• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 9 ASPEK PEMBIAYAAN - DOCRPIJM f24570cb63 BAB IXBAB IX

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 9 ASPEK PEMBIAYAAN - DOCRPIJM f24570cb63 BAB IXBAB IX"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 9

ASPEK PEMBIAYAAN

Sesuai PP no. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

antara Peme rintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota, diamanatkan bahwa kewenangan pembangunan bidang Cipta

Karya merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota. Oleh karena itu,

Pemerintah Kabupaten/Kota terus didorong untuk meningkatkan belanja

pembangunan prasarana Cipta Karya agar kualitas lingkungan permukiman di

daerah meningkat. Di samping membangun prasarana baru, pemerintah daerah

perlu juga perlu mengalokasikan anggaran belanja untuk pengoperasian,

pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana yang telah terbangun.

Namun, seringkali pemerintah daerah memiliki keterbatasan fiskal dalam

mendanai pembangunan infrastruktur permukiman. Pemerintah daerah

cenderung meminta dukungan pendanaan pemerintah pusat, namun perlu

dipahami bahwa pembangunan yang dilaksanakan Ditjen Cipta Karya dilakukan

sebagai stimulan dan pemenuhan standar pelayanan minimal. Oleh karena itu,

alternatif pembiayaan dari masyarakat dan sektor swasta perlu dikembangkan

untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya yang dilakukan pemerintah

daerah. Dengan adanya pemahaman mengenai keuangan daerah, diharapkan

dapat disusun langkah-langkah peningkatan investasi pembangunan bidang

Cipta Karya di daerah.

Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPI2-JM bidang Cipta Karya

pada dasarnya bertujuan untuk:

a) Mengidentifikasi kapasitas belanja pemerintah daerah dalam

melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya,

b) Mengidentifikasi alternatif sumber pembiayaan antara lain dari

masyarakat dan sektor swasta untuk mendukung pembangunan bidang

Cipta Karya,

c) Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi bidang Cipta Karya.

9.1.

Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya

Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan

arahan dalam peraturan dan perundangan terkait, antara lain:

(2)

dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri

urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai

dengan peraturan perundangundangan. Dalam hal ini, Pemerintah

Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan

Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi,

moneter dan fiskal nasional, serta agama.

2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah: untuk mendukung

penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah didukung

sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana

Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan

Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai

pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.

3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan: Dana Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan

Dana Alokasi Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui

rumus yang ditentukan Kementerian Keuangan. Sedangkan DAK

digunakan untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan Pemerintah

atas dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran DAK

dilakukan berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.

4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota: Urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan pemerintahan daerah, terdiri atas urusan wajib dan

urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan

daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala

kabupaten/kota meliputi 26 urusan, termasuk bidang pekerjaan umum.

Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang

berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara

bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan wajib pemerintahan

yang merupakan urusan bersama diserahkan kepada daerah disertai

dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta

kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan.

5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah:

(3)

Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank, serta Masyarakat.

Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada

pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. Dalam

melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan:

a. Total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75%

penerimaan APBD tahun sebelumnya;

b. Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk

mengembalikan pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit

2,5;

c. Persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;

d. Tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang

bersumber dari pemerintah;

e. Pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan

persetujuan DPRD.

6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan

Perpres 13/2010 & Perpres 56/2010): Menteri atau Kepala Daerah dapat

bekerjasama dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur. Jenis

infrastruktur permukiman yang dapat dikerjasamakan dengan badan

usaha adalah infrastruktur air minum, infrastruktur air limbah permukiman

dan prasarana persampahan.

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri

59/2007 dan Permendagri 21/2011): Struktur APBD terdiri dari:

a. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana

Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.

b. Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak

Langsung.

c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan

Pembiayaan Pengeluaran.

8. Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur: Kementerian PU

menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran nasional bidang Cipta

Karya, Adapun ruang lingkup dan kriteria teknis DAK bidang Cipta Karya

adalah sebagai berikut:

a. Bidang Infrastruktur Air Minum DAK Air Minum digunakan untuk

(4)

masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan

di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan.

