• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN AKTUALISASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANGAN AKTUALISASI"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

i

RANCANGAN AKTUALISASI

Pemanfaatan Media Sosial Untuk Mempermudah Penyampaian

Informasi dan Edukasi Kepada Masyarakat Kecamatan Putussibau

Selatan

DISUSUN OLEH :

NAMA : RIZKI WAHYUNI

NIP : 19960518 202012 2 012 NO ABSEN : 31

BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN

SUMBER DAYA MANUSIA KABUPATEN KAPUAS HULU

BEKERJASAMA DENGAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

(2)

i

LEMBAR PENGESAHAN

(3)

ii ]

(4)
(5)
(6)

v DAFTAR ISI

Halaman Judul ...

Halaman Persetujuan ... i

Lembar pengesahan ... ii

Berita Acara ... iii

Kata Pengantar ... iv Daftar Isi ... v BAB I Pendahuluan ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan ... 3

C. Tempat dan Waktu Kegiatan ... 3

BAB II Gambaran Umum Organisasi ... 5

A. Keadaan Organisasi, Visi dan Misi ... 5

B. Tugas dan Fungsi ... 6

BAB III Konsep Dasar ASN ... 16

A. Konsep Nilai-Nilai Dasar ASN ... 15

B. Peran dan Kedudukan ASN ... 20

BAB IV RAncangan Aktualisasi ... 23

A. Identifikasi ISU ... 23

B. Rancangan Aktualisasi Kegiatan ... 29

BAB V Penutup ... 45

(7)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kecamatan Putussibau Selatan merupakan Organisasi Perangkat Daerah yang dipimpin kepala pemerintahan Kecamatan (pejabat administrator) yaitu Camat yang kedudukannya merupakan perpanjangan tangan dari Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu sebagai bawahan langsung dari Sekretaris Daerah Kabupaten dan merupakan penanggung jawab kegiatan pemerintahan di lapangan. Sesuai tugas dan fungsinya Pemerintah Kecamatan mempunyai kewenangan mengatur dan menyelenggarakan kegiatan pemerintahan ditingkat kecamatan dan bertanggung jawab kepada Bupati Kapuas Hulu. Tanggung jawab Pemerintah Kecamatan adalah menjalankan roda pemerintahan satu tingkat dibawah Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, guna mengatur kewenangan dalam berbagai bidang yang ada diwilayahnya sesuai pendelegasiannya serta sebagai pengendali terhadap dinamika kehidupan sosial masyarakat baik ekonomi, politik maupun sosial budaya.

Dalam penyelenggaraan kegiatan Pemerintahan, Kecamatan Putussibau Selatan membawahi pemerintahan Kelurahan dan Desa dimana Pemerintah Kelurahan dan Desa merupakan struktur pemerintahan tingkat terkecil daerah yang mana kepala pemerintahan Kelurahan dan Desa bertanggung jawab kepada Camat sebagai atasan langsung. Kecamatan Putussibau Selatan terdiri dari 14 Desa dan 2 Kelurahan dengan 35 dusun/lingkungan, 92 RT dan 9 RW. Selanjutnya sebagai partisipasi aktif dari masyarakat guna mendukung jalannya pemerintahan ditingkat Kelurahan dan Desa maka dibentuklah RT dan RW sesuai dengan Permendagri No. 07 Tahun 1983 tentang Pembentukan Rukun Tetangga dan Rukun Warga. Maka RT dan RW adalah organisasi masyarakat yang dibina oleh pemerintah yang berfungsi sebagai mitra kerja pemerintah dengan operasional yang disesuaikan dengan keadaan lingkungan pemerintahan setempat dan tidak tertutup kemungkinan masing-masing wilayah atau daerah tertentu mempunyai tatacara yang berbeda baik nama atau kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya

(8)

2

sebagai organisasi kemasyarakatan. Dewasa ini peran serta perangkat RW dan RT sangat penting karena langsung bersentuhan dengan masyarakat karena selain menjadi perangkat terkecil dari pemerintah juga merupakan wadah penyampaian aspirasi masyarakat kepada pemerintah. Meskipun kantor camat ini terletak di pinggiran kota namun masih tertinggal jauh dari tekhnologi dan media sosial sebagai sarana pelayanan informasi dan edukasi sedangkan Kecamatan Putussibau Selatan membawahi 16 desa di antaranya terdapat 5 desa yang masih terisolir internet dan 2 desa yang terakses dengan internet tetapi sulit di jangkau karena jalan yang tidak memadai, kemudian 11 desa dan 2 kelurahan yang fasilitasnya sudah memadai.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara kepada pegawai di kantor Kecamatan Putussibau Selatan, Adanya pandemic COVID \-19 ini, menyebabkan terbatasnya pelayanan sehingga pelayanan tidak optimal. Kurang variatifnya media sosial juga menjadi salah satu faktor kurang optimalnya pelayanan yang dilakukan.

Apabila hal tersebut dibiarkan terus-menerus, maka ketidak efektif dan tidak efesien adalah ketidak tercapaian target kerja ketidakpuasan banyak pihak menurunkan kredibilitas instansi tempat bekerja di mata masyarakat bahkan akan menimbulkan opini yang buruk dari masyarakat.

Pegawai ASN memiliki peranan yang sangat penting untuk mensukseskan kegiatan pelayanan. Oleh sebab harus menerapkan tiga fungsi pokok berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang ASN yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat pemersatu bangsa akan mendorong terciptanya masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis, adil, makmur, dan bermoral tinggi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata, serta memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dengan jiwa setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945.

Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi (LAN) No. 12 Tahun 2018 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, untuk dapat

(9)

3

membentuk sosok PNS professional, perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur pelatihan.

Diklat terintegrasi untuk PNS sekarang ini dinamakan dengan Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS. Latsar CPNS tersebut akan menciptakan ASN yang mempunyai nilai-nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi yang kemudian dikenal dengan sebutan ANEKA.

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka penulis sebagai peserta Latsar CPNS merancang kegiatan aktualisasi yang berjudul “Pemanfaatan Media

Sosial Untuk Mempermudah Penyampaian Informasi dan Edukasi Kepada Masyarakat Kecamatan Putussibau Selatan” .

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Peserta di harapkan mampu mengimplementasikan rancangan aktulisasi dengan menerapkan nilai-nilai profesi pegawai dalam keterkaitan mata pelatihan.

2. Tujuan khusus

Peserta latsar CPNS golongan IIIa diharapkan mampu menerapkan rancangan aktualisasi yaitu:

a. Masyarakat Mendapatkan informasi dengan cepat, akuran dan efisien. b. Masyarakat tidak kesusahan berbolak balik sehingga dapat menyiapkan

keperluan layanan yang akan dilakukan

c. Memprioritaskan mutu yang dihasilkan dari tugas dan tanggung jawab yang ditemban.

(10)

4 C. Tempat dan Waktu Kegiatan

1. Tempat Kegiatan

Sasaran pelaksanaan aktualisasi ini adalah kantor Kecamatan Putussibau Selatan, kelurahan kedamin hulu Kabupaten Kapuas Hulu.

2. Waktu Kegiatan

Waktu pelaksanaan Aktualisasi dimulai tanggal 26 April s/d 2 Juni 2021. Pada tanggal 30 Maret s/d 17 April 2021 pembekalan Aktualisasi dan seminar Rancangan Aktualisasi tempat aula penginpan uncak lestari Kabupaten Kapuas Hulu di Putussibau Selatan. Pada Tanggal 26 April s/d 5 Juni 2021 melaksanakan atau implementasi Rancangan Aktualisasi di kantor Kecamatan Putussibau Selatan dan kegiatan akhir pada tanggal 7 Juni s/d 10 Juni 2021 evaluasi pelaksanaan Aktualisasi tempat di aula penginapan uncak lestari Kabupaten Kapuas Hulu di Putussibau Selatan.

