• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEKERASAN DALAM FILM HOROR ( Studi Analisis Isi Film Tali Pocong Perawan 2 dan Film Kuntilanak 2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEKERASAN DALAM FILM HOROR ( Studi Analisis Isi Film Tali Pocong Perawan 2 dan Film Kuntilanak 2)"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Kekerasan Dalam Film Horor

( Studi Analisis Isi Film Tali Pocong Perawan 2 dan Film Kuntilanak 2)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh : Prasetyo Wandana

NIM : 07220176

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puja dan Puji syukur kehadirat Allah SWT , Salam sejahtera bagi junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Karena hanya dengan rahmat serta hidayah Allah SWT skripsi ini telah saya selesaikan.

Skripsi ini disusun selain sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana (S-1), juga disusun untuk memberikan referensi bagi para akademisi khususnya mahasiswa jurusan ilmu komunikasi, dan para praktisi yang bergerak di bidang film, serta kepada semua penikmat film tentang unsur kekerasan yang terkandung dalam sebuah film karya anak bangsa.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang sangat tulus :

1. Bpk. Nurudin, M.Si selaku Ketua Progam Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang. Terima kasih atas segala masukannya dan semua ilmu yang diberikan, juga dedikasinya terhadap Ilmu Komunikasi UMM.

2. Pembimbing 1 Ibu frida yang telah sabar dan telaten membimbing saya mulai dari awal hingga akhir.

(4)

4. Seluruh dosen staf pengajar di Progam Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang, Atas ilmu yang diberikan.

Dan mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidak sopanan yang telah saya perbuat baik disengaja ataupun tidak, karena manusia tak luput dari kesalahan. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua Amien.

Malang, 12 januari 2014 Penyusun

(5)

DAFTAR ISI

COVER ……… i

LEMBAR PERSETUJUAN ……….. ii

LEMBAR PENGESAHAN ……… iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ……… iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ………... v

E.2.1. Film Sebagai Media Massa……….…... 9

E.2.2. Kekerasan Dalam Media Film... 11

(6)

H.1.1 Tipe Penelitin……….……….……….. 17

F.Deskripsi Umum Film Kuntilanak 2 ……… 29

G.Sinopsis Film Kuntilanak 2………….………. 31

H.Kru Dalam Produksi Film……….………... 31

I.Susunan Pemain……… 31

J.Susunan Crew………... 33

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Uji Rehabilitasi Film Talipocong 2 Peneliti Dengan Koder 1………. 37

B. Uji Rehabilitasi Film Talipocong 2 Peneliti Dengan Koder 2………. 38

(7)

F.1.1. Memaki………. 48

F.1.2.Membentak……….. 49

F.1.3. Menghina………. 51

G. Uji Rehabilitasi Film Kuntilanak 2 Peneliti Dengan Koder 1…….. 54

H. Uji Rehabilitasi Film Kuntilanak 2 Peneliti Dengan Koder 2……… 55

I. Analisis Kategorisasi Kekerasan Non Verbal dalam Film Kuntilanak 2……… 56

J.Kategorisasi……… 57

J.1.Kekerasan Non Verbal……….. 57

J.1.1 Kekerasan Dengan Tangan Kosong……….. ……… 57

J.1.2. Kekerasan Dengan Menggunakan Benda……….. 62

K.Analisis Kategorisasi Kekerasan Verbal dalam Film Kuntilanak 2………. 66

L.Kategorisasi……….. 67

L.1. Kekerasan Verbal……… 67

L.1.1. Memaki………. 67

L.1.2.Membentak……… 68

L.1.3. Menghina……….. 69

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ………... 71

B. Saran ……… 73

1. Saran Akademis ……….. 73

(8)

Daftar Pustaka

Heru Efendy.2002, Mari Membuat Film Panduan Menjadi Produser, edisi kedua; Nurudin, M.Si, 2007. Pengantar Komunikasi Massa PT.Raja Grafindo Persada:

Jakarta

Winarni. 2003. Komunikasi massa suatu pengantar.UMM Press; Malang

M. Bayu Widagdo dan Winastwan Gora S. 2004. Bikin Sendiri Film Kamu.

Yogyakarta : PD. Anindya

Baksin, Askurifai, 2003. Membuat Film Indie Itu Gampang.Bandung:Katarsis Haryatmoko, 2007. Etika Komunikasi Manipulasi Media, Kekerasan Dan

Pornografi, Yogyakarta: kanisius

Windhu Marsana, 1992. Kekuasaan dan kekerasan menurut johan galtung,

Yogyakarta: Aksi Agraria Kanisius.

