Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai bagaimana prosedur serta peraturan yang berlaku mengenai perkawinan, asas-asas dalam perkawinan, serta kedudukan anak luar kawin dalam sistem hukum positif di Indonesia.
BAB III ANAK LUAR KAWIN DIKAITKAN DENGAN SYARAT SAHNYA SUATU PERKAWINAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM DI INDONESIA
Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai bagaimana Pengakuan Anak Luar
Kawin Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata serta Anak Luar Kawin Ditinjau Dari Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010 Tentang Uji Materil Pasal 2 Ayat (2) Dan Pasal 43 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.
BAB IV ANALISA PENGAKUAN STATUS ANAK DILUAR KAWIN DAN KEWENANGAN PENGADILAN AGAMA DALAM SISTEM HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA DIKAITKAN DENGAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 46/PUU-VIII/2010 TENTANG UJI MATERIL PASAL 2 AYAT (2) DAN PASAL 43 AYAT (1) UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai analisis terhadap institusi perkawinan pasca putusan Mahkamah Konstitusi nomor 46/PUU-VIII/2010 Tentang Uji Materil Pasal 2 Ayat (2) Dan Pasal 43 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan,
menyelesaikan perkara pengakuan anak dalam perkawinan antara Aisyah Mochtar dengan almarhum Drs. Moerdiono, serta status anak diluar kawin dikaitkan dengan putusan Mahkamah Konstitusi nomor 46/PUU-VIII/2010 Tentang Uji Materil Pasal 2 Ayat (2) Dan Pasal 43 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
BAB V PENUTUP
Pada bab ini penulis akan menguraikan secara lebih lanjut mengenai kesimpulan dan saran, dimana kesimpulan merupakan jawaban atas identifikasi masalah, sedangkan saran merupakan usulan yang operasional, konkret, dan praktis serta merupakan kesinambungan atas identifikasi masalah.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Perubahan Pasal 43 UU Perkawinan berdasarkan Putusan MK Nomor 46/PUU-VIII/2010 berdampak terhadap urgensi perubahan peraturan mengenai suatu pranata perkawinan yang pada saat ini memiliki kekosongan dalam kaitannya dengan hubungan perdata antara anak luar kawin dengan ayahnya serta keluarga ayahnya sebagai bagian dari pemenuhan hak asasi manusia yang dimiliki oleh anak tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya peraturan perundang-undangan terkait yang memadai dikaitkan bagaimana prosedural pembuktian yang dapat dilakukan berdasarkan ilmu pengetahuan serta akibatnya.
Pengadilan Agama sesungguhnya tidak memiliki kewenangan dalam hal untuk mengadili perkara sah atau tidaknya seorang anak akibat suatu perkawinan, termasuk terhadap anak yang lahir dari perkawinan tersebut. Hal ini dikarenakan Pengadilan Agama memiliki kewenangan yang berlandaskan terhadap fiqh agama, yaitu bahwa sah atau tidaknya sebuah perkawinan ditentukan oleh syarat dan rukunnya perkawinan itu sendiri.
Pasca perubahan Pasal 43 UU Perkawinan dan putusan Kasasi No. 329 K/Ag/2014 bahwa anak luar kawin mempunyai hubungan
perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti lain namun dengan tetap memperhatikan bahwa anak luar kawin harus terlebih dahulu mendapatkan penetapan sebagai anak sah melalui suatu proses yang dilakukan secara sukarela oleh ayah biologisnya.
B. Saran
Pemerintah diharapkan melakukan pembaharuan terhadap Undang-Undang Perkawinan beserta peraturan pelaksananya untuk menyelaraskan peraturan perundang-undangan supaya sesuai dengan kondisi serta perkembangan hukum positif di tanah air, khususnya berkaitan dengan keluarnya putusan MK Nomor 46/PUU-VIII/2010 Tentang Uji Materil Pasal 2 Ayat (2) Dan Pasal 43 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Hal tersebut diperlukan guna menghindari terjadinya permasalahan sosial di masyarakat terkait pengaturan anak luar kawin dalam hukum positif di Indonesia.
