• Tidak ada hasil yang ditemukan

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 Rencana Kebutuhan Sarana

32 Kebutuhan Lahan TPA Volume Sampah Yang Masuk

TPA m3/thn 517.787 637.689 1.090.774 1.343.361 1.608.483 1.886.623 1.936.253 1.987.188 2.039.463 2.093.113 2.148.174

-Faktor pemadatan di TPA % 60,00 60,00 60,00 60,00 60,00 60,00 60,00 60,00 60,00 60,00 60,00

-Volume Sampah setelah

pemadatan di TPA m3/thn 310.672,02 382.613,47 654.464,16 806.016,60 965.089,62 1.131.974,02 1.161.751,72 1.192.312,77 1.223.677,74 1.255.867,81 1.288.904,67

-Volume Sampah komulatif m3/thn 310.672,02 693.285,49 1.347.749,65 2.153.766,25 3.118.855,87 4.250.829,88 5.412.581,61 6.604.894,37 7.828.572,12 9.084.439,93 10.373.344,60 -kebutuhan Lahan TPA per

Tahun m2 31.067,20 69.328,55 134.774,97 215.376,63 311.885,59 425.082,99 541.258,16 660.489,44 782.857,21 908.443,99 1.037.334,46

-Akumulasi kebutuhan Lahan

TPA m2 31.067,20 100.395,75 235.170,72 450.547,34 762.432,93 1.187.515,92 1.728.774,08 2.389.263,51 3.172.120,73 4.080.564,72 5.117.899,18

-Kebutuhan tanah Penutup

Per tahun m3/thn 6.213,44 13.865,71 26.954,99 43.075,33 62.377,12 85.016,60 108.251,63 132.097,89 156.571,44 181.688,80 207.466,89

-Akumulasi kebutuhan Tanah

7.4.3 Drainase

7.4.3.1Isu Strategis Pengembangan Drainase

Isu-isu strategis dalam pengelolaan Sistem Drainase Perkotaan di Indonesia antara lain:

1. Belum adanya ketegasan fungsi sistem drainase

Belum ada ketegasan fungsi saluran drainase, untuk mengalirkan kelebihan air permukaan/mengalirkan air hujan, apakah juga berfungsi sebagai saluran air limbah permukiman (“grey water”). Sedangkan fungsi dan karakteristik sistem drainase berbeda dengan air limbah, yang tentunya akan membawa masalah pada daerah hilir aliran. Apalagi kondisi ini akan diperparah bila ada sampah yang dibuang ke saluran akibat penanganan sampah secara potensial oleh pengelola sampah dan masyarakat.

2. Pengendalian debit puncak

Untuk daerah-daerah yang relatif sangat padat bangunan sehingga mengurangi luasan air untuk meresap, perlu dibuatkan aturan untuk menyiapkan penampungan air sementara untuk menghindari aliran puncak. Penampungan- penampungan tersebut dapat dilakukan dengan membuat sumur-sumur resapan, kolam-kolam retensi di atap-atap gedung, didasar-dasar bangunan, waduk, lapangan, yang selanjutnya di atas untuk dialirkan secara bertahap.

3. Kelengkapan perangkat peraturan

Aspek hukum yang harus dipertimbangkan dalam rencana penanganan drainase permukiman di daerah adalah:

 Peraturan Daerah mengenai ketertiban umum perlu disiapkan seperti

pencegahan pengambilan air tanah secara besar-besaran, pembuangan sampah di saluran, pelarangan pengurugan lahan basah dan penggunaan daerah resapan air (wet land), termasuk sanksi yang diterapkan.

 Peraturan koordinasi dengan utilitas kota lainnya seperti jalur, kedalaman, posisinya, agar dapat saling menunjang kepentingan masing-masing.

 Kejelasan keterlibatan masyarakat dan swasta, sehingga masyarakat dan

swasta dapat mengetahui tugas, tanggung jawab dan wewenangnya.

 Bentuk dan struktur organisasi, uraian tugas dan kualitas personil yang dibutuhkan dalam penanganan drainase harus di rumuskan dalam peraturan daerah.

4. Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta

Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan saluran drainase terlihat dari masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah ke dalam saluran drainase, kurang peduli dalam perawatan saluran, maupun penutupan saluran drainase dan pengalihan fungsi saluran drainase sebagai bangunan, kolam ikan dll.

