BAB 9
ASPEK PEMBIAYAAN
Sesuai PP no. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Peme rintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota, diamanatkan bahwa kewenangan pembangunan bidang Cipta
Karya merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota. Oleh karena itu,
Pemerintah Kabupaten/Kota terus didorong untuk meningkatkan belanja
pembangunan prasarana Cipta Karya agar kualitas lingkungan permukiman di
daerah meningkat. Di samping membangun prasarana baru, pemerintah daerah
perlu juga perlu mengalokasikan anggaran belanja untuk pengoperasian,
pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana yang telah terbangun.
Namun, seringkali pemerintah daerah memiliki keterbatasan fiskal dalam
mendanai pembangunan infrastruktur permukiman. Pemerintah daerah
cenderung meminta dukungan pendanaan pemerintah pusat, namun perlu
dipahami bahwa pembangunan yang dilaksanakan Ditjen Cipta Karya dilakukan
sebagai stimulan dan pemenuhan standar pelayanan minimal. Oleh karena itu,
alternatif pembiayaan dari masyarakat dan sektor swasta perlu dikembangkan
untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya yang dilakukan pemerintah
daerah. Dengan adanya pemahaman mengenai keuangan daerah, diharapkan
dapat disusun langkah-langkah peningkatan investasi pembangunan bidang
Cipta Karya di daerah.
Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPI2-JM bidang Cipta Karya
pada dasarnya bertujuan untuk:
a) Mengidentifikasi kapasitas belanja pemerintah daerah dalam
melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya,
b) Mengidentifikasi alternatif sumber pembiayaan antara lain dari
masyarakat dan sektor swasta untuk mendukung pembangunan bidang
Cipta Karya,
c) Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi bidang Cipta Karya.
9.1.
Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya
Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan
arahan dalam peraturan dan perundangan terkait, antara lain:
dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan peraturan perundangundangan. Dalam hal ini, Pemerintah
Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan
Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi,
moneter dan fiskal nasional, serta agama.
2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah: untuk mendukung
penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah didukung
sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan
Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai
pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.
3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan: Dana Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan
Dana Alokasi Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui
rumus yang ditentukan Kementerian Keuangan. Sedangkan DAK
digunakan untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan Pemerintah
atas dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran DAK
dilakukan berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.
4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota: Urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan pemerintahan daerah, terdiri atas urusan wajib dan
urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan
daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala
kabupaten/kota meliputi 26 urusan, termasuk bidang pekerjaan umum.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang
berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara
bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan wajib pemerintahan
yang merupakan urusan bersama diserahkan kepada daerah disertai
dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta
kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan.
5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah:
Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank, serta Masyarakat.
Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada
pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. Dalam
melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan:
a. Total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75%
penerimaan APBD tahun sebelumnya;
b. Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk
mengembalikan pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit
2,5;
c. Persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;
d. Tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang
bersumber dari pemerintah;
e. Pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan
persetujuan DPRD.
6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan
Perpres 13/2010 & Perpres 56/2010): Menteri atau Kepala Daerah dapat
bekerjasama dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur. Jenis
infrastruktur permukiman yang dapat dikerjasamakan dengan badan
usaha adalah infrastruktur air minum, infrastruktur air limbah permukiman
dan prasarana persampahan.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri
59/2007 dan Permendagri 21/2011): Struktur APBD terdiri dari:
a. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.
b. Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak
Langsung.
c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan
Pembiayaan Pengeluaran.
8. Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur: Kementerian PU
menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran nasional bidang Cipta
Karya, Adapun ruang lingkup dan kriteria teknis DAK bidang Cipta Karya
adalah sebagai berikut:
a. Bidang Infrastruktur Air Minum DAK Air Minum digunakan untuk
masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan
di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan.
Adapun kriteria teknis alokasi DAK diutamakan untuk program
percepatan pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/target
Millenium Development Goals (MDGs) yang mempertimbangkan:
- Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah;
- Tingkat kerawanan air minum.
b. Bidang Infrastruktur Sanitasi DAK Sanitasi digunakan untuk
memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan
drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat
berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggara-kan melalui
proses pemberdayaan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untuk
program peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan memenuhi
sasaran/target MDGs yang dengan kriteria teknis: - Kerawanan sanitasi;
- Cakupan pelayanan sanitasi.
9. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan
Kewenanangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri: Dalam
menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN, Kementerian PU
membentuk satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat, Satker Unit
Pelaksana Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal Tertentu. Rencana
program dan usulan kegiatan yang diselenggarakan Satuan Kerja harus
mengacu pada RPI2-JM bidang infrastruktur ke-PU-an yang telah
disepakati. Gubernur sebagai wakil Pemerintah mengkoordinasikan
penyelenggaraan urusan kementerian yang dilaksanakan di daerah dalam
rangka keterpaduan pembangunan wilayah dan pengembangan lintas
sektor.
Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
lingkup sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas
dalam RPI2-JM bidan Cipta Karya meliputi:
1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana
Alokasi Khusus bidang Air Minum dan Sanitasi.
2. Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk
3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah
kabupaten untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala
kabupaten/kota.
4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta (KPS), maupun skema Corporate Social
Responsibility (CSR).
5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.
6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.
Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan,
pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun, serta
rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada. Oleh karena itu,
dana-dana tersebut perlu dikelola dan direncanakan secara terpadu sehingga optimal
dan memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan pelayanan
bidang Cipta Karya.
9.2.
Profil APBD Kota Tarakan
Bagian ini menggambarkan struktur APBD KotaTarakan selama 3-5
tahun terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD
dalam 5 tahun terakhir. Komponen yang dianalisis berdasarkan format
Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah sebagai berikut:
a. Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung.
b. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.
Tabel 9. 1 Perkembangan Pendapatan Daerah Kota Tarakan
Pendapatan Daerah Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5
Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. %
PENDAPATAN ASLI DAERAH
1. Pajak Daerah 9,325,000,000.00 1.40 14,700,000,000.00 1.60 17,700,000,000.00 1.72 23,520,000,000.00 1.88 30,240,000,000.00 2.09
2. Retribusi Daerah 6,419,738,888.00 0.96 7,312,238,888.00 0.80 6,928,000,000.00 0.68 7,606,350,000.00 0.61 9,586,650,000.00 0.66
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan 15,292,184,960.00 2.30 13,327,809,261.52 1.45 14,500,000,000.00 1.41 14,500,000,000.00 1.16 10,800,000,000.00 0.75
4. Lain-Lain PAD 50,865,000,000.00 7.64 58,505,000,000.00 6.37 42,204,400,000.00 4.11 47,743,620,967.00 3.82 41,232,620,000.00 2.85
DANA PERIMBANGAN
1. Transfer Pemerintah Pusat-Dana
Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak 123,394,970,412.00 18.53 136,371,056,009.00 14.85 148,626,499,350.00 14.48 165,445,487,110.00 13.23 126,895,365,402.00 8.78
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak
(SDA) 348,022,178,000.00 52.27 507,225,116,499.93 55.25 445,895,674,988.00 43.45 456,162,057,614.00 36.48 693,993,212,717.47 48.00
Dana Alokasi Umum 45,604,110,000.00 6.85 160,468,978,000.00 15.64 216,526,490,000.00 17.32 249,444,302,000.00 17.25
Dana Alokasi Khusus 4,815,000,000.00 0.72
2. Transfer Pemerintah Pusat
-Lainnya
Dana Penyesuaian 4,000,000,000.00 0.60 76,571,934,000.00 8.34 38,071,422,000.00 3.71 20,923,324,000.00 1.67 27,354,361,000.00 1.89
3. Transfer Pemerintah Propinsi
Pendapatan Bagi Hasil Pajak 9,564,739,265.00 1.44 33,265,024,500.00 3.62 100,689,066,034.42 9.81 114,880,691,065.40 9.19 119,509,975,000.00 8.27
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG
SAH
1. Pendapatan Hibah 15,098,933,400.00 1.64 14,149,309,200.00 1.38 22,024,158,000.00 1.76 33,735,541,584.00 2.33
