• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Buku Esai Fotografi Batik Khas Kediri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perancangan Buku Esai Fotografi Batik Khas Kediri"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

Perancangan Buku Esai Fotografi Batik Khas Kediri

Rike Irnanda Utomo

1

, Deny Tri Ardianto

2

, Erandaru

3

Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra Surabaya

Email: riu_richi@yahoo.com

Abstrak

Batik Bu Suminar sering kali disebut sebagai batik khas Kediri oleh sebagaian masyarakat dan pemerintah kota Kediri. Keistimewaan dari batik bu seminar ini adalah memiliki motif ± motif batik yang mengangkat potensi dan keunggulan dari identitas lokal dan kegiatan alam sekitar di kota Kediri. Keunikan inilah yang merupakan potensi sehingga seharusnya bisa dikenal oleh masyarakat luas.

Buku esai fotografi dirasa dapat menampilkan gambar yang bercerita dari foto ± foto nyata dengan narasi verbal yang dapat mengenalkan batik khas Kediri kepada masyarakat luas sehingga masyarakat dapat mengenal batik khas Kediri dan membelinya.

Kata kunci: Buku, Fotografi, Batik Khas Kediri

Abstract

Title: Photography Essay Book Design about the Typical Batik of Kediri

%X 6XPLQDU¶V %DWLN XVXDOO\ FDOOHG DV WKH typical Batik of Kediri by the people and the Government of Kediri.

7KH VSHFLDOW\ RI %X 6XPLQDU¶V %DWLN LV WKH XQLTXH PRWLIV GHULILHG IURP WKH SRWHQWLDO RI WKH ORFDO DQG QDWXUH

identity of Kediri. However, this potential has not been recognized by the public.

The photography essay book design hopefully could show the picture which is telling the story about Bu

6XPLQDU¶V %DWLN The factual photos with verbal narration that can introduce this typical batik of Kediri to the people so that the people will know about this Batik and buy it.

Keywords: Book, Photography, Typical Batik of Kediri

Pendahuluan

Batik berasal dari bahasa Jawa "amba" yang berarti menulis dan "titik". Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan "malam" (wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam Bahasa Inggrisnya "wax-resist dyeing". Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009

Kesadaran masyarakat Indonesia untuk mengenakan busana batik dirasakan semakin menguat dan menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Tidak hanya dipakai pada acara-acara resmi saja,

Batik kini semakin banyak dipakai di lingkungan kerja dan bahkan pada suasana santai. Kenyataan ini tentu sangat positif terhadap upaya melestarikan dan memasyarakatkan batik sebagai produk budaya bangsa yang adiluhung. Pada perkembangan selanjutnya, menguatnya kesadaran tersebut kemudian merangsang inisiatif banyak pemerintahan daerah di Indonesia untuk mengangkat suatu motif batik khas yang umumnya didasarkan pada kajian historis atau potensi suatu daerah. Keberadaan motif batik khas tersebut dipandang sebagai media yang efektif untuk menampilkan identitas atau karakteristik daerah tersebut dan selanjutnya diharapkan berkontribusi positif bagi pertumbuhan sosial-ekonomi lokal, terutama sektor pariwisata dan industri kreatif di Indonesia.

Salah satu daerah yang memiliki potensi kerajinan batik adalah Kediri. Batik khas Kediri secara umum

(2)

belum dikenal oleh masyarakat luas padahal pemerintah kota kediri sudah memperkenalkannya dengan memakai baju dari motif batik khas Kediri pada saat acara ± acara resmi dan pada rapat pemerintahan. Batik khas Kediri memiliki motif yang manarik yang digali dari sisi sejarah Kediri,

peninggalan arkeologis, serta perkembangan

masyarakat, dan pada akhirnya lahirlah busana kediren, berupa Batik Bolleches dengan nama garuda mukha dan teratai mekar dengan warna utama ungu cerah kebiruan atau nila, kuning dan merah soga. Gaya motif batik bolleches Kediri lebih banyak dipengaruhi oleh motif batik pantai utara. Motif ± motifnya sama sekali tidak terikat oleh pakem-pakem yang ada, coraknya lebih bebas dan seringkali bermotifkan pola gambar natural dan tematis, sementara warnanya cenderung dekat dengan corak warna batik madura dengan warna-warna yang lebih berani dan eksotis.

Walaupun batik khas kediri sudah ada dan menjadi salah satu souvenir khas Kediri, tetapi banyak masyarakat yang tidak tahu akan adanya batik khas Kediri ini. Untuk lebih mengenalkan batik khas Kediri ini pada masyarakat Kediri dan Nasional pada umumnya, maka dilakukan proses pendokumentasian yang nantinya akan dikemas dalam bentuk buku esai foto. Foto mampu memiliki kekuatan pesan dan isi yang ingin disampaikan, dan memperlihatkan keadaan sesunguhnya, sehingga orang yang melihat foto itu dapat lebih memahami dan mengerti dari pada hanya membaca dari serangkaian kata ± kata. Maka dari itu dipilihlah buku esai fotografi, agar foto yang diambil dapat bercerita. Penggunaan esai fotografi sebagai salah satu sarana media penyampaian pesan yang ingin disampaikan, yang dapat menceritakan jenis-jenis, sejarah, dan proses pembuatannya. Sehingga dengan esai foto batik khas Kediri ini bisa mendukung pariwisata di Kediri.

Tujuan perancangan:

Tujuan perancangan buku esai foto ini adalah merancang buku esai foto batik khas kediri yang dapat memberikan informasi kepada masyarakat di seluruh Indonesia mengenai jenis-jenis batik, sejarah, teknik dan proses pembuatan sehingga akan lebih dikenal oleh masyarakat luas.

