• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Yuridis Atas Hukum Uni Eropa Terkait Pembentukan Hukum Nasional Di Inggris Dalam Perspektif Hukum Organisasi Internasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tinjauan Yuridis Atas Hukum Uni Eropa Terkait Pembentukan Hukum Nasional Di Inggris Dalam Perspektif Hukum Organisasi Internasional"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

 

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

OLEH:

SYARAVINA LUBIS

100200001

DISETUJUI OLEH,

KETUA DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL

Arif, SH.MH

NIP. 196403301993031002

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Sutiarnoto, SH.M.Hum Dr. Jelly Leviza, SH.M.Hum

(2)

 

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

OLEH:

SYARAVINA LUBIS

100200001

DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya serta kesehatan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian ini dengan baik. Salawat beriring salam diberikan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa kebaikan dari zaman jahiliyah ke zaman

yang terang benderang seperti sekarang ini.

Penelitian ini berjudul “Tinjauan Yuridis Atas Hukum Uni Eropa Terkait

Pembentukan Hukum Nasional Di Inggris Dalam Perspektif Hukum Organisasi

Internasional” adalah guna memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana

Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Secara khusus saya ucapkan terima kasih kepada ayahanda Satria Muda

Lubis,Amd dan ibunda Syafrida Rahmi,BA yang telah memberikan kasih sayang

yang tak terhingga berupa perhatian yang tak mengenal waktu, pengorbanan

walaupun permintaan saya banyak, nasehat dan solusi di saat saya jatuh dan

membangkitkan saya kembali dengan motivasi yang bijak dan terus mendukung

saya untuk melangkah mencapai cita-cita serta materi yang diberikan kepada

penulis sehingga dapat menyelesaikan pendidikan formal hingga strata satu (S1)

dan juga saya ucapkan terima kasih kepada kakak saya Syauvika Lubis,S.Kom

dan abang saya Sofyanda Lubis,Amd yang selalu hadir dalam suka dan duka

hidup penulis, dengan tulus ikhlas membangkitkan semangat saya, memberikan

nasihat dan solusi pada masalah saya, hidup bersama keluarga selama 20 tahun

telah membuat mereka yang paling mengerti saya dan tetap mau menerima saya

(4)

Tak Lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Runtung, S.H.M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum USU

atas dukungan yang besar terhadap seluruh Mahasiswa/i Fakultas Hukum

USU.

2. Bapak Pro.Dr.Budiman Ginting, S.H.M.Hum selaku Pembantu Dekan I

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafrudin Hasibuan, S.H.M.Hum selaku Pembantu Dekan II

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Muhammad Husni, S.H.M.Hum selaku Pembantu Dekan III

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Prof.Syamsul Arifin, S.H.MH selaku Pembimbing Akademik

penulis dari semester I sampai dengan semester VIII terima kasih atas

arahan dan bimbingan yang diberikan selama ini.

6. Bapak Arif, S.H.MH selaku Ketua Departemen Hukum Internasional

penulis menfucapkan terima kasih banyak kepada Bapak atas bantuan dan

dukungan yang diberikan selama masa perkuliahan dan penulisan skripsi

ini. Beliau memiliki pribadi yang baik, peduli, dan humoris di mata

penulis.

7. Bapak Sutiarnoto,S.H.M.Hum selaku Dosen Pembimbing I penulis.

Terima kasih banyak kepada Bapak atas arahan, bimbingan, dan waktu

yang diberikan pada penulis demi terciptanya penelitian yang baik oleh

(5)

8. Bapak Dr.Jelly Leviza,S.H.M.Hum selaku Sekretaris Departemen Hukum

Internasional sekaligus Dosen Pembimbing II penulis. Thank you for checked every single word and page in my research. Thank you for being so generous encompasses all your usefull guidance, times, knowledges, thoughts, and those derived from eight times meeting. In that time, my mind had been deprived to thought about your corrections in my research, but it all paid off with a better research i have created.

9. Dosen-dosen Hukun Internasional. Terimakasih atas ilmu yang diberikan

kepada penulis selama masa perkuliahan. Serta terima kasih pada bang

Dedy, SE (Sekretariat Hukum Internasional) yang tak pernah bosan

menjawab pertanyaan saya mengenai kehadiran dosen-dosen Hukum

Internasional.

10. Sahabat terawet saya Karina Pinem terima kasih telah menjadi sahabat

saya sejak kelas satu di SMA Dharma Pancasila Medan. Terima kasih atas

bantuan mengetik beberapa paragraf dalam penelitian saya serta motivasi,

tanggapan, pikiran, waktu, nasehat kepada saya selama kita berteman.

Terima kasih telah menerima saya apa adanya dengan kekurangan yang

tak dapat dihindarkan dari diri saya.

(6)

proud to say that we did get it better as the time goes and make our friendship even closer after that, and trying to never do a same mistake again. We have a slightly different dreams, means that it almost the same, I hope we both can achieve it and build another incredible dreams, also we will not underestimate the power of believing and efforts to reach them.

12. Sahabat saya sejak semester awal perkuliahan Puput Astria terima kasih

atas dukungan, motivasi, waktu, serta semua pengalaman manis dan pahit

yang kita alami bersama dan berhasil tidak pernah mengubah kami untuk

memutuskan pertemanan, bahkan hal itu membuat kami menjadi mengerti

satu sama lain dan mempertahankan pertemanan, walaupun sejak semester

viii ini jarang berjumpa namun banyak kenangan yang kami alami,

dimulai dari pergi bersamanya ke luar negeri dan mengalami banyak

kejadian aneh namun itu tak membuat kami sedih berlama-lama dan tetap

mengembalikan aura liburan untuk bersenang-senang.

13. Sahabat saya Eka Novita Sari terima kasih telah menjadi bagian dari hidup

saya dan memberikan dukungan, motivasi, semangat, kebahagiaan, serta

mendengarkannya cerita setiap kami berjumpa. Terima kasih telah

menerima saya apa adanya hingga sekarang sejak kelas dua SMA.

14. Sahabat-sahabat saya sejak awal perkuliahan Ignasia Tinambunan dan

Derry Chandra terima kasih telah melalui suka duka bersama dalam

perkuliahan, saya sangat senang mengenal kalian berdua, teringat masa

kerja sama kita yang solid saat menjalani tiga mata kuliah klinis, terima

(7)

15. Sahabat saya sejak SMA Fajar Hari Nugroho, Putra Andika, dan M. Yusuf

Harahap terima kasih banyak telah hadir dalam hidup saya dan memenuhi

memori dengan suka cita nostalgia bersama, dan membuat saya lebih

bersemangat, memberikan motivasi dan dukungan di setiap langkah saya.

16. Terima kasih kepada teman-teman kuliah lainya Elly Syahfitri, Dwi

Susilawati, Natasha Siregar, Arija Ginting, Kusuma Ambarwati,

Wildayanti, kak Maulida Hadry Sa’adillah,SH, Septha Lidya Purba,

Maharanni Dinarjati, Puspita Sari Damanik, Yati Sharfina Desiandri,

Laurentia Ayu Kartika, Ekpi Yosara, Resky Ananias, Daniella Ambarita

Christie, Dina Manurung, Tiffany Yessa, Anggie Sere Sitompul, Febe,

Steffy, Hendini, Benni Iskandar, M.Virsa Aka (sangat kritis, pintar, baik

dan terima kasih telah menawarkan bantuan untuk mengedit), Rahmad

Ramadhan, Paul Brena, Tony, Sakafa, Syaid, Fajrin, Arko D’Rio, Ahmad

Suraya. Senang mengenal kalian semua, semoga kita semua sukses.

17. For my overseas friends Kaitlin Sierra Taylor and Senem Turkanoglu thank you for spent your time to speak english with me. My best English teacher I ever known Iain James Ireland thank you for gain my English vocabulary, even a self-esteem in speak English, also do as much as you can to help me in everything about English.

(8)

we’re all success. Thank you for being my inspration to catch even more dreams.

19. The last but not least Alm. Jend. TNI (Purn) Feisal Tanjung dan keluarganya, terima kasih kepada wak saya sendiri wak Feisal dan dr.

Masrowida Lubis (istri), kakak kandung dari ayah saya. Terima kasih

banyak wak Ida atas dukungan, motivasi, semangat, dan bahkan bantuan

untuk saya melanjutkan sekolah di Perguruan Tinggi. Sekali lagi terima

kasih wak Ida.

Tiada gading yang tak retak, Penulis menyadari akan ketidaksempurnaan

hasil penelitian ini karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT, oleh sebab itu

besar harapan Penulis kepada semua pihak agar memberikan kritik dan saran yang

konstruktif guna menghasilkan sebuah penelitian yang lebih baik lagi, sempurna,

dari segi materi maupun cara penulisan.

Demikian kata pengantar ini Penulis sampaikan, dan dengan bantuan dan

dukungan yang telah Penulis dapatkan akhirnya dengan menyerahkan diri dan

senantiasa memohon petunjuk serta perlindungan Allah SWT semoga amalan dan

perbuatan baik tersebut mendapat imbalan yang lebih baik. Amiin ya

Robbalalamin. Wassalam.

