• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persentase (%) - - 2,1 75,3% 22,7% 100 % X4.2 Keinginan akan penghargaan - - 3 39 55 97 Persentase (%) - - 3,1% 40,2% 56,7% 100 %

Sumber : Lampiran 5, Data Diolah

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas diketahui bahwa :

1. Untuk indicator “Kebutuhan afiliasi” sebagian besar responden menyatakan ragu-ragu dengan jumlah responden sebanyak 2 orang (2,1%), setuju dengan jumlah responden sebanyak 73 orang (75,3%), dan responden yang menyatakan sangat setuju dengan jumlah 22 orang (22,7% ).

2. Untuk indikator “Keinginan akan penghargaan” sebagian besar responden menyatakan ragu-ragu dengan jumlah responden sebanyak 3 orang (3,1%), untuk responden yang menyatakan setuju dengan jumlah 39 orang (40,2%), dan responden yang menyatakan sangat setuju dengan jumlah 55 orang (56,7%).

4.2.2.5 Variabel Keputusan Pembeli (Y)

Variabel Gaya Hidup dari 4 indikator, antara lain Proses dimulai saat pembeli kopi menyadari adanya masalah atau kebutuhan akan produk di Starbucks coffee, Konsumen remaja memproses informasi tentang Starbucks untuk membuat keputusan terakhir membeli produk Starbucks coffee, Tahap evaluasi oleh konsumen remaja Starbucks terhadap berbagai macam minuman sejenis setelah itu pembelian Starbucks akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan dan Keputusan pembelian menurut ukuran Starbucks coffee sesuai dengan kebutuhan konsumen remaja. Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya devinisi variabel Keputusan Pembeli (Y) yang merupakan salah satu variabel bebas dengan beberapa indikator yang ditunjukkan pada tabel 4.8 sebagai berikut :

Tabel 4.8

Hasil Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Pembeli (Y)

Item Indikator STS TS R S SS Total

Y1.1

Proses dimulai saat pembeli kopi menyadari adanya masalah atau

kebutuhan akan produk di Starbucks coffee - 3 28 42 24 97 Persentase (%) - 3,1 28,9 % 43,3 % 24,7 % 100 % Y1.2 Konsumen remaja memproses informasi tentang Starbucks untuk membuat - 2 20 56 19 97

keputusan terakhir membeli produk Starbucks coffee

Persentase (%) - 2,1% 20,6 % 57,7 % 19,6 % 100 %

Y1.3

Tahap evaluasi oleh konsumen remaja Starbucks terhadap berbagai macam minuman sejenis setelah itu pembelian Starbucks akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan

- - 25 64 8 97

Persentase (%) - - 25,8 % 66 % 8,2 % 100 %

Y1.4 Keputusan pembelian menurut ukuran

Starbucks coffee sesuai dengan kebutuhan konsumen remaja

1 18 65 13 97

Persentase (%) 1% 18,6% 67% 13,4% 100 %

Sumber : Lampiran 6

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas diketahui bahwa :

1. Untuk indikator “ Proses dimulai saat pembeli kopi menyadari adanya masalah atau kebutuhan akan produk di Starbucks coffee” sebagian besar responden menyatakan setuju dengan jumlah responden sebanyak 42 orang (43,3%)

2. Untuk indikator “ Konsumen remaja memproses informasi tentang Starbucks untuk membuat keputusan terakhir membeli produk

Starbucks coffee” sebagian besar responden menyatakan setuju dengan jumlah 56 orang (57,7%).

3. Untuk indikator “ Tahap evaluasi oleh konsumen remaja Starbucks terhadap berbagai macam minuman sejenis setelah itu pembelian Starbucks akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan” sebagian besar responden menyatakan menyatakan sangat setuju dengan jumlah 64 orang (66%).

4. Untuk indikator “ Keputusan pembelian menurut ukuran Starbucks

coffee sesuai dengan kebutuhan konsumen remaja” sebagian besar responden menyatakan menyatakan sangat setuju dengan jumlah 65 orang (67%).

