• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

3.2. Arah dan Kebijakan Keuangan Daerah

RKPD disusun dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan Pemerintah dan menjadi pedoman dalam penyusunan rancangan APBD. Agar anggaran pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah dapat digunakan secara efektif dan efisien maka perlu adanya arah dan kebijakan dalam pengelolaan keuangan daerah.

Dalam penentuan arah dan kebijakan keuangan daerah, RKPD tahun 2013 perlu memperhatikan situasi dan kondisi saat ini, mengingat banyak hal yang mempengaruhi prediksi/asumsi yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Baik kondisi perekonomian maupun regulasi, yang berdampak pada kebijakan pendapatan, belanja maupun pembiayaan. Uraian berikut ini merupakan evaluasi atas perhitungan kapasitas fiskal daerah.

Sebagai gambaran kapasitas fiskal daerah dapat dilihat pada tabel 3.2 yang menginformasikan rata-rata pertumbuhan pendapatan.

Tabel 3.2

Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Kudus No. Uraian 2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp) Rerata Pertumb (%) 1 PENDAPATAN 837.477.196.522 1.005.231.662.979 1.102.466.117.000 14,91 1.1. Pendapatan Asli Daerah 94.032.742.826 108.457.832.665 113.622.250.000 15,19 1.1.1. Pajak Daerah 21.681.679.660 36.686.744.537 34.703.372.000 33,52 1.1.2. Retribusi Daerah 55.623.646.110 54.599.118.519 16.220.872.000 (53,85) 1.1.3. Hasil pengelolaan keuangan

Daerah Yang Dipisahkan 3.879.533.064 4.619.012.799 4.505.015.000 11,06 1.1.4. Lain-Lain PAD yang sah 12.847.883.992 12.552.956.810 58.192.991.000 223,63 1.2. Dana Perimbangan 623.439.210.189 669.998.074.734 825.699.250.000 20,37 1.2.1. Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil

Bukan Pajak 129.924.430.189 142.856.882.734 129.737.118.000 12,50 1.2.2. Dana Alokasi Umum 463.012.580.000 488.819.992.000 637.615.372.000 21,88 1.2.3. Dana Alokasi Khusus 30.502.200.000 38.321.200.000 58.346.760.000 41,16 1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang

Sah 120.005.243.507 226.775.755.580 163.144.617.000 63,58

1.3.1 Hibah - 2.000.000.000 4.500.000.000

1.3.2 Dana Darurat - - -

1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi

dan Pemerintah Daerah Lainnya 38.663.812.507 53.084.159.080 51.447.401.000 15,47 1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi

Khusus 44.505.022.000 106.558.786.500 60.674.731.000 111,35 1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi

atau Pemerintah Daerah Lainnya 36.836.409.000 65.132.810.000 46.522.485.000 57,95

Sumber Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Kudus

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dalam tahun anggaran 2010 – 2012 rata-rata pendapatan daerah mengalami peningkatan sebesar 14,91% yang terdiri dari Dana perimbangan rata-rata meningkat 20,37%, PAD rata-rata meningkat 15,19% dan Lain-lain pendapatan yang sah rata – rata meningkat 63,58%. Dana Bagi Hasil mengalami peningkatan yang cukup signifikan, karena sejak 2008 telah diberikan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau dengan kecenderungan yang meningkat. Hal yang perlu diperhatikan alokasi Dana Alokasi Umum ditentukan pusat sedangkan alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau ditentukan oleh provinsi.

Dalam penghitungan Dana Alokasi Umum sudah menggunakan formulasi penghitungan jelas, sedangkan formulasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau belum ada formulasi yang baku.

Tabel 3.3

Evaluasi/Catatan Atas Perhitungan Kapasitas Keuangan Daerah RKPD Tahun 2013 Kabupaten Kudus

No Uraian tahun 2013 ( Rp) Proyeksi RPJMD tahun 2013 (Rp) Proyeksi RKPD

1 PENDAPATAN 1.083.488.885.000,- 1.153.721.813.000,-

1.1. Pendapatan Asli Daerah 148.258.947.000,- 116.979.505.000,-

Pajak Daerah 38.961.453.000,- 35.938.540.000,-

Retribusi Daerah 95.697.084.000,- 17.842.959.000,-

Hasil pengelolaan keuangan Daerah Yang

Dipisahkan 6.493.930.000,- 4.505.015.000,-

Lain-Lain PAD yang sah 7.106.480.000,- 58.692.991.000,-

1.2. Dana Perimbangan 830.880.988.000,- 848.719.823.000,-

Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan

Pajak 82.688.458.000,- 133.629.230.000,-

Dana Alokasi Umum 675.899.530.000,- 656.743.833.000,-

Dana Alokasi Khusus 72.293.000.000,- 58.346.760.000,-

1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 104.348.950.000,- 188.022.485.000,-

