• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transportasi merupakan komponen utama dalam sistem hidup dan kehidupan, sistem pemerintahan, dan sistem kemasyarakatan. Kondisi demografis di beberapa wilayah juga memiliki pengaruh terhadap kinerja sistem transportasi

54

http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt55d41f0febd96/perlindungan-konsumen-transportasi-berbasis-aplikasi-akan-dikaji (diakses 8 April 2016)

di wiayah tersebut. Tingkat kepadatan penduduk suatu daerah juga akan memiliki pengaruh signifikan terhadap kemampuan sistem transportasi dalam melayani kebutuhan masyarakat. Di perkotaan kecenderungan yang terjadi adalah meningkatnya jumlah penduduk yang tinggi karena tingkat kelahiran maupun tingkat urbanisasi. Yang pada akhirnya berimplikasi pada kurangnya daya saing dari transportasi wilayah sehingga sistem transportasi yang ada mengalami kesulitan melayani kebutuhan masyarakat. Kerumitan persoalan itu menyatu dengan variable pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat, jumlah kendaraan bermotor yang bertambah melebihi kapasitas jalan yang ada, dan perilaku masyarakat yang masih mengabaikan peraturan berlalu lintas di jalan raya. Kegagalan sistem transportasi ini mengganggu perkembangan suatu wilayah/kota, mempengaruhi efisiensi perekonomian perkotaan, bahkan kerugian lainnya.

Melihat kondisi sebagian orang yang harus menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam untuk menuju kantornya dengan menggunakan motor. Dengan waktu tempuh yang begitu panjang dan tingkat polusi udara di atas ambang batas, bukan tidak mungkin cepat atau lambat kondisi fisik sebagian orang tersebut terus dan terus menurun. Kondisi fisik yang buruk tentu saja akan mengganggu produktivitas mereka. Hal itu secara langsung ataupun tidak langsung juga berpengaruh terhadap produktivitas tempat mereka bekerja. Dengan mempertimbangkan akumulasi pelaku perjalanan tersebut, negara mengalami kerugian dan produktivitas yang hilang karena masalah lalu lintas. Masalah lalu lintas di indonesia sudah seperti benang kusut yang menimbulkan berjuta permasalahan. Berawal dari kesalahan kebijakan dalam membangun sistem transportasi kota, berbagai masalah di sektor ini terus bermunculan. Mulai dari

masalah kemacetan lalu lintas, pemborosan konsumsi bahan bakar, buruknya kualitas udara yang melahirkan banyak penyakit kronis, kematian, hingga permasalahan kesetaraan hak dalam penggunaan ruang jalan yang terampas dari tangan pengguna kendaraan tidak bermotor dan pejalan kaki. Ironisnya, permasalahan ini tidak akan pernah selesai walaupun trilyunan rupiah telah dihabiskan untuk melakukan studi ataupun proyek percontohan untuk membenahi sistem transportasi kota, jika keadaan stakeholders-nya tetap seperti ini.55

Pemerintah daerah memiliki andil terbesar untuk menjamin beberapa hak yang dimiliki masyarakat, salah satunya adalah memberikan pelayanan transportasi umum yang layak. Pemerintah daerah dianggap paling mengerti apa yang dibutuhkan oleh daerahnya sehingga pemerintah daerah harus sigap dalam menyediakan transportasi umum, dengan begitu pemerindah daerah memiliki kewenangannya sendiri untuk membangun daerahnya56

Dengan adanya transportasi umum yang memadai maka masyarakat akan beralih dari yang menggunakan kendaraan pribadi menjadi menggunakan kendaraan transportasi umum.

Penyelenggaraan pelayanan transportasi umum sebagai bagian dari sistem transportasi di Indonesia merupakan bentuk pelayanan publik yang diadakan oleh pemerintah dan swasta, maka dari itu untuk mewujudkan pelayanan yang baik unsur-unsur pelayanan harus diterapkan dalam penyelenggaraan transportasi umum. 57Pemerintah bertugas melayani dan kualitas pelayanan harus memuaskan sesuai dengan kualitas pelayanan yang memenuhi kebutuhan masyarakat, artinya untuk mencermikan pelayanan publik yang baik penyelenggaraan transportasi

55

http://fitrimariani33.blogspot.co.id/2016_01_01_archive.html (diakses 20 April 2016) 56

Fidel Miro,1997,Sistem Tranportasi Kota,Trasito,Bandung,hlm 2 57

umum oleh pemerintah harus dimaksimalkan dengan kualitas semaksimal mungkin dengan menyesuaikan kondisi kebutuhan pada setiap masyarakat

Sejak adanya otonomi daerah sebagian bentuk-bentuk pelayanan publik kewenanganya diserahkan kepada daerah termasuk didalamnya dalam pelayanan transportasi umum bagi masyarakat. Kewenangan daerah untuk mengurus urusan dalam hal transportasi tercantum dalam Pasal 6 ayat 2 UU LLAJ yaitu dalam hal pembinaan disebutkan bahwa dalam melaksanakan pembinaan pemerintah dapat menyerahkan sebagian urusannya kepada pemerintah provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/kota58. Dengan kebijakan tersebut pemerintah daerah harus mampu menyelenggarakan dan membina penyelenggaraan transportasi transportasi umum agar sesuai standar dan tujuan penyelenggaraan.

