Bab V - 113 BAB V
KETERPADUAN STRATEGIS PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA
Bab 5 RPI2-JM Bidang Cipta Karya berisikan keterpaduan strategi pengembangan
kabupaten/kota berdasarkan arahan kebijakan Daerah yang ada, antara lain arahan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD), Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung, Rencana Induk Sistem Penyediaan Air
Minum (RI-SPAM), Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL), Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
(RP2KP) Kabupaten/Kota, serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan diKawasan
Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK).
5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota
Berdasarkan amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
kabupaten/kota wajib menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/kota. Dalam
penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, beberapa yang perlu diperhatikan dari RTRW
Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari sudut
kepentingan:
i. Pertahanan keamanan
ii. Ekonomi
iii. Lingkungan hidup
iv. Sosial budaya
v. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi
b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:
i. Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti
Bab V - 114
ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti
pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan,
drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.
a. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta
Karya yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umum peraturan
zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan,
dan jaringan prasarana.
b. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan
struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.
Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) diperlukan sebagai dasar pembangunan
infrastruktur Bidang Cipta Karya. Pada pembangunan infrastruktur skala kawasan,
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya diarahkan pada lokasi KSK, dan diharapkan
keterpaduan pembangunan dapat terwujud. Tabel 5.1 memaparkan identifikasi arahan RTRW
Kabupaten/Kota untuk Bidang Cipta Karya, Tabel 5.2 memaparkan identifikasi Kawasan
Strategis Kabupaten/Kota (KSK), serta Tabel 5.3 memaparkan identifikasi indikasi program
khusus untuk Bidang Cipta Karya. Jika RTRW di kabupaten/kota belum disahkan, maka
Tabel 5.1 Arahan RTRW Kabupaten/Kota untuk Bidang Cipta Karya
ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
(1) (2)
KABUPATEN TOJO UNAUNA 1. Kawasan Lindung :
- Kws. Hutan Lindung
- Kws. Yang Memberikan Perlindungan
Thdp. Kws. Dibawahnya.
- Kws. Perlindungan Setempat
Kws. Sempadan Pantai
Kws. Sempadan Sungai
Kws. Sekitar Danau/Waduk
Kws. Sekitar Mata Air
Kws. RTH Perkotaan
- Kws. Suaka Alam, Pelestarian Alam dan
Cagar Budaya
Kws. Cagar Alam
Kws. Pantai Berhutan Bakau
Kws. Taman Wisata Alam Laut
Kws. Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan.
1. Pusat-Pusat Kegiatan
- PKL
- PKLp
- PPK
- PPL
2. Sistem Jaringan Prasarana Utama
- Sistem Jaringan Transportasi Darat - Sistem Jaringan Transportasi Laut - Sistem Jaringan Transportasi Udara
3. Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
- Sistem Jaringan Energi
- Sistem Jaringan Telekomunikasi - Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Bab V - 115
