SKRIPSI
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN NILAI PERUSAHAAN TERHADAPCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCESEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA PERUSAHAAN
PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI
OLEH
Azwarsyah 100503223
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan skripsi saya yang
berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,Dan Nilai Perusahaan
Terhadap Corporate Social Responsibility DenganGood Corporate Governance
Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang sebagai tugas
akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
Data yang saya peroleh dari lembaga dan saya kutip dari hasil karya penulis
lain yang telah mendapatkan izin serta telah dicantumkan sumbernya secara jelas
menurut norma dan etika penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi saya berikut ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
Medan, Agustus 2015 Yang Membuat Pernyataan
ABSTRAK
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DAN NILAI
PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA
PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap corporate social responsibility dan untuk mengetahui apakah good corporate governance mampu memoderasi hubungan antara variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan berpengaruh terhadap corporate social responsibility pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Sejalan dengan penelitian ini, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, artinya sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria tertentu.Sampel dalam penelitian ini dari tahun 2009-2013 berjumlah 10 perusahaan.Teknik pengumpulan data berdasarkan pada data sekunder.Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2013.
Hasil dari pengujian hipotesis ini yaitu variabel ukuran perusahaan, profitabilitas (ROA), dan nilai perusahaan tidak berpengaruh signifikan secara simultan (uji F) terhadap corporate social responsibility pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Sedangkan secara parsial (uji t) Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan dan positif terhadap corporate social responsibility, profitabilitas (ROA) dan nilai perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap corporate social responsibility pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil Uji Regresi Moderasi(MRA) menunjukkan Good Corporate Governance yang diproksikan dengan ukuran dewan komisaris, dewan direksi, dan komite audit sebagai variabel pemoderasi tidak mampu memoderasi hubungan antara ukuran perusahaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan berpengaruh terhadap corporate social responsibility pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
ABSTRACT
The Effect of Size, Profitability, and Firm Value on Corporate Social Responsibility with Good Corporate Governance as the Moderating Variable to Banking Companies Listed in
Indonesia Stock Exchange
This study aims to determine whether the variable Size, Profitability (ROA), and Firm Value influence simultaneously and partially on Corporate Social Responsibility to Banking Companies Listed in Indonesia Stock Exchange and to determine whether the Good Corporate Governance able to moderate the relationship between Size, Profitability (ROA), and Firm Value on Corporate Social Responsibility to Banking Companies Listed in Indonesia Stock Exchange.
In accordance with the purposes of this study, the research was conducted by using purposive sampling method, meaning that the sample in this study were selected based on specific criteria. The sample in this study from the year 2009-2013 amount 10 companies. Data collection techniques based on secondary data. In this study, the secondary data obtained from the annual report of banking companies are listed on Stock Exchange in the period of the study 2009-2013.
The result of the hyphotesis test showed that Size, Profitability (ROA), and Firm Value and simultaneously (F Test) have no effect significantly on theCorporate Social Responsibility of Banking Companies are listed in Stock Exchange. While partially (t test) showed thatSize has significant positive influence to the Corporate Social Responsibility, Profitability (ROA) and Firm value have not significant influence to the Corporate Social Responsibility to Banking Companies Listed in Indonesia Stock Exchange. The result of Moderated Regression Analysis (MRA) showed that Good Corporate Governance which is proxied by size of the board commisioner, board of directors ,and audit committee as the moderating variable is not able to moderate the relationship between Size, Profitability (ROA), and Firm Value on Corporate Social Responsibility to Banking Companies Listed in Indonesia Stock Exchange.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,Dan Nilai Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility DenganGood Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” ini dengan baik, sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1 Akuntansi Universitas Sumatera Utara.Penulisinginmenyampaikan rasa hormat, penghargaan dan terima kasih atas bantuan dan dukungan yang diberikan oleh semua pihak selama masa perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., CPA, selaku Ketua
Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak., selaku
Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi
dan selaku Dosen Penguji penulis yang telah memberikan kritik dan saran yang
sangat bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini serta Ibu Dra. Mutia Ismail,
M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
4. Ibu Dra.Hj. Salbiah M.Si., Ak., selaku sebagai dosen pembimbing penulis yang
memberikan banyak pengarahan dan saran yang sangat bermanfaat untuk
menyempurnakan isi dari skripsi yang saya tulis ini.
5. Drs. Chairul Nazwar M.Si. Ak., selaku sebagai dosen penguji penulis
memberikan koreksi dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Orang Tua penulis H. Syahruddin Ali S.H., M.Si. Dan Hj. Eny Wita Pohan
SmHK. kakak Rafsanjani dan adik Ilhamsyah, yang dengan tulus memberikan
kasih sayang, doa semangat dan motivasi selama ini.
7. Sahabat dan teman-teman yang saya cintai Ade Apriza, Ahmad Yaser, Andy
Syakfianto, Ari Andika, Dinda Rezki Yolanda Lbs, Fachreza Maulana, Hadi
Putra, Irwin Faisal, Ilham Muhammad, Ishar Alamsyah Nst, M. Fadlillah Ikhsan,
M. Imam, M. Ismail Hrp., M. Iqbal Iskandar, M. Naufal Afif, Ryan Rifandi, dan
panitia ASSET 2010.
Penulis juga menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih banyak
kekurangan serta jauh dari sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan.Harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat
bagi pembaca.
Medan, Agustus 2015 Penulis
DAFTAR ISI 2.1. Corporate Social Responsibility ... 20
2.2. Corporate Social Responsibility Disclosure ... 14
2.3. Ukuran Perusahaan... 16
2.4. Profitabilitas (ROA) ... 16
2.5 Good Corporate Governance ... 17
2.5.1 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance ... 18
2.5.2 Tujuan dan Manfaat Diterapkannya Good Corporate Governance ... 19
2.8 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian... 30
2.8.1 Kerangka Konseptual ... 30
2.8.2 Hipotesis Penelitian ... 32
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 34
3.2. Jenis dan Sumber Data ... 34
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 35
3.4. Metode Pengumpulan Data ... 38
3.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasioanal Variabel ... 38
3.5.2. Definisi Operasional Variabel ... 42
3.6. Metode Analisis Data ... 43
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 43
3.7. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 49
3.7.1. Analisis Regresi Berganda ... 49
3.7.2. Uji Signifikansi Parsial (t-test) ... 49
3.7.3 Uji Signifikansi Simultan (f-test) ... 50
3.7.4 Uji Koefisien Determinasi ... 51
3.7.5 Analisis Regresi Moderasi (Moderated Regression Analysis) ... 51
3.8 Jadwal Penelitian ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Data Penelitian ... 53
4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 53
4.2.1. Statistik Deskriptif ... 53
4.2.2. Uji Asumsi Klasik ... 55
4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda... 63
4.2.4. Pengujian Hipotesis ... 66
4.2.5 Pengujian Regresi dengan Variabel Moderating ... 70
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 86
5.2. Keterbatasan Penelitian ... 88
5.3. Saran ... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 90
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul... ... ... Halaman
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ... 36
3.2 Definisi Operasional Variabel ... 42
3.3 Jadwal Penelitian ... 52
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul ... Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul ... Halaman
1 DaftarSampel Penelitian... 94
2 Data CSR ... 96
3 DataSize ... 97
4 Data ROA ... 98
5 Data Nilai Perusahaan ... 99
6 Data Ukuran Dewan Komiasaris ... 100
7 Data Dewan Direksi ... 101
8 Data Komite Audit ... 102
9 Data Moderat1 ... 103
10 Data Moderat2 ... 104
11 Data Moderat3 ... 105
12 Data Moderat4 ... 106
13 Data Moderat5 ... 107
14 Data Moderat6 ... 108
15 Data Moderat7 ... 109
16 Data Moderat8 ... 110
17 Data Moderat9 ... 111
ABSTRAK
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DAN NILAI
PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA
PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap corporate social responsibility dan untuk mengetahui apakah good corporate governance mampu memoderasi hubungan antara variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan berpengaruh terhadap corporate social responsibility pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Sejalan dengan penelitian ini, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, artinya sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria tertentu.Sampel dalam penelitian ini dari tahun 2009-2013 berjumlah 10 perusahaan.Teknik pengumpulan data berdasarkan pada data sekunder.Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2013.
