• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. Kedudukan Internal Auditor

Tujuan dari pemeriksaan intern adalah membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan tugasnya secara efektif dengan menyediakan data yang objektif mengenai hasil analisa, penilaian, rekomendasi dan komentar atas aktivitas yang diperiksanya.

Untuk dapat bekerja secara efektif dengan manajemen, maka internal auditor sangat ditentukan oleh kebebasan dalam melakukan pemeriksaan. Kebebasan yang dimaksud dalam hal ini adalah dalam arti dapat memasuki ke setiap jenjang menajemen yang sedang diperiksa. Untuk ini sebagai bagian dari

manajemen, maka internal auditor harus melaporkan aktivitasnya kepada pejabat yang lebih tinggi.

Ada beberapa syarat yang diberikan agar internal auditor dapat bekerja secara efektif dan bebas yaitu :

1. Manajemen dan Dewan Komisaris harus memberikan dukungan yang kuat kepada internal auditor

2. Kepada Bagian Internal Auditing harus bertanggung jawab kepada pejabat yang lebih tinggi tingkat dan wewenangnya untuk memastikan luas pemeriksaan yang dicakup untuk mengambil tindakan segera sesuai dengan laporan hasil pemeriksaan.

3. Fungsi dan tanggung jawab internal auditing harus jelas dituangkan dalam bentuk tertulis dan dalam dokumen yang resmi yang telah disetujui oleh dewan komisaris.

4. Kepala bagian internal auditing harus berhubungan langsung dengan komisaris atau dewan komisi khusus yang independen dan direktur. Ia harus menyerahkan laporannya secara periodic kepada dewan komisaris untuk temuan-temuan yang dianggap penting dalam pemeriksaan.

Untuk departemen internal audit haruslah merupakan bagian dari struktur organisasi yang harus melaporkan hasil temuan-temuannya untuk dipakai sebagai tindak lanjut berupa perbaikan-perbaikan.

Kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi sangat mempengaruhi keberhasilannya menjalankan tugasnya. Internal auditor haruslah ditempatkan

dan tanggung jawabnya dengan baik serta dapat menjamin kebebasannya.

Dalam struktur organisasi penempatan bagian internal auditor secara jelas disertai dengan job description yang jelas akan membawa dampak yang positif dalam proses komunikasi antara internal auditor dengan pihak pemilik perusahaan atau manajer. Namun sebaliknya penetapan yang tidak jelas akan menghambat jalannya arus pelaporan dari internal auditor karena itu perlu ditentukan secara tegas kedudukan internal auditor ini.

Menurut Agoes Sukrisno ( 2004 : 243-246 ), ada tiga alternatif kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi yaitu :

a. Bagian internal audit berada di bawah Direktur keuangan ( sejajar dengan bagian akuntansi dan keuangan )

2. Bagian internal audit merupakan staff Direktur Utama 3. Bagian internal audit merupakan staff dari Dewan Komisaris

1. Bagian internal auditor berada di bawah Direktur Keuangan (Sejajar dengan bagian akuntansi dan keuangan )

Pada gambar di bawah ini terlihat bahwa bagian internal audit berkedudukan sejajar dengan bagian keuangan dan bagian akuntansi. Bagian internal audit sepenuhnya bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan. Kelemahannya, dalam posisi ini, fungsi internal auditor hanya ditekankan pada pengendalian atas ruang lingkup bagian keuangan saja. Jika dikaitkan dengan independensi, maka tingkat

kebebasan internal auditor kecil dan sempit. Keuntungan posisi ini adalah laporan yang diberikan oleh internal auditor dapat segera dipelajari dan ditanggapi.

Dewan Komisaris Direktur Utama Direktur Keuangan Bagian Akuntansi Bagian Keuangan Bagian Audit RUPS

Gambar 2.1. Bagian Internal Audit berada di bawah Direktur Keuangan Sumber : Agoes Sukrisno ( 2004 : 243 )

2. Bagian internal auditor merupakan staff Direktur Utama bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.

Pada gambar ini terlihat bahwa kedudukan bagian internal audit adalah merupakan staff Direktur Utama. Dalam hal ini internal auditor mempunyai tingkat independensi yang tinggi, karena internal auditor dapat melakukan pemeriksaan ke seluruh bagian, kecuali pimpinan perusahaan atau Direktur Utama. Kelemahan fungsi internal auditor pada struktur ini, bahwa Direktur

Utama mempunyai tugas yang banyak, sehingga Dirut tidak dapat mempelajari hasil internal audit secara mendalam, sehingga tindakan perbaikan yang diperoleh tidak dapat diambil dengan segera.

