• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Tetanus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Asuhan Keperawatan Tetanus"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

 ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.U

 ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.U

DENGAN TETANUS

DENGAN TETANUS

DI BANGSAL ANAK C1L2 RSUP Dr. KARIADI

DI BANGSAL ANAK C1L2 RSUP Dr. KARIADI

SEMARANG SEMARANG Oleh : Oleh : ARIEF YANTO ARIEF YANTO G5A206010 G5A206010

(2)

Tetanus

Tetanus

Penyakit tetanus merupakan salah

Penyakit tetanus merupakan salah

satu infeksi yang berbahaya karena

satu infeksi yang berbahaya karena

mempengaruhi sistem urat saraf dan

mempengaruhi sistem urat saraf dan

otot. Kata tetanus diambil dari

otot. Kata tetanus diambil dari

bahasa Yunani yaitu

bahasa Yunani yaitu tetanos tetanos  daridari teinein 

teinein  yang yang berarti berarti menegang.menegang.

Penyakit ini adalah penyakit infeksi di

Penyakit ini adalah penyakit infeksi di

mana spasme otot tonik dan

mana spasme otot tonik dan

hiperrefleksia menyebabkan trismus

hiperrefleksia menyebabkan trismus

(lockjaw), spasme otot umum,

(lockjaw), spasme otot umum,

melengkungnya punggung

melengkungnya punggung

(opistotonus), spasme glotal, kejang

(opistotonus), spasme glotal, kejang

dan spasme dan paralisis pernapasan

dan spasme dan paralisis pernapasan

(Wikipedia).

(3)

Tetanus

Tetanus

Penyakit tetanus merupakan salah

Penyakit tetanus merupakan salah

satu infeksi yang berbahaya karena

satu infeksi yang berbahaya karena

mempengaruhi sistem urat saraf dan

mempengaruhi sistem urat saraf dan

otot. Kata tetanus diambil dari

otot. Kata tetanus diambil dari

bahasa Yunani yaitu

bahasa Yunani yaitu tetanos tetanos  daridari teinein 

teinein  yang yang berarti berarti menegang.menegang.

Penyakit ini adalah penyakit infeksi di

Penyakit ini adalah penyakit infeksi di

mana spasme otot tonik dan

mana spasme otot tonik dan

hiperrefleksia menyebabkan trismus

hiperrefleksia menyebabkan trismus

(lockjaw), spasme otot umum,

(lockjaw), spasme otot umum,

melengkungnya punggung

melengkungnya punggung

(opistotonus), spasme glotal, kejang

(opistotonus), spasme glotal, kejang

dan spasme dan paralisis pernapasan

dan spasme dan paralisis pernapasan

(Wikipedia).

(4)

Klasifikasi tetanus

Klasifikasi tetanus

Derajat

Derajat

I

I

(tetanus

(tetanus

ringan

ringan

)

)

Derajat II (tetanus

Derajat II (tetanus

 sedang)

 sedang)

Derajat III A (

Derajat III A (

tetanus berat)

tetanus berat)

Derajat

Derajat

III

III

B

B

(

(

tetanus dengan

tetanus dengan

 gangguan saraf otonom)

(5)

Etiologi

Clostridium tetani adalah kuman yang berbentuk batang seperti penabuh genderang, berspora, golongan gram positif, hidup anaerob. Kuman ini mengeluarkan toksin yang bersifat neurotoksik (tetanus spasmin), yang mula-mula akan menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat. Timbulnya tetanus ini terutama oleh clostridiumTetani yang didukung oleh adanya luka yang dalam dengan perawatan yang salah.

(6)

Manifestasi klinik

Gejala awal adalah trismus;

pada neonatus tidak dapat/sulit

menetek, mulut mencucu. Pada

anak besar berupa trismus,

akibat kekakuan otot masseter.

Disertai dengan kaku kuduk,

risus

sardonikus

(karena

kekakuan

otot

mimik,

opistotonus,

perut

papan.

Selanjutnya dapat diikuti kejang

apabila

dirangsang

atau

menjadi makin berat dengan

kejang spontan, bahkan pada

kasus

berat

terjadi

status

konvulsivus.

