• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBUTUHAN DANA PROYEK

Topik ini membicarakan tentang bagaimana menghitung kebutuhan Dana, baik kebutuhan Dana untuk Aktiva tetap maupun dana untuk kebutuhan Modal Kerja (Operasional). Disamping itu juga membahas Sumber Dana yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan dana tersebut.

1. Kebutuhan Dana Untuk Aktiva Tetap

Aktiva tetap yang diperlukan untuk investasikan dapat diklasifikasikan atas Aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud.

Aktiva Tetap Berwujud antara lain :

- Tanah dan Pengembangan Lokasi. Dalam hal ini termasuk harga tanah, biaya pendaftaran, pembersihan, penyiapan tanah, pembuatan jalan kejalan yang terdekat, pemagaran dan sebagainya.

- Bangunan dan perlengkapanya. Dalam hal ini termasuk bangunan untuk Pabrik, bangunan untuk administrasi, Gudang, untuk pembangkit tenaga, pos keamanan dan sebagainya.

- Pabrik dan Mesin-Mesin. Ini merupakan komponen terbesar dari investasi. Termasuk didalamnya biaya pembangunan pabrik, harga mesin, biaya pemasangan, biaya pengankutan, suku cadang dan sebagainya.

- Aktiva Tetap Lainya, seperti perlengkapan untuk angkutan dan material handling, perlengkapan untuk penelitian dan pengembangan, meubeler, perlengkapan kantor dan sebagainya.

Aktiva tetap Tidak Berwujud antara lain :

- Aktiva tidak berwujud, seperti patent, lisensi, pembayaran lumpsum untuk penggunaan teknologi, engneering fees, copyright, goodwill dan sebagainya.

- Biaya Pendahuluan, seperti biaya untuk studi penahuluan, penyiapan untuk pembuatan laporan studi kelayakan, survey pasar, legal fee dan sebagainya.

- Biaya-Biaya Sebelum Operasi. Ini merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan sebelum berproduksi secara komersil, seperti biaya penarikan tenaga kerja, biaya pelatihan, beban bunga dan biaya-biaya selama masa produksi percobaan

Untuk menaksir biaya dari berbagai aktiva tetap, diperlukan informasi tentang kebutuhan fisik dan harga-harga. Kebutuhan fisik bisa didasarkan pada faktor-faktor berikut :

- Rencana terperinci dari spesifikasi yang lengkap

- Rancangan garis besar dan spesifikasi yang belum lengkap - Pengalaman dengan proyek yang sama ditempat lain - Beberapa pedoman yang telah di uji secara empiris

Informasi tentang harga bisa didasarkan atas :

- Harga-harga diwaktu yang lalu

- Daftar harga yang masih berlaku

- Daftar harga perkiraan

Seringkali pengeluaran untuk aktiva tetap ini berlansung beberapa tahun, sehingga perlu disusun jadwal pengeluaran untuk keperluan investasi tersebut, seperti diperlihatkan pada table berikut. Tabel.1 :Tahap-Tahap Pengeluaran Modal

Tahun 1

( Rpjt ) Tahun 2( Rpjt ) Tahun 3(Rpjt ) AktivaTetapBerwujud :

- Tanah dan Pengembangan lokasi

- Bangunan

- Pabrikdan Mesin-mesin AktivaTetapTidakBerwujud :

- AktivaTidak Berwujud

- Biaya Pendahuluan - Biaya sebelum operasi

T o t a l

2. Kebutuhan Dana Untuk Modal Kerja

Modal kerja dapat diartikan sebagai modal kerja Bruto dan modal kerja Netto

Modal kerja bruto menunjukan semua investasi yang diperlukan untuk aktiva lancer yang terdiri dari

- Kas

- Surat-SuratBerharga (kalauada )

- Piutang

- Persediaan

Modal kerja netto merupakan selisih antara Aktiva Lancar dengan Utang jangka pendek, sementara aktiva lancar adalah aktiva yang untuk berubah menjadi kas memerlukan waktu yang pendek, kurang dari satu tahun , atau satu siklus produksi.

Dalam pembahasan kita digunakan pengertian moal kerja Bruto, Karena bagaimanapun juga kebutuhan dana ini harus ada yang menyediakanya. Dalam pengertian sehari-hari modal kerja ini diartikan sebagai Keseluruhan Aktiva Lancar.

Untuk menghitung kebutuhan modal kerja ada beberapa metode, ketepatan metode tersebut tergantung pada pengertian/defenisi yang kita gunakan.

Dalam pembahasan ini modal kerja yang kita bahas adalah Modal Kerja Bruto dan kita gunakan metode yang didasarkan waktu keterikatan dana dalam modal kerja, yaitu waktu yang diperlukan sejak kit amengeluarkan kas sampai dengan kembali menjadi kas dan pengeluaran kas perhari. Untuk jelasnya kita gunakan contoh berikut.

Misalkan perusahaan akan memproduksi sebanyak 72.000 unit barang dalam satu tahun. Produksi perbulan diperkirakan stabil atau sama. Biaya perunit untuk memproduksi 72.000 unit tersebut diperkirakan sebagai berikut ;

Biaya bahan mentah Rp 1.000

Biaya Tenaga keja 300

Biaya pabrik tidak lansung 400 +

Biaya Produksi Rp 1.700

Harga jual 2.500

Biaya produk siper bulan untuk membuat 6.000 unit adalah sebagai berikut :

Biaya bahan mentah Rp 6.000.000

Biaya tenaga kerja 1.800.000

Biaya pabrik tidak langsung 2.400.000 +

Total Biaya 10.200.000

Misalkan tahap-tahap produksi adalah sebagai berikut

- Tahap bahan mentah 3 bulan

- Tahap barang dalam proses 1 bulan

- Tahap barang jadi 1 bulan

- Tahap dalam piutang 2 bulan

Tahap-tahap tersebut berarti bahwa rata-rata bahan ada dalam gudang selama 3 bulan, rata-rata proses produksi memerlukan waktu 1 bulan, rata-rata barang jadi disimpan selama 1 bulan, dan rata- rata pembeli membayar pembelianya dalam wakktu 2 bulan.

