• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemerintah dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional berupaya untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian melalui penerapan teknologi budidaya secara tepat dengan penggunaan sarana produksi sesuai teknologi yang direkomendasikan di masing-masing wilayah. Salah satu sarana produksi yang mempunyai peranan sangat penting dalam peningkatan produktivitas dan kualitas hasil pertanian antara lain adalah pupuk.

Kebijakan pangan yang pernah berhasil dicapai adalah swasembada pangan terutama beras pada tahun 1984. Menurut Times (1992), hampir separuh dari perkembangan dari hasil produksi beras periode 1968-1984 disebabkan oleh perbaikan proses salah satunya pemupukan. Dengan memelihara dan memperbaiki kesuburan tanah dengan memberikan unsur hara yang baik dapat meningkatkan hasil panen pertanian. Karena pupuk mempunyai andil besar dalam menjaga ketahanan pangan, maka industri pupuk sebagai industri yang mendukung sektor pertanian mendapat tempat khusus dalam kebijakan ekonomi.

(2)

Total kebutuhan pupuk urea yang terus meningkat dari tahun ke tahun tidak disertai dengan kenaikan kapasitas produksi pupuk urea. Pada tahun 2008 total kebutuhan pupuk urea di Indonesia sebesar 9.780.280 ton/tahun, pada tahun 2009 meningkat menjadi 10.439.861, dan pada tahun 2010 menjadi 11.152.600. Dari total kebutuhan pupuk urea yang terus meningkat namun kapasitas produksi cenderung tetap mengakibatkan ketidakseimbangan produksi dan konsumsi pupuk urea dari tahun ke tahun sehingga menyebabkan kelangkaan pupuk urea di pasar (APPI, 2011).

Demi memenuhi kebutuhan pupuk di Indonesia, pemerintah sebagai regulator dan stabilisator memiliki peranan mutlak dalam perkembangan industri pupuk. Salah satunya dengan mendirikan beberapa produsen pupuk di Indonesia. Industri pupuk Indonesia diawali dengan didirikannya PT. Pupuk Sriwijaya (Pusri) di Palembangan,Sumatera Selatan pada tahun 1963. Saat ini terdapat lima perusahaan pupuk nasional, yaitu PT. Pupuk Kalimantan Timur,Tbk di Kalimantan Timur, PT. Pupuk Petrokimia Gresik di Jawa Timur, PT. Pupuk Kujang di Jawa Barat, PT. Pupuk Sriwijaya di Sumatera Selatan dan PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) di Aceh Utara.

(3)

Jawa Barat dan berdekatan dengan Ibu Kota DKI Jakarta menjadi salah satu tantangan tersendiri, mengingat Jawa Barat sebagai lumbung padi nasional harus ditunjang dengan pasokan pupuk yang memadai sehingga Ketahanan Pangan Nasional dapat terjamin. Dimana kebutuhan pupuk di Jawa Barat merupakan tanggung jawab dari PT. Pupuk Kujang.

Berdasarkan permasalahan perpupukan nasional yang telah dipaparkan, maka diperlukan penelitian yang terkait dengan produksi pupuk urea terutama faktor-faktor yang memengaruhi produksi pupuk urea pada PT. Pupuk Kujang. Sehingga analisis permasalahan pupuk melalui penelitian ini, menghasilkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh pemerintah dan produsen pupuk.

1.2. Perumusan Masalah

Pupuk urea merupakan salah faktor produksi yang sangat penting bagi sektor pertanian. Dalam hal ini PT. Pupuk Kujang sebagai produsen pupuk memerlukan kesiapan, yaitu dengan memenuhi stok pupuk di gudang-gudang Pupuk Kujang. Untuk lancarnya hal tersebut diperlukan kesiapan dari seluruh lini PT. Pupuk Kujang.

(4)

Hal itu bisa berdampak pada penyediaan pupuk secara nasional dan dapat mengganggu penyediaan pangan nasional. Mahalnya biaya maintenance dan pengadaan suku cadang pada mesin-mesin yang ada di pabrik pupuk juga merupakan suatu hambatan yang dapat berpengaruh untuk produktivitas pupuk. Mesin-mesin pada PT. Pupuk Kujang juga sudah mengalami penuaan karena mesin yang ada sudah berumur lebih dari tigapuluh tahun.

Berdasarkan uraian singkat diatas, maka permasalahan yang harus dianalisis dalam penelitian ini adalah:

1. Faktor-faktor apakah yang memengaruhi produksi pupuk Urea PT Pupuk Kujang?

2. Bagaimana elastisitas dari masing-masing faktor produksi dan skala hasil usaha PT. Pupuk Kujang?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi produksi pupuk PT. Pupuk

Kujang.

2. Menganalisis elastisitas dari masing-masing faktor produksi dan skala hasil usaha PT. Pupuk Kujang.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

(5)

2. Industri pupuk nasional terutama PT. Pupuk Kujang Cikampek, sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam usahanya untuk dapat meningkatkan produksi dan efisiensinya. 3. Pemerintah, sebagai bahan masukan dan sumber informasi agar lebih

memperhatikan sektor pertanian, terutama industri pupuk sehingga pemerintah dapat membuat kebijakan yang berhubungan dengan peningkatan efisiensi produksi.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

(6)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini berisi tentang perkembangan oleokimia dan faktor apa saja yang memengaruhi produksi olekomian tersebut. Perkembangan ekspor oleokimia akan terus meningkat hingga tahun 2010. Perkembangan ini dipicu oleh permintaan yang terus bertambah, baik pada pasar lokal maupun domestik. Herawati (2008) menyimpulkan bahwa bersama-bersama produksi modal, bahan baku, tenaga kerja dan mesin berpengaruh signifikan terhadap produksi Glycerine. Sedangkan secara parsial faktor produksi modal, bahan baku, tenaga kerja dan mesin juga berpengaruh signifikan terhadap produksi Glyrecine PT. Flora Sawita dan variabel yang mempunyai koefisien paling besar adalah bahan baku.

Penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang memengaruhi produksi gula PTPN VII (Persero) PG. Cinta Manis periode 1984-2009 dilakukan oleh Savitri (2010) menyimpulkan bahwa produksi gula PG. Cinta Manis dipengaruhi oleh tingkat rendemen, jumlah tenaga kerja, penggunaan bahan baku, dan lama giling. Keempat variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap produksi gula pada PG. Cinta Manis dan variabel bahan baku mempunyai koefisien paling besar dan dominan.

(7)

2.2. Konsep Teori Fungsi Produksi

Produksi adalah proses kombinasi dan koordinasi material-material dan kekuatan-kekuatan (input, faktor, sumber daya, atau jasa-jasa produksi) dalam pembuatan suatu barang atau jasa (output atau produk) (Beattie dan Robert, 1994). Produksi membutuhkan faktor-faktor produksi, yaitu alat atau sarana untuk melakukan proses produksi. Lipsey (1995) mengatakan bahwa faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam memproduksi barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan, seringkali terdiri dari kategori dasar, yaitu tanah, tenaga kerja, dan modal. Meskipun dalam suatu proses produksi terdapat banyak faktor produksi yang digunakan, namun tidak semua faktor produksi digunakan dalam analisis fungsi produksi. Hal ini tergantung dari penting tidaknya pengaruh dari faktor produksi terhadap hasil produksi.

Menurut Nicholson (2002), fungsi produksi suatu barang memperlihatkan jumlah output maksimum yang bisa diperoleh dengan menggunakan berbagai alternatif kombinasi input. Hubungan antara input dan output bisa diformulasikan oleh suatu fungsi produksi secara matematis, yaitu (persamaan 2.1) :

Y = f(X1, X2, X3,……, Xn) (2.1)

dimana:

Y = total output yang dihasilkan dalam satu periode tertentu, Xn = input yang digunakan dalam memproduksi pupuk urea,

(8)

produksi dan akan memilih hasil yang optimal dalam batas modal yang dimiliki. Fungsi produksi memberikan output maksimum dalam pengertian fisik dari tiap-tiap tingkat input (Beattie dan Taylor, 1994).

Fungsi produksi dapat pula dinyatakan dalam bentuk grafik, dengan asumsi bahwa hanya ada satu faktor produksi saja yang berubah sedangkan faktor produksi lainnya dianggap tetap atau cateris paribus. Grafik fungsi produksi dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini :

(9)

Produk Total (PT) adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara input dengan output. Ketika salah satu faktor produksi meningkat dan faktor produksi lainnya dianggap konstan, maka jumlah output akan meningkat sampai pada batas maksimum. Jika sudah melebihi batas maksimum, maka output yang dihasilkan akan semakin menurun. Kurva produk total dapat diturunkan menjadi kurva produk marjinal (PM) dan kurva produk rata-rata (PR). Produk rata-rata adalah hasil pembagian antara output total dengan input total produksi yang digunakan. Produk Marjinal (PM) adalah keluaran tambahan yang dapat diproduksi dengan menggunakan satu unit tambahan dari masukan tersebut sambil mempertahankan semua masukan lain tetap konstan (Nicholson, 1994).

