PROGRAM S-1 EKSTENSI M E D A N
PROPOSAL SKRIPSI
KEDUDUKAN DAN PERANAN INTERNAL AUDITOR UNTUK MENINGKATKAN KINERJA DAN EFISIENSI PERUSAHAAN PADA
PT. ( PERSERO ) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN
Diajukan Oleh :
NAMA : MIRZA RAHMIRATIH HSB
NIM : 040522021
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
“Kedudukan dan Peranan Internal Auditor untuk Meningkatkan Kinerja dan
Efisiensi Perusahaan pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan”
adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah
dibuat, dipublikasikan atau diteliti mahasiswa lain dalam konteks penulisan
skripsi level Program Ekstention Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universtitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang dipeoleh telah dinyatakan dengan jelas,
benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.
Medan, 1 Nopember 2008
Penulis,
Mirza Rahmiratih Hasibuan
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kepada Allah SWT, karena
berkat dan rahmat-Nya dan tak lupa mengucapkan salawat dan salam kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi yang berjudul “KEDUDUKAN DAN PERANAN INTERNAL AUDITOR
UNTUK MENINGKATKAN KINERJA DAN EFISIENSI PERUSAHAAN
PADA PT. (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN”.
Setelah membaca skripsi ini mungkin pembaca masih menemukan
kekurangan yang semestinya tidak terjadi. Untuk kesempurnaan skripsi ini,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi
pembaca.
Dalam penyelesain skripsi ini, penulis mendapatkan bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu perkenankanlah penulis
menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M. Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M. Si, selaku Ketua Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak. selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
penguji/pembimbing II.
6. Seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara yang telah membimbing dan membantu penulis selama masa
perkuliahan.
7. Bapak Tahmil selaku kepala Satuan Pengawas Intern (SPI) PT. (Persero)
PELINDO I Medan dan Ibu Nur Adenin beserta seluruh staf dan karyawan
yang telah banyak membantu penulis selama melakukan riset.
8. Yang teristimewa buat keluarga besarku Syamsul Rizal Hasibuan.
9. Yang tersayang dan teristimewa abang buncitqu Arry, Makasih ya atas support
dan motivasinya selama penulis menyelesaikan skripsi ini. Makasih juga atas
kasih sayang dan kesetiannya sampai saat ini.
10.Yang tersayang “My SPC” (Imel, Nova, Marini, Julita, Wina, Rufa, Rinni, dan
Rahmi) terima kasih untuk pertemanan yang sangat indah.
11.Teman-teman Customer Care BII Medan (Yetti dan Evi), makasih ya pren atas
bantuannya. .
12.Nila dan Taufik serta teman-teman yang lain, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, makasih ya untuk semuanya.
Medan, 1 Nopember 2008
Penulis,
Mirza Rahmiratih Hasibuan
PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan yang berkedudukan di Jl. Gunung Krakatau Ujung No. 100 Medan. Di perusahaan penulis melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dangan judul “Kedudukan dan Peranan
Internal Auditor untuk Meningkatkan Kinerja dan Efisiensi Perusahaan pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan”. Tujuan penulis melakukan
penelitian di perusahaan ini adalah untuk mengetahui kedudukan dan peranan internal auditor sehingga dapat meningkatkan kinerja dan efisiensi perusahaan.
Metode penelitian yang diterapkan penulis dalam penyusunan penelitian ini adalah bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui wawancara dengan pihak-pihak yang berkompeten di dalam perusahaan. Cara analisis data yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian adalah dengan menggunakan metode deskriptif.
Temuan dari penelitian yang telah dilakukan adalah kedudukan internal auditor pada struktur organisasi perusahaan berada di bawah Kepala Cabang, pelaksanaan pengawasan intern yang dilakukan oleh internal auditor telah diberikan dengan tanggung jawab.
Pelabuhan Indonesia I Medan Company which is stated as Gunung Krakatau street number 100 Medan. In this company, the writer the title “The
State and the Role of the Auditors Internal to Improve the Work and the Efficient of the Company at PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan”.
The writer’s pupose tu fulfill the research in this company to know the state and the tole of the auditors internal so, it can improve the work and the efficient of this company.
The methode of research which is applied by the writer in arranging this research which has quality characteristic of descriptive. The technique of collecting data in this research bt interviewing with the competent worker in this company. The way of data analysis which is used to answer the problem question of research by using descriptive method.
The invention of this research which has done is the state of auditors internal in the organizational chart of this company is under the branch manager, the implementation of internal control which is done by auditors internal has been given in responsible.
PERNYATAAN………i
KATA PENGANTAR………..ii
ABSTRAK………iv
ABSTRACT……….v
DAFTAR ISI………....vi
BAB I PENDAHULUAN………1
A. Latar Belakang Masalah………..1
B. Perumusan Masalah……….3
C. Tujuan Penelitian……….4
D. Manfaat Penelitian………...4
E. Kerangka Konseptual………..5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………..6
A. Pengertian Auditing………...6
B. Wewenang dan Tanggung Jawab Internal Auditor……….………13
C. Karakteristik Pengawasan Intern…………..……….15
D. Kedudukan Internal Auditor………..19
E. Peranan Internal Auditor………... 26
F. Laporan Internal Auditor………...30
BAB III METODE PENELITIAN………..36
C. Teknik Pengumpulan Data………36
D. Teknik Analisa Data………..37
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN………...38
A. Data Penelitian………...38
1. Sejarah Singkat Perusahaan .………38
2. Struktur Organisasi Perusahaan……….40
3. Kegiatan Usaha Perusahaan………...44
B. Analisis Hasil Penelitian……….45
1. Kedudukan dan Peranan Internal Auditor PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan……….45
2. Wewenang dan Tanggung Jawab Internal Auditor PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan………...48
3. Laporan Internal Auditor PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan……….52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...55
A. Kesimpulan……….55
B. Saran………...56
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ketika suatu perusahaan didirikan, para pendirinya menentukan berbagai
hal, seperti tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, kegiatan bisnis yang hendak
ditangani, dalam sektor industri apa perusahaan akan bergerak, filsafat apa yang
dianut dalam menjalankan roda perusahaan, dan kultur organisasi yang bagaimana
akan diterapkan. Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh
laba. Seorang pimpinan yang bijaksana akan selalu mengusahakan supaya jumlah
laba yang diperoleh meningkat dari tahun ke tahun karena jumlah laba yang
diperoleh merupakan ukuran mengenai kemajuan perusahaan atau keberhasilan
seorang perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, pengawasan secara terus
menerus terhadap seluruh operasi perusahaan perlu dilakukan.
Pada perusahaan kecil manajemen dapat melakukan pengawasan secara
langsung terhadap seluruh kegiatan organisasi perusahaan. Dengan mengamati
operasi pengolahan misalnya, manajemen mungkin dapat mendeteksi
ketidakefisienan dan memperbaiki kondisi-kondisi tersebut di tempat kejadian.
Tetapi dengan semakin berkembangnya perusahaan sehingga kegiatan dan
masalah yang dihadapi perusahaan semakin komplek sehingga terasa sulit bagi
manajemen untuk mengadakan pengawasan langsung terhadap operasi
perusahaan. Sehingga perlu untuk mengadakan suatu sistem pengawasan yang
mewujudkan tujuan perusahaan disamping mencari laba, juga mencakup
pertumbuhan yang terus menerus dan kelangsungan hidup.
Dalam perusahaan, pelaksanaan pengawasan dapat dilakukan secara
langsung oleh Internal Auditor dan dapat dilakukan melalui sistem yang disebut
dengan Sistem Pengawasan Intern. Sistem Pengawasan Intern dimaksudkan untuk
melindungi harta milik perusahaan, mencek kecermatan dan keandalan data
akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan
manajemen yang telah digariskan. Lingkup pekerjaan Audit Internal meliputi
pengujian dan evalusi terhadap kecukupan serta efektifitas sistem pengawasan
intern yang dimiliki perusahaan, dengan kata lain, Auditor Intern dirancang untuk
memperkuat pengendalian intern untuk menentukan ditaatinya prosedur atau
memperkuat pengendalian intern yang ditetapkan memang cukup kuat, ekonomis
dan efektif. Dengan adanya penilaian, evaluasi, terhadap sistem pengawasan
intern akan menghasilkan suatu keluaran atau output seperti yang diharapkan atau
direncanakan manajemen.
Tujuan pelaksanaan internal audit adalah membantu para anggoata
organisasi agar mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif.
Untuk hal tersebut, internal audit akan memberikan berbagai analisis, penilaian,
rekomendasi, petunjuk dan informasi sehubungan dengan kegiatan yang diperiksa.
