• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaporan GCG 2013 Web

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pelaporan GCG 2013 Web"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 1

GOOD CORPORATE GOVERNANCE

TAHUN 2013

bank

bjb

I. Good Corporate Governance (GCG)

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk yang selanjutnya disebut bank bjb sebagai bank umum yang mengemban misi sebagai penggerak dan pendorong laju pertumbuhan perekonomian daerah, sangat menjunjung tinggi prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dan menyadari pentingnya penerapan prinsip-prinsip tersebut dalam setiap langkah usaha Bank demi kepentingan stakeholders seperti para nasabah,

investor, para pemegang saham serta masyarakat umum, termasuk pegawai serta pihak lainnya.

1.1 Prinsip-Prinsip Utama

Pelaksanaan Good Corporate Governance pada industri perbankan harus senantiasa berlandaskan pada 5 (lima) prinsip dasar sebagai berikut :

1) Transparansi (transparancy) yaitu keterbukaan dalam mengemukakan

informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam

melaksanakan proses pengambilan keputusan;

2) Akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif;

3) Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip pengelolaan Bank yang sehat;

4) Independensi (independency) yaitu pengelolaan Bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun; dan

5) Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan aturan perundang-undangan yang berlaku.

(2)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 2

Governance (GCG) dalam menjalankan pekerjaannya sehari-hari. Dalam rangka meningkatkan penerapan praktik Good Corporate Governance (GCG) secara menyeluruh di bank bjb seperti yang diisyaratkan oleh Bank Indonesia, bank bjb telah merancang dan menyempurnakan pedoman kebijakan serta panduan implementasi Good Corporate Governance (GCG) sesuai ketentuan Bank Indonesia yang diatur di dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 serta Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007 tentang pelaksanaan

Good Corporate Governance (GCG) bagi Bank Umum yang telah diubah menjadi Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bagi Bank Umum.

1.2PenerapanGood Corporate Governance

Penerapan Good Corporate Governance (GCG) harus melakukan penilaian sendiri (self assessment) secara berkala meliputi 11 (sebelas) faktor penilaian pelaksanaan GCG, yaitu :

1)Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris; 2)Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;

3)Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite; 4)Penerapan benturan kepentingan;

5)Penerapan fungsi kepatuhan; 6)Penerapan fungsi audit intern; 7)Penerapan fungsi audit ekstern;

8)Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern;

9)Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large exposures);

10) Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank laporan

pelaksanaan GCG dan pelaporan internal; dan 11) Rencana strategis Bank.

Penilaian terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) yang dikelompokkan dalam suatu governance system yaitu :

1)Governance structure;

(3)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 3

1.3Visi, Misi dan Corporate Values bank bjb

Visi

Menjadi 10 Bank terbesar dan berkinerja baik di Indonesia. Misi

a. Penggerak dan pendorong laju perekonomian daerah ; b. Melaksanakan penyimpanan uang daerah ;

c. Salah satu sumber pendapatan asli daerah. Nilai-nilai Budaya Perusahaan bank bjb

Nilai-nilai Budaya Perusahaan bank bjb merupakan penjabaran atas slogan bank bjb sebagai acuan pokok bagaimana perilaku bank bjb dengan segenap jajarannya dalam mengelola bisnisnya. Dari slogan tersebut lebih lanjut dapat dijabarkan nilai-nilai perusahaan bank bjb sebagai berikut :

1) Service Excellence;

Dari keenam nilai perusahaan tersebut diatas, dapat dijabarkan dalam 14 (empat belas) perilaku utama yang meliputi :

GO SPIRIT

Corporate Values Perilaku Utama

1. Service Excellence 1. Ramah, tulus, kekeluargaan

2. Selalu memberikan pelayanan prima

2. Professionalism

3. Cepat, Tepat, Akurat

4. Kompeten dan bertanggung jawab

5. Memahami dan melaksanakan ketentuan perusahaan

3. Integrity

6. Konsisten, disiplin, dan penuh semangat 7. Menjaga citra bank melalui perilaku terpuji dan

menjunjung tinggi etika

4. Respect 8. Fokus pada nasabah 9. Peduli pada lingkungan

5. Intelligence

10. Selalu memberikan solusi yang baik

11. Berkeinginan kuat untuk mengembangkan diri 12. Menyukai perubahan yang positif

6. Trust

13. Menumbuhkan Transparansi, Kebersamaan, dan Kerjasama yang sehat

(4)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 4

1.4 Struktur Good Corporate Governance

Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) di bank bjb berlandaskan pada komitmen bersama dari seluruh jajaran manajemen dan karyawan untuk tunduk dan patuh pada seluruh peraturan dan perundangan yang berlaku. Hal ini dimulai dari puncak kepengurusan bank bjb yang dilakukan oleh Dewan Komisaris dan Direksi yang independen dan profesional. Secara umum, kegiatan perbankan dilakukan oleh Komisaris dan Direksi. Komisaris mengkaji kebijakan-kebijakan dan melaksanakan pengawasan serta memberikan saran terhadap pengelolaan Bank, sedangkan Direksi memimpin pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan sehari-hari.

(5)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 5 II. Pelaksanaan Good Corporate Governance bank bjb

2.1Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi 2.1.1 Dewan Komisaris

a. Jumlah dan Komposisi Dewan Komisaris

Sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk., Akta Notaris Nomor 130 tanggal 27 September 2012.

Susunan Dewan Komisaris bank bjb tahun 2013, sebagai berikut :

1) Komisaris Utama : Agus Ruswendi*

2) Komisaris : Muhadi

3) Komisaris Independen : Achmad Baraba

4) Komisaris Independen : Yayat Sutaryat

5) Komisaris Independen : Klemi Subiyantoro

6) Komisaris Independen : Rudhyanto Mooduto

* Semenjak diterimanya surat keputusan Fit and Proper Test Bank Indonesia nomor 15/10/APBU/Bd/Rahasia pada tanggal 6 Februari 2013, tidak lagi efektif menjadi anggota.

b. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor 06/DK/2007 menjelaskan bahwa Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris sebagai berikut :

a) Melakukan pengawasan, memberi nasihat serta mengarahkan,

memantau dan mengevaluasi jalannya kepengurusan Bank oleh Direksi serta memberikan persetujuan atas Rencana Korporasi dan Rencana Bisnis, serta pelaksanaan ketentuan Anggaran Dasar Bank, Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Peraturan Bank Indonesia dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku ;

b) Membantu serta mendorong usaha pembinaan dan pengembangan

Bank dalam mencapai visi Bank ;

c) Dalam melakukan pengawasan, pembinaan dan pengembangan

Bank, Dewan Komisaris dilarang terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar atau peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

(6)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 6 Tugas pengawasan oleh Dewan Komisaris tersebut merupakan upaya pengawasan dini yang perlu dilaksanakan ;

e) Melakukan tugas yang secara khusus diberikan kepada Dewan Komisaris menurut Anggaran Dasar Bank, Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, Peraturan Bank Indonesia dan/atau berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ;

f) Bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ; g) Mengevaluasi Iaporan tahunan yang dipersiapkan oleh Direksi serta

menandatangani laporan tersebut. Penelaahan laporan tahunan dilakukan sebelum pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ;

h) Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa Direksi telah

menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya ;

i) Dewan Komisaris melakukan pemberitahuan kepada Bank Indonesia paling Iambat 7 (tujuh) hari semenjak ditemukannya :

1) Pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan

dan perbankan; dan

2) Keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank.