Hibah - -

Dana Darurat - -

Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan

Pemerintah Daerah Lainnya 49.883.421.000,- 53.500.000.000,-

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 22.029.617.000,- 88.674.731.000,-

Bantuan Keuangan dari Provinsi atau

Pemerintah Daerah Lainnya 32.435.912.000,- 46.522.485.000,-

Total Pendapatan (a) 1.083.488.885.000,- 1.153.721.813.000,-

2 Pencairan Dana Cadangan (b) - -

3 Sisa Lebih Riil Perhitungan Anggaran - -

Saldo kas neraca daerah - -

Dikurangi:

Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun yang belum

terselesaikan

- -

Jumlah (c)

Jumlah proyeksi penerimaan riil (a+b+c) 1.083.488.885.000,- 1.153.721.813.000,-

Sumber Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Kudus

Prediksi kapasitas keuangan daerah tahun 2013 merupakan akumulasi dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan , dan Lain-lain Pendapatan yang syah lebih tinggi 37,71% dbandingkan dengan prediksi dalam RPJMD tahun 2013. Koreksi prediksi ini disebabkan pendapatan DAU tahun 2012 meningkat sampai 30%, namun retribusi daerah tetap diprediksikan konvensional. Formula DAU ditentukan oleh Alokasi dasar ditambah celah fiskal. Celah fiskal merupakan selisih kebutuhan fiskal dengan kapasitas fiskal. Bila diperbandingkan tabel 3.2 dan 3.3 maka terlihat bahwa rata-rata pendapatan dalam tahun 2010-2012 meningkat 14,91% dan tahun 2013 diprediksikan meningkat sebesar Rp 51.255.696.000 atau 4,65% dibandingkan APBD 2012.

Pada tahun 2012 DAU mengalami peningkatan sebesar 30% namun untuk tahun 2013 diprediksikan naik 3%. Retribusi daerah pada tahun 2013 menjadi kecil karena retribusi RSU yang besarnya lebih dari 40 milyar rupiah digeser ke pos lain-lain pendapatan yang sah . Adapun prediksi bagi hasil bukan pajak mengalami lonjakan yang cukup tinggi karena dana bagi hasil cukai hasil tembakau belum diperhitungkan dalam prediksi RPJMD. Dana penyesuaian dan otonomi khusus diperuntukan bagi sertifikasi guru sehingga tiap tahun diprediksikan meningkat diasumsikan sesuai dengan peningkatan guru yang memiliki sertifikasi. Adapun bantuan keuangan diasumsikan seperti tahun 2012.

Kebutuhan Fiskal dapat dilihat dari alokasi belanja yang terbagi dalam belanja langsung dan belanja tidak langsung. Perkembangan belanja tidak langsung selama tahun 2010 – 2012 terangkum dalam tabel 3.4. dimana tahun 2010 dan 2011 merupakan angka realisasi sedangkan tahun 2012 merupakan angka target. Belanja tidak langsung tahun 2010 – 2012 rata-rata meningkat 10,68% , dimana dominasi belanja pegawai rata-rata meningkat 11,82%. Belanja bunga pada tahun 2012, dicadangkan sangat tinggi bila diperbandingkan dengan realisasi 2010 dan 2011. Pada tahun 2011 BOS untuk sekolah swasta bergeser dari belanja bansos ke hibah. Belanja hibah cenderung fluktuatif sedangkan belanja bansos cenderung menurun. Kebijakan keuangan untuk bansos dan hibah telah diatur melalui Permendagri 32 tahun 2011, yang memberi pedoman lebih rinci sejak KUA, sehingga lebih transparan. Hal ini akan menjadi pertimbangan dalam menghitung belanja wajib mengikat yang terakumulasi dalam belanja tidak langsung.

Tabel 3.4

Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Tidak Langsung Daerah Kabupaten Kudus No. Uraian 2010 2011 2012 Rerata Pertumb (Rp) (Rp) (Rp) (%) 1. Belanja Pegawai 472.447.595.357 507.984.497.549 583.780.397.000 11,82 2. Belanja Bunga 84.912.367 70.801.380 1.068.279.000 996,27 3. Belanja Subsidi - - 4. Belanja Hibah 43.293.175.870 37.800.533.500 40.931.470.000 10,71

5. Belanja Bantuan Sosial 33.814.183.320 27.328.859.000 23.607.975.000 (16,63)

6.

Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/kota

dan Pemerintah Desa 2.501.320.000 2.732.069.950 3.012.712.000

9,76

7. Belanja Bantuan Keuangan Kepada

Pemerintahan Desa 20.904.376.850 21.286.776.850 31.210.977.000

32,99

8. Belanja Tidak Terduga 896.850.000 1.449.383.200 1.752.012.000 46,00

Jumlah Belanja Tidak

Langsung 573.942.413.764 598.652.921.429 685.363.822.000 10,68

Sumber Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Kudus

Kemampuan keuangan daerah secara jelas tergambarkan dalam neraca daerah sebagaimana tercantum dalam tabel 3.5 berikut. Kondisi akhir tahun 2011 diketahui bahwa aset lancar meningkat 86,65% dibandingkan tahun 2010. Hal ini dipengaruhi oleh kas yang mencapai Rp.111.946.825.323,- atau 90,24% dari pos aset lancar. Investasi jangka panjang mengalami penurunan karena adanya penarikan investasi non permanen dana bergulir. Untuk aset tetap mengalami peningkatan sebesar 5,57% dimana semua komponen aset tetap mengalami peningkatan. Adapun aset lainnya mengalami peningkatan 68 % didominasi peningkatan aset lain-lain yang meningkat lebih dari 100%. Kewajiban Pemerintah daerah mengalami penurunan dimana kewajiban jangka pendek menurun 50% sedangkan jangka panjang menurun 26%. Selisih antara aset dengan kewajiban diperoleh jumlah ekuitas, yang meningkat sebesar 9,43%. Ekuitas yang terbesar berbentuk aset tak lancar yang berbentuk tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin, jalan, jaringan dan irigasi. Di samping itu, beberapa kegiatan yang tidak dapat direalisasikan mengakibatkan penyerapan dana yang terbatas sehingga kas lancar relatif cukup banyak.

Tabel 3.5.

Rata-rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kabupaten Kudus

No. Uraian 2010 2011 2012 Rerata Pertumb (Rp) (Rp) (Rp) (%) 1 2 3 4 5 6 1. ASET 1.1. ASET LANCAR 66.459.913.756,79 124.050.551.245,30 - 86,65 1.1.1. Kas 55.473.673.137,79 111.946.825.323,79 - 1.1.2. Piutang 2.680.783.369,00 2.508.745.394,00 -

Investasi Jangka Pendek 352.544.189,00 480.243.151,00 -

1.1.3. Persediaan 7.952.913.061,00 9.114.737.376,51 -

1.2 INVESTASI JANGKA PANJANG 43.951.835.297,16 42.877.541.283,42 -

-2,44 1.2.1 Investasi Non Permanen 6.915.423.515,00 2.181.790.578,00 -

1.2.2 Investasi Permanen 37.036.411.782,16 42.877.541.283,42 -

1.3 ASET TETAP 1.908.049.543.187,24 2.014.289.360.255,24 -

5,57 1.2.1. Tanah 407.327.098.000,00 416.408.982.000,00 -

1.2.2. Peralatan dan Mesin 305.783.633.901,00 318.024.735.983,00 -

1.2.3. Gedung dan Bangunan 593.829.150.172,63 622.320.128.893,63 -

1.2.4. Jalan, irigasi, dan Jaringan 571.103.496.369,61 622.465.706.569,61 -

1.2.5. Aset Tetap Lainnya 29.241.116.744,00 34.304.758.809,00 -

1.2.6. Konstruksi Dalam Pengerjaan 765.048.000,00 765.048.000,00 -

1.2.7. Akumulasi Penyusutan - -

1.4 ASET LAINNYA 41.373.378.175,00 69.552.993.433,00 -

68,11

1.3.1. Tagihan Penjualan Angsuran - -

1.3.2.

Tagihan tuntutan Ganti Kerugian

Daerah 7.700.000,00 7.700.000,00 -

1.3.3. Kemitraan Dengan Pihak Kedua 17.425.643.800,00 17.425.643.800,00 -

1.3.4. Aset Tak Berwujud 1.864.507.000,00 3.036.861.453,00 -

1.3.5. Aset Lain-lain 22.075.527.375,00 49.082.788.180,00 -

JUMLAH ASET DAERAH 2.059.834.670.416,19 2.252.952.236.794,96 -

9,38

2. KEWAJIBAN

2.1. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 1.344.472.923,31 669.306.911,66 -

-50,22 2.1.1. Utang Perhitungan Pihak Ketiga 5.844.486,00 1.444.735,00 -

2.1.2. Utang Bunga 521.031,99 139.664,62 -

2.1.4. Baian Lancar Utang Jangka Panjang 183.959.115,32 170.626.148,04 -

2.1.1. Pendapatan Diterima Dimuka - -

2.1.2. Utang Jangka Pendek Lainnya 1.154.148.290,00 497.096.364,00 -

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 661.153.927,82 490.527.779,78 -

-25,81 Utang Dalam Negeri 661.153.927,82 490.527.779,78 -

Utang Luar Negeri - -

JUMLAH KEWAJIBAN 2.005.626.851,13 1.159.834.691,44 -

1 2 3 4 5 6

3. EKUITAS DANA -

3.1. EKUITAS DANA LANCAR 65.115.440.833,48 123.381.244.333,64 -

89,48 3.1.1. SILPA 55.453.399.901,79 111.906.188.338,79 -

3.1.2. Cadangan Piutang 2.680.783.369,00 2.508.745.394,00 -

3.1.3. Cadangan Persediaan 7.952.913.061,00 9.114.737.376,51 -

3.1.4.

