BAB II URAIAN TEORITIS
2.8. Kebutuhan Mencari Variasi
Konsep kebutuhan mencari variasi berhubungan dengan studi marketing dan
exploratory purchase behavior seperti perpindahan merek dan perilaku inovasi.
Dari sudut pandang psikologi dihasilkan teori yang menyatakan bahwa sumber
kebutuhan mencari variasi adalah kebutuhan internal untuk stimulasi.
Schiffman dan Kanuk (2007:115) mengemukakan bahwa sifat yang
digerakkan oleh kepribadian yang persis sama dan berhubungan dengan Tingkat
Stimulasi Optimum (TSO) adalah pencari variasi atau kesenangan baru. Ketika
stimulasi (dalam bentuk kompleksitas, arousal, dan sebagainya) berada di bawah
level ideal, individu menjadi jenuh dan ia mencoba untuk lebih menghasilkan
input stimulasi melalui perilaku seperti exploration dan novelty seeking.
Sebaliknya, ketika stimulasi mengalami peningkatan melebihi level ideal, individu
akan berusaha menurunkan input stimulasi.
Kebutuhan mencari variasi adalah perilaku konsumen untuk melepaskan
suatu kejenuhan karena keterlibatan rendah pada merek atau produk. Perilaku ini
Hanny Veramayanti Naibaho : Pengaruh Ketidakpuasan Konsumen Dan Kebutuhan Mencari Variasi Terhadap Keputusan Perpindahan Merek Handphone Gsm Dari Nokia Ke Sony Ericsson (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi S-1 Reguler USU), 2009.
USU Repository © 2009
alternatif atau pilihan. Konsep variety seeking merupakan tipe penyelesaian
masalah rutin yang berkaitan dengan convenience goods dan jarang berkaitan
dengan shopping and specialty goods (Howard, 1989 dalam Mayasari, 2005:21).
Variety seeking adalah komitmen secara sadar untuk membeli merek lain
karena terdorong untuk terlibat atau mencoba hal-hal yang baru, rasa ingin tahu
dengan hal-hal baru, novelty (kesenangan baru), atau untuk mengatasi masalah
kejenuhan terhadap hal yang lama atau biasanya (Peter dan Olson, 2000
Setiyaningrum, 2005:7).
Salah satu faktor yang mendorong personality traits adalah variety-novelty
seeking. Beberapa tipe konsumen yang mencari variasi (variety-novelty seeking)
adalah sebagai berikut (Schiffman dan Kanuk, 2007:115) :
1. Perilaku pembelian yang bersifat penyelidikan (Exploratory Purchase
Behaviour), merupakan keputusan perpindahan merek untuk mendapatkan
pengalaman baru dan kemungkinan alternatif yang lebih baik.
2. Penyelidikan pengalaman orang lain (Vicarious Exploration), konsumen
mencari informasi tentang suatu produk yang baru atau alternatif yang berbeda,
kemudian mencoba menggunakannya.
3. Keinovatifan pemakaian, konsumen telah menggunakan dan mengadopsi suatu
produk dengan mencari produk yang lebih baru dengan teknologi yang lebih
tinggi seperti produk-produk alat elektronik yang model / fungsinya telah
berubah.
Dalam mengidentifikasi kebutuhan mencari variasi, metode untuk
mengetahui kebutuhan dalam keputusan mencari variasi tersebut dijabarkan lebih
Hanny Veramayanti Naibaho : Pengaruh Ketidakpuasan Konsumen Dan Kebutuhan Mencari Variasi Terhadap Keputusan Perpindahan Merek Handphone Gsm Dari Nokia Ke Sony Ericsson (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi S-1 Reguler USU), 2009.
USU Repository © 2009
of Product (EAP) yang dikutip dari Van Trijp (1996:291) yang telah disesuaikan
sebagai berikut :
1. Lebih suka merek yang belum pernah dicoba.
2. Merasa tertantang jika memesan merek yang belum familiar.
3. Meskipun menyukai merek tertentu, namun sering mencoba merek yang baru.
4. Tidak khawatir dalam mencoba merek baru atau berbeda.
5. Jika merek produk tersedia dalam sejumlah variasi, pasti akan mencobanya.
6. Menikmati peluang membeli merek yang tidak familiar demi mendapatkan
variasi dalam suatu pembelian.