2.3. Konsep Fungsi Produksi Cobb-Douglas

Melihat hubungan faktor produksi dengan output dibutuhkan sebuah model yang mempunyai dasar logik secara fisik maupun ekonomi, mudah dianalisis dan mempunyai implikasi ekonomi. Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah fungsi produksi Cobb-Douglas.

(10)

Rumus persamaan matematis dari fungsi produksi Cobb-Douglas sebagai berikut: u bn n b b b e X X X aX

Y 3...

3 2 2 1 1

 (2.2)

dimana:

Y = output (variabel yang dijelaskan) a = intersep

bi = koefisien regresi penduga variabel ke-i

Xi = jenis faktor produksi ke-i (variabel yang menjelaskan)

u = residual

e = 2.1782 (logaritma natural)

Fungsi produksi Cobb-Douglas selalu dilogaritmakan dan diubah bentuk fungsinya menjadi linier, dan harus sesuai dengan persyaratan yang telah diuraikan sebelumnya. Output yang dihasilkan dalam suatu proses produksi tergantung pada input yang digunakan, secara sistematis menjelaskan suatu fungsi produksi yang merupakan hubungan fisik antara variabel yang dijelaskan (total produksi pupuk urea) dengan variabel yang menjelaskan (faktor-faktor produksi).

2.4. Skala Usaha (Return to Scale)

Konsep Return to Scale menjelaskan keadaan suatu kenaikan proporsional dari semua input terhadap hasil produksi total. Hasil berbanding skala atau dapat disebut juga dengan skala usaha digunakan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh dari sejumlah input yang digandakan terhadap output yang dihasilkan (Nicholson, 1994).

(11)

constant atau decreasing return to scale. Jumlah dari setiap koefisien dari suatu model, memberikan informasi mengenai pengaruh skala terhadap hasil (return to scale), yaitu tanggapan output terhadap perubahan proporsional dalam input. Jika b = 1, maka terdapat pengaruh skala terhadap hasil yang konstan (constant

return to scale), yaitu jika terjadi kenaikan input sebesar dua kali lipat, maka output akan meningkat sebesar dua kali lipat pula. Jika jumlahnya lebih kecil daripada satu, maka ada pengaruh skala yang menurun terhadap tingkat hasil (decreasing return to scale), yaitu adanya kenaikan input sebesar dua kali lipat akan menyebabkan penurunan output yang kurang dari dua kali lipat. Jika jumlahnya lebih besar daripada satu, maka ada pengaruh skala yang meningkat terhadap tingkat hasil, artinya adanya kenaikan input sebesar dua kali lipat akan meningkatkan output sebesar lebih dari dua kali lipat (Gujarati, 1995).

2.5. Konsep Elastisitas

Dalam proses produksi, jumlah faktor produksi urea yang digunakan cenderung berubah-ubah. Perubahan tersebut disebabkan adanya elastisitas produksi dari faktor produksi urea yang digunakan. Elastisitas produksi adalah (ɛp) adalah perubahan produk yang dihasilkan sebagai akibat dari perubahan faktor produksi yang dipakai. Elastisitas produksi merupakan persentase perubahan dari output sebagai akibat dari persentase perubahan dari input. Perubahan jumlah output yang disebabkan oleh faktor input yang digunakan dapat dinyatakan dalam elastisitas produksi.

(12)

elastisitasnya dengan menggunakan rumus dari fungsi produksi Cobb-Douglas. Nilai koefisien dari masing-masing input yaitu modal,bahan baku, tenaga kerja, dan stream days mencerminkan elastisitas hasil terhadap modal, bahan baku, tenaga kerja, dan stream days.

2.6. Kerangka Pemikiran

Permintaan pupuk khususnya pupuk urea adalah salah satu faktor penting dalam pencapaian ketahanan pangan nasional di Indonesia. Pertumbuhan industri pupuk urea pada PT. Pupuk Kujang dapat terlihat dari pertumbuhan total produksi. Fluktuatif produksi dan terkadang tidak dapat memenuhi kebutuhan pupuk di Jawa Barat dan sekitarnya.

Dalam sebuah proses produksi dibutuhkan faktor-faktor produksi, karena besarnya produksi dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi tersebut. Karena pentingnya peran PT. Pupuk Kujang dalam memproduksi pupuk urea,oleh karena itu dilakukan analisis mengenai faktor-faktor apa saja yang memengaruhi produksi pupuk urea pada PT. Pupuk Kujang sehingga dapat dianalisis pula faktor mana saja yang dapat berpengaruh nyata dalam peningkatan produksi urea.

Dalam menganalisis permasalahan ini digunakan fungsi produksi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least Square) untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap produksi pupuk urea. Hasil analisis fungsi ini juga dapat menunjukkan elastisitas produksi dan skala usaha dari PT. Pupuk Kujang.

(13)

Disisi lain, pemerintah sebagai pengendali dan pembuat kebijakan yang mendukung kinerja industri pupuk nasional diharapkan dapat merumuskan sebuah program yang baik sehingga produsen dan pemerintah dapat bersinergi untuk dapat mencapai swasembada pangan.

Gambar 2.2. Diagram Alir Kerangka Pemikiran Produksi pupuk urea

Permasalahan: 1. Tingkat produksi yang berfluktuatif

2. Pemanfaatan faktor-faktor produksi yang belum optimal 3. Terjadi kerusakan mesin yang menghambat produksi

Analisis faktor-faktor produksi pupuk urea

Rekomendasi Kebijakan

Model Fungsi Produksi Cobb Douglas dengan Metode

penduga OLS Analisis Faktor-faktor yang

Memengaruhi Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang dengan variabel: 1. Modal

2. Jumlah Tenaga Kerja 3. Penggunaan Bahan Baku 4. Stream Days

Elastisitas dan Skala Usaha PT. Pupuk

(14)

2.7. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Faktor produksi modal, jumlah tenaga kerja, bahan baku dan stream days diduga berpengaruh positif terhadap output yang dihasilkan oleh pabrik pupuk urea. Hal ini dapat diartikan bahwa bila terjadi kenaikan dalam faktor produksi maka akan terjadi kenaikan pada jumlah total produksi pupuk urea yang dihasilkan.

(15)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan pegawai divisi produksi urea PT. Pupuk Kujang mengenai produksi perusahaan. Data sekunder yang diperoleh berupa profil PT. Pupuk Kujang dan data-data faktor produksi dalam bentuk time series periode 1985-2010. Data sekunder juga diperoleh dari studi kepustakaan, literatur yang berkaitan dan relevan dengan penelitian yang didukung dari perpustakaan Institut Pertanian Bogor, Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI), instansi-instansi lainnya serta publikasi atau laporan-laporan yang berkaitan dengan penelitian ini dari berbagai media massa serta elektronik.

3.2. Metode Analisis Data

(16)

3.3. Pengukuran Variabel

Konsep pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent variable) dan variabel tak bebas (dependent variable) PT. Pupuk Kujang tahun 1985-2010.

Dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi pupuk urea PT. Pupuk Kujang, variabel-variabel yang digunakan antara lain :

1. Produksi Pupuk Urea (Y)

Pupuk urea yang dihasilkan pada PT. Pupuk Kujang adalah pupuk urea bersubsidi dan tidak bersubsidi. Kapasitas produksi terpasang pupuk urea adalah 570.000 ton per tahun.

2. Modal (X1)

Modal yang dimaksud adalah modal tetap. Modal tetap dalam hal ini adalah mesin-mesin dan alat pabrik yang berpengaruh langsung terhadap proses produksi pupuk urea pada PT. Pupuk Kujang 1-A dikurangi dengan biaya depresiasi.

3. Tenaga Kerja (X2)

Tenaga kerja yang dimaksud adalah tenaga kerja tetap yang berpengaruh langsung pada proses produksi pupuk urea 1-A. Tenaga kerja pada bagian produksi PT. Pupuk Kujang relatif sedikit karena teknologi yang digunakan dalam produksi pupuk urea sangat canggih sehingga industri ini merupakan industri padat tenaga kerja.

4. Bahan Baku (X3)

(17)

diperoleh oleh PT. Pupuk Kujang berasal dari Pertamina hulu energi. Satuan gas bumi yang dipakai pada penelitian ini adalah mmbtu, satuan tersebut adalah satuan energi dari gas bumi.

5. Stream Days ( X4)

Stream days adalah waktu yang diperlukan mesin dalam memproduksi pupuk dari bahan baku sampai dengan butiran pupuk urea. Stream days pada PT. Pupuk Kujang dihitung dalam satuan hari. Berdasarkan sifat proses produksi pupuk urea yang kontinyu, apabila terjadi kerusakan atau kemacetan pada mesin maka akan berpengaruh terhadap total produksi urea.

