i
ABSTRAK
Indonesia akan segera memasuki era masyarakat ekonomi ASEAN (MEA),
dimana ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan basis produksi yang
menyebabkan aliran modal menjadi lebih bebas, sehingga diharapkan kawasan
ASEAN menjadi lebih makmur dan kompetitif, oleh karena itu Indonesia terus
melakukan pembenahan guna menghadapi MEA, salah satu pembenahannya
adalah dengan dikeluarkannya Indonesia good corporate governance roadmap
pada Pebruari 2014 oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), roadmap tersebut
diharapkan dapat memperbaiki tata kelola industri keuangan khususnya
perbankan. Bank berkewajiban untuk menerapkan good corporate governance
(GCG) dalam segala aktifitas usahanya, karena secara teori praktis dinyatakan
bahwa penerapan GCG dapat meningkatkan kinerja keuangan perbankan.
Penelitian tentang GCG terhadap kinerja keuangan, telah banyak dilakukan,
namun hasil penelitian yang didapat tidak konsisten. Untuk merekonsiliasi
perbedaan dari hasil penelitian terdahulu, maka dilakukan penelitian serupa
dengan objek yang berbeda. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh penerapan GCG terhadap kinerja
keuangan perbankan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sedangkan
sampel yang digunakan adalah perusahaan perbankan selama periode 2010 –
2014. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Dan
pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda.
Hasil pengujian hipotesis, didapatkan hasil bahwa pengaruh penerapan good
corporate governance yang diproksikan dengan ukuran dewan komisaris, ukuran
dewan direksi, ukuran komite audit dan kualitas external auditor berpengaruh
secara simultan terhadap kinerja keuangan perbankan. Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa secara parsial ukuran dewan komisaris berpengaruh negatif
namun tidak signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan ROA maupun NPM,
kemudian ukuran dewan direksi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja
keuangan perbankan ROA dan NPM. Untuk ukuran komite audit berpengaruh
postif signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan ROA, dan berpengaruh
positif namun tidak signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan NPM.
Kemudian hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas external auditor
berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan
ROA maupun NPM.
ii
ABSTRACT
Indonesia will soon enter the era of the ASEAN Economic Community
(AEC), in which ASEAN will become a single market and production base that
causes capital flows more freely; thus, it is expected that the ASEAN region
becomes more prosperous and competitive, therefore Indonesia continues to make
improvements in order to face the AEC, one of them is the issuance of Indonesia
good corporate governance roadmap in February 2014 by the Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) the roadmap is expected to improve the governance of the
financial industry, especially banking sector. Bank is obliged to apply good
corporate governance (GCG) in all of its business activities, because in the
practice theory, it is stated that GCG implementation can improve the financial
performance of the banking.
GCG researches on the financial performance have been done a lot, but the
results obtained are not consistent. To reconcile the differences of the results of
the previous studies, similar studies are held with different objects. This research
was conducted with the aim to obtain empirical evidence regarding the influence
of the GCG implementation on the financial performance of the banking. The
population used in this study was banking companies listed in Indonesia Stock
Exchange (ISE), while the samples used are the banking companies during the
period 2010 - 2014. The sampling that was used was the purposive sampling
method and the proposed hypothesis used multiple linear regression analysis.
The results of the hypothesis testing showed that the effect of the
application of the proxies of the good corporate governance are the board size, the
size of the board of directors, audit committee size and quality of the external
auditor affect simultaneously to the financial performance of the banking. The
results also show that the effect of partial board of commissioner size is negative,
although it is not significantly on the financial performance of the banking of both
ROA and NPM, then the size of the board of directors significantly brings positive
effect on the financial performance of the banking of ROA and NPM. The size of
the audit committee brings a significant positive effect on the financial