4.3. Hasil uji validitas dan reliabilitas

Untuk menyakinkan bahwa data dalam penelitian ini valid dan dapat dipercaya, maka dilakukan uji reliabilitas.

4.3.1 Uji validitas

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan koefisien korelasi Product moment, penggunaan korelasi ini untuk menguji validitas yaitu secara statistik angka korelasi yang diperoleh harus dibandingkan dengan angka kritis tabel korelasi. Suatu pertanyaan dianggap valid apabila koefisien korelasi lebih besar dari nilai kritis, sebaliknya

pertanyaan dianggap tidak valid atau dinyatakan gugur apabila koefisien korelasinya lebih kecil dari nilai kritis, seperti tabel 4.9 :

Tabel 4.9

Validitas Masing – masing Item Variabel Bebas

Pertanyaan Koefisien

Korelasi (r)

Nilai tabel r Penilaian

Kelas Sosial (X1) X1-1 X1-2 0,501 0,543 0,1975 0,1975 Valid Valid Gaya Hidup (X2) X2-1 X2-2 0,206 0,468 0,1975 0,1975 Valid Valid Kelompok Referensi (X3) X3-1 X3-2 X3-3 X3-4 0,467 0,200 0,458 0,199 0,1975 0,1975 0,1975 0,1975 Valid Valid Valid Valid Motivasi (X4) X4-1 X4-2 0,417 0,556 0,1975 0,1975 Valid Valid Sumber : Lampiran 7 dan 8

Beberapa indikator pada variabel Keputusan Pembelian Produk Starbucks coffee di Ciputra World Mall Surabaya, diperoleh hasil perhitungan pada tabel 4.10 berikut :

Tabel 4.10

Validitas Masing – masing Item Variabel Keputusan Pembelian

Item Koefisien

Korelasi (r)

Nilai tabel r Penilaian

Keputusan Pembelian (Y) Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.3 0,525 0,504 0,291 0,358 0,1975 0,1975 0,1975 0,1975 Valid Valid Valid Valid Sumber : Lampiran 9

Berdasarkan hasil pengujian r product moment seperti yang tampak pada tabel 4.7 menunjukan bahwa semua item pertanyaan yang merupakan indicator dari variabel bebas dan Keputusan Pembelian dapat dinyatakan valid. Hasil ini berdasarkan koefisien korelasi yang lebih tinggi dari tabel nilai r product moment yang sebesar 0,1975 dengan jumlah n = 97 dan signifikan 5%. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa semua indicator pengukuran yang dipergunakan dalam penelitian memiliki validitas yang baik, sehinga analisis lebih lanjut dapat dilakukan.

4.3.2 Uji reliabilitas

Tahap selanjutnya adalah mengukur reliabilitas dari indicator – indicator pengukuran tersebut. Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji ketepatan alat ukur yang di gunakan dalam penelitian ini. Untuk uji reliabilitas dapat diperlihatkan pada tabel 4.8 reliabilitas dikatakan baik apabila besarnya alpha mendekati 1, sehingga item – item pertanyaan dalam penelitian ini dapat diandalkan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Malhoytra (1996:305) yang menyatakan bahwa criteria reliabilitas α

(alpha) diaktakan reliable apabila koefisien α (alpha) lebih besar dari 0,6 hal ini menunjukan tidak adanya konsistensi.

Untuk hasil uji reliabilitas pada variabel Keputusan Pembelian Produk Starbucks coffee di Ciputra World Mall Surabaya, dapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut :

Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel R Alpha Hasil

Kelas Sosial (X1) 0,781 Realiable

Gaya Hidup (X2) 0,683 Realiable

Kelompok Referensi (X3) 0,664 Realiable

Motivasi (X4) 0,768 Realiable

Keputusan Pembelian(Y) 0,712 Realiable

Sumber : Lampiran 7,8, dan 9

Hasil penilaian terhadap reliabilitas dari semua variabel bebas menunjukan nilai yang lebih besar dari 0,6, sehingga dapat disimpulkan seluruh variabel bebas dalam penelitian ini reliable. Sementara faktor terikat (Y) yaitu Keputusan Pembelian pada Produk Starbucks coffee di Ciputra World Mall Surabaya juga menunjukan niali lebih besar dari 0,6 sehingga dapat dikatakan reliable.

