• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rahmy Ardani Lampiran 1 Manual Terintegrasi untuk UKM Faza Grup

KEBIJAKAN HALAL FAZA GRUP

”Usaha kecilberkomitmentinggimenghasilkanproduk halal yang aman

dikonsumsi dan

memenuhikonsistensidalampenggunaandanpengadaanbahanbaku,sertakonsiste nsidalam proses produksi halal dan amansesuaipersyaratansertifikasi halal HAS 23000 LPPOM MUI serta Pedoman Penerapan Cara Produksi Makanan yang Baik. Kami akanmencapainyadenganmembentuktimmanajemen halal danmelaksanakandengansungguh-sungguhproseduroperasional yang telah

disepakati.”

Jakarta, 2014

Beberapakedudukanketetapanhukumdalam Islam antara lain:

a. Al Qur’an : hukumnya bersifat tetap, dan sebagiannya masih bersifat umum

sehingga memerlukan penjelasan lebih lanjut.

b. Al Hadits : merupakan penjabaran aplikatif dari kaidah-kaidah Qur’aniyyah yang bersifat tetap, sekaligus juga penjelasan lebih lanjut terhadap kaidah-kaidah yang bersifat umum.

c. Fatwa : merupakan keputusan hukum agama yang dibuat dengan ijtihad (ulama) atas hal-hal yang tidak terdapat di dalam Al Qur’an maupun Al

Hadits, berdasarkan pada kaidah-kaidah pengambilan dan penentuan hukum

seperti halnya metode qiyas atau ijma’.

Halal dan Haram dijelaskandalam Al Qur’ansepertiberikutini :

a. Al Baqarah 168 : “Hai sekalian umat manusia, makanlah dari apa yang

ada di bumi ini yang halal dan baik. Dan janganlah kalian ikuti

langkah-langkah syetan, sesungguhnya ia adalah musuh yang nyata bagi kalian.”

b. Al Baqarah 172-173: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah diantara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepada kalian dan bersyukurlah keada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kalian menyembah. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagi kalian bangkai, darah, daging babi dan binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barang siapa dalam keadaan terpaksa, sedangkan ia tidak berkehendak dan tidak melampaui batas, maka tidaklah berdosa. Sesungguhnya Allah Maha

Pengampun lagi Maha Pengasih.”

c. Al Anam 145 : ”Katakanlah, saya tidak mendapat apa yang diwahyukan kepada Ku sesuatu yang diharamkan bagi yang memakannya, kecuali bangkai, darah yang tercurah, daging babi karena ia kotor atau binatang yang disembelih dengan atas nama selain Allah. Barangsiapa dalam keadaan terpaksa sedangkan ia tidak menginginkannya dan tidak melampaui batas, maka tidaklah berdosa. Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha

Pengasih.”

d. Al Maidah 3 : ”Diharamkan bagi kalian bangkai, darah, daging babi,

hewan yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang kalian sempat menyembelihnya. Dan diharamkan pula bagi kalian binatang

yang disembelih di sisi berhala.”

e. Al Maidah 90-91 : ”Wahai orang-orang yang beriman sesungguhnya meminum khamr, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan kejitermasuk perbuatan syetan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kalian mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syetan itu hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kalian lantaran meminum khamr dan berjudi dan menghalangi kalian dari mengingat Allah dan sholat, maka apakah kalian berhenti dari

mengerjakan pekerjaan itu.”

f. Al Maidah 96 : ”Dihalalkan untuk kalian binatang buruan laut dan

g. Al A’raf 157 : ”Dia menghalalkan kepada mereka segala yang baik dan

mengharamkan kepada mereka segala yang kotor.

Tim Manajemen Halal Struktur Tim Manajemen Halal

Persyaratan Tim Manajemen Halal

Persyaratantim manajemen halal adalah sebagai berikut: a. Merupakan pengelola Usaha kecil.

b. Berada dalam lingkup manajemen halal.

c. Berasal dari bagian yang terlibat dalam proses produksi secara umum. d. Memahami titik kritis produk, ditinjau dari bahan maupun proses

produksi secara keseluruhan.

e. Diangkat melalui surat penunjukan manajemen puncak dan diberi kewenangan penuh untuk melakukan tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan SJH sesuai dengan aturan yang ditetapkan LPPOM MUI. f. Melaksanakan proses audit internal di Usaha kecil dan membuat laporan

ke LPPOM MUI mengenai pelaksanaan audit internal halal.

Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Tim Manajemen Halal

Tugas, tanggung jawab, dan wewenang tim manajemen halal adalah sebagai berikut:

a. Menyusun sistem jaminan halal yang terintegrasi dengan sistem keamanan pangan di internal Usaha kecil.

b. Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem jaminan halal dan sistem keamanan pangan di Usaha kecil.

c. Membuat laporan pelaksanaan sistem jaminan halal yang terintegrasi dengan sistem keamanan pangan di Usaha kecil.

d. Merumuskan kebijakan Usaha kecil yang berkaitan dengan kehalalan dan keamanan produk yang dihasilkan.

e. Memberikan dukungan penuh bagi pelaksanaan sistem jaminan halal yang terintegrasi dengan sistem keamanan pangan di Usaha kecil.

Manajemen Puncak

Pembelian Research and

Development Produksi

Auditor Halal Internal LPPOM MUI

Bahan

Persyaratan bahan baku yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Usaha kecil mengetahui spesifikasi bahan baku yang akan dibeli.

b. Bahan baku yang digunakan tidak boleh membahayakan kesehatan. Bahan yang telah rusak tidak boleh digunakan dalam proses produksi.

c. Sebelum digunakan, bahan baku harus diuji secara organoleptik (menggunakan panca indera) dan pemeriksaan fisik.

d. Stok bahan baku menggunakan sistem berputar, yaitu bahan yang masuk ke bagian penyimpanan bahan, harus digunakan terlebih dahulu.

e. Semua bahan tidak dihasilkan dari fasilitas produksi yang juga digunakan untuk produk yang menggunakan babi dan/atau turunannya.

f. Semua bahan tidak bercampur dengan bahan haram dan najis.

Persyaratan bahan pengemas adalah sebagai berikut:

a. Bahan pengemas dapat melindungi dan mempertahankan mutu makanan terhadap pengaruh luar, terutama selama penyimpanan dalam waktu yang lama.

b. Tidak berpengaruh dan menimbulkan reaksi terhadap produk yang dikemas.

c. Dibuat dari bahan yang tidak larut atau tidak melepaskan senyawa tertentu yang dapat mengganggu kesehatan dan mempengaruhi mutu makanan. d. Menjamin keutuhan dan keaslian produk di dalamnya.

e. Tahan terhadap perlakuan selama pengolahan, pengangkutan, dan pemasaran.

Produk

Persyaratan produk akhir adalah sebagai berikut:

a. Produk yang dihasilkan tidak boleh menggunakan nama yang mengarah pada sesuatu yang diharamkan atau ibadah yang tidak sesuai dengan syariah Islam, seperti : seperti nama minuman keras dan nama produk yang berhubungan dengan turunan babi.

b. Karakteristik/profil sensori produk tidak boleh memiliki kecenderungan bau atau rasa yang mengarah kepada produk haram atau yang telah dinyatakan haram berdasarkan fatwa MUI.

c. Semua produk yang dihasilkan harus didaftarkan untuk disertifikasi. d. Untuk produk yang telah disertifikasi harus dicantumkan logo halal MUI

pada kemasannya (primer maupun sekunder).

e. Memenuhi standar mutu atau persyaratan yang ditetapkan oleh BPOM dari segi mutu mikrobiologi, kimia, dan fisik, serta tidak boleh membahayakan kesehatan.

f. Sebelum dierdarkan, produk akhir harus diuji secara organoleptik, mikrobiologi, fisika, dan kimia.

