• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Kebutuhan siswa RSBI

Berdasarkan hasil wawancara dan kurikulum serta pembelajaran di RSBI SMP Negeri 1 Lembang diketahui bahwa terdapat beberapa tuntutan yang ditujukan kepada siswa RSBI yaitu: (1) siswa RSBI dituntut untuk mempunyai kepribadian yang unggul baik dari segi sopan santun, disiplin, keteladanan, dan

sosialisasi dengan lingkungannya; (2) siswa RSBI harus memmpunyai motivasi yang tinggi untuk bersaing di dunia internasional baik itu persaingan dalam hal prestasi ataupun dlaam hal kelanjutan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi baik di dalam ataupun di luar negeri; (3) siswa RSBI dituntut agar mampu menjaga budaya dan lingkungannya serta mampu memperkenalkan budaya dan lingkungannya kepada dunia internasional sebagai daerah pariwisata; (4) siswa RSBI dituntut agar memiliki kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris.

Selain tuntutan terhadap siswa RSBI, hal yang membedakan siswa kelas bilingual di RSBI SMP Negeri 1 Lembang dengan siswa kelas reguler adalah kurikulum dan proses pembelajarannya. Karakteristik kurikulum dan pembelajaran di RSBI SMP Negeri 1 Lembang adalah: (1) Penambahan waktu belajar di sekolah; (2) Penambahan jam mata pelajaran bahasa inggris, Ilmu Pengetahuan Alam, dan matematika; (3) Proses pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi; (4) Pembelajaran menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris; (5) Pembelajaran bersifat PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian yang paling rendah pada aspek tuntutan terhadap siswa terdapat pada indikator siswa bermotivasi tinggi untuk bersaing di dunia internasional (sebanyak 70%). Hal ini menunjukkan bahwa siswa RSBI kurang memiliki motivasi yang tinggi dalam meraih prestasi baik di tingkat nasional maupun di tingkat internasional. Selain itu, siswa kurang memiliki apresiasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

baik pendidikan di dalam negeri maupun di luar negeri. Harapan sekolah SMP Negeri 1 Lembang dengan adanya RSBI salah satunya adalah mengharapkan lulusan siswa RSBI memiliki kemampuan daya saing bukan hanya di tingkat nasional tapi juga ditingkat internasional. Harapan ini sejalan dengan tujuan penyelenggaraan sekolah bertaraf internasional yang terdapat dalam panduan pelaksanaan SBI jenjang SMP (6:2010) yang merumuskan bahwa tujuan penyelenggaraan SBI adalah untuk menghasilkan (1) daya saing komparatif yang dibuktikan dengan kemampuan menampilan keunggulan lokal di tingkan internasional; (2) kemampuan bersaing dalam berbagai lomba internasional yang dibuktikan dengan perolehan medali emas, perak, perunggu, dan bentuk penghargaan internasional lainnya; (3) kemampuan bersaing kerja di luar negeri terutama bagi lulusan sekolah menengah kejuruan; (4) kemampuan berperan aktif secara internasional dalam menjaga kelangsungan hidup dan perkembangan dunia dari perspektif ekonomi, sosial-kultural, dan lingkungan hidup.

Kurangnya motivasi siswa dalam meraih prestasi dan kurangnya apresiasi siswa dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dapat disebabkan oleh kurangnya motivasi dari lingkungan untuk meraih prestasi yang lebih baik, kurang optimalnya penyerapan materi pelajaran oleh siswa, kurangnya informasi sekolah menengah lanjutan, kurangnya pemahaman minat siswa. Maka dari itu, dibutuhkan layanan bimbingan dan konseling agar mampu memotivasi siswa agar dapat meningkatkan prestasinya dan memiliki apresiasi yang tinggi terhadap pendidikan yang lebih tinggi sehingga lulusan siswa RSBI sesuai dengan harapan diadakannya RSBI SMP Negeri 1 Lembang.

Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris merupakan indikator yang paling sesuai dalam aspek tuntutan terhadap siswa RSBI yaitu sebesar 86%. Kemampuan berkomunikasi dengan bahasa Inggris haruslah dikuasai oleh siswa RSBI yang berada di kelas bilingual atau kelas dengan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris.