Medan, Maret 2014

(9)

ABSTRAK

Syaravina Lubis1 Sutiarnoto2 Jelly Leviza3

Pergolakan ekonomi suatu negara menjadi salah satu sebab terbentuknya suatu organisasi internasional yaitu Uni Eropa. Tujuan dari Uni Eropa itu sendiri adalah untuk promosi melalui komunitas, perkembangan aktivitas ekonomi yang harmonis, berkelanjutan, peningkatan yang stabil, peningkatan standar hidup yang cepat, kualitas hidup serta hubungan lebih dekat antara negara anggota. Penelitian ini memiliki rumusan masalah yang terdiri atas transformasi Hukum Uni Eropa menjadi Hukum di negara-negara anggota Uni Eropa, transformaasi Hukum Uni Eropa di Inggris, dan challenge sebagai suatu upaya hukum terkait transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris menurut Hukum Organisasi Internasional. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif.

Hasil dari penelitian mengenai transformasi Hukum Uni Eropa menjadi Hukum Nasional dari negara anggota yaitu dengan membentuk Regulasi, Direktif, Putusan yang wajib diterapkan di negara-negara anggotanya. Hukum Uni Eropa memiliki supremasi untuk mengesampingkan Hukum Nasional negara anggota. Transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris diawali dengan perjanjian European Communities Act 1972 yang merupakan ratifikasi Inggris atas Hukum Uni Eropa.

Challenge sebagai suatu upaya hukum terkait transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris diizinkan berdasarkan Pasal 230 dan 232 Perjanjian Uni Eropa, yaitu dengan mengajukan keluhan kepada pengadilan nasional sesuai dengan waktu yang telah ditentukan untuk melaksanakan challenge, tindakan challenge ini dapat berakhir dengan suatu amandemen.

Kesimpulan penelitian yaitu transformasi Hukum Uni Eropa di negara anggota berupa Regulasi, Direktif, dan Putusan. Transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris diatur melalui European Communities Act 1972. Challenge sebagai suatu upaya hukum terkait transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris diperbolehkan agar terciptanya pengimplementasian dengan baik.

Saran terkait penelitian yaitu sebaiknya transformasi Hukum Uni Eropa dipastikan bahwa telah diimplementasikan sebagaimana yang dicitakan.

Transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris sebaiknya dapat dipastikan bahwa Hukum Nasional Inggris dapat dikesampingkan dalam hal bertentangan dengan Hukum Uni Eropa yang langsung efektif. Melakukan perundingan secara mendalam, meminta opini dari perwakilan setiap negara anggota sehingga tercapai kesatuan untuk kemudahan mengimplementasikan Hukum Uni Eropa di negara-negara anggota serta meminimalisir tindakan challenge terhadap Hukum Uni Eropa.

Kata Kunci : Uni Eropa, Transformasi Hukum, Challenge       

1

Mahasiswa Fakultas Hukum USU

2

Dosen Fakultas Hukum USU

3

(10)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Abstrak ... vii

Daftar Isi ... viii

Daftar Singkatan ... xi

Daftar Skema ... xii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….. 1

B. Rumusan Masalah ……….. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ……….. 6

D. Keaslian Penulisan ……….. 7

E. Tinjauan Kepustakaan ……….. 8

F. Metode Penelitian ……….. 10

G. Sistematika Penulisan ……….. 13

BAB II : TRANSFORMASI HUKUM UNI EROPA DI NEGARA- NEGARA ANGGOTA UNI EROPA A. Sejarah dan Perkembangan Uni Eropa …... 15

B. Pengaruh Anggota Uni Eropa Dalam Pembentukan Hukum Uni Eropa ………. 26

(11)

BAB III : TRANSFORMASI HUKUM UNI EROPA DI INGGRIS

A. Sejarah Singkat Inggris Dan Masuknya Inggris

Menjadi Anggota Uni Eropa ……… 44

1. Sejarah Singkat Inggris ……… 44

2. Masuknya Inggris menjadi anggota Uni Eropa …. 47

B. Hubungan Antara Hukum Uni Eropa Dengan

Hukum Inggris Menurut European Communities

Act 1972 ………... 53 C. Prosedur Transformasi Hukum Uni Eropa

di Inggris ………... 60

BAB IV : CHALLENGE SEBAGAI SUATU UPAYA HUKUM TERKAIT TRANSFORMASI HUKUM UNI EROPA DI

INGGRIS

A. Latar Belakang Dilakukannya Challenge ... 67 B. Syarat – Syarat Agar Dapat Dilakukannya

Challenge Terhadap Legislasi Uni Eropa ….. 70 C. Prosedur Melakukan Challenge Terhadap

Legislasi Uni Eropa ……….. 73

D. Challenge Sebagai Suatu Upaya Hukum Terkait Transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris Menurut

EuropeanCommunities Act 1972 yang Merupakan

(12)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……… 80

B. Saran ……… 81

(13)

DAFTAR SINGKATAN

CFI Court of First Instance

CFSP Common Foreign and Security Policy

EC European Community/Communities

ECJ European Court of Justice

ECSC European Coal and Steel Community

EEA European Economic Area

EEC European Economic Community

EFTA European Free Trade Association

EMU European Monetary Union

EP European Parliament

EPU European Political Union

ESC Economic and Social Committee

EU European Union

IGC Intergovernmental conference

IIA Inter-institutional Agreement

PCA Partnership and Co-operation Agreement

QMV Qualified Majority Voting

SEA Single European Act

TEU Treaty of European Union

USSR Union of Soviet Socialist Republics

(14)

DAFTAR SKEMA

(15)

ABSTRAK

Syaravina Lubis1 Sutiarnoto2 Jelly Leviza3

Pergolakan ekonomi suatu negara menjadi salah satu sebab terbentuknya suatu organisasi internasional yaitu Uni Eropa. Tujuan dari Uni Eropa itu sendiri adalah untuk promosi melalui komunitas, perkembangan aktivitas ekonomi yang harmonis, berkelanjutan, peningkatan yang stabil, peningkatan standar hidup yang cepat, kualitas hidup serta hubungan lebih dekat antara negara anggota. Penelitian ini memiliki rumusan masalah yang terdiri atas transformasi Hukum Uni Eropa menjadi Hukum di negara-negara anggota Uni Eropa, transformaasi Hukum Uni Eropa di Inggris, dan challenge sebagai suatu upaya hukum terkait transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris menurut Hukum Organisasi Internasional. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif.

Hasil dari penelitian mengenai transformasi Hukum Uni Eropa menjadi Hukum Nasional dari negara anggota yaitu dengan membentuk Regulasi, Direktif, Putusan yang wajib diterapkan di negara-negara anggotanya. Hukum Uni Eropa memiliki supremasi untuk mengesampingkan Hukum Nasional negara anggota. Transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris diawali dengan perjanjian European Communities Act 1972 yang merupakan ratifikasi Inggris atas Hukum Uni Eropa.

Challenge sebagai suatu upaya hukum terkait transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris diizinkan berdasarkan Pasal 230 dan 232 Perjanjian Uni Eropa, yaitu dengan mengajukan keluhan kepada pengadilan nasional sesuai dengan waktu yang telah ditentukan untuk melaksanakan challenge, tindakan challenge ini dapat berakhir dengan suatu amandemen.

Kesimpulan penelitian yaitu transformasi Hukum Uni Eropa di negara anggota berupa Regulasi, Direktif, dan Putusan. Transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris diatur melalui European Communities Act 1972. Challenge sebagai suatu upaya hukum terkait transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris diperbolehkan agar terciptanya pengimplementasian dengan baik.

Saran terkait penelitian yaitu sebaiknya transformasi Hukum Uni Eropa dipastikan bahwa telah diimplementasikan sebagaimana yang dicitakan.

Transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris sebaiknya dapat dipastikan bahwa Hukum Nasional Inggris dapat dikesampingkan dalam hal bertentangan dengan Hukum Uni Eropa yang langsung efektif. Melakukan perundingan secara mendalam, meminta opini dari perwakilan setiap negara anggota sehingga tercapai kesatuan untuk kemudahan mengimplementasikan Hukum Uni Eropa di negara-negara anggota serta meminimalisir tindakan challenge terhadap Hukum Uni Eropa.

Kata Kunci : Uni Eropa, Transformasi Hukum, Challenge       

1

Mahasiswa Fakultas Hukum USU

2

Dosen Fakultas Hukum USU

3

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan untuk bersatu dalam organisasi oleh suatu negara merupakan

hal yang tak dapat dihindari lagi, disebabkan oleh pergolakan ekonomi dalam

suatu negara, seperti halnya negara Prancis setelah perang dunia kedua

membutuhkan perbaikan ekonomi, kemudian pada tahun 1950 tercipta rencana

yang merupakan sebuah terobosan baru oleh Robert Schuman yaitu Menteri Luar

Negeri Prancis dan Jean Monnet merupakan orang yang bertanggung jawab

mengawasi perbaikan ekonomi Prancis setelah Perang. Rencana itu termasuk

pemikiran dari Prancis dan Jerman atas produksi bahan bakar dari mineral dan

besi. Kemudian terbentuklah Organisasi Uni Eropa pada tahun 1951 dengan

Perjanjian Paris dan menciptakan European Coal and Steel Community (ECSC)4 yang beranggotakan enam negara Eropa yaitu Prancis, Jerman, Italy, Belgia,

Belanda, dan Luxembourg. Objek dari ECSC itu sendiri ialah hasil dari

pasar-pasar dalam produksi bahan bakar dari mineral dan besi.5

Sekarang Uni Eropa telah berubah menjadi organisasi terbesar di wilayah

Eropa dan memiliki 28 anggota, yaitu Belgia, Bulgaria, Republik Ceko, Denmark,

Jerman, Estonia, Yunani, Spanyol, Perancis, Irlandia, Italia, Cyprus, Latvia,

       4

European Coal and Steel Community adalah Badan administratif yang dibentuk melalui perjanjian yang diratifikasi pada tahun 1952, dirancang untuk mengintegrasikan industri batu bara dan baja di Eropa Barat. Para anggota asli dari ECSC adalah Perancis, Jerman Barat, Italia, Belgia, Belanda, dan Luksemburg. kemudian organisasi diperluas dan mencakup semua anggota European Economic Community kemudian berganti nama menjadi European Union. Perjanjian ECSC berakhir pada tahun 2002.