- Kws. Rawan Bencana Alam
Kws. Rawan Longsor
Kws. Rawan Banjir
Kws. Rawan Abrasi Pantai
- Kws. Lindung Geologi
Kws. Rawan Gempa Bumi
Kws. Rawan Letusan Gunung Berapi
- Kws. Lindung Lainnya
2. Kawasan Budidaya :
- Kws. Peruntukan Hutan Produksi
Hutan Produksi Tetap
Hutan Produksi Terbatas
Hutan Produksi Yang Dapat dikonversi
- Kws. Hutan Rakyat
- Kws. Peruntukan Pertanian
Kws. Peruntukan Pertanian Tanaman Pangan
Kws. Peruntukan Hortikultura
Kws. Peruntukan Perkebunan
Kws. Peruntukan Peternakan
- Kws. Peruntukan Perikanan
Kws. Peruntukan Perikanan Tangkap
Kws. Peruntukan Budidaya Perikanan
Kws. Peruntukan Kws. Pengolahan Ikan
- Kws. Peruntukan Pertambangan
Kws. Peruntukan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
Kws. Peruntukan Pertambangan Mineral dan Batubara
- Kws. Peruntukan Industri
Kws. Peruntukan Industri Besar
Kws. Peruntukan Industri Menengah
Kws. Peruntukan Industri Kecil
- Kws. Peruntukan Pariwisata
Kws. Peruntukan Kws. Wisata Alam
Kws. Peruntukan Kws. Budaya
Kws. Peruntukan Kws. Wisata Minat Khusus
- Kws. Peruntukan Permukiman
Kws. Permukiman Perkotaan
Kws. Permukiman Perdesaan
Rencana Pengembangan Perumahan Baru
- Kws. Peruntukan Lainnya
Kws. Peruntukan Pengembangan Sektor Informal
Bab V - 116 Tabel 5.2 Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) berdasarkan RTRW
KAWASAN STRATEGIS KAB/KOTA SUDUT KEPENTINGAN LOKASI/BATAS KAWASAN
(1) (2) (3)
KAB. TOJO UNAUNA
1. KWS. STRATEGIS NASIONAL (KSN)
- Kws. Strategis Nasional di Kab. Tojo UnaUna
adalah Kws. Kritis Lingkungan Balingara di Kab. Tojo UnaUna dan Kab. Banggai Kepulauan
2. KWS. STRATEGIS PROVINSI (KSP)
- Kws. Strategis dari sudut kepentingan
Ekonomi
- Kws. Strategis dari sudut kepentingan
pendayagunaan SDA/teknologi tinggi
- Kws. Strategis Nasional di Kab. Tojo UnaUna
adalah Kws. Kritis Lingkungan Balingara di Kab. Tojo UnaUna dan Kab. Banggai Kepulauan
- Kws. pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM)
Padauloyo yang merupakan kws. strategis dari sudut kepentingan ekonomi
- Kws. cepat tumbuh Ampana-Tojo yang merupakan
kws. strategis dari sudut kepentingan ekonomi
- Kws. Kepulauan Togean sebagai kws. perbatasan
antara Kab. Tojo Una-Una dengan Provinsi Gorontalo yang merupakan merupakan kws. strategis dari sudut kepentingan ekonomi
- Kws. pengembangan sumberdaya perikanan dan
Bab V - 117
3. KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN (KSK)
- Kws. yg memiliki nilai strategis dr sudut
kepentingan ekonomi
- Kws. yg memiliki nilai strategis dr sudut
kepentingan sosial budaya
- Kws. yg memiliki nilai strategis dr sudut
kepentingan pendayagunaan SDA/teknologi tinggi
- Kws. yg memiliki nilai strategis dr sudut
kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
kws. strategis dari sudut kepentingan
pendayagunaan sumber daya atau teknologi tinggi
Ekonomi
- Kws. Perkotaan Ampana
- Kws. minapolitan di pesisir pantai Kec. Ulubongka,
Kec. Tojo, Kec. Tojo Barat, Kec. Una-Una, Kec. Togean, Kec. Walea Kep. dan Kec. Walea Besar dgn mengutamakan Perkotaan Ampana sbg Pusat Kegiatan Minapolis Wilayah (PKMW), dan Wakai, Lebiti, Popolii, Pasokan sebagai Pusat Kegiatan Minapolis Lokal (PKML)
- Kws. agropolitan terletak di Kec. Tojo, Tojo Barat,
Ulubongka, dan Kec. Togean
- Kws. pelabuhan di Kec. Ampana Tete
- Kws. Kota Terpadu Mandiri (KTM) Air Terang,
KTM Bungku, KTM Padauloyo, KTM Bahari Bolano Lambunu dan KTM Talabosa.