3.4. Model Analisis

Pada penelitian ini model yang digunakan untuk menganalisis fungsi produksi adalah fungsi produksi Cobb-Douglas, dimana fungsi Cobb-Douglas seperti yang dirumuskan pada persamaan (3.1) :

= a X1b1 X2b2 X3b3 X4b4 (3.1)

dimana:

Y = Total Produksi Pupuk (ton) X1 = Jumlah Modal Tetap (juta rupiah) X2 = Jumlah tenaga kerja (jiwa)

X3 = Jumlah bahan baku (mmbtu) X4 = Jumlah stream days (hari) a = intersep

(18)

Model di atas dapat dipergunakan untuk mengetahui nilai elastisitas dari masing-masing output, sebab koefisien pangkat dari model tersebut dapat menunjukkan nilai elastisitasnya. Selain dari nilai elastisitas, skala usaha (return to scale) dapat juga diketahui dengan menjumlahkan nilai koefisien dari masing-masing faktor tersebut. Apabila penjumlahannya lebih dari satu (∑bi>1), berarti

skala semakin meningkat (increasing return to scale). Jika hasil penjumlahannya sama dengan satu (∑bi =1), berarti menunjukkan skala usaha yang tetap (constant

return to scale). Sedangkan jika hasil penjumlahan kurang dari satu (∑bi<1) berarti menunjukkan skala usaha yang semakin menurun (decreasing return to scale).

3.5. Pengujian Asumsi

Variabel-variabel yang diestimasi harus memenuhi asumsi regresi klasik agar hasil estimasi bersifat BLUE (Best Liniear Unbiased Estimation). Untuk itu diperlukan uji-uji asumsi yang memenuhi, uji tersebut adalah:

1. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk melihat apakah distribusi dari error termnya (residual) menyebar normal atau tidak. Uji normalitas dapat menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. Hipotesis uji normalitas adalah sebagai berikut:

H0 : residual menyebar normal H1 : residual tidak menyebar normal

(19)

Uji multikolinearitas adalah pengujian yang dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan linear di antara beberapa atau semua variabel independen dari model regresi. Multikolinearitas dapat menyebabkan koefisien variabel independen cenderung tidak signifikan terhadap variabel respon. Cara mengetahui apakah dalam model tersebut mengandung multikolinearitas atau tidak adalah dengan cara menghitung Varians Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF < 10, maka persamaan tersebut tidak ada masalah multikolinearitas.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah residual memiliki korelasi dengan residual lain. Untuk mendeteksi adanya korelasi serial adalah dengan melihat nilai Durbin- Watson (DW). Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi, maka dilakukan dengan membandingkan Dw statistik dengan Dw tabel.

4. Uji Heteroskedastisitas

Suatu fungsi dikatakan baik apabila memenuhi asumsi homoskedastisitas (tidak terjadi heteroskedastisitas) atau memiliki ragam error yang sama. Salah satu cara untuk melihat ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji White. Uji White menggunakan residual kuadrat sebagai variabel dependen yang diregresikan terhadap variabel-variabel independennya. Hipotesis penggunaan uji White adalah:

H0 : homoskedastisitas H1 : heteroskedastisitas

(20)
(21)

IV. GAMBARAN UMUM

4.1. Gambaran Umum PT. Pupuk Kujang 4.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Pabrik Pupuk Kujang adalah pabrik yang memproduksi pupuk urea (NH2CONH2) dengan kandungan N 46% sebagai produk utama, dengan hasil antara/sampingan amonia, oksigen, dan nitrogen. Badan hukum pabrik ini merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk Perseroan Terbatas(PT). Pemerintah Indonesia pada tahun 60-an mencanangkan pelaksanaan program peningkatan produksi pertanian dalam usaha swasembada pangan. Kesuksesan program pemerintah ini mutlak dibutuhkan adanya pupuk yang harus dipenuhi untuk mencapai hasil yang maksimal dalam usaha swasembada pangan tersebut. Pengaturan distribusi nasional pupuk sering berubah namun tidak terlalu mendasar. Pada awalnya, distribusi pupuk Indonesia

dimonopoli oleh PT Pusri yang tergabung dalam satu holding company.

Berdasarkan Surat Keputusan Menperindag No. 378/1998 tanggal 6 Agustus

1998, PT Pusri bertindak sebagai penanggung jawab pengadaan dan distribusi

pupuk bersubsidi (Ilham 2001).

Produksi urea Pupuk Sriwijaya tahun enam puluhan hanya 100.000 ton/tahun. Kapasitas ini dirasakan kurang memenuhi kebutuhan nasional yang diperhitungkan mencapai angka kurang lebih 728.000 urea ton/tahun pada saat itu.

(22)

sumber gas alam dibagian utara Jawa Barat yaitu di daerah Jati Barang, Kabupaten Indramayu maupun lepas pantai Cilamaya, Kabupaten Karawang. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3 menyebutkan bahwa kekayaan alam Indonesia dengan segala isi yang terkandung didalamnya harus dapat dimanfaatkan bagi kepentingan kemakmuran rakyat yang sesuai dengan gagasan untuk melakukan proyek pupuk Jatibarang.

Pada tanggal 9 Juni 1975 sesuai dengan Akta Notaris Sulaeman Ardjasmita, SH. No. 19 tahun 1975 didirikanlah PT. Pupuk Kujang, sebagai sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dilingkungan Direktorat Jendral Industri Kimia, Departemen Perindustrian. PT. Pupuk Kujang dipercayakan tugas untuk membangun pabrik pupuk urea yang didirikan di kawasan Desa Dawuan Cikampek.

Pembangunan pabrik pupuk PT. Pupuk Kujang berjalan baik sampai dengan dilakukan performance test akhir Februari 1979. Pada bulan Oktober 1978 start-up dilakukan pada beberapa unit pabrik, sehingga pada tanggal 7 November 1978 pabrik sudah mulai berproduksi, ini terjadi tiga bulan lebih awal dari yang direncanakan. Pengoperasian pabrik Pupuk Kujang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 12 Desember 1978 yang memiliki kapasitas terpasang 570.000 ton urea per tahun atau 1.725 urea ton/hari. Pada tanggal 1 April 1979 PT. Pupuk Kujang dinyatakan resmi beroperasi secara komersial.

(23)

produksi tersebut pada masyarakat. Sebagai stabilisator dalam pengadaan dan harga pupuk, PT Pupuk Kujang bersama-sama dengan pabrik lainnya di Indonesia, harus dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pupuk dalam negeri. PT. Pupuk Kujang diberikan tanggung jawab untuk menjamin ketersediaan pupuk di wilayah Jawa Barat dan bagian utara Jawa Tengah.

4.1.2. Mekanisme Pengadaan Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang

Kebutuhan Propinsi Jawa Barat akan pupuk urea setiap tahunnya sekitar 720.000 ton. Sementara kapasitas produksi PT. Pupuk Kujang sendiri maksimal hanya sekitar 570.000 ton per tahun. M aka untuk memenuhi permintaan urea di Jawa Barat ini PT. Pupuk Kujang tetap harus bekerjasama dengan produsen pupuk lainnya. Pemerintah memberikan peraturan kepada produsen pupuk untuk bekerjasama dengan produsen pupuk lainnya jika produsen tersebut tidak mampu memenuhi alokasi pengadaan dan penyaluran pupuk pada wilayah yang menjadi tanggung jawabnya mengingat pentingnya komoditi pupuk ini. Kerjasama tersebut dilakukan dengan Surat Perjanjian Jual Beli (SPJB)/ Kontrak.

(24)

4.1.3. Proses Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang

Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan urea adalah gas alam, air, dan udara. Sifat-sifat gas alam biasanya diwakili oleh komponen-komponen yang terkandung dalam gas alam. Komponen terbesar dalam gas alam adalah metan (CH4), tetapi terdapat juga etana, propane, butane, pentane, karbondioksida, hidrogen, dan argon.

Pabrik pupuk urea ini didesain untuk memproduksi 1,725 ton urea per hari. Pabrik ini menggunakan teknologi canggih yang mudah dioperasikan, investasi pembangunan yang rendah, dan memiliki produk dengan kualitas tinggi. Proses tersebut dikembangkan oleh Toyo Engineering Corporation (TEC) Jepang.

Unit-unit produksi yang dimiliki PT Pupuk Kujang sebagai pabrik penghasil urea adalah sebagai berikut: plant yaitu utility plant, anmonia plant, urea plant, dan bagging plant., penyediaan air bak, penyediaan gas alam, dan pabrik karung plastik.

Utility plant menyediakan air bersih untuk air minum, perkantoran, dan juag air bebas mineral yang digunakan oleh seluruh dinas sebagai air umpan ketel, steam yang digunakan untuk menggerakkan turbin, instrument air, dan plant air, cooling water dan listrik dari gas turbin generator.