Hasil dari pengujian hipotesis ini yaitu variabel ukuran perusahaan, profitabilitas (ROA), dan nilai perusahaan tidak berpengaruh signifikan secara simultan (uji F) terhadap corporate social responsibility pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Sedangkan secara parsial (uji t) Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan dan positif terhadap corporate social responsibility, profitabilitas (ROA) dan nilai perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap corporate social responsibility pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil Uji Regresi Moderasi(MRA) menunjukkan Good Corporate Governance yang diproksikan dengan ukuran dewan komisaris, dewan direksi, dan komite audit sebagai variabel pemoderasi tidak mampu memoderasi hubungan antara ukuran perusahaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan berpengaruh terhadap corporate social responsibility pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
ABSTRACT
The Effect of Size, Profitability, and Firm Value on Corporate Social Responsibility with Good Corporate Governance as the Moderating Variable to Banking Companies Listed in
Indonesia Stock Exchange
This study aims to determine whether the variable Size, Profitability (ROA), and Firm Value influence simultaneously and partially on Corporate Social Responsibility to Banking Companies Listed in Indonesia Stock Exchange and to determine whether the Good Corporate Governance able to moderate the relationship between Size, Profitability (ROA), and Firm Value on Corporate Social Responsibility to Banking Companies Listed in Indonesia Stock Exchange.
In accordance with the purposes of this study, the research was conducted by using purposive sampling method, meaning that the sample in this study were selected based on specific criteria. The sample in this study from the year 2009-2013 amount 10 companies. Data collection techniques based on secondary data. In this study, the secondary data obtained from the annual report of banking companies are listed on Stock Exchange in the period of the study 2009-2013.
The result of the hyphotesis test showed that Size, Profitability (ROA), and Firm Value and simultaneously (F Test) have no effect significantly on theCorporate Social Responsibility of Banking Companies are listed in Stock Exchange. While partially (t test) showed thatSize has significant positive influence to the Corporate Social Responsibility, Profitability (ROA) and Firm value have not significant influence to the Corporate Social Responsibility to Banking Companies Listed in Indonesia Stock Exchange. The result of Moderated Regression Analysis (MRA) showed that Good Corporate Governance which is proxied by size of the board commisioner, board of directors ,and audit committee as the moderating variable is not able to moderate the relationship between Size, Profitability (ROA), and Firm Value on Corporate Social Responsibility to Banking Companies Listed in Indonesia Stock Exchange.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perbankan merupakan salah satu tonggak perekonomian di Indonesia, karena
bank memiliki peran penting dalam usaha penyaluran dana untuk berbagai
kepentingan yang secara langsung berhubungan dengan berbagai komunitas
lingkungan masyarakat (Djogo, 2005). Hubungan dengan komunitas ini akan
memiliki dampak, bank diharuskan tidak hanya menjalankan tugasnya dalam bidang
perbankan, namun wajib memberikan bukti kepedulian terhadap komunitas yang
secara langsung berhubungan dengan kegiatan operasinya. Salah satu bentuk
kepedulian tersebut adalah program Corporate Social Responsibility (CSR).
Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan
corporate social responsibility (CSR) semakin banyak dibahas di kalangan
bisnis.Semakin maraknya pembahasan CSR merupakan konsekuensi logis dari
implementasi praktek tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance –
GCG).Prinsip dari GCG diantaranya menyatakan perlunya perusahaan
memperhatikan kepentingan para pemangku kepentingannya (stakeholders) sesuai
dengan aturan yang ada dan menjalin kerjasama yang aktif dengan pemangku
kepentingannya demi keberlangsungan jangka panjang perusahaan.Perhatian
pemilik modal. Perusahaan seringkali mengabaikan stakeholders, sehingga
menyebabkan banyak aksi protes yang dilakukan oleh elemen stakeholderskepada
manajemen perusahaan yang menuntut keadilan terhadap kebijakan upah maupun
pemberian fasilitas kesejahteraan yang diterapkan perusahaan. Masyarakat juga
banyak yang melakukan protes atas dampak sosial dan lingkungan yang dihasilkan
perusahaan, sehingga menyebabkan hubungan yang tidak harmonis antara perusahaan
dengan lingkungan sosialnya.CSR merupakan sebuah gagasan yang menjadikan
perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada nilai
perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya saja.Kesadaran atas
pentingnya CSR dilandasi pemikiran bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai
kewajiban ekonomi dan legal kepada pemegang saham (shareholder) melainkan juga
kewajiban terhadap stakeholder.CSR menunjukkan bahwa tanggung jawab
perusahaan harus berpijak pada aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Pengertian
CSR sendiri menurut The World Business Council for Sustainable Development,
adalah “komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi
berkelanjutan melalui kerjasama dengan para karyawan, komunitas setempat maupun
masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang
bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan”.
Pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan salah satu upaya yang
dilakukan oleh perusahaan untuk menunjukkan tanggung jawab sosialnya sebagai
salah satu perwujudan etika dalam membangun kinerja jangka panjang.
dimulai seiring dengan semakin kritis dan pedulinya masyarakat terhadap
keberlangsungan lingkungan sosial dalam jangka panjang yang menjunjung nilai-nilai
etika. Utama (2007) menyatakan bahwa perkembangan CSR terkait dengan semakin
parahnya kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia maupun dunia, mulai dari
penggundulan hutan, polusi udara dan air, hingga perubahan iklim.
Aktivitas CSR yang dilakukan oleh perusahaan tidak memiliki standar atau
praktik-praktik tertentu yang dianggap terbaik. Setiap perusahaan memiliki
karakteristik dan situasi yang berpengaruh terhadap bagaimana mereka memandang
CSR, dan setiap perusahaan memiliki kondisi yang beragam dalam hal kesadaran
akan berbagai isu berkaitan dengan CSR serta seberapa banyak hal yang telah
dilakukan dalam mengimplementasikan pendekatan CSR. Cara pandang perusahaan
yang berbeda terhadap CSR inilah yang bisa dijadikan indikator kesungguhan
perusahaan tersebut dalam melaksanakan CSR atau hanya sekedar membuat
pencitraan di masyarakat.