Dana Yang Harus Disediakan Untuk

Pembayaran Utang Jangka Pendek (1.338.628.437,31) (667.862.176,66) -

3.1.6. Pendapatan Yang Ditangguhkan 14.428.750,00 39.192.250,00 -

3.1.5.

Cadangan Untuk Biaya Dibayar

Dimuka 352.544.189,00 480.243.151,00 -

3.2. EKUITAS DANA INVESTASI 1.992.713.602.731,58 2.128.411.157.769,88 -

6,81

3.2.1

Diinvestasikan Dalam Investasi

Jangka Panjang 43.951.835.297,16 45.059.331.861,42 -

3.2.2 Diinvestasikan Dalam Aset tetap 1.908.049.543.187,24 2.014.289.360.255,24 -

3.2.3.

Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya

(tidak termasuk dana cadangan) 41.373.378.175,00 69.552.993.433,00 -

3.2.4.

Dana Yang Harus Disediakan untuk

Pembayaran Utang Jangka Panjang (661.153.927,82) (490.527.779,78) -

JUMLAH EKUITAS DANA 2.057.829.043.565,06 2.251.792.402.103,52 -

9,43

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

DANA 2.059.834.670.416,19 2.252.952.236.794,96 -

9,38

Sumber Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Kudus

3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan.

Dengan melihat perkembangan kondisi perekonomian secara riil, perubahan regulasi yang ada dan realisasi pendapatan tahun 2011 dan target pendapatan 2012 , maka rencana pendapatan di tahun 2013 yang mengalami peningkatan sebesar 4,65% dari target pendapatan tahun 2012 dan meningkat 6,48% dibandingkan proyeksi pendapatan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.

Pendapatan Daerah Kabupaten Kudus pada tahun 2013 dengan menimbang beberapa permasalahan tahun sebelumnya dan prospek tahun 2013, diprediksikan sebagai mana tertuang pada tabel 3.6 dengan analisis berikut :

a. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Retribusi daerah yang dominan adalah retribusi pelayanan persampahan/ kebersihan, retribusi pasar, retribusi obyek wisata colo, dan retribusi ijin mendirikan bangunan. Adapun pajak daerah yang dominan adalah pajak reklame dan bea perolehan hak tanah dan bangunan. Secara umum, PAD dipengaruhi oleh tarif, obyek pajak dan retribusi, biaya operasional, dan kondisi perekonomian daerah. Meskipun, dipahami bahwa tiap tahun , nilai uang akan mengalami penurunan seiring dengan angka inflasi. Pada tahun

2009 terdapat 3 tarif retribusi yang disesuaikan dan tahun 2011 terdapat 3 tarif retribusi dan 7 tarif pajak yang disesuaikan. Adapun tahun 2012 dibahas 8 retribusi dan 2 pajak daerah. Penyesuaian ini akan meningkatkan pendapatan daerah pada tahun berikutnya. PAD pada tahun 2013 diprediksikan meningkat 2,95% dari Rp. 113,622,250,000,- menjadi Rp.116,979,505,000,-

b. Dana Perimbangan.

Dana perimbangan terdiri dari dana bagi hasil pajak / bukan pajak, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus. DAU yang merupakan sumber pendapatan dominan pada tahun 2012 mengalami peningkatan tinggi sebesar 30%, pada tahun 2013 diasumsikan meningkat 2,79% dari Rp.637,615,372,000,- menjadi Rp.656,743,833,000,-. Angka 2,79% merupakan prediksi yang sangat hati-hati, karena peningkatan DAU pada tahun 2012 telah sangat tinggi . DAK pada tahun 2013 diasumsikan sama dengan tahun 2012, sedangkan dana bagi hasil pajak/dana bagi hasil bukan pajak diprediksikan meningkat 3% dibandingkan target tahun 2012 namun turun sebesar 6,46% dibandingkan realisasi 2011.

c. Lain-lain pendapatan yang sah.

Lain-lain Pendapatan yang sah diprediksikan menurun dibandingkan dengan realisasi 2011 namun meningkat dibanding target 2012. Komponen lain-lain pendapatan yang sah meliputi hibah, dana bagi hasil pajak provinsi, dana penyesuaian dan otonomi khusus, dan bantuan keuangan. Hibah dan bantuan keuangan relatif gradual , tidak bisa diprediksi.