Dalam panduan pelaksanaan penyelenggaraan sekolah bertaraf internasional pada jenjang SMP (35:2010) dikemukakan bahwa “tingkat pencapaian kompetensi yang tinggi dalam bahasa Inggris ditandai dengan keterapilan berbahasa Inggris yang lancar dan akurat, baik dari segi tata bahasa maupun ucapan”. Dalam pencapaian kompetensi berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris lebih optimal, dibutuhkan upaya pengembangan program-program dan optimalisasi pembelajaran bahasa Inggris di sekolah.

Dalam aspek tuntutan kurikulum dan pembelajaran di sekolah, indikator yang paling rendah terdapat pada penambahan waktu belajar di sekolah (80%), banyak siswa yang mengeluhkan lamanya waktu belajar di sekolah terkadang tidak membantu penyerapan materi pelajaran lebih baik, terkadang siswa merasa bosan apalagi ketika melihat siswa kelas reguler yang pulang lebih awal sementara siswa RSBI masih harus mengikuti tambahan jam belajar di sekolah.

Selain itu, tugas-tugas yang diberikan guru lebih banyak dan setelah pulang sekolah sebagian siswa RSBI mengikuti kursus sehingga merasa tidak memiliki waktu beristirahat yang cukup. Hal yang menyebabkan ketidaksesuaian siswa RSBI dengan penambahan jam pelajaran diantaranya adalah kurang optimalnya potensi siswa, kejenuhan belajar yang dialami siswa karena lamanya waktu

belajar, serta metode pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik bagi siswa. Penyebab masalah ketidaksesuaian penambahan jam pelajaran di RSBI membutuhkan intervensi lebih lanjut oleh guru bimbingan dan konseling.

Indikator yang paling sesuai dengan siswa RSBI dalam tuntutan kurikulum dan pembelajaran di RSBI adalah pembelajaran yang bersifat PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan). Kesesuaian dalam indikator ini mencapai 89%. Hal ini berarti bahwa siswa senang dengan pembelajaran kelompok yang lebih banyak praktik daripada mendengarkan penjelasan guru,siswa merasa senang jika belajar dengan memanfaatkan media games, dan menciptakan sesuai yang baru. Pembelajaran yang bersifat PAKEM mampu membantu siswa menerapkan hal-hal yang dipelajarinya di sekolah dalam kehidupan sehari-hari serta mendorong siswa untuk lebih kreatif dalam menciptakan karya dan hal-hal baru yang bermanfaat bagi kehidupan.

Indikator-indikator yang lain dalam aspek tuntutan terhadap siswa serta tuntutan kurikulum dan pembelajaran juga belum mencapai hasil yang optimal dan masih memerlukan peningkatan dan perkembangan.

Kebutuhan siswa jika dilihat dari profil perkembangannya (hasil inventori tugas perkembangan), pada umumnya siswa RSBI SMP Negeri 1 Lembang skor profil aspek perkembangan landasan hidup religius berada di bawah rata-rata skor profil aspek perkembangan lainnya bahkan diantara semua profil aspek perkembangan merupakan profil dengan skor yang paling rendah. Hal ini akan mempengaruhi kepada perkembangan siswa baik dari segi pribadi, sosial, belajar ataupun karier. Syamsu Yusuf & Juntika Nurihsan (2005:140) menyatakan bahwa

agama merupakan sumber nilai, kepercayaan, dan pola-pola tingkah laku yang akan memberikan tuntunan bagi arti, tujuan dan kestabilan hidup umat manusia.

Agama merupakan pedoman hidup bagi manusia dalam rangka mencapai kebahagiaan yang hakiki di dunia dan di akhirat. Karena agama merupakan pedoman hidup maka dalam semua kegiatan kehidupan manusia harus merujuk kepada nilai-nilai agama. Agar menjadi siswa RSBI yang memiliki kepribadian yang unggul, mampu bersaing di dunia internasional, dan mempunyai prestasi yang baik maka perlu dilengkapi dengan landasan agama yang kuat.

Penyajian data hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa siswa RSBI memerlukan beberapa upaya bimbingan dan konseling agar siswa RSBI sesuai dengan tuntutan yang ada dilingkungan siswa, mampu menyesuaikan diri serta memenuhi tuntutan kurikulum dan pembelajaran di RSBI serta mampu berkembang secara optimal.

2. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di RSBI SMP Negeri 1 Lembang

Dokumen terkait