Ketentuan mengenai kegiatan CSR di Indonesia diatur dalam Undang-Undang
Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan perseroan
dengan bidang usaha di bidang atau terkait dengan bidang sumber daya alam wajib
melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Ketentuan dalam
Undang-Undang tersebut terutama pasal 66 ayat 2c mewajibkan semua perseroan untuk
melaporkan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam Laporan
dan seimbang antara perusahaan dengan lingkungan sesuai dengan nilai, norma, dan
budaya masyarakat setempat.
Adapun kasus terkait dengan permasalahan yang muncul karena perusahaan
mengabaikan pemangku kepentingannya dan melanggar Undang-Undang Perseroan
Terbatas di perusahaan perbankan adalah yang terjadi pada PT Bank Mandiri Tbk
pada November 2007 lalu.Aksi protes yang dilakukan oleh pegawai PT Bank Mandiri
Tbk akibat intimidasi yang dilakukan secara terus-menerus oleh manajemen terhadap
pegawainya. Manajemen juga membatasi ruang aspirasi pegawai, dimana para
pegawai yang memiliki saham di Bank Mandiri tidak diperkenankan hadir dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dengan alasan pegawai Bank Mandiri yang
memiliki saham di Bank Mandiri telah diwakili oleh kepala unit yang telah ditunjuk
oleh pihak manajemen. Hal ini sangat bertentangan dengan Undang-Undang
Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007 terutama Pasal 75 ayat (1) yang
menyatakan RUPS mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau
Dewan Komisaris, dalam batas Undang-Undang ini dan/atau anggaran dasar”
Pelaksanaan good corporate governance yang baik dalam sistem perbankan
sampai saat ini masih sulit diterapkan oleh bank-bank.Salah satu penyebabnya adalah
bank tersebut dikelola langsung oleh pemiliknya dan bukan oleh profesional yang
independen. Sementara itu, berdasarkan penelitian The Indonesian Institute for
Corporate Governance mengenai Corporate Governance Perception Index 2003,
regulasi dan bukan atas kesadaran sendiri. Pada masa yang akan datang, implementasi
GCG diharapkan akan membawa dampak positif terhadap kinerja perbankan, baik itu
kinerja keuangan maupun kinerja non-keuangan. Selain menunjang tujuan
operasional bank itu sendiri, tetapi juga dalam pencapaian tujuan eksternal khususnya
kepercayaan dari investor dan calon investor maupun kepercayaan dari nasabah dan
calon nasabah dari entitas/perbankan yang bersangkutan.Implementasi GCG oleh
bank diharapkan bermanfaat untuk menambah dan memaksimalkan nilai perusahaan.
Survei yang dilakukan oleh Bank Dunia, mengindikasikan bahwa investor asing
(Asia, Eropa, Amerika Serikat) bersedia memberikan premium sebesar 26% - 28%
bagi perusahaan Indonesia yang secara efektif telah mengimplementasikan praktik
GCG. Sehingga, jelas terlihat, implementasi GCG dari sebuah entitas menjadi salah
satu faktor pendukung ketika seorang investor hendak membuat sebuah keputusan
yang berkaitan dengan investasi.
Adapun motivasi penelitian memilih membahas mengenai CSR adalah karena
semakin dikembangkannya praktik CSR dilingkungan perusahaan baik untuk
perusahaan dalam maupun luar negeri untuk saat ini.Peneliti memilih sektor
perbankan dilakukan dengan pertimbangan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan
tidak hanya pada perusahaan industri yang menghasilkan dampak negatif pada
lingkungan dan masyarakat, tetapi juga sektor keuangan atau financial seperti
lembaga keuangan bank dan bukan bank.Bank dapat dilihat sebagai fasilitator dari
aktivitas industri yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.Persoalannya saat
pemutusan hubungan kerja sepihak, sering bertahan dan berkuasa dengan tetap
menerima kredit dari perusahaanperusahaan keuangan yang kuat dan
berkuasa.Perusahaan perbankan memahami bahwa CSR lebih dari sekedar kewajiban,
pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan didasari oleh pemahaman dan
keyakinan bahwa perseroan harus memberi manfaat bagi masyarakat luas.Selain itu
lingkungan dan kepercayaan masyarakat merupakan faktor keberhasilan suatu bank.
Penelitian ini juga menggunakan good corporate governance sebagai variabel
pemoderasi.Pengelolaan perusahaan jugamempengaruhi CSR.Masalah corporate
governace muncul karenaterjadinya pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian
perusahaan. Pemisahanini didasarkan pada agency theory yang dalam hal ini
manajemen cenderung akanmeningkatkan keuntungan pribadinya daripada tujuan
perusahaan. Selain memilikikinerja keuangan dan CSR yang baik perusahaan juga
diharapkan memiliki tata kelola yangbaik. Dalam penelitian ini indikator mekanisme
good corporate governance yangdigunakan adalah ukuran dewan komisaris, dewan
direksi, dan komite audit. Dalam penelitian ini semakin baik dan kompeten struktur
GCG diharapkan pihak manajemen akan berusaha semaksimalmungkin untuk
pengelolaan CSR. Hal ini disebabkan oleh perusahaan juga akan memperoleh citra
yang baik di masyarakat dikarenakan pengimplementasian CSR yang baik.
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Hartati (2012) yaitu“Pengaruh Good Corporate Governance,
Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab
(2007-2010)”. Hasil pengujian menunjukkan bahwa menunjukan bahwa kepemilikan
institusional, dewan komisaris independen, profitabilitas, dan ukuran perusahaan
memberikan pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial, kepemilikan manajerial dan komite audit memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, sedangkan secara simultan
dari kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial,
komite audit, profitabilitas dan ukuran perusahaan memberikan pengaruh terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial.
Surbakti (2013) juga meneliti Pengaruh Profitabilitas Dan Size Perusahaan
Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
Menunjukkan bahwa secara parsial, variabel profitabilitas dan size perusahaan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan.Dari hasil
uji simultan diperoleh kesimpulan bahwa variable profitabilitas dan size perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Berdasarkan latar belakang diatas, saya tertarik untuk menulis skripsi ini yang
berjudul :
variabel pemoderasi pada PerusahaanPerbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ”
1.2. Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah sebelumnya, maka peneliti merumuskan
masalah dalam penelitian ini :
a. apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan berpengaruh
terhadap corporate social responsibilitydengan good corporate governance
sebagai variabel pemoderasi pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013?
b. apakahgood corporate governance dapat memoderasi pengaruh ukuran
perusahaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan terhadap corporate social
responsibility pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2009-2013?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka
tujuan dari penelitian ini adalah :
a. untuk mengetahui pengaruhukuran perusahaan, profitabilitas, dan nilai
perusahaan berpengaruh terhadap corporate social responsibility dengan good
corporate governance sebagai variabel pemoderasi pada Perusahaan
b. Untuk mengetahui pengaruh good corporate governance dalam memoderasi
pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan terhadap
corporate social responsibility pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013
1.4. Manfaat Penelitian
a. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila ditanya pendapatnya mengenai
pengaruhukuran perusahaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan terhadap
corporate social responsibility dengan good corporate governance sebagai
variabel pemoderasi pada perusahaanperbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2009-2013.
b. Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk
menyempurnakan penelitian selanjutnya yang sejenis dengan menggunakan
atau menambah variabel agar hasil penelitian menjadi lebih lengkap dan baik.
c. Bagi para praktisi dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk pengambilan
keputusan mengenai pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas,dan nilai
perusahaan terhadap corporate social responsibilitydengan good corporate
governance sebagai variabel pemoderasi pada perusahaanperbankan yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Corporate Social Responsibility
Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility
(CSR) perusahaan kini mulai ramai diperbicangkan, namunbelum terdapat kesamaan
definisi dari berbagai kalangan. Sebagaimana yangtelah dikutip Nor Hadi (2011: 46),
berbagai definisi mengenai Corporate Social Responsibility antara lain :
a. Johnson and Johnson (2006) mendefinisikan “Corporate Social
Responsibility (CSR) is about how companies manage the business processes
to produce an overall positive impact on society”. Definisitersebut pada
dasarnya berangkat dari filosofi bagaimana cara mengelolaperusahaan baik
sebagian maupun secara keseluruhan memiliki dampak positif bagi dirinya
dan lingkungan. Untuk itu, perusahaan harus mampu mengelola bisnis
operasinya dengan menghasilkan produk yang berorientasi secara positif
terhadap masyarakat dan lingkungan.
b. Lord Holme and Richard Watts (2006) mendefinisikan “Corporate Social
Responsibility is the continuing commitment by business to behave ethically
and contribute to economic development while improving the quality of life of
the workforce and their families as well as of the local community and society
at large”. Definisi tersebut menyatakan bahwa tanggung jawab sosial
berkelanjutan yang dilaksanakan oleh perusahaan untuk berperilaku etis dan
memberikan kontribusi dalam pembangunan ekonomi sambil meningkatkan
kualitas hidup tenaga kerja dan keluarganya serta komunitas lokal dan
masyarakat luas.
c. Ghana (2006) mendefinisikan “CSR is about capacity building for sustainable
likelihoods. It respects cultural differences and finds thebusiness
opportunities in building the skills of employees, the community and the
government”. Ghana juga menyatakan bahwa”Corporate Social
Responsibility (CSR) is about business giving back to society”. Batasanyang
diberikan Ghana tersebut memberikan penjelasan secara lebih dalam,bahwa
sesungguhnya tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social
Responsibility) memberikan kapasitas dalam membangun corporate buiding
menuju terjaminnya going concern perusahaan. Di dalamnya,termasuk upaya
peka (respect) terhadap adopsi sistemik berbagai budaya(kearifan lokal) ke
dalam strategi bisnis perusahaan, termasuk keterampilankaryawan,
masyarakat, dan pemerintah.
. Keuntungan yang dirasakan perusahaan setelah menerapkan CSR secara
berkelanjutan menurut Andreas Lako (2007: 139) adalah :
a. Dari perspektif teori motivasi dan teori stakeholder
Tanggung jawab sosial perusahaan secara berkelanjutan akan semakin
meningkatkan rasa ikut memiliki (sense of belonging) dan komitmen karyawan
Meningkatnya “budaya ikut memiliki” dan komitmen tersebut secara otomatis akan
meningkatkan etos kerja, efisiensi, produktivitas dan efektivitas karyawan dalam
melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawabnya. Mereka pun akan melakukan
upaya-upaya ekstra yang melampaui tugas dan tanggung jawabnya untuk
meningkatkan kinerja perusahaan melampaui target yang ditetapkan manajemen
(extra performance). Selain itu, tanggung jawab sosial tersebut juga akan semakin
meningkatkan rasa ikut memiliki, komitmen dan loyalitas dari pengecer, penjual,
pelanggan atau konsumen (nasabah) terhadap setiap produk/jasa yang dihasilkan atau
ditawarkan perusahaan karena mereka pun merasa diperhatikan dan dihargai
perusahaan. Singkatnya, tanggung jawab sosial secara berkelanjutan akan semakin
mempererat ikatan batin atau emosional antara perusahaan dengan stakeholdersnya.
Tindakan-tindakan sosial tersebut juga akan meningkatkan reputasi baik (goodwill)
perusahaan di mata calon investor, kreditor, pelanggan, konsumen atau pelaku pasar
potensial. Reputasi yang baik pada akhirnya akan membawa sejumlah implikasi
ekonomi bagi perusahaan berupa peningkatan intangible asset dan tangible asset
secara terus menerus.
b. Dari perspektif teori efficient market hypothesis (EMH) dan nilai perusahaan
(value of the firm)
Kepedulian perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial secara
berkelanjutan akan mendapat respon positif dari para investor pasar modal terhadap
nilai pasar ekuitas perusahaan. Pelaku pasar menilai bahwa perusahaan-perusahaan
peluang bertumbuh atau investment opportunity set lebih baik dibanding
perusahaan-perusahaan lain yang tidak memilikinya. Perusahaan-perusahaan-perusahaan tersebut juga
diekspektasi memiliki intangibleassets masa depan yang lebih prospektif dibanding
perusahaanperusahaan yang tidak memilikinya sehingga layak dijadikan obyek
investasi. Penerapan Corporate Social Responsibility akan membawa dampak positif
bagi perusahaan sehingga mempermudah perusahaan dalam mencapai tujuannya,
berikut ini manfaat yang diperoleh perusahaan antara lain adalah :
a. Perusahaan akan memperoleh citra (image) yang baik dari masyarakat luas,
tidak hanya shareholder dan karyawan saja, tetapi juga kreditor, pemasok,
konsumen, masyarakat, pemerintah dan pihak lainnya.
b. Investor dan calon investor akan semakin yakin untuk melakukan investasi
dalam perusahaan sehingga ekuitas dan nilai perusahaan akan naik.
c. Meningkatnya kepercayaan kreditor terhadap kinerja dan reputasi manajemen
sehingga mudah dalam pemberian kredit kepada perusahaan.
d. Meningkatkan kesetiaan konsumen dalam menggunakan produk perusahaan.
Kesetiaan konsumen terhadap produk perusahaan secara tidak langsung dapat
menjadi sarana pemasaran yang efektif dan efisien sehingga meningkatkan
profitabilitas perusahaan.
e. Kepuasan karyawan terhadap kinerja perusahaan akan meningkatkan
komitmen dan motivasi karyawan untuk bekerja lebih giat lagi demi mencapai
f. Masyarakat akan senantiasa menciptakan suasana yang kondusif sehingga
mampu memperlancar operasi bisnis perusahaan. Masyarakat bersedia
menjalin kerjasama dengan perusahaan dalam kegiatan bisnis maupun
kegiatan sosial dan lingkungan perusahaan sehingga perusahaan terhindar dari
konflik kepentingan yang dapat mengganggu jalannya operasi perusahaan.
