• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA 2.1. Perpustakaan Perguruan Tinggi

2.3 Kebijakan Pengembangan Koleksi

Koleksi bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan tentu tidak langsung ada tanpa pengadaan bahan pustaka. Untuk itu perlu adanya pengadaan bahan pustaka yang diharapkan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan pengguna secara cepat, tepat dan mudah. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan dalam pasal 12 ayat 1

disebutkan bahwa “Koleksi perpustakaan diseleksi, diolah, disimpan, dilayankan,

dan dikembangkan sesuai dengan kepentingan pemustaka dengan memperhatikan

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi”. Mengacu pada ayat di atas perlu adanya kebijakan pengembangan koleksi bahan pustaka perpustakaan maupun seleksi informasi saat melakukan pengembangan koleksi bahan pustaka.

Koleksi bahan pustaka yang baik pasti berasal dari pemilihan atau seleksi bahan pustaka yang baik pula. Untuk itu, maka diperlukan kebijakan yang menuntun pengembangan koleksi. Dengan adanya kebijakan pengembangan

koleksi, perpustakaan memiliki pegangan untuk mengembangkan koleksi bahan pustakanya. Perpustakaan harus memperhatian kualitas koleksi bahan pustaka dan menjaga koleksi bahan pustakanya tetap berimbang sehingga dapat memenuhi kebutuhan penggunanya. Karena itu, pengembangan koleksi bahan pustaka harus di dasari oleh asas tertentu. Menurut Yulia (2009:4), asas yang mendasari kebijakan pengembangan koleksi adalah:

1. Kerelevanan

Koleksi perpustakaan hendaknya relevan dengan aktivitas yang telah diprogramkan oleh perpustakaan sehingga memudahkan pencapaian kinerja perpustakaan yang memuaskan para stakeholders. Pustakawan harus bisa mengantisipasi perkembangan yang terjadi pada masyarakat pengguna. 2. Berorientasi Kepada Kebutuhan Pengguna

Pengembangan koleksi harus ditujukan kepada pemenuhan kebutuhan pengguna. Masing-masing jenis perpustakaan mempunyai pengguna yang berbeda, yang berbeda pula pola kebutuhan informasinya. Pustakawan harus bisa membaca kebutuhan berbagai kelompok pengguna yang dalam populasi yang dilayani perpustakaan.

3. Kelengkapan

Koleksi perpustakaan hendaknya lengkap dalam arti terkait dengan kebutuhan para pengguna utama perpustakaan walaupun secara hakiki sudah diketahui bahwa tidak mungkin bagi sebuah perpustakaan dapat memenuhi semua kebutuhan penggunanya. Namun demikian, penting bagi sebuah perpustakaan untuk dapat mendeteksi kebutuhan sehari-hari dari

18

pengguna utama perpustakaannya sehingga dapat menjadi perpustakaan andalan para pengguna. Tentunya wajar sebuah perpustakaan akan ditinggalkan oleh penggunanya apabila apa uang dicari pengguna sering tidak bisa diperoleh di perpustakaan itu.

4. Kemutakhiran

Koleksi hendaknya mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir. Dengan demikian, perpustakaan harus mengadakan dan memperbarui bahan pustaka yang menjadi koleksi. Sejumlah dana rutin diperlukan oleh perpustakaan untuk membeli berbagai bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, yang jumlahnya tidak kecil mengingat semakin tingginya harga bahan pustaka yang beredar di pasaran.

5. Kerja Sama

Koleksi perpustakaan sebaiknya merupakan hasil kerja sama semua pihak yang berkepentingan dalam pengembangan koleksi, yaitu antara pustakawan, Pembina perpustakaan, pimpinan bahan induk, tokoh masyarakat, guru/dosen/peneliti, dan berbagai pihak lain tergantung jenis perpustakaannya. Dengan kerja sama yang baik, diharapkan pengembangan koleksi dapat berdaya guna dan berhasil guna.

Pengembangan koleksi bahan pustaka merupakan istilah yang memiliki arti lebih luas dari pada pengadaan bahan pustaka. Di dalam proses pengembangan koleksi bahan pustaka terdapat kegiatan pengadaan koleksi bahan pustaka dan seleksi bahan pustaka. Menurut Basuki (1991:426), pengertian pengembangan

memilih buku untuk perpustakaan. pemilihan buku berarti juga proses menolak

buku tertentu untuk perpustakaan”. Pengertian pengembangan koleksi bahan

pustaka mengalami perubahan seiring dengan perkembangan bidang ilmu perpustakaan, dimana pengembangan koleksi, pengadaan bahan pustaka dan seleksi bahan pustaka menjadi istilah-istilah kegiatan pengembangan koleksi bahan pustaka yang saling melengkapi.