Adapun kriteria teknis alokasi DAK diutamakan untuk program

percepatan pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/target

Millenium Development Goals (MDGs) yang mempertimbangkan:

- Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah;

- Tingkat kerawanan air minum.

b. Bidang Infrastruktur Sanitasi DAK Sanitasi digunakan untuk

memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan

drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat

berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggara-kan melalui

proses pemberdayaan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untuk

program peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan memenuhi

sasaran/target MDGs yang dengan kriteria teknis: - Kerawanan sanitasi;

- Cakupan pelayanan sanitasi.

9. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan

Kewenanangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri: Dalam

menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN, Kementerian PU

membentuk satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat, Satker Unit

Pelaksana Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal Tertentu. Rencana

program dan usulan kegiatan yang diselenggarakan Satuan Kerja harus

mengacu pada RPI2-JM bidang infrastruktur ke-PU-an yang telah

disepakati. Gubernur sebagai wakil Pemerintah mengkoordinasikan

penyelenggaraan urusan kementerian yang dilaksanakan di daerah dalam

rangka keterpaduan pembangunan wilayah dan pengembangan lintas

sektor.

Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

lingkup sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas

dalam RPI2-JM bidan Cipta Karya meliputi:

1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana

Alokasi Khusus bidang Air Minum dan Sanitasi.

2. Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk

(5)

3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah

kabupaten untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala

kabupaten/kota.

4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta (KPS), maupun skema Corporate Social

Responsibility (CSR).

5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.

6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.

Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan,

pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun, serta

rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada. Oleh karena itu,

dana-dana tersebut perlu dikelola dan direncanakan secara terpadu sehingga optimal

dan memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan pelayanan

bidang Cipta Karya.

9.2.

Profil APBD Kota Tarakan

Bagian ini menggambarkan struktur APBD KotaTarakan selama 3-5

tahun terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD

dalam 5 tahun terakhir. Komponen yang dianalisis berdasarkan format

Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah sebagai berikut:

a. Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung.

b. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.

(6)

Tabel 9. 1 Perkembangan Pendapatan Daerah Kota Tarakan

Pendapatan Daerah Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5

Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. %

PENDAPATAN ASLI DAERAH

1. Pajak Daerah 9,325,000,000.00 1.40 14,700,000,000.00 1.60 17,700,000,000.00 1.72 23,520,000,000.00 1.88 30,240,000,000.00 2.09

2. Retribusi Daerah 6,419,738,888.00 0.96 7,312,238,888.00 0.80 6,928,000,000.00 0.68 7,606,350,000.00 0.61 9,586,650,000.00 0.66

3. Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah yang dipisahkan 15,292,184,960.00 2.30 13,327,809,261.52 1.45 14,500,000,000.00 1.41 14,500,000,000.00 1.16 10,800,000,000.00 0.75

4. Lain-Lain PAD 50,865,000,000.00 7.64 58,505,000,000.00 6.37 42,204,400,000.00 4.11 47,743,620,967.00 3.82 41,232,620,000.00 2.85

DANA PERIMBANGAN

1. Transfer Pemerintah Pusat-Dana

Perimbangan

 Dana Bagi Hasil Pajak 123,394,970,412.00 18.53 136,371,056,009.00 14.85 148,626,499,350.00 14.48 165,445,487,110.00 13.23 126,895,365,402.00 8.78

 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak

(SDA) 348,022,178,000.00 52.27 507,225,116,499.93 55.25 445,895,674,988.00 43.45 456,162,057,614.00 36.48 693,993,212,717.47 48.00

 Dana Alokasi Umum 45,604,110,000.00 6.85 160,468,978,000.00 15.64 216,526,490,000.00 17.32 249,444,302,000.00 17.25

 Dana Alokasi Khusus 4,815,000,000.00 0.72

2. Transfer Pemerintah Pusat

-Lainnya

 Dana Penyesuaian 4,000,000,000.00 0.60 76,571,934,000.00 8.34 38,071,422,000.00 3.71 20,923,324,000.00 1.67 27,354,361,000.00 1.89