2.2 Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD)
Pengungkapan adalah pengeluaran informasi yang ditujukan bagi pihak-pihak
yang berkepentingan. Tujuan dari pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
(Corporate Social Responsibility Disclosure) adalah agar perusahaan dapat
menyampaikan tanggung jawab sosial yang telah dilaksanakan perusahaan dalam
periode tertentu. Ketentuan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan telah
diatur dalam Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
ketentuan yang dimaksud termuat dalam pasal 74 (1) yang berbunyi: “Perseroan
yang menjalankan kegiatanusahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber
daya alam wajibmelaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan”.
Menurut Anggraini (2006), pertanggungjawaban sosial perusahaan
diungkapkan di dalam laporan yang disebut Sustainability Reporting. ACCA (2004)
dalam Anggraini (2006) menyebutkan bahwa Sustainability Reporting adalah
pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja
organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable
development). SustainabilityReporting meliputi pelaporan mengenai ekonomi,
harus menjadi dokumen strategik yang berlevel tinggi yang menempatkan isu,
tantangan dan peluang sustainability development yang membawanya menuju kepada
corebusiness dan sektor industrinya.
Penerapan Corporate Social Responsibility dapat diungkapkan perusahaan
dalam media laporan tahunan (annual report) perusahaan yang berisi laporan
tanggung jawab sosial perusahaan selama kurun waktu satu tahun berjalan. Penelitian
ini menggunakan laporan tahunan sebagai media pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan. Penggunaan laporan tahunan sesuai dengan justifikasi Gray et. al.,
(1995) dalam Sembiring (2003) bahwa laporan tahunan tidak hanya dokumen
menurut undang-undang yang disusun setiap periode, tetapi juga merupakan
dokumen utama dalam kaitannya dengan konstruksi perusahaan tentang kegiatan
sosialnya. Faktor sosial dan lingkungan sering bertentangan dengan ambisi keuangan
perusahaan dan pemiliknya. Penyajian dalam dokumen yang sama, keuangan di satu
sisi dan sosial serta lingkungan pada sisi yang lain akan menunjukkan bagaimana
perusahaan menyesuaikan keduanya.
Penerapan dan pengungkapan Corporate Social Responsibility diharapkan
tidak hanya dilakukan semata-mata untuk mengikuti aturan yangtelah ditetapkan,
mendapatkan legitimasi dari masyarakat atau motif untukmeningkatkan laba
perusahaan. Penerapan dan pengungkapan Corporate Social Responsibility
diharapkan menjadi wujud kesadaran dan tanggungjawab manajemen dalam
mengelola perusahaan untuk terus memperhatikanserta menjaga kelestarian
diharapkan dapat menerapkan danmengungkapkan Corporate Social Responsibility
secara terus menerus.
2.3. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan salah satu indikator yang digunakan investor
dalam menilai aset maupun kinerja suatu perusahaan. Jika perusahaan mempunyai
total aset dan total penjualan yang lebih besar, maka akan menunjukkan bahwa
perusahaan telah mencapai tahap kedewasaan dan perusahaan mempunyai prospek
baik dalam jangka waktu yang relatif lama. Perusahaan yang besar akan menjaga
kepercayaan investor agar tetap menginvestasikan dananya. Ukuran suatu perusahaan
merupakan hal yang penting dalam proses pelaporan keuangannya. Perusahaan besar
pada dasarnya memiliki modal finansial yang lebih besar dalam menunjang kinerja,
tetapi disisi lain, perusahaan dihadapkan pada masalah keagenan yang lebih besar
(Darmawati, 2004).
2.4. Profitabilitas (ROA)
Pengukuran ini adalah ukuran keefektifan manajemen dalam menghasilkan
laba dengan aktiva yang tersedia.ROA juga dapat dijadikan sebagai indikator untuk
mengetahui seberapa mampu perusahaan memperoleh laba yang optimal dilihat dari
posisi aktivanya. Menurut Warren, dkk (2005 : 63) “aktiva (assets) adalah sumber
daya yang dimiliki oleh entitas bisnis atau usaha, sumber daya ini dapat berbentuk
perlengkapan, beban dibayar dimuka, bangunan, peralatan, tanah, dan hak paten. Aset
disajikan dalam beberapa kelompok, yaitu :
a. aset lancar
b. aset tetap
c. aset tidak berwujud
d. aset lain-lain
Rumus untuk menghitung pengembalian tingkat aset / return on
asset(ROA) sebagai berikut :
Semakin tinggi nilai ROA (Return On Asset) di dalam suatu perusahaan
maka perusahaan tersebut semakin baik.
2.5. GoodCorporate Governance
Istilah corporate governance pertamakali diperkenalkan oleh Cadbury
Committee, Inggris pada tahun 1922 dalam laporannya yang bertajuk Cadbury Report
(dalam sukrisno Agoes, 2006), yang mendefenisikan corporate governance sebagai
seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka; atau dengan kata lain suatu sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.
Dari defenisi yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Good
mengendalikan perusahaan dalam mewujudkan tujuan untuk meningkatkan laba
antara shareholder dan stakeholder dan menjaga hubungan baik diantara pemegang
saham serta dapat menjalankan perusahaan sesuai dengan prosedur perusahaan dan
etika perusahaan.
2.5.1 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance
Dalam undang-undang No 40 Tahun 2007 prinsip-prinsip good
corporate governance harus mencerminkan pada hal-hal sebagai berikut:
1. Transparency (keterbukaan informasi)
Keterbukaan yang diwajibkan oleh undang-undang seperti misalnya mengemukakan pendirian PT dalam tambahan Berita Negara Republik Indonesia ataupun surat kabar. Serta keterbukaan yang dilakukan oleh perusahaan menyangkut masalah keterbukaan informasi ataupun dalam hal penerapan manajemen keterbukaan, informasi kepemilikan perseroan yang akurat, jelas dan tepat waktu baik kepada shareholders maupun stakeholder.
2. Accountability (dapat dipertanggungjawabkan)
Akuntabilitas menekankan pada pentingnya penciptaan sistem pengawasan yang efektif berdasarkan pembagian kekuasaan antara komisaris, direksi, dan pemegang saham yang meliputi monitoring, evaluasi, dan pengendalian terhadap manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham dan pihak-pihak berkepentingan lainnya.
3. Responsibility (pertanggungjawaban)
Pertanggungjawaban perusahaan adalah kesesuaian didalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku.Peraturan yang berlaku disini berkaitan dengan masalah pajak, hubungan industrial, perlindungan lingkungan hidup, kesehatan/keselamatan kerja, standar penggajian, dan persaingan yang sehat.
4. Fairness (kewajaran)
dikelola secara baik dan prudent (hati-hati), sehingga muncul perlindungan kepentingan pemegang saham secara fair (jujur dan adil).
Berdasarkan dari prinsip-prinsip yang dikemukakan di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa Good Corporate Governance adalah sistem yang
dijalankan sesuai pada prinsip-prinsipnya, untuk memaksimalkan kinerja
perusahaan dan untuk menjalankan prinsip-prinsip tersebut dibutuhkan kerja
sama yang baik antara shareholder dan stakeholder.
2.5.2 Tujuan dan Manfaat Diterapkannya Good Corporate Governance
Menurut Sutojo (2005 : 5) corporate Governance memiliki lima
macam tujuan utama, yaitu:
1) Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham
2) Melindungi hak dan kepentingan para anggota stakeholders non-pemengang saham
3) Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham
4) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dewan pengurus atau Board of Directors dan manajemen perusahaan, dan
5) Meningkatkan mutu hubungan Board of Directors dengan manajemen senior perusahaan.
