• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KRIMINOLOGIS PENCABULAN YANG DI LAKUKAN OLEH WANITA TUA TERHADAP ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS KRIMINOLOGIS PENCABULAN YANG DI LAKUKAN OLEH WANITA TUA TERHADAP ANAK"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KRIMINOLOGIS PENCABULAN YANG DI LAKUKAN OLEH WANITA TUA TERHADAP ANAK

(Jurnal)

Oleh: Patimah

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

ANALISIS KRIMINOLOGIS PENCABULAN YANG DI LAKUKAN OLEH WANITA TUA TERHADAP ANAK

Oleh

Patimah, Nikmah Rosidah, Dona Raisa Monica E-mail: patimah1710@gmail.com

Pencabulan merupakan tindakan yang dilakukan seseorang yang didorong oleh keinginan seksual untuk melakukan hal-hal yang dapat membangkitkan hawa nafsu birahi, sehingga menimbulkan kepuasan pada dirinya.Pencabulan yang dilakukan wanita tua terhadap anak merupakan salah satu masalah sosial yang sangat meresahkan masyarakat.Oleh karena itu perlu mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah dan aparat penegak hukum.Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah yang menjadi faktor penyebab dan bagaimana upaya penanggulangan pencabulan yang dilakukan oleh wanita tua terhadap anak. maka dapat disimpulkan: Faktor penyebab pelaku melakukan pencabulan terhadap anak yaitu faktor biologis, faktor psikologis dan faktor sosiologis diantaranya karena adanya perilaku yang menyimpang, rendahnya pendidikan dan ekonomi, lingkungan dan tempat tinggal, kurangnya pemahaman terhadap agama, kurangnya pengawasan dari orang tua dan faktor teknologi. Upaya penanggulangan yaitu melalui: Tindakan preventif dan tindakan refresif. Saran dalam penelitian ini adalah: Untuk mencegah terjadinya pencabulan pada anak orang tua harus memberikan perhatian yang lebih dan memperketat pengawasanterhadap anak. Selain itu sangat diperlukan peran aparat penegak hukum, agar jika terjadi tindakan pencabulan masyarakat harus tanggap dan berusaha mengambil tindakan. Harus dilakukan upaya untuk menumbuhkan kesadaran hukum positif dalam masyarakat dengan cara melakukan penyuluhan hukum agar korban pencabulan pada anak tidak bertambah lagi.

(3)

ABSTRACT

CRIMINOLOGICAL ANALYSIS OF REPUTATIONS THAT WOMEN BY WOMEN ON CHILDREN

By:

Patimah, Nikmah Rosidah, DonaRaisaMonica E-mail:patimah1710@gmail.com

Sekxual crime is actions taken someone who is encouraged by desire sexual for do things that can awaken weather lust lust, so cause satisfaction on him. Molestation committed woman old to child is wrong one problem social very unsettling community. By because that need get a serious concern from government and apparatus enforcer law. Problems in research this is what's become factor cause and How effort countermeasures molestation committed by woman old to children. then could concluded : Factor cause perpetrators do fornication to child that is factor biological, factor psychological and factor sociological among others because existence deviant behavior, low education and economy, environment and the place stay, lack of understanding against religion, lack supervision from parents and factor technology. Effort countermeasures that is through : Actions preventive and action refresive. Suggestions in research this are : For prevent occurrence fornication on children of parents must give attention more and tighten supervision to children. Besides that very required role apparatus enforcer law, order if happen action fornication community must responsive and attempted take action. Must do effort for grow awareness law positive in community with way do counseling legal order for the victim fornication on child no increases again.

(4)

I. PENDAHULUAN

Kehidupan bermasyarakat dan bernegara demokrasi sangat menjunjung tinggi nilai atau hak kemerdekaan dan kebebasan.Dalam pembukaan UUD 1945 bahkan ditegaskan, bahwa “kemerdekaan

adalah hak segala bangsa”. Tidaklah

ada artinya hak kemerdekaan, apabila di lain pihak tetap ada penjajahan dalam segala bentuknya. Penjajahan pada hakekatnya merupakan bentuk-bentuk tindak pidana seperti pelecehan,

pelanggaran, perampasan,

pengekangan, atau penguasaan paksa atau sewenang-wenang atas hak kemerdekaan orang lain.1

Pencabulan adalah suatu tindak pidana yang bertentanggan dan melanggar kesopanan dan kesusilaan seseorang yang semuanya dalam lingkungan nafsu birahi kelamin, misalnya seorang laki-laki meraba kelamin seorang perempuan ataupun sebaliknya.2 Tindak pidana pencabulan di atur dalam kitab undang-undang pidana (KUHP) pada bab XIV Buku ke- II yakni dimulai dari Pasal 289-296 KUHP, yang selanjutnya dikategorikan sebagai kejahatan terhadap kesusilaan. Tindak pidana pencabulan tidak hanya di atur dalam KUHP saja namun di atur pula pada UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

1Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan

Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan Kejahatan, Jakarta: Kencana, 2007, hlm 10.