2. Pendapatan Lainnya 48,554,480,000.00 7.29 55,701,500,000.00 6.07 37,030,550,000.00 3.61 160,974,450,000.00 12.87 103,010,300,000.00 7.12
Tabel 9. 2 Perkembangan Belanja Daerah Kota Tarakan
Belanja Daerah Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5
Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. %
BELANJA
Belanja Operasi
Belanja Pegawai 289,147,566,751.53 20.91 417,374,844,271.29 27.75 432,641,973,963.73 30.61 485,106,812,154.78 28.21 467,372,714,345.28 20.61
Belanja Barang 241,926,359,922.64 17.50 250,960,874,497.66 16.69 325,051,959,428.17 23.00 350,510,489,040.29 20.38 495,490,274,567.72 21.85
Belanja Subsidi 5,815,909,200.00 0.42 2,336,000,000.00 0.16 835,315,049.00 0.06
Belanja Hibah 118,875,432,874.00 8.60 160,789,741,993.00 10.69 114,929,865,126.00 8.13 72,037,681,000.00 4.19 77,395,645,500.00 3.41
Belanja Bantuan Sosial 47,750,528,935.00 3.45 17,967,854,171.00 1.19 22,909,158,536.00 1.62 7,440,436,536.00 0.43 3,428,500,000.00 0.15
Belanja Bantuan Keuangan 580,436,536.00 0.04 34,580,436,536.00 1.52
Belanja Modal
Belanja Tanah 98,515,485,050.00 7.12 75,705,264,000.00 5.03 46,277,180,000.00 3.27 41,439,930,000.00 2.41 41,285,583,000.00 1.82
Belanja Peralatan dan Mesin 45,850,831,895.24 3.32 46,685,112,030.00 3.10 49,477,529,689.10 3.50 95,241,156,167.00 5.54 103,317,521,591.00 4.56
Belanja Bangunan dan Gedung 218,344,484,469.18 15.79 255,115,799,435.00 16.96 155,787,496,628.40 11.02 276,311,799,441.00 16.07 403,564,308,410.00 17.79
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 311,650,366,643.60 22.54 272,348,481,252.00 18.11 261,928,472,261.00 18.53 373,709,851,317.00 21.73 621,896,835,450.00 27.42
Belanja Aset Tetap Lainnya 1,951,669,300.00 0.14 2,152,119,250.00 0.14 1,659,915,000.00 0.12 11,808,113,500.00 0.69 11,576,180,600.00 0.51
Belanja Aset Lainnya 3,000,000.00 0.0002 176,900,000.00 0.01 209,900,000.00 0.01 92,000,000.00 0.00
Belanja Tak Terduga
Belanja Tak Terduga 3,000,000,000.00 0.22 2,000,000,000.00 0.13 1,700,000,000.00 0.12 6,000,000,000.00 0.35 8,000,000,000.00 0.35
TOTAL BELANJA 1,382,828,635,041.19 100.00 1,504,019,527,435.95 100.00 1,413,375,765,681.40 100.00 1,719,816,169,156.07 100.00 2,268,000,000,000.00 100.00
Tabel 9. 3 Perkembangan Pembiayaan Daerah Kota Tarakan
Belanja Daerah Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5
Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. %
PEMBIAYAAN
Penerimaan Daerah
Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA)
717,319,513,143.00 587,870,924,777.50 390,111,866,108.93 526,509,540,399.67 859,297,869,296.53 Penerimaan Pinjaman KOSTI
Pencairan Dana Cadangan
80,000,000,000.00
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
Belanja Daerah Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5
Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. %
Pengeluaran Daerah
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah
15,000,000,000.00 183,153,042.16 3,000,000,000.00 32,000,000,000.00 25,000,000,000.00 Pembayaran Pokok Utang
1,746,846,957.84 25,000,000,000.00 11,191,197,000.00 Pemberian Pinjaman Daerah
Pembiayaan Netto
782,319,513,143.00 585,940,924,777.50 387,111,866,108.93 469,509,540,399.67 823,106,672,296.53
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
9.3.
Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya
9.3.1. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBN dalam 5 Tahun Terakhir
Tabel 9. 4 Investasi Dana APBN Bidang Cipta Karya di Kota Tarakan
Sektor Alokasi
Tabel 9. 5 Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kota Tarakan
Jenis DAK Alokasi
9.3.2. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBD dalam 5 Tahun Terakhir
Tabel 9. 6 Investasi Dana APBD Bidang Cipta Karya di Kota Tarakan
Sektor Tahun 2009 Alokasi % Tahun 2010 Alokasi % Tahun 2011 Alokasi % Tahun 2012 Alokasi % Tahun 2013 Alokasi %
Pengembangan Air Minum
6.432.964.000 16.488.940.625 8.512.507.000 8.715.157.000 56.961.063.065
Pengembangan
Tabel 9. 7 Perkembangan DDUB Bidang Cipta Karya di Kota Tarakan
9.4.