Fasilitas Produksi Lokasi dan Lingkungan

a. Lokasi usaha kecil jauh dari daerah idustri atau usaha kecil lain yang dapat menimbulkan pencemaran dan membahayakan kesehatan.

b. Tidak berada didaerah yang mudah tergenang air dan sistem saluran pembuangan air yang tidak baik.

c. Bebas dari daerah yang merupakan sarang hama.

d. Jauh dari pembuangan sampah atau limbah (padat, cair, dan gas). e. Jauh dari tempat pemukiman penduduk yang padat dan kumuh. f. Tidak menjadi satu dengan rumah atau tempat tinggal.

g. Sarana jalan menuju tempat produksi dikeraskan dan dibuat saluran pembuangan air.

h. Sampah dan bahan buangan dikumpulkan di tempat khusus sebelum dibuang ke tempat pembuangan akhir.

Bangunan dan Ruangan

a. Bangunan terdiri dari ruangan pokok yang digunakan sebagai tempat produksi dan ruangan pelengkap yang digunakan sebagai tempat administrasi dan sanitasi pegawai.

b. Ruangan pokok dan ruangan pelengkap dalam keadaan terpisah sehingga tidak menimbulkan kontaminasi pada produk.

c. Tata letak ruangan diatur sesuai urutan proses produksi sehingga alur produksi lebih efisien dan mencegah terjadinya kontaminasi.

Fasilitas Umum

a. Ruangan pokok dan ruangan pelengkap dilengkapi penerangan yang cukup sesuai persyaratan higiene dan kesehatan.

b. Pengatur suhu yang digunakan tidak mencemari produk.

c. Ventilasi yang terdapat dalam ruangan dapat mengontrol bau yang dapat mengkontaminasi produk.

d. Lubang ventilasi dilengkapi dengan kasa yang dapat mencegah masuknya serangga serta mengurtangi masuknya kotoran ke dalam ruangan.

Fasilitas Sanitasi

a. Bangunan dilengkapi dengan sarana penyediaan air yang terdiri dari sumber air dan pipa-pipa untuk mengalirkan air.

b. Air yang digunakan untuk proses produksi harus memenuhi persyaratan kualitas air bersih.

c. Bangunan dilengkapi dengan saranan pembuangan air.

d. Sistem dan saranan pembuangan air didesain dan dikontruksi sedemikian rupa untuk mencegah resiko kontaminasi.

e. Bangunan dilengkapi dengan saranna pencucian yang cukup. f. Sarana pencucian dilengkapi dengan sumber air bersih.

g. Bangunan dilengkapi dengan toiler yang terdapat di dalam bangunan.

Peralatan

Persyaratan peralatan berdasarkan kriteria halal:

a. Tidak pernah digunakan untuk bahan yang berasal dari babi dan/atau turunannya.

b. Tidak pernah digunakan untuk bahan yang mengandung khamr dan/atau turunannya.

c. Fasilitas yang digunakan dijamin tidak terkontaminasi oleh bahan yang berasal dari babi dan/atau turunannya serta khamr dan/atau turunannya. d. Jika fasilitas produksi yang digunakan pernah digunakan untuk

menghasilkan produk yang mengandung babi dan/atau turunannya, maka harus dicuci tujuh kali dengan air dan salah satunya dengan tanah atau bahan lain yang mempunyai kemampuan menghilangkan rasa, bau dan warna.

e. Fasilitas produksi yang sudah dicuci tersebut tidak boleh digunakan kembali untuk memproduksi produk yang mengandung babi atau turunannya.

Persyaratan perlatan berdasarkan sistem keamanan pangan:

a. Permukaan peralatan yang berhubungan langsung dengan makanan harus memiliki permukaan yang halus, tidak berlubang, tidak mengelupas, tidak menyerap air, dan tidak berkarat.

b. Tidak mencemari dengan mikroorganisme, bahan-bahan logam yang terlepas dari peralatan, minyakk pelumas, bahan bakar, dan lain-lain. c. Mudah dibersihkan, diinfeksi, dan dipelihara untuk mencegah [encemaran

pada makanan.

d. Peralatan terbuat dari bahan yang tahan lama, tidak beracun, mudah dipindahkan atau dilepaskan sehingga memudahkan pemeliharaan, pembersihan, disinfeksi, pemantauan, serta memudahkan pemeriksaan terhadap hama.

