• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kedisiplinan Siswa dalam Mengikuti Kegiatan Intrakurikuler

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Kedisiplinan Siswa dalam Mengikuti Kegiatan Intrakurikuler

Data terkait dengan kedisiplinan siswa dalam mengikuti kegiatan intrakurikuler diperoleh dengan triangulasi teknik, yaitu teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil jawaban wawancara dengan siswa pada tanggal 16 dan 17 Februari 2016 menunjukkan hasil yang sejalan dan saling menguatkan. Za mengatakan bahwa belum pernah terlambat karena berangkat pukul 06.30, kalau terlambat takut dimarahi orang tua dan guru serta biar tertib. Ir mengatakan bahwa berangkat pukul 06.30 biar disiplin. Si mengatakan bahwa datang pukul 06.30 supaya tidak telat, tidak dimarahi guru, dan tidak ketinggalan pelajaran. Vi menjawab bahwa berangkat pukul 06.30 agar tidak dimarahi guru dan agar disiplin. Ha menjawab bahwa sampai sekolah pukul 06.30 karena taat peraturan dan menghindari hukuman. Fa menjawab bahwa sampai di sekolah pukul

66

06.30 karena agar tidak dimarahi guru dan belajar mentaati peraturan. Hasil wawancara dengan siswa tersebut sesuai dengan hasil observasi yang menunjukkan bahwa siswa SD Negeri Panasan selalu datang ke sekolah dengan tepat waktu dan tidak pernah dijumpai siswa yang terlambat mengikuti kegiatan pembelajaran. Para siswa tiba di sekolah rata-rata sekitar 20-25 menit sebelum bel tanda masuk berbunyi. Hal tersebut sesuai dengan dokumen tata tertib siswa yang mewajibkan siswa hadir sebelum bel tanda masuk pukul 07.00.

Kegiatan intrakurikuler tidak terlepas dengan penggunaan barang-barang atau peralatan yang digunakan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan wawancara dengan siswa pada tanggal 16 dan 17 Februari 2016 diperoleh hasil jawaban yang saling mendukung dan saling menguatkan. Za mengatakan bahwa barang di kelas tidak buat main-main, tidak dicoret-coret, tidak buat menjahili teman. Ir mengatakan bahwa sapu buat menyapu lantai lalu buku dibaca-baca, tidak buat main-main, dan tidak dicoret-coret. Si mengatakan bahwa kapur buat nulis tidak buat mainan, sapu tidak untuk menakali teman dan untuk menyapu, buku tidak dicoret dan dibaca-baca. Kemudian Vi menjawab bahwa tidak coret-coret buku, kapur untuk nulis, sapu untuk piket, tidak buat bermain, tidak buat menakali teman, buku disampulin. Ha menjawab bahwa papan tulis ditulis dengan menggunakan kapur, sapu untuk piket dan tidak untuk main-main. Fa menjawab bahwa buku tidak dicoret-coret, sapu untuk menyapu lantai, dan menggunakan papan tulis dengan hati-hati. Jawaban

67

hasil wawancara dengan siswa tersebut sesuai dengan hasil observasi. Para siswa menggunakan barang-barang pendukung pembelajaran di kelas seperti papan tulis, peralatan tulis menulis, peralatan piket, buku diktat dan LKS, dan peralatan seni musik (pianika) dengan baik sesuai fungsi atau kegunaannya. Hasil wawancara dan observasi tersebut juga sejalan dengan dokumen tata tertib siswa yang megatur tentang penggunaan peralatan dan fasilitas ketika berada di sekolah. Siswa menggunakan barang-barang sesuai dengan peraturan yang ada pada tata tertib sekolah.

