SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
OLEH:
SYARAVINA LUBIS
100200001
DISETUJUI OLEH,
KETUA DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL
Arif, SH.MH
NIP. 196403301993031002
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Sutiarnoto, SH.M.Hum Dr. Jelly Leviza, SH.M.Hum
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
OLEH:
SYARAVINA LUBIS
100200001
DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya serta kesehatan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini dengan baik. Salawat beriring salam diberikan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kebaikan dari zaman jahiliyah ke zaman
yang terang benderang seperti sekarang ini.
Penelitian ini berjudul “Tinjauan Yuridis Atas Hukum Uni Eropa Terkait
Pembentukan Hukum Nasional Di Inggris Dalam Perspektif Hukum Organisasi
Internasional” adalah guna memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana
Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Secara khusus saya ucapkan terima kasih kepada ayahanda Satria Muda
Lubis,Amd dan ibunda Syafrida Rahmi,BA yang telah memberikan kasih sayang
yang tak terhingga berupa perhatian yang tak mengenal waktu, pengorbanan
walaupun permintaan saya banyak, nasehat dan solusi di saat saya jatuh dan
membangkitkan saya kembali dengan motivasi yang bijak dan terus mendukung
saya untuk melangkah mencapai cita-cita serta materi yang diberikan kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan pendidikan formal hingga strata satu (S1)
dan juga saya ucapkan terima kasih kepada kakak saya Syauvika Lubis,S.Kom
dan abang saya Sofyanda Lubis,Amd yang selalu hadir dalam suka dan duka
hidup penulis, dengan tulus ikhlas membangkitkan semangat saya, memberikan
nasihat dan solusi pada masalah saya, hidup bersama keluarga selama 20 tahun
telah membuat mereka yang paling mengerti saya dan tetap mau menerima saya
Tak Lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof.Dr.Runtung, S.H.M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum USU
atas dukungan yang besar terhadap seluruh Mahasiswa/i Fakultas Hukum
USU.
2. Bapak Pro.Dr.Budiman Ginting, S.H.M.Hum selaku Pembantu Dekan I
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Syafrudin Hasibuan, S.H.M.Hum selaku Pembantu Dekan II
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Muhammad Husni, S.H.M.Hum selaku Pembantu Dekan III
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Prof.Syamsul Arifin, S.H.MH selaku Pembimbing Akademik
penulis dari semester I sampai dengan semester VIII terima kasih atas
arahan dan bimbingan yang diberikan selama ini.
6. Bapak Arif, S.H.MH selaku Ketua Departemen Hukum Internasional
penulis menfucapkan terima kasih banyak kepada Bapak atas bantuan dan
dukungan yang diberikan selama masa perkuliahan dan penulisan skripsi
ini. Beliau memiliki pribadi yang baik, peduli, dan humoris di mata
penulis.
7. Bapak Sutiarnoto,S.H.M.Hum selaku Dosen Pembimbing I penulis.
Terima kasih banyak kepada Bapak atas arahan, bimbingan, dan waktu
yang diberikan pada penulis demi terciptanya penelitian yang baik oleh
8. Bapak Dr.Jelly Leviza,S.H.M.Hum selaku Sekretaris Departemen Hukum
Internasional sekaligus Dosen Pembimbing II penulis. Thank you for checked every single word and page in my research. Thank you for being so generous encompasses all your usefull guidance, times, knowledges, thoughts, and those derived from eight times meeting. In that time, my mind had been deprived to thought about your corrections in my research, but it all paid off with a better research i have created.
9. Dosen-dosen Hukun Internasional. Terimakasih atas ilmu yang diberikan
kepada penulis selama masa perkuliahan. Serta terima kasih pada bang
Dedy, SE (Sekretariat Hukum Internasional) yang tak pernah bosan
menjawab pertanyaan saya mengenai kehadiran dosen-dosen Hukum
Internasional.
10. Sahabat terawet saya Karina Pinem terima kasih telah menjadi sahabat
saya sejak kelas satu di SMA Dharma Pancasila Medan. Terima kasih atas
bantuan mengetik beberapa paragraf dalam penelitian saya serta motivasi,
tanggapan, pikiran, waktu, nasehat kepada saya selama kita berteman.
Terima kasih telah menerima saya apa adanya dengan kekurangan yang
tak dapat dihindarkan dari diri saya.
proud to say that we did get it better as the time goes and make our friendship even closer after that, and trying to never do a same mistake again. We have a slightly different dreams, means that it almost the same, I hope we both can achieve it and build another incredible dreams, also we will not underestimate the power of believing and efforts to reach them.
12. Sahabat saya sejak semester awal perkuliahan Puput Astria terima kasih
atas dukungan, motivasi, waktu, serta semua pengalaman manis dan pahit
yang kita alami bersama dan berhasil tidak pernah mengubah kami untuk
memutuskan pertemanan, bahkan hal itu membuat kami menjadi mengerti
satu sama lain dan mempertahankan pertemanan, walaupun sejak semester
viii ini jarang berjumpa namun banyak kenangan yang kami alami,
dimulai dari pergi bersamanya ke luar negeri dan mengalami banyak
kejadian aneh namun itu tak membuat kami sedih berlama-lama dan tetap
mengembalikan aura liburan untuk bersenang-senang.
13. Sahabat saya Eka Novita Sari terima kasih telah menjadi bagian dari hidup
saya dan memberikan dukungan, motivasi, semangat, kebahagiaan, serta
mendengarkannya cerita setiap kami berjumpa. Terima kasih telah
menerima saya apa adanya hingga sekarang sejak kelas dua SMA.
14. Sahabat-sahabat saya sejak awal perkuliahan Ignasia Tinambunan dan
Derry Chandra terima kasih telah melalui suka duka bersama dalam
perkuliahan, saya sangat senang mengenal kalian berdua, teringat masa
kerja sama kita yang solid saat menjalani tiga mata kuliah klinis, terima
15. Sahabat saya sejak SMA Fajar Hari Nugroho, Putra Andika, dan M. Yusuf
Harahap terima kasih banyak telah hadir dalam hidup saya dan memenuhi
memori dengan suka cita nostalgia bersama, dan membuat saya lebih
bersemangat, memberikan motivasi dan dukungan di setiap langkah saya.
16. Terima kasih kepada teman-teman kuliah lainya Elly Syahfitri, Dwi
Susilawati, Natasha Siregar, Arija Ginting, Kusuma Ambarwati,
Wildayanti, kak Maulida Hadry Sa’adillah,SH, Septha Lidya Purba,
Maharanni Dinarjati, Puspita Sari Damanik, Yati Sharfina Desiandri,
Laurentia Ayu Kartika, Ekpi Yosara, Resky Ananias, Daniella Ambarita
Christie, Dina Manurung, Tiffany Yessa, Anggie Sere Sitompul, Febe,
Steffy, Hendini, Benni Iskandar, M.Virsa Aka (sangat kritis, pintar, baik
dan terima kasih telah menawarkan bantuan untuk mengedit), Rahmad
Ramadhan, Paul Brena, Tony, Sakafa, Syaid, Fajrin, Arko D’Rio, Ahmad
Suraya. Senang mengenal kalian semua, semoga kita semua sukses.
17. For my overseas friends Kaitlin Sierra Taylor and Senem Turkanoglu thank you for spent your time to speak english with me. My best English teacher I ever known Iain James Ireland thank you for gain my English vocabulary, even a self-esteem in speak English, also do as much as you can to help me in everything about English.
we’re all success. Thank you for being my inspration to catch even more dreams.
19. The last but not least Alm. Jend. TNI (Purn) Feisal Tanjung dan keluarganya, terima kasih kepada wak saya sendiri wak Feisal dan dr.
Masrowida Lubis (istri), kakak kandung dari ayah saya. Terima kasih
banyak wak Ida atas dukungan, motivasi, semangat, dan bahkan bantuan
untuk saya melanjutkan sekolah di Perguruan Tinggi. Sekali lagi terima
kasih wak Ida.
Tiada gading yang tak retak, Penulis menyadari akan ketidaksempurnaan
hasil penelitian ini karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT, oleh sebab itu
besar harapan Penulis kepada semua pihak agar memberikan kritik dan saran yang
konstruktif guna menghasilkan sebuah penelitian yang lebih baik lagi, sempurna,
dari segi materi maupun cara penulisan.
Demikian kata pengantar ini Penulis sampaikan, dan dengan bantuan dan
dukungan yang telah Penulis dapatkan akhirnya dengan menyerahkan diri dan
senantiasa memohon petunjuk serta perlindungan Allah SWT semoga amalan dan
perbuatan baik tersebut mendapat imbalan yang lebih baik. Amiin ya
Robbalalamin. Wassalam.