Yang didasarkan pada temuan maupun rekomendasi dari komite-komite yang membantu Dewan Komisaris dalam pengawasan operasional Bank. Hal-hal yang wajib dilaporkan di atas yang belum atau tidak dilaporkan oleh Bank dan/atau Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko kepada Bank Indonesia ;

j) Wajib menerapkan dan memastikan serta memantau efektivitas

praktik pengelolaan perusahaan yang baik (Good Corporate

Governance) dalam setiap kegiatan operasional Bank dan bilamana perlu melakukan penyesuaian untuk pelaksanaannya pada seluruh tingkatan/jenjang ;

k) Mengkaji dan menyetujui kebijakan-kebijakan yang diusulkan oleh Direksi ;

l) Mengkaji pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah disetujui ;

m) Mengkaji dan menyetujui Kebijakan Penyertaan Modal dan

(7)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 7 n) Mengkaji pelaksanaan Kebijakan Penyertaan Modal dan Penyertaan

Modal Sementara ;

o) Melakukan pemantauan, pengarahan serta evaluasi terhadap kinerja Direksi terutama pelaksanaan kebijakan strategis Bank ;

p) Menyusun dan melakukan pemuktahiran Pedoman Kerja Komisaris;

q) Mengusulkan penunjukan Akuntan Publik atas rekomendasi Komite Audit untuk melakukan audit atas laporan keuangan Bank untuk mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS); r) Menentukan dan melaksanakan sistem nominasi, evaluasi,

remunerasi yang transparan bagi Direksi setelah mempertimbangkan hasil kajian Komite Remunerasi dan Nominasi yang selanjutnya diajukan untuk memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Memastikan bahwa sistem remunerasi, nominasi, evaluasi kinerja para Pejabat Bank yang tidak menjabat sebagai anggota Direksi telah ada dan dilaksanakan secara transparan dan konsisten;

s) Tiga bulan sebelum masa jabatan Dewan Komisaris berakhir, Dewan Komisaris dilarang menyetujui kebijakan Direksi yang bersifat strategis.

c. Pada tahun 2013 Dewan Komisaris telah melakukan pengawasan yaitu : 1) Pemantauan atas pelaksanaan Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2013

melalui rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi ;

2) Pemantauan kerja Keuangan bank bjb ;

3) Pemantauan kerja Non Keuangan bank bjb.

4) Pemantauan perkembangan Good Corporate Governance bank bjb.

2.1.2 Direksi

a. Jumlah dan Komposisi Direksi

Sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk., Akta Notaris Nomor 130 tanggal 27 September 2012.

Susunan Direksi tahun 2013, sebagai berikut :

1) Direktur Utama : Bien Subiantoro

2) Direktur Trisuri dan Internasional : Entis Kushendar*

3) Direktur Konsumer : Arie Yulianto

4) Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko

(8)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 8

5) Direktur Komersial : Acu Kusnandar**

6) Direktur Operasi : Djamal Muslim***

* Semenjak diterimanya surat keputusan Fit and Proper Test Bank Indonesia nomor 15/10/APBU/Bd/Rahasia pada tanggal 6 Februari 2013, tidak lagi efektif menjadi anggota.

** Semenjak diterimanya surat keputusan Fit and Proper Test Bank Indonesia nomor 15/13/GBI/DPIP/Rahasia pada tanggal 3 Juni 2013, tidak lagi efektif menjadi anggota. *** Menunggu Fit and Proper Test Bank Indonesia.

b.Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Nomor 519/SK/DIR-CS/2011 tanggal 20 September 2011 menjelaskan mengenai tugas dan tanggung jawab Direksi sebagai berikut :

Tugas Direksi

1)Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank;

2)Direksi wajib mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan

tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

3)Direksi mengurus kekayaan Bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

4)Direksi wajib membuat dan melaksanakan Rencana Kerja Tahunan yang harus disampaikan kepada Dewan Komisaris paling lambat 60 (enam puluh) hari kalender sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang; 5)Dalam hal Direksi tidak menyampaikan rencana kerja sebagaimana dimaksud, rencana kerja tahun yang lampau diberlakukan. Rencana kerja tahun yang lampau berlaku juga bagi Bank yang rencana kerjanya belum memperoleh persetujuan sebagaimana ditentukan dalam Anggaran Dasar atau peraturan perundang-undangan;

6)Direksi wajib menyerahkan laporan tahunan Bank kepada akuntan publik yang ditunjuk oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk diperiksa. Laporan atas hasil pemeriksaan akuntan publik tersebut disampaikan secara tertulis kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan. Laporan tahunan harus memuat sekurang-kurangnya : ‐ Laporan keuangan yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca

(9)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 9 bersangkutan, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, secara catatan atas laporan keuangan tersebut ;

‐ Laporan mengenai kegiatan Bank ;

‐ Laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan;

‐ Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang

mempengaruhi kegiatan usaha Bank ;

‐ Laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh Dewan Komisaris selama tahun buku yang baru lampau ;

‐ Nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris ;

‐ Gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris Bank untuk tahun baru lampau.

7)Direksi wajib menerapkan manajemen risiko dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Dalam rangka pelaksanaan

Good Corporate Governance (GCG), Direksi harus membentuk sekurang-kurangnya :

‐ Satuan kerja yang menjalankan fungsi Audit Internal, untuk membantu Direksi dalam pengawasan operasional Bank pada seluruh organisasi Bank. Satuan Kerja Audit Internal ini wajib independen terhadap satuan kerja operasional ;

‐ Satuan kerja yang menjalankan fungsi Manajemen Risiko dan Komite Manajemen Risiko untuk membantu Direksi dalam penerapan manajemen risiko sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia ;

‐ Satuan Kerja yang menjalankan fungsi kepatuhan, untuk membantu Direksi dalam melakukan kepatuhan hukum, perundang-undangan serta Peraturan Bank Indonesia atas operasional yang memiliki terkait dengan hukum, perundang-undangan serta Peraturan Bank Indonesia;

8)Direksi wajib menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja Audit Internal Bank, Auditor Eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain ;

(10)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 10

10) Direksi menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dengan didahului pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS); 11) Pada penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau memiliki benturan kepentingan, maka Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dipimpin oleh salah satu Direktur yang ditunjuk oleh Direksi ;

12) Direksi melalui jajarannya di bidang Sumber Daya Manusia dengan menggunakan sarana yang mudah diketahui dan diakses oleh Pegawai, wajib mengungkapkan kepada Pegawai kebijakan Bank yang bersifat strategis di bidang kepegawaian baik mengenai pemberian gaji, tunjangan, fasilitas, sistem penerimaan pegawai, sistem promosi, termasuk rencana Bank untuk mengadakan efisiensi melalui pengurangan pegawai maupun kebijakan strategis Bank tentang kepegawaian lainnya ;

13) Tiga bulan sebelum masa jabatan Direksi berakhir, Direksi dilarang mengambil/menetapkan kebijakan yang bersifat strategis ;

14) Direksi wajib menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu pada Dewan Komisaris ;

15) Direksi wajib memberikan jawaban dan penjelasan atas segala sesuatu yang ditanyakan oleh Dewan Komisaris ;

16) Direksi harus memastikan kelancaran komunikasi antara Bank dengan

stakeholders melalui pemberdayaan fungsi Corporate Secretary ;

17) Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara daftar

Pemegang Saham dan Daftar Khusus sebaik-baiknya ;

18) Anggota Direksi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya wajib mentaati Standar Etika Bank dan Standar Etika yang tercantum pada Pedoman Kerja ini.

Tanggung Jawab Direksi

1)Direksi bertanggung jawab atas Laporan Keuangan ;

2)Direksi dalam penyelenggaraan tugas yang bersifat strategis untuk kepentingan maksud dan tujuan Bank bertanggung jawab secara

kolegial. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab dalam

(11)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 11

3)Direksi wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ;

4)Dalam rangka mempertahankan kesinambungan usaha Bank, Direksi harus dapat memastikan dipenuhinya tanggung jawab sosial Bank (Corporate Social Responsibility) yaitu dengan adanya perencanaan tertulis yang jelas dan fokus dalam melaksanakan tanggung jawab sosial bank ;

5)Segala keputusan Direksi yang diambil sesuai dengan Pedoman dan Tata Tertib Kerja mengikat dan menjadi tanggung jawab seluruh Direksi;

6)Direksi bertanggung jawab atas penerapan Etika Usaha dan tata perilaku (Code of Conduct) di lingkungan perusahaan.

c. Hubungan Direksi dan Dewan Komisaris

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/12/DPNP Tanggal 30 Mei 2007 tentang Pelaksanaan

Good Corporate Governance (GCG) bagi Bank Umum, bank bjb telah sejak lama menerapkan pemisahan tugas, fungsi dan tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris. Selain itu, tidak terdapat hubungan keluarga baik horizontal maupun vertikal, termasuk hubungan karena pernikahan, sampai derajat ketiga, antara sesama anggota Direksi, atau antar anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris, atau sesama anggota Dewan Komisaris.