2.3.1 Pedoman Penentuan Kebijakan Pengembangan Koleksi

Kebijakan pengambangan koleksi erat kaitannya dengan penentuan atau seleksi koleksi bahan pustaka. Menurut Siregar (1998: 6), dalam melaksanakan seleksi bahan pustaka hendaknya memperhatikan pedoman dalam penentuan kebijakan pengembangan koleksi, antara lain:

1. Relevansi (Kesesuaian)

Pemilihan dan pengadaan bahan pustaka terkait dengan kepuasan pengguna yang direlevansi dengan kebutuhan pengguna.

2. Kelengkapan

Koleksi perpustakaan tidak tidak hanya terdiri dari buku-buku teks saja tetapi juga menyangkut bidang ilmu lain yang berkaitan dengan bahan penelitian.

3. Kemuktahiran

Perpustakaan harus selalu mengadakan pemburuan dalam koleksi, sehingga informasi yang disajikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Sebagai contoh kemuktahiran koleksi tersebut dapat dilihat dari tahun terbit.

20

4. Kerjasama

Perlunya kerjasama yang baik dan harmonis sehingga pelaksanaan kegiatan pengembangan koleksi berjalan dengan baik. Dalam kerjasama ini melibatkan beberapa pihak yang berkompeten agar koleksi yang disajikan dapat memenuhi kebutuhan pengguna.

5. Alat Bantu Seleksi

Untuk memudahkan mengetahui informasi koleksi secara lengkap hendaknya pemilihan koleksi menggunakan alat bantu yang tepat.

2.3.2 Fungsi Kebijakan Pengembangan Koleksi

Kegiatan pengembangan koleksi bahan pustaka berfungsi untuk menghimpun dan menyediakan bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan. Bagian kegiatan tersebut sangat membutuhkan pembinaan bahan pustaka, maka penting adanya kebijakan pengembangan koleksi. Menurut Darmono (2001: 55), kebijakan pengembangan koleksi berfungsi sebagai pedoman, sarana komunikasi, dan perencanaan sebab kebijakan tersebut:

1. Menjelaskan cakupan koleksi yang telah ada dan rencana pengembangan selanjutnya, agar diketahui oleh staf perpustakaan, pemakai, administrator, dan dewan Pembina perpustakaan.

2. Memberi deskripsi yang sistis tentang strategi pengolahan dan pengembangan koleksi yang diterapkan di perpustakaan.

3. Menjadi pedoman bagi para pustakawan sehingga ketaatan dalam proses seleksi terjamin, koleksi yang responsive dan seimbang terbentung dan dana dimanfaatkan dengan sebijaksana mungkin.

4. Menjadi standar tolok ukur untuk menilai sejauh mana sasaran pengembangan koleksi tercapai.

5. Berfungsi sebagai sumber informasi dan paduan bagi staf yang baru mulai berpartisipasi dalam pengembangan koleksi.

6. Memperlancar koordinasi antar anggota staf pengadaan koleksi. Memperlancar kerjasama antar perpustakaan dalam pengembangan koleksi. 7. Membantu menjaga kontinuitas, khususnya apabila koleksi besar, serta

menjadi kerangka kerja yang memperlancar transisi dari pustakawan lama ke penggantinya.

8. Membantu pustakawan menghadapi pengadaan berkenaan dengan bahan yang telah diseleksi atau ditolak.

9. Mengurangi pengaruh kolektor tertentu dan selera pribadi. 10. Membantu mempertanggung jawabkan alokasi anggaran.

11. Menjadi sarana komunikasi, baik dengan masyarakat yang dilayani maupun pihak luar lain yang memerlukan informasi mengenai tujuan dan rencana pengadaan dan pengembangan koleksi.

Berdasarkan pedoman tersebut dapat dinyatakan bahwa kebijakan pengembangan koleksi bahan pustaka berfungsi sebagai ketetapan yang memuat prinsip-prinsip untuk mengarahkan kegiatan pengembangan koleksi berlangsung secara terencana dan konsisten. Kebijakan pengembangan perpustakaan

Dokumen terkait