(11)

5 BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Profil Organisasi, Visi dan Misi Organisasi 1. Profil Organisasi

Kecamatan dibentuk dalam rangka meningkatkan koordinasi penyelenggaraan pemetintahan, pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat desa dan kelurahan yang merupakan wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah, dipimpin oleh seorang Camat yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dalam pelaksanaan tugasnya, Camat di bantu oleh unsur pembantu pimpinan yang berupa Sekertaris Camat dan para Kepala Subbagian serta para Kepala Seksi beserta masing-masing staf dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.Di Kecamatan Putussibau Selatan Sendiri terdapat 18 orang Pegawai Negeri Sipil dan 5 orang tenaga kontrak yang bekerja dan melaksanakan tugas di Kecamatan Putussibau Selatan. Pembagian jenis kelamin serta golongan dapat kita lihat pada tabel 2.1 di bawah ini :

Tabel 2.1

Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Kecamatan Putussibau Selatan Tahun 2021

Jenis Kelamin Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV Jumlah Laki-Laki 4 3 6 2 15 Perempuan 1 2 5 - 8 Jumlah 5 5 11 2 23

Sumber Data : Subbagian Personil dan Umum Kecamatan Putussibau Selatan

(12)

6

Sarana dan prasarana yang untuk mendukung proses layanan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2. 2

Sarana dan Prasarana Kantor Kecamatan Putssibau Selatan

No. Sarana/Prasarana Jumlah

1 Ruang Kepala Camat 1

2 Ruang Kassubag & staff 7

3 Dapur 1

4 Ruang Tunggu 1

5 WC 2

6 Aula 1

7 Lapangan Upacara 1

2. Visi dan Misi Organisasi

Visi

Pada masyarakat, terlaksananya pelayanan yang optimal, terbaik dan membanggakan.

Misi

a) Terwujudnya sistem pelayanan dan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, optimal dan memuaskan.

b) Terwujudnya peningkatan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat melalui aparatur yang profesional, etos kerja yang baik dan maksimal. c) Meningkatkan kordinasi dengan OPD dalam pembangunan untuk

(13)

7 B. Tupoksi dan Uraian Tugas

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kapuas Hulu dijelaskan bahwa Kecamatan merupakan wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah, dipimpin oleh seorang Camat yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Kecamatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu yang dilimpahkan oleh Bupati dan tugas pemerintahan lainnya berdasarkan Peraturan Perundang-undangan, serta untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66, Kecamatan mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan;

b. Pelaksanaan tugas pemerintahan lainnya yang dilimpahkan oleh bupati; c. Pengelolaan barang milik/ kekayaan daerah yang menjadi

tanggungjawabnya;

d. Pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan bidang tugasnya;

e. Penyampaian laporan yang berkaitan dengan bidang tugasnya secara periodik;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diserahkan oleh bupati sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

1. Camat

Camat adalah Pemimpin dan Koordinator Penyelenggaraan Pemerintahan diwilayah kerja kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan dari Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan menyelenggarakan tugas umum Pemerintahanan. Camat berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Untuk melaksanakan Tugas Camat melaksanakan fungsi sebagai berikut :

(14)

8

a) Penetapan rencana operasional Kecamatan; b) Pelaksanaan tugas umum pemerintahan;

c) Pelaksanaan sebagian urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati;

d) Pembinaan Wilayah;

e) Pemberian petunjuk dalam penyelenggaraan pemerintahan umum dan urusan pemerintahan yang diberikan oleh Bupati;

f) Pemantauan, pengawasan dan pelaporan perkembangan pelaksanaan kegiatan kecamatan secara periodic;

g) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sepanjang sesuai dengan bidang tugasnya;

Dalam hal Camat berhalangan maka pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dilaksanakan oleh Sekretaris dan berada dibawah serta bertanggung jawab kepada Camat.

2. Sekretariat

Sekretariat adalah unsur pembantu Pimpinan pada Kecamatan yang dipimpin oleh seorang Sekretaris dan berada dibawah serta bertanggungjawab pada Camat. Tugas Sekretaris membantu Camat dalam pengelolaan urusan umum, program, kepegawaian, keuangan, ketata usahaan, perpustakaan dan kearsipan kecamatan.

Fungsi Sekretaris Camat melaksanakan fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan rencana kerja Sekretariat; b. Penyusunan program kerja Kecamatan; c. Pengelolaan keuangan Kecamatan;

d. Penyelenggaraan administrasi kepegawaian, pengembangan aparatur, organisasi dan tata laksana Kecamatan;

e. Pelaksanaan ketata usahaan, kearsipan, perpustakaan dan perlengkapan Kecamatan; Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan

(15)

9

pelaksanaan program kerja kecamatan;

f. Pemantauan pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas Sekretariat; g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan

tugas dan fungsinya; Sekretariat terdiri dari :

a) Subbagian Program dan Keuangan ;

b) Subbagian Personil dan Umum.

Masing-masing Subbagian dipimpin oleh seorang kepala Subbagian yang berada dibawah serta bertanggung jawab kepada Sekretaris.

a) Subbagian Program dan Keuangan mempunyai tugas membantu Sekretariat dalam menyusun program dan pengelolaan keuangan kecamatan, untuk melaksanakan tugas dimaksud Subbagian program dan Keuangan melaksanakan fungsi sebagai berikut :

1. Penyusunan program kerja Subbagian Program dan Keuangan; 2. Penyiapan bahan penyusunan laporan Akuntabilitas Kecamatan;

3. Pengumpulan dan pengolahan data rencana operasional setiap seksi pada kecamatan;

4. Penyiapan bahan laporan evaluasi program kerja kecamatan secara periodic;

5. Pengelolaan urusan keuangan Kecamatan;

6. Pemantauan, pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas subbagian program dan keuangan; dan

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai tugas dan fungsinya.

8. Subbagian Personil dan Umum mempunyai tugas membantu Sekretariat dalam

(16)

10

pengelolaan personil dan ketata Usahaan kecamatan, untuk melaksanakan tugas dimaksud Subbagian Personil dan Umum melaksanakan fungsi sebagai berikut :

1) Penyusunan program kerja Subbagian Personil dan Umum;

2) Penyelenggaraan ketata usahaan, perpustakaan dan kearsipan kecamatan;

3) Pemberian pelayanan administrasi kecamatan;

4) Pengolahan administrasi personil kecamatan;

5) Pengelolaan urusan keuangan Kecamatan;

6) Pemantauan, pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas subbagian Personil dan Umum; dan Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai tugas dan fungsinya.

3. Seksi Pemerintahan

Seksi Pemerintahan adalah unsur pembantu pimpinan pada Kecamatan yang dipimpin oleh seorang Kepala Seksi dan berada dibawah serta bertanggungjawab pada Camat. Seksi Pemerintahan mempunyai tugas membantu Camat dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan umum dan pembinaan pemerintah desa dan atau kelurahan.

Seksi Pemerintahan melaksanakan fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan rencana kerja Seksi Pemerintahan;

b. Penyusunan bahan dalam pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintah desa/kelurahan;

c. Penyiapan bahan koordinasi kegiatan pemerintahan dengan instansi terkait; d. Penyiapan bahan pembinaan kemantapan ideologi Negara dan kestabilan

sosial politik;

e. Penyelenggaraan kegiatan administrasi kependudukan dan keagrariaan sesuai pelimpahan yang diberikan;

(17)

11

f. Pemantauan, pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas Seksi Pemerintahan; dan

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas dan fungsinya;

4. Seksi Ekonomi dan Pembangunan

Seksi Perekonomian dan Pembangunan adalah unsur pembantu pimpinan pada Kecamatan yang dipimpin oleh seorang Kepala Seksi dan berada dibawah serta bertanggungjawab pada Camat. Seksi Perekonomian dan Pembangunan mempunyai tugas membantu Camat dalam dalam mengembangkan kegiatan perekonomian masyarakat dan pembangunan desa/kelurahan dalam wilayah Kecamatan.