4.4. Analisis dan Pembahasan 4.4.1. Uji Asumsi Klasik

Beberapa uji asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah multikolinieritas, heteroskedastisitas dan normalitas :

a. Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas pada penelitian ini digunakan untuk mendeteksi adanya gejala Multikolinieritas dalam pengujian keeratan hubungan antar variabel bebas, tercermin dari Coefficient. Hal ini tampak pada nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) untuk setiap variabel bebas. Jila nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai kurang dari 10, artinya menunjukan tidak terdapat korelasi antar satu variabel bebas .

Tabel 4.12

Nilai VIF ( Variance Inflation Factor )

Variabel Bebas Toler ance VIF

Kelas Sosial (X1) 0,909 1,100

Gaya Hidup (X2) 0,987 1,013

Kelompok Referensi (X3) 0,985 1,015

Motivasi (X4) 0,918 1,090

Sumber : Lampiran 11

Berdasarkan hasil perhitungan menunjukan bahwa nilai Variance Inflation factor (VIF) dari semua variabel bebas yang meliputi : Kelas Sosial (X1), Gaya Hidup (X2), Kelompok Referensi (X3) dan Motivasi (X4), memperlihatkan nilai yang kurang dari 10. Ini berarti persoalan Multikolinieritas di antara semua variabel bebas dapat ditolerir atau tidak terdapat adanya gejala Multikolinieritas.

b. Heterokedastisitas

Heterokedatisitas di identifikasikan dengan koefisien korelasi Rank Spearman Berdasarkan tabel dibawah, diperoleh tingkat signifikansi koefisien korelasi Rank Spearman untuk semua variabel bebas terhadap residual lebih besar dari 0,05 (5%).

Tabel 4.13

Hasil Pen gujian Het er okedastisitas

Var iab el Tar af

Signifika si Dar i K or elasi Ran k Spear man >/< Tar af

α

Uji K esimpu lan

Kelas Sosial (X1) 0,682 > 0,05 Homoskedastisitas

Gaya Hidup (X2) 0,796 > 0,05 Homoskedastisitas

Kelompok Referensi (X3) 0,821 > 0,05 Homoskedastisitas

Motivasi (X4) 0,852 > 0,05 Homoskedastisitas

Sumber : Lampiran 11

Dari hasil pengujian heterokedastisitas diperoleh tingkat

signifikansi dari korelasi Rank Spearman lebih besar dari taraf level of signifikan yaitu 5% (0,05).

c. Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu (data time series) atau data yang diambil pada waktu tertentu (data cross-sectional)” (Gujarati,

autokorelasi atau tidak dapat digunakan uji Durbin Watson, yaitu dengan cara membandingkan nilai Durbin Watson yang dihitung dengan nilai Durbin Watson (dL dan du) dalam tabel. Motivasi penetuan keputusan dimulai dari 0 (nol) sampai 4 (empat).

Kaidah keputusan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Jika d lebih kecil daripada dL atau lebih besar daripada (4-dL), maka hipotesis nol ditolak yang berarti terdapat autokorelasi.

2. Jika d teletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima yang berarti tidak ada autokorelasi.

3. Jika nilai d terletak antara dL dan dU atau antara (4-dL) dan (4-dU) maka uji Durbin-Watson tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti, untuk nilai-nilai ini tidak dapat disimpulkan ada tidaknya autokorelasi di antara faktor-faktor penganggu.

Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi dalam model penelitian maka perlu dilihat nilai DW tabel. Diketahui jumlah variabel bebas adalah 4 (k=4) dan banyaknya data adalah (n=97) sehingga diperoleh nilai DW tabel adalah sebesar dL = 1,592 dan dU = 1,758

Berdasarkan hasil analisis kesembilan sector, maka dalam model regresi ini tidak terjadi gejala autokorelasi karena nilai DW tes yang diperoleh adalah sebagai berikur :

Tabel 4.14 Tes Autokorelasi Variabel Nilai DW Test

Ketentuan Daerah Keterangan

Keputusan Pembelian 2,174

0 – 1,592 (ada auto korelasi) 1,592 – 1,758 (daerah ketidak pastian) 1,758 – 2,242 (tidak ada autokorelasi) 2,242 – 2,408 (daerah ketidak pastian) 2,408 - 4 ( ada autokorelasi ) Daerah Tidak ada autokorelasi Sumber : Lampiran 10 d. Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel) mempunyai Motivasi noemal atau tidak. Model regresi yang baik adalah mempunyai Motivasi data normal atau mendekati normal.

Berdasarkan pada lampiran 8, dapat dilihat bahwa dengan melakukan Kolmogorov-Smirnov test dan grafik QQ plot maka pada seluruh variabel diketahui mempunyai nilai probabilitas lebih kecil dari

0,05 atau 5%, hal ini berarti data Motivasi normal atau asumsi normalitas data terpenuhi. Gambar 4.1 Uji Normalitas 22 20 18 16 14 12 10 8

Obs erved Valu e

20 18 16 14 12 10 E x p e c te d N o rm a l V a lu e

Normal Q-Q Plot of y1.t ot

Dari hasil pengujian gambar 4.1 yang telah dilakukan, maka didapat model analisis regresi linier berganda tersebut telah memenuhi beberapa asumsi regresi klasik yang berarti tidak bias dan analisis regresi linier berganda dapat dilanjutkan.

4.4.2. Analisis Statistik Regresi Linear Berganda

Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan SPSS 13.0 for windows untuk melihat model persamaan yang dibentuk dan membuktikan hipotesis yang diajukan. Dari hasil analisis tersebut diperoleh nilai – nilai seperti yang disajikan pada tabel 4.14 di bawah ini :

Tabel 4.15

Hasil Analisis Regresi Berganda.

Variabel Koefisien

Regresi t hitung Sig.

Kelas Sosial (X1) 0,105 0,510 0,611 Gaya Hidup (X2) 0,525 2,005 0,048 Kelompok Referensi (X3) -0,013 -0,127 0,899 Motivasi (X4) 0,613 2,809 0,006 Multiple R = 0,351 R² = 0,123 Konstanta : 4,703 Sig = 0,016 Adjusted R Square = 0,085 F hitung = 3,232 Sumber : Lampiran 8 dan 9

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.15 diatas, maka dapat dibuat model persamaan regresi linier berganda dari pengaruh Keputusan Pembelian Produk Starbucks coffee di Ciputra World Mall Surabaya adalah sebagai berikut :

Y = 4,703 + 0,105 X1 + 0,525 X2 - 0,013 X3 + 0,613 X4 Interprestasi dari model regresi diatas adalah sebagau berikut :

1. Nilai konstanta (b0) menunjukkan besarnya nilai dari Keputusan Pembelian (Y) apabila variabel Kelas Sosial (X1), Gaya Hidup (X2), Kelompok Referensi (X3), dan Motivasi (X4) adalah konstan atau nol, maka besarnya nilai Keputusan Pembelian naik (Y) sebesar 4,703. 2. Nilai Koefisien regresi pada untuk variabel Kelas Sosial (X1) adalah

satu satuan, maka Keputusan Pembelian (Y) akan naik sebesar 0,105 dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan.

3. Nilai Koefisien regresi pada untuk variabel Gaya Hidup (X2) adalah positif yaitu sebesar 0,525 artinya jika Gaya Hidup (X2) naik sebesar satu satuan, maka Keputusan Pembelian (Y) akan naik sebesar 0,525 dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan.