Misalkan biaya untuk mengubah (convertion cost) terjadi secara sama dalam proses produksi. Maka investasi dalam bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi, dan piutang akan tampak seperti tercantum pada table dibawah ini

Tabel .2 :Investasi Pada Berbagai Aktiva Lancar ( Dalam Rp juta )

Input Period e Bahan Mentah Barang Dalam Barang

(Bulan) Proses 1. Bahan Mentah

- Persediaan

- Pada barang dlm proses

- Pada barang jadi

- Pada piutang 3 1 1 2 18 6 6 12 42 2. Tenaga Kerja - Pada brg dlm proses

- Pada barang jadi

- Pada piutang 1/2 1 2 0,9 1,8 3,6 6,3

3. Biaya Pabrik tdk lansung - Pd brg dlm proses

- Pada barang jadi

- Pada piutang 1/2 1 2 1,2 2,4 4,8 8,4 Laba Kotor 2 9,6 9,6 18 8,1 10,2 30,0 66,3

Misalkan perusahaan menginginkan persediaan suku cadang sebesar Rp 6.000.000, persediaan kas untuk berjaga-jaga Rp 5.000.000 maka kebutuhan modal kerjanya adalah

Rp 66.300.000 + 6.000.000 + 5.000.000 = Rp 77.300.000

Dari contoh diatas kita melihat bahwa besar kecilnya kebutuhan Modal Kerja tergantung dari lama keterikatan dan juga volume kegiatan produksi.

Contoh diatas menggunakan asumsi bahwa perusahaan berproduksi dalam jumlah yang sama setiap bulanya, sehingga hasil perhitunganya tidak banyak menyimpang, kecuali penyimpangan hanya terjadi dalam periode keterikatan dana.

Dalam realita kegiatan produksi seringkali berfluktuasi dari waktu kewaktu, sehingga kebutuhan modal kerja berfluktuasi pula, sehingga cara ini tidak bisa mengidentifikasi kebutuhan modal kerja yang berfluktuasi tersebut, karena itu bisa digunakan rata-ratanya.

Kebutuhan Modal Kerja sebenarnya tergantung pada kebijakan perusahaan, perusahaan yang menganut kebijakan menjual secara kredit tentu membutuhkan modal kerja yang lebih banyak dari pada perusahaan yang menjual secara tunai. Dengan demikian kita bisa menaksir kebutuhan modal kerja tersebut dengan jalan menaksir berapa banyak dana yang diperkirakan akan tertanam pada komponen-komponen modal kerja. Komponen modal kerja terdiri atas Kas, Piutang dan Persediaan.

- Besarnya kas rata-rata tergantung pada Likuiditas yang di inginkan.

- Besarnya piutang tergantung pada kebijaksanaan penjualan yang akan dilakukan. Kalau penjualan menggunakan persyaratan penjualan kredit 90 hari net, berarti harapan perputaran piutangnya adalah 4 kali dalam satu tahun.

- Besarnya dana yang tertanam pada persediaan dipengaruhi olehbiaya-biaya yang membentuk persediaan, seperti ongkos simpan, ongkos pesan, kemungkinan kehabisan

persediaanan dan sebagainya. Kalau diharapkan perputaran persediaan 6kali satu tahun, maka dana yang diperlukan dalam persediaan = Harga pokok penjualan/6.

3. Sumber Dana

Setelah diketahui berapa banyak dana yang dibutuhkan dan kapan dana tersebut diperlukan untuk proyek tersebut, maka tugas selanjutnya adalah menentukan dari mana atau dalam bentuk apa dana tersebut akan ditarik. Pemilihan sumber dana bertujuan untuk menentukan sumber dana yang murah dan tidak menimbulkan kesulitan likuiditas bagi proyek. Berbagai jenis sumber dana yang dapat diusahakan adalah :

a. Modal sendiri, yaitu dana yang disetor oleh pemilik perusahaan atau proyek. Ini biasa dilakukan bila proyek atau perusahaan tidak berbentuk PT.

b. Penjualan saham, jika perusahaan berbentuk PT yang sudah go-publik, maka perusahaan dapat memperoleh tambahan modal dengan cara menjual sahamnya kepada masyarakat di pasar modal

c. Penjualan Obligasi di pasar modal. Suatu perusahaan yang sudah sangat dikenal dan dipercaya masyarakat, firm tersebut dapat menerbitkan dan menjual obligasi untuk menambah modalnya atau melengkapi kebutuhan dana. Obligasi adalah surat bukti hutang dari penerbit obligasi kepada pihak yang membeli obligasi tersebut, para pemegang obligasi diberi imbalan bunga.

d. Kredit Bank

e. Leasing (sewa guna usaha). Beberapa lembaga keuangan (non bank) bisa menawarkan jasa menyediakan aktiva ( seperti mesin) yang diperlukan perusahaan. Perusahaan dapat menyewa mesin tersebut untuk digunakan berusaha.

f. Project Finance, yaitu kredit yang diberikan suatu lembaga keuangan yang didasarkan pada kemampuan proyek untuk membayarnya. Jadi pembayaranya dilakukan dari hasil pendapatan proyek tersebut.

Dokumen terkait