Seksi Perekonomian dan Pembangunan melaksanakan fungsi sebagai berikut :

1) Penyusunan rencana kerja Seksi Perekonomian dan Pembangunan;

2) Penyusunan data potensi sumberdaya desa/ kelurahan dan penyusunan rencana pembangunan kecamatan;

3) Penyiapan bahan koordinasi kegiatan perekonomian dan pembangunan sarana prasarana fisik dengan instansi terkait;

4) Penyiapan bahan pembinaan terhadap lembaga-lembaga ekonomi desa dan perlombaan desa;

5) Pengendalian pengawasan terhadap ketersediaan dan pendistribusian bahan pokok di masyarakat Pemantauan, pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas Seksi Perekonomian dan Pembangunan; 6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas

(18)

12 E. Seksi Kesejahteraan Rakyat

Seksi Kesejahteraan Rakyat adalah unsur pembantu pimpinan pada Kecamatan yang dipimpin oleh seorang Kepala Seksi dan berada dibawah serta bertanggungjawab pada Camat. Seksi Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas membantu Camat dalam melaksanakan usaha kesejahteraan social dalam wilayah kecamatan.

Seksi Kesejahteraan Rakyat melaksanakan fungsi sebagai berikut : 1) Penyusunan rencana kerja Seksi Kesejahteraan Rakyat;

2) Pembinaan dan pengawasan terhadap organisasi social/ kemasyarakatan dan Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM );

3) Pembinaan kerukunan antar umat beragama dan antara pemerintah dengan lembaga keagamaan;

4) Penyusunan data rumah ibadah, lembaga keagamaan, komunitas masyarakat terasing, penyandang masalah social;

5) Penyusunan data kesehatan masyarakat, dan masyarakat miskin;

6) Pemantauan kegiatan penyaluran bantuan social, pelayanan social, sarana peribadatan, pelayanan kesehatan dan pemberantasan wabah penyakit;

7) Pemantauan, pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas Seksi Kesejahteraan Rakyat;

8) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas dan fungsinya;

F. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum

Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum adalah unsur pembantu pimpinan pada Kecamatan yang dipimpin oleh seorang Kepala Seksi dan berada dibawah serta bertanggungjawab pada Camat. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum mempunyai tugas membantu Camat dalam penyelenggaraan urusan Ketentraman dan Ketertiban Umum di wilayah kecamatan.

(19)

13

Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum melaksanakan fungsi sebagai berikut :

1) Penyusunan rencana kerja Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum;

2) Penyiapan bahan pertimbangan bagi usaha ketentraman dan ketertiban umum;

3) Penyiapan bahan koordinasi dalam penerapan dan penegakan peraturan daerah, keputusan kepala daerah dan peraturan perundang-undangan lainnya;

4) Pelaksanaan usaha preventif dan represif apabila terjadi perselisihan antar kelompok warga dan atau akan terjadi bencana alam;

5) Pemberian rekomendasi / ijin atas kegiatan keramaian masyarakat;

6) Pengawasan dan pengamanan terhadap kegiatan dan obyek-obyek vital diwilayahnya;

7) Pemantauan, pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum;

8) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas dan fungsinya;

G. Kelompok Jabatan Fungsional

Terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang dalam jenjang fungsional yang terdiri dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan tugas khusus sesuai bidan keahlian yang dimilikinya. Pembinaan terhadap tenaga Fungsional dilakukan oleh Camat melalui pimpinan Unit kerja yang berada dalam lingkup kerjanya

(20)

14 H. Struktur Organisasi

Sedangkan Struktur Organisasi Kecamatan Putussibau Selatan dapat kita lihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Kantor Kecamatan Putussibau Selatan

CAMAT

Drs. RUSLI KULYA, M.Si

NIP.19641110 199203 1 012

SEKERTARIS CAMAT USMAN, S.E.M.A.P

NIP.1966036 198903 1 018

KASUBBAG PROGRAM & KEUANGAN

SYAMSUL BHAKTI, S.IP

NIP.19690131 199103 1 002 KASI PEMERINTAHAN M. HERAWATI, S. Sos.M.A.P NIP.19821128 200604 2 019 KASI KESEJAHTERAAN NURAINI. A NIP.19631210 198603 2 008 KASI EKONOMI &PEMBANGUNAN ASNIWATI NIP.19661230 198603 2 010

KASI TRANTIB DAN UMUM

EDY AMRI

NIP.19650919 198603 1 018

KASUBBAG UMUM & APARATUR

JULIANA

NIP.19690827 199303 2 008

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

(21)

15 I. Nilai – nilai Organisasi

Berikut adalah nilai-nilai yang ada di Kantor Kecamatan Putussibau Selatan:

1. membangun 7. Jujur

2. Beriman 8. Bertanggung Jawab 3. optimis 9. Disiplin

4. Bertaqwa 10. unggul 5. iklas 11. nyaman 6. Berkualitasi 12. toleransi

J. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam rancangan aktualisasi ini adalah Penggunaan media sosial berupa foto & video kegiatan pelayanan dan pembangunan Kecamatan putussibau selatan, Kabupaten Kapuas Hulu dengan rencana kegiatan sebagai berikut:

a. Konsultasi dengan kepala camat b. Pembuatan media sosial

c. Sosialisasi akun dengan Pembuatan pamflet/banner d. Perancangan publikasi kegiatan dan informasi

(22)

16 BAB III

KONSEP DASAR APARATUR SIPIL NEGARA

A. Identifikasi Nilai-nilai Dasar Profesi PNS

Fungsi ASN yaitu melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan mempererat persatuan dan kesatuan Bangsa.

Untuk menjadi seorang pelayan publik yang profesional diperlukan pembekalan kepada PNS Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi (LAN) No. 12 Tahun 2018 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, untuk dapat membentuk sosok PNS professional, perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur pelatihan.

Diklat terintegrasi untuk PNS sekarang ini dinamakan dengan Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS. Latsar CPNS tersebut akan menciptakan ASN yang mempunyai nilai-nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi yang kemudian dikenal dengan sebutan ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi). Penjelasan mengenai ANEKA adalah sebagai berikut:

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memenuhi pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/pimpinan suatu unit organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau yang berwenang meminta pertanggungjawaban berupa hasil laporan dengan prinsip bahwa setiap kegiatan pengelolaan keuangan desa harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat desa, sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan merupakan hal yang penting untuk menjamin nilai-nilai efisiensi, efektivitas dan reabilitas dalam pelaporan keuangan desa yang berisi kegiatan mulai dari perencanaan, hingga realisasi atau pelaksanaan Mardiasmo, (2014).