5

(17)

Lithuania, Luxembourg, Hungaria, Malta, Belanda, Austria, Polandia, Portugal,

Romania, Slovenia, Slovakia, Finlandia, Swedeia, Inggris, dan Kroasia yang baru

bergabung tahun 2013.6

Berbicara tentang Uni Eropa tidak terlepas dari regulasi-regulasi yang

dibentuk Uni Eropa itu sendiri untuk diterapakan di negara-negara anggotanya.

Hukum Eropa dibuat untuk mendukung satu atau beberapa dari objektif yang

ditentukan dalam Perjanjian Komisi Eropa, seperti mempromosikan pasar antar

negara anggota atau melestarikan, melindungi, peningkatan kualitas lingkungan.7

Berdasarkan ikatan yang tercipta dengan adanya perjanjian Uni Eropa maka sudah

menjadi kewajiban bagi negara anggota untuk menerapkan hukum Uni Eropa di

negaranya.

Hukum Uni Eropa adalah sebuah sistem hukum yang diciptakan oleh

perjanjian. Sistem independen ini telah diberikan keefektifan, melalui pengakuan

terhadapnya dalam sistem hukum nasional dari negara anggota, dan oleh

perkembangan dalam putusan di Pengadilan Eropa. Meluasnya keanggotaan

organisasi ini hampir mencakup seluruh wilayah benua Eropa, hal ini

membuktikan bahwa Uni Eropa merupakan organisasi yang sangat besar. Sejak

pertama kali organisasi ini terbentuk, telah banyak menghasilkan

peraturan-peraturan hukum untuk diimplementasikan di masing-masing negara anggota.

Melebarnya keanggotaan ini menyebabkan munculnya masalah-masalah di

beberapa negara Eropa dalam hal mengintepretasikan regulasi Uni Eropa. Hal ini

sering menimbulkan kekeliruan dalam menegakkan hukum Uni Eropa itu sendiri.

       6

EU Member Countries” sesuai arikel di http://europa.eu/about-eu/countries/member-countries/index_en.htm, diakses tanggal 28 Februari 2013, pukul 9:04

7

(18)

Peristiwa ini dapat terjadi disebabkan oleh kewajiban dari negara anggota untuk

tunduk kepada hukum Uni Eropa dan hukum nasional negara anggota tidak dapat

menggugurkan hukum Uni Eropa.

Masalah dalam hubungan antara hukum Uni Eropa dan hukum nasional

bukanlah sesuatu yang unik. Tidak ada perbedaan dari masalah hubungan antara

hukum internasional dan hukum nasional yang mana telah dilakukan begitu

banyak ahli hukum dalam jangka waktu yang lama. Itu biasanya diperlakukan

sebagai perbedaan dan masalah terpisah karena hukum Uni Eropa lebih kepada

hukum federal yang longgar daripada hukum internasional karena banyak

peraturannya mencerminkan gagasan-gagasan nasional hukum administratif dan

karena itu menyangkut sangat banyak hukum privat daripada biasanya. Namun,

tidak dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah ini, alasannya adalah dalam

konteks ini, dari sudut pandang hukum Uni Eropa, itu sangat ditinggikan dan

harus memberikan efek pada hukum nasional.8

Hukum tersebut dibentuk oleh Komisi Eropa, kemudian didiskusikan dan

disimpulkan oleh Dewan Menteri setelah dikonsultasikan dengan Parlemen

Eropa.9 Masing-masing institusi tersebut diwakili oleh setiap negara anggota.10

Pengesahan ketentuan tersebut dibentuk berdasarkan seberapa besar perwakilan

setiap negara yang menyumbangkan suara.11 Hal ini membuktikan bahwa

pembentukan kententuan tersebut dengan metode yang adil untuk mencegah

       8

Penelope Kent, Op.Cit, hal 57

9

Ibid, hal 36

10

Ibid, hal 25

11

(19)

adanya ketidakmampuan suatu negara anggota untuk mengimplementasikan

ketentuan tersebut.

Dalam penelitian ini akan lebih dibahas mengenai penerapan Hukum Uni

Eropa di Inggris. Inggris bergabung ke European Community (yang sekarang disebut sebagai Uni Eropa) pada 1 Januari 1973. Kewajiban untuk menerapkan

Hukum Uni Eropa ke dalam Hukum Inggris adalah melalui European Communities Act 1972. Hukum Uni Eropa mengadopsi satu pendekatan yang mana hukum Uni Eropa itu diutamakan dari pada hukum nasional. Tapi Hukum

Inggris cenderung kepada dua pendekatan. Demikian, perjanjian-perjanjian yang

dilaksanakan oleh Inggris, mensyaratkan legislasi untuk dapat berlaku. Peraturan

hukum Internasional hanya merupakan bagian dari hukum Inggris jika hukum itu

diterima dan diadopsi oleh Inggris. Sejak bergabungnya Inggris ke dalam Uni

Eropa, telah banyak regulasi Uni Eropa yang telah diterapkan oleh Inggris, yang

menyebabkan Keanggotaan dengan Uni Eropa ini memiliki konsekuensi yang

mendalam pada konstitusi Inggris.

Semua hak, kekuatan, tanggung jawab, kewajiban, dan pelarangan dari

waktu ke waktu diciptakan atau muncul di bawah perjanjian, sesuai dengan

perjanjian-perjanjian yang mana tanpa pengundangan terlebih dahulu untuk

diberikan kekuatan hukum atau dipergunakan di Inggris harus diakui, tersedia

dalam hukum dan ditegakkan, diizinkan dan diikuti dengan sesuai dengan makna

(20)

rujukan untuk satu dan yang lainnya yang mana ayat ini diterapkan (Pasal 2(1)

European Communities Act 1972).12

Dengan adanya pasal tersebut di atas, apakah mungkin terjadi ketentuan

Uni Eropa itu diabaikan karena tidak sesuai dengan kehendak yang diinginkan

oleh Inggris, jawabannya adalah tidak, tapi Inggris dapat merundingkan mengenai

di bagian mana mereka keberatan yaitu dengan cara men-challenge legislasi Uni Eropa tersebut, hal ini dapat dilakukan hanya jika peraturan tersebut tidak

mencerminkan objek dari perjanjian atau tidak didasarkan pada kekuatan yang

berasal dari perjanjian, barulah peradilan nasional dapat mengguanakan

langkah-langkah domestik yang menerapkannya. Dalam hal memasukkan prinsip-prinsip

umum dalam undang-undang masih sangat asing bagi Inggris, bagaimanapun

prinsip-prinsip umum ini telah mempengaruhi perkembangan prinsip umum di

Pengadilan Eropa.

Peluang untuk men-challenge pasal-pasal administratif di institusi Uni Eropa banyak dipengaruhi oleh hukum administratif Prancis, yang mana menjadi

dasar untuk pengujian undang. Tetapi perkembangan pengujian

undang-undang oleh Pengadilan Eropa juga diinspirasikan oleh konsep hukum Jerman.

Pengujian ini dilakukan untuk menentukan keberlakuan dari legislasi Uni Eropa.

Pada keadaan-keadaan tertentu, individual yang memiliki wewenang ataupun

negara anggota dapat men-challenge hukum Uni Eropa.

Dalam bab-bab selanjutnya akan membahas bagaimana Uni Eropa

terbentuk, beberapa produk hukum Uni Eropa, bagaimana cara melaksanakannya

       12

(21)

di negara anggota, serta masuknya Inggris ke dalam Uni Eropa, cara penerapan

hukum Uni Eropa di Inggris mencakup langkah yang dapat ditempuh jika tidak

sesuai kehendak yang dinginkan negara anggota, dengan megambil sudut pandang

dari hukum Organisasi Internasional mengenai tindakan men-challenge hukum Uni Eropa oleh negara anggota.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan diangkat dan dibahas dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Bagaimana transformasi Hukum Uni Eropa menjadi Hukum di

negara-negara anggota Uni Eropa ?

2. Bagaimana proses transformasi Hukum Uni Eropa menjadi Hukum

Nasional di Inggris ?

3. Bagaimana tindakan challenge sebagai suatu upaya hukum terkait transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Dalam membahas skripsi ini tentu ada tujuan dan manfaat yang ingin

dicapai, tujuan dari pembuatan skripsi mengenai judul ini antara lain :

1. Untuk mengetahui transformasi Hukum Uni Eropa menjadi Hukum

di negara-negara anggota Uni Eropa

2. Untuk mengetahui proses transformasi Hukum Uni Eropa menjadi

Hukum Nasional di Inggris

(22)

Selain tujuan dari pada penelitian ini, perlu pula diketahui bersama

bahwa manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan pengetahuan

Hukum Internasional secara umum dan Hukum Organisasi

Internasional secara khusus. Dapat dijadikan dasar bagi penelitian

selanjutnya pada bidang yang sama.

b. Secara praktis

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan tentang

tinjauan yuridis atas Hukum Uni Eropa terkait pembentukan

Hukum Nasional di Inggris dalam perspektif hukum organisasi

internasional.