performance of the banking of ROA, and it brings positive effect but not
significantly on the financial performance of the banking of NPM. Later on, the
research results show that the quality of the external auditor brings positive effect,
but not significantly on the financial performance of the banking of ROA and
NPM.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL TESIS
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ....……… i
ABSTRACT ...……… ii
KATA PENGANTAR ..……… iii
DAFTAR ISI ……… vi
DAFTAR TABEL ………. …. xi
DAFTAR GAMBAR ………... xiii
BAB I PENDAHULUAN ……….. 1
1.1. Latar Belakang Masalah ……… 1
1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah ………. 8
1.3. Pembatasan Masalah ……….... 10
vii
1.5. Manfaat Penelitian ………... 11
1.6. Sistematika Penulisan……… 11
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ……… 13
2.1. Kajian Kepustakaan ………... 13
2.1.1. Corporate Governance ... 13
2.1.1.1. Agency Theory ………... 14
2.1.1.2. Stewardship Theory ……... 15
2.1.1.3. Definisi Good Corporate Governance ……... 16
2.1.1.3.1. Cardbury Comitee ……... 16
2.1.1.3.2. OECD………... 17
2.1.1.3.3. IICG ……..………..…... 18
2.1.1.3.3. FCGI ……..…………... 18
2.1.1.4. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance ... 18
2.1.1.5. Hukum dan Peraturan di Indonesia .……….…....….… 30
2.1.1.6. Self-Assessment Good Corporate Governance ... 32
2.1.1.7. Good Corporate Governance pada Perbankan Indonesia ... 36
viii
2.1.3. Reputasi Eksternal Auditor ………….………. 42
2.2. Penelitian Terdahulu ..……… 44
BAB III RERANGKA, MODEL DAN HIPOTESIS PENELITIAN ………… 56
3.1. Rerangka Pemikiran ….………. 56
3.2. Model Penelitian ….………. 59
3.3. Hipotesis .………..….…… 61
BAB IV OBYEK DAN METODE PENELITIAN ……….. 63
4.1. Obyek Penelitian\Populasi ……….……,,,… 63
4.2. Sampel ……… 65
4.2.1. Teknik Pengambilan Sampel ……….. 65
4.3. Metode Pengambilan Data ………..……… 68
4.4. Metode Penelitian..………..………. 68
4.5. Definsi Operasional Variabel ………..…… 70
4.6. Teknik Analisis Data ……….. 73
4.6.1. Statistik Deskriptif ...………...……….. 73
ix
4.6.3. Uji Hipotesis …………..………..………... 77
4.6.3.1. Uji t ……….………...…….. 78
4.6.3.2. Uji F.……….………….……….. 79
4.6.3.3. Uji Koefisien Determinasi ...……… 81
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .……….. 83
5.1. Deskripsi Variabel ……….……,,,… 83
5.2. Uji Asumsi Klasik …….……… 87
5.2.1. Uji Normalitas ……… 87
5.2.1.1 Uji Normalitas variabel dependen ROA .……… 90
5.2.1.2 Uji Normalitas variabel dependen NPM .……… 93
5.2.2. Uji Multikolienaritas ……….……… 98
5.2.3. Uji Heterokedastisitas ……… 99
5.2.4. Uji Autokorelasi …….……… 101
5.3. Analisis Regresi Linier Berganda ……… 103
5.3.1. Uji Koefisien Determinasi ……… 103
5.3.2. Uji Signifikasi Simultan (Uji F) ……… 104
x
5.4. Pembahasan ……….……….. 114
5.4.1. Pembahasan untuk setiap Variabel Indpenden …..……… 114
5.4.1.1 Ukuran Dewan Komisaris ……….……… 114
5.4.1.2 Ukuran Dewan Direksi ……….……… 116
5.4.1.3 Ukuran Komite Audit …..……….……… 117
5.4.1.1 Kualitas External Auditor ……….……… 118
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ……….……… 120
6.1. Kesimpulan ……….……….. 120
6.2. Saran …….……….………. 122
DAFTAR PUSTAKA ……… xv
LAMPIRAN DATA SEKUNDER ……… L1
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ………. 48
Tabel 4.1 Populasi Penelitian ………. 63
Tabel 4.2 Pemilihan Sampel Penelitian ..………. 66
Tabel 4.3 Definisis Operasional Variabel ……….. 73
Tabel 5.1 Statistik Deskriptif Keseluruhan Data ………. 84
Tabel 5.2 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Variabel ROA ………. 90
Tabel 5.3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Variabel ROA Setelah Transformasi .
………92
Tabel 5.4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Variabel NPM ………. 95
Tabel 5.5 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Variabel NPM Setelah Transformasi .
………96
Tabel 5.6 Hasil Uji Multikolienaritas ………. 99
Tabel 5.7 Hasil Uji Autokorelasi SQRT_ROA ...………. 102
Tabel 5.8 Hasil Uji Autokorelasi SQRT_NPM ...………. 102
xii
Tabel 5.10 Uji Koefisien Determinasi SQRT_NPM ………. 103
Tabel 5.11 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) SQRT_ROA ………. 105
Tabel 5.12 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) SQRT_NPM .……… 105
Tabel 5.13 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t) SQRT_ROA .……… 106
Tabel 5.14 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t) SQRT_NPM .……… 110
xiii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2. 1 Struktur Organ Perseroan Terbatas di Indonesia ... 31
GAMBAR 3.1 Model Penelitian ……….……… 61
GAMBAR 2.3 Rerangka Pemikiran……….……… 51
GAMBAR 2.4 Model Penelitian ….……….……… 52
GAMBAR 5.1 Histogram Variabel ROA …….……….. 88