Medan, Maret 2014
ABSTRAK
Syaravina Lubis1 Sutiarnoto2 Jelly Leviza3
Pergolakan ekonomi suatu negara menjadi salah satu sebab terbentuknya suatu organisasi internasional yaitu Uni Eropa. Tujuan dari Uni Eropa itu sendiri adalah untuk promosi melalui komunitas, perkembangan aktivitas ekonomi yang harmonis, berkelanjutan, peningkatan yang stabil, peningkatan standar hidup yang cepat, kualitas hidup serta hubungan lebih dekat antara negara anggota. Penelitian ini memiliki rumusan masalah yang terdiri atas transformasi Hukum Uni Eropa menjadi Hukum di negara-negara anggota Uni Eropa, transformaasi Hukum Uni Eropa di Inggris, dan challenge sebagai suatu upaya hukum terkait transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris menurut Hukum Organisasi Internasional. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif.
Hasil dari penelitian mengenai transformasi Hukum Uni Eropa menjadi Hukum Nasional dari negara anggota yaitu dengan membentuk Regulasi, Direktif, Putusan yang wajib diterapkan di negara-negara anggotanya. Hukum Uni Eropa memiliki supremasi untuk mengesampingkan Hukum Nasional negara anggota. Transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris diawali dengan perjanjian European Communities Act 1972 yang merupakan ratifikasi Inggris atas Hukum Uni Eropa.
Challenge sebagai suatu upaya hukum terkait transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris diizinkan berdasarkan Pasal 230 dan 232 Perjanjian Uni Eropa, yaitu dengan mengajukan keluhan kepada pengadilan nasional sesuai dengan waktu yang telah ditentukan untuk melaksanakan challenge, tindakan challenge ini dapat berakhir dengan suatu amandemen.
Kesimpulan penelitian yaitu transformasi Hukum Uni Eropa di negara anggota berupa Regulasi, Direktif, dan Putusan. Transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris diatur melalui European Communities Act 1972. Challenge sebagai suatu upaya hukum terkait transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris diperbolehkan agar terciptanya pengimplementasian dengan baik.
Saran terkait penelitian yaitu sebaiknya transformasi Hukum Uni Eropa dipastikan bahwa telah diimplementasikan sebagaimana yang dicitakan.
Transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris sebaiknya dapat dipastikan bahwa Hukum Nasional Inggris dapat dikesampingkan dalam hal bertentangan dengan Hukum Uni Eropa yang langsung efektif. Melakukan perundingan secara mendalam, meminta opini dari perwakilan setiap negara anggota sehingga tercapai kesatuan untuk kemudahan mengimplementasikan Hukum Uni Eropa di negara-negara anggota serta meminimalisir tindakan challenge terhadap Hukum Uni Eropa.
Kata Kunci : Uni Eropa, Transformasi Hukum, Challenge
1
Mahasiswa Fakultas Hukum USU
2
Dosen Fakultas Hukum USU
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ... i
Abstrak ... vii
Daftar Isi ... viii
Daftar Singkatan ... xi
Daftar Skema ... xii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….. 1
B. Rumusan Masalah ……….. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ……….. 6
D. Keaslian Penulisan ……….. 7
E. Tinjauan Kepustakaan ……….. 8
F. Metode Penelitian ……….. 10
G. Sistematika Penulisan ……….. 13
BAB II : TRANSFORMASI HUKUM UNI EROPA DI NEGARA- NEGARA ANGGOTA UNI EROPA A. Sejarah dan Perkembangan Uni Eropa …... 15
B. Pengaruh Anggota Uni Eropa Dalam Pembentukan Hukum Uni Eropa ………. 26
BAB III : TRANSFORMASI HUKUM UNI EROPA DI INGGRIS
A. Sejarah Singkat Inggris Dan Masuknya Inggris
Menjadi Anggota Uni Eropa ……… 44
1. Sejarah Singkat Inggris ……… 44
2. Masuknya Inggris menjadi anggota Uni Eropa …. 47
B. Hubungan Antara Hukum Uni Eropa Dengan
Hukum Inggris Menurut European Communities
Act 1972 ………... 53 C. Prosedur Transformasi Hukum Uni Eropa
di Inggris ………... 60
BAB IV : CHALLENGE SEBAGAI SUATU UPAYA HUKUM TERKAIT TRANSFORMASI HUKUM UNI EROPA DI
INGGRIS
A. Latar Belakang Dilakukannya Challenge ... 67 B. Syarat – Syarat Agar Dapat Dilakukannya
Challenge Terhadap Legislasi Uni Eropa ….. 70 C. Prosedur Melakukan Challenge Terhadap
Legislasi Uni Eropa ……….. 73
D. Challenge Sebagai Suatu Upaya Hukum Terkait Transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris Menurut
EuropeanCommunities Act 1972 yang Merupakan
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……… 80
B. Saran ……… 81
DAFTAR SINGKATAN
CFI Court of First Instance
CFSP Common Foreign and Security Policy
EC European Community/Communities
ECJ European Court of Justice
ECSC European Coal and Steel Community
EEA European Economic Area
EEC European Economic Community
EFTA European Free Trade Association
EMU European Monetary Union
EP European Parliament
EPU European Political Union
ESC Economic and Social Committee
EU European Union
IGC Intergovernmental conference
IIA Inter-institutional Agreement
PCA Partnership and Co-operation Agreement
QMV Qualified Majority Voting
SEA Single European Act
TEU Treaty of European Union
USSR Union of Soviet Socialist Republics
DAFTAR SKEMA
ABSTRAK
Syaravina Lubis1 Sutiarnoto2 Jelly Leviza3
Pergolakan ekonomi suatu negara menjadi salah satu sebab terbentuknya suatu organisasi internasional yaitu Uni Eropa. Tujuan dari Uni Eropa itu sendiri adalah untuk promosi melalui komunitas, perkembangan aktivitas ekonomi yang harmonis, berkelanjutan, peningkatan yang stabil, peningkatan standar hidup yang cepat, kualitas hidup serta hubungan lebih dekat antara negara anggota. Penelitian ini memiliki rumusan masalah yang terdiri atas transformasi Hukum Uni Eropa menjadi Hukum di negara-negara anggota Uni Eropa, transformaasi Hukum Uni Eropa di Inggris, dan challenge sebagai suatu upaya hukum terkait transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris menurut Hukum Organisasi Internasional. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif.
Hasil dari penelitian mengenai transformasi Hukum Uni Eropa menjadi Hukum Nasional dari negara anggota yaitu dengan membentuk Regulasi, Direktif, Putusan yang wajib diterapkan di negara-negara anggotanya. Hukum Uni Eropa memiliki supremasi untuk mengesampingkan Hukum Nasional negara anggota. Transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris diawali dengan perjanjian European Communities Act 1972 yang merupakan ratifikasi Inggris atas Hukum Uni Eropa.
Challenge sebagai suatu upaya hukum terkait transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris diizinkan berdasarkan Pasal 230 dan 232 Perjanjian Uni Eropa, yaitu dengan mengajukan keluhan kepada pengadilan nasional sesuai dengan waktu yang telah ditentukan untuk melaksanakan challenge, tindakan challenge ini dapat berakhir dengan suatu amandemen.
Kesimpulan penelitian yaitu transformasi Hukum Uni Eropa di negara anggota berupa Regulasi, Direktif, dan Putusan. Transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris diatur melalui European Communities Act 1972. Challenge sebagai suatu upaya hukum terkait transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris diperbolehkan agar terciptanya pengimplementasian dengan baik.
Saran terkait penelitian yaitu sebaiknya transformasi Hukum Uni Eropa dipastikan bahwa telah diimplementasikan sebagaimana yang dicitakan.
Transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris sebaiknya dapat dipastikan bahwa Hukum Nasional Inggris dapat dikesampingkan dalam hal bertentangan dengan Hukum Uni Eropa yang langsung efektif. Melakukan perundingan secara mendalam, meminta opini dari perwakilan setiap negara anggota sehingga tercapai kesatuan untuk kemudahan mengimplementasikan Hukum Uni Eropa di negara-negara anggota serta meminimalisir tindakan challenge terhadap Hukum Uni Eropa.
Kata Kunci : Uni Eropa, Transformasi Hukum, Challenge
1
Mahasiswa Fakultas Hukum USU
2
Dosen Fakultas Hukum USU
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan untuk bersatu dalam organisasi oleh suatu negara merupakan
hal yang tak dapat dihindari lagi, disebabkan oleh pergolakan ekonomi dalam
suatu negara, seperti halnya negara Prancis setelah perang dunia kedua
membutuhkan perbaikan ekonomi, kemudian pada tahun 1950 tercipta rencana
yang merupakan sebuah terobosan baru oleh Robert Schuman yaitu Menteri Luar
Negeri Prancis dan Jean Monnet merupakan orang yang bertanggung jawab
mengawasi perbaikan ekonomi Prancis setelah Perang. Rencana itu termasuk
pemikiran dari Prancis dan Jerman atas produksi bahan bakar dari mineral dan
besi. Kemudian terbentuklah Organisasi Uni Eropa pada tahun 1951 dengan
Perjanjian Paris dan menciptakan European Coal and Steel Community (ECSC)4 yang beranggotakan enam negara Eropa yaitu Prancis, Jerman, Italy, Belgia,
Belanda, dan Luxembourg. Objek dari ECSC itu sendiri ialah hasil dari
pasar-pasar dalam produksi bahan bakar dari mineral dan besi.5
Sekarang Uni Eropa telah berubah menjadi organisasi terbesar di wilayah
Eropa dan memiliki 28 anggota, yaitu Belgia, Bulgaria, Republik Ceko, Denmark,
Jerman, Estonia, Yunani, Spanyol, Perancis, Irlandia, Italia, Cyprus, Latvia,
4
European Coal and Steel Community adalah Badan administratif yang dibentuk melalui perjanjian yang diratifikasi pada tahun 1952, dirancang untuk mengintegrasikan industri batu bara dan baja di Eropa Barat. Para anggota asli dari ECSC adalah Perancis, Jerman Barat, Italia, Belgia, Belanda, dan Luksemburg. kemudian organisasi diperluas dan mencakup semua anggota European Economic Community kemudian berganti nama menjadi European Union. Perjanjian ECSC berakhir pada tahun 2002.