Klaus Krippendorff, 1991. Analisis isi Pengantar Teori Dan Metodologi,

CV.Rajawali: Jakarta

Hamidi.2007. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi.Malang: UMM Press Effendy, Onong Uchjana, 1989.Kamus Komunikasi.;CV.Mandar Maju:Jakarta Santoso, Thomas.2002.Teori-Teori kekerasan:Bogor;Ghalia Indonesia

I.M.Hendrawati, M.A.D.,Ph.D & Herudjati Purwoko, M.Sc., Ph.D : 2008.Aneka Sifat Kekerasan : Fisik, Simbolik, Birokratik & Struktural: PT.Indeks .DKI

Sianturi SR,1985.Tindak Pidana KUHP dan Lainya;PT HM Alumi, Jakarta

Wahid,Abdul dan Irfan Muhamad,2001.Korban Kekersan Seksual; PT.Retika Aditara,Bandung

Shirley Biagi, 2010.Media/Impact Pengantar Media Massa;Salemba Humanika: Jakarta

Heru Efendy, 2008, Industri Perfilman Indonesia: Sebagai Kajian ;Jakarta: Erlangga

(9)

Eriyanto, 2009 Analisis Framing(Kontruksi, Ideologi dan Politik Media);

Yogyagkarta :LKIS

Denis McQuail.2011.Teori Komunikasi Massa ,Buku 1 edisi 6:Salemba Humanika : Jakarta

Wimmer, Roger D. & Josep R. Dominick. 2002. Mass Media Research. An Introduction. London: Wadswort Publishing Company.

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi informasi yang sudah begitu maju, menjadikan orang atau siapapun mudah dan cepat mendapatkan informasi dari manapun, siapapun dapat menambah pengetahuan, pendidikan dan hiburan dengan sangat mudah. Media yang digunakan dari yang manual hingga elektronik digital, dan salah satu media yang di gunakan adalah film., Pembuatan film membutuhkan waktu dan proses pemikiran, proses teknik yang sangat panjang, tetapi pembuatan film harus memiliki daya tarik tersendiri.

(11)

2

Pembuatan film membutuhkan waktu dan proses pemikiran, proses teknik yang sangat panjang, tetapi pembuatan film harus memiliki daya tarik tersendiri, sehingga pesan moral yang akan di sampaikan bisa mudah ditangkap oleh semua penonton. Pencarian ide atau gagasan dari film dapat berasal dari novel,cerpen,puisi dongeng dan bahkan kisah nyata,

Di era tahun 80an perkembangan film di indonesia berkembang cukup pesat dengan tema film yang beragam mulai dari komedi,drama,horor maupun percintaan. namun setelah itu dunia perfilman indonesia seakan mati suri karena kurangnya film indonesia yang di tayangkan di bioskop-bioskop nasional, namun seiring berjalanya waktu perfilman indonesia perlahan-lahan mulai bangkit lagi.

Hingga saat ini banyak pembuat film di indonesia yang mengikuti trend dari film yang beredar di pasaran, hampir semua film yang sekarang ditawarkan ber genre horror, komedi maupun drama. Saat ini film sudah sangat jarang mengandung pesan moril kepada penonton, mereka tidak memperhatikan kualitas maupun isi mereka lebih memikirkan bagaimana cara meraup untung yang sebesar-besarnya, pembuatan film yang di dasari hanya untuk meraih keuntungan saja sudah tentu tidak memilah-milah lagi mana yang pantas di tayangkan dan yang tidak. Unsur kekerasan tidak hanya dilakukan dengan kontak fisik saja tetapi digambarkan melalui cacian , makian dan sindiran.