Tabel 3.6

Rekapitulasi Realisasi dan Proyeksi (Pagu Indikatif) Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kudus Tahun 2010 s.d Tahun 2014

No Uraian Realisasi Tahun 2010 Realisasi Tahun 2011 Tahun 2012 Proyeksi / Target Tahun 2013 Proyeksi / Target Tahun 2014

1 2 3 4 5 6 7

1.1 Pendapatan asli daerah 94,032,742,826 108,458,832,665 113,622,250,000 116,979,505,000 122,828,500,000 1.1.1 Pajak daerah 21,681,679,660 36,687,744,537 34,703,372,000 35,938,540,000 37,735,470,000 1.1.2 Retribusi daerah 55,623,646,110 54,599,118,519 16,220,872,000 17,842,959,000 18,735,110,000 1.1.3 Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan 3,879,533,064 4,619,012,799 4,505,015,000 4,505,015,000 4,730,270,000 1.1.4 Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah 12,847,883,992 12,552,956,810 58,192,991,000 58,692,991,000 61,627,650,000

1.2 Dana perimbangan 623,439,210,189 669,997,974,734 825,699,250,000 848,719,823,000 910,613,390,000 1.2.1 Dana bagi hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan

Pajak 129,924,430,189 142,856,882,734 129,737,118,000 133,629,230,000 142,983,280,000 1.2.2 Dana alokasi umum 463,012,580,000 488,819,992,000 637,615,372,000 656,743,833,000 709,283,350,000 1.2.3 Dana alokasi khusus 30,502,200,000 38,321,100,000 58,346,760,000 58,346,760,000 58,346,760,000

1.3 Lain-lain pendapatan daerah yang sah 120,005,243,507 226,775,755,580,000 163,144,617,000 188,022,485,000 158,644,617,000

1.3.1 Hibah 0 2,000,000,000 4,500,000,000 0 0

1.3.2 Dana darurat 0 0 0 0 0

1.3.3 Bagi hasil pajak dari provinsi dan

pemerintah daerah lainnya 38,663,812,507 45,281,565,000 51,447,401,000 53,500,000,000 51,447,401,000 1.3.4 Dana penyesuaian dan Otonomi khusus 44,505,022,000 79,853,317,000 60,674,731,000 88,000,000,000 60,674,731,000 1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau

pemerintah daerah lainnya 36,836,409,000 33,507,840,000 46,522,485,000 46,522,485,000 46,522,485,000

1.3.6 Pendapatan Lainnya 0 0 0 0

Jumlah 837,477,196,522 949,259,571,000 1,102,466,117,000 1,153,721,813,000 1,192,086,507,000

3.2.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah .

Meningkatnya tuntutan kebutuhan dana sebagai konsekwensi penyerahan wewenang pemerintahan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, melalui otonomi daerah, menuntut berbagai upaya penyesuaian manajemen keuangan daerah termasuk arah pengelolaan pendapatan dan belanja daerah. Pengelolaan pendapatan daerah telah dilakukan dengan berpedoman pada kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Ketentuan perundang-undangan yang berlaku juga telah dijadikan acuan untuk menggali potensi sumber penerimaan guna menunjang beban belanja pembangunan daerah.

Manajemen keuangan daerah, dalam perencanaan pembangunan keuangan daerah ke depan setidaknya ada dua hal krusial yang mendesak untuk dikelola dan dikembangkan secara profesional yaitu sistem informasi manajemen keuangan dan pengelolaan aset-aset daerah. Sistem informasi manajemen keuangan diharapkan mampu memberikan informasi secara cepat mengenai kinerja keuangan daerah seperti kegiatan apa saja yang sudah terlaksana, apa hasil dan manfaatnya bagi masyarakat dalam jangka menengah dan jangka panjang. Selain itu, sistem ini juga diperkirakan dapat mempercepat proses perhitungan dan laporan pertanggungjawaban anggaran oleh Pemerintah Daerah. Adapun pengelolaan aset-aset daerah dilaksanakan secara profesional sehingga menunjang penerimaan daerah.

3.2.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah.

Berdasarkan realisasi dan proyeksi pendapatan serta pertimbangan kebutuhan pendanaan dimasa mendatang, perlu ditekankan arah kebijakan keuangan daerah . Kebijakan pendapatan daerah yang akan dilakukan pada tahun 2013 dengan meningkatkan optimalisasi sumber-sumber pendapatan, sehingga perkiraan besaran pendapatan dapat direalisasikan dan sedapat mungkin mencapai lebih dari yang ditargetkan. Optimalisasi lebih ditekankan pada intensifikasi pendapatan dengan tetap mempertimbangkan kewajaran perolehan, biaya, dan kondisi perekonomian daerah. Belum adanya aturan dalam penyusunan perencanaan pendapatan baik tahapan, biaya, dan pendapatan menimbulkan kesulitan dalam pemantauan reguler maupun insidentil pada hampir semua pos pendapatan. Ke depan , kebijakan pendapatan daerah ditindak lanjuti dengan action plan yang rinci.