4. Nilai Koefisien regresi pada untuk variabel Kelompok Referensi (X3) adalah negatif yaitu sebesar 0,013 artinya jika Kelompok Referensi (X3) naik sebesar satu satuan, maka Keputusan Pembelian (Y) akan turun sebesar 0,013 dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan.

5. Nilai Koefisien regresi pada untuk variabel Motivasi (X4) adalah positif yaitu sebesar 0,613 artinya jika Motivasi (X4) naik sebesar satu satuan, maka Keputusan Pembelian (Y) akan naik sebesar 0,613 dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan.

Nilai Koefesien korelasi berganda (R) atau Multiple R dari persamaan regresi linier berganda diatas adalah 0,351. Nilai Koefesien korelasi berganda (R) sebesar 0,351 menunjukan adanya hubungan yang sangat kuat (erat) antara variabel yaitu Kelas Sosial (X1), Gaya Hidup (X2), Kelompok Referensi (X3), dan Motivasi (X4) dengan Keputusan Pembelian Produk Starbucks coffee di Ciputra World Mall Surabaya (Y).

Nilai Koefesien determinan berganda (R²) dari persamaan regresi linier berganda diatas digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai Koefesien determinan berganda (R²) sebesar 0,123 menunjukan 12,3 % yang berarti ; Keputusan Pembelian Produk Starbucks coffee di Ciputra World Mall Surabaya yaitu Kelas Sosial (X1), Gaya Hidup (X2), Kelompok Referensi (X3) dan Motivasi (X4), dan selebihnya sebesar 87,7 % disebabkan oleh faktor lain yang tidak dimasukan dalam penelitian. 4.4.3 Pengujian Hipotesis

a. Pembuktian hipotesis pengaruh variabel bebas secara simultan (f)

Untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan uji F dengan langkah – langkah sebagai berikut :

Tabel 4.16

Analisis Varian (ANOVA)

Sumber Varian Jumlah Kuadrat Df Kuadrat Tengah F hitung

Regresi 29,734 4 7,433 3,232

Sisa 211,586 92 2,300

Total 241,320 96

Sumber: Lampiran 8

1. Untuk menguji pengaruh secara simultan (serempak) digunakan uji F dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = 0

Secara keseluruhan variabel bebas tidak ada pengaruh terhadap variabel terikat.

Ha : β1≠β2≠β3≠β4 ≠ 0

Secara keseluruhan variabel bebas ada pengaruh terhadap variabel terikat. b. α = 0,05 dengan df pembilang = 4 df penyebut = 92 c. F tabel (α = 0,05) = 2,47 d. sisa kuadrat rata - Rata regresi kuadrat rata - Rata = hitung F 7,433 = --- = 3,232 2,300 e. Daerah pengujian Gambar 4.2.

Motivasi Kriteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis Secara Simultan atau Keseluruhan

Ho diterima apabila F hitung ≤ 2,47

3,232

2,47

Daerah Penerimaan H0

Daerah Penolakan H0

f. Kesimpulan

Oleh karena F hitung = 3,232 > F tabel = 2,47 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa secara keseluruhan faktor–faktor variable bebas yaitu Kelas Sosial (X1), Gaya Hidup (X2), Kelompok

Referensi (X3) dan Motivasi (X4) berpengaruh secara simultan dan

nyata terhadap Keputusan Pembelian Produk Starbucks coffee di Ciputra World Mall Surabaya (Y).

b. Pembuktian hipotesis pengar uh variabel bebas secara par tial (t)

Untuk menguji hipotesis digunakan uji t yang menunjukan pengaruh secra partial dari masing – masing variabel.