(12)

3

Dalam perkembangan film horor di Indonesia lebih menonjolkan adegan kekerasan baik kekerasan verbal maupun kekerasan non verbal. Dalam film horor Indonesia sosok yang sering muncul adalah hantu yang bergentayangan untuk melampiaskan dendam, sang hantu yang sebelumnya adalah manusia biasa selalu teraniaya, diperkosa, diinjak-injak, dan dihinakan. Balas dendam hanya bisa terjadi ketika sang manusia berubah sebagai hantu.

B.

RUMUSAN MASALAH

Bedasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar frekuensi kemunculan kekerasan verbal dan non verbal dalam film tali pocong perawan dan kuntilanak 2.

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar frekuensi kemunculan kekerasan verbal dan non verbal dalam film tali pocong perawan 2 dan kuntilanak 2.

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Akademis

Menjadi referensi bagi penelitian sejenis selanjutnya.

2. Manfaat Praktis Secara praktis hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para pencinta film

tentang kekerasan dalam film horror di perfilman indonesia. E. TINJAUAN PUSTAKA

E.1. Komunikasi Massa

(13)

4

mempunyai arti masyarakat atau sekumpulan individu yang berada di suatu tempat tertentu. Jadi komunikasi masa adalah suatu kegiatan komunikasi yang ditunjukan kepada orang banyak, Disamping itu komunikasi massa bersifat heterogen dalam latar belakang sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan. komunikasi massa mempunyai kekuatan untuk membentuk opini terhadap publik.

Komunikasi massa adalah studi ilmu tentang media massa beserta peran yang dihasilkan, pembaca/pendengar/penonton yang akan coba diraihnya, dan efeknya terhadap mereka.komunikasi massa merupakan kaian disiplin ilmu sosial yang relative mudah jika dibandingkan dengan ilmu psikologi, sosiologi, ilmu politik, dan ilmu ekonomi.(Nurudin,M.Si.2007:2)

Sementara menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988) disebutkan,”Mass communication is a process whereby mass-produced message are transmitted to large, anonymous, and heterogeneous masses of receivers. yang berarti komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang dproduksi secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonym, dan heterogen.(Nurudin,M.Si.2007:12).

(14)

5

Menurut Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986) dalam Nurudin M.Si 2007: 8-9 , sesuatu bisa di definisikan sebagai komunikasi massa jika itu mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Seperti surat kabar, televisi majalah, internet dan beberapa media komunikasi lainya.

2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagai pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan juga dengan jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerim pesan tidak saling mengenal satu sama lain.

3. Pesan milik public. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu, diartikan milik public

4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan. Dengan kata lain komunikatornya tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga inipun biasanya berorientasi pada keuntungan, bukan organisasi sukarela atau nirlaba.

(15)

6

reporter, editor film, penjaga rubrik, dan lembaga sensor lain dalam media itu bisa berfungsi sebagai gatekeeper

6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya, dalam komunikasi antarpersonal. Dalam komunkasi ini umpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar tidak bisa langsung dilakukan aliat tertunda (delay)

E. 2 . Film

Masa berlangsungnya film sebagai media yang diperuntukan bagi masyarakat elite terjadi sejak tahun 1888 sampai dengan tahun 1948, seperti yang telah diungkapkan Wilson (1989)dan Allen (1985). Gambar gerak pertama dihasilkan oleh tangkapan sebuah kamera yang ditemukan tahun1888 di laboratorium milik Thomas Alfa Edison. Disusul tahun 1895 ditemukanya proyektor oleh dua orang bersaudara Lumiere di Paris. Pemutaran gambar hidup yang pertama dilakukan dalam teater Vaudeville ( suara arena yang khusus digunakan untuk hiburan tarian-dance diiringi music yang sangat tenar di Eropa, hiburan ini milik kaum elite). (Winanrni.2003 : 37).