Metode Penelitian

Metode pengumpulan data ialah suatu aktifitas atau metode cara berfikir yan dilakukan secara sengaja pleh peneliti dan dilaksanakan secara terencana dan sistematis untuk merancang dan menemukan jawaban dari suatu permasalahan.

Metode pengumpulan data primer:

Merupakan data yang di peroleh secara langsung dari objek penelitian perorangan, kelompok, atau

organisasi. Menggunakan metode Interview atau Wawancara akan dilakukan langsung dengan nara sumber yang berkaitan langsung dan yang mengetahui jenis-jenis batik, sejarah dari masing-masing batik, teknik dan proses pembuatannya

.

Metode Observasi adalah Pengamatan secara langsung tempat dan koleksi ± koleksi batik khas kediri yang akan dimasukkan dalam buku esai foto. Dokumentasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan foto-foto. Dokumentasi dilakukan dengan tujuan agar data yang di peroleh tidak hilang dan dapat dilihat lagi pada saat pengolahan data.

Sekunder:

Merupakan data yang diperoleh dalam bentuk yang tersedia melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan oleh bernagai organisasi atau perusahaan termasuk majalah jurnal.

Cetak atau Kepustakaan adalah pengumpulan data melalui studi pustaka untuk mendapatkan sumber tertulis/tercetak, yakni surat kabar, buku-buku, jurnal, laporan penelitian, makalah, brosur. Selain untuk melengkapi data, studi pustaka juga berfungsi untuk memperdalam pengertian konsep ± konsep dalam penelitian yang sesuai dengan permasalahan yang di angkat. Internet adalah melalui media internet diharapkan menemukan hal-hal baru yang dapat menginspirasi. Dan mengetahui apa yang sedang terjadi pada saat ini, juga informasi lain yang sedang terjadi pada saat ini, juga informasi lain yang diperlukan.

Instrumen pengumpulan data:

Kamera adalah mengabdikan suatu gambar atau peristiwa yang penting. Tripod adalah tempat untuk kamera agar tidak goyang. Laptop adalah untuk mengumpulkan data ± data dalam bentuk digital. Alat tulis adalah mencatat segala keperluan dan hal ± hal penting. Perekam suara adalah merekam informasi berupa suara ataupun video, gambar, juga sebagai alat komunikasi dalam rangka pengumpulan data.

Kualitatif:

Dalam perancangan ini metode yang di gunakan untuk menganalisa data yang di peroleh adalah analisa kualitatif, analisa kualitatif pada dasarnya mempergunakan pemikiran logis, analisa dengan logika, dengan induksi, deduksi, analogi, komparasi, dan sejenis itu. Menganalisa data yang di peroleh melalui wawancara secara langsung maupun tidak langsung dan observasi bersifat deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh fakta-fakta yang terkait dengan objek penelitian atau perancangan. Nantinya data yang telah di kumpulkan sebelumnya menghasilkan data naratif berupa kesimpulan. Penelitian kualitatif walaupun memiliki dominasi dari pemahaman dan pengembangan pengertian mengenai suatu kajian, maka tetap harus menghindarkan kesan subjektivitas yang berlebihan terhadap sesuatu. Dalam

(3)

hal ini maka pengamat berupaya untuk berlaku objectif dan netral terhadap subjek penelitian sehingga tidak menggangu keabsahan data yang di peroleh.

Pembahasan

Tinjaunan Teori

Pengertian buku:

Buku dilihat dari penampilannya, dapat didefinisikan sebagai kumpulan lembaran kertas empat persegi panjang yang satu sisinya dijilid bersama-sama; bagian depan dan belakang lembar-lembar kertas ini dilindungi oleh sampul yang terbuat dari bahan yang lebih tahan (terhadap gesekan, kelembapan, dll). Definisi ini dirasa terlalu sempit karena belum mencakup rekaman lain, seperti misalnya gulungan kertas yang fungsinya sama dengan buku. Sebaliknya, definisi ini juga dirasa terlalu luas sehingga mencakup buku tulis, buku kas, dan buku catatan lain (Ensiklopedi Nasional Indonesia 517).

Pengertian esai:

Esai adalah tulisan berupa prosa uang menguraikan suatu masalah secara sepintas dari sudut pandang penulisnya (Williams 60). Sebuah esai adalah sebuah komposisi prosa singkat yang mengekspresikan opini penulis tentang subjek tertentu. Sebuah esai dasar dibagi menjadi tiga bagian yaitu pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek; tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek; dan terakhir adalah konklusi yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai atau menmbah beberapa observasi tentang subyek.

Adapun hal-hal yang membedakan antara esai dan bukan esai, dimana hal-hal yang membedakan ini merupakan rujukan dari pendapat atau rumusan-rumusan yang telah ada. Tetapi pendapat atau rumusan yang telah ada juga merupakan pendapat yang berbeda-beda yang tidak dapat dibenarkan dengan melihat 1 pendapat itu saja. Misal mengenai ukuran esai, ada yang menyatakan bebas, sedang, dan dapat dibaca sekali duduk; mengenasi isi esai, ada yang menyatakan berupa analisis, penafsiran dan uraian (sastra, budaya, filsafat, ilmu); dan demikian juga mengenai gaya dan metode esai yang ada, yang menyatakan bebas dan ada yang menyatakan teratur.