PT. ( Persero ) Pelindo I Medan merupakan perusahaan yang bergerak
dalam menyelenggarakan pelayanan jasa kepelabuhan. Pada perusahaan ini
pengawasan intern dilakukan oleh Internal Auditor. Kedudukan internal auditor
mana masing-masing bagian dalam perusahaan tersebut mematuhi kebijaksanaan
dan prosedur yang telah ditetapkan oleh pimpinan perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat betapa pentingnya kedudukan dan
peranan yang dapat diberikan oleh internal auditor terhadap perusahaan, maka
penulis tertarik untuk mengambil judul : “ Kedudukan dan Peranan Internal
Auditor Untuk Meningkatkan Kinerja dan Efisiensi Perusahaan Pada PT.(Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan.”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis mencoba untuk
merumuskan permasalahan : “ Bagaimana kedudukan dan peranan internal auditor
untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi perusahaan pada PT. ( Persero )
Pelabuhan Indonesia I Medan.”
Batasan Masalah
Untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi perusahaan diperlukan pengawasan
intern, maka penulis akan membahas kedudukan dan peranan internal auditor
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam mengenai kedudukan dan peranan internal auditor untuk meningkatkan
kinerja dan efisiensi perusahaan dengan membandingkan antara teori dan praktek
di dalam perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk menambah wawasan berfikir penulis dalam bidang auditing
khususnya internal audit.
2. Penulis berharap dapat memberikan sumbangan informasi sebagai
masukan bagi pihak manajemen perusahaan.
3. Untuk para pembaca skripsi ini, agar dapat menjadi bahan masukan
E. Kerangka Konseptual
SPI ( AUDIT INTERN )
BAGIAN LOGISTIK BAGIAN
PEMASARAN BAGIAN UMUM &
ADMINISTRASI
PT. ( PERSERO ) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN
KEDUDUKAN DAN PERANAN INTERNAL AUDITOR
DIPERLUKAN PENGAWASAN INTERN
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Auditing
Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya
unit-unit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya jaringan distribusi dan
meningkatnya laba perusahaan. Semakin banyak dan besarnya perusahaan serta
semakin rumitnya persoalan yang dihadapi, maka profesi akuntan semakin
memegang peranan penting dalam pemberian bantuan penyusunan laporan
keuangan, bantuan dalam bidang akuntansi lainnya, pemeriksaan laporan
keuangan dan pemberian nasehat di bidang manajemen. Akuntan adalah profesi
yang memberikan jasa kepada masyarakat pemakai jasa terutama dalam bidang
pemeriksaan ( auditing ) dan bantuan dalam bidang akuntansi.
Auditing didefinisikan oleh para ahli yang ada pada prinsipnya mempunyai
maksud dan tujuan yang sama. Auditing menurut Arens dan Loebbecke Alih
Bahasa Ilham Tjakrakusuma ( 2001 : 1 )
Auditing adalah proses pengumpulan dan pengawasan bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten.
Definisi di atas menyatakan bahwa ketentuan-ketentuan yang perlu
1. Pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti.
Yang dimaksud dengan bukti di sini adalah segala informasi terukur yang
diperiksa tersebut memang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan demi
tercapainya sasaran dan kegiatan pemeriksaan, diperlukan bukti-bukti dengan
jumlah dan mutu yang memadai. Proses penentuan jumlah bukti yang
diperlukan dan menilai apakah informasi yang ada sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan dalam suatu bagian yang penting dari tiap kegiatan
pemeriksaan.
2. Adanya kesatuan ekonomi ( economic entity )
Setiap dilakukan audit, luas ruang lingkup pertanggungjawaban auditor harus
dinyatakan dengan jelas. Yang terutama harus dilakukan adalah menegaskan
satuan ekonomi yang dimaksud periode waktunya.
3. Informasi yang terukur dan kriteria yang telah ditetapkan
Sebelum pemeriksaan dilakukan oleh auditor, informasi sudah harus tersusun
dalam bentuk yang mudah diperiksa, kebenaran dan ketelitiannya, misalnya
ketelitian penjumlahan, perkalian, pencatatan adanya aktiva dan lain-lain.
Harus tersedia kriteria atau tolak ukur untuk menentukan informasi tersebut
sesuai atau tidak.
4. Auditor harus independen atau kompeten
Seorang auditor harus berpengetahuan yang cukup agar dapat memahami
kriteria-kriteria yang digunakan untuk mengetahui dengan pasti jumlah
faktor-faktor yang dibutuhkan agar pada akhir pemeriksaan dia dapat menarik
mental yang bebas atau independen karena dalam mengambil suatu kesimpulan
diperlukan keterangan-keterangan yang tidak memihak.
5. Pelaporan
Hasil akhir dari suatu pemeriksaan adalah kesimpulan dan temuan yang
didapat selama pemeriksaan berlangsung sampai selesai, yang diterbitkan
melalui laporan. Laporan yang satu dapat berbeda dengan laporan yang
lainnya, tetapi pada dasarnya semuanya harus mampu menyampaikan kepada
pembaca seberapa jauh tingkat kesesuaian dari informasi yang diperiksa
dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Selanjutnya Mulyadi mengemukakan Auditing sebagai berikut ( 2002 : 1 )
Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaiannya antara pernyataan-pernyataan teesebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Definisi auditing tersebut secara umum memiliki unsur-unsur penting yang
diuraikan berikut ini :
1. Suatu proses sistematik
Auditing merupakan suatu proses sistematik, yaitu berupa suatu rangkaian
langkah atau prosedur yang logis dan terorganisasi. Auditing dilaksanakan
dengan suatu urutan langkah yang direncanakan, terorganisasi dan bertujuan.
Proses sistematik tersebut bertujuan untuk memperoleh bukti yang mendasari
pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan usaha, serta untuk
mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-bukti tersebut.
3. Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomis
Yang dimaksud dengan pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi
di sini adalah hasil proses akuntansi. Akuntansi merupakan proses
pengidentifikasian, pengukuran, dan penyampaian informasi ekonomi yang
dinyatakan dalam satuan uang. Proses akuntansi ini menghasilkan suatu
pernyataan yang disajikan dalam laporan keuangan, yang umumnya terdiri
dari empat laporan keuangan yaitu : neraca, laporan laba-rugi, laporan
perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Laporan keuangan dapat pula berupa
laporan pusat pertanggungjawaban tertentu dalam perusahaan.
4. Menetapkan tingkat kesesuaian
Pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil
pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian
pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat kesesuaian
antara pernyataan dengan kriteria tersebut kemungkinan dapat
dikuantifikasikan, kemungkinan pula bersifat kualitatif.
5. Kriteria yang telah ditetapkan
Kriteria atau standar yang diperlukan sebagai dasar untuk memiliki pernyataan
( yang berupa hasil proses akuntansi ) dapat berupa :
a. Peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislative
c. Prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia
6. Penyampaian hasil
Penyampaian hasil auditing sering disebut dengan atestasi ( attestation ).
Penyampaian hasil ini dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan audit
( audit report ). Atestasi dalam bentuk laporan tertulis ini dapat menaikkan
atau menurunkan tingkat kepercayaan pemakai informasi keuangan atas asersi
yang dibuat oleh pihak yang audit.
7. Pemakai yang berkepentingan
Dalam dunia bisnis, pemakai yang berkepentingan terhadap laporan audit
adalah para pemakai informasi keuangan, seperti : pemegang saham,
manajemen, kreditur, calon investor, organisasi bank, dan kantor pelayanan
pajak.
Ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditing adalah pemeriksaan
secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain
dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan atau organisasi tersebut.
Menurut definisi tersebut, pemeriksaan yang dilaksanakan oleh auditor
independen ditujukan terhadap pernyataan mengenai kegiatan ekonomi, yang
disajikan oleh suatu organisasi dalam laporan keuangannya. Pemeriksaan ini
dilakukan oleh auditor independen untuk menilai kewajaran informasi yang
tercantum dalam laporan keuangan. Auditor yang melaksanakan audit atas laporan
Untuk menjamin kelangsungan aktivitas operasi perusahaan agar dapat
berjalan sesuai dengan rencana, maka diperlukan suatu bagian atau departemen
yang khusus untuk melakukan pemeriksaan. Sistem pengawasan tersebut harus
selalu dievaluasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan.
Evaluasi ini memerlukan personel yang cakap dan independen yang bertanggung
jawab dengan pengawasan dalam perusahaan. Fungsi yang dijalankan tersebut
disebut dengan pemeriksaan intern, sedang yang melaksanakan fungsi tersebut
disebut dengan Internal Auditor.