Dalam pengoperasianya transportasi umum mempunyai jalur tertentu yang disebut dengan trayek yang berupa lintasan kendaraan untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak terjadwal.Pengangkutan orang dengan kendaraan umum dilakukan dengan menggunakan mobil bus atau mobil penumpang dilayani dengan trayek tetap dan teratur atau tidak dalam trayek. Maksud dan tujuan dari pembuatan trayek yaitu untuk menciptakan keteraturan pada jalur transportasi umum agar angkutan beroperasi sesuai dengan tujuan masing-masing, selain itu dengan pembuatan trayek diharapkan tidak akan ada persaingan antar angkutan untuk berebut penumpang karena sudah dibagi ke dalam wilayah operasi tertentu.59

58

www.academia.edu/20409268/Peran_pemerintah_dalam_pengendalian_a ngkutan_ um um_t idak_ dalam_trayek_di_Banjarnegara (diakses 9 April 2016)

59 Ibid

Setiap transportasi umum baik dalam trayek tetap dan teratur maupun tidak dalam trayek harus memiliki izin-izin lengkap dan lolos uji kendaraan hal ini ditujukan untuk memberikan jaminan keamanan bagi masyarakat yang menggunakanya selain itu hal ini juga sebagai jaminan legalitas keberadaan transportasi umum tersebut.

Hal yang sering dipertanyakan dalam penyelenggaraan pelayanan jasa transportasi umum adalah terkait bagaimana peran pemerintah dalam pengawasan penyelenggaraan pelayanan jasa transportasi umum tidak dalam trayek mengingat banyaknya masalah yang sering muncul dalam praktek pelayanan dalam lingkup tersebut. 60Pada prakteknya pemenuhan pelayanan jasa transportasi umum sering menemui kendala, hal tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan dimana terdapat daerah yang tidak dijadikan trayek karena kondisi wilayah yang sulit dijangkau, harga yang dibayarkan relatif mahal dan jumlah penumpang yang ramai pada waktu tertentu saja sehingga tidak memenuhi syarat untuk dijadikan trayek resmi sehingga munculah pelayanan transportasi umum tidak dalam trayek.

Bagaimanapun kondisinya pelayanan publik harus tetap dilakukan baik di kota maupun di daerah yang sangat sulit dijangkau sekalipun oleh karena itu pemerintah tetap melakukan pelayanan transportasi umum pada daerah yang tidak terjangkau oleh trayek transportasi umum. Dalam hal ini pemerintah dapat melakukan pelimpahan tugas untuk menyelenggarakan pelayanan publik (Publik Service Obligation) oleh BUMN atau pihak swasta yang tampil sendiri tanpa kehadiran pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan dasar hukum adanya ijin dari pemerintah namun pelaksanaanya harus benar-benar

60

diawasi dan dikendalikan agar tidak merugikan salah satu pihak terutama pengguna jasa.

Pengadaan jasa angkutan secara mandiri oleh pihak swasta didasari alasan-alasan yang akan meminimalisasi kerugian jika terlalu banyak angkutan yang beroperasi pada jalur diluar trayek, sehingga nantinya pihak swasta dapat berunding untuk menentukan jumlah kendaraan yang akan beroperasi setiap hari. Penerapan peraturan untuk transportasi umum pada pelayanan transportasi umum tidak dalam trayek tidaklah terlalu ketat dibanding dengan angkutan pada trayek tetap dan teratur hal tersebut dikarenakan jumlah kendaraan dan penumpang yang sedikit dan tidak menentu sehingga tidak memerlukan pengaturan yang terlalu spesifik. Adanya penerapan peraturan yang lebih ringan menyebabkan transportasi umum yang beroperasi pada jalur di luar trayek sering kali tidak memenuhi izin-izin yang ditentukan maupun tidak memenuhi standar kelayakan transportasi umum sehingga berpotensi membahayakan pengguna jasa. Walaupun diselenggarakan oleh pihak swasta tujuan penyelenggaraan transportasi yang terjangkau dan aman harus tetap dipenuhi, karena kebanyakan pihak swasta hanya mencari untung tanpa memperhatikan standar dan kualitas pelayanan maka pemerintah harus mengendalikan pelaksanaanya.