(16)

7

Film juga sebagai media menyampaikan pesan kepada penontonya Di samping itu film juga, dapat menonjolkan realitas kehidupan dan dapat membangkitkan emosi dan perasaan penontonya sehingga penonton akan terlibat secara langsung dan serius dengan adegan yang di sajikan dari film tersebut. Bahasa dalam sebuah film adalah perpaduan dari audio dan visual yang keluar secara bersamaan dalam satu waktu.

Film mempunyai banyak gendre atau aliran, berikut ini beberapa gendre film Menurut M.bayu Widagda & Winastwan Gora S

a. Action-laga

Film bertema laga selalu mengetengahkan perjuang hidup dengan di bumbuhi Keahlian setiap tokoh untuk bertahan dengan semua perjuangan atau pertarungan hingga akhir cerita.

b. Comedi-humor

Film dengan gendre ini selalu mengandalkan tentang kelucuan , gendre jenis ini Tergolong di senangi , dan merambah segala usia dan segmentasi penonton. Tetapi termasuk paling sulit penyajianya , apabila kurang waspada komedi yang ditawarkan terkesan memaksa penonton dengan kelucuan yang di buat-buat. c. Roman-Drama

(17)

8

d. Misteri-Horor

Film ini adalah sebuah gendre khusus dunia perfilman. Dikatakan gendre khusus Karena bahasanya sempit dan berkisar pada hal yang itu-itu saja, namun gendre Ini mendapat perhatian yang lebih dari para penonton. Hal ini disebabkan Keingin tahuan pada sebuah dunia yang membuat mereka selalu bertanya-tanya Tentang sebenarnya apa yang terjadi di dunia lain tersebut.

Seiring dengan perkembangan film, maka asumsi para sineas muda ataupun Produser film semakin beragam tentang jenis film yang pernah di produksi.

Sedangkan menurut Heru Effendy dalam bukunya Mari Membuat Film 2002:11 menjelaskan masing-masing pengertian, Dari jenis-jenis film yang ada dalam perkembanganya dewasa ini, sebagai berikut :

a. Film Dokumenter

Jenis film documenter adalah film yang menyajikan realita melalui berbagai cara Dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, bahwa film ini tidak Lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan dan propaganda bagi orang atau Kelompok tertentu.

b. Film cerita pendek

Film ini berdurasi kurang dari 60 menit. Sebagian besar pembuat film menjadikan Film cerita pendek sebagai batu loncatan untuk memproduksi film cerita panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan oleh mahasiswa jurusan ilmu komunikasi atau jurusan film yang sedang menempuh mata kuliah produksi film. c. Film Cerita Panjang

(18)

9

juga di Produksi di atas durasi 180 menit, seperti film hasil produksi india dan holywood.

d. Film-film Jenis Lain Ada beberapa film jenis lain selain penjabaran jenis-jenis film diatas, diantaranya yang termasuk dalam film-film jenis lain adalah Profil Perusahaan (corporate profile), Iklan Televisi (TV Comercial ), Progam Televisi (TV Programme), Dan Video Clip ( Musik Video).

F. 1. Film Horor

Film horor adalah film yang berusaha untuk memancing emosi berupa ketakutan dan rasa ngeri dari penontonnya. Alur cerita mereka sering melibatkan tema-tema kematian, supranatural, atau penyakit mental. Banyak cerita film horor yang berpusat pada sebuah tokoh antagonis tertentu yang jahat. Film itu dapat dikatakan sebagai film horror apabila di dalam sebuah film itu menceritakan tentang sesuatu hal yang ghoib dan berbau mistis serta menakutkan dan menyeramkan. Semua itu bisa dibuat dengan cara animasi, special effect, atau langsung oleh tokoh-tokoh dalam film tersebut disamping itu efek suara yang sangat mengejutkan memang teknik yang paling mudah untuk memancing rasa takut penonton. Sumber-sumber bunyi lain pun juga bisa diekploitasi menjadi sumber ketakutan seperti bunyi Guntur, jeritan, tangisan, raungan dan masih banyak lagi.

E.2. 1 Film Sebagai Media Massa

(19)

10

diantara media massa yang ada di karenakan sifatnya yang komplek dengan mengabungkan beberapa unsur seni.