D. Keaslian Penulisan

Penelitian ini merupakan karya tulis asli, sebagai refleksi dan pemahaman

selama berada di bangku kuliah terutama saat berada di Jurusan Departemen

Hukum Internasional. Penelitian ini berupaya untuk menuangkan ide atau gagasan

dari sudut pandang Hukum Organisasi internasional terhadap hukum Uni Eropa

terkait pembentukan hukum nasional di Inggris. Sepanjang penelusuran dalam

lingkup FH USU bahwa penulisan tentang “Tinjauan Yuridis atas Hukum Uni

Eropa Terkait Pembentukan Hukum Nasional di Inggris dalam Perspektif Hukum

Organisasi Internasional” belum pernah ditulis sebelumnya. Namun demikian,

(23)

khususnya departemen hukum internasional dapat dijumpai persamaan dalam hal

substansi seperti dasar mengenai Organisasi Uni Eropa, Hukum Diplomatik

negara-negara Eropa.

E. Tinjauan Kepustakaan

Penelitian ini memperoleh bahan tulisannya dari buku-buku,

laporan-laporan dan informasi dari internet.

Untuk menghindari penafsiran ganda, maka penulis memberikan

penegasan batasan pengertian dari judul penelelitian yang diambil dari sudut ilmu

hukum, penafsiran secara etimologi, maupun pendapat dari para sarjana terhadap

beberapa pokok pembahasan maupun materi yang akan di jabarkan dalam skripsi

ini antara lain :

Hukum Internasional : adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-sas yang

mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara, antar negara

dengan negara; dan negara dengan subyek hukum lain yang bukan negara

Organisasi Internasional : adalah suatu perhimpunan negara-negara yang

berdaulat yang didirikan atas dasar suatu perjanjian internasional tertentu, untuk

mencapai kepentingan bersama melalui organ-organ dari perhimpunan tersebut

Hukum Internasional Regional : keseluruhan kaidah-kaidah asas-asas yang

mengatur hubungan-hubungan atau persoalan-persoalan yang melintasi

batas-batas negara-negara antara subyek-subyek hukum internasional di kawasan dunia

tertentu yang bersumber pada Perjanjian Internasional

Uni Eropa : Suatu Organisasi internasional regional yang berada di kawasan eropa

(24)

Eropa dan memiliki tujuan untuk menerapkan prinsip-prinsip demokrasi,

penegakan hukum, penghormatan HAM dan untuk menjalin kerjasama di bidang

ekonomi, budaya, politik di negara-negara yang berada di kawasan Eropa. Saat ini

Organisasi Uni Eropa memiliki dua puluh delapan (28) negara anggota dan

masing-masing negara tersebut memiliki kedaulatan negaranya masing-masing.

Perjanjian Internasional : adalah perjanjian dalam bentuk dan nama tertentu, yang

diatur dalam Hukum Internasional yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan

hak dan kewajiban dibidang hukum publik

Konvensi : adalah bentuk Perjanjian Internasional yang mengatur hal-hal yang

penting dan resmi yang bersifat multilateral, bersifat law making treaty dan meletakkan norma hukum bagi Masyarakat Internasional

Challenge : adalah kata yang berasal dari bahasa latin yang berarti “dituduh atas sesuatu yang salah”, tindakan ini biasa dilakukan oleh pengacara mempertanyakan

bukti-bukti yang diajukan oleh pihak lain dalam gugatan. Hal ini merupakan

tindakan yang dapat dilakukan oleh pihak yang keberatan terhadap suatu legislasi

yang telah mengikat dirinya, dengan cara memberikan gagasan bahwa legislasi

tersebut tidak dapat diterapkan dikarenakan tidak sesuai dengan tujuan legislasi

itu sendiri, dan memberikan cara lain agar legislasi tersebut dapat diterapkan

(25)

F. Metode Penelitian

Untuk melengkapi penelitian ini agar tujuan dapat lebih terarah dan dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka metode penelitian yang

dipergunakan merupakan metode penelitian yuridis normatif yang akan dijabarkan

sebagai berikut :

a. Tipe penelitian

Penelitian yang dilakukan dalam membahas rumusan masalah

dalam skripsi ini adalah melalui tipe pendekatan yuridis normatif.

Penelitian Yuridis normatif metode penelitian yang mengacu pada

norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan

perundang-undangan dan putusan-putusan hakim dalam proses persidangan.13

Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif untuk

meneliti norma-norma Hukum Internasional yang berlaku tentang

Uni Eropa, yang terdapat dalam Konvensi Internasional, misalnya

Treaty on European Union, European Communities Act 1972. b. Sifat penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, merupakan suatu

penelitian yang menggambarkan, menelaah, menjelaskan, dan

menganalisis suatu peraturan hukum.14

       13

Soerjono Soekanto, Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2004, hal 14

14

(26)

c. Sumber data

Oleh karena penelitian yang dilakukan merupakan penelitian

yuridis normatif, maka sumber data yang digunakan merupakan

data sekunder yang dapat diverivikasi sebagai berikut :

a) Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer ahan hukum yang terdiri dari aturan

hukum yang terdapat pada berbagai perangkat hukum atau

peraturan perundang-undangan.15 Peraturan

perundang-undangan yang terkait dengan objek penelitian, Antara lain:

1. Treaty on European Union

2. European Communities Act 1972

b) Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang

diperoleh dari buku teks, jurnal-jurnal, pendapat sarjana,

dan hasil-hasil penelitian.16

c) Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier adalah  bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap

bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus hukum,

ensiklopedia, dan lain-lain.17

       15

Jhony Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Normatif, Surabaya, Bayumedia, 2006, hal 192

16

Ibid

17

(27)

d) Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara

penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau yang

disebut data sekunder. Adapun data sekunder yang

digunakan dalam penelitian ini antara lain berasal dari

buku-buku koleksi pribadi maupun pinjaman dari

perpustakaan, artikel-artikel baik yang diambil dari media

cetak maupun media elektronik, dokumen-dokumen

pemerintah, termasuk peraturan perundang-undangan dan

perjanjian internasional.

Tahap-tahap pengumpulan data melalui studi pustaka

adalah sebagai berikut :

a. Melakukan inventaris Hukum Positif dan

bahan-bahan hukum lainnya yang relevan dengan objek

kajian

b. Melakukan penelusuran kepustakaan melalui

artikel-artikel media cetak dan elektronik, dokumen

pemerintahan dan peraturan perundang-undangan

c. Mengelompokkan data-data yang relevan dengan

(28)

d. Menganalisis data-data yang relevan tersebut untuk

menyelesaikan masalah yang menjadi objek

penelitian dan menarik kesimpulan

e) Metode analisis data

Berdasarkan sifat penelitian yang menggunakan metode

penelitian yang bersifat deskriptif analitis, maka analisis

data yang dipergunakan adalah analisis secara pendekatan

kualitatif terhadap data sekunder.

G. Sistematika Penulisan

Sebagai gambaran umum untuk memudahkan pemahaman materi yang

disampaikan, skripsi ini di bagi menjadi 5 (lima) bab yang berhubungan erat satu

sama lain, dengan perincian sebagai berikut :

Bab I : merupakan dasar-dasar dalam pembuatan skripsi ini, dalam bab ini

membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penulisan skripsi ini, tinjuan kepustakaan, metode penelitian apakah yang

digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini, serta sistematika penulisan.

Bab II : yaitu mengenai transformasi Hukum Uni Eropa menjadi Hukum

di negara-negara anggota Uni Eropa serta menjelaskan tentang bagaimana sejarah

serta perkembangan Uni Eropa, pengaruh anggota Uni Eropa dalam pembentukan

hukum Uni Eropa, dan penjabaran tentang transformasi Hukum Uni Eropa

menjadi Hukum di negara-negara anggota Uni Eropa.

Bab III : berisi tentang transformasi Hukum Uni Eropa menjadi Hukum

(29)

masuknya Inggris menjadi anggota Uni Eropa, hubungan antara Hukum Uni

Eropa dengan hukum Inggris menurut European Communities Acts 1972, dan penjabaran mengenai transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris.

Bab IV : menceritakan tentang challenge sebagai suatu upaya hukum terkait transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris termasuk menjelaskan mengenai

syarat-syarat dan prosedur agar dapat dilakukannya challenge terhadap legislasi Uni Eropa, dan pandangan tentang challenge legislasi Uni Eropa oleh Inggris menurut European Communities Act 1972 yang merupakan Hukum Organisasi Internasional Uni Eropa.

Bab V : merupakan Kesimpulan dan Saran yang memberikan semua

kesimpulan jawaban atas rumusan masalah serta saran yang berupa

(30)

BAB II

TRANSFORMASI HUKUM UNI EROPA DI NEGARA-NEGARA

ANGGOTA UNI EROPA

A. Sejarah dan Perkembangan Uni Eropa

Inspirasi untuk membentuk tiga institusi yang menjadi dikenal dengan

European Comunity (EC)18 berasal dari rencana terobosan baru di tahun 1950 oleh Robert Schuman, yaitu seorang menteri luar negeri Prancis dan Jean

Monnet merupakan orang yang bertanggung jawab untuk mengawasi perbaikan

ekonomi Prancis setelah perang. Rencana itu termasuk pemikiran dari Prancis

dan Jerman atas produksi bahan bakar dari mineral dan besi.19

Ide itu berkembang terus bersamaan dengan kebutuhan untuk

merekonstruksi Eropa setelah perang dunia kedua. Pembuat rencana ini percaya

bahwa Jerman seharusnya terbantu untuk pembangunan kembali, hanya saja jika

dibentuk secara politik dan ekonomi melalui organisasi negara-negara Eropa,

sehingga perang selanjutnya yang terjadi di Eropa akan sulit terjadi.