Kinerja pendapatan daerah merupakan tolok ukur keberhasilan pengelolaan pendapatan. Diasumsikan bahwa, sumber pendapatan yang dominan akan mempengaruhi kinerja pendapatan. Untuk mengetahui kinerja sumber-sumber pendapatan perlu dilihat proporsinya sebagaimana tercantum pada tabel 3.7 berikut ini.

Tabel 3.7.

Prosentase Sumber Pendapatan Daerah Kabupaten Kudus No Uraian Tahun 2011 2012 2013 (%) (%) (Rp) (%) 1 PENDAPATAN 100,00 100,00 1.153.721.813.000 100,00 1.1. Pendapatan Asli Daerah 11,67 10,31 116.979.505.000 10,14

1.1.1. Pajak Daerah 3,24 3,15 35.938.540.000 3,12

1.1.2. Retribusi Daerah 6,54 1,47 17.842.959.000 1,55

1.1.3. Hasil pengelolaan keuangan Daerah Yang Dipisahkan 0,46 0,41 4.505.015.000 3,85

1.1.4. Lain-Lain PAD yang sah 1,43 5,28 58.692.991.000 5,09

1.2. Dana Perimbangan 65,55 74,90 848.719.823.000 73,56

1.2.1. Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak 11,71 11,77 133.629.230.000 11,58

1.2.2. Dana Alokasi Umum 49,93 57,84 656.743.833.000 56,92

1.2.3. Dana Alokasi Khusus 3,91 5,29 58.346.760.000 5,06

1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 22,78 14,80 188.022.485.000 16,30

1.3.1 Hibah 0,10 0,41 - -

1.3.2 Dana Darurat - - - -

1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 4,63 4,67 53.500.000.000 4,64

1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 11,40 5,50 88.000.000.000 7,63

1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 6,65 4,22 46.522.485.000 4,03

JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 1.153.721.813.000 Sumber Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Kudus

Pendapatan daerah semakin tergantung pada dana perimbangan khususnya DAU dimana pada tahun 2011 proporsinya 49,92% menjadi 57,84% pada tahun 2012 dan menurun menjadi 56,92%. Sedangkan proporsi PAD tahun 2011 mencapai 11,67% menurun menjadi 10,31% pada tahun 2012 dan 10,14% pada tahun 2013. Adapun proporsi lain-lain pendapatan daerah yang sah pada tahun 2012 dan 2013 sebesar 14,80% dan 16,30%. Jadi, tingkat ketergantungan daerah semakin tinggi ditinjau dari angka proporsi sedangkan kemampuan PAD cenderung stagnant dan pasif.

Adapun capaian pengelolaan pendapatan tercermin pada realisasi pendapatan sebagaimana tertera pada tabel 3.8 berikut ini. Secara umum, kinerja pendapatan meningkat , terlihat dari realisasi yang sebelumnya tidak tercapai menjadi tercapai. Bila dilihat rinciannya, terlihat bahwa kinerja retribusi daerah menurun sedangkan pajak daerah dan bagi hasil pajak / bukan pajak mengalami peningkatan. Jadi, pendapatan yang terkait pelayanan publik cenderung sulit realisasinya karena terdapat kebijakan pembebasan biaya retribusi. Demikian pula kinerja lain-lain pendapatan yang sah yang bersumber

dari hasil sewa aset pemerintah daerah maupun denda retribusi relatif menurun. Adapun kinerja pendapatan pajak daerah relatif membaik.

Tabel 3.8

Kinerja Realisasi Pendapatan Daerah

No Uraian Kinerja ***)

2010(%) 2011(%) 2012(%)