3. Transfer Pemerintah Propinsi

 Pendapatan Bagi Hasil Pajak 9,564,739,265.00 1.44 33,265,024,500.00 3.62 100,689,066,034.42 9.81 114,880,691,065.40 9.19 119,509,975,000.00 8.27

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG

SAH

1. Pendapatan Hibah 15,098,933,400.00 1.64 14,149,309,200.00 1.38 22,024,158,000.00 1.76 33,735,541,584.00 2.33

2. Pendapatan Lainnya 48,554,480,000.00 7.29 55,701,500,000.00 6.07 37,030,550,000.00 3.61 160,974,450,000.00 12.87 103,010,300,000.00 7.12

(7)

Tabel 9. 2 Perkembangan Belanja Daerah Kota Tarakan

Belanja Daerah Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5

Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. %

BELANJA

Belanja Operasi

Belanja Pegawai 289,147,566,751.53 20.91 417,374,844,271.29 27.75 432,641,973,963.73 30.61 485,106,812,154.78 28.21 467,372,714,345.28 20.61

Belanja Barang 241,926,359,922.64 17.50 250,960,874,497.66 16.69 325,051,959,428.17 23.00 350,510,489,040.29 20.38 495,490,274,567.72 21.85

Belanja Subsidi 5,815,909,200.00 0.42 2,336,000,000.00 0.16 835,315,049.00 0.06

Belanja Hibah 118,875,432,874.00 8.60 160,789,741,993.00 10.69 114,929,865,126.00 8.13 72,037,681,000.00 4.19 77,395,645,500.00 3.41

Belanja Bantuan Sosial 47,750,528,935.00 3.45 17,967,854,171.00 1.19 22,909,158,536.00 1.62 7,440,436,536.00 0.43 3,428,500,000.00 0.15

Belanja Bantuan Keuangan 580,436,536.00 0.04 34,580,436,536.00 1.52

Belanja Modal

Belanja Tanah 98,515,485,050.00 7.12 75,705,264,000.00 5.03 46,277,180,000.00 3.27 41,439,930,000.00 2.41 41,285,583,000.00 1.82

Belanja Peralatan dan Mesin 45,850,831,895.24 3.32 46,685,112,030.00 3.10 49,477,529,689.10 3.50 95,241,156,167.00 5.54 103,317,521,591.00 4.56

Belanja Bangunan dan Gedung 218,344,484,469.18 15.79 255,115,799,435.00 16.96 155,787,496,628.40 11.02 276,311,799,441.00 16.07 403,564,308,410.00 17.79

Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 311,650,366,643.60 22.54 272,348,481,252.00 18.11 261,928,472,261.00 18.53 373,709,851,317.00 21.73 621,896,835,450.00 27.42

Belanja Aset Tetap Lainnya 1,951,669,300.00 0.14 2,152,119,250.00 0.14 1,659,915,000.00 0.12 11,808,113,500.00 0.69 11,576,180,600.00 0.51

Belanja Aset Lainnya 3,000,000.00 0.0002 176,900,000.00 0.01 209,900,000.00 0.01 92,000,000.00 0.00

Belanja Tak Terduga

Belanja Tak Terduga 3,000,000,000.00 0.22 2,000,000,000.00 0.13 1,700,000,000.00 0.12 6,000,000,000.00 0.35 8,000,000,000.00 0.35

TOTAL BELANJA 1,382,828,635,041.19 100.00 1,504,019,527,435.95 100.00 1,413,375,765,681.40 100.00 1,719,816,169,156.07 100.00 2,268,000,000,000.00 100.00

Tabel 9. 3 Perkembangan Pembiayaan Daerah Kota Tarakan

Belanja Daerah Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5

Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. %

PEMBIAYAAN

Penerimaan Daerah

Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA)

717,319,513,143.00 587,870,924,777.50 390,111,866,108.93 526,509,540,399.67 859,297,869,296.53 Penerimaan Pinjaman KOSTI

