• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan Pengendalian Risiko serta Sistem Informasi Manajemen Risiko

Dalam dokumen Pelaporan GCG 2013 Web (Halaman 43-55)

Periode 23 Januari s.d 31 Desember

2.3 Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern

2.4.3 Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan Pengendalian Risiko serta Sistem Informasi Manajemen Risiko

1) Dalam rangka melakukan proses identifikasi, pengukuran, dan

pemantauan risiko, Divisi Manajemen Risiko melakukan beberapa hal sebagai berikut :

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 44 Bank melakukan identifikasi risiko terhadap produk dan kegiatan usaha bank termasuk untuk produk dan aktivitas baru beserta pengembangannya ;

Dilakukannya pelaporan Profil Risiko Bank secara individual dan secara konsolidasi kepada Bank Indonesia sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Penilaian profil risiko dilakukan terhadap 8 (delapan) jenis risiko yang melekat pada kegiatan usaha bank untuk dilaporkan kepada Bank Indonesia setiap periode 3 (tiga) bulanan.

2) Untuk menjamin keakuratan pengukuran dan pemantauan risiko, Divisi Manajemen Risiko secara berkala melakukan review atas metodologi yang digunakan, diantaranya review atas metodologi limit sektor industri, review atas Kebijakan Perkreditan Bank (KPB),

melakukan review atas metodologi perhitungan dan alur

perhitungan profil risiko, review pedoman pengukuran risiko pasar dan likuiditas, review pedoman pengukuran risiko pasar beserta

review penggunaan threshold yang terkandung di dalamnya untuk memastikan bahwa nilai yang digunakan sesuai dengan kompleksitas bisnis dan kapabilitas bank :

Melakukan review terhadap kebijakan dan Pedoman Manajemen Risiko secara berkala minimal 1 (satu) tahun sekali atau lebih sesuai dengan kebutuhan. Berkoordinasi dengan Satuan Pengendalian Internal lainnya dalam rangka proses kaji ulang dan validasi atas pengembangan proses Manajemen Risiko yang dilakukan ;

Melakukan pengkajian atas permohonan review termasuk

kewenangan memutus transaksi bagi setiap level manajerial yang terkait. Pengkajian yang dikeluarkan bersifat rekomendasi dalam rangka menjaga independensi Divisi Manajemen Risiko terhadap proses bisnis ;

Dalam rangka memenuhi aspek sistem informasi manajemen risiko, Divisi Manajemen Risiko melakukan pelaporan kepada Direksi diantaranya :

‐ Pelaporan Root Cause of Credit Risk (RCCR) secara bulanan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 45 perkembangan portofolio dan NPL kredit serta identifikasi atas penyebab terjadinya Non Performing Loan (NPL);

‐ Pelaporan Transaksi Harian Dealing Room Treasury ; ‐ Pelaporan Risk Premium;

‐ Pelaporan Liquidity Risk Stress Testing ;

‐ Pelaporan Market and Liquidity Risk, Measurement, Mitigate and Control ;

‐ Pelaporan Peristiwa Risiko beserta usulan langkah

mitigasi/review dalam rangka peningkatan proses

pengendalian internal bank; ‐ Pelaporan KDKE; dan

‐ Pelaporan Liquidity Risk Stress Testing ; 2.4.4 Sistem Pengendalian Intern yang Menyeluruh

Sistem pengendalian intern telah berjalan secara sinergis yang tercermin dari koordinasi dua arah antara Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) dengan Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) serta Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) berupa adanya review dan/atau validasi atas penerapan Manajemen Risiko di Bank oleh Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) yang kemudian hasil review dan/atau validasi tersebut menjadi bahan evaluasi dan pengembangan penerapan Manajemen Risiko secara berkesinambungan. Selanjutnya Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) juga telah melakukan implementasi Risk Based Audit secara

continue dalam rangka memitigasi risiko secara ex-ante dan ex-post. Adapun Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) berperan aktif dalam memastikan bahwa aktivitas operasional bank telah sesuai dengan ketentuan internal maupun ketentuan eksternal yang berlaku.

2.5 Tim Peneliti Pertimbangan Masalah Kepegawaian (TPPMK)

bank bjb telah membentuk Tim Peneliti Pertimbangan Masalah

Kepegawaian bank bjb berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor: 106/SK/DIR-SDM/2008 tanggal 11 Februari 2008 Tentang Pembentukan Tim Peneliti dan Pertimbangan Masalah Kepegawaian Bank Jabar dan Banten yang telah disempurnakan dengan ditetapkannya Surat Keputusan Direksi Nomor: 616/SK/DIR-SDM/2013 tanggal 08 Oktober 2013 tentang Pedoman Tim Peneliti Pertimbangan Masalah Kepegawaian.