Secara umum hubungan Direksi dengan Dewan Komisaris sesuai Anggaran Dasar Bank dan Peraturan Perundang-undangan serta Peraturan Bank Indonesia yang berlaku, adalah :

1) Direksi dan Dewan Komisaris secara bersama-sama menandatangani dokumen Perusahaan, yaitu Rencana Korporasi, Rencana Bisnis dan Laporan Keuangan Tahunan Bank ;

2) Transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang Direksi bertanggung jawab untuk memastikan agar semua informasi mengenai Bank secara tepat waktu dan lengkap disampaikan kepada Dewan Komisaris ;

3) Direksi wajib memberikan akses atas informasi Bank secara tepat waktu dan lengkap kepada Dewan Komisaris ;

(12)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 12 Bank, berhak memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh bank dan berhak memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, persediaan barang, memeriksa dan mencocokan keadaan uang kas (untuk keperluan

verifikasi) dan lain-lain surat berharga serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang dijalankan oleh Direksi ;

5) Direksi dan tiap anggota Direksi wajib untuk memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh anggota Dewan Komisaris ; 6) Atas permintaan tertulis dari Dewan Komisaris, Direksi memberikan

keterangan hasil pemeriksaan atau hasil pelaksanaan tugas Audit Internal ;

7) Menyampaikan laporan keuangan bulanan sesuai permintaan Dewan Komisaris ;

8) Menyampaikan surat permohonan persetujuan tambahan modal di

setor untuk mendapat persetujuan Dewan Komisaris ;

9) Menyampaikan laporan pelaksanaan manajemen risiko dan laporan pelaksanaan tugas bidang kepatuhan kepada Dewan Komisaris ;

10) Menyampaikan materi RUPS/RUPSLB untuk menjadi bahan keputusan bersama dan mendapat persetujuan Dewan Komisaris dengan Direksi ; 11) Jika dianggap perlu, Dewan Komisaris dapat meminta secara langsung

informasi dari fungsi - fungsi manajemen terkait operasional bank untuk melaksanakan fungsi pengawasan dengan sepengetahuan Direksi ;

12) Direksi dan atau pejabat bank lainnya wajib menghadiri undangan rapat Dewan Komisaris dengan sepengetahuan Direksi ;

13) Direksi wajib memberikan akses atas informasi bank kepada komite-komite yang membantu Dewan Komisaris dengan sebelumnya mengirimkan pemberitahuan terlebih dahulu melalui Dewan Komisaris kepada Direksi ;

14) Direksi dapat mengundang anggota Dewan Komisaris jika diperlukan pendapatnya dalam Rapat Direksi ;

15) Risalah Rapat Direksi harus tersedia apabila diminta oleh anggota Dewan Komisaris;

16) Direksi mempunyai hak dan wewenang untuk menetapkan

(13)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 13 17) Direksi menetapkan susunan Organisasi dan tata kerja Bank dengan

persetujuan Dewan Komisaris ;

18) Direksi berdasarkan persetujuan tertulis Dewan Komisaris dengan berpedoman kepada perundang-undangan yang berlaku dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :

Mengadakan kerjasama Bangun Guna Serah (Built, Operate, and Transfer/BOT), Bangun Guna Milik (Built, Operate and Own/BOO) dan perjanjian-perjanjian lain yang mempunyai sifat yang sama ;

Mengambil bagian atau ikut serta dalam Perseroan/badan-badan lain atau menyelenggarakan perusahaan baru yang tidak dalam rangka penyelamatan piutang, sesuai dengan ketentuan yang berlaku ;

Melepaskan sebagian atau seluruhnya penyertaan Perseroan dalam perusahaan atau badan-badan lain ;

Menggunakan cadangan untuk penghapusan kredit kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) Umum atau peraturan perundangan yang berlaku ;

Melakukan hapus tagih terhadap pokok kredit yang diberikan kepada pihak terkait sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

19) Transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama lain, yang terjadi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun buku atau jangka waktu yang lebih lama sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dapat dilakukan Direksi dengan persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya peraturan Pasar Modal ;

20) Dalam hal Bank mempunyai benturan kepentingan dengan

kepentingan pribadi seorang anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya dan dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan seluruh anggota Direksi, maka dalam hal ini bank diwakili oleh Dewan Komisaris ;

(14)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 14

2.2 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-Komite

Dewan Komisaris wajib membentuk paling kurang Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, serta Komite Remunerasi dan Nominasi, dalam rangka mendukung efektivitas tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris.

2.2.1 Komite Audit

Dalam rangka memenuhi Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/2006 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, maka Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit. Komite Audit merupakan alat kelengkapan Dewan Komisaris yang berfungsi untuk melakukan pengawasan atas efektivitas sistem pengendalian intern, proses internal audit dan pelaporan keuangan, sehingga Bank dapat

dikelola berdasarkan prinsip transparansi, akuntabilitas,

pertanggungjawaban, independensi, dan kewajaran.

Pembentukan Komite Audit bank bjb juga berpedoman pada

ketentuan sebagai berikut :

a. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik

Negara Nomor KEP-117/M-PBUMN/2002 tanggal 1 Agustus 2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara ;

b. Surat Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-41/PM/2003 tanggal 22 Desember 2003 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit ;

c. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Jabar Nomor

04A/SK/DK/2007 tanggal 28 Juni 2007 tentang Pembentukan Komite Dan Pedoman Kerja Komite PT Bank Jabar ;

d. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk., Nomor 001/SK/DK/2013 tanggal 23 Januari 2013 Tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris serta Komite-Komite.

Susunan Komite Audit bank bjb tahun 2013 sebagai berikut:

1) Ketua : Klemi Subiyantoro

2) Anggota : Achmad Baraba

3) Anggota : Rudhyanto Mooduto

(15)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 15

5) Anggota : Memed Sueb

6) Anggota : Suwarta

Komite Audit secara kolektif mempunyai kompetensi dan pengalaman dalam bidang akuntansi, keuangan, dan perbankan. Semua anggota Komite bertindak secara Independen terhadap Direksi dan Auditor Ekstern, serta melaporkan kegiatannya kepada Dewan Komisaris.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit

Komite Audit mendukung Dewan Komisaris dalam hal :

1. Memastikan laporan keuangan bank bjb dapat dimengerti, transparan, dan dapat diandalkan ;

2. Menilai pelaksanaan dan hasil audit yang dilaksanakan oleh Divisi Audit Internal maupun eksternal sehingga dapat mencegah pelaksanaan dan pelaporan yang tidak memenuhi standar ;

3. Melakukan evaluasi kebijakan bank bjb yang berhubungan dengan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, etika, benturan kepentingan, dan investigasi kesalahan maupun kecurangan dan memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian intern Bank serta pelaksanaannya melalui Dewan Komisaris;

4. Melakukan evaluasi Rencana Kerja Divisi Audit Intern, pelaporan, dan temuan yang signifikan ;

5. Berkomunikasi dengan Direksi dan Satuan Kerja terkait tentang status, kemajuan, dan perkembangan baru pada permasalahan operasional yang dijumpai serta temuan Divisi Audit Internal ;

6. Memastikan bahwa Divisi Audit Internal dapat memiliki akses langsung kepada Komite Audit dan dapat berkomunikasi di luar rapat komite yang telah dijadwalkan ;

7. Menciptakan jalur komunikasi langsung dengan Auditor

Eksternal/Pengawas Bank untuk membahas rencana audit, temuan audit maupun laporan audit.