Masyarakat diharapkan tidak salah kaprah dengan memandang putusan MK Nomor 46/PUU-VIII/2010 Tentang Uji Materil Pasal 2 Ayat (2) Dan Pasal 43 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan sebagai suatu bentuk legalisasi terhadap praktek perzinahan ataupun perkawinan sirri, namun seharusnya dilihat sebagai bentuk perlindungan terhadap anak luar kawin sebagai
bagian dari pemenuhan hak asasi manusia yang dimiliki oleh mereka yang diamanatkan dalam UUD 1945.
Pencatatan perkawinan merupakan bagian yang penting dalam suatu bentuk perkawinan yang sah, sehingga masyarakat seharusnya telah memahami bahwa berdasarkan ketentuan hukum positif yang berlaku saat ini setiap perkawinan harus dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang ada dalam UU Perkawinan. Adapun mengenai perubahan terhadap makna Pasal 43 UU Perkawinan tidak dijadikan patokan bahwa perkawinan siri dapat dilakukan oleh masyarakat, karena sesungguhnya Putusan Mahkamah Konstitusi nomor 46/PUU-VIII/2010 merupakan suatu bentuk upaya perlindungan terhadap hak anak luar kawin, bukan suatu bentuk dukungan terhadap perkawinan siri itu sendiri.
MEMBERIKAN STATUS KEPADA ANAK LUAR
KAWIN (KASUS MACHICA MOCHTAR TERHADAP
UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974
TENTANG PERKAWINAN)
SKRIPSI
Diajukan untuk mengikuti salah satu syarat guna menempuh Sidang Ujian Sarjana dan meraih gelar Sarjana Hukum
Oleh: Adjeng Sugiharti
0988004 Pembimbing:
Dr. P. Lindawaty S. Sewu, S.H., M.Hum., M.Kn Christian Andersen, S.H., M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
karena atas rahmat dan karuniaNya maka penulis dapat menyelesaikan penulisan penelitian skripsi dengan judul “TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGAKUAN STATUS ANAK DILUAR KAWIN DALAM SISTEM HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA DAN KEWENANGAN PENGADILAN AGAMA DALAM MEMBERIKAN STATUS KEPADA ANAK LUAR KAWIN (KASUS MACHICA MOCHTAR TERHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN)” dengan baik.
Tidak lupa penulis mengucapkan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam memberikan berbagai upaya dukungan, dorongan dan semangat dalam penyusunan Skripsi ini hingga dapat terselesaikan dengan baik, kepada:
1. Ibu Dr. P. Lindawaty S. Sewu, S.H., M. Hum., M.Kn., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Kristen Maranatha sekaligus pembimbing.
2. Bapak Christian Andersen, S.H., M.Kn., selaku dosen Fakultas Hukum Universitas Kristen Maranatha sekaligus pembimbing pendamping. 3. Bapak Dr. Johannes Ibrahim, S.H., M.Hum., selaku dosen wali penulis
Hukum Universitas Kristen Maranatha.
6. Bapak Arman Tjoneng S.H., M.H., selaku dosen Fakultas Hukum Universitas Kristen Maranatha.
7. Ibu Dian Permata Tunjungsari, S.H., M.Hum., selaku dosen Fakultas Hukum Universitas Kristen Maranatha.
8. Ibu Christin Septina Basani, S.H., LL.M., selaku dosen Fakultas Hukum Universitas Kristen Maranatha.
9. Kepada rekan-rekan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Kristen Maranatha yang telah memberikan dukungan semangat, untuk Ibu Maria Armanusahwati, S.H., Ibu Nancy Basuki, S.H., Hendrik Halim, S.H., Handi Hermawan, S.H., Mami Permana, S.H., Jumadi, S.H. 10. Seluruh Staf Pengajar serta Staf Tata Usaha Fakultas Hukum
Universitas Kristen Maranatha, dan seluruh rekan-rekan serta sahabat penulis yang tidak dapat dituliskan satu persatu, penulis ucapkan rasa terimakasih yang sangat mendalam atas segala dukungan yang diberikan, baik dalam masa perkuliahan hingga terselesaikannya penulisan Skripsi ini.