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 46 TPPMK terdiri dari TPPMK Cabang, TPPMK Wilayah, TPPMK Unit, TPPMK Divisi dan TPPMK Pusat. Masing – masing TPPMK memiliki susunan tim yang terdiri atas Ketua, Sekretaris dan Anggota yang bertindak sebagai Pejabat Pengusul dan/atau Pejabat Pemeriksa dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

1. Pejabat Pengusul a) Tugas

1) Pejabat Pengusul bertugas menerima Laporan atas dugaan Pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai.

2) Untuk mendukung kehati-hatian laporan, maka atasan atau Pejabat Pengusul yang menerima Laporan wajib mengadakan pengecekan ulang untuk mendapatkan data pendukung yang akurat mengenai hal yang dilaporkan.

3) Pejabat Pengusul bertugas menyampaikan pemberitahuan

apabila menerima Laporan atau mengetahui adanya dugaan Pelanggaran.

4) Apabila terdapat minimal 2 (dua) Alat Bukti, maka Pejabat pengusul wajib mengusulkan Rapat TPPMK kepada sekretaris TPPMK.

b)Tanggung jawab

Pejabat Pengusul bertanggung jawab mencari dan mengungkap dugaan Pelanggaran

2. Pejabat Pemeriksa a) Tugas

1) Pejabat Pemeriksa bertugas melakukan Pemeriksaan dan

penelitian terhadap hasil laporan.

2) Pejabat Pemeriksa bertugas memberikan penilaian dan

pertimbangan kepada pejabat Pemutus mengenai Sanksi Kepegawaian yang akan dikenakan kepada Terperiksa.

b)Tanggung Jawab

Pejabat Pemeriksa bertanggung jawab mencari dan mengungkap dugaan Pelanggaran.

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 47 2.6 Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Penyediaan

Dana Besar (Large Exposure)

Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large exposure), posisi pada akhir tahun 2013, adalah sebagai berikut:

No. Penyediaan Dana Jumlah

Debitur Nominal (Rp)

1. Kepada Pihak Terkait 29 117.969.275.989,-

2. Kepada Debitur Inti : a. Individu b. Grup 23 2 3.668.113.410.388,- 233.067.708.204,- 2.7 Rencana Strategis Bank

Pada tahun 2013, bank bjb menetapkan rencana strategis Bank sebagai berikut:

a. Corporate plan merupakan suatu rencana strategis ke depan, yang bertujuan memberikan arah strategis yang harus diambil suatu organisasi. Bank bjb menentukan arahan strategis tahun 2018 yang akan dicapai, dimulai dengan analisis lingkungan eksternal dan internal (SWOT

Analysis).

Sebagai tahapan lanjutan dari pencapaian “next level”, bank bjb diarahkan untuk menjadi bank nasional yang tumbuh berkesinambungan dengan tingkat profitabilitas tinggi dan unggul dalam bidang pelayanan. Dengan demikian, bank bjb dapat tumbuh menjadi bank yang lebih besar, lebih kuat, dan lebih baik. Hal itu dapat tercermin dari aset yang

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 48 senantiasa tumbuh hingga menjadi lebih besar, struktur permodalan yang kuat, dan kualitas pelayan yang lebih baik.

Oleh karena itu, prioritas rencana bisnis tahun 2013 selain meningkatkan kredit, terutama kredit konsumtif dan kredit mikro, juga ditekankan kepada peningkatan kompetensi SDM dan teknologi informasi yang terintegrasi.

Selain itu, menjadikan bank bjb incorporated dalam bidang syariah, asuransi, dan sekuritas. Dengan strategi tersebut, diharapkan bank bjb menjadi salah satu bank besar yang memiliki pelayanan unggul. Kebijakan Umum Direksi Tahunan (KUDT) Tahun 2013 ini merupakan dasar serta pedoman dalam menyusun Rencana Bisnis bank bjb tahun 2013 dan merupakan landasan pelaksanaan tugas seluruh jajaran organisasi baik di Kantor Pusat, Kantor Wilayah, dan Kantor Cabang. Berikut ini empat prioritas tersebut :

1. Sumber Daya Manusia

Perseroan memandang kebutuhan terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berintegritas merupakan salah satu syarat utama pertumbuhan usaha bank bjb. Karena itulah, pengembangan kompetensinya merupakan suatu keharusan.