(16)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 16 efektivitas, dan objektifitas dari seluruh proses audit internal dan eksternal, mengevaluasi kebijakan Bank yang berhubungan dengan kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, dan memberikan rekomendasi penyempurnaan sistem pengendalian internal Bank.

Sehubungan dengan tugas dan tanggung jawab tersebut di atas, Komite Audit memiliki wewenang sebagai berikut :

1. Mendapatkan informasi, melalui Dewan Komisaris, mengenai operasional Bank, data karyawan, dana, aset serta sumber daya Bank lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya ;

2. Bekerja sama dengan Divisi Audit Internal ;

3. Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris mengenai

penyempurnaan proses audit internal, eksternal, dan laporan keuangan Bank ;

4. Melakukan evaluasi deskripsi mengenai pengendalian internal/audit yang akan dipublikasikan dalam laporan keuangan dan laporan pelaksanaan penerapan GCG ;

5. Melakukan kajian atas independensi dan objektivitas auditor eksternal serta merekomendasikan auditor eksternal yang akan dipilih oleh Bank untuk mengaudit laporan keuangan Bank, unit bisnis maupun anak perusahaan.

Secara garis besar, Komite Audit memberikan pendapat profesional yang independen kepada Dewan Komisaris berdasarkan hasil evaluasi dan semua risiko yang penting dipertimbangkan, identifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian khusus dalam bidang laporan keuangan dari Direksi dan auditor eksternal, serta ketaatan pada peraturan perundang-undangan dan pelaksanaan manajemen risiko.

Laporan Pelaksanaan Kegiatan Komite Audit

Komite Audit melaporkan kegiatannya kepada Dewan Komisaris, sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas Komite Audit. Komite Audit telah melakukan tugasnya, baik yang bersifat rutin maupun yang non-rutin. Komite Audit selama tahun 2013, telah melaksanakan tugas sesuai Piagam Komite Audit sebagai berikut :

(17)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 17 Komite Audit melakukan penelaahan dan memberikan saran-saran penyempurnaan atas draft final laporan keuangan publikasi triwulanan. Komite Audit juga telah secara aktif melakukan diskusi dengan akuntan publik dan manajemen mengenai masalah-masalah yang perlu didiskusikan sesuai Standar Audit Seksi 380 (PSA No. 48) perihal komunikasi dengan Komite Audit ;

2. Evaluasi atas efektivitas pelaksanaan audit eksternal termasuk penelaahan independensi dan objektivitas auditor eksternal serta penelaahan kecukupan pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan semua risiko yang penting telah dipertimbangkan ;

3. Penelaahan atas ketaatan Bank terhadap perundang-undangan

perbankan. Pengujian dan pemantauan kepatuhan yang dilakukan oleh Bank telah diupayakan secara optimal ;

4. Pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan proses pelaporan keuangan. Selama tahun 2013, Komite Audit telah melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap:

a. Pelaksanaan tugas Divisi Audit internal (DAI). Dari hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa perencanaan DAI telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan audit berbasis risiko, pelaksanaan audit dan pelaporan telah dilakukan sesuai dengan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) ;

b. Kesesuaian pelaksanaan audit oleh kantor akuntan publik dengan standar yang berlaku. Dari hasil pemantauan dan evaluasi Komite Audit, kantor akuntan publik telah melaksanakan sesuai dengan Standar Auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Publik Indonesia ; c. Kesesuaian laporan keuangan dengan standar yang berlaku termasuk

tentang penerapan PSAK Nomor 50 dan Nomor 55 ;

d. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan DAI, akuntan publik dan hasil pengawasan Bank Indonesia. Selama tahun 2013 Komite Audit melakukan pertemuan-pertemuan dengan DAI dalam rangka membahas temuan dan tindak lanjut temuan DAI. Komite Audit juga menjaga jalur komunikasi langsung dengan DAI, baik yang terjadwal dalam rapat rutin maupun di luar jadwal rapat ;

(18)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 18 manajemen telah melakukan proses pemilihan Kantor akuntan publik untuk melakukan audit atas Laporan Keuangan Konsolidasi bank bjb. Tim telah mengusulkan dan Dewan Komisaris telah menetapkan Kantor Akuntan Publik Ernst and Young sebagai Auditor Independen.

Komite Audit juga melakukan beberapa tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris, diantaranya memberikan masukan terhadap pembahasan Rencana Bisnis Bank.

Rapat dan Kehadiran Komite Audit

Selama tahun 2013, Komite Audit telah menyelenggarakan pertemuan sebanyak 18 kali. Berikut informasi tingkat kehadiran Komite Audit dalam Rapat di tahun 2013 :

Nama Jumlah

Kehadiran

Persentase Kehadiran

Klemi Subiyantoro 18 100%

Achmad Baraba 13 72,2%

Rudhyanto Mooduto 16 88,9%

Ramson Sinaga 13 72,2%

Memed Sueb 12 66,7%

Suwarta 13 72,2%

Independensi Anggota Komite Audit

Nominasi untuk calon anggota Komite Audit harus di-review oleh Komite Remunerasi dan Nominasi (KRN). Seperti telah ditetapkan oleh KRN, setiap anggota komite harus bersifat independen. Kualifikasi penugasan dan fungsi dari Komite Audit harus tunduk kepada aturan yang berlaku dari Bapepam-LK, Bursa Efek Indonesia serta Bank Indonesia. Bahwa seluruh anggota komite audit bank bjb periode 2013 memiliki kedudukan yang independen terhadap bank bjb.

2.2.2 Komite Pemantau Risiko

(19)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 19 Komite Pemantau Risiko bank bjb untuk periode tahun 2013 dibentuk berdasarkan :

‐ Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten,Tbk. Nomor 04A/SK/DK/2007 tanggal 28 Juni 2007 Tentang Pembentukan Komite-komite dan Pedoman Kerja Komite ;

‐ Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten,Tbk. Nomor 01/SK/DK/2013 Tanggal 23 Januari 2013 Tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris serta komite-komite.

Susunan Komite Pemantau Risiko bank bjb tahun 2013, sebagai berikut :

1) Ketua : Achmad Baraba

2) Anggota : Yayat Sutaryat

3) Anggota : Rudhyanto Mooduto

4) Anggota : Nury Effendi

5) Anggota : Poppy Sofia Koeswayo

Komite Pemantau Risiko melaksanakan rapat mingguan yang merupakan rapat internal Komite Pemantau Risiko, rapat koordinasi dengan Divisi Manajemen Risiko, Komite Audit, atau rapat gabungan dengan bagian lain sesuai program kerja dan kebutuhan.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko

Sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003, Pasal 2 yang telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, mewajibkan Bank menerapkan Manajemen Risiko secara efektif, baik untuk Bank secara individual maupun untuk Bank secara konsolidasi dengan Perusahaan Anak, yang paling kurang mencakup 4 (empat) pilar yaitu :

1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi ; 2. Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit ;

3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan

pengendalian Risiko, serta sistem informasi Manajemen Risiko; dan 4. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.

(20)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 20 pedoman pengelolaan risiko agar dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan bisnis bank bjb.

Berkaitan dengan tugas pemantauan pelaksanaan tugas SKMR, Komite Pemantau Risiko telah mengevaluasi laporan Profil Risiko Bank, meliputi risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategi, dan risiko kepatuhan. Hingga akhir tahun 2012, pengelolaan risiko yang semakin baik dibuktikan dengan peningkatan

risk awareness secara mayoritas pada risk taking unit. Metode pengukuran risiko dan pengendaliannya terus menerus disempurnakan oleh SKMR.

Kegiatan Komite Pemantau Risiko Tahun 2013

Sesuai pedoman kerja Komite Pemantau Risiko, maka pada tahun 2013 disusun rencana kerja sebagai berikut :

1. Menyusun rencana kerja KPR tahun 2013;

a. Rencana kerja KPR tahun 2013 diselesaikan bulan Januari tahun 2013 ;

b. Pembahasan laporan realisasi kegiatan KPR semester II tahun 2012 diselesaikan bulan Januari 2013 ;

c. Pembahasan dan laporan realisasi kegiatan KPR semester I tahun 2013 diselesaikan bulan Juli 2013.