GAMBAR 5.2 Grafik Normal P-P Plot variabel ROA ……….. 89
GAMBAR 5.3 Histogram Variabel ROA Setelah Transformasi ….………….. 91
GAMBAR 5.4 Grafik Normal P-P Plot variabel ROA Setelah Transformasi
……….. 92
GAMBAR 5.5 Histogram Variabel NPM …….……….. 93
GAMBAR 5.6 Grafik Normal P-P Plot variabel NPM ……….. 94
GAMBAR 5.7 Histogram Variabel NPM Setelah Transformasi ….………….. 97
GAMBAR 5.8 Grafik Normal P-P Plot variabel NPM Setelah Transformasi
……….. 98
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai anggota dari masyarakat ASEAN (Association of South
East Asia Nations) akan segera memasuki era masyarakat ekonomi ASEAN
(MEA), sebagaimana telah dideklarasikan pada 7 Oktober 2003 di pertemuan
ASEAN Concord II di Bali Indonesia, dan disepakati bahwa MEA akan mulai
dilaksanakan di tahun 2015. Dalam ASEAN ECONOMIC COMMUNITY
BLUEPRINT tahun 2009 dijelaskan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
merupakan sebuah integrasi ekonomi regional, dengan karakterisktik kunci
sebagai berikut: (a) pasar tunggal dan basis produksi,(b) kawasan ekonomi yang
berdaya saing tinggi, dengan memperkuat budaya persaingan yang sehat, (c)
kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata, dengan mempercepat
pengembangan Usaha Kecil Menengah dan mengoptimalkan keanekaragaman di
Negara-negara anggota ASEAN (d) kawasan yang terintegrasi penuh dengan
ekonomi global, untuk memungkinkan para pelaku usaha ASEAN bersaing secara
international, menjadikan ASEAN sebagai bagian yang lebih dinamis dan kuat
dalam mata rantai pasokan global agar pasar ASEAN tetap menarik bagi investasi
asing. Dengan karakteristik tersebut maka ASEAN akan menjadi pasar tunggal
2
yang bebas serta aliran modal yang lebih bebas. Adanya aliran komoditi dan
faktor produksi tersebut diharapkan membawa ASEAN menjadi kawasan yang
makmur dan kompetitif dengan perkembangan ekonomi yang merata, serta
menurunnya tingkat kemiskinan dan perbedaan sosial-ekonomi di kawasan
ASEAN.
Indonesia terus berbenah untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi
MEA, tetapi diakui atau tidak, kesiapan Indonesia dalam menghadapi MEA 2015
masih kurang dari segi kesiapan para pelaku usaha dan aturan hukum. Menurut
beberapa pernyataan praktisi ekonomi yang penulis dapat dari media online,
menyatakan bahwa Indonesia belum siap menghadapi MEA 2015, hal tersebut
terkait dengan kesiapan sejumlah emiten yang rendah akibat tingginya suku bunga
dan biaya logistik yang tinggi. Begitu pula dengan sektor perbankan di Indonesia,
belum sepenuhnya memiliki tingkat kesiapan yang baik dalam menghadapi MEA
2015, maka sejak tahun 2014 perbankan yang ada di Indonesia diatur dan diawasi
oleh Lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK), salah satu pembenahan yang
dilakukan adalah dengan dikeluarkannya Indonesia Good Corporate Governance
Roadmap pada bulan Februari 2014 oleh OJK, roadmap tersebut diharapkan dapat
memperbaiki tata kelola industri keuangan khususnya perbankan di Indonesia agar
tak kalah dan siap bersaing dengan negara lain.
Dalam menyongsong MEA 2015, sektor perbankan di Indonesia saat ini,
sudah memiliki persaingan yang semakin ketat, sehingga perusahaan perbankan
dituntut untuk lebih efektif dan efisien dalam menjalankan usahanya agar
3
memiliki kemampuan untuk bisa bersaing guna mendapatkan market share, baik
di pasar domestik maupun internasional.
Belajar dari krisis ekonomi 1998 dimana penerapan corporate governance
di Indonesia menurut hasil survei Booz-Allen dan Hamilton pada tahun 1998 di
Asia Timur menyatakan bahwa Indonesia memiliki indeks corporate governance
terendah sebesar 2,88 dibanding dengan Singapura (8,93), Malaysia (7,72) dan
Thailand (4,89), sehingga disimpulkan bahwa corporate governance tidak
dijalankan dengan baik atau bahkan sama sekali tidak diterapkan dan disinyalir
sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya krisis (FCGI, 2004). Kemudian
disusul krisis ekonomi terakhir di tahun 2008 yang melanda perekonomian
Amerika dan Eropa membuat setiap perbankan diwajibkan untuk menjalankan
prinsip-prinsip GCG secara baik dan benar sesuai aturan Bank Indonesia (BI),
Badan Pengawasan Pasar Modal (BAPEPAM), maupun Keputusan Menteri
BUMN. Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tentang Perubahan atas
Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan Good
Corporate Governance bagi Bank Umum serta Surat Edaran Nomor 9/12/DPNP
tanggal 30 Mei 2007 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank
Umum dan ketentuan dari OJK yang terdapat dalam Indonesia Good Corporate
Governance Roadmap yang diterbitkan pada bulan Februari 2014.
