• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Wawasan Lingkungan yang Mempengaruhi Lingkungan Perpustakaan 1 Pengertian Wawasan Lingkungan

2.3.3 Kebijakan Pembangunan Berwawasan Lingkungan

Menurut Salim (1986: 172) kebijaksanaan lingkungan seperti diucapkan Presiden Soeharto dalam Amanat Lingkungan 5 Juni 1982 memuat lima pokok penting:

1. Menumbuhkan sikap kerja berdasarkan kesadaran saling membutuhkan antara satu dengan yang lain. Hakekat lingkungan hidup memuat hubungan saling kait-mengait dan hubungan saling membutuhkan sektor satu dengan sektor lain, antara Negara satu dengan Negara lain bahkan antara generasi kini dengan generasi nanti. Karena itu diperlukan sikap kerjasama dengan semangat solidaritas antarsektor, antardaerah, antarnegara dan antargenerasi.

2. Kemampuan menyerasikan kebutuhan dengan kemampuan sumber alam dalam menghasilkan barang dan jasa. Kebutuhan manusia yang terus-menerus meningkat perlu dikendalikan untuk disesuaikan dengan pola penggunaan sumber alam secara bijaksana.

3. Mengembangkan sumber daya manusia agar mampu menanggapi tantangan pembangunan tanpa merusak lingkungan.

4. Mengembangkan kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat sehingga tumbuh menjadi kesadaran berbuat.

5. Menumbuhkan lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang dapat mendayagunakan dirinya untuk menggalakkan partisipasi masyarakat dalam mencapai tujuan pengelolaan lingkungan hidup.

Berdasarkan uraian di atas, dengan adanya kebijakan pembangunan berwawasan lingkungan ini bahwa untuk menyelamatkan lingkungan kita harus memiliki sikap sadar untuk melindungi dan merawat lingkungan serta memiliki kesadaran saling bergantung satu sama lain. Penggunaan sumber daya alam harus bijaksana, karena persediaan sumber daya alam yang tak terbatas sementara pemintaan cenderung naik. Lima pokok ikhtiar diatas memang belum lengkap, namun apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh akan cukup untuk melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan, yang perlu dikembangkan dimasa sekarang dan dimasa mendatang

2.3.4 Energi

Menurut Satwiko (2005: 1) bahwa: “energi adalah kemampuan untuk mengerjakan sesuatu. Energi dapat ditemukan dalam beragam bentuk, seperti energi kimia, energi lisrtik, energi cahaya, energi panas, energi mekanik dan energi nuklir”.

Satwiko (2005: 7) menyatakan bahwa:

Dari sisi ketersediaannya, energi dapat dibagi menjadi energi yang terbarui (renewable) dan tak terbarui (non-renewable). Energi terbarui adalah energi yang relatif tidak akan pernah habis, seperti energi matahari, angin, air, dan massa bio seperti sampah rumah tangga dan limbah pertanian. Energi tak terbarui tidak dapat diadakan lagi setelah habis, seperti minyak, batubara, dan gas alam. Sekali habis kita tidak dapat membuatnya lagi. Satwiko (2005: 7) juga menyatakan bahwa:

Energi terbarui cukup banyak dan saat ini masih terus-menerus dikembangkan. Sering disebutkan bahwa energi terbarui tidak mengganggu lingkungan hidup. Ini tidak sepenuhnya benar, karena ternyata dalam praktiknya sumber energi ini pun dapat merusak lingkungan. Demikian pula kumpulan sel surya untuk menuai energi dari matahari dapat menghabiskan lahan yang sangat luas.

Berdasarkan uraian diatas, energi terbarui lebih baik daripada energi tak terbarui, karena energi terbarui ini sangat cocok di kembangkan dalam pembangunan perpustakaan yang berwawasan lingkungan seperti diketahui diatas bahwa energi terbarui tidak dapat merusak lingkungan. Beberapa energi tebarui yang kita kenal saat ini adalah sebagai berikut:

2.3.4.1 Energi Surya

Menurut Satwiko (2005: 8) bahwa:

Matahari adalah sumber energi utama bumi. Boleh dikatakan hampir semua energi yang ada di bumi dapat dilacak asal-usulnya. Matahari memancarkan energi ke segala arah. Energi surya dapat dipergunakan secara langsung maupun tidak langsung. Kita dapat mengubah energi surya menjadi listrik memakai sel surya (photo-voltaic) lalu disimpan di baterai untuk dipergunakan sewaktu-waktu bila matahari tidak tampak. Kita juga dapat menangkap panas matahari dengan panil surya (solar panel) untuk memanaskan air buat mandi.

