• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI

Dalam dokumen RANCANGAN AKTUALISASI (Halaman 26-35)

1. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawan ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

21

Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No.5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdirin atas:

 Pegawai Negri Sipil (PNS); dan

 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Manajemen ASN yaitu Manajemen Kepegawaian suatu proses pengelolaan pegawai/ karyawan mulai dari perekrutan/rekruitmen sampai PHK (Putusan Hubungan Kerja supaya pegawai memberikan andil besar dalam lembaga untuk mencapai tujuan individu, lembaga dan masyarakat. Didalam Manajemen Pegawai terdapat beberapa nilai indikator yaitu kepastian hukum, profesionalisme, proporsionalitas, keterpaduan, delegasi, netralitas, akuntabilitas, efektif dan efisen, keterbukaan, non diskriminatif, persatuan dan kesatuan, keadilan dan kesetaraan, kesejahteraan dalam Elly dan Erna (2017).

2. Whole Of Goverment ( WOG )

Whole of Goverment adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan

pemerintahan yang menyatukan upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan–tujuan pembangunan kebijakan, manajemen, program, dan pelayanan publik. Didalam Whole Of Goverment terdapat beberapa nilai indikator yaitu komunikasi, integrasi, sinkronisasi, simplikasi dalam Yogi dan Tri (2017).

3. Pelayanan Publik

Menurut mendapat Lovelick dalam Waluyo (2007:128) pelayanan adalah respon terhadap kebutuhan manajerial yang hanya akan terpenuhi oleh pengguna jasa dan mendapatkan pelayanan yang mereka inginkan”. Jika demikin halnya maka yang menjadi sangat penting atau menjadi konsep yang mendasar bagi peningkatan manajemen pelayanan.

Sementara itu dalam Undang-Undang Nomor. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, pelayanan publik dapat diartikan sebagai “kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap

22

warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggaran pelayanan publik.

Menurut L.P. Sinambela, (2006:6), dalam bukunya “Reformasi Pelayanan Public: Teori, Kebijakan dan Implementasi”. Secara teoritis, tujuan pelayanan public pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima yang tercermin dari :

1) Transparansi, yakni pelayanan bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti;

2) Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

3) Kodisional, yakni pelayanan yang dapat sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas;

4) Partisipasi, yakni pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan public dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat;

5) Kesamaan hak, yakni pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan, status social, dan lain-lain;

6) Kesimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan public.

Menurut saya pelayanan publik adalah salah satu sistem bagi masyarakat diharapkan dapat memberikan kepuasan atas hak-hak dalam pelayanan publik serta memberikan perlindungan yang berkaitan dengan pemberian Izin Mendirikan Bangunan dalam pelayanan publik. Dalam sistem pelayanan publik terdapat indikator yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya dalam menentukan efektifnya pelayanan. Efektivitas pelayanan publik dapat terlaksanakan apabila indikator yang terlibat dalam proses pelayanan dapat berpengaruh dengan baik.

23 BAB IV

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Identifikasi dan Penetapan Isu Aktual Serta Faktor Penyebabnya 1. Identifikasi Isu Aktual

Pengertian isu adalah suatu pertanyaan tentang fakta, nilai, atau kebijakan yang dapat diperdebatkan. Jadi dari pengertiannya makna isu menjurus kepada adanya suatu masalah dalam suatu organisasi, lembaga, kelompok yang membutuhkan penanganan. Jadi sebenarnya dari pengertiannya isu mengacu kepada adanya suatu bibit permasalahan yang kemudian menyebabkan timbulnya perdebatan.

Kemunculan sebuah isu awalnya disebabkan oleh adanya ketidak sesuaian pengertian yang dimiliki oleh pihak manajemen oraganisasi. Isu terjadi ketika sebuah masalah menjadi terfokus pada satu pertanyaan khusus yang bisa mengarahkan pada pertikaian dan beberapa jenis resolusi.

Kecamatan Putussibau Selatan merupakan Organisasi Perangkat Daerah yang dipimpin kepala pemerintahan Kecamatan (pejabat administrator) yaitu Camat yang kedudukannya merupakan perpanjangan tangan dari Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu sebagai bawahan langsung dari Sekretaris Daerah Kabupaten dan merupakan penanggung jawab kegiatan pemerintahan di lapangan. Sesuai tugas dan fungsinya Pemerintah Kecamatan mempunyai kewenangan mengatur dan menyelenggarakan kegiatan pemerintahan ditingkat kecamatan dan bertanggung jawab kepada Bupati Kapuas Hulu. Tanggung jawab Pemerintah Kecamatan adalah menjalankan roda pemerintahan satu tingkat dibawah Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, guna mengatur kewenangan dalam berbagai bidang yang ada diwilayahnya sesuai pendelegasiannya serta sebagai pengendali terhadap dinamika kehidupan sosial masyarakat baik ekonomi, politik maupun sosial budaya.