(25)

4.1.4.Visi dan Misi Perusahaan a. Visi

Menjadi industri pendukung pertanian dan petrokimia yang efisien dan kompetitif di pasar global.

b. Misi

1. Mendukung program ketahanan pangan nasional

2. Mengembangkan industri agrokimia dan petrokimia yang berbasis sumber daya alam yang ramah lingkungan

3. Memanfaatkan sumber daya tersedia untuk menghasilkan produk yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat

4. Mendukung pengembangan perekonomian nasional dan perekonomian daerah melalui pemberdayaan masyarakat di sekitar perusahaan

4.2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Produksi 4.2.1. Modal

Pada awal PT. Pupuk Kujang berdiri pembiayaan pelaksanaan proyek pabrik pupuk urea ini diperoleh pemerintah Indonesia melalui pinjaman lunak dari pemerintah Kerajaan Iran berupa pinjaman lunak sebesar US $ 200 juta untuk pembelian komponen-komponen mesin dan pipa gas. Sedangkan Pemerintah Indonesia sendiri menyediakan dana untuk pembiayaan konstruksi bangunan senilai US $ 65 juta sebagai penyertaan modal pemerintah. Pembangunan pabrik pupuk mulai dilakukan pada bulan Juli 1976 dengan kontraktor utama Kellog Overses Coorporation dari Jepang sebagai sub kontraktor.

(26)

dan memiliki masa susut. Modal pun terus berkembang dengan usia pabrik dan perbaikan mesin yang sudah tua yang kerap kali terjadi. Perbaikan-perbaikan dan biaya pemeliharaan yang mewajibkan perusahaan untuk menggantikan suku cadang lama dengan yang baru menyebabkan pertambahan modal terjadi.

Mesin dan peralatan pada mesin produksi urea PT. Pupuk Kujang menggunakan teknologi canggih yang dibangun oleh pihak asing dan suku cadangnya jarang didapatkan di Indonesia. Sehingga perusahaan harus mengeluarkan biaya yang tinggi dengan mengimpor dari negara-negara tetangga seperti Jepang, Amerika dan Jerman. Hal ini yang menjadi salah satu permasalahan bagi PT. Pupuk Kujang. Namun, pada beberapa tahun terahkir terdapat kesepakatan perusahaan yang merupakan anggota Asosiasi Produsen Pupuk Inodnesia (APPI) untuk dapat meminta bantuan kepada anggota APPI apabila terdapat mesin yang rusak dan suku cadang yang sulit didapat. Selanjutnya APPI akan mencarikan pinjaman suku cadang yang diperlukan dari pabrik pupuk lain untuk membantu perusahaan.

4.2.2. Tenaga Kerja

(27)

tenaga kerja yaitu dengan diikutkan pada ujian sertifikasi tenaga ahli dari Lembaga Sertifikasi Tenaga Ahli Pemeliharaan Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia merupakan salah satu pemecahan masalah tenaga ahli perusahaan dalam jangka panjang pada PT. Pupuk Kujang.

Pada divisi produksi urea 1-A terdapat dua bagian tenaga kerja, yaitu: 1. Tenaga kerja operatif

Tenaga kerja operatif ialah karyawan yang bekerja sebagai operator pada bagian-bagian yang ada di perusahaan. Tenaga kerja operatif bekerja sesuai dengan jam kerja yang berlaku di perusahaan yaitu senin sampai minggu yang terbagi menjadi tiga shift, yaitu:

a. Pagi : jam 07.00-jam 15.00 b. Siang : jam 15.00-jam 23.00 c. Malam : jam 23.00-jam 07.00 2. Tenaga kerja staf

Tenaga kerja staf memiliki bagian tersendiri antara lain: kepala kompartemen, supervisor dan staf ahli.

4.2.3. Penggunaan Bahan Baku

(28)

dialirkan dengan tekanan rendah pada aliran pipa gas dari daerah Cilamaya sampai dengan PT. Pupuk Kujang yang kurang lebih panjangnya sekitar 117 km dengan mesin kontrol yang berada di dekat PT.Pupuk Kujang. Pabrik pupuk urea 1-A PT. Pupuk Kujang membutuhkan sekitar 30 mmbtu gas untuk memproduksi 1 ton urea. Sehingga jika total kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton/tahun, maka perusahaan harus menyediakan sekitar 17.100.000 mmbtu gas bumi/ tahun. Namun angka tersebut tidak mutlak karena proses produksi pupuk urea menggunakan mesin dengan memasukkan faktor-faktor produksi bahan baku dalam mesin.

(29)

bisa membayar lebih dari $2 per mmbtu. Tingginya harga gas dan biaya produksi lainnya serta transportasi, sementara HET tidak berubah, telah menyebabkan produsen pupuk sebagai perusahaan yang dituntut untuk memperoleh laba mengalami opportunity loss cukup besar. Untuk mengurangi kerugian yang dialami produsen pupuk, pemerintah memberikan subsidi dengan pola subsidi harga gas (Sunarsip,2006).

4.2.4. Stream Days

Mesin pada perusahaan memproduksi pupuk urea 24 jam sehari dan berlangsung sepanjang tahun. Peningkatan total produksi urea dapat ditempuh melalui peningkatan optimalisasi mesin-mesin produksi yang digunakan agar dapat berproduksi secara efisien. Berdasarkan catatan angka produksi perusahaan, jumlah stream days yang dilakukan masih berfluktuatif karena terdapat kegiatan pemeliharaan pada mesin, baik pemeliharaan terencana dan pemeliharaan yang tak terencana.

(30)

perusahaan setiap dua tahun sekali, dimana perbaikan ini dilakukan selama 21 hari. Dalam waktu 21 hari tersebut mesin-mesin dapat terus melakukan proses produksi tanpa harus mematikan mesin sehingga tidak akan mengganggu proses produksi.

(31)

V. PEMBAHASAN

5.1. Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang 5.1.1. Produksi Pupuk Urea

Sumber : Rendal Produksi PT. Pupuk Kujang, 2010

Gambar 5.1. Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang, tahun 1985-2010

Secara umum jika dilihat dari Gambar 5.1, memperlihatkan tren rata-rata nilai produksi pupuk urea PT. Pupuk Kujang yang cenderung menurun. Pada periode-periode awal produksi, jumlah pupuk urea yang diproduksi masih stabil walau terjadi fluktuasi pada periode tertentu. Produksi paling besar dicapai pada tahun 1987 sebesar 645.538 ton. Pada tahun tersebut perusahaan mendapatkan kontrak gas bumi sesuai dengan permintaan perusahaan dan mesin-mesin yang dimiliki oleh PT. Pupuk Kujang relatif masih berfungsi dengan baik. Pada lima tahun terakhir (2006-2010), terjadi penuruan total produksi pada PT. Pupuk Kujang. Hal ini disebabkan oleh kemampuan mesin pabrik urea 1-A yang cenderung menurun karena usia mesin yang sudah tua. Teknologi lama menyebabkan pemakaian bahan baku berupa gas bumi menjadi lebih boros.

- 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 700.000

to

n

[image:31.595.115.507.95.582.2]
(32)

Ini fakta yang tidak bisa dipungkiri. Konsumsi gas bumi yang demikian besar, membuat beban pemerintah akan bertambah mengingat seluruh pabrik pupuk urea nasional berstatus BUMN.

5.1.2. Modal

Mesin dan peralatan yang memengaruhi produksi pupuk urea merupakan hal yang sangat penting mengingat dalam proses pembuatan pupuk urea membutuhkan proses dari teknologi yang canggih. Semua bahan pendukung di masukkan dan di proses pada mesin tersebut.

Sumber : Rendal Produksi PT. Pupuk Kujang, 2011

Gambar 5.2. Perkembangan Modal ,Tahun 1985-2010

Gambar 5.2. memperlihatkan tren grafik rata-rata nilai modal yang mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Hal ini diduga terjadi karena hampir semua mesin-mesin didatangkan dari luar negeri dengan biaya yang cukup tinggi dengan suku bunga dari pembelian mesin yang terus meningkat setiap tahunnya. Nilai modal terendah yaitu pada tahun 1986. Pada tahun tersebut diduga perusahaan tidak mengalami kerusakan mesin yang berarti, hanya terjadi perbaikan mesin yang masih dapat di perbaiki oleh tenaga ahli dari perusahaan. Sehingga biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan pada tahun tersebut relatif

- 50.000.000 100.000.000 150.000.000 200.000.000 250.000.000

Ju

ta

ru

p

iah

(33)

kecil. Modal tertinggi yaitu pada tahun 2010, hal tersebut diduga karena perbaikan pada beberapa komponen mesin yang harganya cukup tinggi dan harus mendatangkan suku cadang dari Jerman yang membuat perkembangan modal pada tahun 2010 tinggi.