Selain daripada tujuan-tujuan tersebut, corporate Governance juga
memiliki beberapa manfaat seperti yang dirumuskan oleh FCGI (Forum for
Corporate Governance in Indonesia) (2001) adalah:
1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik sehingga pencapaian efisiensi operasional perusahaan tercapai dan meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.
3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia sehingga membantu perusahaan untuk mengembangkan dana memperluas usahanya, dan
4. Pemegang saham akan puas dengan kinerja perusahaan karena akan meningkatkan shareholders value dan deviden.
2.5.3 Ukuran Dewan Komisaris
Mizruchi (1983) menjelaskan bahwa dewan merupakan “pusat dari
pengendalian dalam perusahaan, dan dewan ini merupakan penanggung jawab
utama dalam tingkat kesehatan dan keberhasilan perusahaan secara jangka
panjang”.Dewan komisaris merupakan organ penting dalam
pengimplementasian good corporate governance di suatu perusahaan yang
mengawasi kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perusahaan serta
memberikan nasihat kepada direksi.Dalam ukuran dewan komisaris ini dapat
diketahui melalui komposisi dari seluruh dewan komisaris yang ada dalam
perusahaan tersebut.
Ukuran dewan komisaris yang tepat dipengaruhi oleh berbagai hal
antara lain:
1. Ukuran dewan direksi
2. Industri dan jenis keahlian yang dibutuhkan
3. Overall risk yang dihadapi
4. Komite yang ada.
Sembiring (2005) menyatakan bahwa “semakin besar jumlah anggota
dewan komisaris, maka semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan
2.5.4 Dewan Direksi
Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung
jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai
dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam
maupun diluar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar
(M.Yusrizal, 2011).Menurut Undang-undang Perseroan Terbatas, direksi
merupakan organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan
perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan
baik di dalam maupun di luar pengadilan dengan ketentuan anggaran
dasar.Dapat disimpulkan bahwa dewan direksi berperan dan bertanggung
jawab dalam memastikan perusahaan telah menjalankan ketentuan dalam
anggaran dasar dan perundang-undangan yang berlaku.
2.5.5 Komite Audit
Komite audit merupakan organ tambahan yang diperlukan dalam
melaksanakan Good Corporate Governance, yang dibentuk oleh dewan
komisaris untuk membantu komisaris melakukan pemeriksaan atau penelitian
yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam pengelolaan
suatu perusahaan serta memastikan bahwa operasional perusahaan berjalan
sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan di dalam perusahaan. Tugas
dan tanggung jawab komite audit juga akan menentukan kinerja dan
keberhasilan di dalam suatu perusahaan. Menurut Komite Nasional Kebijakan
yang beranggotakan satu atau lebih anggota Dewan Komisaris dan dapat
meminta kalangan luar dengan berbagai keahlian, pengalaman, dan kualitas
lain yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Komite Audit.”
Tujuan komite audit sebenarnya sudah ada dalam definisi komite audit
itu sendiri yang tujuannya untuk membantu dewan komisaris untuk memenuhi
tanggungjawab dalam memberikan pengawasan secara menyeluruh. Menurut
Jati (2009) Komite audit merupakan
sebuah komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung antara dewan direksi dan audit eksternal, internal auditor serta anggota independen. Komite audit ditugaskan untuk memberikan pengawasan pada auditor perusahaan internal dan eksternal, serta memastikan manajemen tersebut melakukan tindakan korektif yang tepat secara berkala dan dapat mengontrol kelemahan, ketidak sesuaian dengan kebijakan, hukum dan regulasi.
2.6 Nilai Perusahaan
Menurut Husnan (2000:7) “Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia
di bayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual”. Nilai perusahaan
merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai
gambaran dari kepercayaan masyarakatnterhadap perusahaan setelah melalui suatu
proses kegiatan selama beberapa tahun yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan
sampai dengan saat ini. Nilai perusahaan tercermin seiring dengan naik dan turunnya
harga saham perusahaan.Adanya transaksi diantara pembeli dan penjual terhadap
harga pasar dari saham perusahaan disebut dengan nilai perusahaan, harga pasar
karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran
pemegang saham.
Nilai perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan beberapa alternatif
perhitungan, salah satu dari alternatif perhitungan tersebut yaitu dengan
menggunakan rasio Tobin’s Q. Tobin’s Q dirumuskan oleh Professor James Tobin
(1967). Menurut Gordon and Sharpe (2000:12) dalam sriwardany (2006:26)
mengenai nilai perusahaan adalah sebagai berikut:
“Tobin’s Q mencerminkan harga atau nilai suatu perusahaan dipasar, harga saham ditunjukkan dengan nilai kapitalisasi pasar.Nilai kapitalisasi pasar adalah nilai pasar agregat suatu perusahaan yang dihitung dari harga pasar saham hari ini dikalikan jumlah saham yang beredar hari ini. Untuk perusahaan yang go public, perusahaan dapat dilihat dari nilai pasar saham dipasar modal ditambah dengan nilai pasar hutangnya. Harga saham yang semakin tinggi pada saat perusahaan memiliki banyak kesempatan untuk berinvestasi, mengingat hal tersebut berarti dapat meningkatkan pendapatan pemegang saham”.
Apabila Tobin’s Q diatas 1 diartikan sebagai investasi dalam aktiva
menghasilkan laba yang memberikan nilai lebih tinggi dari pengeluaran investasi, jadi
terdapat investasi baru namun, apabila Tobin’s Q dibawah 1 maka hal tersebut
dianggap tidaklah menarik. Tobin’s Q yang tinggi mencerminkan bahwa prospek
pertumbuhan terhadap suatu perusahaan tersebut adalah baik. Tobin’s Q dapat
dihitung dengan rumus:
� =(EMV + D) (EBV + D)
EMV = Nilai pasar ekuitas (harga penutupan x Jumlah saham yang beredar )
D = Nilai buku dari total hutang
EBV = Nilai buku total Ekuitas
Jadi, Tobin’s Q merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
efektif manajemen memanfaatkan sumber daya – sumber daya ekonomis dalam
kekuasaannya.
2.7. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian yang telah ada
sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya antara lain
terletak pada periode waktu data yang digunakan, defenisi operasional penelitian dan
objek penelitian. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang dapat mendukung
penelitian ini.
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No
Nama Peneliti Terdahulu
Judul
Penelitian Variabel Penelitian Hasil penelitian
1 Surbakti Size perusahaan
Variabel Dependen :
Manufaktur
Dari hasil uji simultan diperoleh
signifikan terhadap
Corporate Social
Responsibility Perusahaan Telekomunikas i yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Nilai Perusahaan, Profitabilitas, Return on Asset, Return on Equity, Net Profit Margin
Variabel dependen :
Corporate Social
kedalam Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Net Begitu pula, Nilai perusahaan dan Profitabilitas yang diproksikan
kedalam Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Net secara simultan.