5
Lithuania, Luxembourg, Hungaria, Malta, Belanda, Austria, Polandia, Portugal,
Romania, Slovenia, Slovakia, Finlandia, Swedeia, Inggris, dan Kroasia yang baru
bergabung tahun 2013.6
Berbicara tentang Uni Eropa tidak terlepas dari regulasi-regulasi yang
dibentuk Uni Eropa itu sendiri untuk diterapakan di negara-negara anggotanya.
Hukum Eropa dibuat untuk mendukung satu atau beberapa dari objektif yang
ditentukan dalam Perjanjian Komisi Eropa, seperti mempromosikan pasar antar
negara anggota atau melestarikan, melindungi, peningkatan kualitas lingkungan.7
Berdasarkan ikatan yang tercipta dengan adanya perjanjian Uni Eropa maka sudah
menjadi kewajiban bagi negara anggota untuk menerapkan hukum Uni Eropa di
negaranya.
Hukum Uni Eropa adalah sebuah sistem hukum yang diciptakan oleh
perjanjian. Sistem independen ini telah diberikan keefektifan, melalui pengakuan
terhadapnya dalam sistem hukum nasional dari negara anggota, dan oleh
perkembangan dalam putusan di Pengadilan Eropa. Meluasnya keanggotaan
organisasi ini hampir mencakup seluruh wilayah benua Eropa, hal ini
membuktikan bahwa Uni Eropa merupakan organisasi yang sangat besar. Sejak
pertama kali organisasi ini terbentuk, telah banyak menghasilkan
peraturan-peraturan hukum untuk diimplementasikan di masing-masing negara anggota.
Melebarnya keanggotaan ini menyebabkan munculnya masalah-masalah di
beberapa negara Eropa dalam hal mengintepretasikan regulasi Uni Eropa. Hal ini
sering menimbulkan kekeliruan dalam menegakkan hukum Uni Eropa itu sendiri.
6
“EU Member Countries” sesuai arikel di http://europa.eu/about-eu/countries/member-countries/index_en.htm, diakses tanggal 28 Februari 2013, pukul 9:04
7
Peristiwa ini dapat terjadi disebabkan oleh kewajiban dari negara anggota untuk
tunduk kepada hukum Uni Eropa dan hukum nasional negara anggota tidak dapat
menggugurkan hukum Uni Eropa.
Masalah dalam hubungan antara hukum Uni Eropa dan hukum nasional
bukanlah sesuatu yang unik. Tidak ada perbedaan dari masalah hubungan antara
hukum internasional dan hukum nasional yang mana telah dilakukan begitu
banyak ahli hukum dalam jangka waktu yang lama. Itu biasanya diperlakukan
sebagai perbedaan dan masalah terpisah karena hukum Uni Eropa lebih kepada
hukum federal yang longgar daripada hukum internasional karena banyak
peraturannya mencerminkan gagasan-gagasan nasional hukum administratif dan
karena itu menyangkut sangat banyak hukum privat daripada biasanya. Namun,
tidak dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah ini, alasannya adalah dalam
konteks ini, dari sudut pandang hukum Uni Eropa, itu sangat ditinggikan dan
harus memberikan efek pada hukum nasional.8
Hukum tersebut dibentuk oleh Komisi Eropa, kemudian didiskusikan dan
disimpulkan oleh Dewan Menteri setelah dikonsultasikan dengan Parlemen
Eropa.9 Masing-masing institusi tersebut diwakili oleh setiap negara anggota.10
Pengesahan ketentuan tersebut dibentuk berdasarkan seberapa besar perwakilan
setiap negara yang menyumbangkan suara.11 Hal ini membuktikan bahwa
pembentukan kententuan tersebut dengan metode yang adil untuk mencegah
8
Penelope Kent, Op.Cit, hal 57
9
Ibid, hal 36
10
Ibid, hal 25
11
adanya ketidakmampuan suatu negara anggota untuk mengimplementasikan
ketentuan tersebut.
Dalam penelitian ini akan lebih dibahas mengenai penerapan Hukum Uni
Eropa di Inggris. Inggris bergabung ke European Community (yang sekarang disebut sebagai Uni Eropa) pada 1 Januari 1973. Kewajiban untuk menerapkan
Hukum Uni Eropa ke dalam Hukum Inggris adalah melalui European Communities Act 1972. Hukum Uni Eropa mengadopsi satu pendekatan yang mana hukum Uni Eropa itu diutamakan dari pada hukum nasional. Tapi Hukum
Inggris cenderung kepada dua pendekatan. Demikian, perjanjian-perjanjian yang
dilaksanakan oleh Inggris, mensyaratkan legislasi untuk dapat berlaku. Peraturan
hukum Internasional hanya merupakan bagian dari hukum Inggris jika hukum itu
diterima dan diadopsi oleh Inggris. Sejak bergabungnya Inggris ke dalam Uni
Eropa, telah banyak regulasi Uni Eropa yang telah diterapkan oleh Inggris, yang
menyebabkan Keanggotaan dengan Uni Eropa ini memiliki konsekuensi yang
mendalam pada konstitusi Inggris.
Semua hak, kekuatan, tanggung jawab, kewajiban, dan pelarangan dari
waktu ke waktu diciptakan atau muncul di bawah perjanjian, sesuai dengan
perjanjian-perjanjian yang mana tanpa pengundangan terlebih dahulu untuk
diberikan kekuatan hukum atau dipergunakan di Inggris harus diakui, tersedia
dalam hukum dan ditegakkan, diizinkan dan diikuti dengan sesuai dengan makna
rujukan untuk satu dan yang lainnya yang mana ayat ini diterapkan (Pasal 2(1)
European Communities Act 1972).12
Dengan adanya pasal tersebut di atas, apakah mungkin terjadi ketentuan
Uni Eropa itu diabaikan karena tidak sesuai dengan kehendak yang diinginkan
oleh Inggris, jawabannya adalah tidak, tapi Inggris dapat merundingkan mengenai
di bagian mana mereka keberatan yaitu dengan cara men-challenge legislasi Uni Eropa tersebut, hal ini dapat dilakukan hanya jika peraturan tersebut tidak
mencerminkan objek dari perjanjian atau tidak didasarkan pada kekuatan yang
berasal dari perjanjian, barulah peradilan nasional dapat mengguanakan
langkah-langkah domestik yang menerapkannya. Dalam hal memasukkan prinsip-prinsip
umum dalam undang-undang masih sangat asing bagi Inggris, bagaimanapun
prinsip-prinsip umum ini telah mempengaruhi perkembangan prinsip umum di
Pengadilan Eropa.
Peluang untuk men-challenge pasal-pasal administratif di institusi Uni Eropa banyak dipengaruhi oleh hukum administratif Prancis, yang mana menjadi
dasar untuk pengujian undang. Tetapi perkembangan pengujian
undang-undang oleh Pengadilan Eropa juga diinspirasikan oleh konsep hukum Jerman.
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan keberlakuan dari legislasi Uni Eropa.
Pada keadaan-keadaan tertentu, individual yang memiliki wewenang ataupun
negara anggota dapat men-challenge hukum Uni Eropa.
Dalam bab-bab selanjutnya akan membahas bagaimana Uni Eropa
terbentuk, beberapa produk hukum Uni Eropa, bagaimana cara melaksanakannya
12
di negara anggota, serta masuknya Inggris ke dalam Uni Eropa, cara penerapan
hukum Uni Eropa di Inggris mencakup langkah yang dapat ditempuh jika tidak
sesuai kehendak yang dinginkan negara anggota, dengan megambil sudut pandang
dari hukum Organisasi Internasional mengenai tindakan men-challenge hukum Uni Eropa oleh negara anggota.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan diangkat dan dibahas dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Bagaimana transformasi Hukum Uni Eropa menjadi Hukum di
negara-negara anggota Uni Eropa ?
2. Bagaimana proses transformasi Hukum Uni Eropa menjadi Hukum
Nasional di Inggris ?