1 PENDAPATAN 98,77 102.68 -

1.1. Pendapatan Asli Daerah 101,94 94.95 -

1.1.1. Pajak Daerah 102,30 115.51 -

1.1.2. Retribusi Daerah 103,04 85.31 -

1.1.3. Hasil pengelolaan kekayaan Daerah Yang

Dipisahkan

104,67 102.97 -

1.1.4. Lain-Lain PAD yang sah 96,17 89.77 -

1.2. Dana Perimbangan 98,84 104.40 -

1.2.1. Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak 94,68 124.62 -

1.2.2. Dana Alokasi Umum 100,00 100,00 -

1.2.3. Dana Alokasi Khusus 100,00 100,00 -

1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 96,06 101.70 -

1.3.1 Hibah 0,00 200,00 -

1.3.2 Dana Darurat 0,00 0,00 -

1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya

91,71 117.27 -

1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 96,96 95.50 -

1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah

Daerah Lainnya

99,90 100,00 -

Sumber Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Kudus

Upaya pemerintah dalam mencapai target dilakukan melalui :

a. Optimalisasi penagihan pajak dan retribusi sepanjang sesuai peraturan yang ada;

b. Meningkatkan pengawasan pemungutan pajak dan retribusi;

c. Melakukan sosialisasi pada masyarakat untuk membayar pajak dan retribusi ;

d. Melakukan pendataan dan kajian obyek pajak dan retribusi yang belum terpungut ;

e. Menyediakan sarana prasarana bagi pelayanan penerimaan daerah yang bersifat mobile;

f. Melakukan evaluasi secara konprehensif terhadap Perda-perda pajak dan retribusi yang sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini dan sekaligus menyusun Perda-perda barunya;

g. Meningkatkan kualitas pelayanan pembayaran pajak dan retribusi; h. Meningkatkan kualitas SDM pengelola pendapatan; dan

i. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi guna meningkatkan penerimaan pendapatan.

3.2.2.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah

Keuangan daerah diupayakan dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat. Belanja daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, yang terdiri dari belanja wajib dan belanja pilihan.

Belanja daerah merupakan perwujudan dari kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang berbentuk kuantitatif. Dari besaran dan kebijakan yang bersinambungan dari program-program yang akan dilaksanakan dapat dibaca kearah mana pembangunan di Kabupaten Kudus. Dari perkembangan yang terjadi selama pelaksanaan otonomi daerah, sistem dan mekanisme APBD menggunakan sistem anggaran kinerja, Pelaksanan tersebut membawa implikasi kepada struktur belanja daerah.

Arah pengelolaan belanja daerah tahun 2013 adalah : a. Efisien dan efektif.

Dana yang tersedia dimanfaatkan dengan efisien untuk dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

b. Prioritas.

Penggunaan anggaran diprioritaskan pada program/kegiatan peningkatan infrastruktur guna perluasan pertumbuhan ekonomi , perluasan kesempatan kerja, penanggulangan kemiskinan, peningkatan kualitas pendidikan, peningkatan akses pelayanan kesehatan, peningkatan pelayanan kepemerintahan, ketahanan pangan, serta pencapaian visi - misi Kabupaten Kudus.

c. Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus jelas tolok ukur dan targetnya, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

d. Optimalisasi belanja langsung, diupayakan untuk mendukung tercapainya pembangunan secara efektif dan efisien.

e. Transparan dan akuntabel.

Setiap pengeluaran dipublikasikan dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kebijakan belanja diprioritaskan belanja yang wajib dikeluarkan antara lain belanja pegawai, belanja bunga dan pembayaran pokok pinjaman, belanja bagi hasil, dan belanja barang dan jasa administrasi perkantoran. Selisih antara perkiraan dana yang tersedia dengan jumlah belanja yang wajib dikeluarkan merupakan potensi dana yang dapat dialokasikan untuk padu indikatif bagi belanja langsung bagi SKPD. Belanja tidak langsung untuk hibah, bantuan sosial, dan belanja bantuan kepada pemerintah desa serta belanja tidak terduga disesuaikan dan diperhitungkan berdasarkan ketersediaan dana dan kebutuhan belanja langsung.

Dalam RPJMD Kabupaten Kudus telah tercantum prediksi belanja tahun 2013, namun dengan melihat kondisi perekonomiaan saat ini maka dilakukan koreksi. Rincian belanja yang mengalami peninjauan , selengkapnya tercantum pada tabel 3.9 di bawah ini.

Tabel 3.9.

Penghitungan Kebutuhan Belanja & Pengeluaran Pembiayaan Kabupaten Kudus

No Uraian Proyeksi RPJMD tahun 2013

Proyeksi RKPD

tahun 2013 Selisih Ket

(Rp) (Rp) (Rp)