Pencairan Dana Cadangan

80,000,000,000.00

Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah

(8)

Belanja Daerah Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5

Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. %

Pengeluaran Daerah

Pembentukan Dana Cadangan

Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah

15,000,000,000.00 183,153,042.16 3,000,000,000.00 32,000,000,000.00 25,000,000,000.00 Pembayaran Pokok Utang

1,746,846,957.84 25,000,000,000.00 11,191,197,000.00 Pemberian Pinjaman Daerah

Pembiayaan Netto

782,319,513,143.00 585,940,924,777.50 387,111,866,108.93 469,509,540,399.67 823,106,672,296.53

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran

(9)

9.3.

Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya

9.3.1. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBN dalam 5 Tahun Terakhir

Tabel 9. 4 Investasi Dana APBN Bidang Cipta Karya di Kota Tarakan

Sektor Alokasi

Tabel 9. 5 Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kota Tarakan

Jenis DAK Alokasi

9.3.2. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBD dalam 5 Tahun Terakhir

Tabel 9. 6 Investasi Dana APBD Bidang Cipta Karya di Kota Tarakan

Sektor Tahun 2009 Alokasi % Tahun 2010 Alokasi % Tahun 2011 Alokasi % Tahun 2012 Alokasi % Tahun 2013 Alokasi %

Pengembangan Air Minum

6.432.964.000 16.488.940.625 8.512.507.000 8.715.157.000 56.961.063.065

Pengembangan

Tabel 9. 7 Perkembangan DDUB Bidang Cipta Karya di Kota Tarakan

(10)

9.4.

Proyeksi dan Rencana Investasi Bidang Cipta Karya

Proyeksi APBD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan

perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir

menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan

belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima

tahun ke depan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi

tahun-tahun sebelumnya.

Dalam melakukan proyeksi APBD 5 tahun ke depan, langkah-langkanya adalah

sebagai berikut:

1. Menentukan presentase pertumbuhan per pos pendapatan Setiap pos pendapatan

dihitung rata-rata pertumbuhannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

% pertumbuhan = Y0 - Y-1 + Y1 - Y-2

Y-1 Y-2

Keterangan: Y0 = Nilai tahun ini

Y-1 = Nilai 1 tahun sebelumnya

Y-2 = Nilai 2 tahun sebelumnya

Dalam menentukan presentase pertumbuhan dihitung setiap pos pendapatan yang

terdiri dari PAD, Dana Perimbangan (DAU, DAK, DBH), dan Lain-lain pendapatan

yang sah.

2. Menghitung proyeksi sumber pendapatan dalam 5 tahun ke depan Setelah

diketahui tingkat pertumbuhan pos pendapatan maka dapat dihitung nilai proyeksi

pada 5 tahun ke depan dengan menggunakan rumus proyeksi geometris sebagai

berikut:

Yn = Y0 1 + rn

Keterangan: Yn = Nilai pada tahun n r = % pertumbuhan

Y0 = Nilai pada tahun ini n = tahun ke n (1-5)

3. Menjumlahkan Pendapatan dalam APBD tiap tahun dan menghitung kapasitas

daerah dalam pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya. Setelah didapatkan

nilai untuk setiap pos pendapatan, dapat dihitung total pendapatan. Apabila

diasumsikan bahwa total pendapatan sama dengan total belanja dan diasumsikan

pula bahwa proporsi belanja bidang Cipta Karya terhadap APBD sama dengan

eksisting (Tabel 11.6) maka dapat diketahui proyeksi kapasitas daerah dalam

mengalokasikan anggaran untuk bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan.