3. Bagaimana tindakan challenge sebagai suatu upaya hukum terkait transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Dalam membahas skripsi ini tentu ada tujuan dan manfaat yang ingin
dicapai, tujuan dari pembuatan skripsi mengenai judul ini antara lain :
1. Untuk mengetahui transformasi Hukum Uni Eropa menjadi Hukum
di negara-negara anggota Uni Eropa
2. Untuk mengetahui proses transformasi Hukum Uni Eropa menjadi
Hukum Nasional di Inggris
Selain tujuan dari pada penelitian ini, perlu pula diketahui bersama
bahwa manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan pengetahuan
Hukum Internasional secara umum dan Hukum Organisasi
Internasional secara khusus. Dapat dijadikan dasar bagi penelitian
selanjutnya pada bidang yang sama.
b. Secara praktis
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan tentang
tinjauan yuridis atas Hukum Uni Eropa terkait pembentukan
Hukum Nasional di Inggris dalam perspektif hukum organisasi
internasional.
D. Keaslian Penulisan
Penelitian ini merupakan karya tulis asli, sebagai refleksi dan pemahaman
selama berada di bangku kuliah terutama saat berada di Jurusan Departemen
Hukum Internasional. Penelitian ini berupaya untuk menuangkan ide atau gagasan
dari sudut pandang Hukum Organisasi internasional terhadap hukum Uni Eropa
terkait pembentukan hukum nasional di Inggris. Sepanjang penelusuran dalam
lingkup FH USU bahwa penulisan tentang “Tinjauan Yuridis atas Hukum Uni
Eropa Terkait Pembentukan Hukum Nasional di Inggris dalam Perspektif Hukum
Organisasi Internasional” belum pernah ditulis sebelumnya. Namun demikian,
khususnya departemen hukum internasional dapat dijumpai persamaan dalam hal
substansi seperti dasar mengenai Organisasi Uni Eropa, Hukum Diplomatik
negara-negara Eropa.
E. Tinjauan Kepustakaan
Penelitian ini memperoleh bahan tulisannya dari buku-buku,
laporan-laporan dan informasi dari internet.
Untuk menghindari penafsiran ganda, maka penulis memberikan
penegasan batasan pengertian dari judul penelelitian yang diambil dari sudut ilmu
hukum, penafsiran secara etimologi, maupun pendapat dari para sarjana terhadap
beberapa pokok pembahasan maupun materi yang akan di jabarkan dalam skripsi
ini antara lain :
Hukum Internasional : adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-sas yang
mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara, antar negara
dengan negara; dan negara dengan subyek hukum lain yang bukan negara
Organisasi Internasional : adalah suatu perhimpunan negara-negara yang
berdaulat yang didirikan atas dasar suatu perjanjian internasional tertentu, untuk
mencapai kepentingan bersama melalui organ-organ dari perhimpunan tersebut
Hukum Internasional Regional : keseluruhan kaidah-kaidah asas-asas yang
mengatur hubungan-hubungan atau persoalan-persoalan yang melintasi
batas-batas negara-negara antara subyek-subyek hukum internasional di kawasan dunia
tertentu yang bersumber pada Perjanjian Internasional
Uni Eropa : Suatu Organisasi internasional regional yang berada di kawasan eropa
Eropa dan memiliki tujuan untuk menerapkan prinsip-prinsip demokrasi,
penegakan hukum, penghormatan HAM dan untuk menjalin kerjasama di bidang
ekonomi, budaya, politik di negara-negara yang berada di kawasan Eropa. Saat ini
Organisasi Uni Eropa memiliki dua puluh delapan (28) negara anggota dan
masing-masing negara tersebut memiliki kedaulatan negaranya masing-masing.
Perjanjian Internasional : adalah perjanjian dalam bentuk dan nama tertentu, yang
diatur dalam Hukum Internasional yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan
hak dan kewajiban dibidang hukum publik
Konvensi : adalah bentuk Perjanjian Internasional yang mengatur hal-hal yang
penting dan resmi yang bersifat multilateral, bersifat law making treaty dan meletakkan norma hukum bagi Masyarakat Internasional
Challenge : adalah kata yang berasal dari bahasa latin yang berarti “dituduh atas sesuatu yang salah”, tindakan ini biasa dilakukan oleh pengacara mempertanyakan
bukti-bukti yang diajukan oleh pihak lain dalam gugatan. Hal ini merupakan
tindakan yang dapat dilakukan oleh pihak yang keberatan terhadap suatu legislasi
yang telah mengikat dirinya, dengan cara memberikan gagasan bahwa legislasi
tersebut tidak dapat diterapkan dikarenakan tidak sesuai dengan tujuan legislasi
itu sendiri, dan memberikan cara lain agar legislasi tersebut dapat diterapkan
F. Metode Penelitian
Untuk melengkapi penelitian ini agar tujuan dapat lebih terarah dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka metode penelitian yang
dipergunakan merupakan metode penelitian yuridis normatif yang akan dijabarkan
sebagai berikut :
a. Tipe penelitian
Penelitian yang dilakukan dalam membahas rumusan masalah
dalam skripsi ini adalah melalui tipe pendekatan yuridis normatif.
Penelitian Yuridis normatif metode penelitian yang mengacu pada
norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan
perundang-undangan dan putusan-putusan hakim dalam proses persidangan.13
Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif untuk
meneliti norma-norma Hukum Internasional yang berlaku tentang
Uni Eropa, yang terdapat dalam Konvensi Internasional, misalnya
Treaty on European Union, European Communities Act 1972. b. Sifat penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, merupakan suatu
penelitian yang menggambarkan, menelaah, menjelaskan, dan
menganalisis suatu peraturan hukum.14
13
Soerjono Soekanto, Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2004, hal 14
14
c. Sumber data
Oleh karena penelitian yang dilakukan merupakan penelitian
yuridis normatif, maka sumber data yang digunakan merupakan
data sekunder yang dapat diverivikasi sebagai berikut :
a) Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer ahan hukum yang terdiri dari aturan
hukum yang terdapat pada berbagai perangkat hukum atau
peraturan perundang-undangan.15 Peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan objek penelitian, Antara lain:
1. Treaty on European Union
2. European Communities Act 1972
b) Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang
diperoleh dari buku teks, jurnal-jurnal, pendapat sarjana,
dan hasil-hasil penelitian.16
c) Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap
bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus hukum,
ensiklopedia, dan lain-lain.17
15
Jhony Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Normatif, Surabaya, Bayumedia, 2006, hal 192
16
Ibid
17
d) Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara
penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau yang
disebut data sekunder. Adapun data sekunder yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain berasal dari
buku-buku koleksi pribadi maupun pinjaman dari
perpustakaan, artikel-artikel baik yang diambil dari media
cetak maupun media elektronik, dokumen-dokumen
pemerintah, termasuk peraturan perundang-undangan dan
perjanjian internasional.
Tahap-tahap pengumpulan data melalui studi pustaka
adalah sebagai berikut :
a. Melakukan inventaris Hukum Positif dan
bahan-bahan hukum lainnya yang relevan dengan objek
kajian
b. Melakukan penelusuran kepustakaan melalui
artikel-artikel media cetak dan elektronik, dokumen
pemerintahan dan peraturan perundang-undangan
c. Mengelompokkan data-data yang relevan dengan
d. Menganalisis data-data yang relevan tersebut untuk
menyelesaikan masalah yang menjadi objek
penelitian dan menarik kesimpulan
e) Metode analisis data
Berdasarkan sifat penelitian yang menggunakan metode
penelitian yang bersifat deskriptif analitis, maka analisis
data yang dipergunakan adalah analisis secara pendekatan
kualitatif terhadap data sekunder.
G. Sistematika Penulisan
Sebagai gambaran umum untuk memudahkan pemahaman materi yang
disampaikan, skripsi ini di bagi menjadi 5 (lima) bab yang berhubungan erat satu
sama lain, dengan perincian sebagai berikut :
Bab I : merupakan dasar-dasar dalam pembuatan skripsi ini, dalam bab ini
membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penulisan skripsi ini, tinjuan kepustakaan, metode penelitian apakah yang
digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini, serta sistematika penulisan.
Bab II : yaitu mengenai transformasi Hukum Uni Eropa menjadi Hukum
di negara-negara anggota Uni Eropa serta menjelaskan tentang bagaimana sejarah
serta perkembangan Uni Eropa, pengaruh anggota Uni Eropa dalam pembentukan
hukum Uni Eropa, dan penjabaran tentang transformasi Hukum Uni Eropa
menjadi Hukum di negara-negara anggota Uni Eropa.
Bab III : berisi tentang transformasi Hukum Uni Eropa menjadi Hukum
masuknya Inggris menjadi anggota Uni Eropa, hubungan antara Hukum Uni
Eropa dengan hukum Inggris menurut European Communities Acts 1972, dan penjabaran mengenai transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris.
Bab IV : menceritakan tentang challenge sebagai suatu upaya hukum terkait transformasi Hukum Uni Eropa di Inggris termasuk menjelaskan mengenai
syarat-syarat dan prosedur agar dapat dilakukannya challenge terhadap legislasi Uni Eropa, dan pandangan tentang challenge legislasi Uni Eropa oleh Inggris menurut European Communities Act 1972 yang merupakan Hukum Organisasi Internasional Uni Eropa.