3HQMHODVDQ PHQJHQDL HVDL GDSDW OHELK ³DPDQ GDQ PXGDK GLPHQJHUWL´ MLND GLWHPSXK GHQJDQ FDUD

meminjam pembagian model penalaran ala Edward de Bono. Menurut De Bono, penalaran dapat dibagi menjadi dua model Pertama, model penalaran vertikal (memusatkan perhatian dan mengesampingkan suatu yang tidak relevan) dan kedua model penalaran lateral (membukakan pehatian dan menerima semua kemungkinan dan pengaruh).

Dari model penalaran ini, esai cenderung lebih mengamalkan penalaranlateral karena esai cenderung tidak analitis dan acak, melainkan dapat melompat-lompat dan provokatif. Esai menurut asal katanya adalah sebuah upaya atau percebaan yang tidak harus menjawab suatu persoalan secara final, tetapi lebih ingin merangsang. Menurut Francis Bacon, esai lebih sebagai butir garam pembangkit selera daripada sebuah makanan yang mengenyangkan.

Esai fotografi sebagai sebuah cara untuk berkomunikasi:

Maitland Edey, editor dan staf redaksi Life, dalam bukunya yang berjudul Great Photographic Essay from Life menyatakan bahwa esai foto merupakan bentuk yang paling kompleks dan karena itulah sangat menantang. Pekerjaan ini tidak hanya melibatkan fotografer, tetapi sekaligus editor, dan artis tata-letak.

Dalam membangun sebuah esai foto, dibutuhkan seleksi dan pengaturan yang tepat agar foto-foto tersebut mampu bercerita dalam satu tema. Masalah yang diangkat seyogyanya secara keseluruhan tampil lebih dengan yang dapat dicapai oleh foto tunggal. Subjek dalam esai fotografi sengat beragam, bisa kejadian, tokoh, ide, atau sebuah tempat. Cara penuturan pun beragam pula : secara kronologis, tematik, atau apa saja yang penting secara keseluruhan foto-foto tersebut saling memperkuat tema.

Secara umum sebagaimana terlihat pada contoh, foto-foto disusun menjadi cerita yang mempunyai narasi. Foto pertama harus mampu menarik minat pembaca untuk mengetahui kelanjutannya. Selanjutnya foto-foto yang berfingsi sebagai pengikat dan penutup cerita sekaligus memperdalam makna tema tersebut.

Jenis-jenis esai:

Jenis ± jenis esai (Pemustaka, par 2.) antara lain :

x Esai Deskriptif

Esai deskriptif biasanya bertujuan menciptakan kesan tentang seseorang, tempat, atau benda agar menjadi informasi sebagai visualisasi bagi pembaca.

x Esai Ekspositori

Memberikan penjelasan tentang proses, membandingkan dua hal, identifikasi hubungan sebab-akibat, menjelaskan dengan contoh, membagi dan mengklasifikasikan, atau mendefisinikan.

x Esai Naratif

Esai naratif menggambarkan suatu ide dengan cara bertutur. Kejadian yang diceritakan biasanya disajikan sesuai urutan waktu.

x Esai Persuatif

Esai persuatif berusahan mengubah perilaku pembaca atau memotivasi pembaca untuk ikut serta dalam suatu aksi/tindakan. Esai ini dapat

(4)

menyatakan suatu emosi atau tampak emosional. Rincian pendukung biasanya disajikan berdasarkan urutan kepentingannya.

x Esai Dokumentatif

Esai yang memberikan informasi berdasarkan suatu penelitian di bawah suatu institusi atau otoritas tertentu.

Dalam perancangan buku esai fotografi ini menggunakan esai naratif karena untuk menggambarkan ide-ide dan gambar-gambar yang dapat bercerita.

Pengertian fotografi:

Fotografi merupakan kata serapan dari bahasa asing

\DLWX ³Photon´ \DQJ EHUDUWL &DKD\D GDQ ³Graphos´

yang berarti gambar, dalam bahasa Indonesia sendiri diartikan sebagai suatu proses bagaimana merekam atau menggambar dengan batuan cahaya untuk menghasilkan suatu gambar atau foto.

Secara umum orang terjun ke dunia fotografi atau melibatkan diri dikarenakan oleh : untuk sekedar memperoleh rekaman peristiwa-peristiwa, bahan informasi foto-foto berita, terutama dengan melihat

PRWWR ³VHEXDK JDPEDU EHUQLODL ULEXDQ NDWD-NDWD´

kebutuhan akan data-data tertentu yang melengkapi usaha atau kerja pokok, keperluan promosi, haya untuk mencarai kesenangan (hiburan), dan ekspresi diri.

Fotografi juga memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu foto mampu memiliki kekuatan pesan dan isi yang ingin disampaikan, dan memperlihatkan keadaan sesunguhnya, sehingga orang yang melihat foto itu dapat lebih memahami dan mengerti dari pada hanya membaca dari serangkaian kata-kata. (Nugroho, par 1-3).

Teknik fotografi:

Menurut Soelarko dalam buku teknik dasar fotografi, yaitu:

a. Komposisi

Komposisi adalah komponen yang sangat penting dalam fotografi karena menentukan estetika sebuah foto. Berikut beberapa poin yang perlu diperhatikan dalam mengatur komposisi :

x Point of Interest

Point of Interest berarti pusat perhatian yang menonjol dalam foto tersebut. Dalam poin ini diperlukan kemampuan untuk mengambil objek-objek sebagai latar belakang atau latar depan yang diperlukan saja.

x Framing

Poin ini bertujuan untuk membuat objek berada dalam bingkai / frame sehingga dapat menimbulkan kesan bahwa objek itulah yang paling menonjol.

x Balance

Keseimbangan dalam sebuah foto juga harus diperhatikan agar posisi objek dengan latar belakang atau latar depan dapat seimbang, tidak berat sebelah.

x Rule of Third

Komposisi ini memberikan empat titik perpotongan antara garis-garis yang membagi bidang gambar menjadi sembilan bagian. Empat titik inilah yang memberikan estetika komposisi dalam sebuah foto.