Film sangat berbeda dengan seni sastra, seni rupa, seni suara,seni music, dan arsitektur yang muncul sebelumnya.seni film mengandalkan teknologi, baik sebagai bahan baku produksi maupun dalam hal penyampaian terhadap penonton. Film merupakan penjelmaan terpadu antara beberapa unsure yakni sastra, teater, seni rupa, dengan teknologi canggih dan modern serta sarana publikasi.(Askurifai Baksin 2003:3).film sebagai media massa juga dikelola oleh suatu komditi. Dan di dalamnya teramat kompleks mulai dari produser, sutradara, pemain, dan seperangkat pendukung kesenian lainya seperti seni music,seni rupa, teater, seni suara. Semua unsure tersebut berkumpul menjadi komunikator yang bertindak sebagai agen transformasi budaya

Film sebagai media massa juga memiliki 3 fungsi yang utama yaitu media pendidikan, media informasi dan media hiburan di dalam masyarakat. Maka dari itu film sangat mungkin untuk di manfaatkan sebagai media pendidikan, karena film dapat memberikan rangsangan dan juga membangkitkan seseorang untuk melakukan apa yang mereka tonton di dalam film tersebut.

(20)

11

maupun non fiksi, melalui film informasi dapat di kosumsi lebih dalam karena film adalah media audio visual yang kompleks.

Pada konteks media massa, film tidak dimaknai sebagai karya seni semata.film merupakan suatu media komunikasi massa yang beroprasi di dalam masyarakat.maka film dimaknai sebagai pesan-pesan yang di sampaikan dalam komunikasi filmis, yang memahami hakikat,fungsi maupun efek yang akan timbul dari proses komunikasi massa.

E. 2.2 Kekerasan Dalam Media Film

Film adalah salah satu media penyampaian pesan kepada khalayak umum dan bukan saja sebagai media hiburan, film juga bisa mempengaruhi penontonya. Bahkan tayangan film yang mengandung kekerasan dan pornografi ternyata cukup efektif untuk menarik minat penonton. Adegan kekerasan dalam sebuah film sangat sulit sekali untuk di hilangkan apalagi di hapuskan, di indonesia juga telah di bentuk lembaga sensor film indonesia, tetapi peranya sempat di ragukan karena masih meloloskan beberapa film yang mengandung kekerasan dan pornografi. Meskipun adegan kekerasan dalam film itu adalah tidak sebenarnya atau di rekayasa, namun penayanganya secara utuh secara langsung maupun tidak langsung akan memberikan contoh kepada penonton khususnya penonton anak-anak

(21)

12

Ada dua jenis kekerasan yang terjadi di masyarakat yaitu kekerasan verbal dan non verbal. Kekerasan verbal adalah kata-kata makian,kritik keras yang menyakitkan hati dan mengumpat sedangkan kekerasan non verbal adalah kekerasan yang bisa atau dapat melukai tubuh seseorang yaitu memukul,menendang,menampar dan sejenisnya yang langsung terhadap fisik seseorang. Kekerasan non verbal lebih dapat di ketahui karena biasanya meninggalkan bekas sedangkan kekekerasan verbal bekasnya tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan dan membekas bagi korbanya. Menurut Johan Galtung dalam Marsama ada 7 bentuk kekerasan yaitu :

1. Fisik

Kekerasan nyata yang dapat dilihat dan diraskan oleh tubuh sering berupa kesakitan,kecacatan bahkan kematian.

2. Psikologi

Kekerasan yang sasaranya pada rohani atau jiwa, dapat mengurangi juga menghilangkan memampuan normal jiwa seseorang.

3. Kekerasan struktural

Kekerasan yang dilakukan oleh system, hokum, ekonomi atau tata kebiasaan yang ada di masyarakat.

4. Kekerasan terbuka (overt) : kekerasan yang dapat dilihat.

5. Kekerasan tertutup (covert): kekerasan terersembunyi tidak dilakukan langsung. 6. Kekerasan agresif : kekerasan dilakukan untuk mendapat sesuatu.