(7)

Pathway

Clostridium tetani Eksotoxin  Saraf tepi  Kornu anterior sumsum tl blkg  SSP Infeksi Peningkatan suhu tubuh Neuro transmiter Spasme

Pernafasan Neuro muskuler Sal kemih Sal cerna

Gg. eliminasi BAK  Konstriksi sal pernafasan Penumpukan sekret Jln nafas tidak  efektif  Kekakuan otot Gg. aktivitas Trismus Gg. menelan Gg Nutrisi kurang dari kebut tubuh

Intake kurang

Gg. komunikasi

(8)

Pemeriksaan

penunjang

Diagnosa didasarkan pada :

Riwayat perlukaan disertai

keadaan klinis kekakuan

otot rahang.

Laboratorium : Leukositosis

ringan, peninggian tekanan

cairan otak, deteksi kuman

sulit.

(9)

Pengkajian

 Keluhan utama :

 An. U kejang sadar dan Epistotonus

 Riwayat penyakit sekarang

Keluarga mengatakan bahwa An. U panas tinggi dan kejang, kemudian  An. U diperiksakan ke dokter umum dan dirawat di RISA selama 2 hari. Selama perawatan di RISA An. U selalu kejang bila dilakukan tindakan infus, NGT, suntik dan lain-lain. Kemudian An. U dirujuk ke RSUP Dr. Kariadi Semarang pada tanggal 6 Juli 2007. Keluarga mengatakan pada saat pertama kali kejang An. U sedang menderita sariawan.

(10)

Riwayat keperawatan yang lalu

Keluarga mengatakan bahwa An.

U

belum

pernah

menderita

penyakit seperti ini sebelumnya.

Paling-paling hanya batuk dan

pilek biasa. Bila An. U sakit

keluarga memberikan obat yang

dibeli di warung.

(11)

Riwayat imunisasi

Keluarga mengatakan bahwa

 An.

U

hanya

dilakukan

imunisasi 2 kali pada usia 4

hari dan pada usia 4 bulan

 jenis imunisasi yang diberikan

tidak

diketahui.

Keluarga

mengatakan An. U tidak 

diberikan imunisasi karena

tidak ada yang mengantar

 An. U untuk imunisasi karena

kedua orang tua An. U sibuk 

bekerja dan neneknya sudah

(12)

Riwayat kehamilan &

persalinan

Pre Natal

Selama kehamilan An. U Ibu

tidak melakukan pemeriksaan

kehamilan

ke

pelayanan

kesehatan.

Ibu

mengatakan

selama kehamilan tidak pernah

mengalami sakit dan masih dapat

bekerja

seperti

biasa.

Ibu

mengatakan selama kehamilan

tidak

pernah

mengkonsumsi

(13)

Intra Natal

 An. U lahir ditolong oleh dukun.

 An. U lahir secara spontan di

rumah. Berat badan lahir tidak 

diketahui. Usia kehamilan aterm.

Post Natal

 An. U diasuh oleh neneknya,

diberikan ASI eksklusive sejak 

lahir, sekarang sudah makan

(14)

Pemeriksaan fisik

 Keadaan Umum Letargis  BB/PB 13 kg / 89 cm  Kepala

Mesosepal, rambut hitam pirang, bersih, tidak berbau, lurus, tidak  mudah dicabut

 Mata

Bersih, conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pelpebra tidak  edema, pupil ishokor, reaksi terhadap cahaya.

 Hidung

Kotor, tidak ada nafas cuping hidung, tidak ada deviasi septum.  An. U terpasang NGT dan O2 nasal.

(15)

 Mulut

Bersih, mukosa lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada perdarahan gusi, tidak ada karies gigi, gigi belum lengkap

 Telinga

Bersih, tidak ada sekret/serumen, fungsi pendengaran tidak ada gangguan, bentuk simetris.

 Dada

Bentuk normal, pengembangan simetris, tidak ada retraksi dinding dada.

 Jantung

Ictus cordis tidak tampak, konfigurasi jantung dalam batas normal, bunyi jantung II murni, tidak ada gallop.

 Paru-paru

Ekspansi dada simetris, suara ronchi basah, hantaran ( + ) sonor seluruh lapang paru.

(16)

  Abdomen

Datar, bising usus 8 x/ menit, tidak  teraba pembesaran hati dan limpa, perkusi timpani.

 Punggung

Bentuk normal, tidak ada kelainan bentuk 

 Genetalia

Bersih, normal, tidak ada penyakit kelamin, tidak ada hemoroid,

terpasang kateter.

 Ekstremitas

Tidak ada sianosis, akral hangat, tidak ada kelemahan otot, refleks

fisiologis ada, refleks patologis tidak  ada.

 Kulit

Warna sawo matang, lembab, tidak  ada bekas luka, elastis.