Higiene dan Kesehatan Pegawai Tujuan Higiene dan Kesehatan Pegawai:

a. Mencegah pencemaran makanan oleh bahan berbahaya yang mungkin dibawa oleh pegawai pengolah makanan.

b. Mencegah penyebaran penyakit dari pegawai ke konsumen melalui makanan yang diproduksi.

c. Menjaga kesehatan pegawai.

Persyaratan Higiene Pegawai:

b. Pegawai mengenakan pakaian kerja dan perlengkapannya seperti penutup kepala, sarung tangan, dan masker.

c. Jika ada luka kecil harus ditutup dengan plester, sedangkan jika luka cukup besar atau parah maka pegawai harus diistirahatkan.

d. Karyawan selalu mencuci tangan dengan sabun pada saat sebelum memulai kegiatan produksi, setelah keluar dari toilet, dan setelah menangani bahan mentah.

e. Pegawai dilarang mengenakan perhiasan (cincin, gelang, kalung), arloji, peniti, atau perlengkapan lain yang jika terlepas dan jatuh ke dalam produk dapat membahayakan konsumen.

f. Pegawai yang sakit tidak diperkenankan melakukan proses produksi.

Kemampuan Telusur

Kemampuantelusurproduk yang disertifikasiberasaldaribahanbaku yang memenuhikriteriabahan, baik dari kriteria halal dan keamanan pangan (bahan yang sudahdisetujui LPPOM dan BPOM)dandiproduksi di fasilitas yang memenuhikriteriakehalalan dan keamanan pangan.

Prosedur kemampuan telusur adalah sebagai berikut :

a. Memastikan bahwa bahan yang dibeli memiliki asal yang dapat ditelusuri. b. Setiap record atau bukti pembelian bahan (contoh: struk, nota, kuitansi)

disimpan sebagai dokumentasi kemampuan telusur.

c. Simpan nama penjual, alamat, dan kontak lokasi pembelian. d. Mencatat kode produksi setiap produk yang siap didistribusikan.

Prosedur Operasional Prosedur Pengadaan Bahan

a. Usaha kecil menetapkan spesifikasi bahan yang akan dipesan.

b. Bahan yang dipesan harus dilengkapi dengan dokumen pendukung yang menjamin kehalalan, keamanan, dan kelayakan konsumsi.

c. Bahan yang belum mendapatkan sertifikat halal dan tidak terdapat di positive list, harus mendapatkan izin dari LPPOM MUI.

Prosedur Penyimpanan Bahan

a. Bahan baku disimpan terpisah satu sama lain di dalam ruangan yang bersih, bebas hama, cukup penerangan, terjamin aliran udaranya, dan bebas dari kontaminasi najis.

b. Stok bahan harus diatur sedemikian rupa sehingga mengikuti sistem berputar, yaitu yang masuk ke ruang penyimpanan terlebih dahulu juga harus diolah terlebih dahulu.

Prosedur Penyimpanan Produk

a. Produk disimpan terpisah satu sama lain di dalam ruangan yang bersih, bebas hama, cukup penerangan, terjamin aliran udaranya, dan bebas dari kontaminasi najis.

b. Stok produk harus diatur sedemikian rupa sehingga mengikuti sistem berputar, yaitu yang masuk ke ruang penyimpanan terlebih dahulu juga harus diolah terlebih dahulu.

Prosedur Pendistribusian Produk

a. Wadah yang digunakan untuk proses pendistribusian produk didesain sedemikian rupa sehingga tidak mencemari produk.

b. Wadah yang digunakan dapat melindungi produk dari kotaminasi serta mempertahankan suhu dan kelembaban produk.