2Wirjono Prodjodikoro, Tindak-Tindak

Pidana Tertentu di Indonesia,Jakarta. PT. Refika Aditama, , 2002, hlm. 15.

Anak merupakan generasi penerus cita-cita bangsa, oleh karena itu komitmen dan perlakuan yang memperhatikan perkembangan dan peranan anak sebagai generasi penerus bangsa merupakan suatu hal yang harus dipegang oleh pemerintah.Anak yang belum matang secara mental dan fisik, kebutuhannya harus dicukupi, pendapatnya harus dihargai, diberikan pendidikan yang benar dan kondusif bagi pertumbuhan dan

perkembangan pribadi dan

kejiwaannya, agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak yang dapat diharapkan sebagai penerus bangsa.Anak bukanlah obyek tindakan kesewenangan dari siapapun atau dari pihak manapun, oleh karena itu komitmen dan perlakuan yang memperhatikan perkembangan dan peranan anak sebagai generasi penerus bangsa merupakan suatu hal yang harus dipegang oleh pemerintah.

Anak yang menjadi korban kejahatan seksual dalam kehidupan sehari-hari, yang menunjukkan bagaimana lemahnya posisi anak ketika mengalami kekerasan terhadap dirinya.Anak sangat rentan terhadap kekerasan yang dilakukan oleh orang-orang sekitarnya, di ruang-ruang publik, bahkan dirumahnya sendiri.3

Pencabulan merupakan suatu pelanggaran hak anak dan tidak ada

suatu alasan yang dapat

membenarkan tindak pidana tersebut, baik dari segi moral, susila dan agama.Apalagi perbuatan tersangka

3

(5)

tersebut dapat menimbulkan trauma fisik dan psikis terhadap korban terutama yang berusia anak-anak sehingga bisa berpengaruh pada perkembangan diri korban ketika dewasa nanti. Sebagai anggota masyarakat yang sadar akan hukum kita wajib membantu aparat penegak hukum untuk mencegah dan mengatasi sebuah kejahatan, Khususnya kejahatan seksual yang terjadi dalam keluarga terlebih kepada keluarga sendiri karna di dalam keluarga terdapat anak sebagai sasaran kejahatan yang memiliki daya tarik tersendiri terhadap sebuah kejahatan.

Salah satu contoh kasus sebagaimana yang terjadi di Kelurahan Demang Lebar Daun, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang, Sumatra Selatan yaitu kasus yang dilakukan oleh nenek JW alias Harni (80) terhadap anak laki-laki AR (13), dalam perkara ini, dengan pelaku berjenis kelamin Perempuan berinisial JW (80) yang mengaku telah melakukan tindak pidana pencabulan berjenis kelamin perempuan terhadap korban berisial AR (13) telah melakukan perbuatan yang ada hubungannya sedemikian rupa, sehingga harus dipandang sebagai perbuatan berlanjut yaitu dengan sengaja melakukan perbuatan tipu muslihat atau membujuk anak laki-laki berinisial AR melakukan persetubuhan dengannya. Kasus itu terungkap setelah korban didampingi ibunya RHN(33) melaporkan kelakuan binal sang nenek ke SPKT Polresta Palembang. Dalam laporannya korban mengaku beberapa kali di ajak paksa oleh

terlapor bersenggama di

kediamannya. Agar nafsu bejatnya tercapai, terlapor mengancam membunuh korban. Bahkan terlapor

kadang menjanjikan uang Rp. 15.000 kepada korban.4

Contoh kasus lainya terjadi di Bentiring, Kecamatan Gading

Cempaka, Kota

Bengkulu.Pencabulan yangdilakukan oleh ibu RT, EM (40) terhadap remaja.EM (40) mengakui semua tuduhan yang disangkakan kepada dirinya, yaitu melakukan tindakan asusila kepada 2 orang ABG yang melaporkannya ke Polresta Kota Bengkulu, RO (14) dan BO (15). EM (40) juga tidak menyangkal jika ada anak-anak lain yang pernah dimintainyauntuk bersetubuh antara