Sejarah batik di Indonesia:

Batik merupakan tradisi penduduk Nusantara yang berkembang sejak masa lalu. kebiasaan membuat ragam hias sudah dilakukan sejak orang-orang purba melukis dinding gua. Lukisan dinding gua, antara lain terdapat di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Pulau Muna, Pulau Seram, Pulau Kei Kecil, dan Kalimantan (Wardhani dan Panggebean 46).

Batik berasal dari bahasa Jawa "amba" yang berarti menulis dan "titik". Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan "malam" (wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam Bahasa Inggrisnya "wax-resist dyeing". Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009.

Kain batik merupakan kain yang dibuat dengan teknik hiasan pada kain putih dengan memakai malam atau lilin. Seni batik diperkirakan telah ada di Indonesia sejak abad 12 M (Puspita 9).

Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa-masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.

Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang pada kerjaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19. Batik yang dihasilkan semuanya batik tulis sampai awal abad ke-20. Batik cap dikenal baru setelah perang dunia I atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajawan Islam, banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daeah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjuangan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedagang Muslim melawan perekonomian Belanda (Abduh, par. 1-2).

(5)

Menurut Sultan Hamengku Buwono X, Batik adalah teknik perintang warna dengan menggunakan malam, yang telah ada sejak pertama kali diperkenalkan dengan nama batex oleh Chateslein, seorang anggota Raad van Indie (Dewan Hindia) pada tahun 1705. Pada masa itu penanaman dan penemuan kapas sebagian besar berpusat di pulau Jawa. Awalnya Batik merupakan pakaian raja-raja di Jawa pada abad-abad lalu yang kemudian berkembang menjadi pakaian sehari-hari masyrakat Jawa. Penduduk biasa mengenakan kain yang dilukis dengan cara mereka sendiri. Akhirnya teknik itu berkembang dan dikenakan oleh semua kalangan hingga sekarang (dalam Surya, Situngkir dan Dahlan xii-xiii; Batik Trendi 2).

Hiasan pada kain batik mencerminkan unsur-unsur yang sangat erat hubungannya dengan kepercayaan pemujaan terhadap leluhur, pemujaan terhadap keagungan alam, serta dapat menunjukkan status sosial bagi pemakainya. Corak dan warna batik sendiri, terus berevolusi sesuai dengan perkembangan jaman awalnya motif dan corak batik hanya terbatas pada gambar binatang dan tanaman. Namun kini seiring dengan penyebaran batik yang semakin meluas, baik corak maupun warna batik terus berkembang, menyesuaikan karakter dan filosofi budaya setempat (Puspita 9).

Batik yang paling banyak dikenal adalah batik Jawa. Daerah penghasil batik terbesar di Indonesia adalah Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan, Cirebon, Lasem, dan Tuban. Selain itu juga terdapat daerah yang memiliki ciri khas dalam motif batik namun belum begitu dikenal secara luas seperti batik Cirebon, batik Tegal, Kudus, Semarang Kebumen, dll. (Pelangi 1). Batik khas Kediri juga termasuk salah satunya.

Jenis-jenis batik:

Batik memiliki berbagai macam jenis. Berikut ini adalah jenis-jenis batik menurut proses pembuatannya:

a. Batik Tulis

Dilakukan secara manual dengan tangan, saat melukiskan motif-motif batik dengan menggunakan alat yang disebut canting. Bahan kain untuk batik biasanya berasal dari kain sutera atau katun dengan kualitas yang baik. Oleh karena itu, batik tulis mempunyai harga jual yang cukup mahal dibandingkan dengan batik yang lain (Pelangi 6).

b. Batik Cap

Dilakukan secana manual dengan tangan namun menggunakan alat seperti stempel (canting cap) yang sudah mempunyai motif tertentu pada permukaannya. Bahan yang dipakai biasanya dari katun, namun ada juga kain sutera tetapi kualitas 2 atau 3. Dengan teknik ini pengerajin dapat memproduksi dalam jumlah yang banyak (Pelangi

8).

c. Batik Lukis

Dengan perkembangan teknik maupun pewarnaan batik tersebut, maka batik pun diaplikasi dalam berbagi bidang seni lain di antaranya, seni lukis batik (batik painting) (Batik trendi 2).

d. Batik Printing (Cetak)

Biasanya dilakukan oleh mesin. Satu motif diproduksi sebanyak 1.080 meter. Paling banyak bahannya terbuat dari polister atau rayon. Merupakan jenis batik yang paling murah karena merupakan produk masal. Seringkali, di pasaran luas ditemukan tekstil dengan motif-motif seperti batik. Untuk membedakan antara batik yang asli denga batik hasil cetak (batik imitasi), pada batik asli warna-warnanya jelas terlihat pada kedua sisi kain. Tetapi jika hanya satu sisi kain yang terlihat jelas warnanya dan sisi yang lain kurang atau idak terlihat jelas warnanya, maka yang demikian itu adalah batik cetak (Batik Trendi 2).

Proses pembuatan batik:

Untuk batik tulis pertama dilakukan penggambaran dengan pensil di atas kain atau memindahkan pola dari kertas ke kain dilakukan penoreham lilin memakai canting mengikuti pola/motif dalam istilah jawa disebut nglowing isen. Untuk batik cap, motif sudah ada pada canting cap tinggal menata cap sesuai dengan motif yang ada.