5.1.3. Tenaga Kerja

Sumber : Rendal Produksi PT. Pupuk Kujang, 2010

Gambar 5.3. Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja, Tahun 1985-2010

Gambar 5.3. memperlihatkan tren grafik rata-rata nilai penyerapan tenaga kerja yang mengalami penurunan dari tahun ke tahun walau tidak terlalu signifikan. Hal ini dikarenakan jumlah tenaga kerja yang digunakan cenderung tetap mengingat mesin yang digunakan belum mengalami perubahan yang signifikan dari awal pabrik didirikan sehingga perusahaan merasa tidak perlu melakukan perekrutan tenaga kerja dalam jumlah yang banyak. Jumlah tenaga kerja paling banyak yaitu pada tahun 1989. Hal ini disebabkan adanya program perbaikan mesin yang membutuhkan penambahan tenaga kerja yang didapat dari mutasi tenaga ahli dari divisi lain. Total tenaga kerja paling rendah adalah tahun 2006. Hal ini disebabkan adanya penyelesaian pembangunan pabrik baru urea 1b yang diadakan oleh PT. Pupuk Kujang sehingga beberapa tenaga ahli terserap oleh penyelesaian pabrik urea 1b tersebut.

0 50 100 150 200 250

o

ran

g

(34)

5.1.4. Bahan Baku

[image:34.595.110.512.111.258.2]

Sumber : Rendal Produksi PT. Pupuk Kujang, 2010

Gambar 5.4. Perkembangan Bahan Baku, Tahun 1985-2010

Gambar 5.4. memperlihatkan tren grafik rata-rata nilai bahan baku yang cenderung mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan pasokan gas bumi untuk produksi pupuk sangat terbatas dan terjadinya fluktuasi harga gas bumi. Tahun 1985-1997 kontrak harga gas bumi yang didapatkan PT. Pupuk Kujang hanya sebesar 1 US$/mmbtu, lalu mengalami kenaikan pada tahun 1998-2005 sebesar 1,85 US$/mmbtu, dan pada tahun 2006 sampai dengan sekarang harga gas bumi terus meningkat dan berfluktuasi. Pada tahun 2007, pasokan gas bumi terendah yang didapatkan oleh PT. Pupuk Kujang, yaitu hanya sebesar 10.719.205 mmbtu. Hal ini dikarenakan pada bulan Juli tahun 2007 kontrak gas bumi pabrik urea 1-A habis dan belum disepakatinya kontrak baru karena permasalahan harga gas yang meningkat. Perusahaan baru akan mendapatkan pasokan gas pada awal tahun 2008, sehingga ada kekosongan selama bulan Juli-Desember 2007 yang menyebabkan total produksi pada tahun 2007 cukup rendah yaitu hanya sebesar 389.000 ton.

Pemenuhan gas atas PT. Pupuk Kujang memang sangat terkait dengan dinamika harga gas di dunia. Fluktuasi tersebut banyak dipengaruhi oleh permintaan gas dari luar negeri serta naik turunnya harga bahan bakar minyak di

- 5.000.000 10.000.000 15.000.000 20.000.000

m

m

b

tu

(35)

pasar internasional, sehingga pemasok gas bumi akan beriorientasi pada keuntungan. Apabila harga gas di luar negeri naik, maka perusahaan pemasok gas cenderung menjual gas ke luar negeri untuk menghasilkan devisa lebih banyak, sehingga cadangan gas untuk perusahaan PT. Pupuk Kujang berkurang dan gas yang didapatkan perusahaan tidak sesuai kesepakatan.

5.1.5. Stream Days

Stream days adalah waktu yang diperlukan mesin dalam memproduksi pupuk. Peralatan di setiap divisi pabrik mampu beroperasi pada beban kondisi operasi yang rendah dengan mesin bertekanan tinggi.

Gambar 5.5. memperlihatkan tren grafik rata-rata nilai stream days yang fluktuatif. Stream days tertinggi yaitu pada tahun 2003. Hal tersebut terjadi karena faktor produksi utama yaitu gas tersedia serta manajemen perawatan pabrik yang baik sehingga sudah melakukan perbaikan sebelum mesin dalam keadaan mati total (down time). Sedangkan stream days terendah yaitu pada tahun 2006, hal ini disebabkan oleh diadakannya perbaikan tahunan yang waktunya diluar dari total waktu yang telah diprediksi oleh tenaga ahli.

Sumber : Rendal Produksi PT. Pupuk Kujang, 2010

Gambar 5.5. Perkembangan Stream Days, Tahun 1985-2010

0,00 100,00 200,00 300,00 400,00

H

ar

i

(36)

5.2. Hasil Estimasi Fungsi Produksi Cobb-Douglas

Analisis faktor-faktor yang memengaruhi produksi pupuk urea PT. Pupuk Kujang pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel yang memengaruhi produksi pupuk urea di PT. Pupuk Kujang. Model analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda yang telah dilogaritmakan baik variabel dependen ataupun variabel independennya. Estimasi model yang digunakan pada penelitian ini adalah fungsi produksi Cobb Douglas dengan metode pendugaan OLS (Ordinary Least Square). Fungsi produksi Cobb Douglas digunakan untuk menjelaskan hubungan faktor-faktor produksi pada penelitian ini sesuai dengan hasil estimasi. Selain itu, fungsi produksi Cobb Douglas juga dapat menjelaskan elastisitas produksi dan skala usaha dari PT. Pupuk Kujang. Sehingga fungsi ini dianggap mampu menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil estimasi model dari fungsi Cobb-Douglas terbaik yang diperoleh dari empat variabel bebas ditunjukkan pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Hasil Pendugaan Parameter Model Terhadap Total Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang

Variabel Koefisien Std. Error P VIF

Constant -13.124 3.621 0.002 -

Modal (X1) 0.2725 0.1297 0.024 1.7

Tenaga Kerja (X2) 0.6786 0.2245 0.003 1.8

Bahan Baku (X3) 0.8834 0.1457 0.000 1.6

Stream Days(X4) 0.5451 0.2477 0.019 1.3

R-Square : 84.2% Fstatistik : 27,90 Prob : 0,000 Durbin Watson : 1.92022 *signifikan pada taraf nyata lima persen

(37)

5.3. Analisis Uji Statistika

Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel modal, jumlah tenaga kerja, jumlah bahan baku, dan stream days mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap produksi pupuk urea. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa H0 ditolak pada taraf lima persen sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel modal, tenaga kerja, bahan baku dan stream days berpengaruh nyata terhadap total produksi pupuk urea. Disamping itu, berdasarkan hasil estimasi fungsi produksi Cobb-Douglas pada tabel 5.1. diketahui nilai R2 sebesar 84.2%. Angka tersebut menunjukkan bahwa kemampuan dari total produksi pupuk urea mampu dijelaskan oleh modal, jumlah tenaga kerja, jumlah bahan baku, dan stream days sebesar 84.2 persen. Sehingga model tersebut layak digunakan untuk analisis selanjutnya.

5.4. Uji Ekonometrika

Pengujian normalitas dilakukan untuk melihat apakah error term mendekati distribusi normal karena data yang digunakan kurang dari 30. Hasil estimasi menunjukkan bahwa probabilitasnya adalah 0,150. Nilai tersebut lebih besar dengan taraf nyata 5 persen (α = 0,05), sehingga terima H0 yaitu error term

mendekati distribusi normal (Lampiran 5).

(38)

yang dihasilkan pada penelitian ini tidak terdapat masalah multikolinearitas, sehingga pengaruh antara produksi pupuk urea dengan faktor-faktor produksinya dapat dibedakan.

Pengujian Autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah residual memiliki korelasi dengan residual lain. Salah satu cara untuk memeriksa ada tidaknya korelasi tersebut adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan (Lampiran 3), dapat diketahui nilai perhitungannya Durbin-Watson adalah sebesar 1,92022 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi permasalahan autokorelasi dalam model regresi yang telah dibuat pada taraf nyata (α) lima persen.

Untuk pengujian adanya gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji White. Uji White ini menggunakan residual kuadrat sebagai variabel dependen yang telah diregresikan dengan variabel-variabel independennya. Berdasarkan pengujian White yang telah dilakukan didapatkan nilai probabilitas variabel-variabel independen lebih besar dari taraf nyata lima persen (lihat Lampiran 4). Hal ini menunjukan bahwa asumsi homoskedastisitas terpenuhi atau model tidak mengalami masalah heteroskedastisitas.