2. Mengevaluasi implementasi kebijakan manajemen risiko dan pelaksanaannya sesuai Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/23/DNPN serta melaporkan dan memberikan rekomendasi berdasarkan hasil evaluasi kepada Dewan Komisaris dengan hasil sebagai berikut :

a. Profil risiko triwulanan bank bjb baik individual, maupun konsolidasi selama tahun 2012 dan triwulan berjalan tahun 2013 ; b. Profil risiko bank bjb pada triwulan IV tahun 2012 adalah low

dengan trend stabil sampai dengan triwulan III tahun 2013 ; c. Risiko kredit bank bjb triwulan IV tahun 2012 adalah 1,2% ;

d. Risiko kredit, risiko pasar, risiko strategi, risiko kepatuhan, dan risiko reputasi adalah low ;

e. Risiko likuiditas, risiko operasional, dan risiko hukum adalah low to moderate.

(21)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 21 a. Rapat koordinasi sesuai kebutuhan yaitu bulan Februari, Mei, Juni,

September, dan Oktober tahun 2013 ;

b. Diskusi dan telaahan atas program kerja Satuan Manajemen risiko; c. Diskusi dan telaah mendesain mekanisme risk tolerance dan risk

culture ;

d. Diskusi pengembangan metode dan tools pengukuran risiko pasar; e. Knowledge sharing: dampak kondisi keuangan global terhadap

perbankan Indonesia.

4. Mengkaji dan mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas

pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan melalui :

a. Rapat koordinasi dengan Komite Audit membahas temuan hasil pemeriksaan Bank Indonesia dan progres tindak lanjut ;

b. Pembahasan laporan pengawasan Dewan Komisaris setiap

semester.

5. Melakukan pemantauan dan mengevaluasi penetapan kebijakan dan pelaksanaan risk philosophy, risk appetite, serta risk tolerance atas setiap produk dan layanan bank bjb.

a. Melakukan kajian atas risk management framework secara

keseluruhan ;

b. Melakukan survey ke cabang/unit kerja untuk mengetahui

pemahaman cabang/unit kerja terhadap pentingnya manajemen risiko (risk culture dan risk awareness).

6. Mengevaluasi, mengkaji dan memberikan rekomendasi atas rencana bisnis dan rencana kerja sebelum mendapat persetujuan Dewan Komisaris, khususnya yang terkait dengan risiko-risiko yang akan dihadapi oleh Bank melalui telaahan draft RBB tahun 2014 pada bulan Oktober 2013;

7. Mengevaluasi perkembangan portofolio pinjaman melalui koordinasi dengan Komite Audit;

8. Memantau restrukturisasi pinjaman, penghapusbukuan pinjaman dan

recovery pinjaman melalui koordinasi dengan Komite Audit;

9. Memonitor risiko bank wide yang dihadapi Bank dan memastikan bahwa Direksi telah melakukan mitigasi risiko-risiko tersebut melalui pembahasan profil risiko triwulanan;

(22)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 22 serta Satuan Kerja yang menjalankan fungsi Manajemen Risiko :

a. Telaah profil risiko dan RCCR triwulan IV tahun 2012, bulan Maret tahun 2013 ;

b. Telaah profil risiko dan RCCR triwuan I tahun 2013, bulan Mei 2013; c. Telaah profil risiko triwulan dan RCCR II tahun 2013, bulan Agustus

2013 ;

d. Telaah profil risiko triwulan III dan RCCR tahun 2012, bulan Oktober 2013.

11. Mengkaji risk philosophy yang telah ditetapkan Bank dan memastikan bahwa risk philosophy tersebut telah direfleksikan pada tiap kebijakan Bank dan dikomunikasikan kepada seluruh Pegawai Bank sehingga dapat terbentuk budaya risiko (risk culture) yang kondusif melalui a. Pembahasan strategi penetapan risk philosophy dan risiko (risk

culture) melalui penggunaan jasa konsultan manajemen risiko ;

b. Pembahasan rencana survey pemahaman pimpinan cabang

terhadap risiko cabang bulan Oktober 2013.

12. Memastikan bahwa Bank telah memiliki risk appetite dan risk tolerance

serta telah dijabarkan ke dalam kebijakan pada tiap unit kerja, unit bisnis dan Bank secara keseluruhan.

13. Memberi masukan kepada Sekretariat Dewan Komisaris untuk penyusunan laporan pengawasan Dewan Komisaris.

a. Laporan semester 2 tahun 2012, yang dilakukan pada bulan Februari 2013 ;

b. Laporan semester 1 tahun 2013, yang dilakukan pada bulan Juli 2013.

14. Melakukan penelaahan atas draft RBB bjb tahun 2014

a. Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris dalam bentuk

Economic Outlook tahun 2014 ;

b. Mengkaji rancangan KUDT yang disampaikan Direksi kepada

Dewan Komisaris ;

c. Mengkaji RBB termasuk perubahannya, khususnya dari aspek risiko, untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris.

(23)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 23 Rapat dan Kehadiran Komite Pemantau Risiko

Selama tahun 2013, Komite Pemantau Risiko telah menyelenggarakan pertemuan sebanyak 29 kali. Berikut informasi tingkat kehadiran Komite Pemantau Risiko dalam Rapat di tahun 2013 :

Nama Jumlah

Kehadiran

Persentase Kehadiran

Achmad Baraba 29 100%

Yayat Sutaryat 26 90%

Rudhyanto Mooduto 27 93%

Nury Effendi 21 72%

Poppy Sofia Koeswoyo 26 90%

Independensi Ketua dan Anggota Komite Pemantau Risiko

Ketua dan anggota Komite Pemantau Risiko terdiri dari 3 (tiga) orang Komisaris Independen dan 2 (dua) orang anggota independen.

Mekanisme Kerja

Komite Pemantau Risiko bekerja berdasarkan program kerja tahunan yang disusun dan disetujui Dewan Komisaris, diantaranya kegiatan pemantauan risiko bulanan, triwulanan dan tahunan, serta kegiatan yang tidak ditetapkan waktu pelaksanaannya seperti kegiatan peningkatan kapabilitas ketua dan anggota Komite Pemantau Risiko.

Komite Pemantau Risiko melaksanakan rapat mingguan yang merupakan rapat internal KPR, rapat koordinasi dengan Divisi Manajemen Risiko, Komite Audit, atau rapat gabungan dengan bagian lain sesuai program kerja dan kebutuhan.

2.2.3 Komite Remunerasi dan Nominasi

Komite Remunerasi dan Nominasi bank bjb dibentuk berdasarkan :

1. Peraturan Bank Indonesia nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Good Corporate Governance;

2. Peraturan Bank Indonesia nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia nomor 8/4/PBI/2006 tentang Good Corporate Governance;

(24)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 24 4. Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor 04A/SK/DK/2007 tanggal 28

Juni 2007 Tentang Pembentukan Komite dan Pedoman Kerja Komite Dewan Komisaris PT BANK JABAR;

5. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. Nomor 001/DK/2013 tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite.

Susunan Komite Remunerasi dan Nominasi bank bjb Periode 01 Januari s.d 22 Januari 2013

1. Ketua : Yayat Sutaryat

2. Anggota : Agus Ruswendi*

3. Anggota : Muhadi

4. Anggota : Klemi Subiyantoro

5. Anggota : Pemimpin Divisi Sumber Daya Manusia

* Semenjak diterimanya surat keputusan Fit and Proper Test Bank Indonesia nomor 15/10/APBU/Bd/Rahasia pada tanggal 6 Februari 2013, tidak lagi efektif menjadi anggota.