lain RC

(14),DY(16),TF(14),AW(14), serta ED(14). EM mengatakan jika perbuatan tersebut dilakukan atas keinginannya, bukan paksaan dari anak-anak tersebut.Malah setelah dia bersetubuh dengan para ABG tersebut, EM tidak pernah lupa memberikan rokok atau uang jajan.Untuk memuaskan nafsunya EM biasanya secara sengaja mengajak anak-anak tersebut ke rumahnya, dengan alasan meminta bantuan sesuatu seperti menyapu halaman dan sebagainya.5

Hal yang menarik dari contoh kasus pencabulan di atas adalah terkait dengan pelakunya.Selama ini kita melihat dan mengetahui bahwa pelaku pencabulan identik dengan seorang laki-laki namun fenomena yang ada saat ini pelaku pencabulan tidak hanya dilakukan oleh laki-laki

4http://m.tribunnews.com/regional/2017/07/ 17/sepuluh-kali-nenek-80-tahun-paksa-bocah-asal-palembang-bercmbu. Diakses pada 5 November 2017, pukul 19.00

5 http://m.merdeka.com/peristiwa/ibu-rt-

(6)

tetapi juga di lakukan oleh perempuan bahkan perempuan yang sudah berusia. Hal ini lah yang

membuat penulis tertarik

mengangkat dan meneliti lebih lanjut dalam bentuk skripsi yang berjudul“Analisis Kriminologis Terhadap Pencabulan Yang Dilakukan Oleh Wanita Tua Terhadap Anak”

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah faktor penyebab terjadinya pencabulan yang dilakukan oleh wanita tua terhadap anak ?

2. Bagaimanakah upaya

penanggulangan terhadap

pencabulan yang dilakukan oleh wanita tua terhadap anak ?

Pendekatan masalah yang digunakan pada skripsi ini adalah yuridis

normatif dan yuridis

empiris.Narasumber: Psikoligi Bandar Lampung, Anggota Polisi Dir Reskrimum Polda Lampung dan Akademisi Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan disimpulkan denga metode deduktif.

II. PEMBAHASAN

A. Faktor-Faktor Terjadinya Pencabulan Yang dillakukan Oleh Wanita Tuan Terhadap Anak

Setiap anak yang menjadi korban

pencabulan biasanya akan

mengalami dampak buruk terhadap

perkembangan kejiwaannya.

Dampak jangka pendek yang dapat terjadi adalah anak menjadi pemurung, sedih, suka menyendiri, tidak mau bergaul dan menghindari bertemu dengan orang lain. Selain itu anak akan takut apabila bertemu dengan orang lain, khususnya orang yang belum dikenalnya, anak akan takut untuk bersentuhan dengan oang lain. Sementara itu, dampak jangka panjang yang dapat terjadi adalah anak akan mengalami trauma berkepanjangan, yang akan

mempengaruhi perkembangan

kejiwaannya bahkan sampai sang anak tersebut memasuki usia remaja dan dewasa, sebagai akibat dari pengalaman masa lalunya yang pernah dilecehkan secara seksual.6

Menurut wawancara dari Wulan7 menyatakan bahwa faktor penyebab terjadinya pencabulan yang di lakukan terhadap anak ialah adanya perilaku seksual yang menyimpang yang dimiliki oleh si pelaku. Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual yang tidak sewajarnya apalagi dalam kasus ini seorang wanita tua yang sudah tidak produktif lagi mencabuli anak yang masih dibawah umur.

Hasil wawancara dengan Erna Dewi8 menyatakan hal yang sama bahwa yang menjadi faktor penyebab terjadinya tindak pidana pencabulan terhadap anak ini di karenakan dalam diri si pelaku memiliki sifat seksual

6

(7)

yang menyimpang. Selain itu, Erna Dewi juga menyatakan faktor lainnya yaitu pengaruh teknologi seperti menonton film forno yang membuat pelaku tidak bisa menahan diri, faktor ekonomi, serta lingkungan sosial seperti adanya kesempatan dari pelaku untuk melancarkan aksinya.