Menurut Mahmudi dalam Agustiawan, Abdul halim, (2018). dimensi akuntabilitas dibedakan menjadi lima bagian,yaitu:

(23)

17

a. Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran (Accuntability for probity and legality) Akuntabilitas hukum yaitu kepatuhan kepada hukum dan peraturan lain yang menjadi syarat didalam organisasi. Akuntabilitas kejujuran yaitu penghidaran penyalahgunaan jabatan, korupsi dan kolus. Akuntabilitas hukum menjamin penegakan supremasi hukum, sedangkan akuntabilitas kejujuran menjamin adanya praktik organisasi yang sehat.

b. Akuntabilitas Program Program organisasi sebaiknya adalah program yang bermutu dan mendukung strategi dalam pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi. Lembaga publik wajib mempertanggungjawabkan program yang sudah dibuat sampai dengan pelaksanaan program.

c. Akuntabilitas Manajerial Akuntabilitas manajerial atau akuntabilitas kinerja adalah pertanggungjawaban untuk melaksanakan pengelolaan organisasi secara efektif dan efisien.

d. Akuntabilitas Kebijakan Organisasi publik harus dapat mempertanggungjawabkan kebijakan yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan dampak yang akan dihadapi kedepannya.

e. Akuntabilitas Finansial Akuntabilitas finansial yaitu pertanggungjawaban lembaga publik dalam pemakaian dana publik (public money) secara ekonomis, efektif dan efisien, tidak ada kebocoran dana dan pemborosan dan juga korupsi

2. Nasionalisme

Nasionalisme pada hakikatnya merupakan suatu ideologi negara modern, seperti halnya demokrasi dan komunisme. Bahkan kolonialisme dan imperialisme merupakan bentuk dari nasionalisme yang bersifat ekspansif. Masalah kebangsaan yang paling pokok, menurut aliran Marxis, adalah titik pertemuan antara politik, teknologi dan transformasi sosial Hosbawm, (1992).

Nasionalisme sebagai suatu ideologi, memerlukan aktualisasi sesuai perubahan zaman dan tantangan yang dihadapi. Musuh nasionalisme tidak lagi terbatas pada imperialisme, kolonialisme, separatisme atau ideologi-ideologi lain, namun meluas kepada hal-hal di luar itu, seperti

(24)

18

kemiskinan, keterbelakangan, penindasan hak asasi dan sebagainya (Rachmat, 1996). Hal ini mengacu pada esensi dasar dari nasionalisme yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan, yang menyiratkan suatu keadilan yang menyeluruh, yang harus mampu dirasakan semua anggota bangsa. Kemiskinan, keterbelakangan dan penindasan menandakan adanya ketimpangan dan ketidakmerataan dalam suatu masyarakat bangsa, yang berarti bertentangan dengan esensi dasar nasionalisme.

Nasionalisme dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mencintai bangsa dan negara. Mulyana dalam Martaniah, (1990) mendefinisikan nasionalisme dengan kesadaran bernegara atau semangat nasional. Nasionalisme atau kebangsaan bukan sekedar instrumen yang berfungsi sebagai perekat kemajemukan secara eksternal, namun juga merupakan wadah yang menegaskan identitas Indonesia yang bersifat plural dalam berbagai dimensi kulturalnya. Nasionalisme menuntut adanya perwujudan nilai-nilai dasar yang berorientasi kepada kepentingan bersama dan menghindarkan segala legalisasi kepentingan pribadi yang merusak tatanan kehidupan bersama.

3. Etika Publik

Menurut Brooks (2011) Etika adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki penilaian normative tentang apa perilaku ini benar atau apa yang seharusnya di lakukan. Kebutuhan akan etika muncul dari ke inginan untuk menghindari permasalahan permasalahan di dunia nyata.

Menurut Keban (2011:34) etika penyelenggaraan pelayanan publik memiliki dua arti yaitu arti sempit dan arti luas. Dalam arti yang sempit pelayanan publik adalah suatu tindakan pemberian barang dan jasa kepada masyarakat oleh pemerintah dalam rangka tanggungjawabnya kepada publik baik diberikan secara langsung maupun melalui kemitraan dengan swasta dan masyarakat berdasarkan jenis dan intensitas kebutuhan masyarakat, kemampuan masyarakat dan pasar. Konsep ini lebih menekankan bagaimana pelayanan publik berhasil diberikan melalui suatu delivery system yang sehat. Pelayanan publik ini dapat dilihat sehari-hari di bidang administrasi, keamanan, kesehatan, pendidikan,

(25)

19

perumahan, air bersih, telekomunikasi, transportasi, bank, dan sebagainya.

Tujuan pelayanan publik adalah menyediakan barang dan jasa yang terbaik bagi masyarakat. Barang dan jasa yang terbaik adalah memenuhi apa yang dijanjikan atau apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan demikian pelayanan publik yang terbaik adalah yang memberikan kepuasan terhadap publik, kalau perlu melebihi harapan publik. Etika berhubungan dengan seluruh ilmu pengetahuan tentang manusia dan masarakat sebagai antropologi, prikologi, sosiologi, ekonomi, ilmu politik, dan hukum Ruslan, (2011: 32).

4. Komitmen Mutu

Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (2010 : 8) mendefinisikan efektivitas sebagai berikut: “ Efektivitas organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang coba dikerjakannya. Efektivitas organisasi berarti memberikan barang atau jasa yang dihargai oleh pelanggan.” Pada era global dengan tingkat persaingan yang semakin tinggi, kinerja organisasi lebih diarahkan pada terciptanya kepuasan pelanggan.

Selanjutnya, Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (2010 : 8) mendefinisikan efisiensi sebagai berikut: “Efisiensi organisasi adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasional. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang, dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tert\entu. Efisiensi dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa

Zeithmalh, dkk (1990: 23) menyatakan bahwa terdapat sepuluh ukuran dalam menilai mutu pelayanan, yaitu :“(1) Tangible (nyata/berwujud), (2) Reliability (kehandalan), (3) Responsiveness (Cepat tanggap), (4) Competence (kompetensi), (5) Access (kemudahan), (6) Courtesy (keramahan), (7) Communication (komunikasi), (8)

Credibility (kepercayaan), (9) Security (keamanan), (10) Understanding the Customer (Pemahaman pelanggan).”

(26)

20

5. Anti Korupsi

Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas segala tingkah atau tindakan yang melawan norma-norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Tindak pidana korupsi terdiri dari kegiatan keuangan negara, suap menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan, benturan kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.

Ditinjau dari sisi hukum, upaya pemberantasan praktik korupsi terus dilakukan. Beberapa produk-produk hukum sudah diterbitkan baik dari aspek hukum materiil maupun aspek formil. Baru kemudian pada tahun 2002, dibentuklah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Berdasarkan konsideran Undang-Undang Nomor 30 tahun 2002 tentang KPK, keberadaan KPK dibentuk karena lembaga pemerintah yang menangani perkara tindak korupsi belum berfungsi secara efektif dan efisien dalam memberantas tindak pidana korupsi dalam Mukodi, (2014: 3).

KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi dan dihasilkan sebanyak 9 nilai-nilai anti korupsi sebagai berikut: 1) jujur, 2) peduli, 3) mandiri, 4) disiplin, 5) tanggung jawab, 6) kerja keras, 7) sederhana, 8) berani, 9) adil. Saat ini, setiap organisasi biasanya sudah menentukan nilai dasar organisasinya, tentunya nilai anti korupsi diharapkan masuk di dalamnya, terutama nilai inti anti korupsinya yang telah anda identifikasi, lebih jauh lagi jika nilai organisasi selaras pula dengan nilai anti korupsi, upaya penyelarasan nilai tersebut sangat penting untuk memastikan bahwa para pegawai yang mengusung integritas atau anti korupsi mendapatkan payung yang tepat didalam organisasinya.

B. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI

1. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawan ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

(27)

21

Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No.5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdirin atas:

 Pegawai Negri Sipil (PNS); dan

 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Manajemen ASN yaitu Manajemen Kepegawaian suatu proses pengelolaan pegawai/ karyawan mulai dari perekrutan/rekruitmen sampai PHK (Putusan Hubungan Kerja supaya pegawai memberikan andil besar dalam lembaga untuk mencapai tujuan individu, lembaga dan masyarakat. Didalam Manajemen Pegawai terdapat beberapa nilai indikator yaitu kepastian hukum, profesionalisme, proporsionalitas, keterpaduan, delegasi, netralitas, akuntabilitas, efektif dan efisen, keterbukaan, non diskriminatif, persatuan dan kesatuan, keadilan dan kesetaraan, kesejahteraan dalam Elly dan Erna (2017).