Adapun hasil dari proses perhitungan tersebut, disajikan dalam tabel 11.9 dengan

panduan pengisian kolom sebagai berikut:

(11)

Tabel 9. 8 Proyeksi Perkembangan APBD Kota Tarakan

Pendapatan Daerah Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

PENDAPATAN ASLI DAERAH

1. Pajak Daerah 9,325,000,000.00 1.40 14,700,000,000.00 1.60 17,700,000,000.00 1.72 23,520,000,000.00 1.88 30,240,000,000.00 2.09

2. Retribusi Daerah 6,419,738,888.00 0.96 7,312,238,888.00 0.80 6,928,000,000.00 0.68 7,606,350,000.00 0.61 9,586,650,000.00 0.66

3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

dipisahkan 15,292,184,960.00 2.30 13,327,809,261.52 1.45 14,500,000,000.00 1.41 14,500,000,000.00 1.16 10,800,000,000.00 0.75

4. Lain-Lain PAD 50,865,000,000.00 7.64 58,505,000,000.00 6.37 42,204,400,000.00 4.11 47,743,620,967.00 3.82 41,232,620,000.00 2.85

DANA PERIMBANGAN 1. Transfer Pemerintah Pusat-Dana

Perimbangan

Dana Bagi Hasil Pajak 123,394,970,412.00 18.53 136,371,056,009.00 14.85 148,626,499,350.00 14.48 165,445,487,110.00 13.23 126,895,365,402.00 8.78

Dana Bagi Hasil Bukan

Pajak (SDA) 348,022,178,000.00 52.27 507,225,116,499.93 55.25 445,895,674,988.00 43.45 456,162,057,614.00 36.48 693,993,212,717.47 48.00

Dana Alokasi Umum 45,604,110,000.00 6.85 160,468,978,000.00 15.64 216,526,490,000.00 17.32 249,444,302,000.00 17.25

Dana Alokasi Khusus 4,815,000,000.00 0.72

2. Transfer Pemerintah

Pusat-Lainnya

Dana Penyesuaian 4,000,000,000.00 0.60 76,571,934,000.00 8.34 38,071,422,000.00 3.71 20,923,324,000.00 1.67 27,354,361,000.00 1.89

3. Transfer Pemerintah

Propinsi

Pendapatan Bagi Hasil

Pajak 9,564,739,265.00 1.44 33,265,024,500.00 3.62 100,689,066,034.42 9.81 114,880,691,065.40 9.19 119,509,975,000.00 8.27

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

Pendapatan Hibah 15,098,933,400.00 1.64 14,149,309,200.00 1.38 22,024,158,000.00 1.76 33,735,541,584.00 2.33

Pendapatan Lainnya 48,554,480,000.00 7.29 55,701,500,000.00 6.07 37,030,550,000.00 3.61 160,974,450,000.00 12.87 103,010,300,000.00 7.12

TOTAL PENDAPATAN 665,857,401,525.00 100.00 918,078,612,558.45 100.00 1,026,263,899,572.42 100.00 1,250,306,628,756.40 100.00 1,445,802,327,703.47 100.00

(12)

Pendapatan Daerah Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

BELANJA

Belanja Operasi

Belanja Pegawai 289,147,566,751.53 20.91 417,374,844,271.29 27.75 432,641,973,963.73 30.61 485,106,812,154.78 28.21 467,372,714,345.28 20.61

Belanja Barang 241,926,359,922.64 17.50 250,960,874,497.66 16.69 325,051,959,428.17 23.00 350,510,489,040.29 20.38 495,490,274,567.72 21.85

Belanja Subsidi 5,815,909,200.00 0.42 2,336,000,000.00 0.16 835,315,049.00 0.06 0.00 0.00

Belanja Hibah 118,875,432,874.00 8.60 160,789,741,993.00 10.69 114,929,865,126.00 8.13 72,037,681,000.00 4.19 77,395,645,500.00 3.41

Belanja Bantuan Sosial 47,750,528,935.00 3.45 17,967,854,171.00 1.19 22,909,158,536.00 1.62 7,440,436,536.00 0.43 3,428,500,000.00 0.15

Belanja Bantuan

Keuangan 0.00 580,436,536.00 0.04 0.00 0.00 34,580,436,536.00 1.52

Belanja Modal

Belanja Tanah 98,515,485,050.00 7.12 75,705,264,000.00 5.03 46,277,180,000.00 3.27 41,439,930,000.00 2.41 41,285,583,000.00 1.82