Secara sederhana pemeriksaan intern adalah suatu pemeriksaan yang
dilaksanakan oleh pihak perusahaan dengan menggunakan pegawai pihak
perusahaan itu sendiri. Internal auditing sebaiknya dipimpin atau dipegang oleh
seorang akuntan yang langsung bertanggung jawab kepada pimpinan tertinggi
perusahaan.
Pekerjaan pemeriksaan intern harus dilakukan oleh seorang yang memiliki
kemampuan teknis dan latar belakang pendidikan pemeriksaan intern yang layak
dan harus memiliki pengetahuan kecakapan dan disiplin yang diperlukan untuk
melakukan tanggung jawa pemeriksaan.
Berikut ini adalah pengertian dari Internal Auditor yang dikemukakan oleh
Mulyadi ( 2000 : 06 )
Berdasarkan defenisi di atas dapat dikemukakan bahwa seorang staff
internal auditor harus dinamis dan memiliki orientasi dalam pandangan pada masa
sekarang dan masa yang akan datang karena berkedudukan sebagai penilai yang
bebas dari segi sikap maupun pemikirannya.
Menurut Mulyadi, Internal auditor adalah sebagai berikut ( 2001 : 103 )
“ Seseorang yang bertugas menyelidiki dan menilai pengendalian intern dan
efisiensi pelaksanaan fungsi berbagai unit organisasi. Dengan demikian,
pemeriksaan merupakan bentuk pengendalian yang fungsinya untuk mengukur
dan menilai efektivitas unsur pengendalian yang lain.”
Sedangkan pengertian dari internal auditor yang diberikan oleh Holmes dan
Burns yang diterjemahkan oleh Muhammad Badjuri ( 2002 : 152 )
“ Internal auditor adalah kegiatan penilaian yang independent dalam organisasi
untuk mereview operasi sebagai jasa yang diberikan kepada manajemen dan
merupakan pengendalian manajerial yang melaksanakan keefektifan pengendalian
intern.”
Nilai dan kredibilitas dari jasa internal auditor sangat tergantung kepada
ketrampilan professional dan pengalamannya yang secara menyeluruh harus
mampu menganalisa operasi yang akan diperiksanya. Hal ini berarti seorang
internal auditor, harus bekerja secara efektif dan berkesinambungan, sepanjang
kegiatan operasi perusahaan untuk memberikan penilaian konstruktif, mengenai
kebijaksanaan serta keefektifan dari unsur pengawasan. Internal auditor bekerja
pada suatu perusahaan untuk melakukan pemeriksaan bagi kepentingan
kepada manajemen untuk membuat keputusan yang berhubungan dengan operasi
perusahaannya.
Internal auditor harus independen terhadap personil, aktifitas operasional,
kegiatan perusahaan dan harus berkomunikasi sehingga internal auditor dapat
menyampaikan ide-ide dan informasi yang berguna unutk manajemen dalam
pengambilan keputusan. Tujuan dari internal auditing adalah untuk membantu
semua anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka secara
efektif dengan memberikan kepada mereka analisis, penilaian, rekomendasi, dan
komentar yang objektif mengenai kegiatan yang diperiksa.
Tujuan tersebut dicapai dengan :
1. Meneliti apakah pelaksanaan sistem pengawasan di bidang akuntansi,
keuangan dan operasi cukup dan memenuhi syarat.
2. Menilai apakah kebijaksanaan, rencana dan prosedur yang telah ditentukan
telah ditaati.
3. Menilai kecermatan data akuntansi dan data lain dalam organisasi.
4. Menilai mutu pelaksanaan tugas-tugas yang telah diberikan pada
masing-masing anggota manajemen.
B. Wewenang dan Tanggung Jawab Internal Auditor
Untuk mencapai tujuannya, internal auditor berkewajiban melaksanakan
kegiatan yang merupakan fungsi internal auditor yang meliputi :
2. Mengevaluasi apakah pelaksaaan kegiatan sesuai dengan rencana, dan
prosedur yang telah ditetapkan.
3. Menilai apakah kekaayaan perusahaan dipertanggung jawabkan dengan
baik dan dijaga dengan baik dari segala kemungkinan resiko kerugian dan
dimanfaatkan secara optimal dalam perusahaan.
4. Meyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan keandalan data lainnya
yang digunakan dalam perusahaan.
5. Menilai tingkat pelayanan kepada masyarakat.
6. Menilai dampak social dan dampak lingkungan atas setiap kegiatan
perusahaan.
Tanggung jawab internal auditor dalam perusahaan haruslah ditetapkan
dengan jelas dengan kebijakan manajemen.
Tanggung jawab internal auditor haruslah :
a. memberikan informasi dan nasihat kepada manajemen dan menjalankan
tanggung jawab ini dengan cara yang konsisten dengan kode etika Institute
of Internal Auditor
b. mengkoordinasikan kegiatan dengan orang lain agar behasil mencapai
sasaran audit dan sasaran perusahaan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia ( 2001 : 322.1 )
Tanggung jawab penting internal auditor menurut Mulyadi ( 2002 : 211 ) adalah
“ untuk memantau kinerja pengendalian entitas.” Pada waktu auditor berusaha
memahami pengendalian intern, ia harus berusaha untuk memahami fungsi audit
intern untuk mengidentifikasi aktivitas audit intern yang relevan dengan
perencanaan audit. Lingkup prosedur yang diperlukan untuk memahaminya
bervariasi, tergantung atas sifat aktivitas audit intern tersebut.
C. Karakteristik Pengawasan Intern
Sebelum menganalisa karakteristik pengawasan intern yang baik, sebaiknya
dijelaskan lebih dahulu pengertian dan tujuan pengawasan intern, prinsip-prinsip
pengawasan intern, keterbatasan pengawasan intern serta karakteristik dan ciri-ciri
pengawasan intern yang baik.
Struktur pengendalian intern dapat mempunyai pengertian, yaitu struktur
pengendalian intern dalam arti sempit dan dalam arti luas.
Definisi pengendalian intern menurut D. Hartanto ( 1997 : 51 ) disebutkan sebagai
berikut :
Dalam arti sempit, istilah tersebut sama dengan pengertian internal check yang merupakan prosedur-prosedur mekanis untuk memeriksa ketelitian data-data administrasi misalnya mencocokkan penjumlahan mendatar ( horizontal ) dengan penjumlahan melurus ( vertical ). Dalam arti yang luas, sistem pengendalian intern dapat dipandang sebagai sistem social ( social sistem ) yang mempunyai wawasan dan makna khusus yang berada dalam organisasi perusahaan.
Ikatan Akuntan Indonesia ( 2005 : 51 ) menyatakan bahwa : “ Struktur
untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa tujuan satuan usaha yang
spesifik akan dapat dicapai.
Pengertian tersebut tidak hanya mencakup kegiatan akuntansi dan keuangan
tetapi juga meliputi aspek kegiatan perusahaan itu sendiri.
Dari definisi-definisi seperti yang dikemukakan sebelumnya, dapat diambil
kesimpulan bahwa tujuan dari sistem pengawasan intern atau istilah sekarang
dikenal sebagai struktur pengendalian intern adalah sebagai berikut :
a. Menjaga keamanan harta milik perusahaan
b. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi
c. Meningkatkan efisiensi dalam operasi
d. Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijaksanaan
manajemen yang ditetapkan terlebih dahulu.
Prinsip-prinsip pengawasan intern
Sistem pengawasan intern tidak berlaku universal untuk semua perusahaan
namun berpedoman pada beberapa prinsip yang langsung membantu berfungsinya
sistem pengawasan intern. Efektivitas pengawasan intern keuangan atau akuntansi
didasarkan pada konsepsi pertanggungjawaban, sehingga prinsip utama intern
keuangan atau akuntansi adalah sebagai berikut :
1. Tanggung jawab atas pelaksanaan setiap tugas harus ditetapkan. Tanpa
pembebanan tanggung jawab yang tepat, kualitas akan menjadi tidak
2. Akuntansi dan operasi keuangan harus dipisahkan. Petugas pembukuan
tidak boleh diberi wewenang untuk mengontrol operasi keuangan yang
akan dicatatnya. Petugas yang harus menyelenggarakan buku besar tidak
boleh mencampuri urusan penerimaan atau pengeluaran uang atau
mencatat penjualan tunai.
3. Seluruh alat atau prosedur yang membuktikan ketelitian harus
dimanfaatkan untuk menjamin kebenaran operasi dan akuntansi.
4. Tidak boleh satu orang pun diberikan wewenang dan tanggung jawab
untuk melaksanakan transaksi perusahaan selengkapnya. Seseorang
sengaja atau tidak sengaja yaitu lalai akan melakukan kesalahan, tetapi
besar kemungkinan kesalahan itu akan ditemukan bila pelaksanaan
transaksi itu dipecah atau dipisah antara beberapa orang.