Hoyer dan Ridgway (1984) dalam Setiyaningrum (2005:8) mengemukakan
suatu model teoritikal tentang exploratory purchase behavior yang digambarkan
Hanny Veramayanti Naibaho : Pengaruh Ketidakpuasan Konsumen Dan Kebutuhan Mencari Variasi Terhadap Keputusan Perpindahan Merek Handphone Gsm Dari Nokia Ke Sony Ericsson (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi S-1 Reguler USU), 2009.
USU Repository © 2009
KARAKTERISTIK PERBEDAAN INDIVIDU Ciri Kepribadian :
dogmatis
mementingkan hal duniawi otoriter
liberal
kemampuan berusaha kereativitas
Faktor Motivasional keinginan untuk berubah keinginan menjadi unik Rasa ingin tahu
Keinginan menanggung risiko, bahaya,ancaman.
Karakteristik Produk Karakteristik Obyektif jumlah alternatif frekuensi antar pembelian Karakteristik Subyektif keterlibatan
risiko yang di persepsikan perbedaan antar merek loyalitas merek
-- tergantung perasaan individu
Pengendalian Variasi
Faktor penyebab exploratory lainya:
STRATEGI KEPUTUSAN :
Membeli yang paling murah Membeli pada saat diskon Membeli dengan kupon
FAKTOR SITUASIONAL NORMATIF -- Kehabisan stok pengaruh orang lain
KETIDAK PUASAN TERHADAP PRODUCT/ MEREK YANG DIGUNAKAN
SEBELUMNYA
Merek/produk yang d gunakan tidak sesuai harapan
PEMECAHAN MASALAH keinginan mencoba produk baru untuk pemecahan masalah konsumsi.
EXPLORASI PEMBELIAN Perpindahan merek Melakukan inovasi
Gambar 2.6. Model Teoritikal tentang Exploratory Purchase Behavior
Sumber : Hoyer dan Ridgway (1984) yang dikutip oleh Setiyaningrum (2005:8)
Pada Gambar 2.6. menjelaskan mengenai lima faktor utama yang
menyebabkan konsumen melakukan ekplorasi pembelian. Kelima faktor tersebut
adalah variety seeking, strategi keputusan, faktor-faktor situasional dan normatif,
ketidakpuasan terhadap merek atau produk yang digunakan sebelumnya, dan
strategi pemecahan masalah. Variety seeking merupakan faktor yang paling
dominan dalam mempengaruhi konsumen untuk melakukan eksplorasi pembelian.
Ciri kepribadian yang dogmatis, otoriter, tidak memiliki faktor motivasi
Hanny Veramayanti Naibaho : Pengaruh Ketidakpuasan Konsumen Dan Kebutuhan Mencari Variasi Terhadap Keputusan Perpindahan Merek Handphone Gsm Dari Nokia Ke Sony Ericsson (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi S-1 Reguler USU), 2009.
USU Repository © 2009
berani menanggung risiko serta produk memiliki karakteristik sedikit alternatif
merek, waktu antar pembelian relatif lama, keterlibatan tinggi, perbedaan antar
merek tinggi, dan loyalitas merek tinggi dapat menghambat individu dalam
mencari variasi untuk berpindah merek.
Ketika individu tidak puas dan ia suka mencari variasi maka ia akan lebih
termotivasi untuk berpindah merek. Namun ketika individu tidak puas dan ia tidak
suka mencari variasi maka ia kurang termotivasi untuk berpindah merek. Assael
(1998) dalam Setiyaningrum (2005:9) menegaskan bahwa variety seeking hanya
terjadi pada produk low involvement yang mana produk tersebut tidak terlalu
berisiko bagi konsumen. Konsumen yang tidak puas terhadap suatu merek dapat
dengan mudah berpindah merek karena keterlibatan rendah dan kecilnya risiko.
Pada pembelian produk low involvement konsumen hanya mencari informasi dan
mengevaluasi alternatif yang terbatas atau tidak melakukan pencarian informasi
dan evaluasi lagi terhadap berbagai alternatif merek sehingga ada kemungkinan
variety seeking memoderasi hubungan ketidakpuasan konsumen dengan
Hanny Veramayanti Naibaho : Pengaruh Ketidakpuasan Konsumen Dan Kebutuhan Mencari Variasi Terhadap Keputusan Perpindahan Merek Handphone Gsm Dari Nokia Ke Sony Ericsson (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi S-1 Reguler USU), 2009.
USU Repository © 2009