• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

2. Kebijakan Pendidikan

a. Pengertian Kebijakan Pendidikan

Kebijakan merupakan tindakan politik yang dilakukan secara sengaja dengan pemikiran matang dan hati-hati oleh sejumlah pejabat, organisasi, dan instansi pemerintah untuk memecahkan masalah dan

menghasilkan keputusan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Semua bidang kehidupan mempunyai kebijakannya masing-masing untuk dijadikan sebagai pedoman dalam bertindak dan pembatasan perilaku, sehingga mempunyai arah yang jelas dalam melangkah ke masa depan. Kebijakan tersebut tidak terkecuali juga ada pada bidang pendidikan yang sering disebut dengan kebijakan pendidikan (educational policy).

Kebijakan pendidikan dilatarbelakangi oleh adanya masalah dalam bidang pendidikan. Masalah kebijakan pendidikan muncul ketika adanya kesenjangan antara tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dengan kenyataan penyelenggaraan pendidikan. H.A.R. Tilaar dan Riant Nugroho (2008: 140) mengemukakan bahwa kebijakan pendidikan merupakan proses perumusan langkah-langkah strategis penyelenggaraan pendidikan dengan menjabarkan visi dan misi pendidikan guna mencapai terwujudnya tujuan pendidikan yang dibuat dalam kurun waktu tertentu. Margaret E. Goertz mengatakan bahwa kebijakan pendidikan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas anggaran pendidikan (Riant Nugroho, 2008: 37).

Dari pengertian tersebut menjelaskan bahwa dalam merumuskan kebijakan pendidikan harus menjabarkan visi dan misi pendidikan nasional untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan nasional. Kebijakan pendidikan ditetapkan dalam kurun waktu tertentu dan dapat diubah atau diganti sesuai dengan keadaan zaman serta

kebutuhan. Kebijakan pendidikan dirumuskan melalui proses politik untuk menentukan rencana-rencana atau langkah-langkah strategis dalam menyelenggarakan pendidikan. Menentukan rencana-rencana kebijakan pendidikan harus juga mengkaitkannya dengan anggaran pendidikan. Sebab anggaran pendidikan sangat menentukan tingkat efisien dan efektivitas pelaksanaan suatu kebijakan pendidikan.

Pengertian lain dijelaskan oleh Arif Rohman (2012: 86) yang mengemukakan bahwa kebijakan pendidikan merupakan kebijakan publik yang secara khusus mengatur kegiatan di bidang pendidikan yang berkaitan dengan penyerapan, alokasi, dan distribusi sumber penyelengaraan pendidikan serta pengaturan perilaku dalam pendidikan. Dari pengertian tersebut jelas bahwa kebijakan pendidikan merupakan bagian kebijakan publik yang khusus memecahkan masalah dan mengatur kegiatan di bidang pendidikan. Dalam hal ini kebijakan pendidikan menjadi pedoman dalam menyelenggarakan pendidikan yang berkaitan dengan delapan standar pendidikan.

Dari beberapa pendapat tentang pengertian kebijakan pendidikan, penulis dapat menyimpulkan bahwa kebijakan pendidikan adalah kebijakan publik di bidang pendidikan yang menjabarkan visi dan misi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan untuk menentukan langkah-langkah strategis penyelenggaraan pendidikan.

b. Komponen-komponen Kebijakan Pendidikan

Charles O. Jones mengemukakan sebuah kebijakan pendidikan mencakup lima komponen, yaitu:

1) Tujuan(goal)

Tujuan adalah hasil yang ingin dicapai oleh individu atau kelompok dalam jangka waktu tertentu. Tujuan biasanya dibuat sebagai langkah awal dalam pembuatan suatu rencana kegiatan atau program. Dalam suatu kegiatan dibutuhkan juga tujuan sebagai salah satu komponennya. Kebijakan pendidikan yang akan diimplementasikan harus mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan dalam kebijakan pendidikan juga harus rasional dan dapat diterima oleh semua pihak.

2) Rencana(plans)

Setelah menentukan tujuan kebijakan pendidikan yang ingin dicapai, selanjutnya yang harus dilakukan adalah membuat rencana kerja yang memuat secara spesifik operasional kerja yang akan digunakan untuk mencapai tujuan. Rencana kerja dibuat untuk mengatur manajemen kerja dalam mengimplementasikan suatu kebijakan pendidikan sehingga arah pelaksana kebijakannya jelas dan terarah.

3) Program(Programme)

Langkah ketiga adalah pembuatan program. Program merupakan proyek nyata dari tujuan yang telah disusun sebelumnya. Program

dilaksanakan sebagai upaya untuk mencapai sebuah tujuan dengan melihat tingkat keberhasilan dan kegagalan. Program yang dimaksudkan disini adalah kebijakan pendidikan yang akan mempengaruhi bidang pendidikan. Dalam membuat suatu kebijakan pendidikan sebaiknya dibuat lebih dari satu atau dengan membuat beberapa pilihan alternatif kebijakan pendidikan agar nantinya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan kebijakan pendidikan.

4) Keputusan(Decision)

Keputusan (decision) adalah segenap tindakan untuk menentukan tujuan, membuat rencana program, melaksanakan program dan mengevaluasi program. Keputusan diambil dengan memperhatikan hasil ujicoba dari beberapa alternatif kebijakan pendidikan yang telah dilakukan. Hasil rasionalitas, tingkat kepuasaan dan dapat diterimanya kebijakan pendidikan oleh semua pihak menjadi pertimbangan utama dalam memutuskan kebijakan pendidikan untuk ditetapkan dan diimplementasikan.

