• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan dan tingkat pengendalian yang akan diterima oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan dan tingkat pengendalian yang akan diterima oleh"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Profitabilitas menjadi indikator penting bagi investor dalam menilai kinerja suatu perusahaan karena menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dan tingkat pengendalian yang akan diterima oleh investor. Profitabilitas menggambarkan apakah suatu perusahaan memiliki peluang atau prospek yang baik dimasa mendatang. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya akan semakin terjamin.

Peningkatan profitabilitas perusahaan salah satunya dapat dicapai melalui terciptanya tata kelola yang baik di dalam perusahaan., pengeolaan perusahaan dalam upaya pencapaian keuntungan dan kelangsungan secara seimbang dapat dicapai melalui penerapan corporate governance. GCG telah lama berkembang dan semakin mencuat semenjak krisis ekonomi tahun 1997 yang dialami Indonesia yang merusak sendi – sendi perekonomian Indonesia.

Salah satu faktor yang menyebabkan terjadiya krisis ekonomi adalah karena buruknya penerapan Good Corporate Governance. Hal ini menyebabkan banyaknya perusahaan yang tersandung kasus terkait kurangnya penerapan GCG. Di Indonesia sedang maraknya kasus pelanggarn dalam pengelolaan perusahaan. seperti penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), serta manipulasi laporan keuangan.

(2)

Seperti pada tahun 2019 direktur utama PT. Garuda Indonesia tersandung kasus Terkait penyelundupan motor Harley Davidson dalam penerbangan seri flight GA 9721 tipe Airbus A330-900 Neo, serta kasus korupsi yang dilakukan oleh direktur utama PT. NKE Djoko Eko Suprastowo dan Direktur Produksi dan Riset Tekhnologi PT Krakatau Steel (KS), serta Wisnu Kuncoro yang tersandung kasus suap pengadaan barang dan jasa di PT Krakatau Steel. Hal ini menjelaskan buruknya profitabilitas perusahaan akibat perusahaan tidak penerapan prinsip – prinsip Good Corporate Governance pada suatu perusahaan. Ketua Dewan Komisioner OJK Santoso mengungkapkan, hanya dua perusahaan dari Indonesia yang masuk dalam daftar 50 perusahaan terbaik dalam praktik GCG di ASEAN dalam ajang penganugerahan ASEAN Corporate Governance Awards 2015 yang diselenggarakan oleh ASEAN Capital Markets Forum (ACMF) di Manila, Filipina. Keduan perusahaan tersebut yaitu PT. Bank Danamon Tbk dan PT.

Bank CIMB Niaga Tbk.

Dengan buruknya penerapan Good Corporate Governance di Indonesia, perlu dilakukan pengawasan terhadap perusahaan pada sektor keuangan. Hal ini dimaksudkan agar Indonesia memiliki sistem keuangan yang sehat secara fundamental dan berkesinambungan (Otoritas Jasa Keuangan 2014). Menurut Otoritas Jasa Keuangan (2014), upaya pengawasan terhadap perusahaan pada sektor keuangan dapat diwujudkan dengan adanya implementasi praktik tata kelola perusahaan atau Good Corporate

(3)

Governance (GCG). Jika Good Corporate Governance (GCG) semakain baik maka tata kelola di perusahaan semakin baik, begitu pula pengawasan semakin meningkat, kinerja perusahaan juga semakin baik, laba meningkat serta profitabilitas semakinn naik. Maka dari itu melalui GCG diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan baik secara finansial maupun operasional.

Good Corporate Governance muncul sebagai suatu jawaban atas konflik yang terjadi antara pemilik perusahaan dan manajemen. Good Corporate Governance sebagai perangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu system yang mengatur dan mengendalikan perusahaan (FCGI, 2001). Menurut KNKG (2012), dalam penerapannya terdapat 5 pilar GCG untuk penggunaan yang efektif dan efisien dalam mewujudkan konsep Good Corporate Governance (GCG), yang biasa dikenal dengan konsep TARIF (Transparency, Accountability, Responsibility, Independency, and Fairness.

Menurut Rimardhani et al. (2016), Good Corporate Governance merupakan proses yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk meningkatkan usaha dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders dalam mencapai tujuan perusahaan. Tujuan Good Corporate Governance mengoptimalkan nilai – nilai agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat

(4)

dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil. Kemudian mendorong pengelolaan perusahaan secara professional, efisien, dan transparan serta meningkatkan kemandirian organ (Effendi, 2009). Maka dari itu, untuk mencapai tujuan Good Corporate Governance dibutuhkan mekanisme tersistem untuk memantau kebijakan yang diterapkan.