7. Kekerasan definitive : kekerasan dilakukan sebagai tindakan perlindungan

F. Analisis Isi

(22)

13

konteksnya. sebagai suatu teknik penelitian, analisis isi mencakup prosedur-prosedur khusus untuk pemrosesan data ilmiah. Sebagaimana semua teknik penelitian, ia bertujuan memberikan pengetahuan, membuka wawasan baru, menyajikan “fakta” dan paduan praktis pelaksanaanya.(analisisi isi pengantar teori dan metodologi, Klaus Krippendorff.1991:15). disamping itu analisis isi dapat juga dikatakan sebagai metode penelitian tentang makna simbolik pesan-pesan.

Menurut Klaus Krippendorff dalam Analisis Isi Pengantar Teori Dan Ideologi:23. Definisi tentang analisis isi mengambarkan obyek penelitian dan menempatkan peneliti kedalam posisi khusus yang berhadapan langsung dengan realitanya, bagian berikut ini menawarkan sebuah kerangka kerja konseptual di dalam mana peranya dapat digambarkan, kerangka kerjanya bersifat sederhana dan umum, dan hanya menggunakan beberapa konsep dasar saja.

 Data sebagaimana yang dikomunikasikan kepada analisis  Konteks data

 Bagaimana pengetahuan analisis membatasi realitasnya  Target analisis isi

 Inferensi sebagai tugas intelektual yang mendasar  Kesahihan sebagai kriteria akhir keberhasilan

(23)

14

G. Definisi Konseptual

Definisi konseptual adalah batasan-batasan tentang pengertian yang diberikan peneliti terhadap variable-variabel (konsep) yang hendak diukur, digali dan diteliti datanya(Hamidi,2007:141).

G.1.1 Kekerasan Verbal

Kekerasan Verbal diartikan sebagai kekerasan yang halus dengan mengunakan kata-kata yang kasar, jorok, menghina dan dilakukan secara lisan(Effendy, 1989:381). Dan dapat diartikan juga sebagai kekerasan yang dilakukan dengan mengunakan bahasa seperti memaki, menghina, membentak dll. Kekeraan ini bisa dilakukan dimana saja dan siapa saja bisa menjadi korbannya selain itu kekerasan ini sangat memberikan dampak buruk terhadap psikologi seseorang(korban). Sedangkan menurut Galtung kekerasan Verbal termasuk juga kekerasan simbolik yaitu kekerasan yang dilakukan melalui bahasa juga berupa simbol-simbol yang mengarah pada kekerasan.(Windhu Marsama.1992:64)

G.1.2. Kekerasan Non Verbal

(24)

15

juga sebagai kekerasan yang langsung melukai secara fisik dan bisa juga disebut kekerasan fisik itu biasanya meninggalkan bekas luka pada korbannya, bisa dilakukan mengunakan benda ataupun tangan kosong, seperti menampar, memukul, mendorong, memukul dengan kayu, melukai dengan pisau. Orang yang menjadi korban kekerasan fisik dapat saja mengalami penderitaan psikologi yang cukup parah kemudian memilih jalan bunuh diri (wahid dan irfan, 2001:30).

G.1.3. Film

(25)

16

G.1. 4. Media Massa

Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang lus dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas ( Nurudin,M.Si.2007.:9) sedangkan menurut Parero dalam Media massa antara realitas dan mimpi,2005:7-8 mengartikan bahwa Media massa adalah alat yang digunakan untuk berkomunikasi kepada massa dan merupakan sarana informasi. Media massa adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan sekitar pada era tahun 1920 untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Media massa ada 2 jenis, yakni Media Elekronik meliputi televisi, radio, internet, dan lainya. Berikutnya adalah media cetak , contohnya Koran, majalah, tabloid, dan lain-lain.”Dalam berbagai wawancara diketahui empat fungsi media massa, antara lain : fungsi penyalur informasi, fungsi mendidik, fungsi menghibur, dan fungsi mempengaruhi. Keempatnya melekat dalam media massa secara utuh, dalam arti harus dilaksanakan secara bersamaan, tidak boleh mengutamakan satu atau dua fungsi tapi mengabaikan fungsi-fungsi lainya.