5) Dampak(Efects)

Dampak (efect) merupakan dampak dari program yang telah dilaksanakan baik secara sengaja maupun tidak sengaja, baik program primer maupun sekunder. Dalam penetapan suatu kebijakan pendidikan tidak dipungkiran pasti akan menimbulkan

dampak positif maupun dampak negatif (Arif Rohman, 2012: 79- 80).

Kelima komponen di atas digunakan untuk mewujudkan terjadinya suatu kebijakan. Tanpa kelima komponen tersebut suatu kebijakan tidak akan berjalan atau tidak dapat diimplementasikan dengan baik. Kelima komponen saling berhubungan dan berkaitan satu sama lain untuk mendukung pembuatan suatu kebijakan khusus kebijakan dalam bidang pendidikan.

c. Implementasi Kebijakan Pendidikan

Dalam suatu alur pembuatan kebijakan tentu melewati beberapa tahapan penting yang harus dijalankan. Salah satu tahapan penting tersebut adalah implementasi kebijakan. Supandi dan Achmad Sanusi menjelaskan bahwa implementasi kebijakan adalah suatu proses menjalankan satu alternatif kebijakan yang telah diputuskan dari beberapa altenatif kebijakan yang dirancang sebelumnya (Yoyon Suryono, 2007: 33). Jika dikaitkan dengan implementasi kebijakan pada bidang pendidikan dapat berarti bahwa suatu implementasi kebijakan pendidikan merupakan proses menjalankan satu alternatif kebijakan pendidikan yang telah dipilih dan diputuskan.

Van meter dan Van Horn mengemukakan bahwa implementasi kebijakan pendidikan adalah keseluruhan tindakan yang dilakukan baik oleh individu atau kelompok dan pemerintah atau instansi swasta untuk menjalankan suatu kebijakan yang telah dibuat sebelumnya guna

mencapai tujuan pendidikan (Arif Rohman, 2012: 106). Dari pengertian di atas jelas bahwa implementasi kebijakan dilakukan setelah adanya perumusan masalah, formulasi dan legitimasi kebijakan. Implementasi kebijakan pendidikan melibatkan perangkat politik dalam memutuskan kebijakan penddikan yang akan digunakan dan dilaksanakan.

Implementasi kebijakan pendidikan akan melihat kendala- kendala yang dihadapi dalam menjalankan suatu kebijakan pendidikan apakah suatu kebijakan pendidikan tetap dijalankan atau tidak. Dari beberapa tahapan pembuatan kebijakan, implementasi kebijakan merupakan kegiatan yang paling komplek dan rumit. Perlu adanya hubungan yang baik antara pemerintah, Dinas Pendidikan, masyarakat, dan sekolah. Kesuksesan implementasi kebijakan pendidikan terletak pada adanya dukungan dari pemerintah, Dinas Pendidikan, masyarakat, dan sekolah yang saling berperan aktif dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Suatu implementasi kebijakan pendidikan yang baik pasti menggunakan beberapa pendekatan yang digunakan sebagai pandangan atau acuan dalam menjalankan suatu kebijakan pendidikan. Solichin (Arif Rohman, 2012: 110-114) menjelaskan ada empat pendekatan yang digunakan dalam proses implementasi kebijakan pendidikan, keempat pendekatan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pendekatan Struktural(Structural Approach)

Dalam teori organisasi modern pendekatan ini bersifat top- down. Pendekatan ini berpandangan bahwa dalam merancang, mengimplementasikan dan mengevaluasi kebijakan pendidikan harus dilakukan secara struktural sesuai dengan tahapan atau tingkatannya. Semua proses dilakukan sesuai dengan hierarkhi suatu organisasi dan sangat birokratis. Hal inilah yang menyebabkan pendekatan ini menjadi kaku jika diterapkan dalam proses implementasi kebijakan pendidikan karena terlalu birokratis.

2) Pendekatan Prosedural dan Manajerial (Procedural and Managerial Approach)

Dalam pendekatan ini tidak mementingkan penataan struktur birokrasi pelaksana tetapi dalam pendekatan ini lebih kepada proses pengembangan prosedur yang relevan dan teknik-teknik yang dirancang dengan tepat. Pendekatan ini membutuhkan beberapa peralatan canggih untuk mengimplementasikan suatu kebijakan pendidikan.

3) Pendekatan Perilaku(Behavioural Approach)

Pendekatan ini meletakkan perilaku manusia sebagai pelaksana dari seluruh kegiatan implementasi kebijakan. Implementasi kebijakan pendidikan akan berjalan dengan baik, bila

perilaku manusia dengan semua sifat-sifatnya juga dikategorikan baik.

4) Pendekatan Politik(Political Approach)

Pendekatan ini menekankan pada faktor-faktor politik yang berkuasa dalam memperlancar dan menghambat proses implementasi kebijakan pendidikan. Implementasi kebijakan pendidikan harus mempertimbangkan realitas-realitas politik. Berdasarkan keempat pendekatan yang digunakan dalam implementasi kebijakan, peneliti menggunakan pendekatan struktural (structural approach). Perancangan, implementasi, dan evaluasi kebijakan harus dilakukan secara sturktural sesuai dengan hirarkhi suatu organisasi serta bersifat birokratis. Semua proses dilakukan sesuai dengan tahapan dan tingkatannya. Pendekatan struktural (structural approach) relevan dengan data hasil penelitian yang ditemukan di lapangan.

Dokumen terkait