Proyeksi dan Rencana Investasi Bidang Cipta Karya
Proyeksi APBD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan
perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir
menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan
belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima
tahun ke depan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi
tahun-tahun sebelumnya.
Dalam melakukan proyeksi APBD 5 tahun ke depan, langkah-langkanya adalah
sebagai berikut:
1. Menentukan presentase pertumbuhan per pos pendapatan Setiap pos pendapatan
dihitung rata-rata pertumbuhannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
% pertumbuhan = Y0 - Y-1 + Y1 - Y-2
Y-1 Y-2
Keterangan: Y0 = Nilai tahun ini
Y-1 = Nilai 1 tahun sebelumnya
Y-2 = Nilai 2 tahun sebelumnya
Dalam menentukan presentase pertumbuhan dihitung setiap pos pendapatan yang
terdiri dari PAD, Dana Perimbangan (DAU, DAK, DBH), dan Lain-lain pendapatan
yang sah.
2. Menghitung proyeksi sumber pendapatan dalam 5 tahun ke depan Setelah
diketahui tingkat pertumbuhan pos pendapatan maka dapat dihitung nilai proyeksi
pada 5 tahun ke depan dengan menggunakan rumus proyeksi geometris sebagai
berikut:
Yn = Y0 1 + rn
Keterangan: Yn = Nilai pada tahun n r = % pertumbuhan
Y0 = Nilai pada tahun ini n = tahun ke n (1-5)
3. Menjumlahkan Pendapatan dalam APBD tiap tahun dan menghitung kapasitas
daerah dalam pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya. Setelah didapatkan
nilai untuk setiap pos pendapatan, dapat dihitung total pendapatan. Apabila
diasumsikan bahwa total pendapatan sama dengan total belanja dan diasumsikan
pula bahwa proporsi belanja bidang Cipta Karya terhadap APBD sama dengan
eksisting (Tabel 11.6) maka dapat diketahui proyeksi kapasitas daerah dalam
mengalokasikan anggaran untuk bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan.
Adapun hasil dari proses perhitungan tersebut, disajikan dalam tabel 11.9 dengan
panduan pengisian kolom sebagai berikut:
Tabel 9. 8 Proyeksi Perkembangan APBD Kota Tarakan
Pendapatan Daerah Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5
Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %
PENDAPATAN ASLI DAERAH
1. Pajak Daerah 9,325,000,000.00 1.40 14,700,000,000.00 1.60 17,700,000,000.00 1.72 23,520,000,000.00 1.88 30,240,000,000.00 2.09
2. Retribusi Daerah 6,419,738,888.00 0.96 7,312,238,888.00 0.80 6,928,000,000.00 0.68 7,606,350,000.00 0.61 9,586,650,000.00 0.66
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan 15,292,184,960.00 2.30 13,327,809,261.52 1.45 14,500,000,000.00 1.41 14,500,000,000.00 1.16 10,800,000,000.00 0.75
4. Lain-Lain PAD 50,865,000,000.00 7.64 58,505,000,000.00 6.37 42,204,400,000.00 4.11 47,743,620,967.00 3.82 41,232,620,000.00 2.85
DANA PERIMBANGAN 1. Transfer Pemerintah Pusat-Dana
Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak 123,394,970,412.00 18.53 136,371,056,009.00 14.85 148,626,499,350.00 14.48 165,445,487,110.00 13.23 126,895,365,402.00 8.78
Dana Bagi Hasil Bukan
Pajak (SDA) 348,022,178,000.00 52.27 507,225,116,499.93 55.25 445,895,674,988.00 43.45 456,162,057,614.00 36.48 693,993,212,717.47 48.00
Dana Alokasi Umum 45,604,110,000.00 6.85 160,468,978,000.00 15.64 216,526,490,000.00 17.32 249,444,302,000.00 17.25
Dana Alokasi Khusus 4,815,000,000.00 0.72
2. Transfer Pemerintah
Pusat-Lainnya
Dana Penyesuaian 4,000,000,000.00 0.60 76,571,934,000.00 8.34 38,071,422,000.00 3.71 20,923,324,000.00 1.67 27,354,361,000.00 1.89
3. Transfer Pemerintah
Propinsi
Pendapatan Bagi Hasil