Menurut Satwiko dalam Gray (1996: 16) keuntungan sel surya adalah:

a. Membangkitkan listrik tanpa ada bagian yang bergerak sehingga tidak menimbulkan kebisingan maupun asap

b. Memungkinkan untuk memperoleh listrik di lokasi yang tidak dilalui oleh jaringan listrik umum

c. Ringan, mudah dipasang, mudah disetel untuk menghasilkan output maksimal

d. Awet, bandel, tahan cuaca

e. Hanya perlu memerlukan perawatan kecil seperti pembersihan f. Tanpa biaya bahan bakar, dan hampir tanpa biaya perawatan g. Sekali dipasang, hampir selamanya membangkitkan listrik gratis

h. Menghasilkan listrik searah (DM, direct current) yang langsung dapat disimpan di baterai

i. Tersedia dalam bentuk modul, sehingga mudah ditambah-kurangi sesuai kebutahan dan dana

Berdasarkan uraian di atas bahwa energi surya merupakan energi utama di bumi dan persediaannya tidak selalu ada tersedia. Karena energi surya merupakan energi terbarui yang tidak merusak lingkungan, maka energi surya dapat dijadikan salah satu energi yang bisa di terapkan untuk membangun perpustakaan yang berwawasan lingkungan yang menghasilkan listrik secara alami tanpa menimbulkan kebisingan dan asap.

2.3.4.2 Energi Massa Bio

Satwiko (2005: 30) menyatakan bahwa:

Massa bio adalah bahan organik yang menyimpan energi matahari dalam bentuk kimiawi. Bahan bakar massa bio antara lain kayu, limbah pertanian, dan sampah organik rumah tangga. Jika dibakar, energi kimiawi yang terkandung dilepaskan dalam bentuk panas. Energi massa bio dapat dipergunakan secara sederhana. Massa bio dimasukkan ke dalam tungku pembakar. Panasnya digunakan untuk memanaskan air, kemudain uap air akan memutar turbin listrik. Cara lain adalah dengan cara menumpuk massa bio di tempat pembuangan. Ketika terurai maka akan timbul gasmetan yang dapat dikumpulkan dengan pipa-pipa untuk dipergunkan pada pembangkit listrik. Energi massa bio sangat berpotensi untuk di kembangkan.

Berdasarkan uraian di atas bahwa energi massa bio merupakan energi terbarui yang tidak merusak lingkungan, maka energi massa bio dapat dijadikan salah satu energi yang bisa di terapkan untuk membangun perpustakaan yang berwawasan lingkungan yang menghasilkan listrik secara alami tanpa merusak lingkungan.

2.3.4.3 Energi Hidrogen

Hidrogen adalah elemen di alam yang paling sederhana dan paling banyak di jumpai di alam semesta (75%). Hidrogen adalah energi massa depan. Gas hidrogen tidak tersedia secara alami sehingga kita harus membuatnya dengan memisahkan hidrogen dari air, massa bio dan gas alam. Beberapa bakteri dan alga memproduksi hidrogen. Listrik juga dapat memisahkan hidrogen dari air dengan proses elektrolisa. Saat ini teknologi pembuatan hidrogen masih sangat mahal dan pengembangannya terus dilakukan agar kelak dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan mudah, murah dan aman.

Berdasarkan uraian di atas hidrogen dapat menyimpan energi. Energi hidrogen bersih sehingga aman bagi lingkungan. Saat ini energi yang paling fleksibel adalah listrik, yang dapat diubah menjadi panas, cahaya, bunyi, dan lain- lainnya, kapan saja dan dimana saja. Hidrogen menawarkan bentuk sumber energi yang luwes, mudah diangkut, dan diubah menjadi listrik untuk keperluan lain. maka energi hidrogen dapat dijadikan salah satu energi yang bisa di terapkan untuk membangun perpustakaan yang berwawasan lingkungan.

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa energi terbarui sangat aman bagi lingkungan. Dari beberapa energi terbarui diatas dapat diterapkan salah satunya untuk pembangunan perpustakaan berwawasan lingkungan. Seperti energi matahari, energi massa bio dan energi hidrogen mempunyai peluang yang besar untuk menghasilkan listrik yang banyak, sehingga perpustakaan dapat menghemat penggunaan listrik dari PLN dan beralih menggunakan listrik dari sumber energi terbarui yang aman bagi lingkungan

BAB I PENDAHULUAN

Dokumen terkait