Proses kedua, pencelupan atau model atau memberi warna biru tua, untuk batik dengan pewarna alami memerlukan pencelupan berulang-ulang minimal 5 kali untuk mendapatkan warna yang bagus sedang pemakaian pewarna sintetis hanya memerlukan satu kali pencelupan. Proses ketiga, pengerokan lilin saat

nglowing isen dengan plat logam tipis. Proses keempat, mbironi menutup sebagai proses biru dan cenak dengan lilin Menyoga atau member warna ciklat dengan cara merebus dan terakhir melorod atau menghilangkan semua lilin dengan cara merebus. Pewarna alam agar tidak luntur setelah dilakukan pencelupan kemudian dikunci dengan air kapur atau air (Pelangi 4-5).

Sejarah batik khas Kediri:

Menimbang dampak positif yang didapatkan dari keberadaan motif batik khas daerah, maka sudah selayaknya Kota Kediri memiliki motif batik khas yang dapat menegaskan identitas lokal sekaligus merepresentasikan potensi dan keunggulan Kota Kediri.

Busana Khas Kediri yang diberi QDPD ³%XVDQD .HGLUHQ´ GLUDQFDQJ EHUGDVDUNDQ SHQJJDOLDQ WHUKDGDS

unsur-unsur Budaya yang tumbuh dan berkembang di daerah kediri pada masa lampau. Unsur-unsur budaya masa lampau yang kini tinggal berupa jejak-jejaknya tersebut ditelusuri melalui berbagai sumber yang ada dan disesuaikan dengan kondisi masyarakat Kediri pada masa kini. Upaya penggalian ini dilakukan agar pada masa datang masyarakat Kediri memiliki Acuan

(6)

Tata Busana yang dapat digunakan untuk kegiatan/acara yang menampilkan ciri khas masyarakat Kediri sesuai dengan tradisi, adat istiadat dan tata nilai yang berlaku di masyarakat Kediri. Disamping itu juga dimaksudkan untuk menunjukkan jati diri, rasa bangga dan sekaligus menciptakan sebagai warga Kediri yang berbudaya tinggi. Dalam menetapkan bentuk, corak dan potongan serta gaya busananya, lazimnya ditentukan oleh sejumlah kriteria, antara lain dapat mencerminkan identitas budaya masyarakatnya, menjadikan kebanggaan bagi pemakainya, merupakan pencerminan warisan budaya dan hikmah bersejarah yang inspiratif. Pagelaran Busana Khas Kediri tersebut diaplikasikan dalam bentuk kegiatan mengarah pada citra masyarakat Kediri, mendasarkan pada perjalanan sejarah Kediri dengan berbagai keluhuran budayanya, yang mengacu

SDGD VHVDQWL ³Ajining dhiri dumunung ing lathi, asjining sasiro saka busana´ Berdasarkan legenda yang berkembang di masyarakat Kediri, bahwa Dewi Sekartaji menyukai bunga. Sehubungan hal tersebut, maka motif-motif yang banyak digunakan untuk menghiasi / memperindah busana tersebut adalah motif Bunga dan motif Legenda.

Berdasarkan pada pemikiran sebagaimana tersebut

GLDWDV PDND 5XPDK %DWLN *DUPHQ ³6XPLQDU

&ROOHFWLRQ´ .HGLUL PHQFLSWDNDQ 0RWLI %DWLN .KDV .HGLUL \DQJ GLEHUL QDPD ³%DWLN %ROOHFKHV´ %DWLN

Bolleches adalah motif batik khas Kediri hasil kreasi Dra. Suminarwati Sundoro dari Rumah Batik Suminar Collection. Bolleches adalah kata dalam Bahasa Belanda yang artinya adalah titik. Jadi ciri khas Batik Bolleches adalah semua motif batik selalu didasari oleh latar belakang berupa titik. Motif Batik Bolleches Batik khas Kediri yang sudah diciptakan dan diterima secara luas oleh konsumen di beberapa kota di Jawa Timur adalah Motif Bambu Sakura. Beberapa motif lain adalah Motif Batik Simpang Lima, Motif GM sekar jagad, Motif Mangga Podang dan masih banyak motif yang lainnya. Gaya motif Batik Bolleches Kediri lebih banyak dipengaruhi oleh Motif Batik Pantai Utara. Motif-motifnya sama sekali tidak terikat oleh pakem-pakem yang ada, coraknya lebih bebas dan seringkali bermotifkan pola gambar natural dan tematis, sementara warnanya cenderung dekat dengan corak warna Batik Madura dengan warna-warna yang lebih berani dan eksotis (Kompasiana,par 1-3).

Pesona Batik Khas Kediri adalah karya batik dengan hasil olah tangan insani yang didasari perpaduan cipta, rasa dan karsa untuk mempertahankan warisan Budaya Tradisional yang melibatkan ragam kepiawaian, perangkat prasarana dan tahap proses Batik terkait sebagai wujud kearifan yang sempurna selama berabad-abad (Wawancara : Suminarwati Sundoro).

Konsep Pemotretan

Tujuan Kreatif:

Tujuan kreatif dari perancangan buku esai foto ini adalah menampilkan karya-karya fotografi dari objek perancangan yang disertasi esai singkat pada setiap foto yang lebih memperjelaskan dan memberi ilustrasi yang aktual dan nyata tentang objek tersebut sehingga nilai dari foto-foto dapat menjadi nilai pendidikan budaya bagi masyarakat. Nilai-nilai pendidikan budaya juga menjadi konsep dalam pemotretan agar interpretasi dan persepsi sasaran perancangan terhadap foto-foto tersebut dapat selaras. Buku menjadi sarana yang tepat karena dapat menampung foto beserta esai dalam jumlah yang banyak. Selain itu buku juga meningkatkan nilai estetik pada esai foto karena komposisi teks dan gambar dapat diatur sedemikian rupa pada bidang kertas sehingga mampu menarik minat pembaca.