Dengan adanya Good Corporate Governance sedikit banyak akan mempengaruhi dewan direksi, dewan komisaris independen untuk menentukan kebijakan dan tanggung jawab atas anggota perusahaan, artinya dewan direksi serta dewan komisaris independen mampu melakukan pengendalian atas jalannya perusahaan yang baik, jika hal tersebut dapat berjalan maka sistem dan struktural perusahaan meningkat, kemudian jika sistem perusahaan teratasi, maka akan berdampak pada kinerja dan laba perusahaan meningkat, sehingga perusahaan mampu menghasilkan profitabilitas yang tinggi. Untuk meningkatkan kontrol terhadap kegiatan perusa haan, maka perusahaan perlu membentuk komite audit sebagai bentuk pengendalian atas laporan keuangan perusahaan. Komite audit juga dapat memastikan manajemen bekerja sesuai kepentingan stakeholders.

Menurut Rimardhani et al. (2016), kemudian kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial, dianggap mampu mempengaruhi profitabilitas perusahaan, sebab institusi menjadi pemegang saham mayoritas karena memiliki sumber daya yang besar. Pihak institusi akan memilih berinvestasi

(5)

pada perusahaan dengan jumlah deviden tinggi agar mendapatkan return yang tinggi pula. Keberadaan investor institusional menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil oleh manajer. Sedangkan kepemilikan saham oleh manajer akan menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara pemegang saham diluar manajemen, sehingga permasalahan keagenan diasumsikan akan hilang apabila terdapat manajer yang berperan juga sebagai pemilik.

Sementara Leverage merupakan hutang sumber dana yang digunakan perusahaan untuk membiayai asetnya diluar sumber dana modal atau ekuitas.

Artinya jika Leverage semakin tinggi, utang perusahaan juga akan semakin meningkat, hal itu menunjukan resiko investasi yang tinggi pula, maka nilai bunga mengalami peningkatan sehingga laba, kinerja, serta profitabilitas perusahaan mengalami penurunan.

Menurut (Soembodo, 2002 dalam Salsabila Sarafina (2017) belum optimalnya profitabilitas perusahaan dikarenakan penggunaan modal yang tidak efisien serta kurangnya perhatian terhadap penerapan prinsip – prinsip Good Corporate Governance. Sedangkan faktor lainnya adalah pendanaan melalui utang yang berlebihan atau over leveraging, kesalahan model bisnis dan meningkatnya persaingan, semua permasalahan tersebut berujung pada rendahnya profitabilitas perusahaan.

Menurut Rimardhani et al. (2016), tidak dipungkiri bahwa tujuan didirikan perusahaan adalah menghasilkan laba (profit). Menurut Putra dan

(6)

Nuzula (2017), Rasio profitabilitas merupakan salah satu rasio dalam analisis laporan keuangan perusahaan. Dimana rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk memperoleh laba. Perusahaan harus mampu menghasilkan laba pada periode tertentu agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup jangka panjang.

Penuturan Rimardhani et al. (2016), Profitabilitas perusahaan juga merupakan dasar penilaian kondisi perusahaan sehingga dibutuhkan alat analisis dengan menggunakan rasio profitabilitas. Menurut Tertius dan Christiawan (2015), karena Return on Asset (ROA) dapat memberikan gambaran tingkat pengembalian keuntungan yang dapat diperoleh investor atas investasinya, Selain itu dengan ROA, investor dapat melihat bagaimana perusahaan mengoptimalkan penggunaan asetnya untuk dapat memaksimalkan laba yang juga menjadi tujuan GCG untuk menggunakan aset dengan efisien dan optimal.

Penelitian mengenai mekanisme GCG terhadap Profitabilitas telah banyak dilakukan namun diperoleh hasil yang belum konsisten, seperti dalam penelitian Tertius dan Christiawan (2015), menunjukan secara simultan, dewan komisaris, komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan ukuran perusahaan mempengaruhi ROA. Penelitian Putra dan Nuzula (2017), menunjukan Dewan komisaris independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Komite audit tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA. Kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh signifikan

(7)

ROA. Kepemilikan institusional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Lain hal nya dengan penelitian Elisetiawati dan Artinah (2016), menunjukan Aktifitas dewan komisaris (KOMIS) mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap Kinerja, sementara Kepemilikan institusional (KI) dan Leverage (LEV) mempunyai pengaruh signifikan negative terhadap kinerja. Serta penelitian Rachman et al. (2015), menunjukan bahwa good corporate governance (GCG) berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan, financial leverage berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.