4 Anggitasari
independen : ROA
Variabel Dependen : Tobin’s Q
Variabel Moderasi :
CSR dan GCG Sebagai
Variabel Pemoderasi
GCG dan CSR Tobins Q. Analisis variabel komite audit bukan merupakan variabel moderating
yang mampu memoderasi hubungan ROA dengan Tobins Q. Kepemilikan Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2015
Surbakti (2013)
Surbakti yang meneliti “Pengaruh Profitabilitas Dan Size Perusahaan Terhadap
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia” dimana hasil penelitiannya membuktikan bahwa secara
parsial, sizedan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap CSR, sedangkan
Sukri (2014)
Judul penelitian “Pengaruh Nilai Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap
Corporate Social ResponsibilityPerusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia”.Variabel independennya adalah nilai perushaan, ROA, ROE, dan
NPM dan variabel dependen adalah CSR. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa
secara parsial nilai perusahaan dan profitabilitas yang diproksikan kedalam Return on
Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) tidak
berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social Responsibility. Begitu pula, nilai
perusahaan dan profitabilitas yang diproksikan kedalam Return on Asset (ROA),
Return on Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh signifikan
terhadap Corporate Social Responsibility secara simultan.
Anggitasari (2012)
Judul penelitian “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Pengungkapan CSR dan GCG Sebagai Variabel Pemoderasi”.Penelitian ini
menggunakan ROAsebagai variabel independen, nilai perusahaan sebagai variabel
dependen, dan GCG dan CSR sebagai variabel pemoderasi.Penelitian ini
menggunakan metode analisis regresi linier dan regresi moderasi.Hasil penelitian
dengan analisis regresi linear menunjukkan bahwa ROAtidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap Tobins Q. Analisis variabelmoderating dengan metode
MRA menunjukkan bahwa komisaris independen,kepemilikan manajerial, dan
komite audit bukan merupakan variabel moderatingyang mampu memoderasi
merupakan variabel moderating yang mampu memoderasi hubungan antara ROA dan
Tobins Q dan menunjukkan pengaruh yang positif signifikan.
Berdasarkan uraian penelitian terdahulu diatas, penelitian ini berbeda dari
penelitian-penelitian sebelumnya karena penelitian menggabungkan variabel
independen dari setiap penelitian diatas. Dan juga penelitian ini juga menggunakan
GCG sebagai variabel pemoderasi yang diproksikan dengan ukuran dewan komisaris,
dewan direksi, dan komite audit.
2.8Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.8.1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana
hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui
dalam suatu masalalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan
antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel dependen dan variabel
independen. Kerangka konseptual merupakan sintesa atau ekstrapolasi dari
tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar
variabel yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah
penelitian serta merumuskan masalah.
Berdasarkan uraian teori dan penelitian terdahulu yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual
Gambar 2.1
Kerangka konseptual
Berdasarkan kerangka konseptual tersebut, terlihat bahwa hubungan
antara variabel independen, variabel dependen, dan variabel pemoderasi adalah
hubungan kausatif (sebab akibat). Di mana variabel independen yang telah
ditentukan yaitu ukuran perusahaan (X1),ROA (X2), nilai perusahaan (X3) akan
mempengaruhi variabel dependen corporate social reponsibility (CSR) (Y)
dengan corportate governance (Z) yang diproksikan dengan ukuran dewan
komisaris, dewan direksi, komite audit sebagai variabel pemoderasi.Variabel
pemoderasi adalah variabel independen yang akanmemperkuat atau
memperlemah hubungan antara variabel independen lainnyaterhadap variabel
dependen. Dari gambar diatas GCG merupakan variabelpemoderasi sehingga
variabel tersebut dapat memperkuat atau memperlemah hubungan ukuran
Ukuran Perusahaan (X1)
ROA (X2)
Nilai perusahaan (X3)
Corporate Social Responsibility
(Y)
perusahaan, ROA, dan nilai perusahaan dengan CSR.Penambahan variabel
moderating GCG disini dimaksudkan untuk memperkuat hubungan dengan
CSR.Jika perusahaan ingin meningkatkan nilai perusahaan, perusahaan harus
benar-benar memaksimalkan pelaksanaan CSR nya agar secara
berkesinambungan dapat menambah nilai perusahaan di mata masyarakat dan
investor. Dan jika nilai perusahaan meningkat, pasti ukuran perusahaan juga ikut
meningkat dikarenakan akan banyak investor yang berinvestasi pada perusahaan
tersebut.Pengungkapantanggungjawab sosial perusahaan merupakan cerminan
hubungan perusahaan denganlingkungan sekitar perusahaan sehingga dapat
mencerminkan kualitas dariperusahaan tersebut.Pengungkapan tanggung jawab
sosial diharapkan dapatmempengaruhi keputusan investor untuk pengambilan
keputusan investasi.Keputusan investasi tersebut dapat meningkatkan
penghasilan perusahaan yang secara langsung mempengaruhi return on asset dari
perusahaan tersebut. Demikian juga dengan struktur dewan komisaris, dewan
direksi, dan komite audit. Dengan struktur GCG diharapkankebijakan-kebijakan
yang diambil nanti dapat lebih menguntungkan perusahaan.Sehingga pihak
manajerial juga ikut menikmati keuntungan dari laba yang
diperolehperusahaan.Dengan demikian, apabila kinerja keuangan diinteraksikan
dengan GCG diharapkan bedampak positif terhadap CSR sehingga perusahaan
harus selalumemperhatikan dan mengontrol pengungkapan tanggungjawab
2.8.2 Hipotesis penelitian
Hipotesis Menurut Erlina (2008 : 49) “menyatakan hubungan yang
diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi
yang dapat diuji secara empiris”. Hipotesis merupakan dugaan sementara
yang harus diuji kebenarannya.
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian serta kerangka konseptual yang telah diuraikan maka hipotesis
penelitian ini adalah:
H1 :ukuran perusahaan, return on assets, dan nilai perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap corporate social responsibility(CSR).
H2 :good corporate governance mempengaruhi hubungan antara ukuran
perusahaan, return on assets, dan nilai perusahaan terhadap corporate social
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
assosiatif kausal, yaitu “penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara
dua variabel atau lebih” (Sugiyono, 2007 : 11).
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan peneliti adalah data sekunder. “Data sekunder
merupakan data primer yang diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik,
diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak
lain” (Umar, 2003 : 60). Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif yaitu data
yang diukur dalam skala rasio dan merupakan data sekunder yang diperoleh melalui
situs www.idx.co.id. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah
informasi keuangan yang berhubungan dengan variabel penelitian yaitu :
1. Informasi mengenai ukuran perusahaan
3. Informasi mengenai ukuran dewan komisaris perusahaan
4. Informasi mengenai dewan direksi perusahaan
5. Informasi mengenai komite audit perusahaan
6. Informasi mengenai nilai perusahaan
7. Informasi mengenai tanggung jawab sosial perusahaan
Menurut waktu pengumpulannya, data yang digunakan menggunakan data time
seriesyaitu “sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam
beberapa interval waktu tertentu misalnya mingguan, bulanan atau tahunan” (Umar,
2003 : 61). Penelitian ini menggunakan data selama 5 tahun (series) yaitu tahun 2009
– 2013.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari kemudian diambil kesimpulannya” (Sugiyono, 2008 : 115). Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 31 perusahaan.
Menurut Erlina dan Mulyani (2007 : 74), “sampel adalah bagian populasi yang
digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Metode pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Menurut Jogiyanto (2004 : 79),
“purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria
tertentu”. Adapun kriteria dalam pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu
1. Seluruh perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009
hingga tahun 2013.
2. Seluruh perusahaan perbankan yang mempublikasikan laporan keuangan dan
laporan tahunannya dalam mata uang rupiah pada situs Bursa Efek Indonesia BEI
tahun 2009 hingga tahun 2013. (www.idx.co.id).
3. Perusahaan tersebut mengungkapkan laporan CSR dalam laporan tahunan untuk
periode akuntansi tahun 2009-2013. Artinya, informasi yang terdapat dalam
laporan tahunan tersebut adalah accestable.
Tabel 3.1
Populasi dan Sampel Penelitian
10 BBTN Bank Tabungan
19 BNII Bank Internasional
Sumbe
populasi perusahaan perbankan diatas, maka sampel yang memenuhi uji kriteria
sebanyak 10 perusahaan perbankan sehingga data penelitian secara keseluruhan
berjumlah 50 (10 x 5) sampel.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumentasi, yaitu peneliti melakukan pengumpulan data sekunder atau data yang
diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara yaitu internet melalui
situs Bursa Efek Indonesia dengan melihat laporan keuangan yang diterbitkan setiap
tahunnya baik dalam media cetak maupun data yang di download dari internet
melalui www.idx.co.id.
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.5.1 Variabel penelitian
1.Variabel bebas (independent variable)
“Variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen”
(Sugiyono, 2008 : 59). Adapun variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Ukuran perusahaan(X1) merupakan variabel penduga yang banyak
digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan
tahunanperusahaan. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur
dengan total aset perusahaan yang ditransformasikan dalam bentuk
logaritma natural. Total aset dipandang lebih mampu
memperlihatkan ukuran perusahaan dan relatif stabil karena
perusahaan yang besar akan memiliki aset yang besar pula nilainya.
b. Profitabilitas (X2) yang diukur dengan menggunakan rasio Return
On Asset(ROA). Rasio ini dihitung sebagai berikut:
Return On Asset =Laba bersih setelah pajak Total Aset
c. Nilai perusahaan (X6) adalah persepsi investor terhadap perusahaan
yang sering dikaitkan dengan harga saham yang tinggi dapat
membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai Perusahaan dalam
penelitian ini adalah nilai yang di dapat dengan menggunakan rasio
Tobin’s Q yang merupakan rasio dari nilai pasar asset perusahaan
hutang (enterprise value) terhadap replacement cost dan aktiva
perusahaan. Tobin’s Q dapat dihitung dengan rumus:
� =(EMV + D) (EBV + D)
2. Variabel terikat (dependent variable)
“Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena adanya variabel bebas “(Sugiyono, 2008 : 59). Dalam penelitian
ini, yang menjadi variabel dependen adalah corporate social responsibility
(CSR). Pengukuran CSR mengacu ada 78 item pengungkapan . Pengukuran
variabel ini dengan indeks pengungkapan sosial, selanjutnya ditulis CSR
dengan membandingkan jumlah pengungkapan yang diharapkan.
Pengungkapan sosial merupakan data yang diungkap oleh perusahaan
berkaitan dengan aktifitas sosialnya yang meliputi 13 item lingkungan, 7 item
energi, 8 item kesehatan dan keselamatan kerja, 29 item lain-lain tenaga kerja,
10 item produk, 9 item keterlibatan masyarakat, dan 2 item umum (Dahlia dan
Siregar,2008). Perhitungan variabel ini dilakukan oleh peneliti dengan
mengukur pengungkapan sosial laporan tahunan yang dilakukan dengan
pengamatan mengenai ada tidaknya suatu item informasi yang ditentukan
dalam laporan tahunan dengan asumsi setiap yang diungkapkan pasti telah
dilakukan, apabila item informasi tidak ada dalam laporan keuangan maka
tahunan maka diberi skor 1. Metode pengukuran ini dinamakan dengan
Checklist data.
Pada variabel ini, perhitungan dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan rumus indeks informasi sosial untuk menghitung
pengungkapan sosial perusahaan, yaitu :
Indeks Informasi Sosial =jumlah skor pengungkapan sosial jumlah skor maksimal
3. Variabel Pemoderasi
Variabel pemoderasi adalah variabel yang mempunyai pengaruh
ketergantungan (contingent effect) yang kuat dengan hubungan variabel
dependen dan variabel independen (Sekaran, 2006). Variabel moderating
merupakan variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan
antara satu variabel dengan variabel lain. Variabel moderasi dalam penelitian
ini adalah good corporate governance yang diproksikan dengan :
a. Ukuran dewan komisaris (X3) pada penelitian ini dihitung berdasarkan jumlah
seluruh anggota dewan komisaris, baik yang berasal dari internal perusahaan
maupun dari eksternal perusahaan sampel.
UDK = Jumlah total anggota dewan komisaris
b. Dewan direksi (X4) merupakan organ yang bertanggung jawab penuh atas
mewakili perusahaaan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Variable
dewan direksi pada penelitian ini diukur berdasarkan komposisi atau jumlah
dari seluruh dewan direksi pada perusahaan sampel.
c. Komite audit (X5) merupakan sekelompok orang yang dipilih untuk
melaksanakan tugas tertentu yang memiliki tanggung jawab atas pengawasan
terhadap direksi dan pemegang saham serta membantu auditor dalam
mempertahankan independensinya dari manajemen. Dalam penelitian ini
komite audit diukur dengan menggunakan jumlah anggota komite audit dalam
suatu perusahaan.
3.5.2. Definisi operasional variabel
Operasional variabel penelitian ini dapat dilihat secara lebih lengkap pada
tabel di bawah ini:
TABEL 3.2 Definisi operasional
Nama
variabel Definisi Operasional Parameter Yang Digunakan Skala
Ukuran perusahaan
Merupakan total aset yang dimiliki adalah rasio yang menghubungkanlaba dari penjualan dan investasi
laba bersih setelah pajak
total a��� Rasio
Ukuran Dewan Komisaris
organ penting dalam pengimplementasian
good corporate
UDK = Jumlah total anggota
governance di suatu
organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan
jumlah dari seluruh dewan direksi
pada perusahaan sampel. Rasio
Komite Audit
organ tambahan yang diperlukan dalam melaksanakan Good Corporate Governance,
yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk membantu komisaris melakukan pemeriksaan atau penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam pengelolaan suatu perusahaan
jumlah anggota komite audit
dalam suatu perusahaan Rasio
Nilai Perusahaan
persepsi investor terhadap perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham yang tinggi dapat membuat nilai
perusahaan juga tinggi
�= (EMV + D)
(EBV + D) Rasio
CSR
Data yang diungkap perusahaan berkaitan dengan aktivitas sosialnya
jumlah skor pengungkapan sosial jumlah skor maksimal