Strategi Kreatif:

Strategi kreatif yang akan digunakan pada buku esai foto ini adalah menyajikan fotografi menggunakan foto yang ditampilkan mulai dari tahap awal pembuatan batik hingga menjadi sehelai pakaian. Fotografi digunakan sebagai ilustrasi dalam buku ini sebab:

a. Foto dapat memperlihatkan fakta yang ada secara nyata.

b. Foto dapat menceritakan sesuatu dan menciptakan ikatan emosional.

c. Foto dapat menjelaskan tanpa teks.

d. Foto lebih mudah untuk dilihat kapan saja dan dimana saja.

Foto-foto terbaik dari hasil pemotretan akan ditampilkan pada buku, karena buku dapat sekaligus menampilkan unsur visual dan verbal. Tampilan buku dibuat minimalis yaitu dengan layout yang didominasi foto dan penggunaan white space atau ruang kosong yang dimaksudkan agar karya tidak terlalu padat dalam penempatannya pada sebuah bidang dan menjadikan sebuah obyek menjadi dominan. Penyampaian informasi dalam buku menggunakan fotografi essai disertai informasi yang pendek dan sederhana, sehingga pembaca tidak cepat merasa lelah dan bosan apabila membaca buku tersebut. Selain itu untuk lebih menarik perhatian target audience maka penyajian buku ini dilengkapi dengan packaging yang menarik.

Teknik Pemotretan:

Teknik pemotretan menggunakan kamera DSLR dengan bantuan pencahayaan dari dua sumber, yaitu matahari dan external flash. External flash dapat berfungsi menjadi dua sumber pencahayaan, yang pertama adalah sebagai Main Light, kemudian dapat juga digunakan sebagai fill-in Light. Kamera dan

external flash menggunakan setting Manual untuk menyesuaikan lokasi pemotretan baik indoor maupun

(7)

Style foto yang dominan digunakan adalah macro ,

framing, dan candid.

Gambar 2. Contoh macro

Teknik macro digunakan untuk mendapatkan detail dari obyek yang diteliti. Menggunakan lensa zoom

untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.

Gambar 3. Contoh framing

Pada foto tersebut menggunakan teknik framing

dengan menggunakan bagian kepala hingga pundak penjahit.

Gambar 4. Contoh candid

Pada foto tersebut menggunakan teknik candid. Teknik candid digunakan untuk mendapatkan kejadian ± kejadian yang murni tanpa rekayasa untuk menampilkan ekspresi yang nyata dari obyek yang diteliti.

Teknik editing:

Teknik editing setelah proses pemotretan selesai ada satu tahap lagi yang harus dilakukan sebelum memasuki proses editing, yaitu proses sortir ratusan bahkan ribuan foto yang meliputi angle, lighting, and expression. Proses sortir ini juga membutuhkan pendapat dari beberapa pihak, khususnya dosen pembimbing. Pada proses editing, ada beberapa hal utama yang harus diperhatikan seperti cropping untuk menghilangakn objek yang tidak perlu sekaligus memperbaiki kompisosisi foto. Serta menggunakan teknik Digital Imaging untuk menghilangkan objek-objek lain yang menganggu sehingga terlihat sempurna.

Gambar 5. Contoh editing

Teknik editing yang dipakai adalah menggunakan

software adobe photoshop dengan menggubah

balance menjadi black and white, level agar lebih terang dan contras warna untuk menonjolkan objek.

Khalayak Sasaran:

Sasaran target market yang ingin dicapai dalam pembuatan buku ini dibagi berdasarkan sebagai berikut :

a. Demografis

- Jenis kelamin : Pria dan Wanita - Usia : 20-60 tahun.

- Kelas Sosial : Menengah Keatas b. Geografis :

- Masyarakat yang tingal diwilayah perkotaan, terutama kediri.

c. Psikografis

- Masyarakat yang menyukai dan tertarik foto-foto yang bagus dalam buku.

d. Behavioral

- Pelajar/mahasiswa, seniman, dan budayawan yang menyukai dan gemar membaca buku.

Konsep Perancangan

Judul Rancangan Buku:

-XGXO EXNX ³&RUHWDQ &DQWLQJ´ GDQ PHPLOLNL VXE-judul Keindahan Alam Dalam Batik Khas Kediri dengan tujuan menjelaskan apa yang disajikan dalam buku esai fotografi tersebut. Judul ini juga mewakili

(8)

keseluruhan penjelasan objek yang ada dalam buku ini.

Tema Rancangan:

Buku ini memiliki tema simplicity sesuai dengan target market yang ingin dituju yaitu para pelajar/mahasiswa, seniman, dan budayawan yang menyukai dan gemar membaca buku.

Maksud dan Tujuan:

Maksud dari perancangan buku ini adalah memberikan gambaran informasi serta dokumentasi melalui tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Batik Khas Kediri yang memiliki keindahan, ciri khas serta kualitas yang tinggi. Agar masyarakat khususnya pelajar/mahasiswa, seniman, dan budayawan dapat lebih mengenal dan tertarik untuk memiliki Batik Khas Kediri.