Kedisiplinan siswa ketika melaksanakan kegiatan intrakurikuler di kelas erat kaitannya dengan peraturan tata tertib yang berlaku di kelas dan sekolah. Hasil wawancara dengan siswa pada tanggal 16 dan 17 Februari 2016 menunjukkan jawaban yang saling mendukung. Za mengatakan bahwa peraturan tata tertib harus ditaati dan tidak boleh dilanggar. Ir mengatakan bahwa menjalani dan mentaati peraturan tata tertib. Si mengatakan bahwa peraturan tata tertib itu baik, harus dilakukan, ditaati, dan tidak boleh dilanggar. Kemudian Vi menjawab bahwa peraturan tata tertib itu ditaati, dilaksanakan, tidak dianggar. Ha menjawab bahwa peraturan tata tertib itu ditaati dan tidak dilanggar. Fa menjawab bahwa menyetujui peraturan tata tertib, ditaati, dan tidak boleh dilanggar. Hal tersebut sesuai dengan hasil observasi. Berdasarkan hasil observasi, siswa telah dapat melaksanakan tata tertib atau peraturan yang berlaku. Para siswa melaksanakan segala ketentuan tata tertib di kelas dan di sekolah. Hasil wawancara dan observasi tersebut sejalan dengan dokumen tata terib

68

yang berlaku di SD Negeri Panasan. Dokumen tata tertib mengatur kepada para siswa untuk wajib mentaati tata tertib. Hasil data tersebut menunjukkan bahwa para siswa telah mentaati dan menjalankan tata tertib yang berlaku di SD Negeri Panasan Sleman.

Namun siswa juga kurang disiplin terkait dengan kepatuhan dalam melasanakan tata tertib terutama menyangkut kedisiplinan dalam mengerjakan tugas dan PR. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 10, 11, dan 25 Februari 2016 menunjukkan bahwa siswa tidak disiplin dalam mengerjakan tugas dan PR, namun memiliki kesadaran yang ditunjukkan dengan sikap jujur dan berani mengakui. Pada tanggal 10 Februari 2016, Za belum mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru serta menunjukkan kesadaran ketika tidak disiplin. Guru menanyakan tugas untuk membaca kisah Nabi Ibrahim AS kepada para siswa. Guru kemudian meminta keterangan siapa saja yang sudah membaca dan yang belum, karena termasuk dalam penugasan kepada siswa. Secara sadar Za mengakui dan jujur kalau belum membaca kisah Nabi Ibrahim AS yang merupakan penugasan dari guru. Guru kemudian menasehati Za agar tidak mengulangi perbuatan yang tidak disiplin tersebut. Selanjutnya Za berjanji bahwa tidak akan mengulangi hal tersebut.

Observasi pada tanggal 11 Februari 2016 menunjukkan siswa tidak disiplin dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan memiliki kesadaran. Ketika guru PAI menanyakan dan mengecek tugas pekerjaan rumah kepada para siswa. Secara sadar Ha jujur mengakui kalau belum

69

selesai mengerjakan tugas dan bersedia untuk dihukum mengerjakan tugas diluar kelas. Hal tersebut juga dilakukan oleh Fa. Secara sadar dan jujur Fa berkata kepada guru kalau tidak mengerjakan tugas dan bersedia dihukum mengerjakan tugas diluar kelas. Guru PAI kemudian meminta mereka untuk mengerjakan tugas di luar kelas. Mereka berdua mengakui kalau tidak mengerjakan tugas dan meminta maaf kepada guru dan berjanji tidak akan mengulanginya kembali pada waktu masuk ke dalam kelas kembali.

Pada observasi tanggal 25 Februari 2016 juga diperoleh data bahwa Za kurang disiplin dalam mengerjakan tugas PR dan menunjukan sikap sadar. Ketika guru mengatakan bahwa guru akan mengecek dan mencocokan tugas pekerjaan rumah (PR) yang diberikan, secara spontan siswa yang merasa tidak mengerjakan PR terlihat was-was, terlebih banyak teman-teman yang ada di kelas kemudian ikut mengingatkan kepada siswa yang tidak mengerjakan PR. Selanjutnya guru menanyakan siapa saja yang tidak mengerjakan PR. Siswa di dalam kelas kemudian menyebutkan nama-nama siswa yang tidak mengerjakan PR dan meminta mereka melaksanakan konsekuensi kalau tidak mengerjakan tugas PR. Za kemudian jujur mengakui kepada guru kalau memang sudah mengerjakan, namun masih ada dua buah soal yang belum terselesaikan. Selanjutnya Za meminta maaf kepada guru dan mengaku tidak akan mengulangi perbuatan yang telah dilakukannya.

