• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Pemerintahan Daerah dalam Konservasi Sumber Daya Air di Kabupaten Kuningan

Kebijakan pemerintah daerah dalam konservasi sumber daya air di Kabupaten Kuningan, tercermin dalam peraturan dearah yaitu antara lain:

a. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 12 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Air.

Pemerintahan Kabupaten Kuningan berdasarkan pertimbanhan bahwa Air merupakan anugerah Allah Yang Maha Kuasa dan

commit to user

mempunyai kedudukan serta peran penting bagi kehidupan manusia, oleh karenanya harus dikelola dan dimanfaatkan secara adil dan berkelanjutan;bahwa dalam menghadapi ketidakseimbangan antara ketersediaan air yang cenderung menurun dan kebutuhan air yang semakin meningkat, sumber daya air wajib dikelola dengan memperhatikan fungsi sosial, lingkungan hidup(ekologi) dan ekonomi secara selaras;bahwa pengelolaan konservasi sumber daya air perlu diarahkan untuk mewujudkan sinergi dan keterpaduan yang harmonis antarwilayah, antarsektor, dan antargenerasi. Pemerintahan Kabupaten Kuningan membuat Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 12 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Air yang berfungsi sebagai panduan dalam melakukan konservasi sumber daya air di Kabupten Kuningan. Pasal 1 (14) yaitu Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia dalam kualitas dan kuantitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada masa kini dan masa depan. Pasal 1 (25) yaitu Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan termasuk sumber daya air ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.

Tujuan Dan Sasaran Konservasi Pasal 4 Tujuan Konservasi Sumber Daya Air Adalah Untuk Menjaga Dan Atau Menjamin Kelangsungan Keberadaan Daya Dukung, Daya Tampung Dan Fungsi Sumber Daya Air Secara Berkelanjutan. Sasaran Konservasi Sumber Daya Air Adalah : Tercapainya Keselarasan, Keserasian Dan Keseimbangan Antara Manusia Dan Lingkungan ; Terjamin Dan Terkendalinya Pemanfaatan Sumber Daya Air Bagi Kepentingan Generasi Masa Kini Dan Masa Depan; Terarahnya Kebijakan Dalam Pemanfaatan Konservasi Sumber Daya Air.

commit to user

Perlindungan dan Pelestarian Pasal 11 yaitu Perlindungan dan pelestarian sumber air ditujukan untuk melindungi dan melestarikan sumber air beserta lingkungan keberadaannya terhadap kerusakan atau gangguan yang disebabkan oleh daya alam, termasuk kekeringan dan yang disebabkan oleh tindakan manusia.

Perlindungan dan pelestarian sumber air sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) dilakukan melalui : pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air dan daerah tangkapan air; pengendalian pemanfaatan sumber air; pengisian air pada sumber air; pengaturan prasarana dan sasaran sanitasi; pengaturan permukiman pada daerah resapan air;

perlindungan sumber air dalam hubungannya dengan kegiatan pembangunan dan pemanfaatan lahan pada sumber air; pengendalian pengolahan tanah di daerah hulu; pengaturan daerah sempadan sumber air; rehabilitasi hutan dan lahan; dan/atau pelestarian hutan lindung, hutan konservasi dan hutan produksi terbatas. Upaya perlindungan dan pelestarian sumber air sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dijadikan dasar dalam penatagunaan lahan. Perlindungan dan pelestarian sumber air dilaksanakan secara vegetatif dan atau sipil teknis melalui pendekatan sosial, ekonomi dan budaya. Ketentuan mengenai perlindungan dan pelestarian sumber air sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Kawasan Permukiman Pasal 26 Rehabilitasi dan konservasi terhadap kawasan permukiman dilakukan untuk mencegah terjadinya erosi, banjir serta melindungi air tanah dan air permukaan dengan memperhatikan kaidah-kaidah konservasi. Pasal 34 Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi Sumber Daya Air serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan daya rusak air.Setiap orang yang melakukan usaha dan atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan Konservasi Sumber Daya Air.Pasal 39 Setiap orang yang melakukan usaha dan atau kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya yang

commit to user

berdampak terhadap fungsi lingkungan wajib memiliki izin melakukan usaha dan atau kegiatan. Izin melakukan usaha dan atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh pejabat yang berwenang. Pelimpahan kewenangan, tata cara dan persyaratan untuk memperoleh izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 50 yaitu Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 dan Pasal 39 ayat (1) diancam dengan tindak pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.Denda sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) merupakan pendapatan daerah dan harus disetor langsung ke kas Pemerintah Daerah.

b. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 12 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kebun Raya Kuningan,

Pemerintahan Kabupaten Kuningan sesuai dengan arah kebijakan pembangunan konservasi menitikberatkan pada pemanfaatan sumber daya alam secara lestari dan berkelanjutan; bahwa kebijakan pembangunan konservasi perlu didukung penumbuhan budaya konservasi di masyarakat melalui pendidikan lingkungan dan pembangunan area konservasi; bahwa pembangunan area konservasi berupa Kebun Raya Kuningan adalah upaya meningkatkan dan memanfaatkan potensi daerah secara optimal dan berkelanjutan perlu didukung perangkat aturan; bahwa agar penyelenggaraan Kebun Raya Kuningan dapat mencapai dayaguna dan hasilguna yang optimal diperlukan adanya pengaturan dalam penyelenggaraannya. Kebun Raya adalah Kebun Raya Daerah yang dikelola oleh Pemerintah Daerah, terletak di Desa Padabeunghar dan berbatasan sebelah barat dengan Kabupaten Majalengka, Sebelah timur dan selatan dengan

commit to user

Taman Nasional Gunung Ciremai, sebelah utara berbatasan dengan tanah masyarakat Desa Padabeunghar.

Visi Kabupaten Kuningan Tahun 2009 – 2013 adalah ” Kuningan Lebih Sejahtera Berbasis Pertanian dan Pariwisata yang Maju dalam lingkungan yang lestari dan Agamis Tahun 2013 ”. Untuk mewujudkan Visi daerah dimaksud terutama untuk menciptakan kelestarian lingkungan didukung dengan Misi yaitu ” Meningkatkan pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup dalam kerangka Kabupaten Konservasi dengan berorientasi pada perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan secara lestari ”. Program prioritas yang terkait dengan misi tersebut adalah : Peningkatan pencegahan/penanggulangan pencemaran dan perusakan lingkungan; Penataan ruang terbuka hijau dalam menjaga kelestarian lingkungan; Peningkatan upaya rehabilitasi lahan kristis, reklamasi lahan dan konservasi sumber daya hutan;

Peningkatan optimalisasi pendayagunaan sumber daya hutan;

Peningkatan pengendalian usaha pertambangan. Kebun Raya Kuningan secara konseptual merupakan salah satu alternatif sekaligus terobosan dalam rangka pelasanaan program prioritas dimaksud terutama disekitar kawasan gunung ciremai. Penyelenggaraan Kebun Raya Kuningan dimaksud disamping akan memiliki fungsi dan manfaat untuk menjamin kelestarian lingkungan hidup juga akan memberi residu atau nilai tambah dalam menunjang pembangunan pariwisata serta peningkatan Pendapatan Asli Daerah.

Berdasarkan Pasal 2 Tujuan pendirian Kebun Raya adalah:menjaga keserasian dan keseimbangan ekosistem lingkungan;

menata dan mengembangkan fungsi ruang terbuka hijau;melaksanakan fungsi konservasi; meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat, indah, bersih dan nyaman.Pasal 3Fungsi Kebun Raya adalah:tempat perlindungan plasma nuftah dan keanekaragaman hayati melalui konservasi tanaman endemik, nasional dan internasional secara ex-situ;konservasi fungsi ekosistem, penjaga iklim mikro;sarana

commit to user

pendidikan lingkungan; pengendali tata air; dansarana estetika dan rekreasi.Pasal 4 Manfaat Kebun Raya adalah:sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan;sarana untuk mencerminkan identitas daerah;sarana rekreasi dan interaksi sosial;meningkatkan potensi ekonomi daerah;menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan prestise daerah;sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa dan manula; memperbaiki iklim mikro;meningkatkan cadangan oksigen dan reduksi karbon.

c. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 11 Tahun 2013 tentang Hutan Kota,

Hutan kota merupakan sumber daya alam yang mempunyai berbagai fungsi, baik ekologi, ekonomi, sosial, pendidikan maupun budaya yang diperlukan guna menunjang kehidupan manusia dan mahluk hidup; bahwa dalam upaya menciptakan wilayah perkotaan yang berwawasan lingkungan yang berkualitas dan dalam rangka meminimalkan wilayah pencemaran lingkungan sebagai akibat sumber daya alam yang dimanfaatkan secara bebas serta untuk mengkondisikan lingkungan perkotaan yang selaras antara luas wilayah, jumlah penduduk beserta pemukimannya dan aktivitasnya, maka perlu diatur mengenai pembangunan dan pengelolaan hutan kota.

