu yang menghadapi menopause dengan usia

dari shuhuf, bentuk plural dari kata shahîfah yang berarti ‘surat kabar’), dan al-Kitâb (Buku), sebagai dua media komunikasi dalam proses komunikasi massa yang

kualifikasi terhadap hasil evaluasi penawaran yang telah Saudara-saudara

Setelah pemberian aquades dan larutan KCNS 10 % terlihat perubahan warna pada masing – masing tabung reaksi, pada tabung reaksi dengan volume NH4Fe(SO4)2 1 ml warna

Laporan Kinerja Universitas Andalas Tahun 2016 46.. 1) Jumlah Kerjasama dengan Lembaga Internasional yang aktif pada tahun berjalan. Adalah kerjasama yang dilakukan