2. Whole Of Goverment ( WOG )

Whole of Goverment adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan

pemerintahan yang menyatukan upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan–tujuan pembangunan kebijakan, manajemen, program, dan pelayanan publik. Didalam Whole Of Goverment terdapat beberapa nilai indikator yaitu komunikasi, integrasi, sinkronisasi, simplikasi dalam Yogi dan Tri (2017).

3. Pelayanan Publik

Menurut mendapat Lovelick dalam Waluyo (2007:128) pelayanan adalah respon terhadap kebutuhan manajerial yang hanya akan terpenuhi oleh pengguna jasa dan mendapatkan pelayanan yang mereka inginkan”. Jika demikin halnya maka yang menjadi sangat penting atau menjadi konsep yang mendasar bagi peningkatan manajemen pelayanan.

Sementara itu dalam Undang-Undang Nomor. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, pelayanan publik dapat diartikan sebagai “kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap

(28)

22

warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggaran pelayanan publik.

Menurut L.P. Sinambela, (2006:6), dalam bukunya “Reformasi Pelayanan Public: Teori, Kebijakan dan Implementasi”. Secara teoritis, tujuan pelayanan public pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima yang tercermin dari :

1) Transparansi, yakni pelayanan bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti;

2) Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

3) Kodisional, yakni pelayanan yang dapat sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas;

4) Partisipasi, yakni pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan public dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat;

5) Kesamaan hak, yakni pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan, status social, dan lain-lain;

6) Kesimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan public.

Menurut saya pelayanan publik adalah salah satu sistem bagi masyarakat diharapkan dapat memberikan kepuasan atas hak-hak dalam pelayanan publik serta memberikan perlindungan yang berkaitan dengan pemberian Izin Mendirikan Bangunan dalam pelayanan publik. Dalam sistem pelayanan publik terdapat indikator yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya dalam menentukan efektifnya pelayanan. Efektivitas pelayanan publik dapat terlaksanakan apabila indikator yang terlibat dalam proses pelayanan dapat berpengaruh dengan baik.

(29)

23 BAB IV

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Identifikasi dan Penetapan Isu Aktual Serta Faktor Penyebabnya 1. Identifikasi Isu Aktual

Pengertian isu adalah suatu pertanyaan tentang fakta, nilai, atau kebijakan yang dapat diperdebatkan. Jadi dari pengertiannya makna isu menjurus kepada adanya suatu masalah dalam suatu organisasi, lembaga, kelompok yang membutuhkan penanganan. Jadi sebenarnya dari pengertiannya isu mengacu kepada adanya suatu bibit permasalahan yang kemudian menyebabkan timbulnya perdebatan.

Kemunculan sebuah isu awalnya disebabkan oleh adanya ketidak sesuaian pengertian yang dimiliki oleh pihak manajemen oraganisasi. Isu terjadi ketika sebuah masalah menjadi terfokus pada satu pertanyaan khusus yang bisa mengarahkan pada pertikaian dan beberapa jenis resolusi.

Kecamatan Putussibau Selatan merupakan Organisasi Perangkat Daerah yang dipimpin kepala pemerintahan Kecamatan (pejabat administrator) yaitu Camat yang kedudukannya merupakan perpanjangan tangan dari Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu sebagai bawahan langsung dari Sekretaris Daerah Kabupaten dan merupakan penanggung jawab kegiatan pemerintahan di lapangan. Sesuai tugas dan fungsinya Pemerintah Kecamatan mempunyai kewenangan mengatur dan menyelenggarakan kegiatan pemerintahan ditingkat kecamatan dan bertanggung jawab kepada Bupati Kapuas Hulu. Tanggung jawab Pemerintah Kecamatan adalah menjalankan roda pemerintahan satu tingkat dibawah Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, guna mengatur kewenangan dalam berbagai bidang yang ada diwilayahnya sesuai pendelegasiannya serta sebagai pengendali terhadap dinamika kehidupan sosial masyarakat baik ekonomi, politik maupun sosial budaya.

Sebagai ASN hendaknya mampu memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai dasar profesi ASN dengan baik. ASN mempunyai peran sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat serta pemersatu bangsa. Untuk itu, ASN harus mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN seperti Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti

(30)

24

Korupsi, serta menjalankan fungsi Manajemen ASN, Whole of Government, dan Pelayanan Publik dalam pelaksanaan tugas, fungsi dan perannya.

Untuk melaksanakan rancangan aktualisasi yang disusun, diperoleh lah isu yang menjadi polemik di kantor kecamatan Putussibau Selatan. Isu diangkat berdasarkan hasil observasi, konsultasi dengan Kepala Sub bagian, dan pelayanan yang kurang maksimal dikarenakan covid-19 sehingga tidak berjalannya dengan baik fungsi Manajemen ASN, Whole Of Government dan Pelayanan Publik.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara kepada masyarakat, ditemukan bahwa sulitnya mendapatkan informasi terkait pembuatan KTP, perpindahan data penduduk dll. Dari komunikasi ke beberapa pegawai dan masyarakat, bahwa masyarakat kesulitan melakukan admistrasi terutama di masa pandemi ini. Adanya pandemic COVID \-19 ini, menyebabkan pegawai belum dapat melakukan pelayanan secara optimal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 4.1.

(31)

25 Tabel 4.1

Identifikasi Isu

Adapun beberapa isu tersebut yang akan dianalisis adalah sebagai berikut :

a. Tidak adanya penggunaan media sosial sebagai sarana informasi b. Fasilitas kantor yang kurang memadai

c. Jauhnya jarak antar desa yang di tempuh

Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu yang telah dipaparkan, perlu dilakukan proses analisis isu untuk menentukan isu mana yang merupakan prioritas yang dapat dicarikan solusi oleh penulis. Proses tersebut menggunakan dua alat bantu penetapan kriteria isu yakni berupa:

1. Penatapan Isu Aktual

a. Aktual, artinya isu atau pokok persoalan sedang terjadi atau akan terjadi dan sedang menjadi pembicaraan orang banyak.

No Identifikasi Isu Sumber isu Keadaan Saat Ini Kondisi Yang Diharapkan (1) (2) (3) (4) (5) 1 Tidak adanya penggunaan media sosial sebagai sarana informasi Pelayanan public (partisipatif) Kurangnya pengetahuan masyarakat terkait pelayanan yang ada di kantor camat

Masyarakat Mendapatkan informasi dengan cepat, akurat dan efisien 2 Fasilitas kantor yang kurang memadai Manajemen ASN (keterpadua n)

Pegawai sulit meberikan informasi kegiatan yang akan dilaksanakan Pegawai dapat secara mudah memberikan informasi 3 Jauhnya jarak antar desa yang di tempuh

Pelayanan publik

Masyarakat sulit

mendapatkan informasi dan kebijakan yang ada

Masyarakat tidak kesusahan berbolak balik sehingga dapat menyiapkan

keperluan layanan yang akan dilakukan

(32)

26

b. Problematik, artinya isu yang menyimpang dari kondisi yang seharusnya, standar ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu dicari penyebab dan pemecahannya.

c. Kekhalayakan, artinya isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak.

d. Kelayakan, artinya isu bersifat logis dan patut dibahas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab.

Analisa APKL menggunakan rentang nilai berupa matriks skor yaitu 1 – 5, yang menandakan bahwa semakin tinggi skor berarti isu tersebut bersifat mendesak untuk segera dicari penyelesaiannya.