Sebagai ASN hendaknya mampu memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai dasar profesi ASN dengan baik. ASN mempunyai peran sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat serta pemersatu bangsa. Untuk itu, ASN harus mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN seperti Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti

24

Korupsi, serta menjalankan fungsi Manajemen ASN, Whole of Government, dan Pelayanan Publik dalam pelaksanaan tugas, fungsi dan perannya.

Untuk melaksanakan rancangan aktualisasi yang disusun, diperoleh lah isu yang menjadi polemik di kantor kecamatan Putussibau Selatan. Isu diangkat berdasarkan hasil observasi, konsultasi dengan Kepala Sub bagian, dan pelayanan yang kurang maksimal dikarenakan covid-19 sehingga tidak berjalannya dengan baik fungsi Manajemen ASN, Whole Of Government dan Pelayanan Publik.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara kepada masyarakat, ditemukan bahwa sulitnya mendapatkan informasi terkait pembuatan KTP, perpindahan data penduduk dll. Dari komunikasi ke beberapa pegawai dan masyarakat, bahwa masyarakat kesulitan melakukan admistrasi terutama di masa pandemi ini. Adanya pandemic COVID \-19 ini, menyebabkan pegawai belum dapat melakukan pelayanan secara optimal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 4.1.

25 Tabel 4.1

Identifikasi Isu

Adapun beberapa isu tersebut yang akan dianalisis adalah sebagai berikut :

a. Tidak adanya penggunaan media sosial sebagai sarana informasi b. Fasilitas kantor yang kurang memadai

c. Jauhnya jarak antar desa yang di tempuh

Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu yang telah dipaparkan, perlu dilakukan proses analisis isu untuk menentukan isu mana yang merupakan prioritas yang dapat dicarikan solusi oleh penulis. Proses tersebut menggunakan dua alat bantu penetapan kriteria isu yakni berupa:

1. Penatapan Isu Aktual

a. Aktual, artinya isu atau pokok persoalan sedang terjadi atau akan terjadi dan sedang menjadi pembicaraan orang banyak.

No Identifikasi Isu Sumber isu Keadaan Saat Ini Kondisi Yang Diharapkan (1) (2) (3) (4) (5) 1 Tidak adanya penggunaan media sosial sebagai sarana informasi Pelayanan public (partisipatif) Kurangnya pengetahuan masyarakat terkait pelayanan yang ada di kantor camat

Masyarakat Mendapatkan informasi dengan cepat, akurat dan efisien 2 Fasilitas kantor yang kurang memadai Manajemen ASN (keterpadua n)

Pegawai sulit meberikan informasi kegiatan yang akan dilaksanakan Pegawai dapat secara mudah memberikan informasi 3 Jauhnya jarak antar desa yang di tempuh

Pelayanan publik

Masyarakat sulit

mendapatkan informasi dan kebijakan yang ada

Masyarakat tidak kesusahan berbolak balik sehingga dapat menyiapkan

keperluan layanan yang akan dilakukan

26

b. Problematik, artinya isu yang menyimpang dari kondisi yang seharusnya, standar ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu dicari penyebab dan pemecahannya.

c. Kekhalayakan, artinya isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak.

d. Kelayakan, artinya isu bersifat logis dan patut dibahas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab.

Analisa APKL menggunakan rentang nilai berupa matriks skor yaitu 1 – 5, yang menandakan bahwa semakin tinggi skor berarti isu tersebut bersifat mendesak untuk segera dicari penyelesaiannya.

Tabel.4.2

Analisis Penilaian Kualitas ISU melalui Metode APKL

Keterangan Skala Nilai 1= Sangat Rendah; 2= Rendah;

3= Sedang 4= Tinggi;

5= Sangat Tinggi

Berdasarkan Analisis APKL yang telah dilaksanakan pada table 4.2 menjelaskan bahwa yang menjadi Isu Prioritas (nilai tertinggi) dan ditetapkan sebagai Isu Rancangan Aktualisasi serta yang akan dicarikan solusi pemecahan masalahnya yaitu “Tidak adanya penggunaan media sosial

sebagai sarana informasi di kantor kecamatan putussibau selatan

No ISU A P K L Jumlah Urutan 1 Tidak adanya penggunaan media sosial sebagai sarana informasi 5 4 4 4 17 1 2 Fasilitas kantor yang kurang memadai 4 3 4 4 15 2 3 Jauhnya jarak antar desa yang di tempuh 3 3 4 4 13 3

27

2. Penetapan Faktor Penyebab/Masalah

Mengacu pada hasil analisis APKL yang dipaparkan di atas, telah disepakati oleh kepala camat beserta pegawai lainnya bahwa yang menjadi Isu Prioritas yaitu Tidak adanya penggunaan media sosial sebagai sarana informasi di kantor kecamatan putussibau selatan.

