• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kecerdasan Emosional

Dalam dokumen LOCUS OF CONTROL DAN MASA KERJA (Halaman 34-40)

BAB II KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI

B. Kecerdasan Emosional

1. Pengertian Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional atau emotional intelligence, yang lebih dikenal dengan istilah EQ (Emotional Quetient) adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa (Goleman, 1999:45). Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati. Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Howes dan Herald (1999) dalam http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2004/12/5/kel3.html, yang menyatakan kecerdasan emosional sebagai komponen yang membuat seseorang menjadi pintar menggunakan emosi. Kecerdasan emosional menyediakan pemahaman yang lebih mendalam dan lebih utuh tentang diri sendiri dan orang lain.

Sementara Cooper dan Sawaf (1998:XV) menyatakan kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh manusiawi. Kecerdasan emosional menuntut menilik perasaan untuk belajar mengakui, menghargai perasaan diri dan

orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa kecerdasan emosional menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain serta untuk menanggapinya dengan tepat dan menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Kecerdasan Emosional Faktor yang mempengaruhi terbentuknya kecerdasan emosional dalam diri seseorang ada 2, yaitu :

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu untuk menanggapi lingkungan sekitar. Menurut Goleman (2005:12-16), faktor yang berasal dari dalam individu tersebut dipengaruhi oleh otak emosional, sebagai pemberi pusat-pusat emosi kekuatan luar biasa untuk mempengaruhi berfungsinya bagian lain otak, termasuk pusat-pusat untuk pikiran.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu dan mempengaruhi individu untuk mengubah hidup. Pengaruh luar yang bersifat langsung dapat terjadi secara perorangan, kelompok, antara individu dengan kelompok atau sebaliknya. Sementara faktor luar yang bersifat tidak langsung, yaitu melalui perantara, misalnya media

massa. Faktor luar lain dapat melalui lingkungan fisik dan lingkungan sosial tempat individu berada, berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain (Goleman, 2005:156-169)

3. Ciri-ciri Individu yang Memiliki Kecerdasan Emosional Tinggi dan Kecerdasan Emosional Rendah.

a. Individu dengan Kecerdasan Emosional Tinggi

Menurut Goleman (2005:60-61) individu yang mempunyai kecerdasan emosional tinggi mempunyai ciri-ciri, antara lain:

1) Kemampuan sosialnya mantap, mudah bergaul, ramah, jenaka, tidak mudah takut atau gelisah, dan mudah menerima orang-orang baru disekitarnya.

2) Berkemampuan besar untuk melibatkan diri dengan orang-orang atau permasalahan.

3) Berani memikul tanggung jawab

4) Mempunyai pandangan moral, simpatik, dan hangat dalam hubungan-hubungan mereka.

5) Merasa nyaman dengan dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungan pergaulannya.

6) Cenderung bersikap tegas dan mengungkapkan perasaan mereka secara langsung.

7) Memandang dirinya sendiri secara positif, kehidupan memberi makna bagi dirinya.

b. Individu dengan Kecerdasan Emosional Rendah

Sementara itu, menurut Goleman (2005:327-337) individu dengan kecerdasan emosional rendah, memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Menarik diri dari pergaulan atau masalah sosial: suka menyendiri,

kurang bersemangat, merasa tidak bahagia, bersikap sembunyi-sembunyi, dan terlampau bergantung.

2) Cemas dan depresi: sering takut, menyendiri, merasa kuatir, gugup, sedih, dan berpikiran negatif.

3) Memiliki masalah dalam hal perhatian atau berpikir: tidak mampu memusatkan perhatian atau duduk tenang, melamun, bertindak tanpa berpikir, bersikap terlalu tegang untuk berkonsentrasi, tidak mampu membuat pikiran menjadi tenang. 4) Nakal atau agresif : bergaul dengan anak-anak yang bermasalah,

bersikap kasar terhadap orang lain, menuntut perhatian, merusak milik orang lain, membandel, keras kepala, dan suasana hatinya sering berubah-ubah.

4. Dimensi Kecerdasan Emosional

Salovey (Goleman, 2005;57-59) merumuskan ada lima wilayah atau dimensi kecerdasan emosional yang dapat menjadi pedoman bagi individu untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai berikut:

a. Mengenali emosi diri

Kesadaran diri dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional. Pada tahap ini diperlukan pemantauan perasaan dari waktu ke waktu agar timbul wawasan psikologi dan pemahaman tentang diri. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan yang sesungguhnya membuat diri berada di bawah kekuasaan perasaan.

b. Mengelola emosi

Mengelola emosi berarti menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat, hal ini merupakan kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan, atau ketersinggungan, dan bangkit kembali dengan cepat dari semuanya itu.

c. Memotivasi diri

Motivasi diri adalah kemampuan menguasai diri untuk mengendalikan dorongan atau hasrat terhadap suatu tujuan. Kemampuan ini akan memandu seseorang mengambil inisiatif untuk bertindak efektif dan mampu bertahan dalam menghadapi kegagalan dan frustasi. Kemampuan ini akan membuat orang lebih produktif dan efektif dalam mengerjakan sesuatu.

d. Mengenali emosi orang lain (empati)

Mengenali emosi orang lain dibangun berdasarkan pada kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan ia akan terampil membaca perasaan orang lain. Sebaliknya, orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan emosinya sendiri dapat dipastikan tidak akan mampu menghormati perasaan orang lain.

e. Membina hubungan dengan orang lain

Seni dalam membina hubungan dengan orang lain merupakan keterampilan sosial yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain. Tanpa memiliki keterampilan, seseorang akan mengalami kesulitan pergaulan dengan orang lain.

Sejalan dengan pemikiran Goleman, Cooper dan Sawaf (1998:x1ii-x1iii) merumuskan kecerdasan emosional sebagai sebuah “Model Empat Batu Penjuru” yang akan memindahkan kecerdasan emosional dari dunia analisis psikologis dan teori-teori filosofis ke dalam dunia yang nyata dan praktis. Model ini lebih ditujukan pada EQ eksekutif dalam penggunaan kecerdasan emosional di tempat kerja. Model empat batu penjuru ini meliputi (Cooper dan Sawaf , 1998:x1ii-x1iii):

a. Kesadaran emosi (emotional literacy), bertujuan untuk membangun tempat kedudukan bagi kepiawaian dan rasa percaya diri pribadi melalui kejujuran emosi, energi emosi, umpan balik emosi, intuisi, rasa tanggung jawab, dan koneksi.

b. Kebugaran emosi (emotional fitness), bertujuan mempertegas kesejatian, sifat dapat dipercaya, dan keuletan, memperluas lingkaran kepercayaan dan kemampuan untuk mendengarkan, mengelola konflik dan mengatasi kekecewaan dengan cara paling konstruktif. c. Kedalaman emosi (emotional depth), bertujuan untuk mengeksplorasi

cara-cara menyelaraskan hidup dan kerja sesuai bakat unik individu, mendukungnya dengan ketulusan, kesetiaan pada janji, dan rasa tanggung jawab, yang pada gilirannya, memperbesar pengaruh individu tanpa mengobral kewenangan.

d. Alkimia emosi (emotional alchemy), merupakan tempat bagi individu dapat memperdalam naluri dan kemampuan kreatif untuk mengalir bersama masalah-masalah dan tekanan-tekanan, dan bersaing demi masa depan dengan membangun keterampilan untuk lebih peka akan adanya kemungkinan-kemungkinan solusi yang masih tersembunyi dan peluang yang masih terbuka.

Dalam dokumen LOCUS OF CONTROL DAN MASA KERJA (Halaman 34-40)

Dokumen terkait