5.5. Analisis Ekonomi dan Elastisitas Produksi PT. Pupuk Kujang

(39)

Berdasarkan hasil regresi, variabel modal (X1) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap output. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan koefisien dari variabel modal yaitu sebesar 0,2725. Koefisien tersebut sekaligus dapat menunjukkan nilai elastisitas dari variabel modal. Apabila terjadi peningkatan penggunaan modal sebesar satu persen, maka terjadi peningkatan total produksi sebesar 0,2725 persen, cateris paribus. Hal ini membuktikan hipotesis awal yang menjelaskan bahwa jika terjadi peningkatan penggunaan modal maka akan terjadi peningkatan total produksi. Mesin-mesin produksi urea yang rusak, masalah usia mesin yang telah tua serta rekonstruksi mesin yang belum dirampungkan merupakan hal yang membuat pembiayaan meningkat. Penambahan jumlah mesin tidak berpengaruh terhadap peningkatan output karena efisiensi produksi tergantung pada optimalisasi mesin itu sendiri. Peningkatan produksi urea dapat ditempuh melalui peningkatan optimalisasi mesin-mesin produksi yang digunakan agar dapat berproduksi secara efisien. Dalam Waluyo (2009), roadmap industri pupuk yang sedang dimatangkan, revitalisasi dan proyek pembangunan pabrik urea diperkirakan menelan investasi US$6,225 miliar. Megaproyek ini diharapkan segera direalisasikan dan pabrik mulai beroperasi komersial pada 2013.

(40)

jika terjadi peningkatan penggunaan tenaga kerja maka akan terjadi peningkatan total produksi. Tenaga kerja yang dapat ditambah pada perusahaan adalah tenaga kerja dengan keahlian yang tinggi dan beberapa kualifikasi khusus. Hal ini dianggap lebih efektif karena teknologi tinggi yang digunakan pada mesin proses produksi pupuk urea. Meskipun demikian, sebaiknya tetap harus ada perhatian khusus untuk meningkatkan kemampuan (skill) serta jumlah dari tenaga kerja pada proses produksi urea PT. Pupuk Kujang mengingat tekonologi yang digunakan pada proses produksi urea sangat canggih dan membutuhkan tenaga ahli untuk memperbaiki.

(41)

besar karena bahan baku merupakan hal yang utama dalam menghasilkan output pada proses produksi. Jumlah output yang dihasilkan sangat bergantung pada tingkat jumlah bahan baku yang digunakan. Apabila terjadi kekurangan bahan baku, maka PT. Pupuk Kujang dapat terus menambah faktor produksi bahan baku, selama penambahan total produksi yang dihasilkan masih lebih besar dari tambahan biaya yang dikeluarkan untuk bahan baku. Sehingga makin banyak penggunaan bahan baku maka tingkat produksi pupuk urea yang dihasilkan juga akan semakin tinggi.

(42)

5.6. Skala Hasil Usaha PT. Pupuk Kujang

Skala hasil usaha dalam suatu industri dapat dilihat berdasarkan penjumlahan masing-masing koefisien dari setiap variabel bebas dalam model. Skala hasil usaha menunjukkan seberapa besar pengaruh dari sejumlah proporsi input yang digandakan terhadap sejumlah proporsi output yang dihasilkan. Berdasarkan model Cobb Douglas yang diperoleh dalam penelitian ini, diperoleh skala usaha dari PT. Pupuk Kujang ditunjukkan oleh ∑bi sebesar 2,3796. Karena ∑bi = 2,3696 > 1, maka proporsi penambahan input produksi modal, tenaga kerja,

(43)

VI. PENUTUP

6.1. Kesimpulan

1. Hasil analisis menunjukkan bahwa produksi pupuk urea PT. Pupuk Kujang dipengaruhi oleh modal, jumlah tenaga kerja, penggunaan bahan baku, dan stream days. Hal ini ditunjukkan oleh estimasi model fungsi terbaik Cobb Douglas dengan melalui tiga tahapan uji, yaitu uji ekonometrika, uji statistika dan uji ekonomi.

2. Hasil estimasi dari fungsi produksi Cobb Douglas yang dihasilkan, menunjukkan nilai elastisitas masing-masing variabel yaitu modal sebesar 0,2725, jumlah tenaga kerja sebesar 0,6786, jumlah penggunakan bahan baku sebesar 0,8834, dan stream days sebesar 0,5451. Dari nilai elastisitas dari tiap variabel menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi sesuai dengan hipotesis awal yaitu bernilai positif dan signifikan dan terletak pada daerah rasional yaitu daerah dimana kenaikan faktor produksi secara terus menerus akan meningkatkan total produksi dalam jumlah yang semakin menurun.

(44)

6.2. Saran

1. Dalam meningkatkan total produksi, PT. Pupuk Kujang hendaknya menambah penggunaan jumlah bahan baku. Keputusan ini efisien karena nilai elastisitas bahan baku merupakan yang paling tinggi diantara faktor produksi lainnya. Bahan baku gas merupakan bahan baku utama dalam memproduksi pupuk urea.

2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia diperlukan dengan berbagai kegiatan peningkatan skill. Sangat penting bagi PT. Pupuk Kujang untuk meningkatkan skill para tenaga ahlinya mengingat teknologi canggih yang digunakan pada produksi urea sehinga jika terjadi permasalahan penting pada mesin dapat langsung dilakukan tindakan oleh para tenaga ahli. 3. Stream days dapat dioptimalkan dengan pergantian mesin-mesin yang

(45)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PRODUKSI PUPUK UREA PT. PUPUK KUJANG

Oleh :

NANCY INDAH PARDEDE H14070022

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(46)

DAFTAR PUSTAKA

[Anonim]. 2010. Permasalahan Pupuk dan Langkah-langkah Penanganannya. http://www.setneg.go.id. [15 November 2011].

[Anonim]. 2011. Kandungan Unsur Hara Pada Pupuk Dan Manfaatnya Bagi Tanaman. http://www. distanriau.go.id. [20 Agustus 2011].

Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia. 2009. Produksi Pupuk Urea Per Produsen. http://www.appi.or.id/?statistic [18 Mei 2011].

Beattie, B.R. dan C.R. Taylor. 1994. Ekonomi Produksi. Soeratno Josohardjono [penerjemah]. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Bungi, S. 2003. Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Dalam Usahatani Padi di Kabupaten Sidenreng Rappang [Tesis]. Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia.

Firdaus, M. 2004. Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Bumi Aksara, Jakarta.

Gujarati, D. 1995. Ekonometrika Dasar. Sumarno Zain [penerjemah]. Erlangga, Jakarta.

Herawati, E. 2008. Analisis Pengaruh Faktor Produksi Modal, Bahan Baku, Tenaga Kerja dan Mesin Terhadap Produksi Glycerine Pada PT. Flora Sawita Chemindo [Tesis].Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Sumatera Utara.

Ilham, N. 2001. Dampak Kebijakan Tata Niaga Pupuk terhadap Peran Koperasi

Unit Desa sebagai Distributor Pupuk.[Laporan Penelitian]. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor.

Juanda, B. 2009. Ekonometrika, Pemodelan dan Pendugaan. IPB Press, Bogor. Kariyasa,K. dan Y. Yusdja. 2005. Evaluasi Kebijakan Sistem Distribusi Pupuk

Urea di Indonesia : Studi Kasus Provinsi Jawa Barat. Pusat Analisi Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembagan Petanian, Bogor.

Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2004. Pedoman Dan Pola Tetap Kebijakan Pemanfaatan Gas Bumi Nasional 2004-2020. Jakarta.

(47)

Nicholson, W. 2002. Teori Ekonomi Mikro: Edisi Ke-8. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Nicholson,W. 1994.Teori Ekonomi Mikro, Prinsip Dasar dan Pengembangannya. Deliarnov[penerjemah]. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Nugroho, H. 2004. Pengembagan Industri Hilir Gas Bumi Indonesia: Tantangan dan Gagasan. http://www.bappenas.go.id. [15 November 2011].

PT. Pupuk Kujang.2008. Laporan Tahunan 2007. www.pupuk.kujang.co.id [20 April 2011].

________________.2009. Laporan Tahunan 2008. www.pupuk.kujang.co.id [20 April 2011].

Rendal Produksi PT. Pupuk Kujang. 2011. Laporan Performance PT. Pupuk Kujang. PT. Pupuk Kujang, Cikampek.

Sanimah. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Output Industri Semen di Indonesia Periode 1983-2003 (dengan pendekatan fungsi produksi cob-douglas) [Skripsi]. Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB, Bogor.

Savitri, R. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Produksi Gula PTPN VII (PERSERO) PG. Cinta Manis [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

_________. 2003. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb Douglas. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sulistiantoro, Eko. 2005. Analisis Efisiensi Pemasaran Pupuk Urea: Studi Kasus pada PT. Pupuk Kujang daerah Karawang, Jawa Barat [Skripsi]. Fakutas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Sunarsip. 2006. Membedah Masalah Perpupukan Nasional. Republika, 12-13 April 2006.

(48)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PRODUKSI PUPUK UREA PT. PUPUK KUJANG

Oleh :

NANCY INDAH PARDEDE H14070022

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(49)

RINGKASAN

NANCY INDAH PARDEDE. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujamg (dibimbing oleh Sri Hartoyo).