5. Pegawai harus dipilih secara hati-hati dan dilatih dengan baik. Latihan
yang baik akan menghasilkan mutu pelaksanaan yang lebih baik, biaya
berkurang, dan pegawai bertindak lebih waspadai.
Prinsip-prinsip di atas hanya sebagai pedoman umum, namun tidak dapat
menjamin tidak akan terjadinya penyelewengan sama sekali walaupun
keseluruhan unsur berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan karena keterbatasan
pengawasan intern itu sendiri ataupun sebab-sebab lain,missal : pengawasan
intern yang ada tidak sesuai lagi akibat perkembangan perusahaan.
Pengawasan intern yang baik biasanya mencakup ciri-ciri sebagai berikut :
1. Suatu struktur organisasi yang di dalamnya terdapat pemisahan tanggung
2. Suatu sistem yang mencakup prosedur otorisasi dan pencatatan yang
sesuai agar memungkinkan pengendalian yang wajar atas harta, uang,
pendapatan dan biaya.
3. Cara kerja yang wajar yang harus digunakan dalam pelaksanaan tugas
dan fungsi masing-masing bagian organisatoris, dan
4. Kepegawaian dengan mutu yang sepadan dengan tanggung jawabnya.
Setiap pengawasan yang bagaimanapun baiknya tetap memiliki kelemahan,
kelemahan itu sendiri sering dimanfaatkan oleh orang atau oknum yang
mempunyai kesempatan melakukan penyelewengan dan penipuan atau tindakan
yang merugikan perusahaan.
Adapun kelemahan pengawasan intern tersebut sebagai berikut :
1. Persekongkolan atau collusion, adalah kerja sama antara beberapa
pegawai dalam suatu perusahaan untuk melakukan penyelewengan atau
manipulasi. Apabila terjadi persekongkolan maka akan sulit untuk
menemukan indikasinya.
2. Keterbatasan biaya penyelenggaraan
Biaya yang dibutuhkan untuk pengawasan intern tidak boleh melebihi
manfaat yang diperoleh, misalnya kecurangan yang sering terjadi pada
biaya gaji dan upah, biaya penyelenggaraan pengawasan internnya tidak
boleh melebihi kerugian yang terjadi. Keterbatasan biaya penyelenggara
pengawasan intern salah satu factor penghambat terlaksananya
3. Kelemahan manusia
Pelaksana pengawasan intern adalah manusia, karena sering melakukan
pekerjaan rutin dan otomatis, tidak lagi melakukan pengawasan secara
baik. Kelemahan ini sering dipergunakan pula oleh orang atau hokum
yang berniat tidak baik terhadap perusahaan.
Keterbatasan atau kelemahan pengawasan intern di atas merupakan kendala
untuk tercapainya pengawasan intern yang baik dan memadai. Tanggung jawab
pembina pengawasan intern dilimpahkan pada pucuk pimpinan, sebab
pengawasan intern yang bagaimanapun baiknya sangat mudah dilanggar oleh
pucuk pimpinan. Apabila dibahas secara dalam, unsur utama penyebab lemahnya
pengawasan intern adalah manusia pelaksananya. “ Manusia sebagai unsur dari
internal control, adalah lebih penting perannya dari unsur yang lain seperti,
prosedur maupun catatan.
D. Kedudukan Internal Auditor
Tujuan dari pemeriksaan intern adalah membantu semua anggota
manajemen dalam melaksanakan tugasnya secara efektif dengan menyediakan
data yang objektif mengenai hasil analisa, penilaian, rekomendasi dan komentar
atas aktivitas yang diperiksanya.
Untuk dapat bekerja secara efektif dengan manajemen, maka internal
auditor sangat ditentukan oleh kebebasan dalam melakukan pemeriksaan.
Kebebasan yang dimaksud dalam hal ini adalah dalam arti dapat memasuki ke
manajemen, maka internal auditor harus melaporkan aktivitasnya kepada pejabat
yang lebih tinggi.
Ada beberapa syarat yang diberikan agar internal auditor dapat bekerja
secara efektif dan bebas yaitu :
1. Manajemen dan Dewan Komisaris harus memberikan dukungan yang kuat
kepada internal auditor
2. Kepada Bagian Internal Auditing harus bertanggung jawab kepada pejabat
yang lebih tinggi tingkat dan wewenangnya untuk memastikan luas
pemeriksaan yang dicakup untuk mengambil tindakan segera sesuai dengan
laporan hasil pemeriksaan.
3. Fungsi dan tanggung jawab internal auditing harus jelas dituangkan dalam
bentuk tertulis dan dalam dokumen yang resmi yang telah disetujui oleh
dewan komisaris.
4. Kepala bagian internal auditing harus berhubungan langsung dengan komisaris
atau dewan komisi khusus yang independen dan direktur. Ia harus
menyerahkan laporannya secara periodic kepada dewan komisaris untuk
temuan-temuan yang dianggap penting dalam pemeriksaan.
Untuk departemen internal audit haruslah merupakan bagian dari struktur
organisasi yang harus melaporkan hasil temuan-temuannya untuk dipakai sebagai
tindak lanjut berupa perbaikan-perbaikan.
Kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi sangat mempengaruhi
dan tanggung jawabnya dengan baik serta dapat menjamin kebebasannya.
Dalam struktur organisasi penempatan bagian internal auditor secara jelas
disertai dengan job description yang jelas akan membawa dampak yang positif
dalam proses komunikasi antara internal auditor dengan pihak pemilik perusahaan
atau manajer. Namun sebaliknya penetapan yang tidak jelas akan menghambat
jalannya arus pelaporan dari internal auditor karena itu perlu ditentukan secara
tegas kedudukan internal auditor ini.
Menurut Agoes Sukrisno ( 2004 : 243-246 ), ada tiga alternatif kedudukan
internal auditor dalam struktur organisasi yaitu :
a. Bagian internal audit berada di bawah Direktur keuangan ( sejajar
dengan bagian akuntansi dan keuangan )
2. Bagian internal audit merupakan staff Direktur Utama
3. Bagian internal audit merupakan staff dari Dewan Komisaris
1. Bagian internal auditor berada di bawah Direktur Keuangan (Sejajar dengan bagian akuntansi dan keuangan )
Pada gambar di bawah ini terlihat bahwa bagian internal audit berkedudukan
sejajar dengan bagian keuangan dan bagian akuntansi. Bagian internal audit
sepenuhnya bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan. Kelemahannya, dalam
posisi ini, fungsi internal auditor hanya ditekankan pada pengendalian atas ruang
kebebasan internal auditor kecil dan sempit. Keuntungan posisi ini adalah laporan
yang diberikan oleh internal auditor dapat segera dipelajari dan ditanggapi.
Dewan Komisaris
Direktur Utama
Direktur Keuangan
Bagian Akuntansi
Bagian Keuangan
[image:30.595.139.470.188.507.2]Bagian Audit RUPS
Gambar 2.1. Bagian Internal Audit berada di bawah Direktur Keuangan Sumber : Agoes Sukrisno ( 2004 : 243 )
2. Bagian internal auditor merupakan staff Direktur Utama bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.
Pada gambar ini terlihat bahwa kedudukan bagian internal audit adalah
merupakan staff Direktur Utama. Dalam hal ini internal auditor mempunyai
tingkat independensi yang tinggi, karena internal auditor dapat melakukan
pemeriksaan ke seluruh bagian, kecuali pimpinan perusahaan atau Direktur
Utama mempunyai tugas yang banyak, sehingga Dirut tidak dapat mempelajari
hasil internal audit secara mendalam, sehingga tindakan perbaikan yang diperoleh
tidak dapat diambil dengan segera.
RUPS
Dewan Komisaris
Direktur Utama
Direktur Keuangan
Bagian Akuntansi
Bagian Keuangan
Bagian Anggaran
[image:31.595.142.509.191.508.2]Bagian Internal Audit
Gambar 2.2. Bagian Internal Audit merupakan Staff Direktur Utama Sumber : Agoes Sukrisno ( 2004 : 244 )
3. Bagian internal audit merupakan staff dari Dewan Komisaris.
Pada gambar di atas terlihat bahwa bagian internal auditor berfungsi sebagai
staff bagian dewan komisaris, dan posisinya berada di atas Direktur Utama. Status
ini, memberikan tingkat independensi yang tinggi sekali karena internal auditor
dapat memeriksa seluruh aspek organisasi. Kelemahan struktur ini, para anggota
dewan komisaris, tidak setiap saat bisa ditemui, dan mereka juga kurang
atau saran-saran yang diajukan oleh internal auditor untuk pencegahan dan
perbaikan. Selain itu, karena tugas Dewan Komisaris sangat banyak, sehingga
laporan yang diberikan oleh internal auditor tidak dapat dengan segera dipelajari.