Ada 4 fungsi media massa menurut Jay Black dan Frederick C Whitney antara lain (Nurudin M,Si.2007:64)

1. To infrom (menginformasikan) 2. To entertain (member hiburan) 3. To persuade (membujuk)

(26)

17

Menurut Eriyanto (2009:113), cara media massa menyampaikan wacana kepada khalayak memang tidak bisa menggambarkan peristiwa apa adanya 100% sesuai dengan kenyataan atau bahkan dalam penyampaian berita, karena itulah media terkesan tidak berimbang, hal ini tidak terlepas dari masuknya opini pribadi atau pendapat personal wartawan dalam keseluruhan proses produksi berita.

Menurut Denis McQuail ciri-ciri yang paling utama dari media massa adalah bahwa bahwa mereka dirancang untuk menjangkau banyak orang(Denis Mcquail 2011:61)

H . Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian analisis isi kuantitaif, di karenakan dalam hal ini peneliti ingin mengetahui frekuensi kemunculan Kekerasan dalam film Tali Pocong Perawan 2 dan Kuntilanak 2. Menurut berelson dan kerlinger, analisis isi merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif dan kuantitatif teradap pesan yang tampak (wimmer & Dominick, 2002:135).

H.1. Tipe Penelitian

(27)

18

H.1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah film Tali Pocong Peraw an 2 dan Kunt ilanak 2. Dengan isi film yang mengandung kekerasan verbal dan non verbal.

Ruang lingkup ini berfungsi membatasi obyek penelitian dan mempermudah dalam pengelompokan kategorisasi

H.1.2 Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah mengunakan unit analisis scene berupa dialog dan adegan dalam film Tali Pocong Perawan 2 dan Kuntilanak 2, yang mengandung kekerasan verbal dan non verbal.

H.1.3. Satuan Ukur

Satuan ukur dalam penelitian ini adalah frekuensi kemunculan struktur kategorisasi dalam tiap scene film Talipocong Perawan 2 dan Kuntilanak 2.

H.1.4 . Kategorisasi

Kategorisasi dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu kekerasan non verbal dan verbal. Berikut adalah penjelasanya masing-masing :

1. Kategorisasi kekerasan non verbal. a. Kekerasan dengan tangan kosong

Kekerasan yang dilakukan dengan tidak menggunakan benda Contoh : memukul, mendorong, menendang, mencekik, menampar b. Kekerasan dengan mengunakan benda

Kekerasan yang dilakukan dengan menggunakan benda

(28)

19

2. Kategorisasi kekerasan verbal a. Memaki

Mengatai orang dengan kata-kata yang kotor dan jelek.

Contoh : mengatai orang lain dengan kalimat bodoh,tolot,setan dll. b. Membentak

Berbicara dengan nada keras/tinggi dan penuh emosional.

Contoh : Berbicara dengan membentak-bentak kepada lawan bicaranya. He!! Kalian!! dll

c. Menghina

Berbicara dengan seseorang yang bertujuan untuk merendahkan orang lain.

Contoh : berbicara seseorang yang bersifat merendahkan dia secara langsung atau tidak langsung, dasar kampungan,penjual jamu dll

I. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan adalah metode analisis isi yang secara sistematis dapat mengkaji isi informasi terekam. Dalam hal ini, penulis melakukan pengkodean terhadap unit analisis isi, scene pada film Tali Pocong Peraw an 2 dan Kunt ilanak 2 dimasukan kedalam lem bar koding kemudian di

(29)

20

Tabel 1 Tabel koding

Scene Detik Unit Analisis

Acting Dialog Kekerasan

Non Verbal

Kekerasan Verbal Kekerasan Non Verbal

Kekerasan Verbal

A.1 A.2 A.3 A.4 A.5 A.1 A.2 A.3 A.4 A.5

Keterangan :

1. Kategorisasi kekerasan non verbal. A.1. Kekerasan dengan tangan kosong

Kekerasan yang dilakukan dengan tidak menggunakan benda Contoh : memukul, mendorong, menendang, mencekik, menampar A.2. Kekerasan dengan mengunakan benda

Kekerasan yang dilakukan dengan menggunakan benda

Contoh : Memukul dengan benda tumpul, Melukai dengan benda tajam 2. Kategorisasi kekerasan verbal

A.3. Memaki

Mengatai orang dengan kata-kata yang kotor dan jelek.