Pemerintah dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional berupaya untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian melalui penerapan teknologi budidaya secara tepat dengan penggunaan sarana produksi sesuai teknologi yang direkomendasikan di masing-masing wilayah. Sarana produksi yang mempunyai peranan sangat penting dalam peningkatan produktivitas dan kualitas hasil pertanian antara lain adalah pupuk. Kebutuhan pupuk di Indonesia didominasi jenis urea. Dalam hal ini PT. Pupuk Kujang sebagai salah satu produsen pupuk terbesar di Indonesia belum mampu memproduksi pupuk urea secara stabil. Fluktuasi produksi urea tersebut membuat pentingnya penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi produksi pupuk Urea PT Pupuk Kujang selama periode 1985-2010, serta bagaimana elastisitas dari masing-masing faktor produksi, dan skala hasil usaha PT. Pupuk Kujang.

Hasil analisis menunjukkan bahwa produksi pupuk urea PT. Pupuk Kujang dipengaruhi oleh modal, jumlah tenaga kerja, penggunaan bahan baku, dan stream days. Hal ini ditunjukkan oleh estimasi model fungsi terbaik Cobb Douglas dengan melalui tiga tahapan uji, yaitu uji ekonometrika, uji statistika dan uji ekonomi. Hasil estimasi dari fungsi produksi Cobb Douglas yang dihasilkan, menunjukkan nilai elastisitas masing-masing variabel yaitu modal sebesar 0,2725, jumlah tenaga kerja sebesar 0,6786, jumlah penggunakan bahan baku sebesar 0,8834, dan stream days sebesar 0,5451. Dari nilai elastisitas dari tiap variabel menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi bernilai positif dan signifikan dan terletak pada daerah rasional yaitu daerah dimana kenaikan faktor produksi secara terus menerus akan meningkatkan total produksi dalam jumlah yang semakin menurun. Itu berarti bahwa PT. Pupuk Kujang belum optimal dalam mengkombinasikan faktor-faktor produksinya.

Hasil estimasi produksi pupuk urea PT. Pupuk Kujang menunjukkan bahwa empat faktor produksi tersebut jika koefisien variabel-variabel bebas dari faktor-faktor produksi dijumlahkan dapat menentukan skala hasil usaha dari PT. Pupuk Kujang, yaitu 2,3796. Nilai tersebut menunjukkan skala usaha PT. Pupuk Kujang berada pada IRTS (Increasing Return to Scale) yang berarti laju pertambahan output lebih besar daripada laju pertambahan inputnya.

(50)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PRODUKSI PUPUK UREA PT. PUPUK KUJANG

Oleh

NANCY INDAH PARDEDE H14070022

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(51)

Judul Skripsi : Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang

Nama : Nancy Indah Pardede

NRP : H14070022

Menyetujui, Dosen Pembimbing,

Dr. Ir. Sri Hartoyo, M. S NIP. 19500209 198203 1 002

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi,

Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim, M.Ec. NIP. 19641022 198903 1 003

(52)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Maret 2012

Nancy Indah Pardede

(53)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Nancy Indah Pardede lahir pada tanggal 13 Februari 1989 di Jakarta. Penulis anak terakhir dari tiga bersaudara, dari pasangan Ir. Sahat Hamonangan Pardede (alm.) dan Netty N. Tambunan. Penulis menamatkan sekolah dasar di SD Pangudi Luhur Jakarta, kemudian melanjutkan ke SMP Pangudi Luhur Jakarta dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis diterima di SMAN 74 Jakarta dan lulus pada tahun 2007.

(54)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Penelitian ini berjudul ”Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang” disusun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Sri Hartoyo M.S sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, arahan dan semangat kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

2. Dr. Lukytawati Anggraeni, M.Si sebagai dosen penguji utama dalam sidang skripsi yang telah memberikan kritik dan saran yang sangat berharga dalam penyempurnaan skripsi ini.

3. Salahuddin El Ayyubi, Lc. Ma sebagai dosen penguji dari komisi pendidikan yang memberikan banyak informasi mengenai tata cara penulisan skripsi yang baik dan benar.

4. Alm. Papa tersayang Ir. Sahat Hn. Pardede, Mami tercinta N. Naiborhu, Kakak Imelda Sanny, Kakak Irma Ekawaty, Abang Bona Nainggolan, Mas Daniel Agustomo dan ponakanku tercinta Kezia Regia, atas segala doa, dukungan, semangat, kepercayaan, dan kasih sayangnya setiap saat kepada penulis.

5. Keluarga besar atas segala doa, semangat, dan perhatiannya kepada penulis. 6. Bapak Heli dan Bapak Adit atas bantuan dalam pencarian data pada PT. Pupuk

Kujang Cikampek.

7. Sahabat penulis Saul atas doa dan dukungannya selama ini.

8. Teman satu bimbingan skripsi Lilih Suprianty, Siska Permata dan Hilman Kurniawan atas doa, bantuan, dan semangat.

(55)

10.Sahabat-sahabat di Komisi Literatur PMK IPB terutama Yunius, Andika, Riska, Putri, Midian, Jenita, Ribka, Lydia.

11.Seluruh teman-teman IE angkatan 44 atas doa, bantuan, dan kebersamaan selama ini.

12.Semua pihak yang telah berkontribusi langsung hingga pada tahap akhir penyusunan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkan.

Bogor, Maret 2012

(56)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI ... i DAFTAR TABEL ... iii DAFTAR GAMBAR ... iv DAFTAR LAMPIRAN ... v I. PENDAHULUAN ... 1

(57)

4.1.3. Proses Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang ... ... 23 4.1.4. Visi dan Misi Perusahaan ... ... 24 4.2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Produksi ... ... 24 4.2.1. Modal ... ... 24 4.2.2. Tenaga Kerja ... ... 25 4.2.3. Penggunaan Bahan Baku... ... 26 4.2.4. Stream Days ... ... 28 V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... ... 30 5.1. Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang ... ... 30 5.1.1. Produksi Pupuk Urea ... ... 30 5.1.2. Modal ... ... 31 5.1.3. Tenaga Kerja ... ... 32 5.1.4. Bahan Baku ... ... 33 5.1.5. Stream Days ... ... 34 5.2. Hasil Estimasi Fungsi Produksi Cobb-Douglas ... ... 35 5.3. Analisis Uji Statistika ... ... 36 5.4. Uji Ekonometrika ... ... 36 5.5. Analisis Ekonomi dan Elastisitas Produksi PT. Pupuk Kujang ... 37 5.6. Skala Hasil Usaha PT. Pupuk Kujang ... ... 41 VI. PENUTUP ... ... 42

(58)

DAFTAR TABEL

Halaman

(59)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 2.1. Elastisitas Produksi dan Daerah Produksi pada Jangka Pendek ... 8 2.2. Diagram Alir Kerangka Pemikiran ... .14 5.1. Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang,

(60)

DAFTAR LAMPIRAN

(61)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemerintah dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional berupaya untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian melalui penerapan teknologi budidaya secara tepat dengan penggunaan sarana produksi sesuai teknologi yang direkomendasikan di masing-masing wilayah. Salah satu sarana produksi yang mempunyai peranan sangat penting dalam peningkatan produktivitas dan kualitas hasil pertanian antara lain adalah pupuk.

Kebijakan pangan yang pernah berhasil dicapai adalah swasembada pangan terutama beras pada tahun 1984. Menurut Times (1992), hampir separuh dari perkembangan dari hasil produksi beras periode 1968-1984 disebabkan oleh perbaikan proses salah satunya pemupukan. Dengan memelihara dan memperbaiki kesuburan tanah dengan memberikan unsur hara yang baik dapat meningkatkan hasil panen pertanian. Karena pupuk mempunyai andil besar dalam menjaga ketahanan pangan, maka industri pupuk sebagai industri yang mendukung sektor pertanian mendapat tempat khusus dalam kebijakan ekonomi.

(62)

Total kebutuhan pupuk urea yang terus meningkat dari tahun ke tahun tidak disertai dengan kenaikan kapasitas produksi pupuk urea. Pada tahun 2008 total kebutuhan pupuk urea di Indonesia sebesar 9.780.280 ton/tahun, pada tahun 2009 meningkat menjadi 10.439.861, dan pada tahun 2010 menjadi 11.152.600. Dari total kebutuhan pupuk urea yang terus meningkat namun kapasitas produksi cenderung tetap mengakibatkan ketidakseimbangan produksi dan konsumsi pupuk urea dari tahun ke tahun sehingga menyebabkan kelangkaan pupuk urea di pasar (APPI, 2011).

Demi memenuhi kebutuhan pupuk di Indonesia, pemerintah sebagai regulator dan stabilisator memiliki peranan mutlak dalam perkembangan industri pupuk. Salah satunya dengan mendirikan beberapa produsen pupuk di Indonesia. Industri pupuk Indonesia diawali dengan didirikannya PT. Pupuk Sriwijaya (Pusri) di Palembangan,Sumatera Selatan pada tahun 1963. Saat ini terdapat lima perusahaan pupuk nasional, yaitu PT. Pupuk Kalimantan Timur,Tbk di Kalimantan Timur, PT. Pupuk Petrokimia Gresik di Jawa Timur, PT. Pupuk Kujang di Jawa Barat, PT. Pupuk Sriwijaya di Sumatera Selatan dan PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) di Aceh Utara.