RUPS
Dewan Komisaris
Direktur Utama
Direktur Keuangan
Bagian Akuntansi
Bagian Keuangan
Bagian Anggaran
[image:32.595.141.513.218.538.2]Bagian Internal Audit
Gambar 2.3. Bagian Internal Audit merupakan Staff Dewan Komisaris Sumber : Agoes Sukrisno ( 2004 : 245 )
.
Dari ketiga alternatif di atas,menunjukkan bahwa kebebasan yang dimiliki
oleh internal auditor tidak selalu sama antara satu perusahaan dengan perusahaan
yang lainnya, yang pasti dalam hal ini, semakin tinggi kedudukan internal auditor
dimilikinya. Ketiga alternatif tersebut tergantung pada tujuan yang hendak
dicapai.
Jika dilihat dari segi independensi yang paling ideal adalah bagian
pemeriksa intern menerima perintah dari pimpinan tertinggi yaitu Direktur Utama,
lalu laporan hasil pemeriksaan diserahkan untuk dianalisa direktur keuangan, dan
hasil pengamatannya diberikan kepada Direktur Utama untuk diambil
langkah-langkah selanjutnya, tetapi dalam menentukan kedudukan internal auditor ini
tidak hanya mempertimbangkan independensinya saja, tetapi perlu juga
diperhatikan ruang lingkup pengawasannya sebagai pemeriksa.
Pelaksanaan fungsi internal audit objektifitas mutlak diperlukan. Dalam hal
ini, objektifitas internal auditor harus dipengaruhi oleh ketentuan dan rekomendasi
auditor atas standar pengawasan yang akan ditetapkan dalam pengembangan
sistem dan prosedur yang ditetapkan dalam pengembangan sistem dan prosedur
yang sedang direview. Untuk menjaga objektifitas sebaiknya internal auditor tidak
terlibat secara langsung dalam proses pencatatan dan penyajian data keuangan
lainnya serta tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu
aktifitas operasional yang dapat mempengaruhi objektifitasnya jika dilakukan
pemeriksaan.
Dari keempat pola penempatan yang dikemukakan akan menimbulkan suatu
pertanyaan, yaitu mana pola yang baik. Hal ini bergantung pada tujuan yang
hendak dicapai. Bila perusahaan sangat menekankan pada segi pengendalian
keuangan saja, maka pola penempatan bagian pemeriksaan intern seperti pada
ini, sudah tentu tidak diperlukan adanya pola penempatan bagian pemeriksa intern
sebagai staff direksi atau pada staff komisaris.
Namun kalau dilihat betapa pentingnya peranan bagian pemeriksa intern
sebagai alat untuk memonitor performance manajemen dalam mengelola kegiatan
serta sumber-sumber secara efektif dan efisien, maka pola penempatan bagian
pemeriksa intern sebagai staff komisaris yang paling tepat.
Jadi yang paling ideal, bagian pemeriksa intern menerima perintah
penugasan dari pimpinan tertinggi, yaitu Direktur Utama dan hasil laporan
pemeriksa diserahkan untuk dianalisa Direktur Keuangan, dan hasil
pengamatannya diserahkan kepada Direktur Utama untuk diambil
langkah-langkah selanjutnya.
E. Peranan Internal Auditor
Kita menyadari bahwa internal auditor memiliki andil yang cukup besar
bagi perusahaan. Sebagai staff dari pimpinan, seorang internal auditor harus
bertugas dengan baik dan kreatif. Sehingga peranannya dalam menunjang sistem
pngawasan dapat berlangsung secara optimal. Internal auditor yang merupakan
anggota manajemen perusahaan memiliki peranan yang lebih baik dari itu yaitu
sebagai penghasil informasi yang tepat dan tidak memihak serta dapat membantu
manajemen untuk mengurangi pengambilan keputusan yang salah sehingga
meningkatkan mutu manajemen. Internal auditor memiliki tugas yang meliputi
seluruh bidang kegiatan perusahaan yang antara lain harus mampu menilai dan
mendeteksi dan mengantisipasi kelemahan yang mungkin terjadi serta sanggup
memberi saran dan rekomendasi mengenai kegiatan yang diteliti.
Pimpinan memberikan wewenang padanya untuk melakukan pengawasan
dan pemeriksaan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas efektivitas
pengawasan intern perusahaan. Begitu juga dengan bagian lain yang ada dalam
perusahaan telah memahami peranan dari internal auditor dan memberikan
dukungan serta kerjasama yang baik dengan bagian internal audit dalam
menjalankan tugasnya, hal ini disebabkan karena masing-masing bagian telah
memiliki uraian tugas ( job description ), sehingga setiap bagian mengetahui dan
memahami bagian internal audit dapat melakukan tugasnya dengan baik tanpa
rasa khawatir akan dimusuhi oleh bagian lain yang diperiksanya dalam
perusahaan.
Disamping itu juga, internal auditor harus mampu berkomunikasi pada
berbagai tingkat kegiatan dalam manajemen demi kelancaran dari pelaksanaan
tugasnya. Internal auditor mempunyai kelengkapan perusahaan yang disebut
dengan Norma Pemeriksaan. Norma ini menjadi pedoman bagi internal auditor
dalam melakukan pemeriksaan. Norma pemeriksaan pada dasarnya disusun oleh
divisi pengawasan pada kantor pusat. Norma pemeriksaan merupakan suatu
kaidah atau ukuran tertentu dalam melaksanakan pemeriksaan agar dapat dicapai
mutu pelaksanaan pemeriksaan dan mutu laporan pemeriksaan atau laporan
Isi dari pada norma pemeriksaan adalah sebagai berikut :
1. Norma Umum
a. Objektivitas
Seorang internal auditor hendaknya bersikap objektif dalam melakukan
pemeriksaan dan tidak terikat dengan unit kerja manapun.
b. Independensi
Dalam setiap hal yang menyangkut kegiatan audit internal auditor harus
bebas dari hal-hal yang mengurangi independensinya.
c. Profesional
Seorang internal auditor harus mempergunakan kemahiran profesionalnya
dengan cermat dan seksama.
d. Menjaga Rahasia
Informasi mengenai keadaan perusahaan dan prestasi dari setiap bagian
harus dijaga kerahasiaanya.
e. Menjaga integritas
Internal auditor hendaknya selalu menjaga integritas demi kemajuan
perusahaan.
2. Norma Pelaksanaan Pemeriksaan
a. Pemeriksaan harus berdasarkan program yang telah ditetapkan.
b. Pemeriksaan harus memperoleh bukti yang cukup dan absah sebagai
landasan menyusun temuan dan saran serta tanggapan unit kerja.
c. Pemeriksaan harus berdasarkan unit kerja yang telah ditetapkan
1). Bidang operasional
2). Bidang personalia atau sumber daya manusia
3). Bidang umum dan pengelolaan gedung
4). Bidang teknologi dan informasi
d. Hasil pemeriksaan harus dituangkan secara tertulis ke dalam kertas kerja
yang telah ditentukan.
e. Hasil pemeriksaan harus mendapat tanggapan dari unit kerja yang terkait
paling lambat tiga hari kerja sampai dengan seminggu sejak hasil kerja
pemeriksaan disampaikan pada unit kerja yang bersangkutkan.
3. Norma Pelaporan
a. Laporan harus memuat objek, periode, tanggal dan hasil pemeriksaan yang
terdiri dari temuan, tanggapan unit kerja, serta saran. Untuk laporan dari
kantor cabang terdiri dari laporan aktivitas bulanan.
b. Laporan pemeriksaan konsolidasi harus disimpan secara baik dan tertib
dalam arsip Divisi Pengawasan an Pengawasan Intern cabang pemantauan
pasca pemeriksaan.
Seperti dijelaskan pada Norma Pemeriksaan bahwa sasaran pengawasan
meliputi empat bidang. Sasaran tersebut meliputi semua unit kerja dalam
organisasi, atau bisa dikatakan sesuai dengan struktur yang ada. Apabila dalam
bidang yang diperiksa ditemukan adanya penyimpangan atau kelemahan pada
pelaksanaan kerja, maka internal auditor akan melakukan analisa untuk kemudian
Untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, internal auditor harus
memiliki pengetahuan dan keahlian tertentu dan disertai dengan pengalaman yang
cukup. Pengetahuan dan keahlian yang dimaksud bukanlah hanya dalam bidang
akuntansi dan auditing tetapi juga keahlian-keahlian lainnya yang relevan dengan
kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Selain itu, bantuan serta dorongan
manajemen tertinggi sangat dibutuhkan bagi keberhasilan misi pemeriksaan
intern.