Sebagai hasilnya dari inisiatif ini, Perjanjian Paris ditandatangani pada

tahun 1951 menciptakan European Coal and Steel Community (ECSC). Enam negara member original adalah Prancis, Jerman, Italy, Belgia, Belanda, dan

Luxembourg. Objek dari ECSC adalah hasil dari pasar-pasar dalam produksi

bahan bakar dari mineral dan besi.

       18

European Community (EC) adalah asosiasi yang dirancang untuk mengintegrasikan perekonomian Eropa. Awalnya terdiri European Economic Community (EEC), European Coal and Steel Community (ECSC), dan European Aromic Energy Community (EURATOM). Pada tahun 1993 tiga komunitas tersebut menjadi di bawah Uni Eropa.

19

(31)

Tahun 1957, enam negara anggota menandatangani dua perjanjian

selanjutnya di Roma menciptakan European Economic Community (EEC)20 dan

European Atomic Energy Community (Euratom).21 Euratom mirip dengan ECSC dimana ia menangani sektor terbatas, berupa industri nuklir di European Community, yang mana EEC bertujuan kedepan untuk berkembang menuju ‘persatuan yang lebih dekat antara orang-orang Eropa’ (pembukaan dari perjanjian

EEC).22

ECSC, EEC dan Euratom hanya dipegang oleh dua institusi yaitu

Parlemen dan Pengadilan. Bagaimanapun, Dewan dan Komisi dibentuk dari

perkumpulan institusi yang terpisah: Perjanjian Merger tahun 1965. Setelah perjanjian tersebut, tiga komuniti ini berfungsi berbeda-beda tapi dengan berbagi

institusi.

EEC di bawah Perjanjian Roma berfokus dengan integrasi ekonomi

umum didapatkan dari menyatukan ketertarikan yang berbeda dari negara anggota

menjadi pasar dimana kuntungan, orang-orang, pelayanan dan kekayaan dapat

bersirkulasi dengan bebas. Hasil dari EEC mewajibkan pemikiran tentang

kedaulatan di area yang menggunakan Perjanjian EEC. Itu mencerminkan

pengalaman yang sesuai pada federal pandangan Churchill dari ‘United States of Europe’, tidak sebagai satu teritori dibawah kontrol kekuasaan federal tapi

       20

European Economic Community adalah organisasi internasional yang diciptakan oleh Perjanjian Roma 1957. Tujuannya adalah untuk menciptakan integrasi ekonomi, di antara enam anggota pendirinya: Belgia, Perancis, Italia, Luksemburg, Belanda dan Jerman.

21

Euratom dibuat untuk mengkoordinasikan program-program penelitian negara-negara anggota untuk penggunaan energi nuklir secara damai.

22

(32)

sebagai supranasional organisasi yang memiliki kemampuan membuat kebijkan

dan peraturan yang mana menyatukan negara-negara anggota. Para pendiri EEC

melihat peningkatan perdamaian, kestabilan dan pembangunan ekonomi sebagai

hal yang lebih penting dari kehilangan kedaulatan yang tidak bisa dihindari.

Objek umum EC di bawah Perjanjian Roma, sebagai amandemen dari

perjanjian selanjutnya adalah untuk promosi melalui komunitas, perkembangan

aktifitas ekonomi yang harmonis, berkelanjutan, penaikan yang seimbang,

peningkatan yang stabil, peningkatan standar hidup yang cepat dan kualitas hidup

dan hubungan lebih dekat antara negara yang menyatu dengan itu dan

mempertahankan berkembangan aktivitas ekonomi, pekerja dengan level tinggi

dan perlindungan sosial, persamaan hak antara laki-laki dan perempuan,

mempertahankan dan perkembangan tanpa inflasi, persaingan tinggi and tampilan

ekonomi yang serasi, perlindungan yang tinggi dan peningkatan kualitas

lingkunagan, dan ekonomi dan kohesi sosial antara negara member: Pasal 2

Perjnjian Uni Eropa.23 Objek-objek ini untuk dicapai dengan membangun

pasar-pasar, ekonomi, kesatuan moneter dan peningkatan dalam memperkirakan

harmonisasi dalam kebijakan ekonomi dari negara-negara anggota.

       23

(33)

Saat Perjanjian Roma ditandatangani, Inggris tidak mempersiapkan untuk

mengorbankan kedaulatan nasional untuk bergabung. Melainkan mengajukan

tawaran yaitu sebuah area pergadangan bebas di Eropa melalui yang mana

kesulitan tarif akan dibagi tapi kontrol perdagangan dangan bukan anggota

diatur oleh negara anggota. Tahun 1959, European Free Trade Association

(EFTA)24 didirikan oleh Inggris, Norwegia, Denmark, Swedia, Austria, Portugis

dan Irlandia (sebagai asosiasi dan kemudian menjadi anggota penuh).

Bagaimanapun, ketika Inggris menyadari perkembangan isolasi ekonomi, itu

diajukan (ketidakberhasilan) dari komunitas pada tahun 1961.25

Tahun 1967, Inggris kembali mangajukan diri untuk menjadi member,

sekali lagi diikuti oleh Denmark, Norwegia, Irlandia, membawa mereka ke

penandatanganan Perjanjian Aksesi di tahun 1972 dan 1973 setelah dimana

Inggris, Irlandia dan Denmark bergabung kedalam komunitas. Norwegia

memutuskan untuk tidak memproses untuk bergabung sebagai anggota mengikuti

referendum. Putusan yang negatif ini terulang kembali pada tahun 1994 ketika

Norwegia memasukkan voting ke referendum kedua melawan para member.

Greenland menarik diri keluar setelah mendapatkan hasil yang mirip pada tahun

1982.

Yunani bergabung dengan EC pada tahun 1981, diikuti oleh Spain dan

Portugal pada tahun 1986. Turki, Malta dan Cyprus telah mengajukan untuk

       24

European Free Trade Association awalnya terdiri dari empat negara yaitu Islandia, Liechtenstein, Norwegia, dan Swiss. Sekarang hanya terdiri atas tiga negara karena Swiss keluar dari EFTA. EFTA Terorganisir untuk menghilangkan hambatan perdagangan barang industri di antara mereka sendiri, namun dengan masing-masing negara mempertahankan kebijakan komersial sendiri terhadap negara-negara di luar kelompok.

25

(34)

menjadi member. Ketika prospek untuk Cyprus dan Malta medapatkan hasil yang

positif, posisi Turki sangat kompleks dikarenakan latar belakang hak asasi

manusia mereka. Komisi menyatakan pada Oktober 1999 bahwa Turki tidak

memiliki kriteria politik yang sesuai untuk menjadi anggota, itu harus tetap

dipertimbangkan sebagai negara kandidat.

Mengikuti unifikasi kembali Jerman pada tahun 1989, Jerman Timur

bergabung di EC pada 3 Oktober 1990 tanpa membutuhkan perluasan secara

formal. Subjek untuk pengaturan transnasional tertentu, hukum EC diajukan dari

tanggal itu kepada Jerman Timur yang dulu. Persetujuan dicapai di Edinburgh

Summit pada tahun 1993 untuk meningkatkan jumlah anggota Parlemen Eropa Jerman dari 81 menjadi 99.

Negara-negara EFTA dengan pengecualian Switzerland menandatangani

persetujuan European Economic Area26 yang mana ditegakkan pada 1 Januari 1994, melebarkan suatu pasar ke teritori negara-negara yang menandatangani

perjanjian. Perjanjian EEA membentuk institusi sendiri dan telah terlihat sebagai

awal kepada keanggotaan penuh di Uni Eropa yang mana EC telah menjadi

bagian dibawah Perjanjian Uni Eropa. Uni Eropa diperbesar pada 1 Januari 1995

dengan tindakan aksesi selanjutnya sebagai hasilnya Austria, Finlandia, dan

Swedia menjadi anggota penuh dari Uni Eropa. Tidak seperti perbesaran

       26

(35)

sebelumnya dimana termasuk pengaturan transnasional yang luas, tiga negara

EEA menyetujui dengan penuh hukum EC (the ‘aquis communautaire’27) dengan delegasi sementara yang terbatas. Sejak tahun 1995 hanya Norwegia, Islandia, dan

Liechtenstein sisa member dari EFTA.

Partnership and Co-operation Agreement28 (PCA) ditandatangani pada tahun 1994 diantara Uni Eropa dan Russian Federation, Ukraina dan Moldova. Perjanjian ini mencakup pentingnya nilai demokrasi, menghormati hak asasi

manusia dan prinsip dari pasar ekonomi. Hambatan perdagangan perlahan-lahan

terangkat dan dialog politik regular antara partai ditegakkan. Tahun 1999 Uni

Eropa-Russia Common Strategy disetujui, mencakup prioritas area seperti konsolidasi demokrasi, integrasi Russia kedalam pusat ekonomi Eropa dan

lingkungan sosial, tercapai melalui PCA. Negosiasi dilanjutkan dengan

Commonwealth of Independent States29 (asosiasi dari negara-negara yang mencakup teritori dari USSR30 yang dulu).31

       27

the aquis communitaire adalah apa yang Komunitas telah peroleh atau apa yang Komunitas telah capai. Istilah ini digunakan untuk merujuk kepada keseluruhan undang-undang Uni Eropa.