Adapun langkah – langkah pengujian adalah sebagai berikut :

a) Pengaruh secara par sial antara Kelas Sosial (X1) terhadap Keputusan

Pembelian Pr oduk Starbucks coffee di Ciputra Wor ld Mall Surabaya (Y)

Langkah-langkah pengujian :

i. Ho : β1 = 0 (tidak ada pengaruh)

Ha : β1≠ 0 (ada pengaruh) ii. α = 0,05 dengan df = 92 iii. t hitung = ) (β Se β 1 1 = 0,510

iv. level of significani = 0,05/2 (0,025) berarti t tabel sebesar 1,986

Gambar 4.3

Kurva Motivasi Hasil Analisis secara Parsial Faktor Kelas Sosial (X1)

terhadap Keputusan Pembelian Produk Starbucks coffee di Ciputra World Mall Surabaya (Y)

Berdasarkan pehitungan diperoleh t-hitung sebesar 0,510 < t tabel sebesar 1,986 Ho diterima, pada level signifikan 5 %, sehingga secara parsial Faktor Kelas Sosial (X1) tidak berpengaruh secara nyata dan positif

terhadap Keputusan Pembelian Produk Starbucks coffee di Ciputra World Mall Surabaya (Y). Hal ini didukung juga dengan nilai signifikansi dari Kelas Sosial (X1) sebesar 0,611 yang lebih besar dari 0.05.

Nilai r2 parsial untuk variabel Kelas Sosial sebesar 0,0028 yang

artinya bahwa Kelas Sosial (X1) secara parsial mampu menjelaskan

variabel terikat Keputusan Pembelian Produk Starbucks coffee di Ciputra World Mall Surabaya (Y) sebesar 2,8 %, sedangkan sisanya 97,2 % tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut.

1,986 -1,986

Daerah Penerimaan Ho

Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho

b) Pengaruh secar a parsial antara Gaya Hidup (X2) terhadap Keputusan

Pembelian Pr oduk Starbucks coffee di Ciputra Wor ld Mall Surabaya (Y)

Langkah-langkah pengujian :

vi. Ho : β2 = 0 (tidak ada pengaruh)

Ha : β2≠ 0 (ada pengaruh) vii. α = 0,05 dengan df = 92 viii. t hitung = ) (β Se β 2 2 = 2,005

ix. level of significani = 0,05/2 (0,025) berarti t tabel sebesar 1,986

x. pengujian

Gambar 4.4

Kurva Motivasi Hasil Analisis secara Parsial Faktor Gaya Hidup (X2)

terhadap Keputusan Pembelian Produk Starbucks coffee di Ciputra World Mall Surabaya (Y)

Berdasarkan pehitungan diperoleh t-hitung sebesar 2,005 > t tabel sebesar 1,986 Ho ditolak, pada level signifikan 5 %, sehingga secara parsial Faktor Gaya Hidup (X2) berpengaruh secara nyata dan positif

1,986 -1,986

Daerah Penerimaan Ho

Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho

Mall Surabaya (Y). Hal ini didukung juga dengan nilai signifikansi dari Gaya Hidup (X2) sebesar 0,048 yang lebih kecil dari 0.05.

Nilai r2 parsial untuk variabel Gaya Hidup sebesar 0,042 yang

artinya bahwa Gaya Hidup (X2) secara parsial mampu menjelaskan

variabel terikat Keputusan Pembelian Produk Starbucks coffee di Ciputra World Mall Surabaya (Y) sebesar 4,2 %, sedangkan sisanya 95,8 % tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut.

c) Pengaruh secara par sial antara Kelompok Referensi (X3) terhadap

Keputusan Pembelian Pr oduk Starbucks coffee di Ciputra Wor ld Mall Sur abaya (Y)

Langkah-langkah pengujian :

i. Ho : β3 = 0 (tidak ada pengaruh)

Ha : β3≠ 0 (ada pengaruh) ii. α = 0,05 dengan df = 92 iii. t hitung = ) (β Se β 3 3 = - 0,127

iv. level of significani = 0,05/2 (0,025) berarti t tabel sebesar 1,986

Gambar 4.5

Kurva Motivasi Hasil Analisis secara Parsial Kelompok Referensi (X3)

terhadap Keputusan Pembelian Produk Starbucks coffee di Ciputra World Mall Surabaya (Y)

Berdasarkan pehitungan diperoleh t-hitung sebesar 0,127 < t tabel sebesar 1,986 maka Ho diterima, pada level signifikan 5 %, sehingga secara parsial Faktor Kelompok Referensi (X3) tidak berpengaruh secara

nyata negatif terhadap Keputusan Pembelian Produk Starbucks coffee di Ciputra World Mall Surabaya (Y). hal ini didukung juga dengan nilai

signifikansi dari Kelompok Referensi (X3) sebesar 0,899 yang lebih besar

dari 0.05.