Sosial Budaya
- Kws. budaya Suku Bobongko,Suku Togean, Suku
Ta’a dan Saluan serta Suku Bajo di Desa Kabalutan Kec. Walea Kepulauan
Bab V - 118 Togean
- Keunikan budaya etnik Tau Ta’a (wana)
- Kuburan wali, Kuburan Raja Togean, Benteng
Pertahanan di Kec. Ampana Tete
- Makam Raja Tandjumbulu di KEc. Ampana Kota
- Makam Raja Togean di Desa Benteng di Kec.
Togean
- Kuburan Batu Karang di Kec. Ulubongka
- Makam Raja Tojo (Raja Pileviti dan Raja Talamoa)
di Kec. Tojo
- Mesjid Tua di Pulau UnaUna
- Obyek wisata sejarah bawah air berupa Bangkai
Pesawat Bomber Wrek Tipe B-24 di Perairan Lebiti
- Goa Tua Malangke di Kec. Tojo Barat.
SDA/Teknologi Tinggi
- Terdapat di kws. Teluk Tomini merupakan
pengolahan sumber daya kelautan meliputi perikanan dan pariwisata sbg. KSP.
Daya Dukung Lingkungan Hidup
- Kws. CA Tanjung Api
- Kws. Taman Wisata Alam Laut Kep. Togean dan
Kep. Batudaka
- Kws. Konservasi Lahan Kritis Balingara
Bab V - 119 Tabel 5.3 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten/Kota terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
NO USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
MERUPAKAN
1 Penataan Kawasan Kumuh Kota Ampna Ya APBN/APBDI/APBDII Dinas PU &
Perumahan
2 Penataan Kawasan Agropolitan
Kec. Ampana tete Ya
APBN/APBDI/APBDII Dinas PU &
Pertanian
Kec. Ulubongka Ya
Kec. Tojo Barat Ya
Kec. Tojo Ya
3 Penataan Kawsan Minapolitan
Kec. Unauna Ya
Kec. Walea Kepulauan Ya
Kec. Walea Besar Ya
II Sektor PBL
1 Revitalisasi Kawasan Kota Ampana Ya APBN/APBDI/APBDII Dinas PU &
Perumahan
Kepulauan Togean Ya
Bab V - 120
3 Penangan Bahaya Kebakaran Kota Ampana Ya APBN/APBDI/APBDII Dinas PU
III Sektor PLP
1 Penanganan Persampahan Kota Ampana Ya APBN/APBDI/APBDII Dinas PU
2 Penanganan Air Limbah Kota Ampana Ya APBN/APBDI/APBDII Dinas PU
3 Penanganan Drainase Kota Ampana Ya APBN/APBDI/APBDII Dinas PU
IV Sektor Air Minum
1 Penyehatan PDAM Kota Ampana Ya APBN/APBDI/APBDII PDAM
2 Penyediaan SPAM IKK Semua IKK Ya APBN/APBDI/APBDII Dinas PU
3 Penyediaan SPAM Perdesaan Semua Desa Ya APBN/APBDI/APBDII Dinas PU
Bab V - 121 5.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) disusun berdasarkan
Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam
undang-undang tersebut, RPJM Daerah dinyatakan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan
program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan
memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi
pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas
Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana- rencana
kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Penyusunan RPI2-JM tentu perlu mengacu pada rencana pembangunan daerah yang
tertuang dalam RPJMD agar pembangunan sektor Cipta Karya dapat terpadu dengan
pembangunan bidang lainnya. Oleh karena itu, ringkasan dari RPJMD perlu dikutip dalam
RPI2-JM CK.
5.3 Arahan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung
Penyusunan Perda Bangunan Gedung diamanatkan pada Peraturan Pemerintah No. 36 tahun
2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, yang
menyatakan bahwa pengaturan dilakukan oleh pemerintah daerah dengan penyusunan
Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung berdasarkan pada peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan kondisi kabupaten/kota setempat serta
penyebarluasan peraturan perundang-undangan, pedoman, petunjuk, dan standar teknis
bangunan gedung dan operasionalisasinya di masyarakat. Perda Bangunan Gedung mengatur
tentang persyaratan administrasi dan teknis bangunan gedung. Salah satunya mengatur
persyaratan keandalan gedung, seperti keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.
