• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.3 Disparitas Kondisi Keamanan Insani Di Kota Denpasar Berdasar Wilayah, Antaretnis, dan Antaragama.

4.3.1. Kondisi Keamanan Insani Antar-Wilayah di Kota Denpasar

4.3.1.2. Kecamatan Denpasar Timur

Kecamatan Denpasar Timur terdiri dari 11 desa/kelurahan, yaitu Desa Dangin Puri Klod, Desa Penatih Dangin Puri, Desa Sumerta Kaja, Desa Sumerta Kauh, Desa Kesiman Kertalangu, Desa Sumerta Klod, Desa Kesiman Petilan, Kelurahan Dangin Puri, Kelurahan Kesiman, Kelurahan Penatih, dan Kelurahan Sumerta. Secara garis besar temuan pada Kecamatan Denpasar Timur menggambarkan sebaran ketidakamanan insani yang distribusinya tidak merata. Dimensi keamanan insani yang derajat keamanannya sedang adalah environmental security, personal security dan community security. Sedangkan untuk dimensi economic security, food security, health security serta politic security menempati kisaran ketidakamanan pada level rendah.

42

Kondisi Environmental Security di Kecamatan Denpasar Timur

Temuan akan environmental insecurity hampir merata di seluruh Kecamatan di Kota Denpasar. Di kecamatan Denpasar Timur sendiri mayoritas responden mengeluhkan beberapa masalah terkait kerusakan lingkungan yaitu (i) masalah pengelolaan sampah; (ii) polusi udara; (iii) polusi air; (iv) masalah kerusakan lingkungan ditanggulangi sendiri secara swadaya oleh masyarakat; dan (v) rata-rata responden mengaku pernah mendapat pelatihan penanganan bencana alam baik dari pemerintah maupun swasta.

"Warga di sini gotong-royong bikin tempat penampungan sampah, kalau nunggu Pemerintah keburu menumpuk." (Laki-laki, 44 tahun, wiraswasta, Kec. Denpasar Timur).

"Ada pelatihan SARS dari Pemerintah kami dikumpulkan di balai banjar." (Laki-laki, 59 tahun, guru, Kec. Denpasar Timur)

"Airnya berwarna coklat karena pake air sumur, kalau pakai (air) PAM kadang alirannya kecil." (Laki-laki, 28, wiraswasta, Kec. Denpasar Timur).

"Tetangga saya punya kolam ikan yang tidak sehat dan airnya berwarna hijau, baunya sampai ke rumah." (Laki-laki, 41, guru, Kec. Denpasar Timur).

"Dulu nggak ada polusi udara, tapi semenjak kendaraan makin rame jadi banyak asap." (Perempuan, 51, karyawan BUMN, Kec. Denpasar Timur)

Permasalahan lingkungan yang umumnya dihadapi oleh warga Denpasar Timur selain pengelolaan sampah adalah polusi air dan polusi udara. Untuk masalah pengelolaan sampah rata-rata responden memilih untuk mengaktifkan kerja bakti di lingkungan sekitar. Namun untuk polusi air dan udara, rata-rata responden tidak mampu berbuat apa-apa dan berharap Pemerintah yang mengatasinya.

43 Hal utama yang menjadi temuan utama dalam pemetaan kondisi personal security di Kecamatan Denpasar Timur adalah tentang keselamatan berkendara. Berikut kutipan wawancaranya.

"Ya kalau saya kan tinggalnya di perumahan, jadi aman-aman aja." (Perempuan, 28 tahun, staf perusahaan, Kec. Denpasar Timur)

"Daerah sini soal preman gak ada, apalagi di sekitar banjar adat. Kalau kendaraan sih memang rame sekali." (Laki-laki, 49, pedagang, Kec. Denpasar Timur)

Hal yang perlu dicermati dari kondisi personal security di kecamatan Denpasar Timur adalah di satu sisi warga sepakat bahwa selain lingkungan tempat tinggalnya relatif aman karena ada keamanan warga. Selain itu, tindakan premanisme juga sangat rendah terjadi, khususnya bagi responden yang pemukimannya di daerah desa adat.