Bank berkewajiban untuk melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance dalam setiap aktifitas usahanya pada seluruh tingkatan atau jejaring
organisasi, dimana dalam Good Corporate Governance, tata kelola dilakukan
4
(accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi
(Independency), kewajaran dan kesetaraan (fairness). Penerapan GCG pada
Perbankan ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja Bank dengan menerapkan
GCG dalam segala kegiatan Bank sejalan dengan visi, misi dan rencana strategi
usaha yang telah ditetapkan Bank, sehingga Bank bisa berkinerja dengan baik.
Dalam melihat apakah perbankan berkinerja baik atau tidak salah satunya
dapat dilihat dari kinerja keuangannya menggunakan indikator Profitabilitas.
Ukuran Profitabiitas pada industri perbankan yang digunakan pada umumnya
adalah Retrun on Asset (ROA), dimana ROA memfokuskan kemampuan
perusahaan dalam memperoleh earning dalam operasinya, ROA digunakan untuk
mengukur efisiensi dan efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA menunjukan
kinerja yang semakin baik. Menurut Methy (2005) alasan penggunaan ROA
dikarenakan Bank Indonesia sebagai Pembina dan pengawas perbankan yang
lebih mementingkan asset yang dananya berasal dari masayarakat, hal ini sesuai
dengan Surat Edaran BI No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, ROA ini digunakan
untuk mengukur kemampuan bank dalam menggunakan asset yang dimilikinya
untuk menghasilkan laba kotor, semakin tinggi nilai ROA maka akan semakin
baik pula kemampuan atau kinerja bank tersebut. Selain ROA, Net Profit Margin
(NPM) juga dapat digunakan sebagai indikator dalam menilai kinerja keuangan
perbankan dari sisi manajemennya, karena NPM adalah rasio yang
menggambarkan tingkat keuntungan bank dibandingkan dengan pendapatan yang
5
baik kinerja manajemen bank, karena menunjukan bahwa kemampuan manajemen
dalam memperoleh laba semakin meningkat. Dengan laba yang semakin
meningkat maka semakin meningkat pula kinerja bank tersebut.
Awal mula penerapan Good Corporate Governance di Indonesia dimulai di
tahun 1998, ketika krisis ekonomi 1998 terjadi, hal itu menjadi momentum bagi
pelaku pasar untuk menyadari pentingnya sebuah Good Corporate Governance,
karena penyebab krisis 1998, selain dari sebuah kesalahan arsitektur finansial
yang ada, juga disebabkan oleh kesalahan otoritas finansial yang mengatur
aktifitas perekonomian Indonesia pada level praktikal dan mikro. Krisis 1998 tak
lain merupakan kesalahan dalam tata kelola di sektor perbankan Indonesia.
Kesalahan tata kelola / bad governance inilah yang menghantar kita menuju krisis
finansial. Setelah krisis 1998 berlalu, Indonesia mencoba berbenah dengan
mencoba untuk memulai penerapan GCG di perbankan Indonesia, tetapi 20 tahun
kemudian, tepatnya tahun 2008, masih terdapat bank yang ditetapkan menjadi
bank gagal oleh Bank Indonesia, yaitu Bank Century, dimana kasusnya sampai
penelitian ini dilakukan masih belum tuntas karena menimbulkan polemik dan
diduga merugikan negara sebesar Rp. 6,7 triliun, ketika LPS melakukan bailout
untuk menyelamatkan bank tersebut. Penyebab dari Bank Century ditetapkan
menjadi bank gagal, yaitu selain krisis ekonomi yang terjadi di Amerika dan
Eropa pada tahun 2008, juga dikarenakan banyaknya kredit bermasalah yang
dimiliki oleh bank tersebut, dan juga adanya penyalahgunaan kewenangan dan
penyelewengan prosedur di bank tersebut dikarenakan kurang baiknya penerapan
6
dan kinerjanya mengalami penurunan yang sangat drastis (Humas Bank
Indonesia, 2010), akan tetapi hal tersebut seharusnya dapat dicegah apabila Good
Corporate Goveranance diterapkan dengan baik, hal ini dibuktikan berdasarkan
hasil penelitian tentang Good Corporate Governance yang dilakukan olehEmilia
Peni et al dalam jurnalnya yang berjudul Did Good Corporate Governance
Improve Bank Performance During The Fiancial Crisis?, didapatkan bukti
empiris bahwa bank yang menerapkan Good Corporate Governance dengan baik
dapat bertahan pada saat krisis dan mendapatkan profit yang tinggi.
Selain itu hal yang membuat pembahasan mengenai Corporate Governance
meningkat pesat adalah dengan seiring terbukanya skandal keuangan berskala
besar seperti skandal Enron, Tyco, Worldcom, Merck, Global Crossing mayoritas
perusahaan lain di Amerika Serikat (Cornett, Marcuss, Saunders dan Tehranian,
2006) yang melibatkan akuntan, salah satu elemen penting dari Good Corporate
Governance. Di Indonesia kasus penggelapan dana nasabah oleh pegawai
Citibank yang melibatkan salah satu pegawainya bernama Meilinda Dee adalah
salah satu contoh kasus yang terjadi karena lemahnya penerapan prinsip GCG,
dimana dari hasil pemeriksaan oleh Bank Indonesia ditemukan adanya
pelanggaran ketentuan intern bank serta kelemahan pada penerapan manajemen
risiko yang tercermin dari kelemahan sistem dan prosedur (Standard Operating
Procedure/SOP) dan pengendalian intern sebagaimana diatur dalam PBI No.
5/8/PBI/2003 yang telah diubah dengan PBI No.11/25/PBI/2009 tentang
Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum. Beberapa kasus lain yang terjadi
7
juga melibatkan pelaporan keuangan yang berawal dari terdeteksi adanya
manipulasi (Boediono, 2005), kasus – kasus tersebut di atas terjadi karena
hubungan antara pemangku-pemangku kepentingan tidak diatur dengan baik
dikarenakan belum\tidak diterapkannya Good Corporate Governance, apabila
Good Corporate Governance sudah diterapkan maka kasus-kasus tersebut dapat
dicegah, dikarenakan sesuai dengan definisi Corporate Governance dari FCGI
bahwa Corporate Governance adalah seperangkat aturan yang mengatur
hubungan pemangku kepentingan, pengurus, pihak kreditur, pemerintah,
karyawan serta pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya.
Dari beberapa kasus tersebut maka Good Corporate Governance adalah
menjadi sesuatu hal yang menarik untuk diteliti, dan untuk dilihat bagaimanakah
hubungan antara Good Corporate Governance dengan kinerja perusahaan?. Telah
banyak penelitian yang dilakukan, baik penelitian yang menggunakan indeks
penilaian Corporate Governance maupun struktur (mekanisme) Corporate
Governance, yang memberikan hasil yang berbeda. Dalam beberapa penelitian
didapat hasil bahwa Good Corporate Governance adalah faktor non-keuangan
yang dapat mempengaruhi secara positif terhadap kinerja sebuah perusahaan,
seperti penelitian oleh Mohammed Fatimoh (2012) yang mengungkapkan bahwa
Corporate Governance berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perbankan
di Nigeria, Waqas Tariq et al (2014) yang mengungkapkan bahwa Corporate
Governance dapat meningkatkan efisiensi finansial sebuah bank, Emilia et al
(2011), mengungkapkan bahwa Bank dengan mekanisme Corporate Governance
8
menyimpulkan bahwa komposisi mekanisme GCG yang tepat dapat
meningkatkan kinerja bank. Adapula penelitian yang memberikan hasil bahwa
Good Corporate Governance tidak berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
perbankan, seperti penelitian Onakoya et al (2011), yang menyatakan bahwa
Corporate Governance berpengaruh negatif terhadap kinerja bank, Suklimah
Ratih (2011) mengungkapkan bahwa GCG tidak berpengaruh terhadap ROA.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa terdapat perbedaan hasil penelitian
tentang pengaruh Good Corporate Governance terhadap kinerja perusahaan, maka
penulis bermaksud melakukan penelitian lanjutan, tentang bagaimana pengaruh
Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan perbankan yang listing di
Bursa Efek Indonesia yang menerapkan Good Corporate Governance,
berdasarkan Framework Good Corporate Governance Roadmap, Februari 2014
yang dikeluarkan oleh OJK khususnya GCG perbankan dengan judul
PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2010-2014.
1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Masalah yang teridentifikasi berdasarkan latar belakang seperti yang telah
diuraikan di atas, dimana dalam menghadapi MEA 2015, GCG merupakan salah
satu ukuran kesiapan dari sektor perbankan, apabila GCGtidakdijalankan dengan
9
optimalnya kinerja keuangan perbankan, membuat usaha perbankan kalah
bersaing, menyebabkan bank gagal dan bahkan menyebabkan usaha perbankan
tidak bisa bertahan ketika terjadi sebuah krisis ekonomi, oleh karena itu aturan
dari pemerintah dan Bank Indonesia serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
mewajibkan setiap perbankan untuk menerapkan Good Corporate Governance
sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006. Atas dasar
identifikasi masalah tersebut perumusan masalah yang ada, adalah:
a. Bagaimana pengaruh penerapan prinsip GCG di sisi manajemen
(pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Dewan
Direksi) yang diproksikan dengan Ukuran Dewan Komisaris, dan
Ukuran Dewan Direksi terhadap kinerja keuangan perbankan dilihat
dari ROA dan NPM?
b. Bagaimana pengaruh penerapan prinsip GCG dari sisi audit intern
yang diproksikan dengan Ukuran Komite Audit terhadap kinerja
keuangan perbankan dilihat dari ROA dan NPM?
c. Bagaimana pengaruh mekanisme GCG dari sisi kualitas eksternal
auditor yang diproksikan dengan Kantor Akuntan Publik (KAP) big
four dan non big four terhadap kinerja keuangan perbankan dilihat dari
10
1.3. Pembatasan Masalah
Penelitian dilakukan dengan melihat transparansi pelaksanaan penerapan
GCG dari sisi manajemen (Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris dan Dewan Direksi) dilihat dari ukuran komisaris dan ukuran dewan
direksi. Mekanisme GCG dilihat dari penerapan audit intern yang diukur dari
ukuran komite audit, dan kualitas audit ekstern dilihat dari reputasi eksternal
auditor yang diukur menggunakan variable dummy 1 untuk KAP (kantor akuntan
publik) yang masuk big four dan 0 untuk KAP yang non big four, kinerja
keuangan perbankan dilihat dari aspek rasio ROA dan NPM, yang ke semuanya
didapat dari Laporan Tahunan Publikasi 2010-2014. Beradasarkan metode
purposive sampling, bank yang akan dijadikan sampel pada penelitian lanjutan ini
sebanyak 30 bank.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah untuk
mendapatkan bukti empiris dan untuk mengetahui pengaruh penerapan prinsip
GCG dari sisi manajemen (pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris dan Dewan direksi) terhadap kinerja keuangan perbankan, dan
pengaruh penerapan prinsip GCG dari sisi penerapan audit intern dan ekstern
terhadap kinerja keuangan perbankan di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek
11
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi :
1) Perusahaan khususnya perbankan
Sebagai masukan yang dapat dijadikan tolak ukur pemikiran bagi para
pemegang saham dari perusahaan khususnya perbankan yang ingin menerapkan
Good Corporate Governance. Temuan penelitian ini juga diharapkan dapat
memberikan manfaat dalam memberikan masukan kepada para investor dan
praktisi penyelenggara perusahaan dalam memahami penerapan good corporate
governance, sehingga dapat meningkatkan nilai dan pertumbuhan perusahaan
2) Pembaca\Peneliti selanjutnya
Menambah referensi bukti empiris sebagai rekomendasi penelitian yang
dilakukan di Indonesia di bidang perbankan di masa yang akan datang.
1.6. Sistematika Penulisan
Tesis ini terdiri dari enam bab, yang sebelumnya diawali oleh Kata
Pengantar dan Abstrak. Berikut ini adalah penjelasan mengenai pembagian bab
beserta isinya:
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bab awal yang berisi latar belakang penelitian,
identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
12
BAB II: TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Bab ini menguraikan konsep dan teori yang relevan dengan topik penelitian.
BAB III: RERANGKA PEMIKIRAN, MODEL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Bab ini berisi penjelasan rerangka pemikiran, model penelitian, dan
hipotesis penelitian.
BAB IV: METODE PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai populasi dan teknik pengambilan sampel,
metode penelitian (metode penelitian yang digunakan, teknik analisis), dan
operasionalisasi variabel.
BAB V: PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Bab ini berisikan hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, dan
implikasi manajerial.
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran bagi penelitian selanjutnya
120
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk mendapatkan bukti empiris dan
mengetahui bagaimana pengaruh penerapan Good Corporate Governance dari sisi
manajemen (pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris dan dewan
direksi), dari sisi audit intern dan ekstern terhadap kinerja keuangan perbankan di
Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 dengan diukur
menggunakan rasio ROA dan NPM.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa secara simultan penerapan good corporate governance
yang diukur menggunakan ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, ukuran
komite audit dan kualitas eksternal audit berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan perbankan baik yang di proksikan dengan Return on Asset (ROA) dan
Net Profit Margin (NPM), hal ini sejalan dengan teori praktis yang dikemukakan
oleh Mas Ahmad Daniri (2005).
Dari hasil penelitian ini pun memberikan hasil yang dapat menjawab
permasalahan yang telah dirumuskan oleh penulis pada bab I, yaitu:
a. Bahwa penerapan prinsip good corporate governance di sisi manajemen
121
secara negatif namun tidak signifikan terhadap kinerja keuangan
perbankan yang diproksikan oleh ROA, oleh pengaruh sebesar 0,3%,
dalam arah negatif. Begitu pula terhadap kinerja keuangan perbankan
yang diproksikan oleh NPM, dengan pengaruh 2,2% dalam arah negatif.
Sedangkan untuk penerapan prinsip good corporate governance di
sisi manajemen yang diukur dengan ukuran dewan direksi ternyata
berpengaruh secara positif signifikan terhadap kinerja keuangan
perbankan yang diproksikan oleh ROA, dengan arah 2,9% dalam arah
positif. dan juga terhadap kinerja keuangan perbankan yang diproksikan
oleh NPM, dengan pengaruh 9,5% dalam arah positif.
b. Bahwa penerapan prinsip good corporate governance dari sisi audit
intern yang diproksikan dengan ukuran komite audit ternyata
berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja keuangan
perbankan baik yang diproksikan oleh ROA dengan pengaruh 4,5 %
dalam arah positif, maupun yang diproksikan oleh NPM, dengan
pengaruh 9,5% dalam arah positif.
c. Bahwa penerapan prinsip good corporate governance dari sisi kualitas
audit eksternal yang diproksikan dengan Kantor Akuntan Publik (KAP)
big four dan non big four ternyata berpengaruh positif namun tidak
signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan baik yang diproksikan
oleh ROA, dengan pengaruh 199% dalam arah positif, maupun yang
122
6.2 Saran
Setelah melakukan penelitian ini, terdapat beberapa saran yang dapat
diberikan, baik bagi pemegang saham, penyelengara perusahaan dan peneliti
selanjutnya.
Bagi Pemegang Saham
Penerapan Good Corporate Governance (GCG) adalah sesuatu yang harus
diterapkan oleh perusahaan perbankan sesuai dengan regulasi pemerintah baik
dari aturan Bank Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan, agar perusahaan
perbankan dapat terus bertumbuh secara berkesinambungan (suistainable growth).
Berjalan atau tidaknya penerapan GCG pada sebuah perusahaan perbankan bisa
dikatakan ditentukan pada saat Rapat Umum Pemengang Saham (RUPS) dalam
memilih anggota dewan komisaris dan dewan direksi yang akan menjalankan
perusahaan tersebut, oleh karena itu pemegang saham harus menentukan jumlah
anggota dewan komisaris dan dewan direksi yang tepat sesuai dengan ukuran dari
perusahaan perbankannya, agar dewan komisaris bisa bekerja secara efektif, juga
memilih orang-orang yang memiliki kompetensi yang tepat sesuai dengan strategi
dan core business yang akan dijalankan oleh perusahaan perbankan tersebut.
Bagi Penyelengara perusahaan
Dalam menyelengarakan perusahaan sangat penting bagi para penyelengara
123
corporate governance dengan baik, sehingga perusahaan bisa terus bertumbuh
dan mencapai target yang telah ditentukan, kemudian dewan komisaris harus
bekerja secara efektif dalam melakukan pengawasan terhadap para dewan direksi
dalam menjalankan perusahaan dengan melibatkan komite audit yang ada juga
dengan menggunakan eksternal auditor yang berkualitas sehingga good corporate
governance bisa diterapkan dengan baik, dan memberikan pengaruh positif
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Bagi Peneliti selanjutnya
Pada penelitian ini didapat bahwa 22,1% variabel kinerja keuangan yang
diproksikan dengan ROA dapat dijelaskan oleh variabel ukuran dewan komisaris,
ukuran dewan direksi ukuran komite audit dan kualitas eksternal auditor, sisanya
77,9% dijelaskan oleh variable-variabel (faktor-faktor) lain di luar model
penelitian. Begitu pula untuk variabel kinerja keuangan yang diproksikan oleh
NPM, 19.1% nya dapat dijelaskan oleh variabel ukuran dewan komisaris, ukuran
dewan direksi, ukuran komite audit dan kualitas eksternal auditor, sisanya 80,9%
dijelaskan oleh variabel-variabel (faktor-faktor) lain diluar penelitian, oleh karena
itu penulis menyarankan pada saat melakukan penelitian selanjutnya agar dapat
menambahkan variabel-variabel yang ada di dalam mekanisme penerapan good
corporate governance agar didapat hasil yang lebih komperhensif, seperti aktiftas
meeting yang dilakukan oleh dewan komisaris, dewan direksi maupun komite
audit, juga dari sisi pemenuhan regulasi pemerintah untuk komposisi dewan
komisaris dan komposisi komite audit. Sedangkan untuk ukuran kinerja keuangan
124
ketentuan Bank Indonesia yaitu dengan menggunakan Risk Based Bank Rating
(RBBR) sehingga bisa melihat korelasi pengaruh GCG terhadap kinerja keuangan
xv
DAFTAR PUSTAKA
Audensi, Stephen Oluwafemi Ph.D. 2013. Corporate Governance and Firm
Financial Performance: Do Ownership and Board Size Matter?. Academic
Journal of Interdisciplinary Studies MCSER Publishing, Rome-Italy 2013, Vol
2 No 3.
Alexandri. 2008. Manajemen Keuangan Bisnis. Cetakan kesatu. Bandung: Alfabeta.
Basran Desfian. 2005. Analisis Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja
Bank Umum di Indonesia Tahun 2001-2003. Tesis Program Pasca Sarjana
Magister Manajemen Universitas Diponegoro.
Boediono, Gideon SB. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis
Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo tanggal 15 -16 September
2005.
Cadburry Report. 1992. The Financial Aspect of Corporate Governance. London:
Gee and Co Ltd.
Clarke. 2004. Theories of Corporate Governance: The Philosophical Foundations of
xvi
Daniri, Mas Achmad. 2005. Good Corporate Governance: Konsep dan
penerapannya dalam konteks Indonesia, cetakan 1. Jakarta: PT. Ray Indonesia.
Dewayanto, Totok, 2010. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance
Terhadap Kinerja Perbankan Nasional; Studi pada perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008. Fokus Ekonomi
Vol.5 No. 2 Desember 2010: 104-123.
Erlina. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi Manajemen Edisi
Revisi, USU Press, Medan.
Fanny, Margareta dan Sylvia Saputra. 2005. Opini Audit Going Concern: Kajian
Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan
Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi pada Emiten Bursa Efek Jakarta).
Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII Solo.
Fatimoh, Mohammed. 2012. Impact of Corporate Governance on Bank Performance
in Nigeria. Journal of Emerging Trends in Economics and Management
Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang :
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Sciences (JETEMS) 3(3): 257-260
Hanafi, Mamdah M dan Abdul Halim. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Pertama,
xvii
Humas Bank Indonesia. 2010. Krisis Global dan Penyelamatan Sistem Perbankan
Indonesia, Terbitan Pertama, Jakarta: Bank Indonesia.
Hunger, J. David & Thomas. L. Wheelen. 2002. Manajemen Strategis. Edisi 2. Andi.
Yogyakarta.
Jalil, Abdul Minan Ahmad. 2008. Pengaruh Makro Ekonomi Terhadap Kinerja
Keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Tesis Program Pasca Sarjana
Universitas Indonesia.
Kemalasari, Endang 2009. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance
Terhadap Kinerja Perusahaan Perbangkan Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, Medan: Tesis. Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Sumatera Utara.
KNKG. 2013. Prinsip Dasar Pedoman Good Corporate Governance Perbankan
Indonesia. Jakarta: Komite Nasional Kebijakan Governance.
Kusumaning, Linda. 2004. Analisis Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris dan
Keberadaan Komite Audit Terhadap Aktivitas Manajemen Laba Pada
Perusahaan Publik di Indonesia. Tesis Universitas Gajah Mada.
Kriyantono. Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Meythi, 2005. “Rasio Keuangan Yang Paling Baik Untuk Memprediksi Pertumbuhan
xviii
Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Volume XI, Nomor 2,
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satyawacana, Salatiga.
Onakoya, Adegbemi B.O. 2011. Corporate Governance And Bank Performance: A
Pooled Study Of Selected Banks In Nigeria. European Scientific Journal 2011,
December Edition Vol. 8, No. 28.
Peni, Emilia. 2011. Did Good Corporate Governance Improve Bank Performance
During The Financial Crisis?. Forthcoming in Journal of Financial Services
Research.
Permata Sari, Devy dan Bahtiar Usman. 2014. Pengaruh Board Structure dan
Ownership terhadap Firm Performance pada Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, e-Journal Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Trisakti Volume 1 nomor 2, September 2014. Hal 44-69.
Permatasari, Ika. dan Retno Novitasary. 2014. Pengaruh Implementasi Good
Corporate Governance terhadap Permodalan dan Kinerja Perbankan Indonesia:
Manajemen Risiko sebagai variabel Intervening. Departmen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Surabaya. JEKT no 7. Hal 52-59.
Pedana, Ramadhan Sukma dan Raharja. Analisis Pengaruh Corporate Governance
xix
Ratih, Suklimah. 2011. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Nilai
Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening pada
Perusahaan Peraih The Indonesi Most Trusted Company – CGPI. Jurnal
Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2.
Saidi. 2001. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi struktur Modal pada Perusahaan
Manufaktur GO Public di BEJ 1997-2002. Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol. 11
no.1. hal 44-58.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian bisnis. Cetakan Keenambelas, Bandung: CV
Alfabeta.
Suliyanto. 2009. Metode Riset Bisnis, Edisi II. Yogyakarta: C.V. Andi Offset.
Staikouras, Panagiotis K dan Christos K. Staikouras. 2007. The Effect of board size
and composition on European bank performance. Springer Science+Business
media.
Sutedi, Adrian. 2012. Good Corporate Governacne, Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta: Sinar
Grafika.
Tariq, Waqas. 2014. Theory and Empirical Evidence on Corporate Governance from
xx
Tjager, Inyoman., Alijoyo, F.A., DJemat, H.R.,Soembodo, Bambang. 2003.
Corporate Governance Tantangan dan Kesempatan Bagi Komunitas Bisnis
Indonesia. Jakarta: PT Parenhallindo.
Tjondro, David dan R Wilipo 2011. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG)
Terhadap Profitabilitas dan Kinerja Saham Perusahaan Perbankan Yang
Tercatat di Bursa Efek Indonesia. Journal of Business and Banking. Volume1,
No1 May 2011, pages 1-14.
Warsono, Sony. Amalia, Fitri. dan Rahajeng. 2009. Corporate Governance Concept
and Model. Yogyakarta: Center for Good Corporate Governance. Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Gajah Mada.
Windah, Grabriela Cynthia dan Fidelis Arastyo Andono. 2013. Pengaruh Penerapan
Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Hasil Survei
The Indonesia Institute Perception Governance (IICG) Periode 2008-2011.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1.