Menurut penjelasan Nyoman Sri Oktarini9 pihak kepolisian Polda

Lampung, faktor yang menyebabkan pelaku melakukan kejahatan adalah kurangnya kesadaran beragama pelaku. Seseorang yang kurang atau tidak mendapatkan pendidikan agama secara baik dan benar berpotensi melakukan perbuatan yang melanggar hukum, karena ia tidak memiliki landasan yang kokoh dalam membentengi perilakunya yang berpotensi melakukan perbuatan dosa dalam melanggar agama. Kurangnya pengawasan orangtua dalam mengontrol lingkungan, pergaulan dan tempat bermain anak juga merupakan faktor penyebab terjadinya pencabulan.

Berdasarkan wawancara dengan para narasumber penelitian maka penulis dapat menganalisis beberapa faktor penyebab pelaku melakukan tindak pidana pencabulan terhadap anak di bawah umur yaitu sebagai berikut:

1. Faktor Biologis

Faktor biologis yaitu pendekatan yang digunakan dalam kriminologi untuk menjelaskan sebab musabab atau sumber kejahatan berdasarkan fakta-fakta dari proses biologis.

9Hasil wawancara dengan Nyoman Sri Oktarini, Reskrimum Polda Lampung. Selasa 13 februari 2018

2. Faktor Psikologis

faktor psikologis yaitu pendekatan yang digunakan kriminologi dalam menjelaskan sebab musabab atau sumber kejahatan berdasarkan masalah-masalah kepribadian dan tekanan-tekanan kejiwaan yang dapat mendorong seseorang berbuat kejahatan.

a. Kejiwaan pelaku pencabulan b. Faktor Rendahnya Pendidikan

dan Ekonomi

3. Faktor Sosiologis

Faktor sosiologis yaitu pendekatan yang digunakan kriminologi dalam menjelaskan faktor-faktor sebab musabab dan sumber timbulnya kejahatan berdasarkan interaksi sosial, proses-proses sosial, struktur-struktur sosial dalammasyarakat termasuk unsur-unsur kebudayaan.

a. Faktor Teknologi

b. Kurangnya Pengawasan Orang Tua

c. Faktor lingkungan dan tempat tinggal

d. Faktor Masyarakat

(8)

disebabkan tingkat kesibukan orang tua pada pekerjaan dan usahanya, sehingga anak-anak kurang mendapatkan perhatian dan pengawasan dari orang tuanya.

B.Upaya Penanggulangan Pencabulan Yang dilakukan Oleh Wanita Tua Terhadap Anak

Upaya penanggulangan pencabulan yang dilakukan oleh wanita tua terhadap anak harus dilaksanakan secara komprehensif, dengan tujuan

untuk pencegahan dan

penanggulangan pencabulan

terhadaap anak. Perlindungan hukum terhadap anak diberikan kepada anak korban pencabulan, yaitu dengan menyelenggarakan hak-hak korban seperti yang telah ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 jo Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan

Anak. Perlindungan anak

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang tersebut adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup,

tumbuh, berkembang, dan

berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.10

Berdasarkan penelitian dengan melakukan wawancara kepada para narasumber maka diketahui bahwa upaya penanggulangan tindak pidana pencabulan yang dilakukan oleh wanita tua terhadap anak dilaksanakan dengan upaya penal

10 Gadis Arivia. Op. Cit. hlm. 4

dan upaya non penal adalah sebagai berikut:

1. Upaya Penanggulangan Penal

Upaya penanggulangan penal yaitu usaha dan kebijakan untuk membuat peraturan hukum pidana baik pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari tujuan penanggulangan kejahatan. Upaya penanggulangan penal adalah penanggulangan kejahatan dengan menggunakan hukum pidana yang didalamnya terdapat dua masalah sentral, yaitu perbuatan apa yang seharusnya dijadikan tindak pidana dan sanksi apa yang sebaiknya digunakan atau dikenakan pada pelaku tindak

pidana. Upaya penal

penanggulangan pencabulan yang dilakukan oleh wanita tua terhadap anak disesuaikan dengan sistem peradilan pidana yang meliputi tingkat kepolisian, kejaksaan dan pengadilan.Oleh karena itu, untuk melindungi kepentingan anak sebagai korban perbuatan cabul, agar senantiasa merasa aman dan terlindungi serta dapat dihindarkan dari penderitaan yang ditimbulkan, maka yang harus dilakukan adalah melaksanakan perlindungan terhadap anak sebagai korban pencabulan dari pihak kepolisian.