Bab V : merupakan Kesimpulan dan Saran yang memberikan semua
kesimpulan jawaban atas rumusan masalah serta saran yang berupa
BAB II
TRANSFORMASI HUKUM UNI EROPA DI NEGARA-NEGARA
ANGGOTA UNI EROPA
A. Sejarah dan Perkembangan Uni Eropa
Inspirasi untuk membentuk tiga institusi yang menjadi dikenal dengan
European Comunity (EC)18 berasal dari rencana terobosan baru di tahun 1950 oleh Robert Schuman, yaitu seorang menteri luar negeri Prancis dan Jean
Monnet merupakan orang yang bertanggung jawab untuk mengawasi perbaikan
ekonomi Prancis setelah perang. Rencana itu termasuk pemikiran dari Prancis
dan Jerman atas produksi bahan bakar dari mineral dan besi.19
Ide itu berkembang terus bersamaan dengan kebutuhan untuk
merekonstruksi Eropa setelah perang dunia kedua. Pembuat rencana ini percaya
bahwa Jerman seharusnya terbantu untuk pembangunan kembali, hanya saja jika
dibentuk secara politik dan ekonomi melalui organisasi negara-negara Eropa,
sehingga perang selanjutnya yang terjadi di Eropa akan sulit terjadi.
Sebagai hasilnya dari inisiatif ini, Perjanjian Paris ditandatangani pada
tahun 1951 menciptakan European Coal and Steel Community (ECSC). Enam negara member original adalah Prancis, Jerman, Italy, Belgia, Belanda, dan
Luxembourg. Objek dari ECSC adalah hasil dari pasar-pasar dalam produksi
bahan bakar dari mineral dan besi.
18
European Community (EC) adalah asosiasi yang dirancang untuk mengintegrasikan perekonomian Eropa. Awalnya terdiri European Economic Community (EEC), European Coal and Steel Community (ECSC), dan European Aromic Energy Community (EURATOM). Pada tahun 1993 tiga komunitas tersebut menjadi di bawah Uni Eropa.
19
Tahun 1957, enam negara anggota menandatangani dua perjanjian
selanjutnya di Roma menciptakan European Economic Community (EEC)20 dan
European Atomic Energy Community (Euratom).21 Euratom mirip dengan ECSC dimana ia menangani sektor terbatas, berupa industri nuklir di European Community, yang mana EEC bertujuan kedepan untuk berkembang menuju ‘persatuan yang lebih dekat antara orang-orang Eropa’ (pembukaan dari perjanjian
EEC).22
ECSC, EEC dan Euratom hanya dipegang oleh dua institusi yaitu
Parlemen dan Pengadilan. Bagaimanapun, Dewan dan Komisi dibentuk dari
perkumpulan institusi yang terpisah: Perjanjian Merger tahun 1965. Setelah perjanjian tersebut, tiga komuniti ini berfungsi berbeda-beda tapi dengan berbagi
institusi.
EEC di bawah Perjanjian Roma berfokus dengan integrasi ekonomi
umum didapatkan dari menyatukan ketertarikan yang berbeda dari negara anggota
menjadi pasar dimana kuntungan, orang-orang, pelayanan dan kekayaan dapat
bersirkulasi dengan bebas. Hasil dari EEC mewajibkan pemikiran tentang
kedaulatan di area yang menggunakan Perjanjian EEC. Itu mencerminkan
pengalaman yang sesuai pada federal pandangan Churchill dari ‘United States of Europe’, tidak sebagai satu teritori dibawah kontrol kekuasaan federal tapi
20
European Economic Community adalah organisasi internasional yang diciptakan oleh Perjanjian Roma 1957. Tujuannya adalah untuk menciptakan integrasi ekonomi, di antara enam anggota pendirinya: Belgia, Perancis, Italia, Luksemburg, Belanda dan Jerman.
21
Euratom dibuat untuk mengkoordinasikan program-program penelitian negara-negara anggota untuk penggunaan energi nuklir secara damai.
22
sebagai supranasional organisasi yang memiliki kemampuan membuat kebijkan
dan peraturan yang mana menyatukan negara-negara anggota. Para pendiri EEC
melihat peningkatan perdamaian, kestabilan dan pembangunan ekonomi sebagai
hal yang lebih penting dari kehilangan kedaulatan yang tidak bisa dihindari.
Objek umum EC di bawah Perjanjian Roma, sebagai amandemen dari
perjanjian selanjutnya adalah untuk promosi melalui komunitas, perkembangan
aktifitas ekonomi yang harmonis, berkelanjutan, penaikan yang seimbang,
peningkatan yang stabil, peningkatan standar hidup yang cepat dan kualitas hidup
dan hubungan lebih dekat antara negara yang menyatu dengan itu dan
mempertahankan berkembangan aktivitas ekonomi, pekerja dengan level tinggi
dan perlindungan sosial, persamaan hak antara laki-laki dan perempuan,
mempertahankan dan perkembangan tanpa inflasi, persaingan tinggi and tampilan
ekonomi yang serasi, perlindungan yang tinggi dan peningkatan kualitas
lingkunagan, dan ekonomi dan kohesi sosial antara negara member: Pasal 2
Perjnjian Uni Eropa.23 Objek-objek ini untuk dicapai dengan membangun
pasar-pasar, ekonomi, kesatuan moneter dan peningkatan dalam memperkirakan
harmonisasi dalam kebijakan ekonomi dari negara-negara anggota.
23
Saat Perjanjian Roma ditandatangani, Inggris tidak mempersiapkan untuk
mengorbankan kedaulatan nasional untuk bergabung. Melainkan mengajukan
tawaran yaitu sebuah area pergadangan bebas di Eropa melalui yang mana
kesulitan tarif akan dibagi tapi kontrol perdagangan dangan bukan anggota
diatur oleh negara anggota. Tahun 1959, European Free Trade Association
(EFTA)24 didirikan oleh Inggris, Norwegia, Denmark, Swedia, Austria, Portugis
dan Irlandia (sebagai asosiasi dan kemudian menjadi anggota penuh).
Bagaimanapun, ketika Inggris menyadari perkembangan isolasi ekonomi, itu
diajukan (ketidakberhasilan) dari komunitas pada tahun 1961.25
Tahun 1967, Inggris kembali mangajukan diri untuk menjadi member,
sekali lagi diikuti oleh Denmark, Norwegia, Irlandia, membawa mereka ke
penandatanganan Perjanjian Aksesi di tahun 1972 dan 1973 setelah dimana
Inggris, Irlandia dan Denmark bergabung kedalam komunitas. Norwegia
memutuskan untuk tidak memproses untuk bergabung sebagai anggota mengikuti
referendum. Putusan yang negatif ini terulang kembali pada tahun 1994 ketika
Norwegia memasukkan voting ke referendum kedua melawan para member.
Greenland menarik diri keluar setelah mendapatkan hasil yang mirip pada tahun
1982.
Yunani bergabung dengan EC pada tahun 1981, diikuti oleh Spain dan
Portugal pada tahun 1986. Turki, Malta dan Cyprus telah mengajukan untuk
24
European Free Trade Association awalnya terdiri dari empat negara yaitu Islandia, Liechtenstein, Norwegia, dan Swiss. Sekarang hanya terdiri atas tiga negara karena Swiss keluar dari EFTA. EFTA Terorganisir untuk menghilangkan hambatan perdagangan barang industri di antara mereka sendiri, namun dengan masing-masing negara mempertahankan kebijakan komersial sendiri terhadap negara-negara di luar kelompok.
25
menjadi member. Ketika prospek untuk Cyprus dan Malta medapatkan hasil yang
positif, posisi Turki sangat kompleks dikarenakan latar belakang hak asasi
manusia mereka. Komisi menyatakan pada Oktober 1999 bahwa Turki tidak
memiliki kriteria politik yang sesuai untuk menjadi anggota, itu harus tetap
dipertimbangkan sebagai negara kandidat.
Mengikuti unifikasi kembali Jerman pada tahun 1989, Jerman Timur
bergabung di EC pada 3 Oktober 1990 tanpa membutuhkan perluasan secara
formal. Subjek untuk pengaturan transnasional tertentu, hukum EC diajukan dari
tanggal itu kepada Jerman Timur yang dulu. Persetujuan dicapai di Edinburgh
Summit pada tahun 1993 untuk meningkatkan jumlah anggota Parlemen Eropa Jerman dari 81 menjadi 99.
Negara-negara EFTA dengan pengecualian Switzerland menandatangani
persetujuan European Economic Area26 yang mana ditegakkan pada 1 Januari 1994, melebarkan suatu pasar ke teritori negara-negara yang menandatangani
perjanjian. Perjanjian EEA membentuk institusi sendiri dan telah terlihat sebagai
awal kepada keanggotaan penuh di Uni Eropa yang mana EC telah menjadi
bagian dibawah Perjanjian Uni Eropa. Uni Eropa diperbesar pada 1 Januari 1995
dengan tindakan aksesi selanjutnya sebagai hasilnya Austria, Finlandia, dan
Swedia menjadi anggota penuh dari Uni Eropa. Tidak seperti perbesaran
26
sebelumnya dimana termasuk pengaturan transnasional yang luas, tiga negara
EEA menyetujui dengan penuh hukum EC (the ‘aquis communautaire’27) dengan delegasi sementara yang terbatas. Sejak tahun 1995 hanya Norwegia, Islandia, dan
Liechtenstein sisa member dari EFTA.