Seorang internal auditor harus bersikap independent dalam melakukan
kegiatannya agar apa yang ditugaskan memberikan hasil yang tidak memihak
kepada kepentingan masing-masing. Walapun internal auditor mempunyai sikap
independen namun dalam melakukan pemeriksaan tidak scara langsung ke bagian
yang diperiksa. Internal auditor terlebih dahulu memberitahukan kepada
pimpinan, objek yang yang diperiksa guna mebicarakan tentang pemeriksaan.
Dengan demikian, dalam melaksanakan tugasnya, ia mempunyai kebebasan
terhadap setiap yang diperiksanya dan berhak meminta kepada bagian-bagian
yang diperiksanya untuk menyediakan seluruh data-data yang diperlukan dan
disertai dengan bukti-bukti pendukung.
F. Laporan Internal Auditor
Tahap terakhir dari suatu kegiatan pemeriksaan intern adalah berupa laporan
internal auditor yang ditujukan kepada pimpinan perusahaan. Laporan tersebut
merupakan sarana pertanggung jawaban internal auditor atas penugasan oleh
yang ditunjang dengan data-data yang sistematis, diinterpretasikan untuk
kemudian didokumentasikan, sehingga memberikan dukungan yang kuat terhadap
hasil pemeriksaan intern.
Laporan pemeriksaan mempunyai tiga tujuan utama. Dalam
laporan-laporannya internal auditor harus berupaya untuk :
1. menyampaikan informasi yaitu menceritakan apa yang ditemukan auditor.
2. mendesak yaitu meyakinkan manajemen mengenai nilai dan validitas
temuan pemeriksaan.
3. mendapatkan hasil yaitu mendorong manajemen kea rah perubahan dan
perbaikan.
Jadi, laporan harus menyajikan temuan pemeriksaaan secara jelas dan
sederhana. Laporan tersebut harus mendukung kesimpulan dengan bukti-bukti
persuasif. Laporan tersebut harus memberikan arah bagi manajemen untuk
pengambilan keputusan dengan cara menawarkan rekomendasi-rekomendasi
perbaikan.
Laporan harus dibuat dalam bentuk yang baik dan mudah dimengerti,
sehingga dengan laporan tersebut, pimpinan dapat segera mengambil keputusan
mengenai tindakan yang harus diambil.
Suatu laporan haruslah objektif, jelas, singkat, konstruktif, dan tepat waktu.
1. Laporan yang objektif adalah laporan yang factual, tidak berpihak dan
terbebas dari distorsi. Berbagai temuan, kesimpulan, dan rekomendasi
1) Bila telah ditentukan bahwa dalam suatu laporan pemeriksaan akhir
terdapat kasalahan atau error, pimpinan audit internal harus
mempertimbangkan perlunya pembuatan laporan tambahan yang
menyebutkan tentang berbagai informasi yang diperbaiki. Laporan
tambahan harus dibagikan kepada seluruh pihak yang telah menerima
laporan akhir sebelumnya.
2) Suatu kesalahan atau error didefinisikan sebagai penulisan suatu
pernyataan secara salah atau tidak dicantumkannya informasi yang
penting dalam laporan pemeriksaan akhir, yang tidak disengaja terjadi.
2. Laporan yang jelas mudah dimengerti dan logis. Kejelasan suatu laporan dapat
ditingkatkan dengan cara menghindari penggunaan bahasa teknis yang tidak
diperlukan dan pemberian berbagai informasi yang cukup mendukung.
3. Laporan yang diringkas langsung membicarakan pokok permasalahan dan
menghindari berbagai perincian yang tidak diperlukan. Laporan tersebut
disusun dengan menggunakan kata-kata secara efektif.
4. Laporan yang konstruktif adalah laporan yang berdasarkan isi dan sifatnya
akan membantu pihak yang akan diperiksa dan organisasi serta menghasilkan
berbagai perbaikan yang dibutuhkan.
5. Laporan yang tepat waktu adalah laporan yang penerbitnya tidak memerlukan
penundaan dan mempercepat kemungkinan pelaksanaan berbagai tindakan
Adapun tujuan dari laporan audit adalah sebagai berikut :
1. Laporan auditor adalah merupakan kesimpulan dari hasil pemeriksaan.
2. Menyajikan temuan-temuan dari hasil pemeriksaan berlangsung
3. Sebagai dasar untuk kemudian diambil tindakan oleh manajemen terhadap
penyimpangan yang terjadi.
Untuk dapat menyusun laporan dengan baik dan agar dapat dengan mudah
dipahami oleh pembaca, maka ada beberapa kriteria yang dapat dijadikan
pedoman :
1. Langsung
Pembaca mengharapkan penyajian hasil yang terus terang dan berdasarkan
fakta. Bila auditor melindungi, mengkualifikasikan atau menutupi, temuan
penting akan menjengkelkan pembaca yang mencari kesimpulan dan
rekomendasi.
2. Ringkas
Kalimat-kalimat harus dibuat secara singkat dan ringkas mengenai ide-ide
penting. Penjelasan yang terlalu panjang dan sangat rinci akan
membingungkan pembaca.
3. Tepat
Setiap laporan harus menggunakan suatu strategi yang tepat untuk informasi
yang penting yang disajikan. Bahasa laporan harus kreatif. Kata-kata yang
dipilih dan susunannya harus mencerminkan tingkat kepentingan yang
4. Persuasif
Pembaca perlu memperhatikan informasi yang disajikan sebelum mereka
termotivasi untuk melakukan tindakan terhadapnya. Laporan audit harus
relevan, menggambarkan resiko temuan dan manfaat rekomendasi.
5. Konstruktif
Pembaca tidak membaca secara sederhana sekedar untuk menemukan
masalah, tetapi lebih jauh untuk mempelajari tindak lanjut pemecahan.
6. Mengundang Perhatian
Laporan audit akan mendapat perhatian yang lebih banyak bila ia mengundang
untuk dibaca.
7. Tepat Waktu
Nilai laporan audit secara langsung berhubungan dengan kecepatan informasi.
Dengan kata lain agar supaya laporan dapat dimanfaatkan secara efektif dan
memuaskan bagi si penerima laporan maka prinsip penyiapan laporan dapat
diperinci menjadi lima prinsip sebagai berikut :
1. Pertanggung jawaban ( responsibility ), ialah prinsip yang menghendaki
bahwa laporan harus disusun sesuai dengan pertanggung jawabannya.
2. Pengecualian ( exception ) ialah prinsip yang menghendaki bahwa laporan
harus disusun dan mewujudkan hal-hal yang menyimpang dari ukuran yang
ditentukan.
3. Perbandingan ( figure comparative ) ialah prinsip yang menghendaki agar
4. Makin ringkas untuk tingkat yang lebih tinggi ( increasingly summary ) ialah
laporan harus semakin ringkas untuk bagian yang lebih tinggi.
5. Komentar ( interpretative commentary ) ialah laporan harus memuat komentar
dari pihak yang memberi laporan sehingga hal-hal yang penting dapat segera
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat dan waktu penelitian dilakukan di PT. ( Persero ) Pelabuhan
Indonesia I Medan, Jl. Gunung Krakatau Ujung No. 100 Medan dimulai
dari tanggal 10 September 2007.
B. Jenis Data
1. Data Primer
Data primer adalah jenis data yang berhubungan langsung dengan
perusahaan yang hendak diteliti penulis, data ini bersumber dari
perusahaan yang diteliti.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data yang mendukung penelitian yang
dilakukan oleh penulis, data ini dapat berupa teori-teori dari ahli-ahli dan
dapat berasal dari sumber lain, misalnya buku-buku.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Wawancara
Penulis melakukan tanya jawab langsung dengan pihak perusahaan
2. Teknik Observasi
Penulis mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian di
perusahaan yang hendak diteliti penulis.
3. Teknik Dokumentasi
Melakukan penelitian terhadap bahan-bahan tulisan perusahaan dan
dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian.