Berdasarkan Pasal 1 (6). Hutan Kota adalah hamparan lahan yang bertumbuhan pohonpohon yang kompak dan rapat serta diatur sedemikian rupa di Kota Kecamatan atau sekitar wilayah penunjang Kota Kecamatan baik pada tanah Negara maupun tanah hak, yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.

Berdasarkan Pasal 2 Tujuan Penyelenggaraan dan pengelolaan hutan kota adalah untuk penghijauan guna mencegah pencemaran udara dalam Daerah, kelestarian lingkungan hidup atas sumber daya alam dan keseimbangan ekosistem lingkungan, sosial dan budaya masyarakat di daerah. Pasal 3 Penyelenggaraan hutan kota

commit to user

dimaksudkan untuk: a. menekan/mengurangi peningkatan suhu udara di perkotaan; b. menekan/mengurangi pencemaran udara (kadar karbonmonoksida, ozon, karbondioksida, oksida nitrogen, belerang dan debu); c. mencegah terjadinya penurunan air tanah dan permukaan tanah; dan d. mencegah terjadinya banjir atau genangan, kekeringan, intrusi air laut, meningkatnya kandungan logam berat dalam air. Pasal 4 Fungsi Hutan Kota adalah : a. menjaga nilai estetika; b. memperbaiki dan menjaga iklim mikro; c. membuka lebih luas daerah resapan air; d.

menciptakan keseimbangan dan keindahan lingkungan kota; e.

memberikan tempat bagi eco-edukasi; f. memberikan kenyamanan dan kesejukan; g. memberikan dampak penghijauan lingkungan; dan h.

mendukung pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.

Berdasarkan Pasal 25 Setiap orang atau badan dilarang melakukan perubahan fungsi lahan hutan kota yang telah ditetapkan sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat (1). Pasal 26 Setiap orang atau badan dilarang melakukan kegiatan yang mengakibatkan kerusakan atau penurunan fungsi hutan kota antara lain : a. membakar hutan kota; b.

menebang, memotong, mengambil dan memusnahkan tanaman dalam hutan kota tanpa seizin dari pejabat yang berwenang; c. membuang benda-benda yang dapat mengakibatkan kebakaran atau membahayakan kelangsungan fungsi hutan kota; d. mengerjakan, menggunakan atau menduduki hutan kota secara tidak sah; e.

melakukan aktifitas sehari-hari atau berdagang secara sementara atau tetap tanpa seizin dari pejabat yang berwenang.

Berdasarkan Pasal 36 (1) Setiap orang/badan yang melanggar ketentuan Pasal 25 dan Pasal 26 Peraturan Daerah ini diancam dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- ( lima puluh juta rupiah ). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

commit to user

d. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kuningan Tahun 2014 – 2018

Kuningan merupakan daerah yang memiliki ciri tersendiri, berada di ujur timur Provinsi Jawa Barat Kabupaten Kuningan berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.Sebagai daerah yang menjadi hulu bagi tiga daerah aliran sungai yang dipergunakan oleh kabupaten/kota disekitarnya Kabupaten Kuningan memerankan fungsi sebagai daerah penyangga bagi area Ciayumajakuning (Cirebon kota/kab, Indramayu, Majalengka dan Kuningan).Kabupaten Kuningan terbagi atas 32 (tiga puluh dua) kecamatan.

Kabupaten Kuningan dalam pembangunan jangka panjang 2005-2025 menetapkan visi;” Dengan Iman dan Taqwa, Kabupaten Kuningan menjadi kabupaten agropolitan dan pariwisata termaju di Jawa Barat”. Visi pembangunan ini mengisyaratkan arah pembangunan Kabupaten Kuningan yang akan menitikberatkan pada sektor pertanian atau agropolitan dalam arti luas dan pengembangan pariwisata daerah khususnya yangberbasis pariwisata alam dan budaya sebagai sektor unggulan daerah. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang termuat dalam Perda Nomor 5 Tahun 2009 menetapkan lima tahapan pembangunan. Posisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2014-2018 berada dalam tahap ketiga dengan fokus pada peningkatan kemandirian masyarakat.