Partnership and Co-operation Agreement28 (PCA) ditandatangani pada tahun 1994 diantara Uni Eropa dan Russian Federation, Ukraina dan Moldova. Perjanjian ini mencakup pentingnya nilai demokrasi, menghormati hak asasi
manusia dan prinsip dari pasar ekonomi. Hambatan perdagangan perlahan-lahan
terangkat dan dialog politik regular antara partai ditegakkan. Tahun 1999 Uni
Eropa-Russia Common Strategy disetujui, mencakup prioritas area seperti konsolidasi demokrasi, integrasi Russia kedalam pusat ekonomi Eropa dan
lingkungan sosial, tercapai melalui PCA. Negosiasi dilanjutkan dengan
Commonwealth of Independent States29 (asosiasi dari negara-negara yang mencakup teritori dari USSR30 yang dulu).31
27
the aquis communitaire adalah apa yang Komunitas telah peroleh atau apa yang Komunitas telah capai. Istilah ini digunakan untuk merujuk kepada keseluruhan undang-undang Uni Eropa.
28
Partnership and Co-operation Agreement memiliki tujuan dari ialah untuk memperkuat demokrasi mereka dan mengembangkan ekonomi mereka melalui kerja sama dalam berbagai bidang dan melalui dialog politik. Dewan Kerjasama telah dibentuk untuk memastikan pelaksanaan perjanjian.
29
Commonwealth of Independent States merupakan asosiasi bebas dari negara-negara berdaulat yang dibentuk pada tahun 1991 oleh Rusia dan 11 republik lainnya yang sebelumnya bagian dari Uni Soviet. Commonwealth of Independent States (CIS) ini berawal saat pemimpin terpilih dari Rusia, Ukraina, dan Belarus (Belarusia) menandatangani perjanjian membentuk asosiasi baru pada tanggal 8 Desember 1991 untuk menggantikan Union of Soviet Socialist Republics (USSR)
30
Union of Soviet Socialist Republics (USSR) merupakan bekas kekaisaran Eurasia utara (1917/22-1991) membentang dari Baltik dan laut Hitam ke Samudera Pasifik dan, di tahun-tahun akhir, yang terdiri dari 15 Republik Sosialis Soviet. Selama periode keberadaannya, USSR adalah wilayah negara terbesar di dunia. Itu juga salah satu yang paling beragam, dengan lebih dari 100 kebangsaan yang berbeda tinggal dalam perbatasannya.
31
Copenhagen Summit pada 1993 membuat jalan untuk ‘Europe Agreement’ yang mana telah ditandatangani dengan banyak negara-negara Eropa Timur untuk
mempromosikan konvergensi, integrasi dan korporasi regional.
Perjanjian-perjanjian ini menyediakan hubungan yang tertata dengan Uni Eropa
ketika kondisi ekonomi dan politik yang baik. Di bawah ini yang dinamakan
dengan ‘Copenhagen Criteria32’, anggota dari Uni Eropa mewajibkan negara kandidat:
a. Telah mencapai stabilitas institusi yang menjamin demokrasi,
pengaturan hukum, hak asasi manusia, menghormati dan
melindungi yang minoritas
b. Memiliki pasar ekonomi yang berfungsi sebagai kapasitas untuk
berhasil dengan tekanan persaingan dan paksaan dalam Uni Eropa
c. Memiliki kemampuan untuk mengambil obligasi dari keanggotaan,
termasuk peraturan dan hukum yang dikenal sebagai ‘aquis’ dan mendukung keinginan politik, ekonomi, dan moneter Uni Eropa.
Tiga belas negara telah bergabung saat proses pelebaran, dengan berbagai
tingkat kesiapan. Negosiasi dibuka pada tahun 1998 untuk Cyprus, Republik
Ceko, Estonia, Hungaria, Polandia dan Slovenia. Enam negara selanjutnya
ditambahkan dengan Helsinki Summit pada desember 1999: Bulgaria, Latvia, Lithuania, Malta (keanggotaan yang akhirnya diaktifkan dari penundaan di tahun
1996), Romania dan Republik Slovakia. Turki salah satunya sisa pelamar, tapi
32
tidak di bawah pertimbangan sampai sekarang. Ketika sangat mungkin untuk
memprediksi kapan individual negara-negara pelamar akan menjadi anggota dari
Uni Eropa, komisi menyatakan pada April 2000 bahwa Uni Eropa siap untuk
menerima member yang memenuhi kriteria untuk keanggotaan kapanpun setelah
tahun 2002.
Single European Act33 (SEA) ditandatangani pada tahun 1986, mewakili revisi besar pertama terhadap perjanjian EEC. SEA diikuti sejumlah usaha yang
gagal untuk mengubah keseimbangan institusional dalam EC seperti rancangan
Perjanjian Uni Eropa, diajukan oleh parlemen Eropa pada tahun 1984.
Upaya-upaya ini telah sangat gagal karena mereka dianggap terlalu federalis, terutama
oleh Inggris yang menentang lebih lanjut hilangnya kedaulatan terhadap EC.
Inisiatif Single Market34, bagaimanapun membawa dukungan semua negara anggota termasuk Inggris.
Alasan untuk SEA telah muncul sebagai hasil dari pengajuan yang
diterbitkan pada tahun 1985 oleh komisi yang mana menunjukkan banyak
hambatan untuk perdagangan antar negara anggota, yang merugikan posisi
perdagangan global European Community. Selama 1970-an dan awal 1980-an dominasi kepentingan nasional, menghambat kemajuan EC. Tujuan dari SEA
adalah menghilangkan semua rintangan, maupun secara fisik, teknik, atau fiskal.
33
Single European Act (SEA) merupakan komitmen dari negara anggota untuk rencana perluasan ekonomi mereka dan pembentukan mata uang tunggal Eropa, kebijakan asing dan domestik umum. SEA ditandatangani pada bulan Februari 1986 di Luksemburg dan Den Haag dan mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 1987.
34
Program ini menghidupkan kembali entusiasme untuk integrasi Eropa. Tahun
1992, Single Market secara besar terpenuhi.
Suatu konferensi antar pemerintah ataupun Intergovernmental Conference
(IGC) diadakan tahun 1990 untuk mempertimbangkan Economic and Monetary Union35(EMU). dan IGC yang kedua meneliti European Political Union36 (EPU). Beberapa negara anggota seperti Jerman dan Perancis percaya bahwa EMU tidak
bisa efektif tanpa EPU. Perjanjian Uni Eropa menyediakan untuk kedua bentuk
yang ditandatangani di Maastricht, Netherlands pada Desember 1991.
Struktur yang diciptakan dalam Perjanjian Maastricht terdiri dari tiga
pilar37 (lebih lanjut dimodifikasi oleh Perjanjian Amsterdam) :
a. Tiga komunitas (ECSC, Euratom, dan EC), secara kolektif dikenal
atas European Community
b. Common Foreign and Security Policy (CFSP) c. Co-operation in justice and home affairs
Hanya pilar pertama, EC diatur oleh hukum EC. Pilar kedua dan ketiga diberikan
atas kerjasama antar pemerintah. Fitur penting lainnya dari Maastricht termasuk
pencantuman :
35
Economic and Monetary Union adalah istilah umum untuk kelompok kebijakan yang bertujuan untuk memusatkan ekonomi semua negara anggota Uni Eropa pada tiga tahap. Termasuk 18 negara zona euro dan 10 negara non-euro adalah anggota EMU. Namun Suatu Negara Anggota harus mematuhi dan menjadi bagian dari EMU, sebelum dapat mengadopsi mata uang euro, yang mana tahap ketiga EMU menjadi sebagian besar identik dengan zona euro.
36
European Political Union adalah tempat untuk membahas isu-isu integrasi Eropa. Diskusi diorganisir sekitar tema penting yang mencakup berbagai disiplin ilmu, termasuk ekonomi, sejarah, hukum, ilmu politik, administrasi publik dan sosiologi untuk melakukan pertukaran ide dan wawasan tentang integrasi Eropa dari berbagai komunitas akademik.
37
a. Dasar sistem hukum baru untuk kebijakan sosial dalam protokol
tambahan pada perjanjian. Inggris menolak untuk bergabung dalam
perjanjian ini sebelum perubahan pemerintahan tahun 1997
b. Prinsip subsidiaritas yang mana menyediakan untuk suatu bentuk
pengambilan keputusan dilimpahkan di daerah-daerah di luar
kompetensi EC. Inggris sangat kuat mendukung pencantuman
subsidiaritas dalam Perjanjian Uni Eropa dengan keyakinan bahwa
itu akan bertindak sebagai pengecekan pada lembaga EC dan
pertumbuhan federalisme.
EC, ECSC, dan Euratom, bertindak bersama di bawah pilar pertama, dapat
dikenal secara kolektif sebagai EC. Demikian kata “Hukum EC” dimaksudkan
untuk aktivitas sistem regulasi di bawah pilar pertama. Uni Eropa dapat diambil
untuk menutupi aktifitas di bawah pilar kedua dan pilar ketiga. Nama Komisi
Eropa dan Parlemen Eropa tetap tidak diubah oleh perjanjian Maarstricht, tapi
Dewan Menteri dikenal menjadi Dewan Uni Eropa.