Persyaratan ini wajib dipenuhi untuk memberikan perlindungan rasa aman bagi pengguna
bangunan gedung dalam melakukan aktifitas di dalamnya dan sebagai landasan
operasionalisasi penyelenggaraan bangunan gedung di daerah. Utamanya untuk daerah rawan
bencana, Perda Bangunan Gedung sangat penting sebagai payung hukum di daerah dalam
Bab V - 122 kabupaten/kota merupakan salah satu prasyarat dalam prioritas pembangunan bidang Cipta
Karya di kabupaten/kota.yang berisikan :
i. Ketentuan Fungsi Bangunan Gedung
ii. Peryaratan Bangunan Gedung
iii. Penyelenggaraan bangunan Gedung
iv. Peren masyarakat dan Pembinaan dalam penyelenggaraan bangunan gedung
5.4 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI- SPAM)
Berdasarkan Permen PU No. 18 Tahun 2007, Rencana Induk Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum adalah suatu rencana jangka panjang (15-20 tahun) yang merupakan
bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum jaringan perpipaan dan bukan jaringan
perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satu periode yang dibagi
dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama sistem beserta dimensi-dimensinya.
RI-SPAM dapat berupa RI- SPAM dalam satu wilayah administrasi maupun lintas
kabupaten/kota/provinsi. Penyusunan rencana induk pengembangan SPAM memperhatikan
aspek keterpaduan dengan prasarana dan sarana sanitasi sejak dari sumber air hingga unit
pelayanan dalamrangka perlindungan dan pelestarian air. Yang berisikan :
i. Rencana Sistem Pelayanaan
ii. Rencana Pengembangan SPAM
iii. Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum
5.5 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK)
Strategi Sanitasi Kota adalah dokumen rencana strategis berjangka menengah yang disusun
untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi suatu Kota/Kabupaten, yang berisi potret
kondisi sanitasi kota saat ini, rencana strategi dan rencana tindak pembangunan sanitasi
jangka menengah. SSK disusun oleh Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota didukung fasilitasi dari
pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Dalam menyusun SSK, Pokja Sanitasi
Kabupaten/Kota berpedoman pada prinsip:
a. Berdasarkan data aktual (Buku Putih Sanitasi);
Bab V - 123 c. Disusun sendiri oleh kota dan untuk kota; dan
d. Menggabungkan pendekatan ‘top down’ dengan ‘bottom up’. Dalam arahan penyusunsn dokumen RPI2JM sub bab SSK berisikan :
i. Kerangka Pembangunan Sanitasi
ii. Tujuan, sasaran, dan strategi sektor sanitasi meliputi
a). Sub sektor Air Limbah Domestik
b). Sub sektor Persampahan
c). Sub sektor Drainase Perkotaan
d). Aspek higiene/ Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS )
5.6 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan, RTBL didefinisikan sebagai panduan rancang bangun suatu
lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan
bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan
lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan
pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan
pengembangan lingkungan/kawasan. Dalam subbab Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan berisikan :
i. Program Bangunan dan Lingkungan
ii. Rencana Umum dan Panduan Rancangan
iii. Rencana Investasi
5.7 Arahan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
(RP2KP)
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman merupakan suatu
dokumen strategi operasional dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
yang sinergi dengan arah pengembangan kota, sehingga dapat menjadi acuan yang jelas bagi
Bab V - 124 arahan kebijakan dan strategi pembangunan infrastruktur permukiman makro pada skala
kabupaten/kota yang berbasis pada rencana tata ruang (RTRW) dan rencana pembangunan
(RPJMD). RP2KP memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a. sebagai acuan bagi implementasi program-program pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan program-program
pembangunan lainnya yang telah ada;
b. Sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan program sektoral
bidang Cipta Karya di daerah;
c. Sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPI2-JM;
d. Sebagai sarana untuk integrasi semua kebijakan, strategi, rencana pembangunan dan
pengembangan kawasan permukiman yang tertuang di berbagai dokumen; dan
e. Sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan yang terkait dengan
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.