Menurut Rimardhani et al. (2016), Kepemilikan institusional dianggap mampu mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Institusi menjadi pemegang saham mayoritas karena memiliki sumber daya yang besar. Pihak institusi memilih berinvestasi pada perusahaan yang menerapkan kontrol kuat dengan jumlah deviden tinggi agar mendapatkan return tinggi pula. Suatu perusahaan harus memiliki dewan komisaris dan dibantu oleh komisaris independen untuk melindungi pemegang saham. Jumlah komisaris independen dalam suatu perusahaan harus sesaui dengan peraturan yang telah ditetapkan.

Pengelolaan perusahaan bergantung pada kinerja dari dewan direksi, dimana merupakan pihak yang bertanggung jawab atas jalannya kegiatan perusahaan.

Besar kecilnya perusahaan menentukan jumlah minimal anggota dewan direksi. Untuk meningkatkan kontrol terhadap laporan keuangan perusahaan,

(8)

maka harus membentuk komite audit. Komite audit dapat memastikan bahwa manajemen bekerja sesuai kepentingan shareholders dan stakeholders.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, masih terdapat research gap atau perbedaan antara hasil penelitian yang satu dengan yang lain. Objek dalam penelitian ini adalah Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2018. Alasan pemilihan objek di Jakarta Islamic Index (JII) karena perkembangan investasi saham syariah yang semakin menjanjikan serta keunikan saham – saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.

Pernyataan tersebut saya ungkapkan berdasarkan artikel melalui (konten.co.id), kepala devisi pasar modal syariah mengatakan jumlah investor Indonesia tumbuh sebanyak 92%, dari jumlah tersebut tercatat 56% investor syariah, kemudian return saham syariah hingga januari 2019 tumbuh sebanyak 54%. Selain itu untuk dapat terdaftar di Jakarta Islamic Index, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu saham. Salah satu penilaian yaitu kesyariahan suatu saham yang dapat dilihat dari sektor kegiatan usaha oleh perusahaan serta dari segi permodalan perusahaan yang dimaksud. Keunikan lain dari pemilihan 30 saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) juga didasarkan pada kapitalisasi dan likuidasi saham tertinggi diantara saham – saham syariah lainnya.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari Good Corporate Governance, Leverage dan Kinerja Keuangan pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index

(9)

(JII) peneliti tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Good Corporate Governance, Leverage Terhadap Profitabilitas (Studi Pada perusahaan yang terdaftar Jakarta Islamic Index (JII).

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah penerapan Good Corporate Governance berpengaruh terhadap Profitabilitas pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2018?

2. Apakah Laverage berpengaruh terhadap Profitabilitas pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2018?

B. Tujuan Peneliti

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menguji secara empiris pengaruh penerapan Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index

2. Untuk menguji secara empiris pengaruh Laverage terhadap Profitabilitas pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index

(10)

C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi kalangan akademisi untuk mengembangkan dari penelitian terdahulu tentang Good Corporate Governance, Leverage dan Profitabilitas perusahaan.

2. Manfaat praktis dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan sumber informasi, mengingat tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan kinerja perusahaan, sehingga manajemen perusahaan perlu melakukan pengelolaan aktivitas perusahaan dengan menggunakan tolak ukur pengaruh Good Corporate Governance, Leverage terhadap Profitabilitas perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini bersifat arahan desain, dalam upaya menghidupkan potensi Kampung Tua Tanjung Riau sebagai kawasan wisata bahari/maritim melalui

Jika berasal dari sebuah media resmi, baik media cetak, online, atau televisi maka itu bisa kemungkinan besar adalah benar.. Sebuah peristiwa besar tentu akan diberitakan

[r]

Hal ini membuktikan bahwa dengan laju alir yang kecil maka karbon aktif akan mengadsorpsi gas pengotor semakin banyak dibandingakan dengan laju alir yang tinggi

Ideology can not be separated from the discourse. Ideology is produced through discourse construction. C) explains that ideology is articulated in a concept that links

bahan baku substitusi seperti kacang gude, kecipir, koro dan lain-lain, termasuk mengkonversikan karbohidrat menjadi protein atau protein sel tunggal dari minyak bumi, namun hal

Dengan dilakukan kalibrasi daya reactor secara periodik, maka penunjukan kanal pengukuran daya reactor selalu dapat disesuaikan dengan nilai daya yang sesungguhnya, oleh

Nanofluids can be applied in the refrigeration system because it has the ability to improve the thermal conductivity of a working fluid, so the process of cooling and heating is