Belanja Peralatan dan

Mesin 45,850,831,895.24 3.32 46,685,112,030.00 3.10 49,477,529,689.10 3.50 95,241,156,167.00 5.54 103,317,521,591.00 4.56

Belanja Bangunan dan

Gedung 218,344,484,469.18 15.79 255,115,799,435.00 16.96 155,787,496,628.40 11.02 276,311,799,441.00 16.07 403,564,308,410.00 17.79

Belanja Jalan, Irigasi

dan Jaringan 311,650,366,643.60 22.54 272,348,481,252.00 18.11 261,928,472,261.00 18.53 373,709,851,317.00 21.73 621,896,835,450.00 27.42

Belanja Aset Tetap

Lainnya 1,951,669,300.00 0.14 2,152,119,250.00 0.14 1,659,915,000.00 0.12 11,808,113,500.00 0.69 11,576,180,600.00 0.51

Belanja Aset Lainnya 0.00 3,000,000.00 0.0002 176,900,000.00 0.01 209,900,000.00 0.01 92,000,000.00 0.00

Belanja Tak Terduga

Belanja Tak Terduga 3,000,000,000.00 0.22 2,000,000,000.00 0.13 1,700,000,000.00 0.12 6,000,000,000.00 0.35 8,000,000,000.00 0.35

TOTAL BELANJA 1,382,828,635,041.19 100.00 1,504,019,527,435.95 100.00 1,413,375,765,681.40 100.00 1,719,816,169,156.07 100.00 2,268,000,000,000.00 100.00

PEMBIAYAAN

Penerimaan Daerah

Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran

(SILPA) 717,319,513,143.00 587,870,924,777.50 390,111,866,108.93 526,509,540,399.67 859,297,869,296.53

(13)

Pendapatan Daerah Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

KOSTI

Pencairan Dana

Cadangan 80,000,000,000.00

Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman

Daerah

Pengeluaran Daerah

Pembentukan Dana

Cadangan

Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah

Daerah 15,000,000,000.00 183,153,042.16 3,000,000,000.00 32,000,000,000.00 25,000,000,000.00

Pembayaran Pokok

Utang 1,746,846,957.84 25,000,000,000.00 11,191,197,000.00

Pemberian Pinjaman

Daerah

Pembiayaan Netto 782,319,513,143.00 585,940,924,777.50 387,111,866,108.93 469,509,540,399.67 823,106,672,296.53

Sisa Lebih

Pembiayaan Anggaran 65,348,279,926.81

Gambar

Tabel 9. 2 Perkembangan Belanja Daerah Kota Tarakan
Tabel 9. 7 Perkembangan DDUB Bidang Cipta Karya di Kota Tarakan
Tabel 9. 8 Proyeksi Perkembangan APBD Kota Tarakan

Referensi

Dokumen terkait

PELAYANAN RESEP RAWAT INAP VISITE DOKTER PENGECEKAN PENYERAHAN OBAT KE MASING- MASING RUANGAN PASIEN PIO ANALISA RESEP •SKRINING RESEP •DISIAPKAN OBAT PERHARI DIBACA.6.

Pembangunan waduk, saluran industri, pembuatan plengsengan batu kali Rungkut.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan infeksi nosokomial pada keluaga pasien di RSU Hidayah Purwokerto. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan:

Seluruh karyawan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata, yaitu bagian Tata Usaha yang telah membantu penulis mengurus segala keperluan administrasi

Karena nggak tau sih mas kayak sugesti sendiri, kan ada orang bilang air putih kalo kamu omongin masuk dalam tubuhmu juga bisa jadi obat gitu kan?. Kalo aku alkohol

Berdasarkan judul penelitian “Progam Majelis Mu’allimil Qur’an (MMQ) dalam pengembangan kemampuan pedagogis guru Qiraati (studi kasus di. kecamatan Batealit Jepara)”, maka

Informan yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah sembilan mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang menjalin hubungan pertemanan dengan mahasiswa

Adapun perancangan antarmuka yang dibuat dalam aplikasi ini meliputi form monitoring utama, menu aktivasi suara peringatan, menu keluar dari sistem, menu manajemen