Terkait dengan hal tersebut peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk dapat mengawasi penyelenggaraan pelayanan transportasi umum oleh pihak swasta baik secara preventif maupun represif guna menjamin hak-hak dari pengguna jasa dan juga memberi kepastian hukum bagi penyelenggara jasa transportasi umum itu sendiri. Pada prakteknya penyelenggaraan jasa transportasi umum tidak dalam trayek banyak terjadi pada daerah terpencil seperti contohnya di Banjarnegara yang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah dimana

masyarakatnya masih banyak yang menggunakan transportasi umum dibanding menggunakan transportasi pribadi hal ini di karenakan kebanyakan kegiatan perekonomian dan pendidikan hanya berada dipusat kota, sehingga masyarakat di pinggiran harus berpergian dengan jarak yang cukup jauh setiap harinya.Luas wilayah Banjarnegara yang kecil menyebabkan Banjarnegara hanya mempunyai satu jalan besar yang dijadikan jalan utama yang menghubungkan pusat kota dengan kecamatan-kecamatan, di jalan utama itu lah sebagian besar transportasi umum antar kota dan kebanyakan transportasi umum lainya lewat sedangkan untuk memasuki wilayah-wilayah di kecamatan yang tidak dilewati oleh jalur utama masyarakat harus menggunakan transportasi umum lainya atau menggunakan kendaraan pribadi karena tidak dilalui trayek transportasi umum.

Banyaknya daerah yang sulit dijangkau oleh transportasi umum di Banjarnegara menyebabkan banyak penyelenggara transportasi umum yang beroperasi tidak dalam trayek mengoperasikan kendaraanya tanpa mengikuti standar pelayanan yang telah ditentukan, dengan tujuan dari tepi jalur utama menuju berbagai area terpencil di kecamatan dan kebanyakan dari penyelenggara jasa angkutan tersebutjuga menggunakan kendaraan pribadi berplat hitam yang digunakan sebagai transportasi umum tanpa tanda legalitas dan izin resmi dari pemerintah setempat dengan tarif yang beragam. Keadaan seperti ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun tanpa ada penanganan serius dari pemerintah setempat, masyakat di wilayah terpencil yang merasa kebutuhanya tidak dapat dipenuhi oleh pemerintah pada akhirnya tidak mempunyai banyak pilihan sehingga tetap menggunakan angkutan tersebut.

Faktanya pemerintah dianggap gagal dan tidak bisa memberikan transportasi yang memadai dan layak bagi masyarakatnya sehingga muncul

inovasi dari pihak swasta untuk membentuk transportasi yang lebih efisien, mudah diakses, murah dan cepat. Dalam menjalankan usahanya transportasi umum berbasis aplikasi online dijamin oleh pemerintah.

Kedudukan pemerintah dalam transportasi umum berbasis aplikasi online adalah sebagai regulator yang mengedepankan keadilan yang harus menjamin ketersediaan transportasi di setiap daerahnya, dengan adanya inovasi transportasi umum berbasis aplikasi online pemerintah akan sangat dibantu oleh pihak swasta dalam memberikan disamping itu transportasi umum berbasis aplikasi online menyangkut hidup orang banyak, dimana dengan adanya layanan ini masyarakat merasa dibantu dengan kemudahan dan biaya murah yang ditawarkan serta penyediaan lapangan pekerjaan. Pemerintah harus mampu memberikan transportasi dengan harga yang terjangkau untuk memenuhi kebutuhan angkutan publik, dalam norma ini juga ditegaskan bahwa tanggung jawab untuk menjamin tersedianya angkutan umum yang selamat, aman, nyaman, dan terjangkau menjadi tanggung jawab Pemerintah dan dalam pelaksanaanya Pemerintah dapat melibatkan swasta.

Pemerintah daerah juga turut serta mengawasi perusahaan pemberi layanan transportasi berbasis aplikasi online, pengawasan berupa mewajibkan pemberi layanan ini berbadan hukum, memiliki izin-izin yang diperlukan, mengikuti uji kelayakan serta mengawasi tarif yang ditentukan oleh perusahaan penyedilayanan demi menjamin keselamat, keamanan dan kenyamanan dan biaya terjangkau.61

61

http://bisnis.liputan6.com/read/2395367/kppu-dorong-revisi-uu-llaj-agar-ojek-online-punya-payung-hukum (diakses 9 April 2016)

Dokumen terkait