Tanggal No. Dx Tindakan
Keperawatan Respon Klien 16/ 7/ 07 17.00 21.45 1, 2, 4 2 Mengukur tanda vital klien Memberikan vitaplus 200 cc per sonde Memberikan injeksi penicillin prokain 650.000 IU IM S : O : t : 37 °C RR : 30 x/mnt
Diit masuk 200 cc per sonde Klien tertidur Keluarga kooperatif S : O : Klien menangis
Obat injeksi masuk IM 1/3 SIAS
Keluarga membantu menenangkan klien
Keluarga kooperatif
17/ 7/ 07 21.45 18/ 7/ 07 03.00 2 3, 5 Memberikan injeksi penicillin prokain 650.000 IU IM Memberikan therapi diazepam 5 mg/ kgBB/ 24jam Menjelaskan manfaat obat kepada keluarga S : O : Klien menangis
Obat injeksi masuk IM 1/3 SIAS Keluarga membantu menenangkan klien Keluarga kooperatif S : O : Pemberian dizepam melalui syringe pump 0,5 cc/ jam Kecemasan keluarga terlihat berkurang Keluarga kooperatif
19/ 7/ 07 10.00 13.00 1, 2, 4 3, 4, 5 Memberikan
diit per sonde vitaplus 200 cc Mengukur suhu tubuh klien Mengatur posisi klien Menjelaskan proses penyakit, cara pencegahan dan pengobatan tetanus Menjelaskan penatalaksanaan kejang S : O : Diit masuk 200 cc per sonde T : 36,8 °C
Posisi klien miring ke kanan
Klien dan Keluarga kooperatif S : Keluarga mengatakan mengerti dengan penjelasan perawat O : Keluarga dapat memberikan jawaban pada saat ditanya
oleh perawat
Keluarga tampak senang
Tanggal No Dx Evaluasi 16/ 7/ 07 22.00 1, 2, 4 S : O : t : 37 °C RR : 30 x/mnt
Diit vitaplus masuk 200 cc per sonde
Klien menangis saat dilakukan injeksi
Obat penicillin prokain 650.000 IU masuk IM 1/3 SIAS
Keluarga membantu menenangkan klien
Keluarga kooperatif
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan interversi selanjutnya
Evaluasi
17/ 7/ 07 21.50 18/ 7/ 07 03.20 2 3, 5 S : O : Klien menangis
Obat penicillin prokain 650.000 IU masuk IM 1/3 SIAS
Keluarga membantu menenangkan klien
Keluarga kooperatif
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan interversi selanjutnya
S : O :
Pemberian dizepam melalui syringe pump 0,5 cc/ jam
Kecemasan keluarga terlihat berkurang setelah mendapatkan penjelasan dari perawat
Keluarga kooperatif
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan interversi selanjutnya
19/ 7/ 07 13.20 1, 2, 3, 4, 5 S :
Keluarga mengatakan mengerti dengan penjelasan perawat
O :
Diit vitaplus masuk 200 cc per sonde
T : 36,8 °C
Posisi klien miring ke kanan
Keluarga dapat memberikan jawaban pada saat ditanya oleh perawat
Keluarga tampak senang
Klien dan Keluarga kooperatif A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan interversi selanjutnya
Pembahasan
Tetanus adalah suatu penyakit toksemik akut yang disebabkan oleh Clostridium tetani , dengan tanda utama kekakuan otot (spasme), tanpa disertai gangguan kesadaran (Ismoedijanto, 2003).
Clostridium tetani adalah kuman yang berbentuk batang seperti penabuh genderang, berspora, golongan gram positif, hidup anaerob. Kuman ini mengeluarkan toksin yang bersifat neurotoksik (tetanus spasmin), yang mula-mula akan menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat. Timbulnya tetanus ini terutama oleh clostridiumTetani yang didukung oleh adanya luka yang dalam dengan perawatan yang salah.
Gejala klinis timbul sebagai dampak eksotoksin pada sinaps ganglion spinal dan neuromuscular junction serta syaraf
otonom. Toksin dari tempat luka
menyebar ke motor endplate dan setelah
masuk lewat ganglioside dijalarkan
secara intraaxonal kedalam sel saraf
tepi, kemudian ke kornu anterior
sumsum tulang belakang, akhirnya
menyebar ke SSP.
