• Tidak ada hasil yang ditemukan

SWADAYA UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI UNIT DISTRIBUS

Kebutuhan Investasi 2.4.5

Dari beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Empat Lawang, hanya ada 3 kecamatan yang memerlukan pengembangan SPAM yang mendesak yaitu berada di kecamatan Lintang Kanan; Kecamatan Pendopo; dan Kecamatan Ulu Musi untuk dilaksanakan di tahun 2013 s/d 2017 dengan masing rincian masing-masing sebagai berikut:

RPI2-JM Kab. Empat Lawang

Dan untuk Kecamatan Ulu Musi adalah

Sehingga total kebutuhan investasi di 3 kecamatan Kabupaten Empat Lawang tersebut adalah Rp. 30.692.500.000,-

RPI2-JM Kab. Empat Lawang

Sumber dan Skema Pendanaan 2.4.6

Sumber pendanaan yang diperlukan serta skema pendanaannya adalah sangat berpengaruh terhadap tingkat pencapaian yang diinginkan.

Sumber dan skema pendanaan diperlukan agar perencanaan SPAM dapat terlaksana dengan baik sehingga target pencap aian akan maksimal. Sumber dan skema pendanaan di Kabupaten Empat Lawang yang ada di 3 kecamatan dapat dibuat alternatif yang mungkin dilakukan yaitu alternatif pertama:

Alternatif pendanaan ini mempunyai beban yang cukup di Cipta Karya dimana dari kebutuhan investasi sebesar 30 milyar, 50 % didapat dari APBN Cipta Karya dengan membangun SPAM di unit Produksi, 27 % dari APBN SDA yang membangun sumber dan daerah dengan APBD harus menyediakan pendanaan sebesar 18 %.

RPI2-JM Kab. Empat Lawang

Pengelolaan SPAM dengan alternatif yang dipakai ini biasanya ada di daerah yang telah memiliki pengelola SPAM di bawah kedinasan d engan kata lain masih adanya pengeluaran OM yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah melalui DAK.

Bagi daerah yang telah memiliki pengelolaan SPAM yang sehat seperti BLU atau PDAM, alternatif pendanaan dapat dilakukan sebagai berikut:

Alternatif pembiay aan ini dapat dipakai apabila daerah telah memiliki pengelola SPAM yang sehat dan mandiri baik BLUD maupun PDAM karena dari skema di atas 15 % pendanaan SPAM dikelola oleh BLUD atau PDAM tersebut dapat dikembalikan dalam jangka waktu tertentu.

RPI2-JM Kab. Empat Lawang

Alternatif lain yang mungkin dapat dipakai adalah dimana adanya dana APBN yang cukup terbatas sehingga untuk melaksanakan SPAM yang baik pemerintah daerah harus

menyediakan dana yang cukup besar dengan cara ikut mendanai atau menyediakan pendanaan untuk penyediaan pipa distribusi baik distribusi utama ataupun distribusi sekundernya seperti tabel di atas.

Selain konsep skema serta sumber pendanaan suatu rencana pengembangan SPAM, dalam penyusunan RISPAM suatu daerah juga dituntut untuk merancang seberapa besar

efektifitas keberhasilan dari pengembangan SPAM tersebut. Salah satu ukuran efektifitas tersebut adalah pengenaan harga air yang tidak membebani rakyat atau konsumen pemakai air tersebut. Konsep yang akan dikembangkan adalah konsep penjualan yang dikelola ol eh pengelola air seperti misalnya BLUD ataupun PDAM, dengan tidak mengabaikan fungsi sosialnya kepada masyarakat dengan kata lain konsep ini akan

menghasilkan harga air dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Maka perhitungan finansial yang dipakai a dalah menghitung berapa besar tingkat pengembalian modal / investasi yang dipakai agar di satu pihak menguntungkan pengelola tapi di lain pihak tidak membebani masyarakat.

Perlu diperhatikan bahwa perhitungan finanasial dilakukan dengan mempertimbangkan segala kemungkinan yang ada. Untuk itu salah satu perhitungan dampak pemakaian

investasi adalah apabila investasi didapat dari pihak ketiga (misalnya pola KPS) dengan asumsi demikian diharapkan didapat dengan kemungkinan terburukpun akan

menghasilkan harga yang masih relatif baik.