Periode 23 Januari s.d 31 Desember 2013

1. Ketua : Yayat Sutaryat

6. Anggota : Pemimpin Divisi Sumber Daya Manusia

* Semenjak diterimanya surat keputusan Fit and Proper Test Bank Indonesia nomor 15/10/APBU/Bd/Rahasia pada tanggal 6 Februari 2013, tidak lagi efektif menjadi anggota.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Remunerasi dan Nominasi Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance yang telah dituangkan dalam program kerja Komite, secara garis besar Komite Remunerasi dan Nominasi mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Terkait dengan kebijakan remunerasi

1) Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi ;

(25)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 25 a) Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham; b) Kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai

secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi. b. Terkait dengan kebijakan nominasi

1) Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta

prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham;

2) Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan

Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham;

3) Memberikan rekomendasi mengenai Pihak Independen yang

akan menjadi anggota Komite. c. Tugas lainnya

1) Melakukan evaluasi atas pelaporan kebijakan SDM dan

memberikan saran untuk perbaikan atau peningkatannya ;

2) Melakukan self assessment dalam pelaksanaan tugasnya serta melaksanakan tugas khusus yang diberikan Dewan Komisaris.

Laporan Pelaksanaan Kegiatan Komite Remunerasi dan Nominasi Dalam rapat sepanjang tahun 2013, Komite Remunerasi dan Nominasi telah melakukan pembahasan terhadap hal-hal sebagai berikut :

1. Terkait dengan kebijakan remunerasi

1) Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi :

a) Dokumentasi ketentuan dan peraturan perundang-

undangan, kebijakan perusahaan yang berlaku dalam kebijakan remunerasi, penetapan fasilitas dan tunjangan lainnya ;

b) Melakukan pemantauan sistem remunerasi yang sedang

berlaku di pasar Bank BUMN/BUMD, Bank Swasta Nasional maupun asing.

2) Melakukan pembahasan terhadap kebijakan remunerasi yang sedang berjalan di bank bjb

(26)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 26 Membahas kebijakan remunerasi pengurus yang sedang berjalan di bank dan merekomendasikan kepada Dewan Komisaris;

b) Remunerasi Pegawai :

Evaluasi kebijakan remunerasi bagi pejabat eksekutif dan pegawai secara keseluruhan.

2. Terkait dengan kebijakan nominasi

1) Pembahasan mengenai pedoman/sistem serta prosedur

pemilihan dan atau penggantian Pengurus;

2) Membahas penjaringan serta rekomendasi calon anggota

Pengurus;

3) Membahas rekomendasi anggota komite dari pihak independen:

a) Membahas rekomendasi anggota komite dari pihak

independen ;

b) Pembahasan nominasi anggota komite.

3. Terkait dengan Pedoman kerja dan pelaporan 1) Pedoman kerja;

2) Program Kerja; 3) Laporan kegiatan.

4. Kegiatan Lainnya yang masih dalam ruang lingkup KRN.

Rapat dan Kehadiran Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi Selama tahun 2013, Komite Remunerasi dan Nominasi telah menyelenggarakan pertemuan/rapat sebanyak 28 kali.

Berikut informasi tingkat kehadiran Komite Remunerasi dan Nominasi dalam Rapat di tahun 2013 :

NAMA JUMLAH

KEHADIRAN

Persentase Kehadiran

Yayat Sutaryat 28 100%

Agus Ruswendi* 2 7%

Klemi Subiyantoro 22 79%

Rudhyanto Mooduto 23 82%

Muhadi 14 82%

Pemimpin Divisi SDM 25 89%

(27)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 27 Independensi Komite Remunerasi dan Nominasi

Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi sebanyak 6 (enam) orang terdiri dari 3 (tiga) orang Komisaris Independen, 2 (dua) orang Komisaris, 1 (satu) orang pejabat ex officio dari Pemimpin Divisi Sumber Daya Manusia.

2.3 Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern

2.3.1 Penerapan Fungsi Kepatuhan

1) Fungsi Kepatuhan

Pelaksanaan fungsi kepatuhan Bank berdasarkan kepada Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/2/PBI/2011 tentang Pelaksanaan Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum, yaitu sebagai berikut :

Fungsi, tugas, tanggung jawab Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

a) Fungsi Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan

Mewujudkan terlaksananya budaya kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank ;

Mengelola risiko kepatuhan yang dihadapi oleh Bank ; Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk prinsip syariah bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah; dan

Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang.

b)Tugas Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan

Tugas dan tanggung jawab Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan, paling kurang mencakup :

Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank ;

(28)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 28 Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk menyusun ketentuan dan pedoman internal Bank ;

Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk Prinsip Syariah bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah ;

Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank ;

Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang diambil Direksi Bank atau pimpinan Kantor Cabang Bank Asing tidak menyimpang dari ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan.

Tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud di atas tidak menghilangkan hak dan kewajiban Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan sebagai anggota Direksi Bank sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas, apabila untuk perbuatan-perbuatan tertentu tersebut diperlukan keputusan dari seluruh anggota Direksi Bank.

2) Tanggung Jawab Utama

a) Terkait ke strategi perusahaan ;

b)Melakukan koordinasi dengan divisi lain dalam menyusun dan merumuskan Rencana Bisnis Divisi ;

c) Mengelola penerapan manjemen risiko bidang Kepatuhan ;

d)Menyusun, merumuskan dan mengembangkan Buku

Pedoman Perusahaan (BPP) dan Kebijakan Fungsi Kepatuhan ;

e)Menyusun, merumuskan dan mengembangkan arah,

kebijakan, dan Standar Operasional Prosedur (SOP) serta dokumentasi Fungsi Kepatuhan.

(29)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 29 Mempersiapkan, mengkoordinasikan, dan mengontrol anggaran Satuan Kerja Kepatuhan/Divisi Kepatuhan, sesuai dengan rencana kerja yang telah disusun ;

Memanfaatkan anggaran yang ada seefisien dan seefektif mungkin, memastikan agar program dan sistem berjalan secara cost effective (efektif dari segi biaya).

g)Terkait kepatuhan

Memastikan pelaksanaan Pedoman Kepatuhan yang berisi kerangka kerja, kebijakan dan proses yang tepat untuk memastikan terpenuhinya peraturan Bank Indonesia, Peraturan Bapepam LK dan perundang-undangan lainnya yang berlaku. Mengembangkan suatu program kepatuhan bagi Bank dan bekerjasama dengan divisi lain untuk memperjelas tanggung jawab masing-masing pihak ;

Mengembangkan prosedur kepatuhan pada setiap satuan kerja, dengan menginformasikan perubahan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk disesuaikan ke dalam pedoman internal bank oleh Divisi terkait ;

Mengembangkan, melaksanakan dan mempertahankan kepatuhan bank dengan memberikan pandangan kepada pihak manajemen mengenai masalah hukum yang ditemukan ;

Mengembangkan, melaksanakan dan mempertahankan kepatuhan bank terhadap penerapan kebijakan, prosedur dan panduan mengenai anti tindak pencucian uang dan tindak pidana terorisme ;

Bertindak sebagai pihak yang dihubungi di Bank mengenai penanganan secara internal laporan transaksi yang mencurigakan dari staff dan juga pihak yang dapat dihubungi untuk Unit Anti-Money Laundring oleh instansi

pemerintah yang berkepentingan terhadap tindak

pencucian uang ini ;

Melakukan kajian atas kebijakan bank yang belum selaras dengan peraturan perundangan yang berlaku ;

(30)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 30 Melaksanakan penyelidikan mandiri atas setiap transaksi yang mencurigakan, yang dilaporkan baik oleh staff Bank sendiri ataupun oleh nasabah Bank ;

Memastikan bahwa Bank selalu memenuhi persyaratan regulasi dalam waktu yang tepat ;

Mengkaji aspek kepatuhan atas usulan produk baru dan pengembangan bisnis baru ;

Mengkaji aspek kepatuhan atas dokumentasi publik mengenai Bank, termasuk data yang ditampilkan di website

Bank ;