28

Partnership and Co-operation Agreement memiliki tujuan dari ialah untuk memperkuat demokrasi mereka dan mengembangkan ekonomi mereka melalui kerja sama dalam berbagai bidang dan melalui dialog politik. Dewan Kerjasama telah dibentuk untuk memastikan pelaksanaan perjanjian.

29

Commonwealth of Independent States merupakan asosiasi bebas dari negara-negara berdaulat yang dibentuk pada tahun 1991 oleh Rusia dan 11 republik lainnya yang sebelumnya bagian dari Uni Soviet. Commonwealth of Independent States (CIS) ini berawal saat pemimpin terpilih dari Rusia, Ukraina, dan Belarus (Belarusia) menandatangani perjanjian membentuk asosiasi baru pada tanggal 8 Desember 1991 untuk menggantikan Union of Soviet Socialist Republics (USSR)

30

Union of Soviet Socialist Republics (USSR) merupakan bekas kekaisaran Eurasia utara (1917/22-1991) membentang dari Baltik dan laut Hitam ke Samudera Pasifik dan, di tahun-tahun akhir, yang terdiri dari 15 Republik Sosialis Soviet. Selama periode keberadaannya, USSR adalah wilayah negara terbesar di dunia. Itu juga salah satu yang paling beragam, dengan lebih dari 100 kebangsaan yang berbeda tinggal dalam perbatasannya.

31

(36)

Copenhagen Summit pada 1993 membuat jalan untuk ‘Europe Agreement’ yang mana telah ditandatangani dengan banyak negara-negara Eropa Timur untuk

mempromosikan konvergensi, integrasi dan korporasi regional.

Perjanjian-perjanjian ini menyediakan hubungan yang tertata dengan Uni Eropa

ketika kondisi ekonomi dan politik yang baik. Di bawah ini yang dinamakan

dengan ‘Copenhagen Criteria32’, anggota dari Uni Eropa mewajibkan negara kandidat:

a. Telah mencapai stabilitas institusi yang menjamin demokrasi,

pengaturan hukum, hak asasi manusia, menghormati dan

melindungi yang minoritas

b. Memiliki pasar ekonomi yang berfungsi sebagai kapasitas untuk

berhasil dengan tekanan persaingan dan paksaan dalam Uni Eropa

c. Memiliki kemampuan untuk mengambil obligasi dari keanggotaan,

termasuk peraturan dan hukum yang dikenal sebagai ‘aquis’ dan mendukung keinginan politik, ekonomi, dan moneter Uni Eropa.

Tiga belas negara telah bergabung saat proses pelebaran, dengan berbagai

tingkat kesiapan. Negosiasi dibuka pada tahun 1998 untuk Cyprus, Republik

Ceko, Estonia, Hungaria, Polandia dan Slovenia. Enam negara selanjutnya

ditambahkan dengan Helsinki Summit pada desember 1999: Bulgaria, Latvia, Lithuania, Malta (keanggotaan yang akhirnya diaktifkan dari penundaan di tahun

1996), Romania dan Republik Slovakia. Turki salah satunya sisa pelamar, tapi

       32

(37)

tidak di bawah pertimbangan sampai sekarang. Ketika sangat mungkin untuk

memprediksi kapan individual negara-negara pelamar akan menjadi anggota dari

Uni Eropa, komisi menyatakan pada April 2000 bahwa Uni Eropa siap untuk

menerima member yang memenuhi kriteria untuk keanggotaan kapanpun setelah

tahun 2002.

Single European Act33 (SEA) ditandatangani pada tahun 1986, mewakili revisi besar pertama terhadap perjanjian EEC. SEA diikuti sejumlah usaha yang

gagal untuk mengubah keseimbangan institusional dalam EC seperti rancangan

Perjanjian Uni Eropa, diajukan oleh parlemen Eropa pada tahun 1984.

Upaya-upaya ini telah sangat gagal karena mereka dianggap terlalu federalis, terutama

oleh Inggris yang menentang lebih lanjut hilangnya kedaulatan terhadap EC.

Inisiatif Single Market34, bagaimanapun membawa dukungan semua negara anggota termasuk Inggris.

Alasan untuk SEA telah muncul sebagai hasil dari pengajuan yang

diterbitkan pada tahun 1985 oleh komisi yang mana menunjukkan banyak

hambatan untuk perdagangan antar negara anggota, yang merugikan posisi

perdagangan global European Community. Selama 1970-an dan awal 1980-an dominasi kepentingan nasional, menghambat kemajuan EC. Tujuan dari SEA

adalah menghilangkan semua rintangan, maupun secara fisik, teknik, atau fiskal.

       33

Single European Act (SEA) merupakan komitmen dari negara anggota untuk rencana perluasan ekonomi mereka dan pembentukan mata uang tunggal Eropa, kebijakan asing dan domestik umum. SEA ditandatangani pada bulan Februari 1986 di Luksemburg dan Den Haag dan mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 1987.

34

(38)

Program ini menghidupkan kembali entusiasme untuk integrasi Eropa. Tahun

1992, Single Market secara besar terpenuhi.

Suatu konferensi antar pemerintah ataupun Intergovernmental Conference

(IGC) diadakan tahun 1990 untuk mempertimbangkan Economic and Monetary Union35(EMU). dan IGC yang kedua meneliti European Political Union36 (EPU). Beberapa negara anggota seperti Jerman dan Perancis percaya bahwa EMU tidak

bisa efektif tanpa EPU. Perjanjian Uni Eropa menyediakan untuk kedua bentuk

yang ditandatangani di Maastricht, Netherlands pada Desember 1991.

Struktur yang diciptakan dalam Perjanjian Maastricht terdiri dari tiga

pilar37 (lebih lanjut dimodifikasi oleh Perjanjian Amsterdam) :

a. Tiga komunitas (ECSC, Euratom, dan EC), secara kolektif dikenal

atas European Community

b. Common Foreign and Security Policy (CFSP) c. Co-operation in justice and home affairs

Hanya pilar pertama, EC diatur oleh hukum EC. Pilar kedua dan ketiga diberikan

atas kerjasama antar pemerintah. Fitur penting lainnya dari Maastricht termasuk

pencantuman :

       35

Economic and Monetary Union adalah istilah umum untuk kelompok kebijakan yang bertujuan untuk memusatkan ekonomi semua negara anggota Uni Eropa pada tiga tahap. Termasuk 18 negara zona euro dan 10 negara non-euro adalah anggota EMU. Namun Suatu Negara Anggota harus mematuhi dan menjadi bagian dari EMU, sebelum dapat mengadopsi mata uang euro, yang mana tahap ketiga EMU menjadi sebagian besar identik dengan zona euro.

36

European Political Union adalah tempat untuk membahas isu-isu integrasi Eropa. Diskusi diorganisir sekitar tema penting yang mencakup berbagai disiplin ilmu, termasuk ekonomi, sejarah, hukum, ilmu politik, administrasi publik dan sosiologi untuk melakukan pertukaran ide dan wawasan tentang integrasi Eropa dari berbagai komunitas akademik.

37

(39)

a. Dasar sistem hukum baru untuk kebijakan sosial dalam protokol

tambahan pada perjanjian. Inggris menolak untuk bergabung dalam

perjanjian ini sebelum perubahan pemerintahan tahun 1997

b. Prinsip subsidiaritas yang mana menyediakan untuk suatu bentuk

pengambilan keputusan dilimpahkan di daerah-daerah di luar

kompetensi EC. Inggris sangat kuat mendukung pencantuman

subsidiaritas dalam Perjanjian Uni Eropa dengan keyakinan bahwa

itu akan bertindak sebagai pengecekan pada lembaga EC dan

pertumbuhan federalisme.

EC, ECSC, dan Euratom, bertindak bersama di bawah pilar pertama, dapat

dikenal secara kolektif sebagai EC. Demikian kata “Hukum EC” dimaksudkan

untuk aktivitas sistem regulasi di bawah pilar pertama. Uni Eropa dapat diambil

untuk menutupi aktifitas di bawah pilar kedua dan pilar ketiga. Nama Komisi

Eropa dan Parlemen Eropa tetap tidak diubah oleh perjanjian Maarstricht, tapi

Dewan Menteri dikenal menjadi Dewan Uni Eropa.

Perjanjian Uni Eropa berlaku pada 1 November 1993 saat proses ratifikasi

telah dipenuhi oleh seluruh negara anggota. Konferensi antar pemerintahan

dilaksanakan antara tahun 1996 dan 1997 untuk meninjau amandemen Maastricht

dalam pandangan dari tantangan yang ditimbulkan oleh perluasan lebih lanjut

(40)

Council pada Juni 1997. Perjanjian Amsterdam ditandatangani pada Oktober 1997 dan berlaku pada ratifikasi 1 Mei 1999.38

Ketika beberapa perubahan wajar dibuat untuk struktur decision-making, termasuk penyederhanaan prosedur co-decision-making dan peran ditingkatkan untuk Parlemen Eropa. Selama konferensi antara pemerintahan berlangsung yang

mana didahului adopsi perjanjian Amsterdam, di sana banyak diskusi mengenai

kebutuhan untuk memodifikasi struktur, komposisi dan kekuatan dari institusi

dalam rangka perluasan yang akan datang ke arah timur. Bagaimanapun, itu

membuktikan tidak mungkin untuk mencapai perjanjian terhadap

masalah-masalah sensitif seperti suara berkualitas terbanyak ataupun qualified majority voting (QMV) dalam Dewan, sebaliknya, sebuah komitmen kompromi diajukan dalam protokol pada perjanjian internasional.