11. Seluruh pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan studi pada program Sarjana Hukum Universitas Kristen Maranatha yang telah memberikan perhatian dan dukungan selama mengikuti
keluarga penulis yang telah memberikan dukungan serta doa sehingga penelitian Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik, kepada Suami penulis Ade Tarya Hidayat, kepada anak-anak penulis, Mochamad Ilham, Kharisma Hidayat Hamzah.
Bandung, Nopember 2016
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2006.
Abdurrahman, Hukum Perkawinan Campuran Beda Agama Menurut
Hukum Islam Indonesia, Kompendium Bidang Hukum
Perkawinan: Perkawinan Beda Agama Dan Implikasinya,
Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan Ham RI, 2011.
Arif Farchan, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, Surabaya: Usaha Nasional, 1992.
Djuhaendah Hasan, Efek Unifikasi Dalam Bidang-Bidang Hukum
Keluarga (Perkawinan), Jakarta: Badan Pembinaan Hukum
Nasional Departemen Kehakiman.
Hamdan Zoelva, Pelembagaan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Perspektif Kehidupan Beragama, Sosial, Dan Budaya Melalui Putusan MK (Prosiding Kongres Pancasila IV: Strategi Pelembagaan
Nilai-Nilai Pancasila Dalam Menegakkan Konstitusionalitas
Indonesia), Yogyakarta: Pusat Studi Pancasila Universitas
Gadjah Mada, 2012.
Hartono Soerjopratignjo, Hukum Waris Tanpa Wasiat, Seksi Notariat Fakultas Hukum Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 1983. J Satrio, Hukum Keluarga Tentang Kedudukan Anak Dalam
Undang-Undang, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2005.
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999.
Jimly Asshiddiqie dan M. Ali Safa'at, Teori Hans Kelsen Tentang
Hukum, Jakarta: Sekretariat Jenderal & Kepaniteraan
Mahkamah Konstitusi RI, 2006.
Kosnoe, Metode Ilmu Hukum Normatif (Suatu Teori Tentang Metode
Ilmu Hukum Positif), Jakarta: Universitas Indonesia, 1985.
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.
Mansur Basir, Solusi Hukum Bagi Perkawinan Tidak Tercatat (Sirri), Gorontalo: Bidang Bimas Islam Kanwil Kemenag Provinsi Gorontalo, 2016.
Mohammad Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003.
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006.
Prianter Jaya Hairi, Status Keperdataan Anak Diluar Nikah
Pasca-Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VII/2010, Info
Singkat Hukum Volume IV No 06/II/P3DI/Maret/2012, Jakarta: Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi Setjen DPR RI.
R. Wirjono Prodjodikoro, Hukum Perkawinan di Indonesia, Bandung: Sumur Bandung, 1974.
Ratno Lukito, Hukum Sakral Dan Hukum Sekuler: Studi Tentang
Konflik Dan Resolusi Dalam Sistem Hukum Indonesia,
Tangerang: Pustaka Alvabet, 2008.
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990.
Soerjono Soekanto et.al., Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: Rajawali, 1985.
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1986.
Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum: Sebuah Pengantar, Yogyakarta: 1996.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Suriani Ahlan Sjarif dan Nurul Elmiyah, Hukum Kewarisan Perdata
Barat, Jakarta: Prenada Media, 2006.
Syaikh Mahmud Al-Mashri, Bekal Pernikahan, Jakarta: Qisthi Press, 2010.
Todung Mulya Lubis dan Alexander Lay, Kontroversi Hukuman Mati,
Perbedaan Pendapat Hakim Konstitusi, Jakarta: Kompas Media
Nusantara, 2009.
B. Jurnal dan Karya Ilmiah
Achmad Zaenal Fanani et. al., Regulasi dan Problematika
Perlindungan Hak Anak, Majalah Peradilan Agama Edisi 9 Juni
2016.