Kabupaten Kuningan juga telah mendeklarasikan konsep pembangunan sebagai “Kabupaten Konservasi” pada tahun 2006 dengan penerapan azas-azas konservasi dalam seluruh gerak pembangunan di Kabupaten Kuningan. Pilihan sadar menerapkan pola pembangunan ramah lingkungan merupakan hasil kajian mendalam terhadap potensi dan posisi Kabupaten Kuningan baik dalam skala lokal maupun regional. Pola pembangunan ini akan menjaga keseimbangan kemajuan sektor ekonomi, kelestarian ekologi dan

commit to user

pengembangan sosial budaya yang berkelanjutan yang merupakan implementasi pola pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

Kabupaten Kuningan juga mempunyai peran strategis dalam kebijakan regional baik skala nasional yang menetapkan Wilayah Cirebon sebagai Pengembangan Kawasan Nasional melalui pembangunan metropolitan Cirebon, Pelabuhan Laut Internasional dan pembangunan Jalan Trans-Jawa. Kebijakan regional Jawa Barat dengan pembangunan lapangan udara kertajati, Kertajati Aerocity, pembangunan Waduk Jatigede yang menuntut pendekatan pembangunan terpadu dimana setiap daerah dapat memainkan peran untuk mewujudkan pembangunan regional yang kuat.

Pendekatan RPJMD 2014-2018 diwarnai oleh tiga hal utama, pertama amanat RPJPD 2005-2025, kedua komitmen politis dari pasangan Bupati dan Wakil Bupati Terpilih, dan ketiga adalah hasil analisis terhadap isu-isu strategis daerah serta proses perencanaan partisipatif yang melibatkan seluruh pihak di Kabupaten Kuningan.

Penetapan arah pembangunan yang fokus pada perwujudan kemandirian pembangunan daerah dan perekonomian masyarakat merupakan upaya untuk meningkatkan kinerja pembangunan daerah di era otonomi.Kehidupan harmonis dan pengembangan budaya yang sehat, kuat, toleran dan mempunyai ketahanan (resilience) yang tinggi melalui penerapan norma-norma agama merupakan upaya antisipasi terhadap tuntutan perubahan zaman, implikasi dari globalisasi dan keterbukaan arus informasi.Kesejahteraan masyarakat menjadi komponen berikutnya dengan arah pengembangan pada pemerataan hasil-hasil pembangunan sehingga hasil pembangunan dapat dinikmati oleh setiap lapisan masyarakat, untuk menghasilkan kemajuan yang berkeadilan. Visi RPJMD 2014-2018 merupakan penjabaran dari RPJPD 2005-2025 dan merupakan cita-cita masyarakat Kabupaten Kuningan untuk 5 (lima) tahun mendatang yaitu “Kuningan Mandiri,

commit to user

Agamis dan Sejahtera tahun 2018”. Untuk melaksanakan visi ini akan diwujudkan melalui pencapaian misi pembangunan Kabupaten Kuningan 2014-2018: a) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui penanaman nilai agama, peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, daya saing dan pengarusutamaan gender dalam kehidupan berbudaya dan harmonis. b) Memantapkan keunggulan kawasan agropolitan, pariwisata daerah, sektor unggulan lainnya, peningkatan investasi ramah lingkungan, serta peningkatan sarana dan prasarana daerah; c) Meningkatkan percepatan penanggulangan kemiskinan, melalui pelayanan sosial terpadu dan pemberdayaan masyarakat; d) Memantapkan pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup dalam kerangka Kabupaten Konservasi dengan menerapkan asas kehidupan berkelanjutan; e) Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan pengembangan kerjasama daerah.

e. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 7 Tahun 2015 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Kabupaten Kuningan;

Berdasarkan Pasal 1 (32). Konservasi tanah dan air adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat dan fungsi sumber daya lahan dan air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan/

atau kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.