Pelatihan

Pelatihan yang diberikan mencakup penjelasan tentang sistem jaminan halal dan sistem keamanan pangan.

a. Pelatihan pelaksanaan sistem jaminan halal yang terintegrasi dengan sistem keamanan pangan harus melibatkan manajemen puncak dan semua bagian dari usaha kecil.

b. Pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman manajemen puncak dan semua bagian Usaha kecil terhadap hukum-hukum Islam tentang pentingnya kehalalan suatu produk, sistem jaminan halal, dan sistem keamanan pangan.

c. Pelatihan dapat berbentuk diskusi, sharing, dan tanya jawab.

d. Pemahaman yang diberikan diharapkan mampu menimbulkan kepedulian terhadap kebijakan kehalalan yang terintegrasi dengan sistem keamanan pangan dan menerapkannya di tingkat operasional.

e. Hal-hal yang perlu didokumentasikan dalam pelaksanaan pelatihan SJH adalah identifikasi perencanaan dan jadwal pelatihan, laporan pelaksanaan pelatihan, dan daftar hadir anggota pelatihan.

Audit Internal

Tujuan Audit Internal

a. Menentukan kesesuaian pelaksanaan prosedur di lapangan dengan yang tercantum dalam dokumen manual ini.

b. Mendeteksi penyimpangan yang terjadi serta menentukan tindakan perbaikan dan pencegahan.

c. Memastikan bahwa permasalahan yang ditemukan pada audit sebelumnya telah diperbaiki.

Pelaksanaan Audit Internal

a. Waktu Pelaksanaan: dua kali dalam setahun atau pada saat ada perubahan yang menyangkut bahan, proses produksi maupun produk.

b. Metode Pelaksanaan: metode wawancara, pengujian dokumen ataupun observasi lapang dan fisik dengan memastikan pelaksanaan isi Manual. c. Pelaksana (auditor): Audit halal internal dilakukan oleh auditor halal

internal yang telah ditetapkan secara resmi oleh pihak manajemen puncak perusahaan.

d. Bagian yang diaudit (auditee): proses bisnis yang dilakukan dalam perusahaan.

e. Pelaporan: Hasil audit dituangkan dalam bentuk laporan berkala yang disampaikan kepada pihak manajemen puncak. Hasil temuan audit ditindaklanjuti dan resume hasil audit dilaporkan kepada LPPOM MUI setiap enam bulan sekali.

f. Check list audit internal terdapat pada lampiran.

Kaji Ulang Manajemen

Prosedur kaji ulang manajemen adalah sebagai berikut:

a. Kaji ulang manajemen dilakukan dalam jangka waktu tertentu, paling tidak 1 tahun sekali.

b. Kaji ulang manajemen dapat dilakukan dengan melibatkan seluruh bagian yang terlibat dalam proses bisnis termasuk manajemen puncak.

c. Kaji ulang manajemen dilakukan karena berbagai hal, antara lain:

- Perubahan sistem manajemen yang mempengaruhi peran sistem jaminan halal secara menyeluruh atau sebagian, misalnya peran auditor halal internal.

- Ketidaksesuaian yang sering ditemukan dalam pelaksanaan manual di lapangan.

d. Pertemuan kaji ulang dilaporkan dan dibuatkan laporannya dalam notulen. e. Hasil kaji ulang atau evaluasi ditindak lanjuti dalam batas waktu maksimal

LAMPIRAN

Lampiran a. Surat penunjukan Tim Manajemen Halal

[ Korp Surat]

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Jabatan :

Dengan ini menetapkan nama di bawah ini sebagai Tim Manajemen Halal dengan data sebagai berikut :

Nama Jabatan

: :

Tim Manajemen Halal bertugas untuk merancang, menerapkan dan mengevaluasi sistem jaminan halal di Usaha kecil.

Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.

( )

Lampiran b. Pelatihan Internal SJH dan CPMB

Jadwal Pelatihan Internal SJH dan CPMB

Daftar Hadir Pelatihan

No. Nama Bagian Keterangan 1.

2. 3. 4.