Dalam menentukan prioritas masalah, analisis USG juga digunakan sebagai alat untuk mengetahui isu mana yang menjadi paling prioritas dengan menggunakan kriteria Urgency (U), Seriousness (S), Growth (G) atau yang biasa disebut identifikasi USG. Lebih jelasnya, kriteria USG dijelaskan sebagai berikut:

a. Urgency: Berarti seberapa mendesaknya masalah tersebut untuk diselesaikan berkaitan dengan dimensi waktu, dan ditindaklanjuti dan diselesaikan dengan skala penilaian 1 – 5.

b. Seriousness: Mengacu pada penyelesaian masalah dikaitkan dengan akibat, bisa menimbulkan masalah baru dan ditindaklanjuti dan diselesaikandengan skala penilaian 1 – 5, dan

c. Growth: Berkaitan dengan kemungkinan berkembang memburuk kalau tidak diselesaikan, dan ditindaklanjuti dan diselesaikandengan skala penilaian 1 – 5.

Tabel 4.3

Analisa Faktor Penyebab melalui Metode USG

No Faktor Penyebab U S G Jumlah Urutan

1 Tidak adanya penggunaan media sosial sabagai sarana informasi

4 4 4 12 1

2 Fasilitas kantor yang kurang memadai

3 3 4 10 3

3 Jauhnya jarak antar desa yang di tempuh

28 Keterangan Skala Nilai (1-5) :

1= Sangat Rendah; 2= Rendah;

3= Sedang; 4= Tinggi; 5= Sangat Tinggi.

Berdasarkan hasil analisis menggunakan teknik USG yang telah dipaparkan pada table 4.3 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa isu paling dominan yang dapat diangkat sebagai penyebab (Isu Prioritas) yaitu: “Tidak adanya penggunaan media sosial sebagai sarana informasi”

3. Penetapan Judul dan Rancangan Aktualisasi

Berdasarkan isu prioritas menggunakan APKL yang telah dipaparkan di atas, yaitu “Tidak adanya penggunaan media sosial sebagai sarana informasi”, serta faktor penyebab dari isu prioritas bersarkan analisis menggunakan USG “tidak ada”, maka dalam rangka untuk menyelesaikan isu prioritas tersebut, rancangan aktualisasi ini saya beri judul “Pemanfaatan

Media Sosial Untuk Mempermudah Penyampaian Informasi dan Edukasi

Kepada Masyarakat Kecamatan Putussibau Selatan”.

Berdasarkan judul di atas, maka Rancangan Aktualisasi Kegiatan ini dapat di rumuskan sebagai berikut:

f. Konsultasi dengan kepala camat g. Pembuatan media sosial

h. Sosialisasi akun dengan Pembuatan pamflet/banner i. Perancangan publikasi kegiatan dan informasi

29 B. Rancangan Aktualisasi Kegiatan

Tabel 4.4

Rancangan Aktualisasi Kegiatan Unit Kerja : Kantor Kecamatan Putussibau Selatan

Identifikasi Isu :

1. Tidak adanya penggunaan media sosial sebagai sarana informasi 2. Fasilitas kantor yang kurang memadai

3. Jauhnya jarak antar desa yang di tempuh

Isu yang Diangkat : Tidak Adanya Penggunaan Media Sosial Gagasan Pemecahan

Isu :

Pemanfaatan Media Sosial Pada Kantor Kecamatan Putussibau Selatan No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/ Hasil

Kegiatan

Kriteria Substansi Mata Pelatihan

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi

Penguatan Nilai-Nilai Organisasi 1 2 3 4 5 6 7 1 Konsultasi dengan pimpinan 1. Membuat janji dengan camat 2. Menemui camat 3. Menjelaskan maksud konsultasi untuk melakukan kegiatan aktualisasi 4. Mengkonsultasik an Rancangan 1. Catatan Konsultasi 2. Foto kegiatan Agenda 2

Dalam dokumen RANCANGAN AKTUALISASI (Halaman 26-35)

Dokumen terkait