Tabel.4.2

Analisis Penilaian Kualitas ISU melalui Metode APKL

Keterangan Skala Nilai 1= Sangat Rendah; 2= Rendah;

3= Sedang 4= Tinggi;

5= Sangat Tinggi

Berdasarkan Analisis APKL yang telah dilaksanakan pada table 4.2 menjelaskan bahwa yang menjadi Isu Prioritas (nilai tertinggi) dan ditetapkan sebagai Isu Rancangan Aktualisasi serta yang akan dicarikan solusi pemecahan masalahnya yaitu “Tidak adanya penggunaan media sosial

sebagai sarana informasi di kantor kecamatan putussibau selatanNo ISU A P K L Jumlah Urutan 1 Tidak adanya penggunaan media sosial sebagai sarana informasi 5 4 4 4 17 1 2 Fasilitas kantor yang kurang memadai 4 3 4 4 15 2 3 Jauhnya jarak antar desa yang di tempuh 3 3 4 4 13 3

(33)

27

2. Penetapan Faktor Penyebab/Masalah

Mengacu pada hasil analisis APKL yang dipaparkan di atas, telah disepakati oleh kepala camat beserta pegawai lainnya bahwa yang menjadi Isu Prioritas yaitu Tidak adanya penggunaan media sosial sebagai sarana informasi di kantor kecamatan putussibau selatan.

Dalam menentukan prioritas masalah, analisis USG juga digunakan sebagai alat untuk mengetahui isu mana yang menjadi paling prioritas dengan menggunakan kriteria Urgency (U), Seriousness (S), Growth (G) atau yang biasa disebut identifikasi USG. Lebih jelasnya, kriteria USG dijelaskan sebagai berikut:

a. Urgency: Berarti seberapa mendesaknya masalah tersebut untuk diselesaikan berkaitan dengan dimensi waktu, dan ditindaklanjuti dan diselesaikan dengan skala penilaian 1 – 5.

b. Seriousness: Mengacu pada penyelesaian masalah dikaitkan dengan akibat, bisa menimbulkan masalah baru dan ditindaklanjuti dan diselesaikandengan skala penilaian 1 – 5, dan

c. Growth: Berkaitan dengan kemungkinan berkembang memburuk kalau tidak diselesaikan, dan ditindaklanjuti dan diselesaikandengan skala penilaian 1 – 5.

Tabel 4.3

Analisa Faktor Penyebab melalui Metode USG

No Faktor Penyebab U S G Jumlah Urutan

1 Tidak adanya penggunaan media sosial sabagai sarana informasi

4 4 4 12 1

2 Fasilitas kantor yang kurang memadai

3 3 4 10 3

3 Jauhnya jarak antar desa yang di tempuh

(34)

28 Keterangan Skala Nilai (1-5) :

1= Sangat Rendah; 2= Rendah;

3= Sedang; 4= Tinggi; 5= Sangat Tinggi.

Berdasarkan hasil analisis menggunakan teknik USG yang telah dipaparkan pada table 4.3 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa isu paling dominan yang dapat diangkat sebagai penyebab (Isu Prioritas) yaitu: “Tidak adanya penggunaan media sosial sebagai sarana informasi”

3. Penetapan Judul dan Rancangan Aktualisasi

Berdasarkan isu prioritas menggunakan APKL yang telah dipaparkan di atas, yaitu “Tidak adanya penggunaan media sosial sebagai sarana informasi”, serta faktor penyebab dari isu prioritas bersarkan analisis menggunakan USG “tidak ada”, maka dalam rangka untuk menyelesaikan isu prioritas tersebut, rancangan aktualisasi ini saya beri judul “Pemanfaatan

Media Sosial Untuk Mempermudah Penyampaian Informasi dan Edukasi

Kepada Masyarakat Kecamatan Putussibau Selatan”.

Berdasarkan judul di atas, maka Rancangan Aktualisasi Kegiatan ini dapat di rumuskan sebagai berikut:

f. Konsultasi dengan kepala camat g. Pembuatan media sosial

h. Sosialisasi akun dengan Pembuatan pamflet/banner i. Perancangan publikasi kegiatan dan informasi

(35)

29 B. Rancangan Aktualisasi Kegiatan

Tabel 4.4

Rancangan Aktualisasi Kegiatan Unit Kerja : Kantor Kecamatan Putussibau Selatan

Identifikasi Isu :

1. Tidak adanya penggunaan media sosial sebagai sarana informasi 2. Fasilitas kantor yang kurang memadai

3. Jauhnya jarak antar desa yang di tempuh

Isu yang Diangkat : Tidak Adanya Penggunaan Media Sosial

Gagasan Pemecahan

Isu :

Pemanfaatan Media Sosial Pada Kantor Kecamatan Putussibau Selatan No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/ Hasil

Kegiatan

Kriteria Substansi Mata Pelatihan

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi

Penguatan Nilai-Nilai Organisasi 1 2 3 4 5 6 7 1 Konsultasi dengan pimpinan 1. Membuat janji dengan camat 2. Menemui camat 3. Menjelaskan maksud konsultasi untuk melakukan kegiatan aktualisasi 4. Mengkonsultasik an Rancangan 1. Catatan Konsultasi 2. Foto kegiatan Agenda 2 (Etika Publik : Sopan; hormat dan sopan)

Saya membuat janji dengan camat untuk berkonsultasi mengenai kegiatan aktualisasi (Akuntabilitas : Dengan berkonsultasi saya ikut berkonstribusi dalam motto yaitu Unggul, gerak cepat,santun,optimis dan nyaman. sebab dalam berkonsultasi dengan kepala Dengan berkonsultasi bersama kepala camat saya ikut berkontribusi dalam nilai organisasi Bertanggung jawab dan sopan

(36)

30 Aktualisasi dengan camat 5. Mendengarkan penjelasan yang diberikan camat 6. Mencatat semua pengarahan yang diberikan oleh camat 7. Meminta persetujuan hasil resume konsultasi dengan camat Transparansi dan Integritas) Saya menemui camat untuk berkonsultasi mengenasi kegiatan aktualisasi (Nasionalis : Religius; Sosial dan Hormat menghormati) Saya mengucapkan salam ketika bertemu dengan camat (Komitmen Mutu : Efektivitas dan efisiensi) Saya menjelaskan maksud dan tujuan konsultasi untuk melakukan kegiatan aktualisasi (Nasionalis : Hormat dan Sosial) Saya mendengarkan camat diterapkannya sikap sopan dan menghormati Kontribusi terhadap Misi organisasi yakni meningkatkan sistem pelayanan dan penyelenggaraan pemerintahan yang baik optimal dan memuaskan. sebab dalam berkonsultasi dengan kepala camat diperlukan partisipasi dalam membahas kegiatan

(37)

31

semua pengarahan yang diberikan oleh camat ( Anti Korupsi – Mandiri dan Tangung Jawab ) Saya mencatat semua pengarahan yang diberikan oleh camat (Etika Publik : Sopandan Hormat)Saya meminta persetujuan hasil resume konsultasi dengan camat Agenda 3 WOG (komunikasi dan koordinasi) Saya melakukan konsultasi dengan camat tentang rencana saya dalam pembuatan akun media sosial

(38)

32 Pelayanan public

(partisipatif)

Saya melibatkan camat dan rekan dalam sosialisasi media sosial.