Protokol itu menyatakan bahwa pada tanggal perluasan pertama kali dari

Uni Eropa, jumlah komisioner akan terbatas pada jumlah negara anggota,

mengatakan bahwa suara di dalam Dewan telah dimodifikasi. Paling tidak satu

kali setahun sebelum keanggotaan Uni Eropa melebihi 20, dan suatu konferensi

antar pemerintahan akan diadakan untuk meninjau ketentuan perjanjian pada

komposisi dan fungsi lembaga. Konferensi anatar pemerintahan itu diadakan di

konferensi tingkat tinggi Cologne pada Juni 1999.39

Uni Eropa sekarang memiliki 28 anggota yaitu Belgia, Bulgaria, Republik

Ceko, Denmark, Jerman, Estonia, Yunani, Spanyol, Perancis, Irlandia, Italia,

       38

Penelope Kent, Op.Cit, hal 10

39

(41)

Cyprus, Latvia, Lithuania, Luxembourg, Hungaria, Malta, Belanda, Austria,

Polandia, Portugal, Romania, Slovenia, Slovakia, Finlandia, Swedia, Inggris, dan

Kroasia.40

B. Pengaruh Anggota Uni Eropa Dalam Pembentukan Hukum Uni Eropa

Perjanjian Uni Eropa adalah kerangka hukum yang berisi tujuan dan

kewajiban-kewajiban. Itu diikuti pengundangan peraturan harus dilakukan oleh

institusi komuniti. Institusi-institusi utama diciptakan oleh perjanjian Amsterdam

pasal 7 (sebelumnya pasal 4) Perjanjian Uni Eropa yaitu:

a. Parlemen Eropa

Berdasarkan Protocol on the Enlargement of the European Union tahun 2002, anggota Parlemen Eropa terdiri atas Jerman (99), Perancis , Italia, dan

Inggris (masing-masing 72), Spanyol (50), Belanda (25), Belgia, Yunani dan

Portugis (masing-masing 22), Swedia (18), Austria (17), Denmark dan Finlandia

(masing-masing 13), Irlandia (12) dan Luxembourg (6), berjumlah 535

perwakilan. Perjanjian Uni Eropa memberikan batasan anggota yaitu 700 anggota

Parlemen Eropa. Itu dibentuk di Strasbourg dengan beberapa sesi di Luxembourg

dan kebanyakan pertemuan komite dilaksanakan di Brusells. Anggota dipilih

setiap lima tahun.41

Meskipun tekanan untuk proses legislatif lebih besar, peran Parlemen

Eropa tetap sebagian besar konsultatif. Konsultasi adalah persyaratan prosedural

       40

EU Member Countries” sesuai arikel di website http://europa.eu/about-eu/countries/member-countries/index_en.htm, diakses tanggal 28 Februari 2013, pukul 9:04

41

(42)

yang penting dalam area spesifik seperti pada implementasi peraturan persaingan.

Ada empat macam prosedur legislasi termasuk berbagai tingkat partisipasi oleh

Parlemen Eropa yaitu konsultasi, kerjasama, co-decision, persetujuan.42

a) Prosedur konsultasi

Undang-undang yang diusulkan dimasukkan oleh Komisi ke

Dewan. Dimana perjanjian mewajibkan, naskah harus diletakkan sebelum

pembacaan pertama oleh Parlemen Eropa. Naskah setelahnya akan

dipertimbangkan dalam komite sebelum pendapat diantarkan. Pengajuan

amndemen dimaksudkan kembali ke Dewan. Dewan akan adopsi

undang-undang setelah diskusi dalam Komite Perwakilan Permanen. Konsultasi

dengan Komite Ekonomi dan Sosial dan Komite Regional bisa merupakan

persyaratan dalam hal-hal tertentu.

b) Prosedur kerjasama

Prosedur kerjasama diperkenalkan oleh Single European Act

(SEA) untuk menyediakan mekanisme langsung untuk pengadopsian

langkah-langkah pasar internal oleh suara berkualitas terbanyak ataupun

qualified majority voting dan untuk meningkatkan partisipasi Parlemen Eropa dengan mewajibkan dua pembacaan setelah itu. Langkah-langkah

sebelumnya diadopsi dibawah prosedur kerjasama sekarang ditutupi oleh

prosedur co-decision.

       42

(43)

c) Prosedur co-decision

Prosedur co-decision dikenalkan oleh perjanjian Maastricht dan disederhanakan oleh perjanjian Amsterdam. Tujuannya adalah untuk

menyediakan mekanisme baru yang mana mengenali kerjasama

keikutsertaan dalam proses legislasi Palemen Eropa dan Dewan. Itu tidak

memberikan kekuatan legislatif langsung kepada Parlemen Eropa

sendirian, langkah-langkah adopsi akhir menjadi tanggung jawab Dewan,

subjek untuk hak veto Parlemen Eropa.

Berdasarkan pasal 251 perjanjian Uni Eropa, draft proposal Komisi

diserahkan kepada Parlemn Eropa dan Dewan Menteri. Jika Parlemen

Eropa mengajukan amandemen, Dewan dapat mengadopsi baik proposal

asli ataupun yang telah diamandemen. Jika Parlemen Eropa mengusulkan

amandemen ke posisi umum, naskah yang telah diubah harus dikirim ke

Dewan dan Komisi. Jika Dewan tidak setuju atas semua amandemen,

Komite Konsiliasi harus diangkat, terdiri dari perwakilan yang seimbang

dari Dewan dan Parlemen Eropa.

Jika Komite tidak bisa menyetujui naskah bersama maka

undang-undang tidak diadopsi. Sebelum amandemen perjanjian Amsterdam,

Parlemen Eropa berhak menolak draft akhir dari suara terbanyak.

Kekuatan veto digunakan hanya sekali. Bulan Maret 1995, Parlemen

Eropa menggunakan hak vetonya untuk menolak draft naskah yang telah

(44)

Skema No. 1 “Prosedur co-decision di Uni Eropa”

   KOMISI EROPA 

       proposal

      DEWAN EROPA 

        memulai berunding 

        PARLEMEN EROPA 

       pendapat 

      KOMISI EROPA 

 mengambil pandangan dari pendapat Parlemen Eropa 

      DEWAN EROPA 

mengadopsi posisi umum dengan suara terbanyak 

       dalam 3* bulan PARLEMEN EROPA 

menyetujui atau tidak   mengajukan amandemen  menolak posisi umum  mengambil tindakan  pada posisi umum oleh    oleh mayoritas mutlak  

      mayoritas mutlak dari anggota  dari anggota 

      PERATURAN DIADOPSI PERATURAN TIDAK DIADOPSI 

          DEWAN EROPA/KOMISI EROPA 

Komisi Eropa memberi pendapat positif    Komisi Eropa memberika pendapat   pada amandemennya Parlemen Eropa     negatif pada amandemennya 

  Parlemen Eropa

     dalam 3* bulan DEWAN EROPA  menyetujui semua   tidak adopsi  amandemennya   peraturan  Parlemen Eropa   (seperti yang  oleh suara terbanyak  diamandemen)  Peraturan diadopsi 

      dalam 3* bulan DEWAN EROPA  adopsi peraturan       tidak adopsi   (sesuai yang            peraturan  diamandemen oleh   (seperti yang  Parlemen Eropa)        diamandemen   dengan suara bulat    oleh Parlemen 

          Eropa  Peraturan diadopsi 

      Dalam 6* minggu KOMITE KONSILIASI 

     (dengan jumlah anggota yang seimbang dari Dewan dan Parlemen Eropa) 

         menyetujui  teks bersama    gagal untuk menyetujui teks bersama 

peraturan tidak diadopsi 

    Dalam 6** minggu Dewan/Parlemen Eropa  kedua‐duanya          Kedua‐duanya gagal   menyetujui          untuk menyetujui  teks bersama teks bersama

(45)

*bisa ditambah satu bulan

**bisa ditambah dua minggu43

perlindungan penemuan bioteknologikal. Versi direktif yang telah

dimodifikasi diadopsi pada 1988.44

d) Prosedur persetujuan

Versi prosedur co-decision dikenal sebagai prosedur persetujuan dikenalkan oleh Single European Act (SEA) dan diperlebar oleh Perjanjian Uni Eropa. Itu mewajibkan sebuah persetujuan positif oleh Parlemen

Eropa dan Dewan sebelum langkah-langkah dapat diterapkan. Area

dibawah Perjanjian Uni Eropa untuk yang mana prosedur persetujuan

diwajibkan termasuk bermacam-macam kategori perjanjian internasional

seperti, langkah-langkah untuk memfasilitasi hak-hak warga negara Eropa,

pengaturan pemilihan Parlemen Eropa dan setelah perjanjian Amsterdam

yaitu sanksi terhadap pelanggaran berat dan serius terhadap hak asasi

manusia.

Pasal 193 Perjanjian Uni Eropa45 membolehkan Parlemen Eropa

membentuk Komite Penyelidikan sementara untuk menginvestigasi

dugaan kontravensi atau kesalahan administrasi dalam

pengimplementasian Hukum Uni Eropa.