Melanjutkan strategi tahun sebelumnya, hal itu dilakukan melalui beberapa upaya, di antaranya :

a. Peningkatan peran dan fungsi Assesment Center yang terintegrasi dengan training program academy.

b. Pengembangan program pendidikan dan pelatihan sesuai dengan perkembangan bisnis bank.

c. Pengembangan sistem informasi SDM yang komprehensif dan

terintegrasi sehingga dapat memberikan peta kondisi pegawai yang ada saat ini dan arah pengembangan pegawai yang harus dilakukan.

2. Teknologi Informasi

Pengembangan teknologi informasi yang terintegrasi dilakukan untuk mendukung tujuan bisnis bank. Sehingga, Perseroan dapat menjadi bank yang besar dan miliki layanan unggul.

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 49 Untuk itu, pengembangan teknologi informasi diarahkan untuk menyediakan layanan perbankan yang aman, cepat, mudah, serta

customer oriented, melalui hal-hal sebagai berikut : a. Pengembangan core banking system yang andal;

b. Meningkatan infrastruktur yang memadai dalam rangka perluasan layanan electronic banking;

c. Pengembangan features layanan perbankan yang lebih beragam dan multi channel;

d. Menerapkan GCG dalam proses pengadaan dan pengembangan teknologi informasi;

e. Meningkatkan kompetensi pegawai dalam pengembangan dan

operasional teknologi informasi secara mandiri dan berkelanjutan. 3. Kualitas Layanan

Pengembangan budaya layanan pada tahun 2013 diarahkan agar tercipta services culture melalui :

a. Implementasi “Pengembangan Budaya Layanan” di seluruh

outlet bank bjb.

b. Implementasi standarisasi aspek fisik (Premises) di seluruh outlet

bank bjb.

c. Evaluasi implementasi “Pengembangan Budaya Layanan” di seluruh outlet bank bjb, dengan sasaran tercatat dalam kategori

Bank Umum nasional penilaian Bank Service Excellence

Monitoring (BSEM) versi MRI.

4. Membangun Inkorporasi

Percepatan pencapaian visi bank bjb dapat ditempuh dengan cara organik dan anorganik. Secara anorganik, pertumbuhan bank bjb ditempuh melalui penyertaan modal untuk meningkatkan aset dan pendapatan bank.

Pada tahun 2013, penyertaan modal akan dilakukan pada perusahaan asuransi jiwa, multifinance, dan bank. Selain itu,mendorong peningkatan kinerja bank bjb Syariah dan Asuransi Bangun Askrida, dan memberdayakan secara optimal BPR yang dimiliki untuk melakukan merger.

b. Kebijakan dan Strategi Manajemen

Secara lebih luas, pengembangan bank bjb untuk memasuki “next level” seperti yang sudah ditetapkan, mengarahkan Perseroan untuk menjadi

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 50 lebih besar dari sisi asset dan laba, lebih kuat dari permodalan, serat lebih baik dari sisi pelayanan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi manajemen yang akan dilaksanakan pada tahun 2013 sebagai berikut :

a) Peningkatan komposisi dana pihak ketiga yang dilakukan melalui upaya:

1) Pertumbuhan DPK yang optimal.

‐ Intensifikasi pertumbuhan tabungan melalui optimalisasi

penetrasi pasar, antara lain melalui direct sales agency, yaitu

bekerjasama dengan vendor untuk memasarkan produk

tabungan bank bjb.

‐ Optimalisasi institusional banking untuk pengerahan dana dari BUMN, BUMD maupun institusi lainnya.

‐ Menerapakan one stop service solution yang sesuai dengan kebutuhan nasabah korporasi secara menyeluruh.

‐ Pengembangan infrastruktur dan sistem Cash Management untuk institusi bisnis/pemerintah.

‐ Penambahan jaringan kantor dan ATM pada lokasi – lokasi yang strategis.

2) Peningkatan kulitas layanan

‐ Peningkatan kualiatas layanan di cabang-cabang dan ATM secara intensif melalui implementasi budaya layanan.

‐ Peningkatan kualitas layanan electronic banking melalui dukungan teknologi informasi yang memadai untuk memberikan pelayanan unggul dalan rangka meningkatkan corporate image dan fee based income, antara lain :

Layanan sms notification/broadcast. Pengembangan Pin Pad dan Prepaid Card.