(63)

Jawa Barat dan berdekatan dengan Ibu Kota DKI Jakarta menjadi salah satu tantangan tersendiri, mengingat Jawa Barat sebagai lumbung padi nasional harus ditunjang dengan pasokan pupuk yang memadai sehingga Ketahanan Pangan Nasional dapat terjamin. Dimana kebutuhan pupuk di Jawa Barat merupakan tanggung jawab dari PT. Pupuk Kujang.

Berdasarkan permasalahan perpupukan nasional yang telah dipaparkan, maka diperlukan penelitian yang terkait dengan produksi pupuk urea terutama faktor-faktor yang memengaruhi produksi pupuk urea pada PT. Pupuk Kujang. Sehingga analisis permasalahan pupuk melalui penelitian ini, menghasilkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh pemerintah dan produsen pupuk.

1.2. Perumusan Masalah

Pupuk urea merupakan salah faktor produksi yang sangat penting bagi sektor pertanian. Dalam hal ini PT. Pupuk Kujang sebagai produsen pupuk memerlukan kesiapan, yaitu dengan memenuhi stok pupuk di gudang-gudang Pupuk Kujang. Untuk lancarnya hal tersebut diperlukan kesiapan dari seluruh lini PT. Pupuk Kujang.

(64)

Hal itu bisa berdampak pada penyediaan pupuk secara nasional dan dapat mengganggu penyediaan pangan nasional. Mahalnya biaya maintenance dan pengadaan suku cadang pada mesin-mesin yang ada di pabrik pupuk juga merupakan suatu hambatan yang dapat berpengaruh untuk produktivitas pupuk. Mesin-mesin pada PT. Pupuk Kujang juga sudah mengalami penuaan karena mesin yang ada sudah berumur lebih dari tigapuluh tahun.

Berdasarkan uraian singkat diatas, maka permasalahan yang harus dianalisis dalam penelitian ini adalah:

1. Faktor-faktor apakah yang memengaruhi produksi pupuk Urea PT Pupuk Kujang?

2. Bagaimana elastisitas dari masing-masing faktor produksi dan skala hasil usaha PT. Pupuk Kujang?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi produksi pupuk PT. Pupuk

Kujang.

2. Menganalisis elastisitas dari masing-masing faktor produksi dan skala hasil usaha PT. Pupuk Kujang.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

(65)

2. Industri pupuk nasional terutama PT. Pupuk Kujang Cikampek, sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam usahanya untuk dapat meningkatkan produksi dan efisiensinya. 3. Pemerintah, sebagai bahan masukan dan sumber informasi agar lebih

memperhatikan sektor pertanian, terutama industri pupuk sehingga pemerintah dapat membuat kebijakan yang berhubungan dengan peningkatan efisiensi produksi.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

(66)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini berisi tentang perkembangan oleokimia dan faktor apa saja yang memengaruhi produksi olekomian tersebut. Perkembangan ekspor oleokimia akan terus meningkat hingga tahun 2010. Perkembangan ini dipicu oleh permintaan yang terus bertambah, baik pada pasar lokal maupun domestik. Herawati (2008) menyimpulkan bahwa bersama-bersama produksi modal, bahan baku, tenaga kerja dan mesin berpengaruh signifikan terhadap produksi Glycerine. Sedangkan secara parsial faktor produksi modal, bahan baku, tenaga kerja dan mesin juga berpengaruh signifikan terhadap produksi Glyrecine PT. Flora Sawita dan variabel yang mempunyai koefisien paling besar adalah bahan baku.

Penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang memengaruhi produksi gula PTPN VII (Persero) PG. Cinta Manis periode 1984-2009 dilakukan oleh Savitri (2010) menyimpulkan bahwa produksi gula PG. Cinta Manis dipengaruhi oleh tingkat rendemen, jumlah tenaga kerja, penggunaan bahan baku, dan lama giling. Keempat variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap produksi gula pada PG. Cinta Manis dan variabel bahan baku mempunyai koefisien paling besar dan dominan.

(67)

2.2. Konsep Teori Fungsi Produksi

Produksi adalah proses kombinasi dan koordinasi material-material dan kekuatan-kekuatan (input, faktor, sumber daya, atau jasa-jasa produksi) dalam pembuatan suatu barang atau jasa (output atau produk) (Beattie dan Robert, 1994). Produksi membutuhkan faktor-faktor produksi, yaitu alat atau sarana untuk melakukan proses produksi. Lipsey (1995) mengatakan bahwa faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam memproduksi barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan, seringkali terdiri dari kategori dasar, yaitu tanah, tenaga kerja, dan modal. Meskipun dalam suatu proses produksi terdapat banyak faktor produksi yang digunakan, namun tidak semua faktor produksi digunakan dalam analisis fungsi produksi. Hal ini tergantung dari penting tidaknya pengaruh dari faktor produksi terhadap hasil produksi.

Menurut Nicholson (2002), fungsi produksi suatu barang memperlihatkan jumlah output maksimum yang bisa diperoleh dengan menggunakan berbagai alternatif kombinasi input. Hubungan antara input dan output bisa diformulasikan oleh suatu fungsi produksi secara matematis, yaitu (persamaan 2.1) :

Y = f(X1, X2, X3,……, Xn) (2.1)

dimana:

Y = total output yang dihasilkan dalam satu periode tertentu, Xn = input yang digunakan dalam memproduksi pupuk urea,

(68)

produksi dan akan memilih hasil yang optimal dalam batas modal yang dimiliki. Fungsi produksi memberikan output maksimum dalam pengertian fisik dari tiap-tiap tingkat input (Beattie dan Taylor, 1994).

[image:68.595.109.483.267.725.2]

Fungsi produksi dapat pula dinyatakan dalam bentuk grafik, dengan asumsi bahwa hanya ada satu faktor produksi saja yang berubah sedangkan faktor produksi lainnya dianggap tetap atau cateris paribus. Grafik fungsi produksi dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini :

(69)

Produk Total (PT) adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara input dengan output. Ketika salah satu faktor produksi meningkat dan faktor produksi lainnya dianggap konstan, maka jumlah output akan meningkat sampai pada batas maksimum. Jika sudah melebihi batas maksimum, maka output yang dihasilkan akan semakin menurun. Kurva produk total dapat diturunkan menjadi kurva produk marjinal (PM) dan kurva produk rata-rata (PR). Produk rata-rata adalah hasil pembagian antara output total dengan input total produksi yang digunakan. Produk Marjinal (PM) adalah keluaran tambahan yang dapat diproduksi dengan menggunakan satu unit tambahan dari masukan tersebut sambil mempertahankan semua masukan lain tetap konstan (Nicholson, 1994).

2.3. Konsep Fungsi Produksi Cobb-Douglas

Melihat hubungan faktor produksi dengan output dibutuhkan sebuah model yang mempunyai dasar logik secara fisik maupun ekonomi, mudah dianalisis dan mempunyai implikasi ekonomi. Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah fungsi produksi Cobb-Douglas.

(70)

Rumu

Gambar

Gambar 2.1 Elastisitas Produksi dan Daerah Produksi pada Jangka Pendek Sumber : Nicholson (1994)
Gambar 2.2.  Diagram Alir Kerangka Pemikiran
Gambar 5.1.  Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang,
Gambar 5.4.  Perkembangan Bahan Baku, Tahun 1985-2010
+5

Referensi

Dokumen terkait

ternak-ternak jantan dan betina yang masih ada hubungan famili; (3) Outcrosing, adalah cara yang dilakukan dengan cara mengawinkan seekor pejantan dari suatu kelompok

Dari uraian diatas jelas bahwa penerjemah harus benar-benar memahami segmentasi konstituen dalam proses penerjemahannya baik pada tahap analisis atau pemahaman

2) Biaya produksi yang mahal. Bahan yang digunakan untuk membuat suatu produk sangat tinggi, sehingga Rakabu Furniture melakukan negosiasi kembali dalam harga

jamban di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima • Memenuhi syarat jika semua KK (100% KK) sudah memiliki jamban dan laik digunakan • Tidak memenuhi

a) Sebagai sarana dalam penerapan teori-teori yang telah dipelajari selama mengikuti perkuliahan ke dunia kerja yang sesungguhnya. b) Untuk melihat bagaimanakah pelayanan

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif rujukan metode dalam penentuan kesesuaian lahan dengan menggunakan data spasial sehingga dapat menentukan jenis

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu pengaruh komite audit, internal audit dan eksternal edit secara bersama-sama terhadap Financial Reporting Quality pada

Berpengaruhnya pengungkapan CSR ini disebabkan pemenuhan kewajiban CSR dilakukan untuk menutupi citra perusahaan melakukan agresivitas pajak agar semata- mata