5. Kemampuan Pembiayaan

Kemampuan pendanaan terutama berkaitan dengan rendahnya alokasi pendanaan dari pemerintah daerah yang merupakan akibat dari rendahnya skala prioritas penanganan pengelolaan drainase baik dari segi pembangunan maupun biaya operasi dan pemeliharaan. Permasalahan pendanaan secara keseluruhan berdampak pada buruknya kualitas pengelolaan drainase perkotaan.

6. Penanganan Drainase Belum Terpadu

Pembangunan sistem drainase utama dan lokal yang belum terpadu, terutama masalah peil banjir, disain kala ulang, akibat banjir terbatasnya masterplan drainase sehingga pengembang tidak punya acuan untuk sistem lokal yang berakibat pengelolaan sifatnya hanya pertial di wilayah yang dikembangkannya saja.

Sedangkan isu-isu strategis dalam pengelolaan sistem drainase di Kabupaten Karawang meliputi:

1. Menimbulkan genangan akibat semakin luasnya tutupan lahan, sehingga

semakin besar volume air hujan yang seharusnya menyerap ke tanah menjadi aliran permukaan. Kondisi ini disebabkan oleh semakin berkembangnya kawasan perkotaan

2. Semakin buruknya kualitas daerah hulu sungai-sungai besar yang melintas di

Kabupaten Karawang terutama Sungai Citarum, menyebabkan sungai tersebut berpeluang meluap akibat tingginya debit di bagian hulu.

7.4.3.2Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase

Sistem drainase Kabupaten Karawang pada umumnya belum teringentrasi dengan baik, masih terdapatnya genangan di beberapa wilayah. Secara Umum jaringan drainase skala wilayah, secara prinsip harus dipisahkan dari jaringan pengairan/irigasi yang ada. Sungai-sungai besar merupakan saluran drainase primer adalah : Sungai Citarum, Cilamaya, Cikalong, Ciherang, Cibeet, Ciwadas, dan Cibulan-bulan; dan anak-anak sungai menjadi saluran drainase sekunder, yaitu : Sungai Cigentis, Citaman, Cihambulu, Cipagaduren, Ciomas, Cibuyat, Ciawitemen, Cijati, Cacaban, Cibarengkok, dan Sungai Pucung. Sementara saluran drainase tersier merupakan saluran drainase di sepanjang jalan, serta saluran drainase yang mengalir dari saluran-saluran di permukiman (terutama di permukiman perkotaan).

Pengembangan drainase wilayah di Kabupaten Karawang pada dasarnya merupakan upaya untuk menjaga kualitas keruangan wilayah terhadap kemungkinan penurunan kualitas akibat terjadinya genangan. Secara umum potensi genangan di Kabupaten Karawang adalah berbentuk :

1. Menimbulkan genangan akibat semakin luasnya tutupan lahan, sehingga

semakin besar volume air hujan yang seharusnya menyerap ke tanah menjadi aliran permukaan. Kondisi ini disebabkan oleh semakin berkembangnya kawasan perkotaan.

2. Semakin buruknya kualitas daerah hulu sungai-sungai besar yang melintas di

Kabupaten Karawang terutama Sungai Citarum, menyebabkan sungai tersebut berpeluang meluap akibat tingginya debit di bagian hulu.

a. Kawasan Perkotaan Karawang

Kondisi drainase perkotaan karawang sering terjadi genangan, hal ini diakibatkan saluran drainase yang tidak terintegrasi dan desain yang tidak sesuai dengan daya tampung. Beberapa kondisi drainase kota karawang adalah sebagai berikut :

Tabel 7.73 Identifikasi masalah drainase Kota Karawang

No Lokasi Kelurahan/ Kecamatan Luas (Ha) Tinggi maks (m) Lama (jam) Frekuensi Yang Tergenang Dimensi

Eksisting Identifikasi Masalah

1. Kampung Gorowong 0,5 0,80 1-2 Setiap

Hujan Lebat Jalan pemukiman Tidak beraturan

 Konsentrasi sampah rumah tangga dan sedimentasi pada saluran drainase sekunder.  Saluran drainase berbelok-

belok 2. Jl. AR. Hakim-Jl.