Manajemen ASN (profesionalisme)

Saya memikirkan benar, konsep apa yang akan saya buat dalam pembuatan dan sosialisasi akun media sosial 2 Pembuatan media sosial 1. Menyiapkan hp/laptop 2. Menentukan Akun Media sosial yang akan digunakan 1. Membuat e-mail 2. Mendaftar akun media sosial Foto kegiatan Agenda 2 (Anti Korupsi : Mandiri dan Disiplin) Saya menyiapkan e-mail untuk pendaftaran akun media sosial (Etika Publik : Cermat dan Tanpa Tekanan)

Dengan saya membuat akun media sosial saya ikut berkonstribusi dalam visi yakni “terwujudnya peningkatan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat melalui aparatur yang Pembuatan media sosial bertujuan sebagai memudahkan pelayanan yang mana akan menguatkan nilai-nilai organisasi

(39)

33 3. Membuat e-mail atas nama instansi 4. Mendaftarkan akun media sosial atas nama instansi 5. Menemui kepala camat untuk konfirmasi pembuatan akun media sosial 9. Meminta persetujuan camat mengenai kegiatan media sosial yang telah dibuat

Saya akan

menentukan media sosial yang akan digunakan (Komitmen Mutu : Efektifitas dan Efisiensi) Saya akan menyusun dan memberi informasi melalui media sosial (Akuntabiltas : Kejelasan Target dan Kejelasan Target) Saya akan menentukan media yang sesuai dengan pelayanan (Nasionalis : Tanggung Jawab dan Disiplin) Saya akan menentukan langkah-langkah sosialisasi pelayanan informasi profesional, etos kerja yang baik dan maksima” sebab dalam pendaftaran akun media sosial diperlukan kreatifitas agar mendapatkan hasil yang berkualitas Kontribusi terhadap misi organisasi yakni Misi: Mewujudkan sistem pelayanan dan pemberdayaan masyarakat melalui aparatur yang professional, etos kerja yang baik dan maksimal. sebab dalam mempermudahkan yaitu bertanggung jawab, disiplin, dan berkualitas

(40)

34 (Nasionalis : Tidak menggunakan hak yang bukan miliknya)Saya meminta persetujuan camat mengenai kegiatan pembuatan akun media sosial dengan persetujuan bapak camat

Agenda 3

WOG (komunikasi)

Dalam pembuatan media sosial saya melakukan komunikasi terhadap camat untuk meminta persetujuan Pelayanan Publik (efektif & efisien)

Media sosial yang saya buat, saya buat dengan seefektif dan seefisien mungkin supaya masyarakat merasa nyaman dan

sistem pelayanan diperlukan efektifitas dan efisiensi menentukan tujuan informasi

(41)

35 mudah mendapatkan informasi Manajemen ASN (Keterpaduan)

Media yang saya buat memperhatikan kenyamanan dalam pelayan informasi yang sama dengan di lapangan.

3

Sosialisasi akun media sosial yang sudah ada 1. Mendesain banner sesuai dengan yang di inginkan 2. Pergi ke tempat ATK & Media Cetak 3. Konfirmasi benner yang akan di buat 4. Mengambil banner yang sudah selesai dibuat 1. Media sosial berupa Facebook & Instagram 2. Foto kegiatan 3. Video Agenda 2 (Akuntabilitas : Kejelasan Target dan Konsistensi) Saya akan mencari foto sebagai alat penunjang membuat desain banner yang menarik (Komitmen Mutu : Orientasi Mutu dan Efektivitas) Saya akan Dengan mensosialisasikan akun media social saya sudah

menerapkan Visi yaitu Terselenggaranya pelayanan yang optimal sebab dalam pembuatan banner diperlukan efektifitas dan efisiensi dengan tujuan yang akan dilaksanakan Kontribusi terhadap Menyiapkan banner bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam mendapat informasi dalam menguatkan nilai-nilai organisasi yaitu bertanggung jawab, terampil, dan berkualitas

(42)

36 5. Memasang banner di area kantor 6. Meminta bantuan influencer untuk mempromosikan akun milik instansi 7. Menganalisis kegiatan, untuk menentukan kesesuaian informasi dengan aktivitas yang akan dilakukan mengunjungi tempat ATK dan Media Cetak agar dapat dilakukan, sesuai dengan waktu yang tersedia sehingga efektif (Anti Korupsi: Kerja Keras) Saya segera mengambil banner yang sudah selesai dibuat dan langsung memasangnya dikantor (Nasionalisme: Kerjasama) Saya meminta bantuan influencer untuk mempromosikan akun media sosial milik instansi Misi mewujudkan

system pelayanan dan penyelenggaraan pemerintah yang baik, optimal dan memuaskan. sebab pembuatan banner diperlukan tanggungjawab dan efisiensi dalam mencapai terlaksananya pembuatan

(43)

37 (Etika Publik: Cermat) Saya meninjau ulang dengan cermat, untuk memastikan bahwa dokumen tersebut pantas dipublikasikan. Agenda 3 Manajemen ASN (Keterpaduan) Saya meninjau ulang kegiatan, untuk menentukan kesesuaian informasi dengan aktivitas yang akan dilakukan WOG (Komunikasi) Saya berdiskusi dengan rekan kerja dalam memantapkan setiap kegiatan yang akan

(44)

38 dilakukan Pelayanan Publik (Efektif dan Efisien) Saya membuat akun media sosial sebagai sarana mempermudah pelayanan berupa pemberian informasi. 4 Perancangan publikasi kegiatan dan informasi 1. Meminta bantuan pegegawai lain untuk mengumpulkan foto dan video 2. Menyiapkan foto dan video 3. melakukan pengeditan agar menarik dan mudah 1. dokumentas i 2. aplikasi editor 3. Foto Kegiatan 4. Video kegiatan Upload ke media sosial Agenda 2 (Etika Publik : Disiplin) Saya akan meminta rekan kerja agar menyiapkan foto dan video sesuai waktu yang saya minta

(Nasionalis : Kerja Sama)

Saya meminta rekan kerja untuk ikut berkontribusi

Dengan kegiatan perancangan publikasi kegiatan saya ikut berkonstribusi dalam

Visi instansi yaitu terbaik dan membanggakan sebab dalam melaksanakan pengeditan diperlukan kreatifitas agar kegiatan publikasi sesuai yang di inginkan Melaksanakan kegiatan pengeditan dokumen bertujuan untuk mempermudah penerima informasi yang akan menguatkan nilai-nilai organisasi yaitu membangun, berkualitas,

(45)

39 dimengerti penyampaianny a 4. mengunggah informasi yang sudah siap di publikasikan dalam kegiatan aktualisasi ( Anti Korupsi : Mandiri ) Saya akan mengecek dokumen yang telah diserahkan oleh rekan kerja ( Komitmen Mutu : Inovasi )Saya akan mengedit dokumen agar menarik untuk dilihat (Komitmen Mutu : Orientasi Mutu ) Saya akan mengunggah informasi yang sudah disiapkan ( Akuntabilitas : Kejelasan Kontribusi terhadap Misi mewujudkan system pelayanan dan penyelenggaraan pemerintah yang baik, optimal dan memuaskan . disiplin, unggul, nyaman

(46)

40 Target )

Saya akan membalas chat jika ada yang menanyakan seputar informasi pelayanan Agenda 3 Manajemen ASN (Akuntabilitas, Keterpaduan) Ada keterpaduan antara pengeditan, supaya sesuai dengan rencana WOG (Koordinasi, komunikasi) Dalam melakukan kegiatan publikasi ada komunikasi 2 arah antara saya dengan staff yang lain

(47)