Bentuk Penyajian:

Buku ini berisikan 70 persen foto ± foto dan 30 persen

text mengenai Batik Khas Kediri yang disertai penjelasan-penjelasan tambahan yang mendukung foto-foto. Variasi tampilan berada pada komposisi

layout meliputi pengaturan foto dan teks, dimana foto mengalami cropping dan editing. Editing dilakukan sebatas perbaikan warna, penambahan efek- efek yang dapat menambah emosi dan mood dalam foto seperti

bluring dan zooming dan penghapusan objek-objek yang mengganggu dalam foto.

Typography:

Dalam judul buku perancanan menggunakan jenis huruf serif. Huruf serif digunakan untuk memberikan kesan tradisional seperti makna dari judul buku perancangan itu sendiri yang mengangkat tentang batik khas kediri.

Serta untuk menonjolkan karakter yang bersifat memperjelas, simple, modern, oleh karena itu dipilihlah font jenis lane narrow untuk tulisan dalam isi buku perancangan ini.

Gaya Desain:

Gaya desain (graphic style) dalam perancangan buku Coretan Canting ini adalah Post Modern (New Simplicity) yaitu merupakan gaya desain yang

´EHUODZDQDQ´ GHQJDQ JD\D 'HNRQVWUXNVL &LULQ\D

adalah meminimalisasi layer bidang teks dan gambar pada desain sehingga visualisasi tampak polos dan

sederhana. Memakai warna pastel, sederhana bentuk, sedikit ornamen tapi sangat memikat. Bentuk sederhana dipakai untuk memudahkan produksi pencetakan dan kecepatan navigasi pada internet.

6LKRPELQJ 'DQWRQ ´7LSRJUDIL GDODP 'HVDLQ *UDILV´.

Penggunaan gaya desain New Simplicity ini digunakan agar foto atuilustrasi dan teks menjadi pusat perhatian (point of interest) ketika buku dibaca. Hal ini agar memudahkan pengguna dalam membaca buku serta dapat mengikuti informasi dengan benar dan tidak kebingungan.

Sumber:Buku Tomohon ± Kawanuaku

Gambar 6. Contoh layout new simplicity

Teknik cetak:

Teknik cetak yang digunakan adalah cetak offset

untuk isi dan coverbuku, dengan menggunakan plat CMYK selain itu cover akan dilaminasi agar tidak mudah rusak jika terkena air.

Materi pendukung:

x Buku

Buku akan dicetak dengan ukuran 21cm x 26,5 cm dalam keadaan tertutup. Bagian cover

menggunakan kertas splendorgel 300 gram dengan laminasi doff, sedangankan isinya menggunakan kertas splendorgel 160 gram.

x Pembatas buku

Dibuat dengan ukuran 7,5 cm x 21cm menggunakan kertas art paper 230 gram dengan tujuan agar dapat digunakan pada buku-buku lain sehingga mengingatkan akan makna dari buku esai foto ini meskipun pembaca sedang pembaca buku lain.

x Katalog Pameran

Katalog akan dicetak menggunakan kertas art paper 150 gram dengan ukuran A5.

x X-Banner

Banner akan dicetak pada ukuran 60 cm x 160 cm, dengan kertas glossy dan laminasi glossy.

x Poster

Poster akan dicetak pada kertas matte paper

ukuran A3.

(9)

Notes dengan ukuran 10 cm x 10 cm menggunakan kertas art paper 230 gram untuk

cover depan belakang dan kertas hvs untuk isi.

x Post Card

Post Card ukuran 18 cm x 12 cm menggunakan kertas art paper 230 gram.

Penyajian

Final Artwork

Gambar 7. Final cover dan back cover buku

Gambar 8. Final isi buku hal 1-16

Gambar 9. Final isi buku hal 17-32

Gambar 10. Final isi buku hal 33-50

Gambar 11. Final isi buku hal 51-62

Kesimpulan

Batik Khas Kediri milik rumah batik suminar collection sangatlah unik. Motif yang berasal dari alam dan batik khas yang dapat menegaskan identitas lokal sekaligus merepresentasikan potensi dan keunggulan Kota Kediri. Dra. Suminarwati Sundoro itulah yang membuat kreasi motif Batik Khas Kediri yang unik dan berbeda dari batik ± batik lainnya.

Perancangan Buku Esai Fotografi Batik Khas Kediri ini membantu untuk mempublikasi Batik Khas Kediri kepada masyarakat luas melalui media buku. Kendala-kendala yang terjadi pada saat pengerjaan perancangan buku esai fotografi ini adalah, waktu yang cukup singkat, kondisi tempat pembuatan Batik yang jauh sehingga waktu yang diperlukan untuk penggalian informasi membutuhkan waktu yang cukup lama, serta kesibukan dari tokoh pelopor Batik

(10)

Khas Kediri ini membuat sulitnya mengatur jadwal untuk wawancara.

Dalam perancangan media buku esai fotografi ini masih terdapat beberapa kekurangan baik dalam visualisasi maupun verbal/informasi. Maka dari itu diharapkan apabila diberikan saran kritik yang membangun untuk membuat karya ini lebih baik lagi.

Saran

Sebuah konsep yang matang diperlukan untuk merancang sebuah buku dalam waktu yang cukup singkat ini. Selain itu, untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin yang nantinya akan digunakan sebagai materi dalam buku, diperlukan survey

berulang kali.

Untuk mempublikasikan Batik Khas Kediri kepada masyarakat luas maka diperlukan bantuan dari berbagai pihak seperti, pemerintah kota setempat, dinas pariwisata, dan ketertarikan masyarakat sendiri untuk membuat Batik Khas Kediri ini populer dan bisa bertahan di era modern ini.