Pajak 9,564,739,265.00 1.44 33,265,024,500.00 3.62 100,689,066,034.42 9.81 114,880,691,065.40 9.19 119,509,975,000.00 8.27
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
Pendapatan Hibah 15,098,933,400.00 1.64 14,149,309,200.00 1.38 22,024,158,000.00 1.76 33,735,541,584.00 2.33
Pendapatan Lainnya 48,554,480,000.00 7.29 55,701,500,000.00 6.07 37,030,550,000.00 3.61 160,974,450,000.00 12.87 103,010,300,000.00 7.12
TOTAL PENDAPATAN 665,857,401,525.00 100.00 918,078,612,558.45 100.00 1,026,263,899,572.42 100.00 1,250,306,628,756.40 100.00 1,445,802,327,703.47 100.00
Pendapatan Daerah Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5
Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %
BELANJA
Belanja Operasi
Belanja Pegawai 289,147,566,751.53 20.91 417,374,844,271.29 27.75 432,641,973,963.73 30.61 485,106,812,154.78 28.21 467,372,714,345.28 20.61
Belanja Barang 241,926,359,922.64 17.50 250,960,874,497.66 16.69 325,051,959,428.17 23.00 350,510,489,040.29 20.38 495,490,274,567.72 21.85
Belanja Subsidi 5,815,909,200.00 0.42 2,336,000,000.00 0.16 835,315,049.00 0.06 0.00 0.00
Belanja Hibah 118,875,432,874.00 8.60 160,789,741,993.00 10.69 114,929,865,126.00 8.13 72,037,681,000.00 4.19 77,395,645,500.00 3.41
Belanja Bantuan Sosial 47,750,528,935.00 3.45 17,967,854,171.00 1.19 22,909,158,536.00 1.62 7,440,436,536.00 0.43 3,428,500,000.00 0.15
Belanja Bantuan
Keuangan 0.00 580,436,536.00 0.04 0.00 0.00 34,580,436,536.00 1.52
Belanja Modal
Belanja Tanah 98,515,485,050.00 7.12 75,705,264,000.00 5.03 46,277,180,000.00 3.27 41,439,930,000.00 2.41 41,285,583,000.00 1.82
Belanja Peralatan dan
Mesin 45,850,831,895.24 3.32 46,685,112,030.00 3.10 49,477,529,689.10 3.50 95,241,156,167.00 5.54 103,317,521,591.00 4.56
Belanja Bangunan dan
Gedung 218,344,484,469.18 15.79 255,115,799,435.00 16.96 155,787,496,628.40 11.02 276,311,799,441.00 16.07 403,564,308,410.00 17.79
Belanja Jalan, Irigasi
dan Jaringan 311,650,366,643.60 22.54 272,348,481,252.00 18.11 261,928,472,261.00 18.53 373,709,851,317.00 21.73 621,896,835,450.00 27.42
Belanja Aset Tetap
Lainnya 1,951,669,300.00 0.14 2,152,119,250.00 0.14 1,659,915,000.00 0.12 11,808,113,500.00 0.69 11,576,180,600.00 0.51
Belanja Aset Lainnya 0.00 3,000,000.00 0.0002 176,900,000.00 0.01 209,900,000.00 0.01 92,000,000.00 0.00
Belanja Tak Terduga
Belanja Tak Terduga 3,000,000,000.00 0.22 2,000,000,000.00 0.13 1,700,000,000.00 0.12 6,000,000,000.00 0.35 8,000,000,000.00 0.35
TOTAL BELANJA 1,382,828,635,041.19 100.00 1,504,019,527,435.95 100.00 1,413,375,765,681.40 100.00 1,719,816,169,156.07 100.00 2,268,000,000,000.00 100.00
PEMBIAYAAN
Penerimaan Daerah
Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
(SILPA) 717,319,513,143.00 587,870,924,777.50 390,111,866,108.93 526,509,540,399.67 859,297,869,296.53
Pendapatan Daerah Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5
Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %
KOSTI
Pencairan Dana
Cadangan 80,000,000,000.00
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
Daerah
Pengeluaran Daerah
Pembentukan Dana
Cadangan
Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah
Daerah 15,000,000,000.00 183,153,042.16 3,000,000,000.00 32,000,000,000.00 25,000,000,000.00
Pembayaran Pokok
Utang 1,746,846,957.84 25,000,000,000.00 11,191,197,000.00
Pemberian Pinjaman
Daerah
Pembiayaan Netto 782,319,513,143.00 585,940,924,777.50 387,111,866,108.93 469,509,540,399.67 823,106,672,296.53
Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran 65,348,279,926.81