Pengembangan layanan KIOS Elektronik. Implementasi kartu ATM berbasi chip.

Pengembangan jaringan pelayanan menggunakan EDC dan kartu.

b) Peningkatan penyaluran kredit dilakukan dengan upaya : 1)Akselerasi fungsi Bank sebagai lembaga intermediasi.

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 51

‐ Peningkatan pemberian kredit baik sektor produktif maupun konsumtif dengan mengoptimalkan penggunaan dana dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian;

‐ Di verifikasi produk perkreditan yang memiliki value preposition

dan daya saing.

2)Pertumbuhan kredit yang optimal dalam rangka meningkatkan pangsa pasar kredit.

‐ Peningkatan pemasaran kredit melalui tenaga pemasar kredit. ‐ Mempertahankan serta terus melakukan ekspansi kredit konsumsi

terutama KGB, serta peningkatan, portofolio KPR melalui pengembangan fitur produk dan kerjasama dengan pihak ketiga; ‐ Perluasan jaringan serta optimalisasi fungsi waroeng bjb;

‐ Implementasi sistem SBU untuk kredit mikro, konsumer, komersial dan korporasi;

‐ Memanfaatkan akses likuiditas treasury untuk disalurkan ke dalam kredit skala besar;

‐ Mempertahankan kualitas kredit;

‐ Pengelolaan non-performing laon melalui pemantauan

kolektibikliatas pada setiap unit bisnis pengelola kredit;

‐ Mengendalikan kualitas kajian terhadap risiko kredit sebagai upaya untuk mengendalikan risiko kredit.

c) Optimalisasi fee based income untuk mendukung pencapaian target laba bank.

1) Optimalisasi pengelolaan instrument treasury dan international banking:

Money Market

Capital Market

Sales, Forex, & Derivatif ‐ Trade Finance & Services

Remittance dan Sertifikasi ISO 9001

2) Pengembangan Jasa transaksi perbankan, penambahan jumlah

jaringan, serta ATM.

‐ Optimalisasi fungsi ATM bagi nasabah melalui penambahan fitur layanan ATM;

‐ Peningkatan penjualan produk wealth management.

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 52 1)Akuisisi pada Perusahaan Asuransi, Multifinance dan Bank;

2)Optimalisasi kinerja Perusahaan Anak dan BPR.

e) Pengembangan manajemen untuk mendukung bisnis bank yang tumbuh berkesinambungan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi.

1)Perencanaan dan Change Management

‐ Menetapkan arah dan strategi Perseroan, baik jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang untuk mendukung peningkatan pertumbuhan bisnis bank bjb;

‐ Meningkatkan kuantitas dan kualitas riset untuk pengembangan bisnis (termasuk analisis internal dan eksternal);

‐ Menyempurnakan struktur organisasi bank yang efektif dan efisien dalam menunjang sasaran dan tujuan bisnis Perseroan; ‐ Memastikan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan proyek/program

kerja;

‐ Peningkatan kualitas performa strategi bank bjb dengan cara me-review key performance indicator yang telah ditetapkan, serta mengimplementasikan Balanced Scorecard KPI individu.

2)Pengembangan Sumber Daya Manusia

‐ Kebijakan dan pelaksanaan rekrutmen, career path, serta job grading;

‐ Penerapan sistem reward dan punishment;

‐ Pengembangan system informasi terintegrasi melalui HRIS (Human Resources Information System);

‐ Pengembangan Assessment Center;

‐ Program pendidikan dan pelatihan yang mendukung bisnis Bank secara teratur dan berkesinambungan dalam Training Program Academy;

‐ Meningkatkan kompetensi pegawai, baik di posisi manajerial maupun supporting melalui Training Program Academy;

‐ Menetapkan silabus program, silabus dan anggaran pendidikan dan pelatihan melalui Soft Skill Program Academy.

3)Peningkatan Layanan dan Operasional

‐ Meningkatkan dan mengembangkan kualitas layanan menjadi lebih baik, sehingga tercipta service culture yang dapat bersaing dengan standar layanan bank yang baik;

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 53

‐ Percepatam laporan LLD dan SID.