Contoh : mengatai orang lain dengan kalimat bodoh,tolot,setan dll.

A.4. Membentak

(30)

21

Contoh : Berbicara dengan membentak-bentak kepada lawan bicaranya. He!! Kalian!! dll

A.5. Menghina

Berbicara dengan seseorang yang bertujuan untuk merendahkan orang lain.

Contoh : berbicara seseorang yang bersifat merendahkan dia secara langsung atau tidak langsung, dasar kampungan,penjual jamu dll

Dari data yang telah dikumpulkan diatas, kemudian dimasukan kedalam table distribusi frekuensi untuk mempermudah penghitungan guna mengetahui banyaknya distribusi frekuensi

J.Uji Rehabilitasi

Untuk membantu dalam menguji reliabilitas, peneliti harus dibantu oleh dua orang coder dalam pengkondingan data. Pengujian reliabilitas ini dilakukan terhadap kategori-kategori yang kan digunakan dalam penelitian ini. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah kategori atau indikator yang digunakan sudah reliable atau belum. Pada ke dua koder tersebut akan diberiakan itu koder diminta menilai bahan dan memberikan tanda(kode) pada tabe koding, bedasarkan definisi struktur atau indikator dan unit analisis yang telah ditetapkan.

Hasil pengkondingan oleh semua koder dalam table kerja koding di kumpulkan dan lalu di hitung secara statistik. Untuk menghitung kesepakatan dari hasil penilaian para koder peneliti mengunakan rumus Holsty :

(31)

22

M : Jumlah koding yang di setujui oleh peneliti dan pengkoding N1, N2 : Jumlah pernyataan yang diberi kode oleh pengkode

Kemudian kesepakatan dan hasil penelitian dan para koder diuji lagi menggunakan Pi Indeks Scoot sebagai berikut :

Pi : % Observed Aqreement - %Ekspected Aqreement

1-% Expected Aqreement

Keterangan :

Pi : Nilai Kehandalan

Observed Aqreement : Persentase yang ditemukan dari pernyataan yang di setujui antara pengkode (nilai CR)

Exspected Aqreement : Persentase yang diharapkan

Dari formula yang dikemukakan oleh Hotsly tersebut, tingkat

Reabilitas yang sering digunakan adalah 0,75. Jika tingkat reabilitas tidak mencapai 0,75 maka kategorisasi perlu disepesifik lagi

Gambar

Tabel koding

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu bentuk media komunikasi massa adalah film. Film merupakan media komunikasi 

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa keseluruhan adegan pornografi dalam Film Horor Indonesia Periode Juli-Desember 2009 adalah sejumlah 574 adegan pornografi dari 739

Teknik Praktis Riset Komunikasi : Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran.. Jakarta: Kencana Prenada Media

dari komunikasi massa dimana film merupakan media komunikasi yang.. bersifat

RISKI HARMOKO, L100080121, KARAKTER ARTIS PORNO LUAR NEGERI DALAM FILM HOROR DI INDONESIA (Analisis Naratif Karakter Artis Porno Asia, Eropa, dan Amerika dalam Film Horor Suster

6 Tahun 1992, Bab 1 Pasal 1 yang dikutip (Baksin, 2003 : 6) bahwa yang dimaksud dengan film adalah : “Karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi

Film sebagai suatu media hiburan yang sangat diminati oleh banyak orang mengalami perkembangan yang sangat pesat, kini film menjadi salah satu bentuk komunikasi massa, yang

Film adalah suatu media yang sudah sangat marak di jaman sekarang. Pada awalnya film hanya dianggap sebagai sarana untuk menghilangkan kebosanan ataupun hanya dijadikan