Manifestasi klinis terutama
disebabkan oleh pengaruh eksotoksin terhadap susunan saraf tepi dan pusat. Pengaruh tersebut berupa gangguan terhadap inhibisi presinaptik sehingga
mencegah keluarnya neurotransmiter
inhibisi yaitu GABA dan glisin, sehingga
terjadi eksitasi terus-menerus dan
spasme. Kekakuan dimulai pada tempat masuk kuman atau pada otot masseter (trismus), pada saat toxin masuk ke sumsum belakang terjadi kekakuan yang makin berat, pada extremitas, otot-otot bergaris pada dada, perut dan mulai timbul kejang.
Penatalaksanaan medis atau terapi dasar tetanus yang dilakukan untuk klien tetanus adalah : Antibiotik diberikan selama 10 hari, 2 minggu bila ada komplikasi dengan catatan : Bila ada
sepsis/pneumonia dapat
ditambahkan antibiotika yang sesuai. Imunisasi aktif-pasif, Anti konvulsi pada dasarnya kejang diatasi dengan diazepam, dosis disesuaikan dengan respon klinik (titrasi), Terapi suportif. Tetanus ringan dan sedang diberikan pengobatan tetanus dasar, Tetanus sedang Terapi dasar tetanus, erhatian khusus pada keadaan jalan nafas (akibat kejang dan aspirasi), dan pemberian cairan parenteral, bila perlu nutrisi secara parenteral.
Masalah keperawatan yang dapat terjadi pada tetanus yaitu Kebersihan jalan nafas tidak efektif b.d Penumpukan sputum pada trakhea dan spasme otot pernafasan. Diagnosa ini sebagai prioritas pertama karena menurut hirarki abraham maslow oksigen merupakan kebutuhan fisiologi yang utama. Peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi, diagnosa ini sebagai prioritas kedua karena masalah ini lebih aktual dan menimbulkan reaksi untuk segera mengatasi daripada ketiga diagnosa yang lain.
Resiko terjadi kontraktur b.d Adanya kejang rangsang. Diagnosa ini sebagai prioritas ke tiga dalam penanganan tetanus pada An. U karena merupakan kebutuhan fisiologis. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Adanya trismus, diagnosa ini sebagai prioritas ke empat karena menurut hirarti maslow kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan fisiologis yang utama setelah oksigenasi, akan tetapi pada klien belum menunjukkan data yang aktual dan masih resiko terjadinya gangguan pemenuhan nutrisi. Kecemasan keluarga b.d Kurangnya informasi yang didapat. Diagnosa ini sebagai prioritas ke lima karena menurut hirarki abraham maslow kecemasan merupakan gangguan ketidaknyamanan yang harus diatasi setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi.
Kesimpulan
Penyakit tetanus merupakan salah satu infeksi yang berbahaya karena mempengaruhi sistem urat saraf dan otot. Penyakit ini adalah penyakit infeksi di mana spasme otot tonik dan hiperrefleksia menyebabkan trismus (lockjaw), spasme otot umum, melengkungnya punggung (opistotonus), spasme glotal, kejang dan spasme dan paralisis pernapasan.
Pencegahan terjadinya tetanus dapat dilakukan melalui vaksinasi adalah jauh lebih baik daripada mengobatinya. Pada anak-anak, vaksin tetanus diberikan sebagai bagian dari vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus).
Masalah keperawatan yang muncul pada An. U dengan tetanus adalah Masalah keperawatan yang dapat terjadi pada tetanus yaitu Kebersihan jalan nafas tidak efektif b.d Penumpukan sputum pada trakhea dan spasme otot pernafasan, peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi, resiko terjadi kontraktur b.d Adanya kejang rangsang, resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Adanya trismus, dan kecemasan keluarga b.d
Saran
Anak-anak berada dalam masa pertumbuhan, sehingga memerlukan pemantauan yang lebih dari orang tua agar pertumbuhan dan perkembangannya sesuai dengan usia anak. Demikian pula dalam pemenuhan kebutuhan dan perawatan kesehatan, hendaknya keluarga memberikan pemantauan dan memberikan sarana bermain yang aman bagi anak.
Baik tenaga medis maupun keluarga hendaknya selalu berusaha untuk meningkatkan pengetahuan tentang tetanus karena penyakit ini sangat beresiko tinggi mengakibatkan kematian. Pemberian imunisasi tepat waktu pada anak agar terhindar dari PD3I seperti tetanus