4)Penerapan Manajemen Risiko dan Pelaksanaan Kepatuhan Bank

‐ Mengembangkan budaya sadar risiko (risk culture);

‐ Membangun Risk Management System yang memenuhi

ketentuan standar Basel III;

‐ Mengelola potensi risiko secara komprehensif;

‐ Mengembangkan profil risiko bank bjb secara terintegrasi untuk mempermudah kontrol;

‐ Memonitor dan evaluasi program anti pencurian uang dan pencegahan pendanaan terorisme;

‐ Melaksanakan zero fraud program 5)Peningkatan Sistem Pengawasan Internal

‐ Meningkatkan audit internal sebagai Strategic Business Partner

dan memastikan optimalnya penerapan SPFAIB;

‐ Memberikan assurance atas terciptanya ketaatan perusahaan terhadap ketentuan internal dan kepatuhan bank terhadap ketentuan eksternal.

6)Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

‐ Standarisasi penyusunan laporan keuangan yang dapat

memenuhi unsur keakuratan dan tepat waktu;

‐ Pengembangan dan peningkatan pengelolaan data cost center

secara tepat waktu dan akurat;

‐ Meningkatkan penyempurnaan dan penyesuaian sistem

akuntansi, ketentuan, dan sistem prosedur internal sesuai perubahan business requirement definition;

‐ Sentralisasi dan otomasi pelaporan pajak. 7)Hubungan dengan Investor dan Promosi

‐ Membangun sarana komunikasi dengan investor dan media; ‐ Membangun corporate image;

‐ Peningkatan kualitas layanan bagi investor;

‐ Mendukung pelaksanaan promosi pemasaran yang lebih efektif dan berkesinambungan.

c. Proyeksi Rencana Bisnis

Dengan dukungan program yang direncanakan secara terintegrasi dan komprehensif, Perseroan mengharapkan sejumlah hal di bawah ini bisa tercapai :

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 54 1) Aset

Posisi aset bank bjb di tahun 2012 sebesar Rp 66,9 triliun dengan rata- rata pertumbuhan aset dari tahun 2010 – 2012 sebesar 26,3%. Pertumbuhan tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan perbankan nasional yang sebesar 19%.

Memperhatikan kondisi ekonomi makro dan upaya stabilisasi ekonomi yang diperkirakan masih akan berlangsung hingga 2014, serta berdasarkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang akan mencapai kisaran 5,8% - 6,2%, maka target pertumbuhan aset 2014 diarahkan untuk dapat meningkatkan market share sebesar 1,45% melalui pertumbuhan aset sebesar 10%.

2) Penghimpunan Dana Pihak Ketiga

Dana pihak ketiga bank bjb pada tahun 2012 sebesar Rp 47 triliun dengan rata-rata pertumbuhan DPK bank bjb selama tiga tahun terakhir sebesar 23,8% lebih besar 17,4%. Proyeksi DPK tahun 2013 diperkirakan sebesar Rp 53,6 triliun.

Target DPK pada tahun 2014 bank bjb dapat meningkatkan DPK sebesar 12% dengan proyeksi marketshare 1,45%.

Adapun komposisi Dana Pihak Ketiga Tahun 2014 sebagai berikut :

‐ Giro sebesar 27%

‐ Tabungan sebesar 16%

‐ Deposito sebesar 57%

3) Penyaluran Kredit

Posisi kredit bank bjb pada tahun 2012 sebesar Rp 35 Triliun dengan rata-rata pertumbuhan kredit selama tiga tahun terakhir sebesar 26% masih di atas rata-rata kredit perbankan nasional pada periode yang sama sebesar 23,8%, sedangkan proyeksi tahun 2013 kredit diperkirakan sebesar Rp 45,7 triliun.

Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang diprediksi akan melambat di tahun 2014 sebagai bentuk relaksasi kebijakan fiskal dan moneter di tahun 2013, maka untuk menjaga pertumbuhan kredit tetap sehat bank bjb harus meningkatkan pertumbuhan kredit sebesar 16% dengan proyeksi market share 1,33%.

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 55 Dalam penentuan komposisi kredit didasarkan kepada action plan

terhadap Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/26/2012 yang telah disampaikan ke Bank Indonesia untuk tahun 2014 komposisi kredit produktif dan konsumtif adalah 30% dan 70%.

Adapun komposisi kredit tahun 2014 adalah sebagai berikut :

‐ Komersial 16%

‐ Mikro 14%

‐ Konsumer 60%

‐ KPR 10%

Proyeksi Rencana Bisnis tahun 2014

Uraian Percentase

A. Aset

Pertumbuhan Aset 10%

Market share 1,45%

Dalam dokumen Pelaporan GCG 2013 Web (Halaman 43-55)

Dokumen terkait