Menurut wawancara dari Nyoman Sri Oktarini11 menyatakan bahwa fungsi kepolisian merupakan bagian dari suatu fungsi pemerintahan negara dibidang penegakan hukum, perlindungan hukum dan pelayanan masyarakat serta pembimbing

(9)

masyarakat dalam rangka terjaminnya ketertiban dan tegaknya hukum. Kepolisian sebagai integral fungsi pemerintah negara, fungsi tersebut memiliki takaran yang begitu luas tidak sekedar aspek refresif dalam kaitannya dengan proses penegakan hukum pidana saja tetapi juga mencakup aspek preventif berupa tugas-tugas yang dilakukan yang begitu melekat pada fungsi utama hukum administratif dan bukan kompetensi pengadilan. Nyoman Sri Oktarini juga menambahkan kepolisian sebagai aparat penegak hukum berupaya

semaksimal mungki dalam

memberikan penanggulan

pencabulan, dengan melakukan berbagai langkah strategis dalam melaksanakan perlindungan hukum sesuai dengan hak dan wewenangnya

dalam rangka mewujudkan

keamanan dan ketertiban

masyarakat, ditegakannya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan terbinanya ketentraman masyarakat yang menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.

Berikut penulis akan menguraikan siapa saja yang bertanggung jawab untuk menanggulangi pencabulan yang dilakukan oleh wanita tua

Selain upaya preventif diatas, juga diperlukan upaya represif sebagai bentuk dari upaya penanggulangan

pencabulanterhadap

anak.Penanggulangan yang dilakukan secara represif adalah upaya yang dilakukan oleh aparat penegak hukum, berupa penjatuhan atau pemberian sanksi pidana kepada pelaku kejahatan, dalam hal ini dilakukan oleh kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan Lembaga pemasyarakatan.

2. Upaya Penanggulangan Non Penal

Upaya non penal penanggulangan pencabulan yang dilakukan oleh wanita tua terhadap anak dilaksanakan melalui penyuluhan hukum terhadap masyarakat mengenai pentingnya upaya mencegah anak menjadi korban pencabulan dan upaya memperoleh kepastian hukum jika anak menjadi korban. Beberapa hal yang disampaikan adalah sebagai berikut:

a. Pemahaman tentang anak b. Masalah kepentingan dan

kewajiban

c. Kerjasama dan koordinasi d. Jamian hukum

Erna Dewi 12menjelaskan Upaya penanggulangan dengan jalur non penal lebih mengarahkan kepada individu dan masyarakat, untuk mengarahkan agar tidak menjadi korban dari suatu tindak kejahatan terutama kejahatan asusila, serta menciptakan suasana yang tidak menyimpang dengan tata nilai yang dianut oleh masyarakat, sehingga tidak ada ruang untuk terjadinya tindak pidana khususnya tindak

(10)

pidana pencabulan tidak hanya dilakukan upaya yang bersifat refresif tetapi juga dilakukan upaya yang bersifat preventif.

Berdasarkan hasil wawancara penulis diatas, penulis dapat menganalisis bahwa pencabulan yang dilakukan oleh wanita tua terhadap anak karena

kurangnya perhatian dan

pengawasan dari orangtua, Hal ini sangat memberikan peluang kepada pelaku kejahatan secara lebih leluasa untuk berbuat kejahatan. Orang tua yang kurang mengawasi dan memberikan perhatian terhadap anaknya, baik lingkungan tempat bermain maupun waktu bermain anak. Selain itu, faktor lain yang membuat pelaku melakukan tindakan asusila terhadap anak tersebut yaitu rendahnya tingkat pendidikan, pemahaman agama, penerapan aqidah serta norma agama yang dimiliki oleh pelaku. Faktor tersebut membuat pelaku tidak berfikir secara logis serta tidak memikirkan dampak yang akan terjadi kedepannya. Pelaku tidak memikirkan dampak yang akan terjadi karena yang dipikirkan pelaku hanya kepuasan seksual pribadi semata. Pelaku mampu melakukan perbuatan terlarang tersebut karena tingkat keimanan dan kepercayaa pelaku terhadap Tuhan Yang Maha Esa guna membentengi dirinya terhadap perbuatan dosa sangatlah kurang.

III. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan:

1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab pelaku melakukan

tindak pidana pencabulan terhadap anak yaitu:

a. Faktor Biologis

Faktor biologis yaitu hasrat menyalurkan kebutuhan seksual, namun dilakukan dengan melanggar hukum atau bukan pada tepat yang tepat karena kurangnya ketaatan dalam menjalankan perintah agama, serta rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan dari dalam diri pelaku.Pada realitanya

kehidupan manusia

mempunyai berbagai macam kebutuhhan yang harus dipenuhi.Kebutuhan biologis itu terdiri atas tiga jenis, yakni kebutuhan makanan, kebutuhan seksual dan kebutuhan proteksi.

b. Faktor Psikologis

Faktor psikologis yaitu penyimpangan orientasi seksual pelaku pencabulan dan rendahnya pendidikan pelaku pencabulan.Kondisi kejiwaan atau keadaan diri yang tidak normal dari seseorang dapat mendorong

seseorang melakukan menyadari keadaan diri sendiri.

c. Faktor Sosiologis

Faktor sosiologis yaitu perkembangan media yang membawa dampak negatif

kepada masyarakat,

(11)

juga menjadi penyebab terjadinya pencabulan.

2. Upaya penanggulangan yang dilakukan dalam menanggulangi tindak pidana pencabulan yaitu: a. Melalui tindakan preventif

yang harus dilakukan oleh setiap elemen, diantaranya pencegahan yang dilakukan oleh individu, masyarakat, pemerintah, dan kepolisian. b. Melalui tindakan represif yang

dilakukan oleh aparat penegak hukum yaitu kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan Lembaga Pemasyarakatan.

B. Saran

1. Untuk mencegah terjadinya pencabulan pada anak orang tua harus memberikan perhatian yang

lebih dan memperketat

pengawasan terhdap anaknya, selain itusangat diperlukan peran aparat penegak hukum, agar jika terjadi suatu tindak pidana tersebut masyarakat harus tanggap dan berusaha mengambil tindakan dan melaporkan kepada pihak yang berwajib serta diperlukan profesional dalam menangani tindakan pidana yang terjadi ditengah masyarakat. Harus

dilakukan upaya untuk

menumbuhkan kesadaran hukum positif dalam masyarakat dengan cara melakukan penyuluhan hukum. Dalam hal ini juga sangat

diperlukan peran aktif

masyarakat, tokoh masyarakat

serta ulama memberikan

pemahaman mengenai dampak

kejahatan dari sudut pandang agama, moral etika dan juga menganai dampak yang di timbulkan.

2. Selain upaya represif, aparat kepolisian juga harus lebih mengintensifkan upaya tindakan preventif agar dapat menekan jumlah kejahatan.

3. Aturan hukum yang telah dibuat, harus betul-betul diterapkan sebaik mungkin sesuai dengan fungsinya.

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Barda Nawawi. 2007,Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan Kejahatan, Jakarta: Kencana, hlm 10.

Marpaung, Laden.2004,Kejahatan Terhadap Kesusilaan, Jakarta, Sinar Grafia, hlm. 64

Prodjodikoro, Wirjono. 2002,Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, Jakarta. PT. Refika Aditama, , hlm. 15.

http://m.tribunnews.com/regional/20 17/07/17/sepuluh-kali-nenek-80- tahun-paksa-bocah-asal-palembang-bercmbu. Diakses pada 5 November 2017, pukul 19.00

Referensi

Dokumen terkait

Yang berarti bahwa dari variabel produk/hasil belum secara signifikan mendukung tercapainya tujuan program BOS SMA dalam mewujudkan Pendidikan Menengah Universal

Analisis spasial wilayah potensial PKL menghasilkan peta tingkat wilayah potensial yang tersebar sepanjang Jalan Dr.Radjiman berdasarkan aksesibilitas lokasi dan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai kerapatan papan partikel yang dihasilkan berkisar antara 0,80 gr/cm3 sampai dengan 0,91 gr/cm3, nilai kerapatan tertinggi pada

Pembuatan film plastik biodegredable dimulai dari pengambilan Pati biji kluwih dengan cara pengupasan, perendaman air garam, dihancurkan, penyaringan, pencucian,

[r]

Partisipasi masyarakat yang dilakukan dalam perencanaan pembangunan desa wisata di Desa Lubuk Dagang dapat berjalan dengan lancar dan telah menghasilkan rencana

Tujuan perancangan buku esai foto ini adalah merancang buku esai foto batik khas kediri yang dapat memberikan informasi kepada masyarakat di seluruh Indonesia mengenai

Winarno Surachman, Perkembangan Pribadi dan Keseimbangan Mental, IKIP, Bandung, 1965, hlm.7... 1) Pengayoman Polri kepada masyarakat, harus menyentuh setiap lapisan