Perjanjian Uni Eropa berlaku pada 1 November 1993 saat proses ratifikasi
telah dipenuhi oleh seluruh negara anggota. Konferensi antar pemerintahan
dilaksanakan antara tahun 1996 dan 1997 untuk meninjau amandemen Maastricht
dalam pandangan dari tantangan yang ditimbulkan oleh perluasan lebih lanjut
Council pada Juni 1997. Perjanjian Amsterdam ditandatangani pada Oktober 1997 dan berlaku pada ratifikasi 1 Mei 1999.38
Ketika beberapa perubahan wajar dibuat untuk struktur decision-making, termasuk penyederhanaan prosedur co-decision-making dan peran ditingkatkan untuk Parlemen Eropa. Selama konferensi antara pemerintahan berlangsung yang
mana didahului adopsi perjanjian Amsterdam, di sana banyak diskusi mengenai
kebutuhan untuk memodifikasi struktur, komposisi dan kekuatan dari institusi
dalam rangka perluasan yang akan datang ke arah timur. Bagaimanapun, itu
membuktikan tidak mungkin untuk mencapai perjanjian terhadap
masalah-masalah sensitif seperti suara berkualitas terbanyak ataupun qualified majority voting (QMV) dalam Dewan, sebaliknya, sebuah komitmen kompromi diajukan dalam protokol pada perjanjian internasional.
Protokol itu menyatakan bahwa pada tanggal perluasan pertama kali dari
Uni Eropa, jumlah komisioner akan terbatas pada jumlah negara anggota,
mengatakan bahwa suara di dalam Dewan telah dimodifikasi. Paling tidak satu
kali setahun sebelum keanggotaan Uni Eropa melebihi 20, dan suatu konferensi
antar pemerintahan akan diadakan untuk meninjau ketentuan perjanjian pada
komposisi dan fungsi lembaga. Konferensi anatar pemerintahan itu diadakan di
konferensi tingkat tinggi Cologne pada Juni 1999.39
Uni Eropa sekarang memiliki 28 anggota yaitu Belgia, Bulgaria, Republik
Ceko, Denmark, Jerman, Estonia, Yunani, Spanyol, Perancis, Irlandia, Italia,
38
Penelope Kent, Op.Cit, hal 10
39
Cyprus, Latvia, Lithuania, Luxembourg, Hungaria, Malta, Belanda, Austria,
Polandia, Portugal, Romania, Slovenia, Slovakia, Finlandia, Swedia, Inggris, dan
Kroasia.40
B. Pengaruh Anggota Uni Eropa Dalam Pembentukan Hukum Uni Eropa
Perjanjian Uni Eropa adalah kerangka hukum yang berisi tujuan dan
kewajiban-kewajiban. Itu diikuti pengundangan peraturan harus dilakukan oleh
institusi komuniti. Institusi-institusi utama diciptakan oleh perjanjian Amsterdam
pasal 7 (sebelumnya pasal 4) Perjanjian Uni Eropa yaitu:
a. Parlemen Eropa
Berdasarkan Protocol on the Enlargement of the European Union tahun 2002, anggota Parlemen Eropa terdiri atas Jerman (99), Perancis , Italia, dan
Inggris (masing-masing 72), Spanyol (50), Belanda (25), Belgia, Yunani dan
Portugis (masing-masing 22), Swedia (18), Austria (17), Denmark dan Finlandia
(masing-masing 13), Irlandia (12) dan Luxembourg (6), berjumlah 535
perwakilan. Perjanjian Uni Eropa memberikan batasan anggota yaitu 700 anggota
Parlemen Eropa. Itu dibentuk di Strasbourg dengan beberapa sesi di Luxembourg
dan kebanyakan pertemuan komite dilaksanakan di Brusells. Anggota dipilih
setiap lima tahun.41
Meskipun tekanan untuk proses legislatif lebih besar, peran Parlemen
Eropa tetap sebagian besar konsultatif. Konsultasi adalah persyaratan prosedural
40
“EU Member Countries” sesuai arikel di website http://europa.eu/about-eu/countries/member-countries/index_en.htm, diakses tanggal 28 Februari 2013, pukul 9:04
41
yang penting dalam area spesifik seperti pada implementasi peraturan persaingan.
Ada empat macam prosedur legislasi termasuk berbagai tingkat partisipasi oleh
Parlemen Eropa yaitu konsultasi, kerjasama, co-decision, persetujuan.42
a) Prosedur konsultasi
Undang-undang yang diusulkan dimasukkan oleh Komisi ke
Dewan. Dimana perjanjian mewajibkan, naskah harus diletakkan sebelum
pembacaan pertama oleh Parlemen Eropa. Naskah setelahnya akan
dipertimbangkan dalam komite sebelum pendapat diantarkan. Pengajuan
amndemen dimaksudkan kembali ke Dewan. Dewan akan adopsi
undang-undang setelah diskusi dalam Komite Perwakilan Permanen. Konsultasi
dengan Komite Ekonomi dan Sosial dan Komite Regional bisa merupakan
persyaratan dalam hal-hal tertentu.
b) Prosedur kerjasama
Prosedur kerjasama diperkenalkan oleh Single European Act
(SEA) untuk menyediakan mekanisme langsung untuk pengadopsian
langkah-langkah pasar internal oleh suara berkualitas terbanyak ataupun
qualified majority voting dan untuk meningkatkan partisipasi Parlemen Eropa dengan mewajibkan dua pembacaan setelah itu. Langkah-langkah
sebelumnya diadopsi dibawah prosedur kerjasama sekarang ditutupi oleh
prosedur co-decision.
42
c) Prosedur co-decision
Prosedur co-decision dikenalkan oleh perjanjian Maastricht dan disederhanakan oleh perjanjian Amsterdam. Tujuannya adalah untuk
menyediakan mekanisme baru yang mana mengenali kerjasama
keikutsertaan dalam proses legislasi Palemen Eropa dan Dewan. Itu tidak
memberikan kekuatan legislatif langsung kepada Parlemen Eropa
sendirian, langkah-langkah adopsi akhir menjadi tanggung jawab Dewan,
subjek untuk hak veto Parlemen Eropa.
Berdasarkan pasal 251 perjanjian Uni Eropa, draft proposal Komisi
diserahkan kepada Parlemn Eropa dan Dewan Menteri. Jika Parlemen
Eropa mengajukan amandemen, Dewan dapat mengadopsi baik proposal
asli ataupun yang telah diamandemen. Jika Parlemen Eropa mengusulkan
amandemen ke posisi umum, naskah yang telah diubah harus dikirim ke
Dewan dan Komisi. Jika Dewan tidak setuju atas semua amandemen,
Komite Konsiliasi harus diangkat, terdiri dari perwakilan yang seimbang
dari Dewan dan Parlemen Eropa.
Jika Komite tidak bisa menyetujui naskah bersama maka
undang-undang tidak diadopsi. Sebelum amandemen perjanjian Amsterdam,
Parlemen Eropa berhak menolak draft akhir dari suara terbanyak.
Kekuatan veto digunakan hanya sekali. Bulan Maret 1995, Parlemen
Eropa menggunakan hak vetonya untuk menolak draft naskah yang telah
Skema No. 1 “Prosedur co-decision di Uni Eropa”
KOMISI EROPA
proposal
DEWAN EROPA
memulai berunding
PARLEMEN EROPA
pendapat
KOMISI EROPA
mengambil pandangan dari pendapat Parlemen Eropa
DEWAN EROPA
mengadopsi posisi umum dengan suara terbanyak
dalam 3* bulan PARLEMEN EROPA
menyetujui atau tidak mengajukan amandemen menolak posisi umum mengambil tindakan pada posisi umum oleh oleh mayoritas mutlak
mayoritas mutlak dari anggota dari anggota
PERATURAN DIADOPSI PERATURAN TIDAK DIADOPSI
DEWAN EROPA/KOMISI EROPA
Komisi Eropa memberi pendapat positif Komisi Eropa memberika pendapat pada amandemennya Parlemen Eropa negatif pada amandemennya
Parlemen Eropa
dalam 3* bulan DEWAN EROPA menyetujui semua tidak adopsi amandemennya peraturan Parlemen Eropa (seperti yang oleh suara terbanyak diamandemen) Peraturan diadopsi
dalam 3* bulan DEWAN EROPA adopsi peraturan tidak adopsi (sesuai yang peraturan diamandemen oleh (seperti yang Parlemen Eropa) diamandemen dengan suara bulat oleh Parlemen
Eropa Peraturan diadopsi
Dalam 6* minggu KOMITE KONSILIASI
(dengan jumlah anggota yang seimbang dari Dewan dan Parlemen Eropa)
menyetujui teks bersama gagal untuk menyetujui teks bersama
peraturan tidak diadopsi
Dalam 6** minggu Dewan/Parlemen Eropa kedua‐duanya Kedua‐duanya gagal menyetujui untuk menyetujui teks bersama teks bersama
*bisa ditambah satu bulan
**bisa ditambah dua minggu43
perlindungan penemuan bioteknologikal. Versi direktif yang telah
dimodifikasi diadopsi pada 1988.44
d) Prosedur persetujuan
Versi prosedur co-decision dikenal sebagai prosedur persetujuan dikenalkan oleh Single European Act (SEA) dan diperlebar oleh Perjanjian Uni Eropa. Itu mewajibkan sebuah persetujuan positif oleh Parlemen
Eropa dan Dewan sebelum langkah-langkah dapat diterapkan. Area
dibawah Perjanjian Uni Eropa untuk yang mana prosedur persetujuan
diwajibkan termasuk bermacam-macam kategori perjanjian internasional
seperti, langkah-langkah untuk memfasilitasi hak-hak warga negara Eropa,
pengaturan pemilihan Parlemen Eropa dan setelah perjanjian Amsterdam
yaitu sanksi terhadap pelanggaran berat dan serius terhadap hak asasi
manusia.