Menanggapi dokumen konsultatif ataupun diskusi terkait aspek hukum dan kepatuhan yang diterbitkan oleh badan regulasi perbankan atau keuangan ;

Meningkatkan kesadaran akan kepatuhan di antara para staff dengan cara memberikan informasi, publikasi dan pelatihan mengenai kepatuhan secara regular ;

Melaksanakan pemantauan kepatuhan ;

Memastikan Bank selalu mematuhi peraturan yang berlaku. h)Kajian

Melakukan kajian aspek kepatuhan dan penerapan prinsip kehati-hatian terhadap peraturan internal Bank antara lain berupa Surat Keputusan, Surat Edaran, dan bentuk Surat Lainnya sesuai tata naskah dinas Bank yang berlaku serta perjanjian atau dokumen hukum lainnya baik yang telah berjalan ataupun yang diajukan ;

Mempertahankan operasional bisnis berjalan sesuai ketentuan.

i) Manajemen Divisi

Mengevaluasi para staff kepatuhan guna mencapai tingkat efektivitas kinerja di Divisi ini.

j) Terkait Manajemen Krisis

Berperan aktif dalam Tim Manajemen Krisis (Bussiness Continuity Plan/BCP) sesuai dengan peran dan tanggung

jawab sebagaimana tercantum di dalam Buku

Manual/Panduan Manajemen Krisis. k) Kerjasama Internal

(31)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 31

memfasilitasi komunikasi dengan Divisi lain, Kantor

Wilayah/Kantor Cabang, dalam hal konsultasi dan pendapat serta pendampingan hukum. Tujuannya adalah untuk memastikan semua risiko kepatuhan telah tertangani dengan baik.

l) Pelaporan

Memastikan dilaksanakannya penyampaian laporan kepada Bank Indonesia tentang pelaksanaan Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan, meliputi:

‐ Rencana kerja kepatuhan yang dimuat dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) ;

‐ Laporan kepatuhan; dan

‐ Laporan khusus mengenai kebijakan dan/atau keputusan Direksi yang menurut Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan telah menyimpang dari ketentuan Bank Indonesia dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf (b), wajib ditandatangani oleh Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan, dan disampaikan kepada Bank Indonesia setiap semester dan diterima Bank Indonesia paling lambat 1 (satu) bulan setelah periode pelaporan berakhir dengan tembusan kepada Dewan Komisaris dan Direktur Utama ;

Bank dianggap terlambat menyampaikan laporan

kepatuhan apabila laporan diterima Bank Indonesia melampaui batas akhir waktu penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tetapi belum melampaui 1 (satu) bulan setelah batas akhir waktu penyampaian laporan ;

Bank dianggap tidak menyampaikan laporan kepatuhan apabila laporan tersebut belum diterima Bank Indonesia hingga akhir batas waktu keterlambatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3);

(32)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 32 m) Terkait Program Pengendalian Gratifikasi (PPG)

Menyusun Pedoman dan SOP Program Pengendalian Gratifikasi, LHKPN, Sistem Pelaporan Pelanggaran ;

Membawahi Unit Pengendalian Gratifikasi yang berada di bawah Grup Kepatuhan dalam mengelola pelaksanaan Program Pengendalian Gratifikasi, Perluasan LHKPN dan Sistem Pelaporan Pelanggaran ;

Senantiasa bekerjasama dengan KPK dalam pelaksanaan Program Pengendalian Gratifikasi.

n) Lain-lain

Mengelola penerapan Manajemen Risiko di Divisi ;

Melaksanakan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan terhadap peraturan Bank Indonesia dan Peraturan Perundang-undangan lainnya, serta Peraturan Internal Bank yang berlaku ;

Melakukan tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan ; Mengelola buku pedoman perusahaan Divisi Kepatuhan ; Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan.

3) Kewenangan

Satuan kerja kepatuhan memiliki kewenangan untuk :

a) Menandatangani surat-surat, memorandum dan

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan tugas Divisi Kepatuhan, sesuai batas kewenangan yang diberikan oleh Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan ;

b)Melakukan kajian serta memberikan rekomendasi aspek hukum terhadap peraturan internal Bank antara lain berupa Surat Keputusan, Surat Edaran, dan bentuk Surat Lainnya sesuai Tata Naskah Dinas yang berlaku serta perjanjian atau dokumen hukum lainnya baik yang telah berjalan ataupun yang diajukan ;

(33)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 33 d)Menetapkan pembagian tugas serta penegakan disiplin kepada Pejabat/Pegawai yang menjadi tanggung jawab penyeliaannya ;

e)Memberikan penilaian kinerja terhadap Pejabat dan Pegawai bawahannya ;

f) Melakukan kunjungan pembinaan dan sosialisasi kepada seluruh unit kerja, untuk membangun budaya hukum ;

g)Menyampaikan rekomendasi untuk pengembangan Pejabat

dan Pegawai Divisi Kepatuhan ;

h)Melakukan persetujuan/keputusan lainnya sesuai dengan BPP kewenangan dan/atau keputusan/kebijakan Direksi.

Dalam mengimplementasikan Fungsi Kepatuhan, Direktur

Kepatuhan dibantu oleh Satuan Kerja Kepatuhan yang bertanggung jawab untuk membuat langkah-langkah dalam rangka mendukung terciptanya budaya kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha bank pada setiap jenjang organisasi, antara lain melalui pelaksanaan : a) Melaksanakan penyempurnaan Compliance Sheet bagi

bidang-bidang operasional dan non operasional secara bertahap ;

b) Melakukan pengkajian terhadap seluruh kebijakan dan prosedur terkait produk dan jasa Bank ;

c) Melakukan review atas ketentuan-ketentuan internal yang telah diberlakukan ;

d) Melakukan pemantauan kewajiban pelaporan Divisi dan Kantor Cabang;

e) Memantau pelaksanaan hasil pemeriksaan Bank Indonesia dan pemantauan terhadap komitmen Divisi dan Kantor Cabang atas hasil pemeriksaan Divisi Audit Internal ;

f) Menginformasikan setiap ketentuan internal maupun eksternal Bank kepada unit terkait ;

g) Mensosialisasikan Fungsi Kepatuhan, Ketentuan Internal dan Eksternal Bank kepada segenap organisasi bank bjb ;

h) Membuat sistem aplikasi kodifikasi ketentuan internal bank bjb ;

i) Pengembangan Sumber Daya Manusia Bagian Kepatuhan

(34)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 34 Dalam menjalankan usaha, bank bjb telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang terkait dengan aspek kecukupan modal, pemenuhan ketentuan bidang perkreditan, pemeliharaan likuiditas, serta penerapan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme.

Aspek Kepatuhan Pemenuhan

Bank*

Acuan (Ketentuan)

Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)

16.78% ≥ 8%

Pelampauan / Pelanggaran Batas Maksimum

Pemberian Kredit (BMPK)

Tidak ada Tidak

diperkenankan

Rasio Non Performing Loan

(NPL) 2.73% ≤ 5%

Rasio Giro Wajib Minimum

(GWM) Primer 8.00% ≥ 8%

Rasio GWM Sekunder 10.49% ≥ 2.5%

Rasio GWM dalam Valuta

Asing 8.41% ≥ 8%

Rasio Posisi Devisa Netto

(PDN) 1.20% ≤ 20%

(35)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 35

1) Melaksanakan pengembangan dan penyempurnaan sistem

aplikasi sebagai alat bantu penerapan program APUPPT yang dapat digunakan untuk :

a) mendeteksi transaksi-transaksi keuangan yang memenuhi kriteria sebagai transaksi yang wajib dilaporkan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan ;

b)mengidentifikasi pengelompokan risiko nasabah dari sisi APUPPT dan alat bantu dalam rangka pemantauan Pengkinian Data Nasabah bank bjb.