Lampiran c. Daftar Bahan Baku pada Usaha kecil

No. Nama Bahan Produsen Lembaga SH 1. Cokelat bubuk

2. Susu bubuk PT. Indolakto LPPOM MUI 3. Creamer PT. Sari Incofood Corp LPPOM MUI

4. Gula pasir LPPOM MUI

5. Oat Havermout LPPOM MUI

Lampiran d. Daftar Produk Usaha kecil

1. Original Chocolate 2. Dark Choco

Waktu

pelaksanaan Peserta pelatihan

Tema pelatihan Keterangan

22 April 2014 Semua pegawai Faza Grup

Sistem Jaminan Halal

(pengembangan, dokumentasi, dan implementasi, dan prinsip CPMB)

Diselenggarakan oleh pengelola Faza Grup Semua pegawai

Faza Grup

Persyaratan Sertifikasi Halal (kebijakan dan prosedur)

Diselenggarakan oleh pengelola Koperasi Semua pegawai

Faza Grup

Persyaratan sertifikasi halal (kriteria Sistem Jaminan Halal)

Diselenggarakan oleh pengelola Faza Grup Semua pegawai

Faza Grup

Pengenalan sertifikasi halal dan implementasinya untuk pelaku usaha kecil Diselenggarakan oleh pengelola Faza Grup Semua pegawai Faza Grup

Pengenalan Manual SJH Usaha kecil (kebijakan halal dan prosedur

operasional)

Diselenggarakan oleh pengelola Faza Grup

3. Black Choco 4. Milk Choco 5. Choco Milk 6. Oat Choco

Lampiran f. Daftar pertanyaan untuk Audit Internal Halal NO PERTANYAAN HASIL PERIKSA KETERANGAN YA () TIDAK () 1 KEBIJAKAN HALAL

1. Apakah kebijakan halal telah ditetapkan ? 2. Apakah kebijakan halal telah

disosialisasikan/diseminasikan kepada semua stake holder (manajemen puncak, tim

manajemen halal, pekerja, tempat maklon/fasilitas produksi, supplier)

2 TIM MANAJEMEN YA

()

TIDAK ()

3. Apakah Tim Manajemen Halal yang mempunyai kewenangan untuk menyusun, mengelola dan mengevaluasi sistem jaminan halal telah ditetapkan oleh manajemen puncak ?

4. Jika jawaban pada point 3 ya, apakah ada bukti tertulis penetapannya ?

5. Apakah tim manajemen halal telah mencakup wakil dari semua departemen/divisi/bagian yang bertanggung jawab atas perencanaan,

implementasi, evaluasi dan perbaikan berkelanjutan sistem jaminan halal ? 6. Apakah manajemen puncak menyediakan

sumberdaya yang dibutuhkan untuk perencanaan, implementasi, evaluasi, dan perbaikan berkelanjutan sistem jaminan halal ?

3 BAHAN YA

()

TIDAK ()

7. Apakah bahan-bahan yang digunakan telah sesuai dengan yang dipersyaratkan?

4 PRODUK YA

()

TIDAK ()

8. Apakah semua semua produk usaha kecil sudah didaftarkan?

9. Apakah nama produk mengarah pada sesuatu yang diharamkan?

10. Apakah produk akhir telah diuji secara organoleptik?

11. Apakah produk akhir telah diuji secara mikrobiologis, fisika, dan kimia?

5 FASILITAS PRODUKSI YA

()

TIDAK ()

12. Apakah semua fasilitas produksi telah sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh kriteria sistem jaminan halal?

13.Apakah semua fasilitas produksi telah sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh sistem keamanan pangan?

7 KEMAMPUAN TELUSUR

14. Apakah usaha kecil menyimpan semua bukti pembelian bahan baku?

15. Apakah ada bukti pencatatan produk akhir yang dipasarkan?

8 PROSEDUR OPERASIONAL

16. Apakah ada prosedur tertulis pelaksanaan audit internal, pelatihan dan edukasi, dan kaji ulang manajemen?

17. Apakah ruang lingkup prosedur operasional telah mencakup seluruh aspek implementasi sistem jaminan halal yang terintegrasi dengan sistem keamanan pangan?

18. Apakah pelaksanaan prosedur operasional sesuai dengan yang telah dijadwalkan?

19. Apakah hasil audit disampaikan kepada pihak yang bertanggung jawab terhadap setiap kegiatan yang diaudit ?

20. Jika audit telah dilakukan dan ditemukan

kelemahan/ketidaksesuaian implementasi SJH di perusahaan dengan persyaratan sertifikasi halal (kebijakan, prosedur dan kriteria), apakah tindakan koreksi telah dilakukan ?