41 public

(partisipatif, efektif & efisien

Saya membuat proses pelayanan menjadi efektif dan efisien dalam memberikan informasi 5 Melaksanakan evaluasi ntuk mempublikasikan informasi. 1. Memulai proses evaluasi dengan menemui camat. 2. Mengingatkan kembali kegiatan yang akan dievaluasi. 3. Memonitoring akun media sosial instansi. 4. Mempersilakan masyarakat untuk bertanya melalui akun media yang telah tersedia. 5. Menjawab 1. Memilah foto dan video 2. Analisis ketertarikan masyarakat dalam penyampaia n informasi 3. Foto proses evaluasi Agenda 2 ( Nasionalis : hormat menghormati, keja sama) Saya akan memulai proses evaluasi dengan menemui camat. ( Akuntabilitas : Tanggung Jawab ) Saya akan mengingatkan kembali aktualisasi yang akan dievaluasi ( Anti Korupsi : Adil ) Saya akan Dengan melaksanakn evaluasi saya ikut berkonstribusi dalam

Visi terselenggaranya

pelayanan yang optimal

dalam evaluasi aktual diperlukan integritas dan cermat agar pelaksanaan evaluasi tepat tujuan Kontribusi terhadap Misi Meningkatkan koordinasi dengan OPD dalam pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat sebab dalam melaksanakan evaluasi diperlukan Melaksanakan evaluasi aktualisasi bertujuan untuk mengetahui hasil capaian pelayanan yang akan menguatkan nilai-nilai organisasi yaitu nyaman, gratis, unggul, tulus,ikhlas

(48)

42 semua pertanyaan yang dilontarkan masyarakat membagikan user name dan password kepada pegawai lain. (Etika Publik : Sopan) Saya akan mendengarkan camat memberikan pendapat dan masukan. (Komitmen Mutu : Efisien) Saya akan membagi tautan yang telah di publikasikan. (Akuntabilitas : Konsistensi ) Saya selalu memberikan informasi melalui media social Agenda 3 Manajemen ASN (non kejelasan dalam penyampaian informasi

(49)

43 diskriminatif, keterbukaan) Saya tidak membedakan pengguna layanan dalam membalas pesan dgn cepat dan tepat WOG (sinkronisasi) Saya mengevaluasikan informasi sesuai dengan tujuan pelayanan Pelayanan public (akuntabel) Saya akan mempertanggung jawabkan akun media social

(50)

44 BAB V

KESIMPULAN

Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki fungsi yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa. Dalam penyelenggaraan kegiatan Pemerintahan, Kecamatan Putussibau Selatan membawahi pemerintahan Kelurahan dan Desa dimana Pemerintah Kelurahan dan Desa merupakan struktur pemerintahan tingkat terkecil daerah yang mana kepala pemerintahan Kelurahan dan Desa bertanggung jawab kepada Camat sebagai atasan langsung. Meskipun kantor camat ini terletak di kota putussibau namun masih tertinggal jauh dari penggunaan media sosial sebagai sarana pelayanan informasi dan edukasi, sedangkan kecamatan putussibau selatan membawahi 16 desa di antaranya terdapat 5 desa yang masih terisolir internet dan 2 desa yang terakses dengan internet tetapi sulit di jangkau karena jalan yang tidak memadai, kemudian 11 desa dan 2 kelurahan yang fasilitasnya sudah memadai. Adanya pandemic COVID \-19 ini, menyebabkan terbatasnya pelayanan sehingga pelayanan tidak optimal. Kurang variatifnya penggunaan media sosial juga menjadi salah satu faktor kurang optimalnya pelayanan yang dilakukan.

Kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan di kantor Kecamatan Putussibau Selatan adalahsebagai berikut :

1 Kegiatan 1 : Konsultasi dengan Kepala Camat

2 Kegiatan 2 : Pembuatan Media social

3 Kegiatan 3 : Sosialisasi akun dengan Pembuatan pamflet/banner

4 Kegiatan 4 : Perancangan publikasi kegiatan dan informasi

5 Kegiatan 5 : Melaksanakan evaluasi ntuk mempublikasikan informasi

Rancangan aktualisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja peserta pelatihan dasar dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai seorang ASN yang bertugas sebagai pelayan publik, serta dapat terealisasi dan diberikan kelancaran selama melakukan off campus.

(51)

45

Kegiatan-kegiatan tersebut akan dilaksanakan di kantor kecamatan putussibau selatan kabupaten kapuas hulu, yang akan di mulai pada tanggal 26 April sampai dengan batas waktu selesai untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS dengan pembimbingan dan arahan dari coach serta mentor dan laporan hasil pelaksanaan kegiatan di presentasikan pada tanggal 9 Juni 2021.

(52)
(53)
(54)

48 DAFTAR PUSTAKA

Agustiawan, Abdul halim DIMENSI-DIMENSI AKUNTABILITAS DAN KINERJA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK (Riau, 2018)

Brooks ,2011. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta: Salemba Empat.

Fatimah, Elly & Erna Irawati (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Manajemen Aparatur Sipil Negara. jakarta: Lembaga Administrasi Negara. ISBN 9786027594142

Hobsbawm, EJ. (1992). Nasionalisme Menjelang Abad 21. Yogyakarta: PT Tiara Wacana. Keban, 2011. Pengantar Administrasi Publik. Yogyakarta: Program MAP UGM

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

Kumorotomo, wahyudi (2015). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Etika Publik. jakarta: Lembaga Administrasi Negara. hlm. 11. ISBN 9786027594142.

Latif, Suryanto & Muslim. (2015). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. “Manajemen ASN”. In Lembaga administrasi Negara RI.

Lembaga Administrasi Negara-LAN. 2018. Keputusan Kepala LAN tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta.

Mardiasmo. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi Yogyakarta, 2014

Martaniah, S.M. (1990). Konsep dan Alat Ukur Kualitas Berbangsa dan Bernegara. Laporan Penelitian. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Mukodi & Afid Burhanuddin. (2014). Pendidikan Anti Korupsi: Rekonstruksi Interpretatif dan

Aplikatif di Sekolah. Pacitan: LPPM Press

Rachmat H.S.D. (1996). Biduk Kebangsaan di Tengah Arus Globalisasi. Jakarta: PT Tema Baru

Ruslan, 2011. Etika Kemanusiaan, Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo

Sinambela L.P. 2006. Reformasi Pelayanan Public, Teori, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: Bumi Aksara

Suwarno, Yogi & Tri Admojo Sejati (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Whole Of Government. jakarta: Lembaga Administrasi Negara. ISBN 9786027594142

Undang-Undang Dasar RI Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara

Waluyo. 2007. Manajemen Publik: Konsep, Aplikasi Dan Implementasinya Dalam Pelaksanakaan Otonomi Daerah. Bandung: Mandar Maju

Referensi

Dokumen terkait

Permohonan grasi pada Presiden dapat diajukan oleh orang yang dihukum (terpidana) atas hukuman-hukuman yang dijatuhkan oleh keputusan Kehakiman, baik militer

5 Hampir pasti terjadi   Besar kemungkinan terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan Kemungkinan terjadinya kecelakaan lebih dari 2 kali dalam 1 tahun. 4 Sangat

Pegagan dapat dipakai sebagai perangsang saraf memori sehingga dipakai sebagai pengganti ginko biloba (Febrianika, 2008). Dari hasil uji BNJ 1% dapat dilihat antara tikus

Metode Taguchi menjadikan benda kerja dan proses mempunyai sifat kokoh (robust) terhadap parameter-parameter gangguan tersebut. Pada penelitian ini, penentuan setting

diartikan sebagai bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, terbagi atas bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah vertikal dan horizontal

Dalam pelaksanaan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang memadai, baik itu sarana pergedungan maupun sarana yang lain, terlebih lagi sarana dan

Strategi ini digencarkan oleh Nabi Muhammad saw dengan menanamkan keyakinan di kalangan umat Islam bahwa seluruh umat Islam adalah sama di hadapan Allah Swt, sekalipun

tenaga ahli pemberdayaan masyarakat yang bertugas meningkatkan kapasitas tenaga pendamping dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa,