• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. PROFIL KABUPATEN EMPAT LAWANG - DOCRPIJM 1503115172BAB II PROFIL EMPAT LAWANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II. PROFIL KABUPATEN EMPAT LAWANG - DOCRPIJM 1503115172BAB II PROFIL EMPAT LAWANG"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

Profil Kabupaten Empat Lawang menggambarkan kondisi Kabupaten Empat Lawang dari berbagai aspek. Dari profil Kabupaten Empat Lawang diharapkan dapat tercermin kondisi Kabupaten Empat Lawang terkait dengan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) . Profil Kabupaten Empat Lawang terdiri dari gambaran kondisi geografis dan administratif wilayah, gambaran mengenai demografi, gambaran mengenai topografi wilayah, gambaran mengenai geohidrologi, gambaran mengenai geologi, gambaran mengenai klimatologi, d an gambaran mengenai kondisi sosial dan ekonomi.

Wilayah Administrasi 2.1

Kabupaten Empat Lawang merupakan pemekaran dari Kabupaten Lahat yang dibentuk dengan UU No. 1 tahun 2007 Tentang Pembentukan Kabupaten Empat Lawang di Propinsi Sumatera Selatan . Secara Administratif, Kabup aten Empat Lawang dibagi dalam 10 wilayah kecamatan yang mencakup 147 Desa, 9 Kelurahan, 451 dusun, 54 Rukun Warga (RW), dan 1 51 Rukun Tetangga (RT) dengan batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara dengan Kabupaten Musi Rawas 

Sebelah Selatan dengan Kabupaten Lahat dan Kabupaten Bengkulu Selatan 

Propinsi Bengkulu

Sebelah Timur dengan Kabupaten Lahat 

Sebelah Barat dengan Kabupaten Rejang Lebong Propinsi Bengkulu. 

Tabel 2.1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan dikab. Empat Lawang Tahun 2014

No Kecamatan Luas Wil. (Km2)

Persentase Terhadap

Luas

1 Muara Pinang 193,72 8,59

2 Lintang Kanan 264,55 11,72

3 Pendopo 192,86 8,55

4 Pendopo Barat 95,20 4,22

5 Pasemah Air Keruh 217,90 9,66

6 Ulu Musi 329,62 14,61

7 Sikap Dalam 230,76 10,23

8 Talang Padang 140,90 6,24

9 Tebing Tinggi 362,93 16,08

10 Saling 228,00 10,10

2.256,44 100,00

(2)

RPIJM Kab. Empat Lawang

Kabupaten Empat Lawang berada pada 3 025 – 4015’ Lintang Selatan dan 102 037’ – 103045’ Bujur Timur. Kabupaten Empat Lawang memiliki luas wilayah 2.256,44 km 2. yang jenis lahannya sebagai berikut : Tanah Sawah terdiri dari : sawah irigasi, tadah hujan. Tanah kering terdiri dari emplasement, kebun, kolam; tanah hutan terdiri dari hutan lebat, belukar, hutang lindung; tana h perkebunan, yaitu tanah perkebunan Negara/Swasta, tanah umum. Tanah Pasilitas Umum yang terdiri dari tanah untuk lapangan olehraga, taman rekreasi, jalur hijau, pemakaman umum.

Batas wilayah Kabupaten Empat Lawang antara lain adalah :

Sebelah Utara dengan Kabupaten Musi Rawas 

Sebelah Selatan dengan Kabupaten Lahat dan Kabupaten Bengkulu Selatan 

Propinsi Bengkulu

Sebelah Timur dengan Kabupaten Lahat 

Sebelah Barat dengan Kabupaten Rejang Lebong Propinsi Bengkulu. 

G

(3)

Potensi Wilayah 2.2

Gambaran Topografi a.

Kabupaten Empat Lawang terletak pada ketinggian wilayah yang bervariasi, antara 50 meter sampai dengan 2500 meter dari atas permukaan laut(dpl). Wilayah barat-timur memiliki ketinggian antara 150 meter sampai dengan 450 meter di atas permukaan laut (dpl). Dae rah dengan ketinggian antara 300 meter sampai dengan 450 meter di atas permukaan laut mengcangkup areal seluas 64%. Pada wilayah selatan timur

merupakan wilayah didaerah pengunungan Bukit Barisan dengan ketinggian rata-rata antara 600 meter sampai dengan 7 00 meter di atas permukaan laut. Sedangkan ke arah utara timur, memiliki ketinggian antara 150 meter sampai dengan 250 meter di atas permukaan laut, relatis datar dibandingkan dengan wilayah lainnya.

Kecamatan yang paling rendah dari permukaan laut adalah kecamatan Saling dengan ketinggian 80 meter sampai dengan 670 meter sedangkan kecamatan yang paling tinggi adalah kecamatan Muara Pinang dengan ketinggian 300 Meter sampai dengan 2500 Meter.

Topografi Empat Lawang relatif berbukit dan bergelombang yang membentuk sebagian besar wilayahnya, sehingga pada umum nya merupakan perbukitan. Relief perbukitan ini terbentuk karena wilayah Kabupaten Empat Lawang termasuk dalam lajur

Pengunungan Bukit Barisan yang membentang di sepanjang Pulau Sumatera bagian barat.

Keadaan tanah di Kabupaten Empat Lawang terdiri atas :

Litosol : Tanah yang cocok untuk tanaman keras dan rumput-rumputan 

sehingga potensial untuk pengembangan ternak

Alluvial : Sepanjang sungai Musi dan Sungai Lintang, tanah berwarna coklat 

kekuningan-kuningan cocok untuk tanaman palawija

(4)

RPIJM Kab. Empat Lawang

Gambaran Geohidrologi b.

Wilayah Kabupaten Empat Lawang mempunyai sumber-sumber air yang melimpah, dikelilingi oleh aluh anak dan cabang Su ngai Musi yang merupakan Sungai terbesar di Kabupaten Empat Lawang dan juga mempunyai beberapa ruas sungai besar dan kecil lainya yang tersebar di seluruh daerah di Kabupaten Empat Lawang. Beberapa sungai yang relatif besar adalah Sungai Air Lintang, Sung ai Musi, Sungai Air Keruh dan Sungai Air Saling . Sungai-sungai di Kabupaten Empat Lawang ini airnya pada

umumnya tampak keruh dan membawa bahan endapan lempung ( suspended materials). Hal ini disebabkan salah satunya oleh aktivitas penebangan pohon-pohon (hutan) yang tak terkendali, sehingga terjadi erosi yang intensif di daerah hulu. Erosi di daerah hulu akan selalu di ikuti oleh sedimentasi di sepanjang aliran sungai, yang pada gilirannya berakibat pada pendangkalan dasar sungai. Akibat dari pendangkalan aliran sungai, maka pola aliran sungai sering berpindah-pindah tempat. Persediaan air didaerah Kabupaten Empat Lawang pada dasarnya sangat tergantung dari sungai-sungai utama yang kesemuanya bermata air dari Bukit Barisan. Dengan keberadaan sungai-sungai tersebut, maka ketersediaan air di daerah ini sangat besar potensinya sebagai sumber air domestik untuk kehidupan masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup terutama bagi pertanian, perkebunan, perternakan, perikanan, kehutanan, dan pariwisata. Kabu paten Empat Lawang diperkirakan juga memiliki air dalam (air tanah).

Gambaran Geologi c.

Jenis tanah di pengaruhi oleh faktor-faktor pembentuknya. Faktor-faktor tersebut adalah batuan induk, topografi, umur, iklim dan vegetasi/biologi. Akibat pengaruh tersebut tanah terus berproses sehingga terbentuk berbagai jenis tanah. Ada pun keadaan jenis tanah di Kabupaten Empat Lawang yang termasuk wilayah di Sumatera Selatan terdiri dari berbagai jenis, yaitu ;

Litosol, tanah litosol dianggap tanah yang paling muda, sehingga bahan 1.

(5)

Alluvial, penyebaran jenis tanah ini terdapat disepanjang Sungai Air Lintang, 2.

Sungai Musi, Sungai Air Keruh dan Sungai Air Saling dari Punggung Bukit Barisan. Tanah alluvial meliputi tanah-tanah yang masih sering

mengalami/dilanda banjir sehingga dapat dianggap masih muda dan belum ada diferensiasi horizon. Tanah ini terbentuk akib at banjir, dimana bahan-bahan baru dari pedalaman diangkat kemudian di endapkan, maka sifat tanah alluvial ini berhubungan langsung dengan asal bahan pembentuk dan sekaligus menetukan tingkat kesuburan tanah. Dalam musim kemarau, areal tanah ini kering. Dranase sedang sampai lembab, pemebilitas sedang, daya menahan air sedang, tektur tanah tampa struktur, keasaman tanah (pH = <5,5). Tanah ini cocok untuk tanaman padi, palawija dan tanaman tahunan.

Hidromorf, terdapat didataran rendah seperti Kecamatan Tebing Tinggi. 3.

Gambaran Klimatologi d.

Kabupaten Empat Lawang beriklim tropis dengan temperatur bervariasi antara 25 hingga 27 derajat celcius . Pada bulan-bulan tertentu, seperti Bulan April, suhu udara minimum mencapai rata-rata 22º C. Sedang pada Bulan Januar i, suhu udara maksimum bisa mencapai 3 9º C. Kelembaban udara di wilayah Kabupaten Empat Lawang berkisar antara 66,85 – 90,20 R.h. Kelembaban terendah terjadi pada Bulan Desember, sementara kelembaban udara tertinggi terjadi pada Bulan Agustus.

Rata-rata ke lembaban relatif di Kabupaten Empat Lawang pada Tahun 2012

menunjukkan variasi antara 66,85 sampai dengan 90,20 persen, sedangkan rata-rata kecepatan angin bervariasi antara 5,44 sampai dengan 27,50 knot. Selama tahun 2012, jumlah hari hujan terendah adala h 5 hari terjadi pada bulan Desember dan tertinggi adalah 19 hari di bulan Februari. Sementara jumlah curah hujan yang

mencapai 1.507 mm terjadi di bulan Februari, sedangkan terendah di bulan Desember yang hanya mencapai 18 mm.

Demografi dan Urbanisasi 2.3

a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk

(6)

RPIJM Kab. Empat Lawang

45.056 jiwa penduduk berada di Kecamatan Tebing Tinggi. Pada tahun 2014 struktur tersebut tidak mengalami perubahan secara signifikan . secara absolut jumlah

penduduk Kabupaten Empat Lawang meningkat 3.180 jiwa.

Dengan luas wilayah yang relative tetap maka pertambahan jumlah penduduk secara dinamis akan berdampak t erhadap tingkat kepadatan potensi wilayah tinggal penduduk. Kondisi tersebut mengakibatkan kepadatan penduduk di Kabupaten Empat Lawang pada Tahun 201 4 mencapai 10 4,09 orang per km² dengan luas wilayah 2.256,44 km². peningkatan jumlah penduduk terjadi di s eluruh kecamatan, sehingga mengakibatkan pergeseran struktur penduduk secara agregat. Kepadatan terbesar terjadi di kecamatan pendopo yaitu 191,01 orang per km².

Tabel 2.2

Luas Wilayah Rata-rata, Jumlah Penduduk per Desa, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Empat Lawang Tahun 2014

No Kecamatan Luas Wil. (Km2)

Jml.Penduduk

(Jiwa)

Rata-Rata

Penduduk

Per Desa

(%)

Kepadatan

(Jiwa/Km2)

1 Muara Pinang 193,72 30.634 13,04 158,14

2 Lintang Kanan 264,55 25.551 10,88 96,58

3 Pendopo 192,86 36.838 15,68 191,01

4 Pendopo Barat 95,20 13.282 5,65 139,52

5 Pasemah Air

Keruh

217,90 21.579 9,19 99,03

6 Ulu Musi 329,62 19.417 8,27 58,91

7 Sikap Dalam 230,76 16.480 7,02 71,42

8 Talang Padang 140,90 12.316 5,24 87,41

9 Tebing Tinggi 362,93 45.338 19,30 124,92

10 Saling 228,00 13.445 5,72 58,97

Jumlah 2.256,44 234.880 100,00 104,09

(7)

b. Sex Ratio

Berdasarkan ratio jenis kelamin, sebagaimana halnya jumlah penduduk kabupaten Empat Lawang, pada sebagian besar kecamatan, jumlah penduduk laki-laki lebih besar daripada perempuan. Kondisi ini ditunjukan dengan rasio jenis kelamin yaitu

perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan per 100 penduduk perempauan. Pada tahun 2014, rasio jenis kelamin kabupaten empat lawang 104,28 dimana kecamatan dengan rasio terbesar terdapat di kecamatan Tebing Tinggi (104,43) diikuti oleh Pendopo (104,38) serta Talang Padang (104,38). Sebagai entitas keluarga. Rumah tangga di Kabupaten empat lawang umumnya memiliki anggot a rumah tangga (ART) yang relatif masih ideal yaitu 4, 29 atau pada kisaran 4 hingga 5 anggota per rumah tangga.

Tabel 2.3

Sex Ratio Penduduk Kabupaten Empat Lawang Tahun 2014

No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Penduduk Sex Ratio

1 Muara Pinang 15.629 15.005 30.634 104,16

2 Lintang Kanan 13.041 12.510 25.551 104,24

3 Pendopo 18.814 18.024 36.838 104,38

4 Pendopo Barat 6.782 6.500 13.282 104,34

5 Pasemah Air Keru 11.016 10.563 21.579 104,29

6 Ulu Musi 9.905 9.512 19.417 104,13

7 Sikap Dalam 8.405 8.075 16.480 104,09

8 Talang Padang 6.290 6.026 12.316 104,38

9 Tebing Tinggi 23.160 22.178 45.338 104,43

10 Saling 6.861 6.584 13.445 104,21

Jumlah 119.903 114.977 234.880 104,28

Sumber : Empat Lawang Dalam Angka 2015

c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

(8)

RPIJM Kab. Empat Lawang

Tabel 2.4

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2014

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0 - 4 12.659 12.449 25.108

5 - 9 12.055 11.465 23.520

10 - 14 11.414 11.314 22.728

15 - 19 10.425 9.446 19.871

20 - 24 10.522 9.320 19.842

25 - 29 10.930 10.041 20.971

30 - 34 10.250 9.671 19.921

35 - 39 9.577 8.812 18.389

40 - 44 7.624 7.067 14.691

45 - 49 6.458 6.770 13 228

50 - 54 5.850 5.660 11 510

55 - 59 3.998 3.784 7.782

60 - 64 3.464 3.031 6.495

65 - 69 1.821 2.131 3.952

70 - 74 1.495 1.864 3.359

75+ 1.361 2.152 3.513

Jumlah 119.903 114.977 234.880

Sumber : Empat Lawang Dalam Angka 2015

d. Pertumbuhan Penduduk

Berdasarkan perhitungan prediksi jumlah penduduk, maka didapatkan nilai prediksi perkembangan jumlah penduduk desa pada tahu n 2008 hingga tahun 2014 sebagai berikut :

Tabel 2.5

Prediksi Perkembangan Jumlah Penduduk Tahun 2003-2014

TAHUN JUMLAH PENDUDUK PERTUMBUHAN

PENDUDUK (%)

2003 205,258

(9)

2005 209,345 0,99

2006 211,243 0,91

2007 211,622 0,18

2008 213,559 0,57

2009 213,922 0,51

2010 214,953 0,48

2011 215,939 0,46

2012 216,893 0,44

2013 217,824 0,43

2014 218,740 0,42

Sumber : Hasil Analisis

Berdasarkan tabel prediksi perkembangan jumlah penduduk di atas, terlihat bahwa dari tahun perkembangan ju mlah penduduk secara nominal menunjukkan kecenderungan meningkat. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kabupaten Empat Lawang diprediksi menjadi sebesar 218.740 jiwa, bertambah 7.118 dibandingkan tahun 2007, atau tumbuh sebesar 3,4 persen. Dari tahun 2003 – 20 14, pertumbuhan penduduk Kabupaten Empat Lawang rata-rata sebesar 0,58 persen. Kecenderungan

pertumbuhan tertinggi dicapai pada tahun 2003 – 2004 sebesar 1 persen. Sementara kecenderungan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2006 – 2007 sebesar 0,18 persen. Kecenderungan prediksi pertumbuhan penduduk yang relatif rendah ini

mensyaratkan adanya keberhasilan pengelolaan program Keluarga Berencana (KB) sebagai upaya pengendalian pertumbuhan penduduk.

(10)

RPIJM Kab. Empat Lawang

Isu Strategis Sosial Ekonomi dan Lingk ungan Berdasarkan RPJMD dan 2.4

RTRW Kabupaten / Kota

Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2.4.1

2.4.1.1 Visi Misi Tujuan dan Sasaran

Pernyataan Visi Pembangunan Kabupaten Empat Lawang dalam jangka menengah ini tidak terlepas dari janji Ke pala dan Wakil Kepala Daerah terpilih saat pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah langsung. Hal ini tidak terlepas dari kondisi yang merupakan cita-cita sekaligus janji kepada masyarakat Kabupaten Empat Lawang yang akan diciptakan dalam periode lima tahun ke depan. Pernyataan Visi Kabupaten Empat Lawang Tahun 2013 – 2018 ini adalah sebagai berikut :

VISI a.

VISI Kabupaten Empat Lawang Tahun 20 13 – 2018 : Terwujudnya Ekonomi Maju, Aman, Sehat dan sejahtera (EMASS).

Ringkas yang menggambarkan cita-cita pembangu nan Kabupaten Empat Lawang pembangunan dalam periode 2013-2018 yaitu ”Terwujudnya Ekonomi Maju, Aman, Sehat dan sejahtera (EMASS) ”. Secara detail, Visi Kabupaten Kabupaten Empat Lawang tersebut memiliki sejumlah arti yaitu:

Kabupaten Empat Lawang akan menj adi kabupaten dengan tingkat 1.

perekonomian yang maju pada tahun 201 8. Ekonomi Maju berarti semua sektor akan berkembang secara komplementer (saling melengkapi satu sama lain), didukung oleh pembangunan infrastruktur , sumberdaya manusia yang berkualitas, tat a pemerintah yang good governance serta pengelolaan sumberdaya alam secara optimal dan ramah lingkungan.

Kabupaten Empat Lawang adalah kabupaten yang aman bagi masyarakat 2.

(11)

(ketertiban umum, penganiayaan, pembunuhan, peni puan, kesusilaan, pelanggaran ) menurun setiap tahunnya.

Kabupaten Empat Lawang akan menjadi kabupaten yang sehat. Sehat 3.

mengandung arti masyarakat Kabupaten Empat Lawang dalam kondisi baik secara fisik dan spritual, terpenuhi akan pelayanan kesehatan yang layak. Sehat juga berarti Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan meningkatnya derajad kesehatan masyarakat . Kondisi ini ditunjang dengan sarana, prasarana dan tenaga dokter serta medis terhadap jumlah balita maupun penduduk secara memadai sesuai dengan standar pelayanan minimal pelayanan kesehatan.

Kabupaten Empat Lawang akan menjadi kabupaten yang sejahtera. Sejahtera 4.

mengandung arti kondiisi masyarakat Kabupaten Empat Lawang yang mampu memenuhi kebutuhan dasar nya (kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam dan

lingkungan, rasa aman dari prilaku atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisifasi dalam kehidupan sosial politik, baik bagi perempuan maupun laki-laki).

MISI KABUPATEN EMPAT LAWANG TAHUN 2013-2018 5.

Pernyataan Misi Pembangunan Kabupaten Empat Lawang Tahun 2008 – 2013 adalah sebagai berikut :

Meningkatkan Layanan Akses Infrastruktur; 1.

Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Masyarakat; 2.

Meningkatkan Kesejahteraan Sosial dan Budaya; 3.

Meningkatkan Keamanan Daerah. 4.

TUJUAN DAN SASARAN 6.

(12)

RPIJM Kab. Empat Lawang

TUJUAN 

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari p ernyataan misi dan tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka 5 (lima) tahun.

Misi Satu : Meningkatkan Layanan Akses Infrastruktur Tujuan:

Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang merata, berkelanjutan dan ramah lingkungan berdasarkan RTRW;

MISI Kedua: Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Masyarakat Tujuan:

Meningkatkan taraf ekonomi masyarakat; 

Meningkatkan pengembangan investasi daerah; 

Membuka akses lapangan kerja/usaha; 

Membuka akses pariwisata. 

MISI Ketiga: Meningkatkan Kesejahteraan Sosial dan Budaya Tujuan:

Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat; 

Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat; 

Mewujudkan lingkungan sosial yang agamis, berbudaya dan beretika; 

Meningkatkan pemberdayaan dan kualitas sosial masyarakat; 

Melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas; 

Mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan kepada penduduk dan masyarakat; 

MISI Keempat: Meningkatkan Keamanan Daerah Tujuan:

Menciptakan keamanan ketentraman dan ketertiban daerah.

Sasaran 

(13)

diukur. Sasara n ditetapkan dengan maksud agar perjalanan atau proses kegiatan dalam mencapai tujuan dapat berlangsung secara fokus, efektif, dan efisien.

Meningkatkan Layanan Akses Infrastruktur 1.

Tujuan : Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang merata, berkelanjutan dan ramah lingkungan berdasarkan RTRW

Sasaran:

Tercapainya pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap infrastruktur 

dasar yang layak;

Tercapainya pemenuhan kebutuhan masyarakat akan sanitasi; 

Terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan infrastruktur wilayah; 

Meningkatnya pembangunan antar wilayah dan antar sektor dengan 

berpedoman pada RTRW;

Meningkatnya layanan transportasi; 

Meningkatnya layanan komunikasi dan informasi; 

Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Masyarakat 2.

Tujuan : Meningkatkan taraf ekonomi masyarakat Sasaran:

Terpenuhinya kebutuhan pokok (pangan) masyarakat; 

Meningkatnya daya saing sektor industri kecil menengah,ekonomi 

kreatif dan UMKM;

Meningkatnya peran koperasi. 

Tujuan : Meningkatkan pengembangan investasi daerah Sasaran: Berkembangnya investasi daerah;

Tujuan : Membuka akses lapangan kerja/usaha; Sasaran: Berkurangnya tingkat pengangguran;

Tujuan : Membuka akses pariwisata; Sasaran: Tumbuhnya sektor pariwisata;

Meningkatkan Kesejahteraan Sosial dan Budaya 3.

(14)

RPIJM Kab. Empat Lawang

Menurunnya jumlah kematian yang disebabkan oleh masalah 

kesehatan;

Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pola hidup bersih dan sehat 

(PHBS);

Menekan laju pertumbuhan penduduk. 

Tujuan: Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat

Sasaran : Meningkatnya pendidikan yang berkualitas secara merata.

Tujuan : Mewujudkan lingkungan sosial yang agamis, berbudaya dan beretika Sasaran:

Terwujudnya kehidupan masyarakat yang agamis; 

Terwujudnya masyarakat yang beretika dan berbudaya. 

Tujuan : Meningkatkan pemberdayaan dan kualitas sosial masyarakat Sasaran :

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah; 

Meningkatnya kesetar aan gender,pemberdayaan perempuan dan 

perlindungan anak.

Tujuan: Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas Sasaran:

Tercapainya perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah yang 

parsipatif,aspiratif dan berkualitas ;

Meningkatnya kual itas sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan 

pemerintah daerah;

Meningkatnya kualitas sumber daya aparatur; 

Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan daerah. 

Tujuan : Mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan kepada penduduk Masyarakat

Sasaran:

Meningkatnya pelayanan administrasi kependudukan 

(15)

Meningkatkan Keamanan Daerah 4.

Tujuan : Menciptakan keamanan ketentraman dan ketertiban daerah Sasaran:

Terwujudnya keamanan dilingkungan masyarakat; 

Terbinanya wawasan kebangsaan masyarakat. 

2.4.1.2 Strategi dan Arah Kebijakan

Strategi pembangunan daerah merupakan arahan yang disusun dalam rangka mencapai sasaran-sasaran yang sudah ditentukan. Strategi pembangunan daerah tentu saja merupakan reaksi atas hal-hal yan g berkembang dan menjadi sangat prioritas untuk disikapi oleh pemerintah daerah (dalam hal ini disebut isu strategis). Oleh karena itu, strategi yang dibuat akan sangat terkait dengan isu strategis dan sasaran-sasaran yang sudah ditentukan.

Dalam rangka m encapai tujuan dan sasaran pembangunan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, perlu perubahan secara mendasar, terencana dan terukur. Upaya pencapaian tersebut dijabarkan secara sistematis melalui perumusan strategi dan arah kebijakan yang b erdasarkan isu strategis. Strategi dan arah kebijakan Pemerintah Kabupaten Empat Lawang adalah sebagai berikut :

STRATEGI 1.

Strategi pembangunan Kabupaten Kabupaten Empat Lawang Tahun 2013-2018 sebagai berikut:

Strategi mewujudkan misi satu Dalam upaya me wujudkan Misi satu, yaitu a.

Meningkatkan Layanan Akses Infrastruktur strategi pembangunan yang ditempuh adalah:

Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan infrastruktur dasar; 

Meningkatkan pemeliharaan terhadap infrastruktur dasar yang ada; 

Meningkatkan pembangunan infrastruktur sanitasi; 

Meningkatkan pemeliharaan terhadap infrastruktur sanitasi; 

Meningkatkan pembangunan jalan, jembatan dan infrastruktur wilayah 

lainnya;

Meningkatkan pemeliharaan terhadap infrastruktur wilayah; 

Meningkatkan perencanaan yang partisipatif untuk pelaksanaan penataan 

ruang yang berkelanjutan;

Meningkatkan pengendalian pemanfaatan ruang; 

Mengoptimalkan sosialisasi dan pengawasan penyelenggaraan penataan 

(16)

RPIJM Kab. Empat Lawang

Strategi mewujudkan Misi dua Dalam upaya mewujudkan Misi dua, yaitu b.

Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Masyarakat strategi pembangunan yang ditempuh adalah:

Meningkatakan produktivitas sektor -sektor potensial; 

Menjaga keseimbangan cadangan pangan; 

Meningkatkan pembangunan sarana prasarana sektor -sektor potensial; 

Meningkatkan peran tenaga penyuluh; 

Meningkatkan kualitas produk IKM dan UMKM; 

Meningkatkan produktivitas IKM,ekonomi kreatif dan UMKM; 

Melaksanakan penataan sentra - industri dan PKL/asongan; 

Penguatan permodalan dan manajemen pengelolaan; 

Memperkuat kelembagaan koperasi; 

Meningkatkan sosialisasi perkoperasian; 

Menciptakan iklim yang kondusif bagi peningkatan investasi; 

Meningkatkan peluang -peluang investasi; 

Meningkatkan promosi daerah; 

Meningkatkan ketepatan dan kecepatan layanan perijinan; 

Membuka lapangan kerja; 

Meningkatkan ketrampilan dan kompetensi pencari kerja 

Memberikan simulan menge nai wirausaha bagi pencari kerja melalui 

program pemerintah;

Mengekploitasi tempat - tempat wisata potensial; 

Meningkatkan sarana prasarana pendukung pariwisata; 

sarana prasarana pendukung pariwisata; 

Meningkatkan promosi pariwisata daerah; 

Strategi untuk mewujudkan Misi tiga Dalam upaya mewujudkan Misi tiga, c.

yaitu Meningkatkan Kesejahteraan Sosial dan Budaya; strategi pembangunan yang ditempuh adalah:

Melengkapi sarana prasarana kesehatan,obat -obatan sesuai dengan 

standar dan mudah diakses/dijangkau masyarakat;

Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sesuai dengan SPM; 

Mengendalikan penyakit menular maupun tidak menular melalui pelayanan 

dan perhatian dibidang kesehatan;

Mengoptimalkan sosialisasi dan kampanye - kampanye kesehatan; 

Meningkatkan pembinaan budaya olahraga; 

Meningkatkan sosialisasi dan pembinaan mengenai keluarga berencana dan 

keluarga sejahtera;

Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan sesuai dengan standar 

(17)

Meningkatkan kualitas,profesionalisme dan pemerataan penyebaran tenaga 

pendidik;

Meningkatkan sarana prasana pendidikan; 

Meningkatkan kegiatan/aktivitas keagamaan dimasyarakat; 

Meningkatkan sarana prasarana pendukung; 

Meningkatkan pemahaman masyarakat akan nilai - nilai etika,budaya da n 

kesenian;

Meningkatkan sarana prasarana seni dan budaya; 

Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berpartisipasi dalam 

pembangunan.;

Menghilangkan ketimpangan gender,pemberdayaan perempuan dan 

perlindungan anak dikalangan masyarakat;

Memperkuat sistem perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah; 

Peningkatan efektifitas, efisiensi dan transparansi pengelolaan internal 

SKPD/unit kerja;

Menerapkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan yang 

baik;

Pengefektifan sistem pengawasan dan pengendalian internal; 

Mengoptimalkan pelayanan kedinasan KDH WKDH serta anggota DPRD; 

Peningkatan pengelolaan dokumen/arsip daerah; 

Pengelolaan manajemen kepegawaian yang mengacu pada kebutuhan 

pelayanan prima;

Peningkatan kapasitas SDM aparatur; 

Peningkatan efektifitas dan efisiensi belanja daerah; 

Peningkatan pendapatan daerah; 

Peningkatan kualitas pelayanan administrasi kependudukan; 

Meningkatkan fasilitasi layanan dibidang pertanahan 

Meningkatkan layanan pengaduan masyarakat 

Peningkatan layanan sosial kemasyarakatan; 

Strategi untuk mewujudkan Misi Empat Dalam upaya mewujudkan Misi d.

Empat, yaitu Meningkatkan keamanan Daerah; strategi pembangunan yang ditempuh adalah:

Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga 

keamanan,ketentraman dan ketertiban daerah;

Meningkatkan fungsi aparat dalam menjaga keamanan; 

Meningkatkan sarana prasarana pendukung keamanan; 

Meningkatkan wawasan kebangsaan dan rasa nasionalisme masyarakat. 

ARAH KEBIJAKAN 2.

(18)

RPIJM Kab. Empat Lawang

Membangun infrastruktur dasar yang tepat guna dan sesuai SPM; 

Prioritas pendanaan bagi pembangunan dan pemelliharaan infrastruktur 

dasar;

Meningkatkan peran pemerintah,swasta dan masyarakat dalam 

pemeliharaan infrastruktur dasar;

Prioritas pendanaan bagi Pembangunan infrastruktur sanitasi; 

Meningkatkan peran pemerintah,swasta dan masyarakat dalam 

pemeliharaan infrastruktur sanitasi; Sinkronisasi program daerah dan pusat; 

Alokasi pendanaan; 

Meningkatkan perolehan dana - dana stimulan; 

Meningkatkan peran pemerintah,swasta dan masyarakat dalam 

pemeliharaan infrastruktur wilayah;

Sinkronisasi pembangunan antar wilayah dan antar sektor yang berpedoman 

pada RTRW;

Meningkatkan peran seluruh sektor dalam pengendalian pemanfaatan ruang; 

Penegakan Hukum bagi pelanggaran pemanfaatan ruang; 

Meningkatkan pelayanan transportasi yang layak dan memadai; 

Memenuhi kebutuhan kominfo bagi masyarakat; 

Memperluas jangkauan promosi dan publikasi program pembangunan; 

Arah kebijakan untuk mewujudkan Misi kedua Arah kebijakan untuk b.

mendukung terwujudnya misi kedua, yaitu M eningkatkan Perekonomian Daerah dan Masyarakat adalah:

Peningkatan produktivitas sektor potensial melalui revitalisasi sektor - 

sektor potensia;

Melakukan rehabilitasi untuk kelestarian lahan ; 

Pemenuhan kebutuhan sarana prasarana sektor potensia ; 

Meningkatkan Kapasitas dan kinerja penyuluh; 

Meningkatkan daya dukung pemerintah daerah; 

Regulasi yang mendukung iklim usaha; 

Penyiapan lokasi bagi sentra industri dan PKL/asongan; 

Peningkatan dukungan pemerintah dalam permodalan dan kelembagaan; 

Meningkatkan daya dukung pemerintah daerah; 

Mengoptimalkan sosialisasi perkoperasian; 

Meningkatkan keamanan,kenyamanan bagi investor; 

Pembangunan akses peluang investasi dengan mengacu pada RTRW; 

Mempublikasikan potensi dan kondisi daerah; 

Meningkatkan kinerja pelayanan perijinan; 

Membuka akses lapangan kerja melalui program - program pemerintah; 

Memberikan pembekalan ketrampilan/kompetensi pencari kerja; 

Menanamkan enterprenuership pada masyarakat; 

(19)

Membangun sarana prasarana penunjang ditempat -tempat wisata; 

Meningkatkan peran pemerintah daerah dan stakeholder dalam promosi 

paiwisata;

Arah kebijakan untuk mewujudkan Misi ketiga Arah kebijakan untuk c.

mendukung terwujudnya misi ketiga, yaitu M eningkatkan Kesejahteraan Sosial dan Budaya adalah:

Peningkatan sarana/prasarana termasuk obat -obatan sesuai dengan standar; 

Meningkatkan kinerja untuk mencapai kualitas pelayanan yang sesuai dengan 

SPM;

Meningkatkan intensitas dalam pengendalian penyakit menular maupun tidak 

menular melalui pelayanan dan perhatian dibidang kesehatan;

Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam sosialisasi dan kampanye - 

kampanye kesehatan;

Membangun sarana prasarana olahraga yang berkualitas; 

Mensosialisasikan budaya olahraga melalui even - even olahraga; 

Membentuk wadah/organisasi keolahragaan daerah; 

Peningkatan jumlah peserta keluarga berencana dan keluarga sejahtera; 

Peningkatan pelayanan pendidikan usia dini yang berkualitas; 

Peningkatan pelayanan pendidikan dasar yang berkualitas secara merata; 

Peningkatan pelayanan pendidikan menengah yang berkualitas secara 

merata;

Pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi/kurang mampu; 

Memberikan beasiswa bagi tenaga pendidik berprestasi; 

Memberikan diklat /pelatihan khusus guna peni ngkatan profesionalisme dan 

kompetensi tenaga pendidik;

Mengatur penempatan tenaga pendidik secara merata; 

Menyediakan sarana prasarana pendidikan yang berkualitas; 

Melengkapi sarana prasarana sekolah sesuai dengan standar kurikulum; 

Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan keagamaan; 

Meningkatkan sarana prasarana pendukung yang merata dan memadai; 

Membentuk organisasi keagamaan; 

Memberikan bantuan dana,beasiswa bagi masyarakat berprestasi; 

Menumbuhkembangkan nilai -nilai etika, budaya dan kesenian be rpedoman 

pada kearifan lokal;

Melibatkan masyarakat dalam melaksanakan program pemerintah; 

Meningkatkan peran masyarakat dalam memelihara fasilitas umum (fasum); 

Meningkatkan kesetaraan gender,pemberdayaan perempuan dan 

perlindungan anak secara merata;

Meningkatkan Koordinasi para pelaku pembangunan; 

Peningkatan kompetensi dan profesionalitas SDM perencana; 

(20)

RPIJM Kab. Empat Lawang

Meningkatkan kualitas pengelolaan kegiatan internal SKPD/unit kerja; 

Mengoptimalkan pengkajian produk hukum daerah dan data hukum; 

Sosialisasi produk hukum daerah kepada masyarakat; 

Meningkatkan pembinaan dalam rangka pengendalian internal; 

Mengembangkan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) di seluruh 

SKPD;

Mengoptimalkan fungsi kesekretariatan DPRD; 

Meningkatkan pelayanan administrasi umum, kerumahtanggan, dan 

keprotokolan pemerintah daerah;

Mengoptimalkan penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah; 

Meningkatkan pelayanan adminitrasi kepegawaian yang transparan, cepat, 

tepat dan akuntabel;

Menyediakan regulasi bagi pengembangan manajemen kepegawaian dan 

pengembangan pola karir;

Mengefektifkan penyelenggaraan diklat dan pengiriman tugas belajar; 

Meningkatkan nasionalisme aparatur; 

Meningkatkan jiwa enterpreneurship SDM aparatur; 

Melaksanakan perencanaan penganggaran belanja berbasis kinerja; 

Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi dalam rangka 

meningkatkan pendapatan daerah;

Melaksanakan intensifikasi pendapatan asli daerah; 

Meningkatkan kualitas kebijakan pengembangan pendapatan daerah; 

Mengoptimalkan pemanfaatan aset daerah; 

Menerapkan pelayanan prima pada pelayanan administrasi k ependudukan 

dan pencatatan sipil;

Fasilitasi layanan dibidang pertanahan; 

Peningkatan kapasitas daerah dalam penanganan pengaduan masyarakat; 

Peningkatan kesigapan pemerintah daerah dalam penanganan bencana 

kebakaran;

Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui pelayanan sosial kemasyarakatan; 

Peningkatan layanan masyarakat berbasis wilayah kecamatan; 

2.4.1.3 Agenda Pembangunan

Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan Kabupaten Empat Lawang 5 (Lima) agenda utama pembangunan Tahun 2013-2018 sebagai berikut:

Pembangunan yang berkesinambungan dan berkelanjutan; 1.

Pemantapan dan pengembangan pembangunan infrastruktur Strategis; 2.

Percepatan pertumbuhan ekonomi daerah; 3.

Peningkatan kesejahteraan sosial dan pengembangan pariwisata; 4.

Perwujudan Kabupaten Emass. 5.

(21)

Kebijakan umum pembangunan daerah diarahkan untuk menghasilkan atau memperolehnya berbagai program yang paling efektif mencapai sasaran, selanjutnya adalah perumusan program pembangunan daerah menghasilkan rencana pembangunan dalam bentuk program prioritas dalam upaya pencapaian visi dan misi Kabupaten Empat Lawang sebagai berikut:

MISI I: MENINGKATKAN LAYANAN AKSES INFRASTRUKTUR Program Prioritas:

Urusan Pekerjaan Umum:

Program Pembangunan Jalan dan Jembatan; 1.

Program rehabilitasi/pemeliharaan Jalan dan Jembatan; 2.

Program inspeksi kondisi Jalan dan Jembatan; 3.

Program Pembangunan sistem informasi/data base jalan dan jembatan; 4.

Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan; 5.

Urusan Perumahan:

Program Pengembangan Perumahan; 1.

Program Lingkungan Sehat Perumahan; 2.

Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran. 3.

Urusan Tata ruang

Program Perencanaan Tata Ruang; 1.

Program Pemanfaatan Ruang. 2.

MISI II: MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DAERAH DAN MASYARAKAT

MISI III: MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN BUDAYA

Urusan Perencanaan Pembangunan : Perencanaan Pembangunan; 1.

Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan cepat 2.

tumbuh;

Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber daya alam; 3.

Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota menengah dan besar; 4.

Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi. 5.

(22)

RPIJM Kab. Empat Lawang

Tabel 2.6

Penetapan Indikator Kinerja Daerah (Bidang Cipta Karya)

Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

Kabupaten Empat Lawang

MISI

TUJUAN

Sasaran

Strategi

Arah

Kebijakan

Indikator Kinerja sasaran

SKPD

yang merata,

berkelanjutan

infrastruktur dasar

yang layak

Meningkatkan

kualitas dan

kuantitas

dasar yang tepat

guna dan sesuai

SPM

Cakupan ketersediaan rumah

layak huni (SPM)

Pu CK

Cakupan lingkungan yang

sehat/aman yang didukung

oleh PSU (SPM)

Pu CK

Berkurangnya luasan

permukiman kumuh

dikawasan perkotaan (SPM

Pu CK

Prioritas

pendanaan bagi

infrastruktur

dasar dan

sanitasi

Prosentase lingkungan

pemukiman kumuh

Pu CK

(23)

memenuhi kebutuhan pokok

minimal sehari -hari (SPM)

PUCK

PENGAIRAN

Tersedianya akses air minum

yang aman melalui Sistem

Penyediaa Air Minum dengan

jaringan perpipaan dan bukan

jaringan perpipaan terlindungi

dengan kebutuhan pokok

minimal 60 liter/orang/hari

(SPM)

PUCK

PENGAIRAN

Jumlah sarana prasarana air

bersih pedesaan

PUCK

Tersedianya irigasi untuk

pertanian rakyat pada sistem

irigasi yang sudah ada (SPM)

PUCK

Rasio Jaringan irigasi

PUCK

Tercapainya

pemenuhan

kebutuhan

masyarakat akan

sanitasi

Meningkatkan

pembangunan

sanitasi

Prioritas

pendanaan bagi

infrastruktur

dasar dan

sanitasi

Prosentase rumah tinggal

bersanitasi

PUCK

Prosentase penanganan

sampah

PUCK

(24)

RPIJM Kab. Empat Lawang

tidak lebih dari 2 kali setahun

(SPM)

PUCK

Tersedianya sistem air limbah

yang memadai (SPM)

PUCK

Tersedianya sistem air limbah

skala komunitas/kawasan/kota

(SPM)

PUCK

Meningkatkan

perolehan dana

stimulan

Proporsi talud/bronjong dalam

kondisi baik

PUCK

Meningkatnya

pembangunan

antar wilayah dan

antar sektor

dengan

berpedoman pada

RTRW

Sinkronisasi

pembangunan

antar wilayah

dan antar

sektor yang

berpedoman

pada RTRW

Meningkatkan

perencanaan

yang partisipatif

untuk

pelaksanaan

penataan ruang

yang

berkelanjutan

Tersedianya informasi

mengenai Rencana Tata

Ruang (RTR) wilayah

kabupaten/kota beserta

rencana rincinya melalui peta

analog dan peta digital (SPM)

PUCK

Meningkatkan

pengendalian

pemanfaatan

(25)

ruang

pemanfaatan ruang (SPM)

PUCK

Mengoptimalkan

sosialisasi dan

pengawasan

penyelenggaraan

penataan ruang

Terlaksananya tindakan awal

terhadap pengaduan

masyarakat tentang

pelanggaran dibidang

penataan ruang,dalam waktu

5 (lima ) hari kerja (SPM)

PUCK

Jumlah dokumen penataan

ruang tersusun

PUCK

Meningkatnya

pembangunan

antar wilayah dan

antar sektor

dengan

berpedoman pada

RTRW

Sinkronisasi

pembangunan

antar wilayah

dan antar

sektor yang

berpedoman

pada RTRW

Meningkatkan

perencanaan

yang partisipatif

untuk

pelaksanaan

penataan ruang

yang

berkelanjutan

Tersedianya informasi

mengenai Rencana Tata

Ruang (RTR) wilayah

kabupaten/kota beserta

rencana rincinya melalui peta

analog dan peta digital (SPM)

PUCK

Meningkatkan

(26)

RPIJM Kab. Empat Lawang

ruang

pemanfaatan ruang (SPM)

PUCK

Mengoptimalkan

sosialisasi dan

pengawasan

penyelenggaraan

penataan ruang

Terlaksananya tindakan awal

terhadap pengaduan

masyarakat tentang

pelanggaran dibidang

penataan ruang,dalam waktu

5 (lima ) hari kerja (SPM)

PUCK

Jumlah dokumen penataan

(27)

2.4.2 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

Penyediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak sosial ekonomi masyarakat yang harus dipenuhi oleh Pemerintah, baik itu Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat. Ketersediaan air minum merupakan salah satu ind ikator penentu peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang mana diharapkan dengan ketersediaan air minum dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan dapat mendorong peningkatan produktivitas masyarakat, sehingga dapat terjadi peningkatan pertumbuha n ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, penyediaan sarana dan prasarana air minum menjadi salah satu kunci dalam pengembangan ekonomi wilayah.

Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM adalah satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum (BAB I, Bagian Kesatu, Pasal 1, Poin 4 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.18/PRT/M 2007.

(28)

RPIJM Kab. Empat Lawang

Kec. Tebing

(29)

5

Kec. Lintang

Kanan 26.658 10.663

-Belu m ada SPA M

209.121 35.816 85 6.800 340 1.364 0 1.364

Sumber : PU Cipta Karya dan PDAM Kabupaten Empat Lawang, 2012

SPAM Perkotaan

1.

SPAM Kecamatan Muara Pinang

a.

Pada tabel 2 dapat dilihat hasil dari perhitungan kebutuhan air minum di Kecamatan

Muara Pinang sebagai berikut :

(30)

RPIJM Kab. Empat Lawang

(31)

Tahun

2013

2017

2022

2027

2032

Kebutuhan (l/det)

8,00

9,00

10,00

11,00

13,00

Kapasitas Eksisting

20,00

20,00

20,00

20,00

20,00

Actual Per 5 Tahun

-12,00

-11,00

-10,00

-9,00

-7,00

Rencana Pentahapan SPAM Muara Pinang

b.

SPAM Muara Pinang disusun untuk masa waktu 20 tahun, yaitu tahun 2013 - 20 32.

Pentahapan serta target pelayanan Sistem SPAM Muara Pinang adalah sebagai

(32)

RPIJM Kab. Empat Lawang

Tahap Pembangunan (2013 – 2032), target pelayanan 26 % dari kondisi eksisting

65 %, dengan Optimalisasi pengembangan jaringan perpipaan distribusi dan

penambahan Sambungan Rumah (SR) sebanyak 925 SR.

Untuk lebih jelasnya dari uraian diatas dapat dijabarkan dalam bentuk Grafik

Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM untuk Kecamatan Muara Pinang Tahun 201

3-2032 seperti pada Gambar 4.2 sebagai berikut :

Gambar 2.2. Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM Muara Pinang

(33)

SPAM Kecamatan Lintang Kanan

c.

Pada tabel 4 dapat dilihat hasil dari perhitungan kebutuhan air minum di Kecamatan

(34)

RPIJM Kab. Empat Lawang

(35)
(36)

RPIJM Kab. Empat Lawang

Rencana Pentahapan SPAM Lintang Kanan

d.

Sistem SPAM Lintang Kanan disusun untuk masa waktu 20 tahun, yaitu tahun 2013 -

(37)

Tahun

2013

2017

2022

2027

2032

Kebutuhan (l/det)

16,50

18,86

21,73

24,91

28,43

Kapasitas Eksisting

0,00

16,50

18,86

21,73

24,91

Actual Per 5 Tahun

16,50

2,37

2,87

3,18

3,52

Pengembangan IPA yang ada dengan memanfaatan sumber Sungai Nibung.

Sesuai dengan kebutuhan air hingga tahun 2032 sebesar 28 l/det. (30 l/det).

Untuk lebih jelasnya dari uraian diatas dapat dijabarkan dalam bentuk Grafik

Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM untuk Kecamatan Lintang Kanan Tahun 201

3-2032 seperti pada Gambar 4.4 sebagai berikut :

Gambar 2.4 Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM Lintang Kanan

(38)

RPIJM Kab. Empat Lawang

Alternatif Terpilih Untuk memenuhi kebutuhan Adalah Menggunakan 1.

System Grafitasi dengan memakai Tahap Jangka Panjang ( 2013 – 2032 )

adalah Terdiri dari unit-unit SPAM sebagai berikut :

(39)

Unit Intake

2.

Pipa transmisi 300 mm

3.

IPA kapasitas 30 Lps

4.

Reservoar Dengan Kapasitas 300 m3

5.

Pipa Distribusi

6.

Sambungan Rumah ( SR )

7.

(40)
(41)

SPAM Kecamatan Pendopo

e.

Pada tabel 4. 3 dapat dilihat hasil dari perhitungan kebutuhan air minum di Kecamatan

(42)

RPIJM Kab. Empat Lawang

(43)

Kecamatan Pendopo Tahun 2013-2032

Rencana Pentahapan SPAM Pendopo

f.

Sistem SPAM Pendopo disusun untuk masa waktu 20 tahun, yaitu tahun 2013 - 20 32.

(44)

RPIJM Kab. Empat Lawang

Pengembangan IPA yang ada dengan memanfaatan sumber Sungai Air Deras.

Sesuai dengan kebutuhan air hingga tahun 2032 sebesar 6 l/det. (10 l/det).

Untuk lebih jelasnya dari uraian diatas dapat dijabarkan dalam bentuk Grafik

Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM untuk Kecamatan Pendopo Tahun 201 3-2032

seperti pada Gambar 2.6 sebagai berikut :

Gambar 2.6 Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM Pendopo

(45)

Alternatif Terpilih Untuk memenuhi kebutuhan Adalah g.

(46)

RPIJM Kab. Empat Lawang

adalah Terdiri dari unit-unit SPAM sebagai berikut :

Air baku yang sumbernya dari

Sungai Air Deras

1.

Unit Intake

2.

Pipa transmisi 100 mm

3.

IPA kapasitas 10 Lps

4.

Reservoar Dengan Kapasitas 100 m3

5.

Pipa Distribusi

6.

Sambungan Rumah ( SR )

7.

(47)
(48)

RPIJM Kab. Empat Lawang

SPAM Kecamatan Ulu Musi

h.

Pada tabel 2.12 dapat dilihat hasil dari perhitunga n kebutuhan air minum di Kecamatan

(49)
(50)

RPIJM Kab. Empat Lawang

(51)

Tahun

2013

2017

2022

2027

2032

Kebutuhan (l/det)

3,58

4,10

4,72

5,41

6,18

Kapasitas Eksisting

0,00

3,58

4,10

4,72

5,41

Actual Per 5 Tahun

3,58

0,51

0,62

0,69

0,76

Rencana Pentahapan SPAM Ulu Musi

i.

Sistem S PAM Pendopo disusun untuk masa waktu 20 tahun, yaitu tahun 2013 -

2032. target pelayanan Sistem SPAM Ulu Musi adalah sebagai berikut :

Sesuai dengan kebutuhan air hingga

Pengembangan IPA yang ada dengan memanfaatan sumber Sungai Air Betung.

tahun 2032 sebesar 6 l/det. (10 l/det).

Untuk lebih jelasnya dari uraian diatas dapat dijabarkan dalam bentuk Grafik

Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM untuk Kecamatan Ulu Musi Tahun 201 3-2032

(52)
(53)
(54)

RPI2-JM Kab. Empat Lawang

Alternatif Terpilih Untuk memenuhi kebutuhan Adalah Menggunakan System

Pompa dengan memakai Tahap Jangka Panjang ( 2013 – 2032 )

adalah Terdiri dari unit-unit SPAM sebagai berikut :

Air baku yang sumbernya dari

Sungai Air Betung

1.

Unit Intake

2.

Pipa transmisi 100 mm

3.

IPA kapasitas 10 Lps

4.

Reservoar Dengan Kapasitas 100 m3

5.

Pipa Distribusi

6.

(55)
(56)

RPI2-JM Kab. Empat Lawang

SPAM Tebing Tinggi

k.

Pada tabel dapat dilihat hasil dari perhitungan kebutuhan air minum di Kecamatan Tebing

(57)

Tabel 2.13 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Tebing Tinggi Tahun

2013-2032

.

(58)

RPI2-JM Kab. Empat Lawang

(59)

Tahun

2013

2017

2022

2027

2032

Kebutuhan (l/det)

24,22

27,70

31,92

39,02

41,75

Kapasitas Eksisting

50,00

50,00

50,00

50,00

50,00

Actual Per 5 Tahun

-25,78

-22,30

-18,08

-10,98

-8,25

Rencana Pentahapan SPAM Tebing Tinggi

l.

Sistem SPAM Tebing Tinggi disusun untuk masa waktu 20 tahun, yaitu tahun 2013 - 2032.

Pentahapan serta target pelayanan Sistem SPAM Tebing Tinggi adalah sebagai berikut :

Tahap Pembangunan (2013 – 2032), target pelayanan 26,8 % dari kondisi eksisting

65 %, dengan Optimalisasi pengembangan jaringan perpipaan distribusi dan

penambahan Sambungan Rumah (SR) sebanyak 596 SR.

Untuk le bih jelasnya dari uraian diatas dapat dijabarkan dalam bentuk Grafik

Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM untuk Kecamatan Tebing Tinggi Tahun 201

(60)

RPI2-JM Kab. Empat Lawang

(61)

Kebutuhan investasi dalam upaya pengembangan air minum terkadang sulit untuk didapat

namun mutlak dan wajib dipenuhi, sebagai perencana pengembangan khususnya

pengembangan air minum perencanaan investasi juga perlu diupayakan lebih awal

tepatnya dalam studi Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air

Minum (RIP SPAM), agar suatu perencanaan pengembangan dapat berjalan sempurna.

Kebutuhan investasi pengemb angan air minum yang besar tapi sulit untuk mendapatkan

pendanaannya namun di lain pihak harus dipenuhi mendorong seorang perencana RIP

SPAM untuk mencari alternatif sumber pendanaannya dengan tidak mengabaikan

kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi apa bila sumber dana didapatkan dan

dipakai dalam investasi air minum.

Atas dasar pemikiran tersebut dan untuk memenuhi kebutuhan akan sumber pendanaan

diperlukan berbagai kajian tentang sumber-sumber dana investasi dan alternatif-alternatif

atau opsi-opsi sumber pendanaan dengan mempertimbangkan aturan dan tata tertib yang

ada, alternatif sumber atau opsi pendanaan tersebut adalah:

1. Menggunakan dana sendiri

Alternatif ini mengasumsikan bahwa semua kebutuhan investasi akan didanai dengan

(62)

RPI2-JM Kab. Empat Lawang

Alternatif ini mengasumsikan bahwa kebutuhan investasi akan ditutup oleh pinjaman

komersial hingga kondisi keuangan internal cukup untuk membiayai kebutuhan

investasi tersebut. Pada simulasi p injaman komersial ini, pinjaman diambil pada 5

(lima) tahun pertama, kebutuhan investasi selanjutnya dipenuhi oleh keuangan

internal, dengan asumsi kinerja teknis dan keuangan seperti diatas maka diharapkan

hasil operasional perusahaan cukup mampu untuk me nutup kebutuhan biaya-biaya

tersebut.

Persyaratan pinjaman komersial biasanya akan tergantung pada:

- Tingkat suku bunga komersil per tahun;

- Jangka waktu pembayaran, jangka waktu pendek termasuk masa tenggang 2

tahun, biasanya 8 – 10 tahun.

3. Menggunakan dana dengan penerbitan obligasi daerah.

Dengan alternatif penerbitan obligasi ini maka kebutuhan biaya investasi dipenuhi oleh

dana dari penjualan obligasi (dalam hal ini adalah penerbitan obligasi oleh Pemerintah

Kota/Kabupaten). Persyaratan penerbitan obligasi ini adalah:

Tingkat bunga (kupon) persen per tahun; (lebih tinggi tingkat bunga acuan)

Adanya jatuh tempo pembayaran pokok (misalnya 8-10 tahun).

Mengundang investor untuk melakukan investasi dibawah program kemitraan di 4.

kawasan potensial terte ntu yang belum mampu untuk dilayani BLU Air Minum atau

(63)

Mengusahakan pinjaman lunak dengan jangka waktu pengembalian minimal 15 tahun 5.

termasuk masa tenggang 5 tahun dari lembaga keuangan internasional melalui

pinjaman SLA atau Rekening Pembangunan Daerah (RPD);

Hibah bantuan teknis bilateral atau multilateral melalui pemerintah pusat; 6.

Pinjaman komersial melalui lembaga keuangan nasional atau international dengan 7.

atau tanpa jaminan donor dan/atau pemerintah pusat.

Alternatif-alternatif demikian diperlukan dengan memperhitungkan untung ruginya,

alternatif pertama biasanya sulit/jarang terlaksana karena pada pengembangan SPAM

operator harus mempunyai tingkat kinerja yang tinggi sedangkan kebutuhan investasi

pengembangan SPAM juga cukup tinggi. Demi kian juga dengan penerbitan obligasi oleh

pemerintah daerah sulit dilaksanakan mengingat beban operasional PDAM pada umumnya

cukup tinggi sehingga diperlukan juga tingkat kinerja tinggi agar obligasi pada rentang

waktu hingga jatuh tempo pembayaran hanya m embayar bunga saja , agar apabila terjadi

penurunan jumlah kas, tidak membuat posisi kas menjadi negatif.

Pada intinya semua alternatif perlu dipertimbangkan mengingat kondisi kinerja BLU Air

Minum atau PDAM sebagai operator dan daerah sebagai pemilik SPA M. Diperlukan juga

pertimbangan peraturan terkait yaitu skema pendanaan sistem penyediaan air minum

(64)

RPI2-JM Kab. Empat Lawang

Jenderal Sumber Daya Air, dan unit produksi oleh APBN pusat melalui Direktorat Jenderal

Cipta Karya. Sedangkan unit distribusi didanai oleh daerah dimana dari distribusi

utama/primer sampai distribusi skunder oleh APBD I dan dari distribusi skund er sampai

tersier atau pelanggan oleh APBD II dan atau swadaya. Secara skematik dapat terlihat pada

(65)
(66)

RPI2-JM Kab. Empat Lawang

Reservoar

PUSAT

APBN - SDA

APBN - CK

DAERAH

APBD APBD

II

(67)

Kebutuhan Investasi 2.4.5

Dari beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Empat Lawang, hanya ada 3

kecamatan yang memerlukan pengembangan SPAM yang mendesak yaitu berada di

kecamatan Lintang Kanan; Kecamatan Pendopo; dan Kecamatan Ulu Musi untuk

dilaksanakan di tahun 2013 s/d 2017 dengan masing rincian masing-masing

sebagai berikut:

(68)

RPI2-JM Kab. Empat Lawang

(69)

Dan untuk Kecamatan Ulu Musi adalah

Sehingga total kebutuhan investasi di 3 kecamatan Kabupaten Empat Lawang tersebut

(70)

RPI2-JM Kab. Empat Lawang

Sumber dan Skema Pendanaan 2.4.6

Sumber pendanaan yang diperlukan serta skema pendanaannya adalah sangat

berpengaruh terhadap tingkat pencapaian yang diinginkan.

Sumber dan skema pendanaan diperlukan agar perencanaan SPAM dapat terlaksana

dengan baik sehingga target pencap aian akan maksimal. Sumber dan skema pendanaan di

Kabupaten Empat Lawang yang ada di 3 kecamatan dapat dibuat alternatif yang mungkin

(71)

Alternatif pendanaan ini mempunyai beban yang cukup di Cipta Karya dimana dari

kebutuhan investasi sebesar 30 milyar, 50 % didapat dari APBN Cipta Karya dengan

membangun SPAM di unit Produksi, 27 % dari APBN SDA yang membangun sumber dan

daerah dengan APBD harus menyediakan pendanaan sebesar 18 %.

(72)

RPI2-JM Kab. Empat Lawang

Pengelolaan SPAM dengan alternatif yang dipakai ini biasanya ada di daerah yang telah

memiliki pengelola SPAM di bawah kedinasan d engan kata lain masih adanya pengeluaran

OM yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah melalui DAK.

Bagi daerah yang telah memiliki pengelolaan SPAM yang sehat seperti BLU atau PDAM,

(73)

Alternatif pembiay aan ini dapat dipakai apabila daerah telah memiliki pengelola SPAM

yang sehat dan mandiri baik BLUD maupun PDAM karena dari skema di atas 15 %

pendanaan SPAM dikelola oleh BLUD atau PDAM tersebut dapat dikembalikan dalam

(74)

RPI2-JM Kab. Empat Lawang

Alternatif lain yang mungkin dapat dipakai adalah dimana adanya dana APBN yang cukup

terbatas sehingga untuk melaksanakan SPAM yang baik pemerintah daerah harus

menyediakan dana yang cukup besar dengan cara ikut mendanai atau menyediakan

pendanaan untuk penyediaan pipa distribusi baik distribusi utama ataupun distribusi

sekundernya seperti tabel di atas.

Selain konsep skema serta sumber pendanaan suatu rencana pengembangan SPAM, dalam

penyusunan RISPAM suatu daerah juga dituntut untuk merancang seberapa besar

efektifitas keberhasilan dari pengembangan SPAM tersebut. Salah satu ukuran efektifitas

tersebut adalah pengenaan harga air yang tidak membebani rakyat atau konsumen

pemakai air tersebut. Konsep yang akan dikembangkan adalah konsep penjualan yang

dikelola ol eh pengelola air seperti misalnya BLUD ataupun PDAM, dengan tidak

mengabaikan fungsi sosialnya kepada masyarakat dengan kata lain konsep ini akan

menghasilkan harga air dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Maka perhitungan

finansial yang dipakai a dalah menghitung berapa besar tingkat pengembalian modal /

investasi yang dipakai agar di satu pihak menguntungkan pengelola tapi di lain pihak tidak

membebani masyarakat.

Perlu diperhatikan bahwa perhitungan finanasial dilakukan dengan mempertimbangkan

(75)

investasi adalah apabila investasi didapat dari pihak ketiga (misalnya pola KPS) dengan

asumsi demikian diharapkan didapat dengan kemungkinan terburukpun akan

menghasilkan harga yang masih relatif baik.

Dari perhitungan sementara di dapat hasil IRR sebesar 12% dengan NPV 18 Milyar dengan

kata lain investasi di 3 kecamatan Kabupaten Empat Lawang sebesar Rp. 30.692.500.000,-

masih dikatakan layak untuk diinvestasikan di bidang air minum dengan pengenaan harga

(76)

2.000,-RPI2-JM Kab. Empat Lawang

Dengan demikian pengenaan harga air Rp. 2.000,- akan membantu pihak pengelola dalam

mengejar target penjualan dan dilain pihak tidak memberatkan pihak masyarakat pemakai

air. Pengenaan invest asi yang lebih kecil diharapkan akan menghasilkan tingkat harga

(77)

peranan pemerintah dalam pembiayaan investasi baik di hulu sampai hilir maupun

kombinasi peranan pemerintah dengan pihak lain atau swasta.

Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK) 2.4.7

Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan

kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan perm ukiman serta kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Sanitasi seringkali dianggap sebagai urusan “sekunder”, sehingga sering terpinggirkan dari urusan-urusan yang lain, namun seiring dengan tuntutan peningkatan standar kualitas hidup masyarakat, semakin tingginya tingkat pencemaran lingkungan dan keterbatasan daya dukung

lingkungan itu sendiri menjadikan sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan yang harus diperhatikan.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) diharapkan dapat memberi kan pengaruh terhadap peningkatan derajat kesehatan,

(78)

RPI2-JM Kab. Empat Lawang

pada Johanesburg Summit pada tahun 2002, salah satu kesepakatannya adalah mengurangi separuh penduduk pada tahun 2015 yang tidak mendapatkan akses air minum yang sehat serta penanganan sanitasi dasar yang merupakan target ke 10 MDGs.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene 1.

Adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran semua anggota keluarga dan masyarakat, sehingga keluarga dan masyarakat itu dapat menolong dirinya sendiri dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat, dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan

ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangakan oleh semua pihak secara keseluruhan ( totalitas ) . Advokasi dan sosialisasi merupakan proses pembelajaran dan pembiasa an diri terhadap suatu hal atau kegiatan baru. Advokasi ditujukan kepada pengambil keputusan untuk

(79)

bisa langsung mengerti dan memahami dalam waktu singka t. Akibat dari ketidak pahaman tersebut maka tak jarang timbul sikap acuh, pesimis atau bahkan penolakan dari masyarakat. Selain itu masyarakat membutuhkan adanya bukti nyata manfaat dari sebuah program sebelum mereka ikut berkecimpung dalam pelaksanaan program.

Tabel 2.14 Rencana program dan kegiatan PHBS dan Promosi Higiene

tahun n+1

Rencana Program dan Kegiatan PHBS dan Promosi Higiene Tahun 2013 [n+1]*)

No Nama

progam/kegiatan Satuan Volume

Indikasi biaya (Rp)

Sumber pendanaan/ pembiayaan

SKPD penanggun

g jawab

Sumber dokume

n perenca

naan 1 Program

promosi dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan Media Promosi dan Informasi sadar Hidup

sehat

% 95 235.000.000 APBD

Kab/DAU

Dinkes Matrik renja Dinkes

(80)

RPI2-JM Kab. Empat Lawang

Peningkatan Pendidikan Tenaga penyuluh

kesehatan

% 95 350.000.000 APBD

Kab/DAU

Dinkes Matrik renja Dinkes

Jumlah Catatan:

*) Tahun n adalah tahun berjalan (saat Buku Putih disusun).

Kegiatan PHBS dan Promosi Higiene yang sedang berjalan pada saat ini melalui Dinas Kesehatan dan Kantor Lingkungan Hidup yaitu Kegiatan Penyuluhan PHBS di Sekolah, Kegiatan Promosi Higiene di Sekolah

Tabel 2.15 Kegiatan PHBS dan Promosi Higiene yang sedang berjalan

Kegiatan PHBS dan Promos Higiene Tahun 2012 [n]*)

No Nama

program/kegiatan Satuan Volume Biaya (Rp)

Sumber 1 Program Promosi

Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Penyuluhan Masyarakat Pola

Hidup Sehat

Kegiatan 1 288.100.000 APBD

(81)

puskesmas/ puskemas pembantu dan jaringannya Pengadaan Alat

Sanitarian

Kegiatan 1 74.500.000 Bantuan Keuangan Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

Koordinasi Penilaian Kota

Sehat/Adipura

Kegiatan 1 51.000.000 APBD

Kabupaten

Kegiatan 1 40.000.000 APBD

Kabupaten Kebijakan Bidang

Lingkungan Hidup

Kegiatan 1 58.605.000 APBD

Kabupaten

Kabupaten Empat

Lawang

BLHD

Peringatan Hari

Lingkungan Hidup

Kegiatan 1 70.618.000 APBD

(82)

RPI2-JM Kab. Empat Lawang

Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik 2.4.8

Pengelolaan air limbah domesti k sangat penting untuk dilakukan disamping untuk menjaga kualitas lingkungan juga untuk menunjang program pemerintah salah satunya adalah stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Di Kabupaten Empat Lawang, Instansi yang menyelenggarakan kegiatan pengelolaan Air Limbah Domestik adalah Kantor Lingkungan Hidup, D inas Pekerjaan Umum dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Target pengelolaan air limbah diarahkan melalui upaya-upaya insentif baik yang dilakukan oleh Pemerintah maupun melalui peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kondisi sanitasi

lingkungan yang baik, dalam hal ini perlu dilanjutkan terus dengan memperhatikan kegiatan penyuluhan secara insentif serta menggunakan cara yang sesuai dengan kondisi setempat.

Tabel 2.16 Rencana program dan kegiatan pengelolaan air limbah domestik tahun n+1

Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2013 [n+1]*)

No Nama progam/kegiatan Satuan Volume

Indikasi

Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh

Pembangunan/Peningkatan

Infrastruktur Paket 4

(83)

Pengairan Pengairan

2 Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pengembangan Sanitasi

Lingkungan Kegiatan 1

Dana

Kegiatan Pendamping RIS-PNPM Mandiri dan

Program Pembangunan Infrastruktur Pemukiman

(PPIP)

Kegiatan 1 APBD

Kabupaten

Pengembangan Sanitasi Lingkungan (Dana Pendamping Dan

Operasional DAK Sarana

Sanitasi

Kegiatan 1 APBD

Kabupaten

(84)

RPI2-JM Kab. Empat Lawang

Tabel 2.17 Kegiatan pengelolaan air limbah domestik yang sedang berjalan

Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2012 [n]*)

No Nama

program/kegiatan Satuan Volume Biaya (Rp)

Sumber Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Pembangunan/Penin

gkatan Infrastruktur

paket 4

400.000.000 APBD

Kabupaten

Sanitasi Lingkungan

Kegiatan 1 1.501.640.000 Dana Alokasi PNPM Mandiri dan Program

Pembangunan

Kegiatan 1 441.389.000 APBD

(85)

Infrastruktur Pemukiman (PPIP) Pengembangan Sanitasi Lingkungan (Dana Pendamping Dan Operasional

DAK Sarana Sanitasi

Kegiatan 1 415.249.000 APBD

Kabupaten

Empat Lawan

g

Dinas PU CK

dan Pengair

an

Jumlah 2.758.278.000

Catatan:

*) Tahun n adalah tahun berjalan (saat Buku Putih disusun).

Peningkatan Pengelolaan Persampahan 2.4.9

Gambar

Tabel 2.1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan dikab. Empat Lawang Tahun 2014
Tabel 2.2Luas Wilayah Rata-rata, Jumlah Penduduk per Desa, Jumlah
Tabel 2.3
Tabel 2.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Didalam Draft RTRW Kabupaten Bangka Barat tahun 2011-2031 disebutkan bahwa peruntukan bagi kawasan permukiman adalah sekitar 7.881,11 ha untuk kawasan permukiman

Dana APBD Provinsi , meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk. pembangunan infrastruktur

Untuk wilayah pemukiman kumuh perkotaan di kota Nanga Bulik, pembangunan infrastruktur di kawasan permukiman kumuh dapat menyebabkan pemindahan pemukiman penduduk

Dengan keterbatasan fiskal yang ada dalam pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman serta program-program kegiatan pembangunan yang telah direncanakan, pemerintah

Pembangunan infrastruktur merupakan bagian integral pembangunan nasional dan roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, pembangunan infrastrukturdiyakini

Pembangunan Infrastruktur Permukiman pada kawasan strategis (kawasan perbatasan, KSN, PKN, WPS) atau kawasan khusus (kawasan kumuh perkotaan, kawasan nelayan, kawasan rawan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kab.Donggala Tahun 2016 II- - 182 - Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/

Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) merupakan rencana aksi program strategis untuk penanganan permasalahan permukiman dan pembangunan