21. Jika jawaban pada point 19 ya, apakah tindakan koreksi dapat menyelesaikan kelemahan yang ditemukan pada audit internal dan menghindari terulangnya kembali di masa yang akan datang ? 22. Jika jawaban pada point 20 ya, apakah bukti

pelaksanaan audit internal dipelihara ? 23. Apakah ada jadwal tertulis pelaksanaan

pelatihan?

24. Apakah ada bukti tertulis pelaksanaan pelatihan? 25. Apakah kaji ulang manajemen telah

dijadwalkan?

26. Apakah ada bukti tertulis dari kaji ulang manajemen?

Yang Mengetahui Yang Melaksanakan (Tim Manajemen Halal)

Lampirang. Proses produksi

1) Proses Produksi Original Choco

a. Semua bahan dikeluarkan dari kemasan.

b. Cokelat bubuk, creamer, dan gula pasir masing-masing ditimbang sesuai komposisi formula produk.

c. Semua bahan dimasukkan ke dalam sebuah wadah, kemudian diaduk selama 10 menit hingga bahan tercampur rata.

d. Masukkan bahan yang telah tercampur ke dalam aluminium foil kemudian ditutup dengan menggunakan sealer.

2) Proses Produksi Dark Choco

a. Semua bahan dikeluarkan dari kemasan

b. Cokelat bubuk, creamer, dan gula pasir masing-masing ditimbang sesuai komposisi formula produk.

c. Semua bahan dimasukkan ke dalam sebuah wadah, kemudian diaduk selama 10 menit hingga bahan tercampur rata.

d. Masukkan bahan yang telah tercampur ke dalam aluminium foil kemudian ditutup dengan menggunakan sealer.

3) Proses Produksi Black Choco

a. Semua bahan dikeluarkan dari kemasan.

b. Cokelat bubuk, creamer, dan gula pasir masing-masing ditimbang sesuai komposisi formula produk.

c. Semua bahan dimasukkan ke dalam sebuah wadah, kemudian diaduk selama 10 menit hingga bahan tercampur rata.

d. Masukkan bahan yang telah tercampur ke dalam aluminium foil kemudian ditutup dengan menggunakan sealer.

4) Proses Produksi Milk Choco

a. Semua bahan dikeluarkan dari kemasan.

b. Cokelat bubuk, creamer, susu bubuk, dan gula pasir masing-masing ditimbang sesuai komposisi formula produk.

c. Semua bahan dimasukkan ke dalam sebuah wadah, kemudian diaduk selama 10 menit hingga bahan tercampur rata.

d. Masukkan bahan yang telah tercampur ke dalam aluminium foil kemudian ditutup dengan menggunakan sealer.

5) Proses Produksi Choco Milk

a. Semua bahan dikeluarkan dari kemasan

b. Cokelat bubuk, creamer, susu bubuk, dan gula pasir masing-masing ditimbang sesuai komposisi formula produk.

c. Semua bahan dimasukkan ke dalam sebuah wadah, kemudian diaduk selama 10 menit hingga bahan tercampur rata.

d. Masukkan bahan yang telah tercampur ke dalam aluminium foil kemudian ditutup dengan menggunakan sealer.

6) Proses Produksi Oat Choco

a. Semua bahan dikeluarkan dari kemasan

b. Cokelat bubuk, creamer, susu bubuk, oat, dan gula pasir masing-masing ditimbang sesuai komposisi formula produk.

c. Semua bahan dimasukkan ke dalam sebuah wadah, kemudian diaduk selama 10 menit hingga bahan tercampur rata.

d. Masukkan bahan yang telah tercampur ke dalam aluminium foil kemudian ditutup dengan menggunakan sealer.

Lampiran 2 Peta Proses Operasi UKM Faza Grup

PETA PROSES OPERASI

NAMA OBYEK : PEMBUATAN CHOCOLATE MILK NOMOR PETA :

DIPETAKAN OLEH : RAHMY ARDANI

Dokumen terkait