       43

Penelope Kent, Op.Cit, hal 20

44

Penelope Kent, Op.Cit, hal 21

45

Treaty on European Union, article 193: “In the course of its duties, the European Parliament may, at the request of a quarter of its Members, set up a temporary Committee of Inquiry to investigate, without prejudice to the powers conferred by this Treaty on other institutions or bodies, alleged contraventions or maladministration in the implementation of Community law, except where the alleged facts are being examined before a court and while the case is still subject to legal proceedings.” 

(46)

b. Dewan Uni Eropa

Setelah Perjanjian Mastricht, Dewan dikenal sebagai Dewan Uni Eropa.

Itu memiliki keanggotaan perwakilan yang berubah-ubah pada level kementerian,

berwenang untuk mempercayakan setiap negara anggota, dengan keanggotaan

berdasarkan pada masalah yang didiskusikan. hanya satu suara mewakili negara

anggot yang dizinkan. Pertemuan-pertemuan dilakukan secara tertutup kecuali

Dewan dengan tegas menyatakan lain. Kantor Presiden ditempatkan di setiap

negara anggota dalam urutan setiap enam bulan. Mengikuti amandemen oleh

perjanjian Amsterdam, Dewan dibantu oleh Sekretaris Jenderal di bawah

tanggung jawab dari Sekretaris Jenderal.

Tugas dari Dewan adalah untuk meyakinkan bahwa tujuan dibentuk dalam

perjanjian tercapai, pasal 20246 (sebelumnya pasal 145) Perjanjian Eropa. Itu

memiliki tugas untuk meyakinkan kordinasi kebijakan umum ekonomi dari negara

anggota dan memiliki kekuatan untuk mengambil keputusan. Demikian, walaupun

Dewan sangat jelas adalah badan politik yang mana dapat mencerminkan

kepentingan nasional dari negara anggota, dalam hal legislatif, itu biasanya dapat

bertindak dalam proposal dari Komisi dan sering mewajibkan konsultasi

Parlemen dan Komite Ekonomi dan Sosial. Suara bulat dibutuhkan untuk

       46

Treaty on European Union, article 202: “To ensure that the objectives set out in this Treaty are attained the Council shall, in accordance with the provisions of this Treaty:

— ensure coordination of the general economic policies of the Member States, — have power to take decisions,

— confer on the Commission, in the acts which the Council adopts, powers for the implementation of the rules which the Council lays down. The Council may impose certain requirements in respect of the exercise of these powers. The Council may also reserve the right, in specific cases, to exercise directly implementing powers itself. The procedures referred to above must be consonant with principles and rules to be laid down in advance by the Council, acting unanimously on a proposal from the Commission and after obtaining the opinion of the European Parliament.”

(47)

mengesampingkan keberatan parlemen untuk usulan langkah-langkah di bawah

kerjasama dan prosedur co-decision. Pengadopsian dari keputusan akhir dalam setiap proposal legislatif terletak pada Dewan.

Prosedur pemungutan suara yang berkualitas berdasarkan dalam sistem

suara terkumpul dalam Protocol on the Enlargement of the European Union. Negara anggota yang paling besar yaitu Perancis, Jerman, Inggris dan Italia punya

29 suara, Spanyol punya 27 suara, Belgia, Yunani, dan Portugis punya

masing-masing 12, Belanda punya 13 suara, Swedia dan Austria punya masing-masing-masing-masing

10, Finlandia, Denmark dan Irlandia punya masing-masing 7, Luxembourg 4.

Suara minimum untuk mencapai suara terbanyak berkualitas adalah 169 suara.

Berdasarkan ketentuan perjanjian Uni Eropa banyak bagian penting,

seperti pendekatan hukum, hanya boleh diimplementasikan oleh suara bulat.

Maksud dari perjanjian adalah untuk menggerakkan suara terbanyak berkualitas

pada akhirnya dalam periode transnasional. Sebaliknya, sebgai akibat dari krisis

politik, Perjanjian Luxembourg disusun pada tahun 1966. Perjanjian itu tidak

mmiliki kekuatan hukum tapi biasanya diikuti. Di bawah perjanjian negara

anggota dapat bersikeras untuk suara bulat dimana kepentingan nasional yang

vital dipertaruhkan. Mereka tetap berlaku tetapi memiliki masa depan yang pasti

setelah komitmen untuk integrasi yang tersirat dalam perjanjian Maastricht.

c. Komisi Eropa

Antara empat institusi yang ada, Komisi Eropa memiliki fitur

supranasional yang terjelas. Itu dimaksudkan untuk melakukan kepentingan

(48)

beberapa hal menyerupai pelayanan sipil, perannya lebih luas, termasuk

pembentukan dan pelaksanaan kebijakan dan legislasi Komisi Eropa. Pertemuan

dilakukan per-minggu secara tertutup, mengambil keputusan dengan mayoritas

sederhana.

Komisioner harus dari warga negara anggota Uni Eropa. Komisi harus

memasukkan paling tidak satu Komisioner dari masing-masing negara anggota.

Presiden dari Komisi memiliki kantor yang dapat diperbaruai setiap dua tahun.

Portofolio di tempatkan pada individual Komisioner, masing-masing dibantuk

oleh kabinetnya sendiri, sebuah grup resmi diadakan oleh dan bertanggung jawab

atasnya. Komisi dibagi menjadi Direktorat jenderal dengan berbagai tingkat

kepentingan mengatasi masalah seperti hubungan eksternal, persaingan, dan pasar

internal. Ada juga berbagai macam pelayanan spesial seperti pelayanan hukum

yang mana menyarankan semua Direktorat Jenderal dan mewakili Komisi pada

proses hukum. Jumlah staff dari Komisi Eropa adalah lebih dari 10,000.47

Komisi punya tiga fungsi utama48:

a) Pengambil inisiatif. Menginisiatifkan legislasi Uni Eropa.

Kebanyakan Dewan legislasi harus dibentuk berdasarkan proposal dari

Komisi tunduk pada kekuatan khusus berdasarkan pasal 20849

(sebelumnya pasal 152) Perjanjian Uni Eropa, dimana memungkinkan

Dewan untuk mengajukan Komisi untuk membuat proposal untuk

mencapai tujuan perjanjian. Komisi dapat menyusun proposal tentang

       47

Penelope Kent, Op.Cit, hal 25

48

Penelope Kent, Op.Cit, hal 25

49

(49)

masalah apapun yang tercakup oleh perjanjian, baik di mana kekuatan

disediakan secara spesifik ataupun di bawah kekuatan umum.

b) Penjamin Perjanjian. Komisi bertindak sebagai penjaga

perjanjian. Bedasarkan pasal 1050 (sebelumnya pasal 5) EC, negara

anggota harus mengambil semua langkah-langkah yang dibutuhkan untuk

mengimplementasikan kewajiban dikeanakan oleh perjanjian atau oleh

institusi dan untuk menahan diri dari langkah-langkah yang mana dapat

membahayakan pelaksanaan perjanjian. Komisi memiliki tugas untuk

mnginvestigasi dan membawa ke pelanggaran akhir terhadap hukum Uni

Eropa oleh negara-negara anggota. Komisi bertanggung jawab pada

administrasi dan penegakan kebjikakan persaingan, dengan kekuatan

untuk menghukum individu melanggar hukum Uni Eropa. Kekuatan yang

serupa ada untuk menegakkan hukum berkaitan dengan bantuan negara

(subsidi finansial disediakan oleh negara untuk industri) pada pasal 88

(sebelumnya pasal 93) dan pengendalian usaha publik pasal 86

(sebelumnya pasal 90).

Komisi juga memiliki daya yang cukup untuk investigasi dugaan

pelanggaran berdasarkan pasal 28451 Perjanjian Uni Eropa. Sebuah tugas

       50

Treaty on European Union, article 10 : “Member States shall take all appropriate measures, whether general or particular, to ensure fulfilment of the obligations arising out of this Treaty or resulting from action taken by the institutions of the Community. They shall facilitate the achievement of the Community's tasks. They shall abstain from any measure which could jeopardise the attainment

Referensi

Dokumen terkait

Palvelutarpeen arviointia on tehty Lapin maakunnan ja kuntien väestötasolla. Palvelutar- peen arvioinnissa on myös kartoitettu nykyisen palvelujärjestelmän tilanne, minkä yhteydes-

Keadaan SMA Negeri 1 Cempaka sudah cukup bagus dan memadai, fasilitas yang mendukung para siswa, gedung yang terdiri dari beberapa ruangan antara lain: ruang kantor, ruang kepala

Melalui penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan rerata dalam produksi urine dari menit ke-15 hingga ke 60 dan mulai mengalami peningkatan pada

According to (FarLand ,2006), training is the term used to describe the process through which organization build the skill and abilities of non- managerial employee, employees’

Kusumaatmadja dan Ali Alatas sebagai Menteri Luar Negeri Tahun 1966-1998) ”. Penelitian yang dilakukan bersifat kualitatif, yaitu kajian yang dilakukan berdasarkan

Analisis Motif Flora pada Mahkota dan Bingkai Iluminasi Al- Qur’an Mushaf Sundawi..... vii Desi

jahat namun memang digunakan untuk meningkatkan performa komputer.. file tersebut berpotensi sebagai bukti digital. Sehingga ini merupakan prosedur yang. harus

Dengan demikian regresi berganda ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu Indeks Pembangunan Manusia sebagai