2) Melaksanakan pembenahan database CIF (Costumer

Identification File) nasabah bank bjb dalam rangka penerapan ketentuan Single CIF;

3) Melaksanakan program pelatihan secara rutin baik pelatihan secara regular yang diterapkan kepada calon pegawai baru maupun pelatihan yang khusus kepada pegawai yang berhubungan langsung dengan nasabah atau pegawai yang posisinya strategis dalam penerapan APUPPT;

4) Adapun statistik pelaksanaan program APUPPT selama tahun 2013 sebagai berikut :

Aktivitas Jumlah

Laporan Transaksi Keuangan Tunai 5133 Laporan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan 49 Laporan Korespondensi dengan pihak Berwenang 100 Korespondensi

Pengkajian APUPPT 9 Kajian

Pengisian Kuesioner Cross Border Correspondent Banking

28 Korespondensi

2.3.2 Penerapan Fungsi Audit Intern

1) Pelaksanaan fungsi pengendalian internal terselenggara dalam setiap tingkatan manajemen dimana pada struktur organisasi Bank, Divisi Audit Internal (DAI) berada di bawah Direktur Utama. DAI telah melaksanakan kewajiban sebagai berikut :

(36)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 36 DAI menyampaikan ringkasan eksekutif secara berkala kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada Direktur Kepatuhan ;

DAI menyusun laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil audit internal yang ditandai oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Bank Indonesia.

2) Divisi Audit Internal dalam melaksanakan fungsinya berdasarkan kepada Surat Keputusan Direksi Nomor 656/SK-DAI/2009 tanggal 30 Juni 2009 tentang Piagam Audit Internal (Audit Charter) yang merupakan bagian dari SPFAIB berdasarkan Keputusan Direksi Nomor 657/SK/DIR-DAI/2009 tanggal 30 Juni 2009. Saat ini, DAI sedang melaksanakan revisi terhadap kebijakan tersebut yang dibantu oleh pihak ketiga. Adapun revisi tersebut meliputi kebijakan dan panduan Audit Internal, yang di dalamnya termasuk piagam audit, yang sedang dalam proses kajian dari Divisi Kepatuhan Hukum ;

3) Kedudukan DAI berada langsung di bawah Direktur Utama yang tidak terkoordinasi secara langsung dengan satuan kerja operasional ;

4) Dalam upaya peningkatan kemampuan auditor, DAI

berkoordinasi dengan Divisi Pendidikan dan Pelatihan untuk mengikutsertakan ke dalam program Pendidikan dan Pelatihan. Alokasi waktu untuk masing-masing auditor sebanyak 9 (sembilan) hari. Sampai dengan 31 Desember 2013, telah dilakukan pendidikan sebanyak 169 dengan total hari 411 hari ; 5) Pemeriksaan yang dilakukan sesuai dengan Rencana Bisnis Bank

Divisi Audit Internal tahun 2013 yang telah disetujui oleh Direktur Utama. Terhitung sejak tanggal 01 Januari 2013 sampai dengan 31 Desember 2013, DAI telah melakukan pemeriksaan secara independen terhadap unit operasional Kantor Cabang, Divisi dan Kantor Wilayah, proses bisnis serta teknologi informasi secara menyeluruh.

(37)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 37

Aktivitas Audit Rencana Realisasi

Audit Umum Kantor Cabang 32 31

Audit Divisi 3 2

Audit Kantor Wilayah 1 1

Audit Proses Bisnis 2 2

Audit Proses Teknologi Informasi 4 4

Laporan Semester 2 2

Menjadi LO untuk Kegiatan

Pemeriksaan BI dan BPK RI 1 2

Audit Fraud/Audit Khusus 0 26

Terdapat realisasi kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana pemeriksaan, yaitu audit 1 (satu) Kantor Cabang dan 1 (satu) Divisi. Hal tersebut disebabkan adanya peningkatan pemeriksaan khusus diluar jadwal yang harus ditindaklanjuti dengan segera dan menyita waktu pemeriksaan yang terjadwal.

2.3.3 Penerapan Fungsi Audit Ekstern

Sebagai Pihak Independen untuk menyampaikan laporan

(transparansi kondisi) keuangan Bank dalam rangka meningkatkan kualitas pelaporan dan akurasi penyajian kondisi keuangan Bank. Laporan keuangan bank bjb setiap tahun di audit oleh Akuntan Publik (KAP) Independen. Penunjukan Akuntan Publik (KAP) tersebut menunjuk pada hasil rekomendasi Komite Audit dan telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dimana salah satunya ditegaskan bahwa penunjukan KAP untuk melakukan audit Bank paling lama dilakukan selama 5 (lima) tahun berturut-turut. Persyaratan lainnya yang harus dipenuhi KAP adalah terdaftar di Bank Indonesia sebagai kantor akuntan publik dan memiliki kriteria yang disyaratkan dalam Peraturan Bank Indonesia, pada posisi 29 Februari 2012 sejumlah KAP yang pernah melakukan audit di bank bjb masih terdaftar di Bank Indonesia dengan Nomor Register D-3732, D-6646, D-9733, D-41263.

(38)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)bank bjb Tahun 2013 38 menyeluruh ke aspek kebijakan, operasional, teknologi informasi, verifikasi dan lain sebagainya.

Penunjukkan KAP telah terlebih dahulu telah mendapat persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris dalam hal penunjukan KAP sesuai rekomendasi Komite Audit (Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 perihal pelaksanaan Good Corporate Governance bagi bank umum).

Sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku Auditor Independen Ernst & Young (Indonesia Stock Exchange Building Tower 2,7th floor Jalan Jendral Sudirman Kav 52-53 Jakarta 12190, Indonesia) terpilih sebagai Auditor Independen untuk tahun Buku 2013. Penunjukan Auditor Independen tersebut ditindaklanjuti dengan Perjanjian Nomor 06170/PSS-AS/2013.

Sesuai dengan perjanjian kerjasama di atas disepakati bahwa tanggung jawab manajemen dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian disusun dalam hasil audit yang berupa Manajement Letter yang kemudian akan menggambarkan permasalahan, kelemahan-kelamahan dari pengendalian intern perusahaan Bank, Standar Akuntansi Keuangan, dan masalah lain yang ditemukan selama pelaksanaan pemeriksaan, disertai dengan rekomendasi dan saran-saran perbaikan.

Cakupan hasil diantaranya telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/22/PBI/2001 yang telah diperbaharui dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/5/PBI/2005 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank.

Daftar Kantor Akuntan Publik yang telah mengaudit Laporan bank bjb adalah sebagai berikut :

Tahun

Buku Kantor Akuntan Akuntan

2013 Ernst & Young Benyanto Suherman 2012 Ernst & Young Benyanto Suherman 2011 Ernst & Young Drs. Hari Purwantono 2010 Ernst & Young Drs. Hari Purwantono 2009 Ernst & Young Drs. Hari Purwantono

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini bersifat arahan desain, dalam upaya menghidupkan potensi Kampung Tua Tanjung Riau sebagai kawasan wisata bahari/maritim melalui

Nilai signifikansi yang berada di bawah (α) 0,05 dengan koefisien yang bernilai negatif menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap

Pemberian pelayanan yang secara berkelanjutan pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tenriawaru Kabupaten Bone perlu terus diupayakan untuk meningkatkan kualitas layanan

Ukuran yang langsung dapat dipergunakan sebagai indikasi suatu wilayah layak untuk dikembangkan sebagai Kawasan Industri apabila dalam wilayah tersebut permintaan akan lahan

Hasil studi ini menunjukkan bahwa tinggi badan anak remaja Indonesia 5-18 tahun masih di bawah standar WHO dan pertumbuhan linier tahun 2010 bertambah dibandingkan dengan

Melalui cara ini, perusahaan dapat mengetahui tentang kompensasi karyawan pada pekerjaan sebelumnya, tuduhan hukum dan catatan mengemudi.Pengujian kejujuran ini

Umumnya microcontroller pada papan Arduino telah memuat sebuah program kecil yang akan menyalakan LED tersebut berkedip-kedip dalam jeda satu detik.. Jadi sangat mudah

Jalan yang mana yang harus dilalui Kojib agar bisa ke Kantor Pajak?..