RUPS Dewan Komisaris Direktur Utama Direktur Keuangan Bagian Akuntansi Bagian Keuangan Bagian Anggaran Bagian Internal Audit

Gambar 2.2. Bagian Internal Audit merupakan Staff Direktur Utama Sumber : Agoes Sukrisno ( 2004 : 244 )

3. Bagian internal audit merupakan staff dari Dewan Komisaris.

Pada gambar di atas terlihat bahwa bagian internal auditor berfungsi sebagai staff bagian dewan komisaris, dan posisinya berada di atas Direktur Utama. Status ini, memberikan tingkat independensi yang tinggi sekali karena internal auditor dapat memeriksa seluruh aspek organisasi. Kelemahan struktur ini, para anggota dewan komisaris, tidak setiap saat bisa ditemui, dan mereka juga kurang menguasai masalah operasi sehari-hari sehingga tidak cepat mengambil tindakan

atau saran-saran yang diajukan oleh internal auditor untuk pencegahan dan perbaikan. Selain itu, karena tugas Dewan Komisaris sangat banyak, sehingga laporan yang diberikan oleh internal auditor tidak dapat dengan segera dipelajari.

RUPS Dewan Komisaris Direktur Utama Direktur Keuangan Bagian Akuntansi Bagian Keuangan Bagian Anggaran Bagian Internal Audit

Gambar 2.3. Bagian Internal Audit merupakan Staff Dewan Komisaris Sumber : Agoes Sukrisno ( 2004 : 245 )

.

Dari ketiga alternatif di atas,menunjukkan bahwa kebebasan yang dimiliki oleh internal auditor tidak selalu sama antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lainnya, yang pasti dalam hal ini, semakin tinggi kedudukan internal auditor dalam organisasi, maka semakin besar pula kebebasan ( independensi ) yang

dimilikinya. Ketiga alternatif tersebut tergantung pada tujuan yang hendak dicapai.

Jika dilihat dari segi independensi yang paling ideal adalah bagian pemeriksa intern menerima perintah dari pimpinan tertinggi yaitu Direktur Utama, lalu laporan hasil pemeriksaan diserahkan untuk dianalisa direktur keuangan, dan hasil pengamatannya diberikan kepada Direktur Utama untuk diambil langkah-langkah selanjutnya, tetapi dalam menentukan kedudukan internal auditor ini tidak hanya mempertimbangkan independensinya saja, tetapi perlu juga diperhatikan ruang lingkup pengawasannya sebagai pemeriksa.

Pelaksanaan fungsi internal audit objektifitas mutlak diperlukan. Dalam hal ini, objektifitas internal auditor harus dipengaruhi oleh ketentuan dan rekomendasi auditor atas standar pengawasan yang akan ditetapkan dalam pengembangan sistem dan prosedur yang ditetapkan dalam pengembangan sistem dan prosedur yang sedang direview. Untuk menjaga objektifitas sebaiknya internal auditor tidak terlibat secara langsung dalam proses pencatatan dan penyajian data keuangan lainnya serta tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu aktifitas operasional yang dapat mempengaruhi objektifitasnya jika dilakukan pemeriksaan.

Dari keempat pola penempatan yang dikemukakan akan menimbulkan suatu pertanyaan, yaitu mana pola yang baik. Hal ini bergantung pada tujuan yang hendak dicapai. Bila perusahaan sangat menekankan pada segi pengendalian keuangan saja, maka pola penempatan bagian pemeriksaan intern seperti pada alternative yang pertama ( a ) yang paling cocok. Dengan penempatan pola seperti

ini, sudah tentu tidak diperlukan adanya pola penempatan bagian pemeriksa intern sebagai staff direksi atau pada staff komisaris.

Namun kalau dilihat betapa pentingnya peranan bagian pemeriksa intern sebagai alat untuk memonitor performance manajemen dalam mengelola kegiatan serta sumber-sumber secara efektif dan efisien, maka pola penempatan bagian pemeriksa intern sebagai staff komisaris yang paling tepat.

Jadi yang paling ideal, bagian pemeriksa intern menerima perintah penugasan dari pimpinan tertinggi, yaitu Direktur Utama dan hasil laporan pemeriksa diserahkan untuk dianalisa Direktur Keuangan, dan hasil pengamatannya diserahkan kepada Direktur Utama untuk diambil langkah-langkah selanjutnya.

Dokumen terkait