D. Teknik Analisa Data
1. Metode Deskriptif
Yaitu data yang diperoleh dijelaskan dengan kata-kata yang sistematis
sehingga penelitian ini dpat terungkap secara objektif
2. Metode Komparatif
Yaitu membandingkan antara teori-teori yang dipelajari selama
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan melalui berbagai perubahan
bentuk usaha dan status hokum pengusahaan jasa kepelabuhan yang dapat
diuraikan sebagai berikut :
a. Periode 1945-1951
Pengelolaan perusahaan berada di dalam wewenang suatu badan
Peninggalan Pemerintah Hindia Belanda bernama Van Scheepvart yang
berfungsi untuk memberikan layanan jasa pelabuhan oleh Haven Bedrijf.
b. Periode 1952-1959
Pengelolaan pelabuhan dilaksanakan oleh Jawatan Pelabuhan.
c. Periode 1960-1963
Pengelolaan pelabuhan dilakukan oleh Perusahaan Negara ( PN )
Pelabuhan I sampai dengan VIII berdasarkan Undang-Undang Nomor 19
Prp Tahun 1960.
d. Periode 1964-1969
Aspek komersial dari pengelolaan pelabuhan dilakukan oleh PIN
Pelabuhan, tetapi kegiatan operasional pelabuhan dikoordinasikan oleh
e. Periode 1970- April 1983
Pengelolaan pelabuhan umum dilakukan oleh Badan Pengusahaan
Pelabuhan ( BPP ) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
1969. PN Pelabuhan dibubarkan dan lembaga pemerintah Port Authority
diganti menjadi Badan Pengusahaan Pelabuhan ( BPP ).
f. Periode Mei 1983- Nopember 1992
Pengelolaan pelabuhan dibedakan nenjadi pelabuhan umum yang
diusahakan dan pelabuhan umum yang tidak diusahakan. Pengelolaan
pelabuhan umum yang diusahakan oleh Perusahaan Umum ( PERUM )
Pelabuhan, sedangkan pengelolaan pelabuhan umum yang tidak
diusahakan oleh Unit Pelaksanaan Teknis dibawah Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut sebagaimana Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
1983.
g. Periode Desember 1992 sampai dengan sekarang
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tanggal 19 Oktober 1992
tentang pengalihan status Perusahaan Umum ( PERUM ) Pelabuhan I
menjadi Perusahaan Persero ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I, sesuai akte
pendirian/Anggaran Dasar yang dibuat Notaris Imas Fatimah, SH Tanggal
1 Desember 1992.
Adapun visi perusahaan PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan
adalah dikenal secara luas sebagai perusahaan penyedia jasa kepelabuhan
berkualitas dunia, sedangkan misi perusahaan adalah menyediakan jasa
kebutuhan pelanggan serta mendorong pertumbuhan ekonomi melalui
pemberdayaan sumber daya manusia.
2. Struktur Organisasi Perusahaan
Pihak-pihak yang mengelola perusahaan diatur sedemikian rupa dalam suatu
struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan suatu kerangka dasar tertentu
yang menunjukkan hubungan satuan-satuan organisasi dan individu-individu yang
berada di dalam suatu organisasi. Melalui struktur organisasi maka tugas-tugas,
wewenang dan tanggung jawab setiap pejabat dapat diketahui dengan jelas dan
tegas. Sehingga diharapkan setiap satuan-satuan organisasi dapat bekerja
bersama-sama secara harmonis. Struktur organisasi pada PT. ( Persero ) Pelabuhan
Indonesia I Medan telah menggambarkan dengan nyata dimana masing-masing
bagian terletak dan apa fungsinya. Bentuk organisasi PT.( Persero)
Pelabuhan Indonesia I Medan adalah berbentuk garis dan staff yang setiap
bagiannya saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Berikut ini uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk beberapa
jabatan dan kedudukan pada PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan, adalah
sebagai berikut :
a. Direktur Utama
Memiliki tugas-tugas sebagai berikut :
1) Direksi menerima petunjuk dari dan bertanggung jawab kepada RUPS
perusahaan dan tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh RUPS.
Melaksanakan tugas-tugas pokok perusahaan.
2) Mengendalikan pelaksanaan kebijaksanaan Direksi yang dilakukan oleh
para Direktur serta mengendalikan pelaksanaan tugas Kepala Satuan
Pengawasan Intern, Kepala Bagian Perencanaan dan pengembangan.
b. Direktur Pemasaran dan Pengembangan Usaha
Memiliki tugas-tugas sebagai berikut :
1) Pembinaan dan penyelenggaraan pemasaran jasa kepelabuhan
2) Pembinaan dan penyelenggaraan pengembangan usaha dan teknologi
informasi
3) Pembinaan dan penyelenggaraan perencanaan teknik dan konstruksi
4) Pembinaan dan penyelenggaraan fasilitas pelabuhan
c. Direktur Operasi
Memiliki tugas-tugas sebagai berikut :
1) Pembinaan dan penyelenggaraan operasi pada wilayah I
2) Pembinaan dan penyelenggaraan operasi pada wilayah II
3) Pembinaan dan penyelenggaraan operasi pada wilayah III
4) Pembinaan dan penyelenggaraan manajemen dan jaminan mutu
d. Direktur Keuangan
Memiliki tugas-tugas sebagai berikut :
1) Pembinaan dan penyelenggaraan akuntansi manajemen
2) Pembinaan dan penyelenggaraan perbendaharaan,
4) Pembinaan dan penyelenggaraan kemitraan dan bina lingkungan.
e. Direktur Personalia dan Umum ( PUM )
Memiliki tugas-tugas sebagai berikut :
1) Pembinaan dan penyelenggaraan perencanaan dan pengembangan
organisasi dan sumber daya manusia
2) Pembinaan dan penyelenggaraan hubungan ketenaga kerjaan dan
administrasi sumber daya manusia dan
3) Pembinaaan dan penyelenggaraan administrasi umum
f. Satuan Pengawas Intern
Memiliki tugas sebagai berikut :
1) Penyelenggaraan penilaian pelaksanaan sistem pengendalian internal
dan sistem pengendalian manajemen perusahaan
2) Penyelenggaraan pemeriksaan keuangan dan operasional perusahaan
3) Penyelenggaraan dokumentasi laporan hasil pemeriksaan dan tindak
lanjut temuan hasil pemeriksaan intern
g. Sekretariat Korporasi
Memiliki tugas sebagai berikut :
1) Sebagai pejabat penghubung antara perusahaan dengan pemegang
saham, regulator, lembaga lain dan publik
2) Sebagai pertanggung jawaban sekretariat, penyiapan pembinaan,
penyusunan program kerja
3) Penyelenggaraan kegiatan hubungan masyarakat dan hubungan
4) Penyelenggaraan kegiatan kesekretariatan Direksi dan hubungan
antarlembaga dan pemantauan penerapan good corporate governance
serta pelaksanaan program kerja dan penyelenggaraan penerapan
sistem informasi manajemen di lingkungan kerja ( PT. ( Persero )
Pelabuhan Indonesia I Medan )
h. Biro Hukum
Memiliki tugas-tugas antara lain melindungi kepentingan perusahaan
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, menelaah peraturan
perusahaan, memberikan bantuan dan pertimbangan hukum di dalam
pengelolaan perusahaan dan penyiapan dokumen hukum dan sosialisasi
peraturan perusahaan atau perundang-undangan yang berlaku, melaksanakan
program kerja dan menyelenggarakan penerapan sistem informasi manajemen
di lingkungan kerja perusahaan.
i. Biro Logistik
Memiliki tugas-tugas antara lain : pembinaan dan pelaksanaan program
kerja pengembangan sistem logistic perusahaan, pembinaan dan pelaksanaan
program kerja bidang pengadaan dan perbekalan bidang teknik dan non
teknik, pembinaan dan pelaksanaan program kerja bidang administrasi dan
ketata usahaan pengadaan barang dan jasa, dan pembinaan dan pelaksanaan
program kerja dan penyelenggaraan penerapan sistem informasi manajemen di
3. Kegiatan Usaha Perusahaan
PT. ( Persero ) Pelindo I Medan yang bergerak dalam menyelenggarakan
pelayanan jasa kepelabuhan mempunyai beberapa kegiatan usaha, meliputi :
a. Penyediaan kolam-kolam pelabuhan perairan dan tempat-tempat
berlabuhnya kapal.
b. Jasa-jasa yang berhubungan dengan pembendungan dan penundaan
kapal.
c. Dermaga dan fasilitas lain yang untuk bertambat, bongkar muat barang
termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang.
d. Gudang, angkut bandar, alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan.
e. Penyedia tanah untuk berbagai bengunan dan lapangan yang berkaitan
dengan kepentingan kelancaran angkutan laut dan industri.
f. Penyedia listrik, bahan baker minyak, air minum dan instalasi
pembuangan limbah.
g. Jasa terminal dan distribusi orang termasuk hewan.
h. Jasa konsultasi, pendidikan, dan pelatihan yang berkaitan dengan
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Kedudukan dan Peranan Internal Auditor PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan
Kedudukan internal auditor dalam suatu perusahaan sangat besar artinya
dalam menentukan luasnya pekerjaan yang akan dilakukannya, makin tinggi
kedudukan dari pemeriksa intern, makin luas pula objek pemeriksa yang akan
dilakukannya. Mengingat semakin berkembangnya atau meluasnya perusahaan
tersebut, maka hal ini tentu akan menyita waktu pimpinan dalam menjangkau
semua kegiatan operasional perusahaan, tentu saja peran internal auditor yang
independent sangat dibutuhkan.