Chatib Rasyid, Anak Lahir Diluar Nikah (Secara Hukum) Berbeda Dengan Anak Hasil Zinah: Kajian Yuridis Terhadap Putusan MK
No. 46/PUU-VIII/2012, Makalah disampaikan pada seminar
Status Anak Di Luar Nikah Dan Hak Keperdataan Lainnya, 10 April 2012, IAIN Walisongo Semarang.
Dikta Angga Bhijana et. al., Penerapan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VII/2010 Atas Pelaksanaan Pembagian Harta Warisan bagi Anak Luar Kawin (Studi Kasus Di Kantor Notaris
Surakarta dan Karanganyar), Jurnal Privat Law Vo. IV No. 1
Januari-Juni 2016.
Febrina Vivianita Cathy Roring, Perlindungan Hukum Terhadap Harta
Dalam Perjanjian Perkawinan, Jurnal Lex Privatum, Vol.II/No.
3/Ags-Okt/2014.
Koko Setyo Hutomo et.al., Kajian Yuridis Terhadap Perkawinan Misyar
Menurut Hukum Islam, Artikel Ilmiah Hasil Penelitian
Mahasiswa Jurusan Perdata Humas Fakultas Hukum Universitas Jember, 2013.
Maria Nona Nancy et.al., Hubungan Nilai Dalam Perkawinan Dan
Pemaafan Dengan Keharmonisan Keluarga, Jurnal
Psikodimensia Vol. 13 No. 1 Januari-Juni 2014.
Muntasir Syukri, Keadilan Dalam Sorotan, Bangil: PA Bangil, 2012. Rahmat Arijaya et.al., Menjadi Garda Depan Perlindungan Anak
(Editorial), Majalah Peradilan Agama Edisi 9 Juni 2016.
Ramlah, Pengakuan Anak Luar Nikah dalam Hukum Islam dan
Hubungannya dengan Kewenangan Peradilan Agama, Media
Ronny Hanitijo Soemitro, Hukum Dan Perkembangan Ilmu
Pengetahuan Dan Teknologi Di Dalam Masyarakat,
Disampaikan dalam Upacara Peresmian Penerimaan Jabatan Guru Besar Tetap Pada Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang, 6 Desember 1990.
Thriwaty Arsal, Nikah Siri dalam Tinjauan Demografi, Jurnal Sosiologi Pedesaan, Bogor: Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, 2012.
Trusto Subekti, Sahnya Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Ditinjau Dari Hukum
Perjanjian, Jurnal Dinamika Hukum Vol. 10 No. 3 September
2010.
Sri Budi Purwaningsih, Perlindungan Hukum Kedudukan Anak Luar Kawin Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi No: 46/PUU-VIII/2010, Jurnal Rechtsidee Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, , Vol 1, No. 1 2014.
Vivi Hayati, Kedudukan Hukum Anak Tidak Sah Sebelum Dan Setelah
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU/VII/2010, Jurnal
Ilmiah Dunia Ilmu Vol.2 No.1 Maret 2016.
C. Undang-Undang, Putusan, dan Fatwa
Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Kompilasi Hukum Islam.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.
Undang No. 3 tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi.
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010.
Putusan Mahkamah Agung No. 329 K/Ag/2014.
Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Kedudukan Anak Hasil Zinah Dan Perlakuan Terhadapnya.
D. Internet
Herizal, Status Anak di luar Nikah dalam Kompilasi Hukum Islam, http://kerinci.kemenag.go.id/2013/06/22/status-anak-di-luar-nikah-dalam-kompilasi-hukum-islam, diakses pada 07 Nopember 2016.
Rusdianto Matulatuwa, Bapak Luar Kawin Harus Tanggungjawab, http://medianotaris.com/bapak_luar_kawin_harus_tanggungjaw ab_berita133.html, diakses pada 31 Oktober 2016.
Syafran Sofyan, Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Status Anak
Luar Kawin,
www.jimlyschool.com/read/analisis/256/putusan-mahkamah-konstitusi-tentang-status-anak-luar-kawin/ diakses pada 19 Oktober 2015.