Jend. A. Yani

Kp. Jatirasa 0,05 0,30 0,5 Setiap hujan lebat

Jalan Konsentrasi sampah dan

sedimentasi pada saluran drinase jalan dan penyempitan saluran 3. Jl. Adiarsa (Depan Pabrik Pindodely) 0,07 5 0,30 0,50 Setiap hujan lebat

Jalan Saluran drainase rusak

pembuang PT. Pindodely Rusak bocor 4. Perumahan Karangpawitan dan SMU3 0,25 0,30 0,1 Setiap hujan lebat

jalan Konsentrasi sampah dan

sedimentasi pada saluran drainase jalan dan penyempitan saluran

b. Kawasan Perkotaan Cikampek

Sistem drainase perkotaan cikampek saat ini masih tidak berfungsi dengan baik. Terdapatnya genangan pada jalan dikarenakan tidak adanya sistem drainase pada jalan tersebut. Sistem drainase primer, sekunder, dan tersier belum terintegrasi dengan baik sehingga mengakibatkan genangan. Selain itu, banyaknya tumpukan sampah pada saluran-saluran tersebut mengakibatkan saluran drainase menjadi tidak berfungsi dengan baik.

Beberapa lokasi di perkotaan Cikampek yang drainase tidak baik salah satunya adalah pada jalan Ir. H. Djuanda Kecamatan Kotabaru. Pada daerah tersebut genangan terjadi pada badan jalan.

c. Kawasan Perkotaan Rengasdengklok

Sistem drainase di perkotaan Rengasdengklok masih ada beberapa wilayah yang tergenang terutama untuk Kelurahan Rengasdengklok Selatan dan Kelurahan Rengasdengklok Utara. Dua wilayah tersebut pada musim penghujan selalu tergenang dikarenakan topografi nya yang berada di bawah saluran sekunder maupun saluran irigasi.

Selain dari Kondisi saluran drainase sekunder dan primer di beberapa wilayah sistem drainase lingkungan di wilayah tersebut tidak mengalir dengan baik sehingga mengakibatkan kondisi sanitasi buruk. Faktor banyaknya sampah pada saluran mengakibatkan kondisi drainase yang buruk.

d. Kawasan Perkotaan Cilamaya

Sistem drainase perkotaan Cilamaya saat ini masih tidak berfungsi dengan baik. Terdapatnya genangan pada jalan dikarenakan tidak adanya sistem drainase pada jalan tersebut. Sistem drainase primer,sekunder,dan tersier belum terintegrasi dengan baik sehingga mengakibatkan genangan. Selain itu, banyaknya tumpukan sampah pada saluran-saluran tersebut mengakibatkan saluran drainase menjadi tidak berfungsi dengan baik.

7.4.3.3Permasalahan dan Tantangan

Inventarisasi persoalan setiap masalah akan dirumuskan dengan

mempertimbangkan tipologi serta parameter- parameter teknis yang ada di Kabupaten Karawang Dari kegiatan inventarisasi tersebut akan didapatkan data- data permasalahan teknis dan non teknis pada sub sektor drainase.

Permasalahan mendesak dalam pengelolaan drainase di Kabupaten Karawang adalah :

1 Belum ada basis data yang valid mengenai drainase lingkungan;

2 Belum optimalnya lembaga yang khusus menangani drainase lingkungan;

3 Masih banyak permukiman yang tidak memiliki drainase lingkungan;

4 Rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan drainase lingkungan.

7.4.4 Usulan Program Dan Kegiatan

Usulan dan prioritas program komponen Pengembangan Sanitasi disusun berdasarkan paket-paket fungsional dan sesuai kebijakan prioritas program seperti pada RPJM. Penyusunan usulan program tersebut memperhatikan kebutuhan RPP berkaitan dengan pengembangan atau pembangunan sektor dan kawasan unggulan. Dengan demikian usulan sudah mencakup pemenuhan

kebutuhan dasar dan kebutuhan pembangunan ekonomi. Usulan program yang diajukan sesuai dengan hasil analisis dan identifikasi yang telah dilakukan. Selain itu, perlu juga diperhatikan keterpaduan dengan sektor-sektor lainnya. Usulan program harus dapat mencerminkan besaran dan prioritas program, dan manfaatnya ditinjau dari segi fungsi, kondisi fisik, dan non-fisik antar kegiatan dan pendanaannya.

Pembiayaan proyek perlu disusun berdasarkan klasifikasi tanggung jawab masing- masing Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Pusat, Swasta dan masyarakat. Jika ada indikasi program pengelolaan sanitasi (air limbah, persampahan dan drainase) yang melibatkan swasta perlu dilakukan kajian lebih mendalam untuk menentukan kelayakannya. Untuk program yang memerlukan analisis kelayakan keuangan, hasil analisis harus dilampirkan dan merupakan bagian dari kajian pembiayaan dan keuangan.