Dalam Subbab Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman ( RP2KP )
bersisi:
i. Visi dan Misi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
ii. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
iii.Penetapan Kawasan Permukiman
5.8 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis
Kabupaten/Kota (RTBL KSK)
Dari RP2KP yang telah disusun kemudian diturunkan ke dalam suatu rencana operasional
berupa Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota
(RTBL KSK), dimana keduanya tetap mengacu pada strategi pengembangan kota yang sudah
ada. RTBL KSK merupakan rencana aksi program strategis untuk penanganan permasalahan
permukiman dan pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di
perkotaan. Dalam konteks pengembangan kota, RTBL KSK merupakan rencana terpadu
Bab V - 125 berupa kawasan dengan kedalaman rencana teknis yang dituangkan dalam peta 1:5000 atau
1:1000. RTBL KSK disamping berfungsi sebagai alat operasionalisasi dalam penanganan
kawasan permukiman prioritas juga berfungsi sebagai masukan dalam penyusunan RPI2-JM.
Oleh karena itu, dalam hal ini RPI2-JM perlu mengutip matriks rencana aksi program serta
peta pengembangan kawasan dalam RTBL KSK yang didetailkan pada program tahunan.
Tabel 5.4 memaparkan Matriks Strategi Pembangunan Kawasan Prioritas Berdasarkan RTBL
KSK, sebagai masukan bagi penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, khususnya dalam
Bab V - 126 Tabel 5.4 Matriks Strategi Pembangunan Kawasan Prioritas Berdasarkan RTBL KSK
DOKUMEN RENCANA KAWASAN
DELINIASI KAWASAN PRIORITAS
STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PRIORITAS
INDIKASI PROGRAM
(1) (2) (3) (4)
RTBL Kwsn Wisata Togean Kepulauan Togean Penataan Kawasan Wisata
Pulau Togean
Penataan Akses Jalan, Sarana Sanitasi & Air Minum
RTBL RTH Kota Ampana Penataan RTH Pembangunan RTH
RTBL Kota Ampana Ampana Kota Revitalisasi Kawasan Penataan Akses Jalan,
Sarana Sanitasi & Air Minum
RTBL Wakai Kepulauan Walea Revitalisasi Kawasan Penataan Akses Jalan,
Bab V - 127 5.9 Integrasi Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota dan Sektor
Berdasarkan dokumen rencana yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat disusun
matriks strategi pembangunan pada skala kabupaten/kota yang meliputi:
a. RTRW Kabupaten/Kota sebagai acuan arahan spasial;
b. RI-SPAM sebagai arahan pengembangan air minum;
c. SSK sebagai arahan pengembangan sektor sanitasi;
d. RP2KP sebagai acuan arahan pengembangan permukiman;
Bab V - 128 Tabel 5.5 Matriks Identifikasi Rencana Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Tojo Una-Una
NO PRODUK RENCANA
STATUS
KEGIATAN LOKASI SEKTOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/ Kota (RTRWK)
ADA Kawasan Strategis
Kabupaten/Kota (KSK)
Bidang Cipta Karya Sesuai Tabel 5.1
AM/PLP/Bangkim/PBL
2
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)
ADA SPAM Jaringan
Perpipaan (Unit Air
Bab V - 129
(SSK) Domestik Kota
Sektor Persampahan Pemb TPA Ampana
Kota
PLP
Sektor Drainase Lingkungan
pemb Drainase Ampana
Kota
ADA Kawasan Permukiman
Prioritas
ADA Kawasan Agropolitan Pemb.