 Tanda-tanda Vital

Suhu : 37 o C

Nadi : 120 x/mnt RR : 30 x/mnt

(17)

Tingkat

perkembangan

• Tingkat perkembangan pada

An. U tidak dapat diukur  karena An. U mengalami pembatasan aktivitas dan pergerakan. Hal ini dapat dilihat dari data bahwa An. U terpasang infus, NGT, kateter dan O2 nasal.

(18)

Data penunjang

Pemeriksaan laboratorium tanggal 12  juli 2007  Hematologi  Hemoglobin : 8,04 gr%  Hematokrit : 23,4 %  Erytrosit : 3,07 jt/ mmk   MCH : 26,20 Pg  MCV : 76,20 FL  MCHC : 34,40 g/ dl  Lekosit : 17,80 ribu/ mmk   Limfosit : 21 %  Trombosit : 402,0 ribu/ mmk 

(19)

Therapi

O

2

nasal 2 l/ mnt

Infus D 5% 960/ 40/ 10 tpm

+ NaCl 5% 15 cc, KCl 13cc

Injeksi :

 Penicillin Prokain 2 x 650.000 IU

 Drip Diazepam 5 mg/ kg BB/ 24 jam =

0,5 cc/ jam ►

Oral :

 Paracetamol syrup 4 x 1 cth  Metronidazol 3 x 250 mg  Luminal 2 x 20 mg   Vit B complex 3 x 1   Vit C 3 x 1 ►

Diit :

 Vitaplus 6 x 200 cc

(20)

Analisa Data

 N

o Data Problem Etiologi 1 DS :

Keluarga mengatakan  bahwa An. U ngorok 

dan ingin meludah. DO :

Suara ronchi basah

An. U mengalami  pembatasan pergerakan

RR : 30 x/ mnt

Kebersihan

 jalan nafas tidak  efektif  Penumpukan sputum pada trakhea dan spasme otot  pernafasan 2 DS : Keluarga mengatakan  bahwa An. U selalu

ingin meraih makanan DO : Rahang kaku Terpasang NGT Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Adanya trismus

(21)

3 DS :

Keluarga menanyakan apakah An. U sudah membaik? DO : Keluarga tampak  cemas Sering bertanya Kecemasan keluarga Kurangnya informasi yang didapat 4 DS : Keluarga mengatakan An. U kadang terlihat menggigit (nggeget). DO : Rahang kaku Therapi diazepam 5 mg/ kg BB/ 24 jam = 0,5 cc/ jam Resiko terjadi kontraktur  Adanya kejang 5 DS : Keluarga mengatakan  bahwa An. U badanya

hangat DO :

Suhu : 37 °C

Klien tidak mau dikasih selimut Therapi penicillin  prokain 2 x 650.000IU Peningkatan suhu tubuh Proses infeksi

(22)

Prioritas masalah

Kebersihan jalan nafas tidak efektif 

 b.d Penumpukan sputum pada

trakhea dan spasme otot pernafasan

Peningkatan suhu tubuh b.d proses

infeksi

Resiko terjadi kontraktur b.d

Adanya kejang

Resiko

nutrisi

kurang

dari

kebutuhan tubuh b.d Adanya

trismus

Kecemasan

keluarga

b.d

(23)

Tanggal  No. Dx Tindakan

Keperawatan Respon Klien 16/ 7/ 07 17.00 21.45 1, 2, 4 2 Mengukur tanda vital klien Memberikan vitaplus 200 cc per  sonde Memberikan injeksi penicillin  prokain 650.000 IU IM S : O : t : 37 °C RR : 30 x/mnt

Diit masuk 200 cc per  sonde Klien tertidur  Keluarga kooperatif  S : O : Klien menangis

Obat injeksi masuk IM 1/3 SIAS

Keluarga membantu menenangkan klien

Keluarga kooperatif 

(24)

17/ 7/ 07 21.45 18/ 7/ 07 03.00 2 3, 5 Memberikan injeksi penicillin  prokain 650.000 IU IM Memberikan therapi diazepam 5 mg/ kgBB/ 24jam Menjelaskan manfaat obat kepada keluarga S : O : Klien menangis

Obat injeksi masuk  IM 1/3 SIAS Keluarga membantu menenangkan klien Keluarga kooperatif  S : O : Pemberian dizepam melalui syringe  pump 0,5 cc/ jam Kecemasan keluarga terlihat  berkurang Keluarga kooperatif 

(25)