Seperti yang terlihat pada struktur organisasi PT. ( Persero ) Pelabuhan
Indonesia I Medan, bagian internal auditor berada dibawah kedudukan Direktur
Utama yang merupakan pelaksanaan tertinggi perusahaan, ini berarti manajer
internal audit bertanggung jawab kepada Direktur utama. Secara teoritis, posisi ini
diangap cukup baik karena independensi yang dimiliki bagian-bagian internal
auditor cukup tinggi terutama dalam melakukan internal audit terhadap
bagian-bagian lain yang ada.
Dengan demikian, dapat ditarik beberapa hal keuntungan yang diperoleh
tentang penempatan internal auditor sebagai staff Direktur utama yaitu :
1. karena internal auditor berada di bawah direktur utama sebagai fungsi staff
maka dukungan dari pimpinan dapat diharapkan sepenuhnya sehingga
2. tingkat kebebasan dapat dipertahankan dan cukup memadai sehingga
memungkinkan untuk dapat melakukan pemeriksaan yang objektif.
3. adanya wewenang yang cukup luas dalam melakukan pemeriksaan yaitu
seluruh bagian yang ada pada PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I
Medan.
Walaupun kedudukan ini cukup bagus namun dalam melaksanakan
pemeriksaan auditor tidak langsung saja ke objek pemeriksaan melainkan berjalan
lancar serta mendapatkan dukungan dari pimpinan bagian tersebut.
Menurut penulis, struktur organisasi pada PT. ( Persero ) Pelabuhan
Indonesia I Medan sudah baik, karena kedudukan, uraian tugasnya dan wewenang
telah diuraikan dengan jelas. Dengan demikian, setiap bagian bekerja sesuai
dengan uraian tugas yang diberikan kepadanya.
Pada dasarnya peranan internal auditor adalah membantu pimpinan
perusahaan terutama dalam hal pemeriksaan intern dan mengawasi pelaksanaan
sistem pengawasan intern yang ada serta memberikan rekomendasi perbaikan
terhadap kesalahan yang ditemui dalam pemeriksaannya. Pengawasan sangat
penting artinya untuk menghindari penyalahgunaan, penyimpangan maupun
penerobosan yang terjadi dari setiap tindakan-tindakan dalam perusahaan. Dengan
pengawasan dapat diketahui bagaimana menerapkan suatu kebijakan, prosedur,
dan peraturan-peraturan lainnya, apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan.
Selain itu, dalam menjalankan fungsinya internal auditor memiliki kebebasan
yang sangat berkaitan dengan kedudukannya di dalam struktur organisasi
Penugasan yang diterima dari pimpinan tertinggi akan memberikan
independent yang penuh untuk memeriksa seluruh bagian yang ada dibawah
pimpinan tersebut. Auditor akan lebih leluasa dalam menjalankan tugasnya karena
dia hanya bertanggung jawab kepada pimpinan tertinggi. Dengan demikian,
informasi yang didapat dari hasil pemeriksaan lebih terjamin kebenarannyadan
kelengkapannya, karena auditor tidak bisa dipengaruhi oleh bagian yang
diperiksa. Internal auditor tidak perlu takut atau membatasi kegiatannya dalam
pemeriksaannya sepanjang tidak menyimpang dari penugasannya serta
wewenangnya sebagai pemeriksa intern. Auditor bisa bertindak tegas dalam
menghadapi atau menjumpai keadaan-keadaan yang tidak sesuai, sepanjang hal
tersebut masih dalam kompetensinya. Namun demikian,internal auditor tidak
boleh sewenang-wenang terhadap bagian yang diperiksanya.
Kesalahan atau kecurangan, jika interna auditor bertindak diluar
wewenangnya, mak dia harus mempertanggung jawabkan tindakan tersebut
kepada pimpinan yang memberikan tugas kepadanya.
Pada PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan, pengawasan ini
dilakukan oleh internal auditor, dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Mengadakan pengamatan, analisa data dan evaluasi terhadap pelaksanaan
operasi penggunaan sumber daya dan dana dalam pelaksanaan tugas-tugas
pokok perusahaan.
b. Mencegah dan memeriksa kecurangan serta pemborosan dengan
c. Menyarankan penyempurnaan sistem internal control yang dimiliki
perusahaan bila dipandang perlu,dimana sebelumnya diadakan evaluasi
terhadap sistem pengawasan yang ada.
d. Melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kebijaksanaan yang telah
ditetapkan pimpinan telah ditaati sebagaimana mestinya.
e. Memberikan masukan dan saran kepada pimpinan dalam bentuk laporan
internal audit kepada pimpinan.
Fungsi-fungsi di atas sudah cukup memadai bagi perusahaan karena sudah
mencakup seluruh bagian, berdasarkan perbandingan tersebut maka penulis
berpendapat bahwa peranan internal auitor pada PT. ( Persero ) Pelabuhan
Indonesia I Medan secara umum sudah baik.
2. Wewenang dan Tanggung Jawab Internal Auditor PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan
Internal Auditor di PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan
mempunyai wewenang untuk :
a. Memperoleh informasi, dalam waktu yang layak, dari seluruh karyawan
PT. ( Persero ) Pelindo I Medan. Dalam wewenang ini, internal auditor
berhak melihat semua dokumen dan catatan, meminta keterangan dari
setiap karyawan, dan meninjau seluruh gedung, fasilitas, serta aktiva
PT. ( Persero ) Pelindo I Medan. Unutk itu, setiap karyawan
auditor dalam waktu yang layak, sehingga memungkinkan internal
auditor untuk bekerja secara efektif.
b. Mengalokasikan sumber daya audit, menentukan fokus, ruang lingkup
dan jadwal audit, serta teknik yang dipandang perlu untuk mencapai
tujuan audit. Jika dipandang perlu, internal auditor memiliki wewenang
untuk mendapatkan saran dan nasehat dari tenaga professional ( tenaga
ahli ).
c. Melakukan konsultasi dan menyampaikan laporan kepada direktur
utama, dan berkoordinasi dengan komisaris, melalui komite audit.
Kewajiban Internal Auditor
Di dalam menjalankan aktivitas pemeriksaan internal audit mempunyai
kewajiban untuk melakukan pemeriksaan yang akan memberikan suatu saran dan
kontribusi untuk kemajuan perusahaan serta akan menjadi perbandingan
penyusunan anggaran pada masa akan datang.
Adapun kewajiban internal auditor di perusahaan adalah sebagai berikut :
a. Membantu direksi dan komisaris dalam memenuhi tanggung jawab
pengelolaan PT. ( Persero ) Pelindo I Medan dengan memonitor kecukupan
dan efektivitas sistem pengendalian intern perusahaan. Kewajiban untuk
mengembangkan sistem pengendalian intern dalam rangka mencapai tujuan
dan sasaran perusahaan berada dalam tanggung jawab manajemen.
b. Membantu direksi dan komisaris dalam meningkatkan corporate governance
c. Memberikan penilaian dan rekomendasi agar kegiatan perubahan lingkungan,
risiko bisnis yang muncul, dan hal-hal lain yang mempengaruhi hasil dan
kinerja PT. ( Persero ) Pelindo I Medan.
d. Menciptakan nilai tambah dengan mengidentifikasikasi peluang-peluang
untuk meningkatkan kehematan, efesiensi, dan efektivitas pelaksanaan
kegiatan di PT. ( Persero ) Pelindo I Medan.
e. Menilai kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian intern. Manajemen
operasional berkewajiban untuk mengembangkan sistem pengendalian intern
dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.
Tanggung Jawab Internal Auditor
Untuk tanggung jawab internal audit Kepala SPI bertanggung jawab kepada
Direktur Utama untuk :
a. Memberikan penilaian mengenai kecukupan dan efektifitas proses manajemen
PT. ( Persero ) Pelindo I Medan dalam mengendalikan kegiatannya dan
pengelolaan risiko.
b. Melaporkan hal-hal penting berkaitan dengan proses pengendalian intern,
termasuk melaporkan kemungkinan melakukan peningkatan pada proses
c. Memb