Nilai r2 parsial untuk variabel Kelompok Referensi sebesar 0,0001

yang artinya Kelompok Referensi (X3) secara parsial mampu menjelaskan

variabel terikat Keputusan Pembelian Produk Starbucks coffee di Ciputra World Mall Surabaya (Y) sebesar 0,01 %, sedangkan sisanya 99,99 % tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut.

1,986 -0,127 - 1,986 Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho

d) Pengaruh secar a parsial antara Motivasi (X4) terhadap Keputusan

Pembelian Pr oduk Starbucks coffee di Ciputra Wor ld Mall Surabaya (Y)

Langkah-langkah pengujian :

vi. Ho : β3 = 0 (tidak ada pengaruh)

Ha : β3≠ 0 (ada pengaruh) vii. α = 0,05 dengan df = 92 viii. t hitung = ) (β Se 4 β 4 = 2,809

ix. level of significani = 0,05/2 (0,025) berarti t tabel sebesar 1,986

x. pengujian

Gambar 4.6

Kurva Motivasi Hasil Analisis secara Parsial Motivasi (X4) terhadap

Keputusan Pembelian Produk Starbucks coffee di Ciputra World Mall Surabaya (Y)

Berdasarkan pehitungan diperoleh t-hitung sebesar 2,809 > t tabel sebesar 1,986 maka Ho ditolak, pada level signifikan 5 %, sehingga secara parsial Faktor Motivasi (X4) berpengaruh secara nyata positif

terhadap Keputusan Pembelian Produk Starbucks coffee di Ciputra World

1,986 2,809 - 1,986 Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho

Mall Surabaya (Y). hal ini didukung juga dengan nilai signifikansi dari Motivasi (X3) sebesar 0,006 yang lebih kecil dari 0.05.

Nilai r2 parsial untuk variabel Motivasi sebesar 0,078 yang artinya

Motivasi (X4) secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat

Keputusan Pembelian Produk Starbucks coffee di Ciputra World Mall Surabaya (Y) sebesar 7,8 %, sedangkan sisanya 92,2 % tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut.

Kemudian untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh paling dominan empat variabel bebas terhadap Keputusan Pembelian Produk Starbucks coffee di Ciputra World Mall Surabaya (Y) : Kelas Sosial (X1), Gaya Hidup (X2), Kelompok Referensi (X3), dan Motivasi

(X4) dapat diketahui dengan melihat koefisien determinasi parsial yang

paling besar, dimana dalam perhitungan ditunjukkan oleh variabel Motivasi dengan koefisien determinasi parsial (r2) sebesar 0,078 atau

sebesar 7,8 %.

4.5. Pembahasan

a. Pengaruh Kelas Sosial terhadap Keputusan Konsumen

Hasil uji statistik menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Kelas Sosial terhadap Keputusan Pembelian Produk Starbucks coffee di Ciputra World Mall Surabaya. Hal ini disebabkan karena keputusan seseorang membeli suatu produk tidak

memilih tempat yang nyaman untuk berinteraksi dan mempunyai fasilitas yang baik untuk berinteraksi.

b. Pengaruh Gaya Hidup terhadap Keputusan Konsumen

Hasil uji statistik menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian Produk Starbucks coffee di Ciputra World Mall Surabaya. Hal ini disebabkan karena Dengan gaya hidup seseorang yang mewah maka secara otomatis produk akan dibeli memiliki kualitas dan harga yang sesuai dengan status sosialnya., begitu juga sebaliknya seseorang yang memiliki gaya hidup yang mewah akan memutuskan membeli suatu produk apabila produk tersebut tidak mencerminkan status sosialnya, seperti tidak bermerek, tidak mahal, tidak sesuai tempat dan masih banyak yang lainnya yang mempengaruhi seseorang tersebut memutuskan membli suatu produk.