19/ 7/ 07 10.00 13.00 1, 2, 4 3, 4, 5 Memberikan

diit per sonde vitaplus 200 cc Mengukur suhu tubuh klien Mengatur   posisi klien Menjelaskan  proses penyakit, cara pencegahan dan pengobatan tetanus Menjelaskan  penatalaksanaan kejang S : O : Diit masuk 200 cc  per sonde T : 36,8 °C

Posisi klien miring ke kanan

Klien dan Keluarga kooperatif  S : Keluarga mengatakan mengerti dengan penjelasan  perawat O : Keluarga dapat memberikan jawaban  pada saat ditanya

oleh perawat

Keluarga tampak  senang

(26)

Tanggal  No Dx Evaluasi 16/ 7/ 07 22.00 1, 2, 4 S : O : t : 37 °C RR : 30 x/mnt

Diit vitaplus masuk 200 cc per 

sonde

Klien menangis saat dilakukan

injeksi

Obat penicillin prokain 650.000 IU

masuk IM 1/3 SIAS

Keluarga membantu menenangkan

klien

Keluarga kooperatif 

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan interversi selanjutnya

Evaluasi

(27)

17/ 7/ 07 21.50 18/ 7/ 07 03.20 2 3, 5 S : O : Klien menangis

Obat penicillin prokain 650.000

IU masuk IM 1/3 SIAS

Keluarga membantu

menenangkan klien

Keluarga kooperatif 

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan interversi selanjutnya

S : O :

Pemberian dizepam melalui

syringe pump 0,5 cc/ jam

Kecemasan keluarga terlihat

 berkurang setelah mendapatkan  penjelasan dari perawat

Keluarga kooperatif 

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan interversi selanjutnya

(28)

19/ 7/ 07 13.20 1, 2, 3, 4, 5 S :

Keluarga mengatakan mengerti dengan penjelasan perawat

O :

Diit vitaplus masuk 200 cc per 

sonde

T : 36,8 °C

Posisi klien miring ke kanan

Keluarga dapat memberikan

 jawaban pada saat ditanya oleh  perawat

Keluarga tampak senang

Klien dan Keluarga kooperatif 

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan interversi selanjutnya

(29)

Pembahasan

 Tetanus adalah suatu penyakit

toksemik akut yang disebabkan oleh Clostridium tetani , dengan tanda utama kekakuan otot (spasme), tanpa disertai gangguan kesadaran (Ismoedijanto, 2003).

 Clostridium tetani adalah kuman

yang berbentuk batang seperti penabuh genderang, berspora, golongan gram positif, hidup anaerob. Kuman ini mengeluarkan toksin yang bersifat neurotoksik (tetanus spasmin), yang mula-mula akan menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat. Timbulnya tetanus ini terutama oleh clostridiumTetani yang didukung oleh adanya luka yang dalam dengan perawatan yang salah.

(30)

 Gejala klinis timbul sebagai dampak

eksotoksin pada sinaps ganglion spinal dan neuromuscular junction serta syaraf 

otonom. Toksin dari tempat luka

menyebar ke motor endplate dan setelah

masuk lewat ganglioside dijalarkan

secara intraaxonal kedalam sel saraf 

tepi, kemudian ke kornu anterior

sumsum tulang belakang, akhirnya

menyebar ke SSP.

 Manifestasi klinis terutama

disebabkan oleh pengaruh eksotoksin terhadap susunan saraf tepi dan pusat. Pengaruh tersebut berupa gangguan terhadap inhibisi presinaptik sehingga

mencegah keluarnya neurotransmiter

inhibisi yaitu GABA dan glisin, sehingga

terjadi eksitasi terus-menerus dan

spasme. Kekakuan dimulai pada tempat masuk kuman atau pada otot masseter (trismus), pada saat toxin masuk ke sumsum belakang terjadi kekakuan yang makin berat, pada extremitas, otot-otot bergaris pada dada, perut dan mulai timbul kejang.

(31)

Penatalaksanaan medis atau terapi dasar tetanus yang dilakukan untuk klien tetanus adalah : Antibiotik diberikan selama 10 hari, 2 minggu bila ada komplikasi  dengan catatan : Bila ada

sepsis/pneumonia dapat

ditambahkan antibiotika yang sesuai. Imunisasi aktif-pasif, Anti  konvulsi pada dasarnya kejang diatasi dengan diazepam, dosis disesuaikan dengan respon klinik (titrasi), Terapi suportif. Tetanus ringan dan sedang diberikan pengobatan tetanus dasar, Tetanus sedang Terapi dasar tetanus, erhatian khusus pada keadaan jalan nafas (akibat kejang dan aspirasi), dan pemberian cairan parenteral, bila perlu nutrisi secara parenteral.