Kondisi Community Security di Kecamatan Denpasar Timur

Hasil wawancara responden pada dimensi community security di kecamatan Denpasar Timur juga menunjukkan kecenderungan community insecurity yang berada pada kisaran cukup tinggi. Masalah utamanya terletak pada (i) prasangka antar etnis dan yang berlaku timbal balik, dan (ii) masih adanya sentimen terhadap pendatang. Berikut pendapat beberapa responden yang mencerminkan adanya prasangka antar etnis serta antar penduduk pribumi dan pendatang di Kecamatan Denpasar Timur.

"Mereka (pendatang) sendiri yang kadang menutup diri. Bergaulnya Cuma sama sesame pendatang aja. (Perempuan, 29 tahun, wiraswasta, Kec. Denpasar Timur)

"Semuanya diurus sendiri, ya kadang-kadang kami ditanya soal KIPEM.." (Laki- laki, 31, pekerja toko, Kec. Denpasar Timur)

44 Selain populasi yang sangat heterogen karena terdiri atas beberapa etnis, prasangka- prasangka lama antar etnis juga turut memperkeruh jurang pemisah antar etnis yang pada akhirnya berimplikasi pada community insecurity di Kecamatan Denpasar Timur.

Kondisi Economic Security di Kecamatan Denpasar Timur

Kesimpulan peneliti atas temuan dimensi economic security di Kecamatan Denpasar Timur adalah: dimensi ini termasuk ketidakamanan dalam level rendah. Mayoritas responden di Kecamatan Denpasar Timur memiliki penghasilan di atas UMR yang ditetapkan Pemerintah Kota Denpasar. Hanya sebagian kecil responden yang memiliki penghasilan di bawah UMR dengan resiko kehilangan pekerjaan yang relatif rendah sehingga dimensi economic insecurity di Kecamatan Denpasar Timur bisa disimpulkan relatif rendah.

Kondisi Food Security di Kecamatan Denpasar Timur

Dimensi food security termasuk salah satu dimensi yang termasuk dalam kategori ketidakamanan level rendah. Salah satu penyebabnya adalah mayoritas responden pada dimensi sebelumnya yaitu economic security rata-rata tingkat penghasilannya di atas UMR yang ditetapkan sehingga secara ekonomi mereka relatif tidak memiliki kesulitan yang berarti ketika mengakses kebutuhan pangan.

Kondisi Health Security di Kecamatan Denpasar Timur

Hal yang bisa disimpulkan dari temuan dimensi health security di Kecamatan Denpasar Timur adalah kondisi health insecurity yang berada pada level rendah. Hal ini bisa dilihat pada jawaban rata-rata responden yang merasa telah memenuhi standar minimal hidup

45 sehat yaitu: sanitasi, drainase dan higienitas. Satu-satunya temuan yang mengemuka adalah kesulitan responden untuk mengakses rumah sakit akibat jarak yang terlalu jauh namun hal ini bisa ditanggulangi dengan keberadaan Puskesmas di sekitar pemukiman responden.

Kondisi Political Security di Kecamatan Denpasar Timur

"Kalau pemilihan kepala desa semuanya ikut, jarang ada yang gak mau ikut. Tapi kalo pemilihan legislative masih ada aja yang gak ikut." (Laki-laki, 53, pengusaha rumah makan, Kecamatan Denpasar Timur)

"Kalau saya ya tetep nyoblos." (Perempuan, 34, guru, Kecamatan Denpasar Timur).

Kutipan wawancara di atas menggambarkan tingkat partisipasi warga Kecamatan Denpasar Timur ketika pemilihan umum, baik pemilihan Klian Adat, maupun pemilihan kepala daerah. Temuan yang didapat dari wawancara terhadap warga untuk dimensi political security adalah (i) tingkat partisipasi masyarakat dalam Pemilu umumnya cukup tinggi; (ii) warga berpendapat pihak yang paling berperan aktif dalam melindungi HAM dan kekebasan adalah masyarakat itu sendiri; (iii) Warga merasa optimis melihat masa depan demokratisasi di Kota Denpasar. Pendapat tersebut muncul akibat beberapa warga merasa Pemilu adalah bagian dari pembangunan masyarakat Bali, sehingga tidak bisa dipisahkan dari keterpanggilan adat untuk berpartisipasi di dalamnya.

Dokumen terkait