c. Pengaruh Kelompok Referensi terhadap Keputusan Konsumen

Hasil uji statistik menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Kelompok Referensi terhadap Keputusan Pembelian Produk Starbucks coffee di Ciputra World Mall Surabaya. Hal ini disebabkan karena merekomendasikan produk tersebut bukan hanya dari seseorang maupun yang kelompok referensi tetapi rekomendasikan bisa saja datang atau tahu dari internet maupun media sosial.

Hasil uji statistik menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Motivasi terhadap Keputusan Pembelian Produk Starbucks coffee di Ciputra World Mall Surabaya. Hal ini disebabkan karena Dengan adanya motivasi perilaku berbelanja suatu produk seseorang cenderung berubah, misalkan saja berbelanja suatu produk karena termotivasi dari seseorang yang diidolakannya

5.1. Kesimpulan

1. Bahwa variabel – variabel Kelas Sosial (X1), Gaya Hidup (X2),

Kelompok Referensi (X3) dan Motivasi (X4) secara bersama

berpengaruh nyata terhadap Keputusan Pembelian Produk Starbucks coffee di Ciputra World Mall Surabaya (Y). Hal tersebut menunjukan bahwa hipotesis pertama tentang dugaan adanya pengaruh bersama dari varuabel – variabel bebas (X) tersebut terhadap Keputusan Pembelian Produk Starbucks coffee di Ciputra World Mall Surabaya (Y) dapat diterima.

2. Bahwa variabel Gaya Hidup (X2) dan Motivasi (X4) berpengaruh nyata

terhadap Keputusan Pembelian Produk Starbucks coffee di Ciputra World Mall Surabaya (Y), variabel Kelas Sosial (X1) dan variabel

Kelompok Referensi (X3) tidak berpengaruh nyata terhadap Keputusan

Pembelian Produk Starbucks coffee di Ciputra World Mall Surabaya (Y), Karena variabel Gaya Hidup (X2) dan Motivasi (X4), saling

berpengaruh terhadap variabel terikat (Y), maka hipotetsis variabel dapat diterima sedangkan Kelas Sosial (X1) dan variabel Kelompok

Referensi (X3) tidak berpengaruh nyata terhadap Keputusan Pembelian

5.2. Sar an

1. Perusahaan Starbucks coffee hendaknya lebih menjual produk kepada kalangan masyarakat tidak harus melihat kelas sosial maupun tempat.

2. Pihak perusahaan hendaknya dapat memperhatikan masalah penetapan

Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa Penerbit Alfabeta, Bandung.

Angipora, P, Marius, 2002, Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi Kedua, Penerbit, PT.

Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Assauri, Sofjan, 2007, Manajemen Pemasaran, Penerbit PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Ghozali, 2001, Aplikasi Analisis Multivarrate dengan Program SPSS, Edisi 11,

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Husein, Umar, 2002, Metode Riset Bisnis, Penerbit PT Gramedia, Jakarta

Kotler dan Amstrong 2001, Prinsip – Prinsip Pemasaran, ( Edisi Kedelapan ), Erlangga, Jakarta.

Laksana, Fajar, 2008, Manajemen Pemasaran :Pendekatan Praktis, Penerbit

Graha Ilmu, Jakarta

Mangkunegara, Anwar.P, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan, Cetakan Keempat, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.

Riduwan, 2002, Skala Pengukuran Variabel – Variabel Penelitian, Penerbit

Alphabeta, Bandung.

Sugiyono, 2003, Statistik Untuk Penelitian, Cetakan kelima, Penerbit CV.

Alphabeta, Bandung.

Simamora Bilson, 2002, Panduan Riset Perilaku Konsumen, Edisi Pertama,

Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Dokumen terkait