A Belanja Tidak Langsung 680.631.438.000 789.713.200.000 109.081.762.000

1. Belanja Gaji dan Tunjangan 642.719.182.000 672.821.953.000 30.102.771.000

2. Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta

Operasional KDH/WKDH 9.037.361.000 -

3. Belanja Bunga 115.539.000 70.802.000 (44.737.000)

Belanja Hibah 55.702.170.000 55.702.170.000

Belanja Bansos 22.304.475.000 22.304.475.000

4. Belanja Bagi Hasil 2.866.611.000 3.313.985.000 447.374.000

5. Belanja Bantuan kepada Desa *) 24.947.745.000 32.923.800.000 7.976.055.000

6. Belanja Bantuan Partai Politik 945.000.000 (945.000.000)

7. Belanja Tidak terduga 2.000.000.000 2.000.000.000

B Pengeluaran Pembiayaan 115.000.000 115.000.000 -

1. Pembentukan Dana Cadangan - - -

2. Pembayaran Pokok Utang 115.000.000 115.000.000 -

Total Pengeluaran Wajib Dan

Mengikat 680.746.438.000 789.828.200.000 109.081.762.000

Sumber Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Kudus

Berdasarkan tabel 3.9. di atas terlihat bahwa prediksi belanja tidak langsung dalam RPJMD dikoreksi kurang sebesar Rp 109.081.762.000,- dibandingkan hasil analisis dan perkiraan sumber-sumber pendapatan daerah tahun 2013. Adapun pengeluaran pembiayaan dikoreksi kurang sebesar Rp. 102.977.820.000,-. Dengan demikian dilihat dari proyeksi dalam RPJMD terdapat over estimated sebesar Rp.238.547.223.000,- .

Berdasarkan tabel 3.10 dapat dilihat perkembangan belanja tidak langsung dan belanja langsung selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Belanja tidak langsung pada tahun 2011 meningkat sebesar Rp24.723.707.665 atau 4,31% dibandingkan tahun 2010, sedangkan tahun 2012 meningkat Rp.88.410.900.600,- atau 14,77 % dibandingkan tahun 2011. Kondisi ini dipengaruhi oleh prediksi kemampuan keuangan pada tahun 2012 yang diperkirakan masuk kategori sedang, sehingga dimungkinkan untuk meningkatkan tunjangan kesejahteraan . Namun pada tahun 2013, dengan prediksi pendapatan yang lebih hati-hati , namun banyak kebutuhan yang perlu dipenuhi khususnya fasilitasi berbagai kegiatan pemilu, maka perlu kebijakan perencanaan yang betul-betul matang.

Belanja tidak langsung, merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program / kegiatan. Pada tahun 2013 diproyeksikan pagu belanja tidak langsung sebesar Rp. Rp. 789.713.200.000,- maka terdapat peningkatan sebesar Rp.102.649.378.000,- atau 14,94% bila dibandingkan

target 2012. Adapun komposisi belanja tidak langsung yaitu belanja pegawai sebesar Rp.672.821.953.000,- atau meningkat 15,25 %, belanja bunga sebesar Rp.70.802.000,- atau menurun sebesar 93,37 %, belanja hibah sebesar Rp.55.702.170.000,- atau meningkat 36,09 %, belanja bantuan sosial sebesar Rp.22.304.475.000,- atau menurun 5,52 %, Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/ Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa sebesar Rp.3.890.000.000,-, atau meningkat 29,12 %, Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota Dan Pemerintahan Desa dan Partai Politik sebesar Rp. 32.923.800.000,- atau meningkat 5,49 %, dan Belanja Tidak Terduga sebesar Rp.2.000.000.000,- atau menurun 42,06 %.

Perkembangan belanja langsung pada tahun 2011 meningkat sebesar Rp. 20.174.514.000,- atau 6,08 % dibandingkan tahun 2010, sedangkan tahun 2012

meningkat Rp.152.205.871.500,- atau 43,26 % dibandingkan tahun 2011. Kondisi ini dipengaruhi oleh kemampuan keuangan pada tahun 2012 yang meningkat cukup tinggi dan adanya SiLPA yang cukup pula. Pada tahun 2013, dengan prediksi pendapatan yang relatif moderat, dibarengi dengan banyak kebutuhan yang perlu dipenuhi khususnya fasilitasi berbagai pemilu, maka perlu perencanaan yang berkualitas.

Dengan melihat prediksi belanja tidak tangsung tersebut maka prediksi pengelolaan belanja tahun 2013 adalah sebagai berikut :

Pendapatan : Rp 1.153.721.813.000,- Belanja : Rp. 1.153.606.813.000,- - Tidak Langsung : Rp. 789.713.200.000,- - Langsung : Rp. 363.893.613.000,- Surplus : Rp. - Pembiayaan Daerah : Rp. (115.000.000,-) - Penerimaan : Rp. 1.500.000.000,- - Pengeluaran : Rp. 1.615.000.000,- Pembiayaan Netto : Rp. (115.000.000,-) SILPA : Rp. 0,-

Pada tahun 2013 perkiraan pagu belanja langsung diproyeksikan sebesar Rp. 363.893.613.000,-. Berdasarkan hasil forum SKPD, usulan kabupaten mencapai

Rp. 1.171.894.055.700,- dan setelah sinkronisasi melalui musrenbang dan

Dokumen terkait