Pembiayaan kegiatan pengelolaan sanitasi sebagaimana diusulkan dapat berasal dari dana Pemerintahan Kabupaten/Kota, masyarakat, swasta, dan bantuan Pemerintah Pusat. Bantuan Pemerintah Pusat dapat berbentuk proyek biasa (pemerataan dalam pemenuhan prasarana sarana dasar), bantuan stimulan, bantuan proyek khusus (menurut pengembangan kawasan). Macam bantuan disesuaikan dengan tingkat kebutuhannya.

Format pembiayaan kegiatan drainase disesuaikan dengan arahan bidang keuangan, secara garis besar terdiri dari tabel program belanja (expenditures programme), tabel financing plan, dan tabel memorandum proyek seperti pada tabel berikut.

Tabel 7.74 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan PLP Kabupaten Karawang

Kode Akun Kegiatan/Output/Suboutput/Nama Paket Lokasi Detail Vol Satuan Penambahan (jwa/Ha) untuk Target 100 - 0 - 100 SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- TAHUN ANGGARAN

Kecamatan Desa APBN APBD

PROV.

APBD

KAB/KOTA PDAM SWASTA Masyarakat DAK

Rp. MURNI PLN HLN

2414

Pembinaan Dan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman 2.414.001 Peraturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman 2414001001 Penyusunan Rancangan Peraturan Dan Standar Pedoman Kriteria Pengembangan PLP

Penyusunan Masterplan Air Limbah Domestik Karawang 1 paket

700.000 2017

Review Master Plan Persampahan Karawang 1 paket

1.000.000 2018

Penyusunan FS TPAS Wilayah Pesisir Kabupaten Karawang Karawang 1 paket

500.000 2017

Penyusunan DED TPAS Wilayah Pesisir Kab.krw Karawang 1 paket

500.000 2020

Pembangunan TPAS Wilayah Pesisir wil pesisir 1 TPA

40.000.000

10.000.000

5.000.000 2021

Pengadaan alat Berat Bulldozer Karawang 3 unit 3.900.000 2022

Pengadaan Excavator Karawang 2 unit

1.400.000 2022

Pengadaan Kendaraan Sedot Tinja Karawang Karawang 5 unit

1.050.000

700.000 2017

Pengadaan Kendaraan Truck Sampah Karawang Karawang 10 unit

3.500.000 2018

Pengadaan Kendaraan Truck Sampah Karawang Karawang 10 unit

3.500.000 2019

Pengadaan Kendaraan Truck Sampah Karawang Karawang 10 unit

3.500.000 2020

Pengadaan Kendaraan Truck Sampah Karawang Karawang 10 unit

Kode Akun Kegiatan/Output/Suboutput/Nama Paket Lokasi Detail Vol Satuan Penambahan (jwa/Ha) untuk Target 100 - 0 - 100 SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- TAHUN ANGGARAN

Kecamatan Desa APBN APBD

PROV.

APBD

KAB/KOTA PDAM SWASTA Masyarakat DAK

Rp. MURNI PLN HLN

Pengadaan Kendaraan Truck

Sampah Karawang Karawang 10 unit

3.500.000 2022

TPS 3R Krw Barat Tanjungpura 1 unit 450.000 2018

TPS 3R Krw Timur Krw Wetan 1 unit

450.000 2018

TPS 3R Klari Anggadita 1 unit

450.000 2018

2414003 Pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Regional

2414003001 Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat

Sanimas Tersebar Tersebar 5 unit 2.000.000 2018

Sanimas Tersebar Tersebar 5 unit

2.000.000 2019

Sanimas Tersebar Tersebar 5 unit

2.000.000 2020

Sanimas Tersebar Tersebar 5 unit

2.000.000 2021

Sanimas Tersebar Tersebar 5 unit

2.000.000 2022 Total 14.600.000 - - 18.200.000 4.000.000 - - - - 31.300.000 Sub Total 2017 1.750.000 700.000 500.000 2.950.000 Sub Total 2018 4.350.000 3.500.000 - 7.850.000 Sub Total 2019 2.000.000 3.500.000 3.500.000 9.000.000 Sub Total 2020 2.500.000 3.500.000 - 6.000.000

Kode Akun Kegiatan/Output/Suboutput/Nama Paket Lokasi Detail Vol Satuan Penambahan (jwa/Ha) untuk Target 100 - 0 - 100 SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- TAHUN ANGGARAN

Kecamatan Desa APBN APBD

PROV.

APBD

KAB/KOTA PDAM SWASTA Masyarakat DAK

Rp. MURNI PLN HLN Sub Total 2021 2.000.000 3.500.000 - 5.500.000 Sub Total 2022 2.000.000 3.500.000 -

Dokumen terkait