Berdasarkan Pasal 15 (1) Pemanfaatan LP2B dilakukan dengan menjamin konservasi tanah dan air. (2) Pemerintah Daerah berkewajiban melaksanakan konservasi tanah dan air, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, dalam hal : a. menjaga serta meningkatkan kesuburan tanah; b. mencegah kerusakan lahan; dan c.

memelihara kelestarian lingkungan. (3) Pemerintah Daerah bertanggung jawab terhadap pelaksanaan konservasi tanah dan air yang meliputi : a. perlindungan sumber daya lahan dan air; b. pelestarian

commit to user

sumber daya lahan dan air; c. pengelolaan kualitas lahan dan air; dan d.

pengendalian pencemaran.

Berdasarkan Pasal 16 (1) Setiap orang yang memiliki hak atas tanah yang ditetapkan sebagai LP2B berkewajiban : a. memanfaatkan tanah sesuai peruntukan; b. mencegah kerusakan irigasi; c. menjaga dan meningkatkan kesuburan tanah; d. mencegah kerusakan lahan; dan e. memelihara kelestarian lingkungan. (2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. (3) Setiap orang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana pada ayat (1) dan mengakibatkan kerusakan lahan wajib memperbaiki lahan tersebut.

Berdasarkan Pasal 23 (1) Pemerintah Daerah melindungi luasan LP2B yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1). (2) Luasan LP2B yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang dialihfungsikan. (3) Larangan alih fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikecualikan terhadap LP2B dalam rangka : a.

pengadaan tanah untuk kepentingan umum; atau b. terjadi bencana. (4) Setiap orang yang melakukan alih fungsi pada LP2B di luar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib mengembalikan keadaan tanah Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan ke keadaan semula. (5) Dalam hal alih fungsi LP2B dilakukan karena terjadi bencana, lahan pengganti wajib disediakan oleh Pemerintah Daerah. (6) Terhadap alih fungsi LP2B untuk kepentingan umum dan/atau karena bencana, pihak yang mengalihfungsikan berkewajiban mengganti lahan yang dialihfungsikan dengan mempertimbangkan : a. luas dan lokasi yang akan dialihfungsikan; b. potensi kehilangan hasil; c. resiko kerugian investasi; dan d. dampak ekonomi, lingkungan, sosial, dan budaya. (7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara alih fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) diatur dengan Peraturan Bupati.

commit to user

Berdasarkan Pasal 46 (1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) dan ayat (4) diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. (3) Dalam hal tindak pidana di bidang LP2B diancam dengan hukuman pidana yang lebih tinggi dari ketentuan ayat (1), maka dikenakan ancaman pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Kuningan saat ini masih kurang lengkap, adapun kekurangan yaitu terkait peraturan mengenai Kabupaten Konservasi walaupun sudah ada dalam RPJMND Kabupaten Kuningan serta belum ada peraturan daerah tentang pengelolaan air hujan, saat ini baru ada hanya Intruksi Bupati Kuningan Nomor 3 Tahun 2018 tentang Konservasi Air Tanah yang berisi tentang sumur respan dan lubang biopori9. Kebijakan konservasi sumberdaya air yang sedang berjalan yaitu rencana peraturan daerah tentang mata air, kebijakan ini sedang dalam proses pembahasan di DPRD Kabupaten Kuningan10. Kebijakan lingkungan hidup saat ini masih terkalahkan oleh kepentingan ekonomi sehingga mengakibatkan proses pembuatan kebijakan yang pro lingkungan hidup masih berjalan sangat pelan11. Kebijakan-kebijakan pemerintah daerah ketika masih dalam naskah akademik dan atau rancangan peraturan daerah masih sesuai dengan konteks keilmuan dan cukup ideal, akan tetapi ketika sudah masuk proses pembahasan di lembaga legislatif cenderung berupah sesuai dengan kepentingan masing-masing para pihak12.

9 Wawancara dengan Jumhari selaku Kepala Bidang Konservasi Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kuningan. 15 September 2018

10 Wawancara dengan Rismunandar selaku Kepala Seksi Konservasi Sumberdaya Air, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataaan Ruang Kabupaten Kunigan. 23 September 2018

11 Wawancara dengan Yoyo Sunaryo selaku Akademisi bidang Lingkungan Hdup. 12 Maret 2018

12 Wawancara dengan Haris Budiman selaku Akademisi bidang Hukum. 11 April 2018

commit to user

B. Kelembagaan dalam Pengelolaan Konservasi Sumber Daya Air di

Dokumen terkait