Dari perhitungan sementara di dapat hasil IRR sebesar 12% dengan NPV 18 Milyar dengan kata lain investasi di 3 kecamatan Kabupaten Empat Lawang sebesar Rp. 30.692.500.000,- masih dikatakan layak untuk diinvestasikan di bidang air minum dengan pengenaan harga dasar air sebesar Rp. 2.000,-

RPI2-JM Kab. Empat Lawang

Dengan demikian pengenaan harga air Rp. 2.000,- akan membantu pihak pengelola dalam mengejar target penjualan dan dilain pihak tidak memberatkan pihak masyarakat pemakai air. Pengenaan invest asi yang lebih kecil diharapkan akan menghasilkan tingkat harga yang relatif lebih ringan bagi masyarakat, hal ini memungkinkan mengingat adanya

peranan pemerintah dalam pembiayaan investasi baik di hulu sampai hilir maupun kombinasi peranan pemerintah dengan pihak lain atau swasta.

Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK) 2.4.7

Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan

kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan perm ukiman serta kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Sanitasi seringkali dianggap sebagai urusan “sekunder”, sehingga sering terpinggirkan dari urusan-urusan yang lain, namun seiring dengan tuntutan peningkatan standar kualitas hidup masyarakat, semakin tingginya tingkat pencemaran lingkungan dan keterbatasan daya dukung

lingkungan itu sendiri menjadikan sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan yang harus diperhatikan.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) diharapkan dapat memberi kan pengaruh terhadap peningkatan derajat kesehatan,

peningkatkan produktifitas dan peningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan penyusunan Buku Putih Sanitasi merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari semangat kegiatan nasional dalam rangka mencap ai target yang disepakati

RPI2-JM Kab. Empat Lawang

pada Johanesburg Summit pada tahun 2002, salah satu kesepakatannya adalah mengurangi separuh penduduk pada tahun 2015 yang tidak mendapatkan akses air minum yang sehat serta penanganan sanitasi dasar yang merupakan target ke 10 MDGs.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene 1.

Adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran semua anggota keluarga dan masyarakat, sehingga keluarga dan masyarakat itu dapat menolong dirinya sendiri dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat, dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan

ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangakan oleh semua pihak secara keseluruhan ( totalitas ) . Advokasi dan sosialisasi merupakan proses pembelajaran dan pembiasa an diri terhadap suatu hal atau kegiatan baru. Advokasi ditujukan kepada pengambil keputusan untuk

menjamin terlaksananya program, sementara sosialisasi dilakukan untuk mengenalkan dan membiasakan masyarakat terhadap program yang akan dilaksanakan. Kegiata n-kegiatan sosialisasi kepada masyarakat antara lain kegiatan PHBS dan Promosi Higiene . Sosialisasi yang dilakukan secara terus menerus juga penting untuk dilakukan, alasannya karena tidak semua orang

bisa langsung mengerti dan memahami dalam waktu singka t. Akibat dari ketidak pahaman tersebut maka tak jarang timbul sikap acuh, pesimis atau bahkan penolakan dari masyarakat. Selain itu masyarakat membutuhkan adanya bukti nyata manfaat dari sebuah program sebelum mereka ikut berkecimpung dalam pelaksanaan program.

Tabel 2.14 Rencana program dan kegiatan PHBS dan Promosi Higiene tahun n+1

Rencana Program dan Kegiatan PHBS dan Promosi Higiene Tahun 2013 [n+1]*)

No Nama

progam/kegiatan Satuan Volume

Indikasi biaya (Rp) Sumber pendanaan/ pembiayaan SKPD penanggun g jawab Sumber dokume n perenca naan 1 Program promosi dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan Media Promosi dan Informasi sadar Hidup sehat % 95 235.000.000 APBD Kab/DAU Dinkes Matrik renja Dinkes

RPI2-JM Kab. Empat Lawang

Dokumen terkait