Pasal 193 Perjanjian Uni Eropa45 membolehkan Parlemen Eropa
membentuk Komite Penyelidikan sementara untuk menginvestigasi
dugaan kontravensi atau kesalahan administrasi dalam
pengimplementasian Hukum Uni Eropa.
43
Penelope Kent, Op.Cit, hal 20
44
Penelope Kent, Op.Cit, hal 21
45
Treaty on European Union, article 193: “In the course of its duties, the European Parliament may, at the request of a quarter of its Members, set up a temporary Committee of Inquiry to investigate, without prejudice to the powers conferred by this Treaty on other institutions or bodies, alleged contraventions or maladministration in the implementation of Community law, except where the alleged facts are being examined before a court and while the case is still subject to legal proceedings.”
b. Dewan Uni Eropa
Setelah Perjanjian Mastricht, Dewan dikenal sebagai Dewan Uni Eropa.
Itu memiliki keanggotaan perwakilan yang berubah-ubah pada level kementerian,
berwenang untuk mempercayakan setiap negara anggota, dengan keanggotaan
berdasarkan pada masalah yang didiskusikan. hanya satu suara mewakili negara
anggot yang dizinkan. Pertemuan-pertemuan dilakukan secara tertutup kecuali
Dewan dengan tegas menyatakan lain. Kantor Presiden ditempatkan di setiap
negara anggota dalam urutan setiap enam bulan. Mengikuti amandemen oleh
perjanjian Amsterdam, Dewan dibantu oleh Sekretaris Jenderal di bawah
tanggung jawab dari Sekretaris Jenderal.
Tugas dari Dewan adalah untuk meyakinkan bahwa tujuan dibentuk dalam
perjanjian tercapai, pasal 20246 (sebelumnya pasal 145) Perjanjian Eropa. Itu
memiliki tugas untuk meyakinkan kordinasi kebijakan umum ekonomi dari negara
anggota dan memiliki kekuatan untuk mengambil keputusan. Demikian, walaupun
Dewan sangat jelas adalah badan politik yang mana dapat mencerminkan
kepentingan nasional dari negara anggota, dalam hal legislatif, itu biasanya dapat
bertindak dalam proposal dari Komisi dan sering mewajibkan konsultasi
Parlemen dan Komite Ekonomi dan Sosial. Suara bulat dibutuhkan untuk
46
Treaty on European Union, article 202: “To ensure that the objectives set out in this Treaty are attained the Council shall, in accordance with the provisions of this Treaty:
— ensure coordination of the general economic policies of the Member States, — have power to take decisions,
— confer on the Commission, in the acts which the Council adopts, powers for the implementation of the rules which the Council lays down. The Council may impose certain requirements in respect of the exercise of these powers. The Council may also reserve the right, in specific cases, to exercise directly implementing powers itself. The procedures referred to above must be consonant with principles and rules to be laid down in advance by the Council, acting unanimously on a proposal from the Commission and after obtaining the opinion of the European Parliament.”
mengesampingkan keberatan parlemen untuk usulan langkah-langkah di bawah
kerjasama dan prosedur co-decision. Pengadopsian dari keputusan akhir dalam setiap proposal legislatif terletak pada Dewan.
Prosedur pemungutan suara yang berkualitas berdasarkan dalam sistem
suara terkumpul dalam Protocol on the Enlargement of the European Union. Negara anggota yang paling besar yaitu Perancis, Jerman, Inggris dan Italia punya
29 suara, Spanyol punya 27 suara, Belgia, Yunani, dan Portugis punya
masing-masing 12, Belanda punya 13 suara, Swedia dan Austria punya masing-masing-masing-masing
10, Finlandia, Denmark dan Irlandia punya masing-masing 7, Luxembourg 4.
Suara minimum untuk mencapai suara terbanyak berkualitas adalah 169 suara.
Berdasarkan ketentuan perjanjian Uni Eropa banyak bagian penting,
seperti pendekatan hukum, hanya boleh diimplementasikan oleh suara bulat.
Maksud dari perjanjian adalah untuk menggerakkan suara terbanyak berkualitas
pada akhirnya dalam periode transnasional. Sebaliknya, sebgai akibat dari krisis
politik, Perjanjian Luxembourg disusun pada tahun 1966. Perjanjian itu tidak
mmiliki kekuatan hukum tapi biasanya diikuti. Di bawah perjanjian negara
anggota dapat bersikeras untuk suara bulat dimana kepentingan nasional yang
vital dipertaruhkan. Mereka tetap berlaku tetapi memiliki masa depan yang pasti
setelah komitmen untuk integrasi yang tersirat dalam perjanjian Maastricht.
c. Komisi Eropa
Antara empat institusi yang ada, Komisi Eropa memiliki fitur
supranasional yang terjelas. Itu dimaksudkan untuk melakukan kepentingan
beberapa hal menyerupai pelayanan sipil, perannya lebih luas, termasuk
pembentukan dan pelaksanaan kebijakan dan legislasi Komisi Eropa. Pertemuan
dilakukan per-minggu secara tertutup, mengambil keputusan dengan mayoritas
sederhana.
Komisioner harus dari warga negara anggota Uni Eropa. Komisi harus
memasukkan paling tidak satu Komisioner dari masing-masing negara anggota.
Presiden dari Komisi memiliki kantor yang dapat diperbaruai setiap dua tahun.
Portofolio di tempatkan pada individual Komisioner, masing-masing dibantuk
oleh kabinetnya sendiri, sebuah grup resmi diadakan oleh dan bertanggung jawab
atasnya. Komisi dibagi menjadi Direktorat jenderal dengan berbagai tingkat
kepentingan mengatasi masalah seperti hubungan eksternal, persaingan, dan pasar
internal. Ada juga berbagai macam pelayanan spesial seperti pelayanan hukum
yang mana menyarankan semua Direktorat Jenderal dan mewakili Komisi pada
proses hukum. Jumlah staff dari Komisi Eropa adalah lebih dari 10,000.47
Komisi punya tiga fungsi utama48:
a) Pengambil inisiatif. Menginisiatifkan legislasi Uni Eropa.
Kebanyakan Dewan legislasi harus dibentuk berdasarkan proposal dari
Komisi tunduk pada kekuatan khusus berdasarkan pasal 20849
(sebelumnya pasal 152) Perjanjian Uni Eropa, dimana memungkinkan
Dewan untuk mengajukan Komisi untuk membuat proposal untuk
mencapai tujuan perjanjian. Komisi dapat menyusun proposal tentang
47
Penelope Kent, Op.Cit, hal 25
48
Penelope Kent, Op.Cit, hal 25
49
masalah apapun yang tercakup oleh perjanjian, baik di mana kekuatan
disediakan secara spesifik ataupun di bawah kekuatan umum.
b) Penjamin Perjanjian. Komisi bertindak sebagai penjaga
perjanjian. Bedasarkan pasal 1050 (sebelumnya pasal 5) EC, negara
anggota harus mengambil semua langkah-langkah yang dibutuhkan untuk
mengimplementasikan kewajiban dikeanakan oleh perjanjian atau oleh
institusi dan untuk menahan diri dari langkah-langkah yang mana dapat
membahayakan pelaksanaan perjanjian. Komisi memiliki tugas untuk
mnginvestigasi dan membawa ke pelanggaran akhir terhadap hukum Uni
Eropa oleh negara-negara anggota. Komisi bertanggung jawab pada
administrasi dan penegakan kebjikakan persaingan, dengan kekuatan
untuk menghukum individu melanggar hukum Uni Eropa. Kekuatan yang
serupa ada untuk menegakkan hukum berkaitan dengan bantuan negara
(subsidi finansial disediakan oleh negara untuk industri) pada pasal 88
(sebelumnya pasal 93) dan pengendalian usaha publik pasal 86
(sebelumnya pasal 90).
Komisi juga memiliki daya yang cukup untuk investigasi dugaan
pelanggaran berdasarkan pasal 28451 Perjanjian Uni Eropa. Sebuah tugas
50
Treaty on European Union, article 10 : “Member States shall take all appropriate measures, whether general or particular, to ensure fulfilment of the obligations arising out of this Treaty or resulting from action taken by the institutions of the Community. They shall facilitate the achievement of the Community's tasks. They shall abstain from any measure which could jeopardise the attainment