(32)

Masalah keperawatan yang dapat terjadi pada tetanus yaitu Kebersihan jalan nafas tidak efektif  b.d Penumpukan sputum pada trakhea dan spasme otot pernafasan. Diagnosa ini sebagai prioritas pertama karena menurut hirarki abraham maslow oksigen merupakan kebutuhan fisiologi yang utama. Peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi, diagnosa ini sebagai prioritas kedua karena masalah ini lebih aktual dan menimbulkan reaksi untuk segera mengatasi daripada ketiga diagnosa yang lain.

(33)

Resiko terjadi kontraktur b.d Adanya kejang rangsang. Diagnosa ini sebagai prioritas ke tiga dalam penanganan tetanus pada An. U karena merupakan kebutuhan fisiologis. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Adanya trismus, diagnosa ini sebagai prioritas ke empat karena menurut hirarti maslow kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan fisiologis yang utama setelah oksigenasi, akan tetapi pada klien belum menunjukkan data yang aktual dan masih resiko terjadinya gangguan pemenuhan nutrisi. Kecemasan keluarga b.d Kurangnya informasi yang didapat. Diagnosa ini sebagai prioritas ke lima karena menurut hirarki abraham maslow kecemasan merupakan gangguan ketidaknyamanan yang harus diatasi setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi.

(34)

Kesimpulan

 Penyakit tetanus merupakan salah satu infeksi

yang berbahaya karena mempengaruhi sistem urat saraf dan otot. Penyakit ini adalah penyakit infeksi di mana spasme otot tonik  dan hiperrefleksia menyebabkan trismus (lockjaw), spasme otot umum, melengkungnya punggung (opistotonus), spasme glotal, kejang  dan spasme dan paralisis pernapasan.

 Pencegahan terjadinya tetanus dapat dilakukan

melalui vaksinasi adalah jauh lebih baik  daripada mengobatinya. Pada anak-anak,  vaksin tetanus diberikan sebagai bagian dari  vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus).

 Masalah keperawatan yang muncul pada An.

U dengan tetanus adalah Masalah keperawatan yang dapat terjadi pada tetanus yaitu Kebersihan jalan nafas tidak efektif b.d Penumpukan sputum pada trakhea dan spasme otot pernafasan, peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi, resiko terjadi kontraktur b.d Adanya kejang rangsang, resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d  Adanya trismus, dan kecemasan keluarga b.d

(35)

Saran

  Anak-anak berada dalam masa

pertumbuhan, sehingga memerlukan pemantauan yang lebih dari orang tua agar pertumbuhan dan perkembangannya sesuai dengan usia anak. Demikian pula dalam pemenuhan kebutuhan dan perawatan kesehatan, hendaknya keluarga memberikan pemantauan dan memberikan sarana bermain yang aman bagi anak.

 Baik tenaga medis maupun keluarga

hendaknya selalu berusaha untuk  meningkatkan pengetahuan tentang tetanus karena penyakit ini sangat beresiko tinggi mengakibatkan kematian. Pemberian imunisasi tepat waktu pada anak agar terhindar dari PD3I seperti tetanus

Referensi

Dokumen terkait

Memiliki akta pendirian, Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Sub bidang Bangunan – Bangunan Non

Akhirnya, penelitian ini juga menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan Islam dari responden perempuan dari civitas akademika lebih tinggi daripada responden

Di samping itu pencantuman klausula eksonerasi tersebut dimaksudkan merupakan jaminan dari pihak pemilik toko bahwa barang yang dibeli oleh konsumen adalah barang

Tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah.. hujan sekitar

Deteksi serangan di lakukan dengan memanfanfaatkan aplikasi snort pada Intrusion Detection System (IDS) yang dipasang pada router digunakan untuk memonitoring dan

Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkatsebagai RPI2JM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunaninfrastruktur bidang Cipta Karya

Hasil uji performansi mesin diperoleh hasil terbaik pada daya 168 watt dan waktu 30 detik dengan hasil pencampuran tidak berbuih dan masih terlihat ada potongan tomat dan

Test ini dilakukan untuk pemeriksaan cairan serebrospinali, mengukur dan mengurangi tekanan cairan serebrospinal, menentukan ada tidaknya darah pada