Hasil observasi pada tanggal 10, 11, dan 25 Februari 2016 tersebut sejalan dengan hasil wawancara dari siswa, guru (wali kelas), dan kepala

70

sekolah. Hasil wawancara dengan siswa pada tanggal 16 dan 17 Februari 2016 mengungkapkan bahwa salah satu wujud tidak disiplin dalam mengikuti kegiatan intrakurikuler adalah tidak mengerjakan PR. Hasil wawancara dengan guru (wali kelas) pada tanggal 18 dan 20 Februari 2016 juga mengungkapkan bahwa biasanya siswa tidak disiplin dan dikenai hukuman karena tidak mengerjakan PR. Hasil wawancara dengan kepala sekolah pada tanggal 23 Februari 2016 juga mengungkapkan bahwa salah satu wujud tidak disiplin siswa adalah tidak mengerjakan PR. Hasil wawancara tersebut juga didukung dengan data dokumentasi penilaian tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) serta Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Dokumen penilaian tugas tersebut memuat data terkait siswa yang mengerjakan tugas dari guru.

Mengenakan pakaian yang rapi dan sopan sesuai dengan peraturan merupakan salah satu indikator kedisiplinan siswa. Berdasarkan wawancara pada tanggal 16 dan 17 Februari 2016, siswa memiliki jawaban yang sejalan dan saling mendukung ketika diberikan pertanyaan terkait dengan pakaian yang dikenakan pada saat mengikuti kegiatan intrakurikuler. Za, Ir, Si, Vi, Ha, dan Fa mengatakan bahwa pakaian pada hari Senin putih-putih, kalau Selasa putih-merah, Rabu dan Kamis batik hijau, Jumat dan Sabtu pakai ungu, Olahraga memakai orange dan hitam.

Selanjutnya ketika ditanya mengenai alasan mengenakan pakaian seragam, siswa menjawab beragam. Za mengatakan bahwa berpakaian

71

seperti itu karena diharuskan oleh guru dan peraturan sekolah. Ir mengatakan bahwa berpakaian seperti itu karena melaksanakan tata tertib. Kemudian Vi menjawab bahwa berpakaian seperti itu karena agar tidak diejek teman dan dimarahi guru. Ha menjawab bahwa berpakaian seperti itu karena mentaati peraturan. Serta Fa menjawab bahwa berpakaian seperti itu karena agar tidak dimarahi guru, mentaati peraturan, dan disuruh orang tua. Hasil observasi menunjukkan bahwa siswa selalu mengenakan pakaian seragam yang sesuai dengan peraturan dan tata tertib sekolah. Pada hari Senin siswa memakai seragam putih-putih, hari Selasa memakai seragam merah-putih, hari Rabu dan Kamis memakai batik hijau identitas sekolah, hari Jumat dan Sabtu memakai seragam ungu identitas sekolah, serta ketika olaharga mengenakan pakaian trainning orange-hitam. Hasil wawancara dan observasi sejalan dengan hasil dokumentasi. Dokumentasi tata tertib sekolah mengatur mengenai pakaian seragam yang wajib dikenakan siswa selama di sekolah. Hasil observasi, wawacara, dan dokumentasi menunjukkan hal yang sama, yaitu siswa telah mengenakan pakaian yang sopan, rapi, dan sesuai dengan peraturan ketika mengikuti kegiatan intrakurikuler di sekolah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa SD Negeri Panasan Sleman dalam mengikuti kegiatan intrakurikuler memiliki kedisiplinan yang meliputi ketepatan waktu datang, penggunaan barang-barang penunjang pembelajaran yang sesuai dengan fungsinya, serta penggunaan pakaian seragam yang sesuai dengan aturan. Siswa SD Negeri Panasan

72

Sleman kurang disiplin dalam ketaatan terhadap tata tertib terutama terkait dengan kewajiban mengerjakan tugas. Siswa memiliki kesadaran ketika tidak disiplin yang ditunjukkan dengan sikap yang jujur dan berani mengakui.

Dokumen terkait