• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIK

A. Tinjauan Teoritik

2. Kecerdasan Intelektual

a. Pengertian Kecerdasan Intelektual

Menurut Josep (dalam Fabiola, 2005:15) kecerdasan dalam arti umum adalah suatu kemampuan umum yang membedakan kualitas orang yang satu dengan yang lain. Kecerdasan intelektual lazim disebut dengan intelligensi. Istilah ini di populerkan kembali pertama

kali oleh Francis Galton, seorang ilmuwan dan ahli matematika yang terkemuka dari Inggris. Menurut Galton (dalam Fabiola, 2005:15) Intelligensi adalah kemampuan kognitif yang dimiliki organisme untuk menyesuaikan diri secara efektif pada lingkungan yang kompleks dan selalu berubah serta dipengaruhi oleh faktor genetik.

Raven (dalam Fabiola, 2005:15) memberikan pengertian yang lain. Ia mendefinisikan intelligensi sebagai kapasitas umum individu yang nampak dalam kemampuan individu untuk menghadapi tuntutan kehidupan secara rasional. Intelligensi lebih difokuskan kepada kemampuannya dalam berpikir. Anastasi (dalam Fabiola, 2005:16) Wechsler seorang ilmuwan dari Amerika adalah orang yang membuat test intelligensi WAIS (Wecshler Adult Intelligence Scole) dan WISC (Wecshler Intelligence Scale For Children) yang banyak digunakan diseluruh dunia. Ia mengemukakan bahwa intelligensi adalah kemampuan global yang dimiliki oleh individu agar bisa bertindak secara terarah dan berpikir secara bermakna serta bisa berinteraksi dengan lingkungan secara efisien.

b. Faktor yang Mempengaruhi Intelligensi

Menurut Alim (2010). Intelligensi dapat dikembangkan, namun hanya sebatas segi kualitasnya, yaitu pengembangan akan terjadi sampai pola pada batas kemampuan saja. Terbatas pada segi peningkatan mutu intelligensi dan cara-cara berpikir secara metodis. Adapun faktor yang mempengaruhi intelligensi yaitu:

1) Faktor Bawaan

Faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan. Oleh karena itu, di dalam satu kelas dapat dijumpai anak yang bodoh, agak pintar dan pintar sekali, meskipun mereka menerima pelajaran dan pelatihan yang sama.

2) Faktor Minat dan Pembawaan yang Khas

Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar, sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.

3) Faktor Pembentukan

Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelligensi. Di sini dapat dibedakan antara pembentukan yang direncanakan, seperti dilakukan di sekolah atau pembentukan yang tidak direncanakan, misalnya pengaruh alam sekitarnya.

4) Faktor Kematangan

Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik maupun

psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.

5) Faktor Kebebasan

Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah yang sesuai dengan kebutuhannya.

c. Indikator Kecerdasan Intelektual

Menurut Wiramiharja (dalam Fabiola, 2005:17) mengemukakan indikator-indikator dari kecerdasan intelektual. Penelitiannya tentang kecerdasan ialah menyangkut upaya untuk mengetahui keeratan besarnya kecerdasan dan kemauan terhadap prestasi belajar. Ia meneliti kecerdasan dengan menggunakan alat tes kecerdasan dengan menggunakan alat tes kecerdasan yang diambil dari tes intelligensi yang dikembangkan oleh Peter Lauster, sedangkan pengukurannya sedangkan pengukuran besarnya kemauan dengan menggunakan alat tes Pauli dari Richard Pauli, khusus menyangkut besarnya penjumlahan. Ia menyebutkan tiga indikator kecerdasan intelektual yang menyangkut tiga domain kognitif. Ketiga indikator tersebut adalah:

1) Kemampuan figur yaitu merupakan pemahaman dan nalar dibidang bentuk.

2) Kemampuan Verbal yaitu merupakan pemahaman dan nalar dibidang bahasa.

3) Pemahaman dan nalar dibidang numeric atau yang berkaitan dengan angka biasa disebut dengan kemampuan numerik.

Penelitian yang dilakukan oleh Wiramihardja ini menunjukkan hasil korelasi positif yang signifikan untuk semua hasil tes dari indikator kecerdasan terhadap prestasi kerja dan variabel kemauaan, baik itu kecerdasan figural, kecerdasan verbal, maupun kecerdasan numerik. Istilah kecerdasan intelektual lebih dikhususkan pada kemampuan kognitif. Behling (dalam Fabiola, 2005:17) mendefinisikan kemampuan kognisi yang diartikan sama dengan kecerdasan intelektual, yaitu kemampuan yang didalamnya mencakup belajar dan pemecahan masalah, menggunakan kata-kata dan simbol.

Menurut Moustafa (dalam Fabiola, 2005:18) pengukuran kecerdasan intelektual tidak dapat diukur hanya dengan satu pengukuran tunggal. Para peneliti menemukan bahwa tes untuk mengukur kemampuan kognitif tersebut, yang utama adalah dengan menggunakan tiga pengukuran yaitu kemampuan verbal, kemampuan matematika, dan kemampuan ruang. Pengukuran lain yang termasuk penting seperti kemampuan mekanik, motorik dan kemampuan artistik tidak diukur dengan tes yang sama, melainkan

dengan menggunakan alat ukur yang lain. Hal ini berlaku pula dalam pengukuran motivasi, emosi dan sikap.

d. Bakat dan Intelligensi

Menurut Dewa (1990:108) intelligensi dan bakat mempunyai sifat yang hampir mirip, sama-sama dapat dipelajari dan dilatih, tapi intelligensi itu sifatnya lebih umum. Intelligensi merupakan kemampuan umum pada diri seseorang, sedangkan bakat adalah kemampuan khusus dalam bidang tertentu atau pekerjaan tertentu. Dengan demikian, kemampuan umum dan kemampuan khusus itu sangat berkaitan erat satu sama lainya dan saling isi mengisi. Intelligensi dapat dianggap sebagai fungsi dasar. Dapat pula dikatakan intelligensi itu merupakan kemampuan mental, sedangkan bakat cenderung merupakan kemampuan fisik atau kemampuan mental yang sudah dipengaruhi oleh pengalaman sehari-hari dari lingkungan, baik lingkungan keluarga, masyarakat setempat maupun lingkungan yang lebih luas lagi.

Tes Potensi Akademik dan Psikotes merupakan tes yang bertujuan untuk mengetahui bakat dan kemampuan seseorang di bidang keilmuan (akademis) secara kognitif dan verbal. Tes ini juga identik dengan kecerdasan seseorang. Tes Potensi Akademik ini juga identik dengan tes GRE (Graduate Record Examination) yang sudah menjadi standar internasional (http://Tes-Potensi-Akademik- Psikotes.com).

Dokumen terkait