Ucapan Terima Kasih

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan petunjuk-Nya selama proses pengerjaan Tugas Akhir ini, tanpa bantuan-Nya tugas akhir ini tidak akan pernah dapat terselesaikan dengan baik. Pembuatan tugas akhir dan penyusunan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Progam Studi Desain Komunikasi Visual pada Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra Surabaya.

Banyak bantuan yang telah penulis terima dari berbagai pihak, baik dalam bentuk inspirasi, material maupun spiritual yang tidak dapat dinilai. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya. Kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya laporan karya desain perancangan Tugas Akhir ini, antara lain kepada:

1. Tuhan atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan sebaik-baiknya.

2. Keluarga atas doa, bantuan, dan dukungan serta materiil yang diberikan.

3. Bapak Dr. Deny Tri Ardianto, S.Sn., Dipl.Art, selaku pembimbing utama yang telah membimbing dengan penuh kesabaran, dan segala bantuan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 4. Bapak Erandaru, ST, M.Sc., selaku pembimbing

pendamping yang telah memberikan banyak bnatuan, saran, dan dukungan.

5. Bapak Andrian Dektisa Hagijanto, S.Sn., M.Si. dan Drs. Heru Dwi Waluyanto, M.Pd., atas kesediaan menguji sidang akhir karya desain, memberi masukan yang bersifat mengoreksi dan membangun.

6. Ibu Dra. Suminarwati Sundoro, selaku pelopor Batik Khas Kediri yang telah memberikan data-data serta ijin penelitian yang diperlukan sehubungan dengan proyek perancangan tugas akhir.

7. Teman-teman kelompok tugas akhir atas kebersamaan dan dukungan moril selama perjuangan menyelesaikan tugas akhir.

8. Sahabat-sahabat terdekat saya yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu, terima kasih atas dukungan, semangat, dan bantuannya kepada saya. 9. Semua pihak yang tidak dapat disebtukan satu

persatu disini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan laporan ini, untuk itu penulis memohon maaf sebesar-besarnya pada semua pihak apabila terdapat kesalahan. Penulis juga mengharapkan saran dan kritik agar selanjutnya dapat menjadi lebih baik.

Daftar Pustaka

Abduh, Muhammad. (16 Agustus 2010). ³Sejarah Batik di Indonesia´ Batik adalah identitas. Diunduh 20 Mei 2014 dari http://abduhl.blogspot.com/2010/08/ sejarah-batik-di-indonesis.html.

Batik trendi 2. (2010). Surabaya : Tiara Aksa.

³%XNX´ (1989). Ensiklopedi Nasional Indonesia: Jilid 3. Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka.

Edey, Maitland. (2004). Great Photographic Essay from Life.

Kompasiana. (2003, November 1). ³*DUXGD 0XND

0RWLI %DWLN %ROOHFKHV .KDV .HGLUL´ Pesan

disampaikan dalam http://m.kompasiana.com/post/ read/611337/2/garuda-muka-motik-batik-bolleches-khas-kediri

Kpm. Kediri. (2013, Juli 19). ³0RWLI EDWLN NKDV NRWD

kediri sebagai wujud identitas dan kebanggan

PDV\DUDNDW NRWD NHGLUL´ Pesan disampaikan dalam http://kpm.kedirikota.go.id/2013/07/19/motif-batik- khas-kediri-sebagai-wujud-identitas-dan-kebanggan-masyarakat-kota-kediri

Nugroho, R. (2006). Amien Kamus Fotografi.Yogyakarta : Andi.

3DQGUL ³6HMDUDK SHUNHPEDQJDQ EXNX GL GXQLD GDQ

(11)

2014 dari http://pandri-16.blogspot.com/2011/11 sejarah-perkembangan-buku-di-dunia-dan.html

Pelangi, Tiara.Batik trendi 2. Surabaya : Tiara Aksa, 2010.

Pemustaka. (2011, Oktober 1). ³3HQJHUWLDQ HVDL GDQ

cirri-FLULQ\D´ Pesan disampaikan dalam http://www.pemustaka.com/pengertian-esai-dan-ciri-cirinya.html

Puspita, Indra. (2009). Modifikasi Kain Lurik dan Batik. Surabaya : Tiara Aksa.

Soelarko. (1895) Pengantar Foto Jurnalistik. Bandung: PT. Karya Nusantara.

Soeprapto, F.X. Arie. (2000) Teknik Dasar Fotografi. Surabaya: Surabaya School of Photography.

Wardhani, Cut Kamaril dan Ratna Panggabean. (2005) Tekstil. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni Nusantara.

Williams, Richard L. (1972) Life Library of Photography ± Photo Journalism. USA.

Gambar

Gambar 2. Contoh macro
Gambar 7. Final cover dan back cover buku

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan menelisik sistem pengelolaan penelitian Litapdimas. Metode penelitian menggunakan objektivasi terhadap proses pendaftaran oleh Dosen UIN Sunan

Pembelajaran tidak lagi terpusat pada guru namun telah bergeser dimana siswa lebih aktif terlaibat dalam pembelajaran, sehingga secara perlahan siswa akan terbiasa

Berdasarkan uraian di atas, kelayakan dari media pembelajaran berbasis komputer untuk topik hibridisasi secara umum maupun berdasarkan segi bentuk, motivasi dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan pengolahan tanah berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 4 Minggu Setelah Tanaman (MST), bobot segar tongkol berklobot, bobot

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata MOE papan partikel dari limbah batang kelapa sawit dan pasahan mahoni dengan berbagai kadar perekat phenol

Agar tidak terjadi tumpang tindih kewenangan di dalam mengatur wilayah pesisir, maka terdapat aturan-aturan yang harus diperhatikan oleh pemerintah Batang, yaitu

Hasil dari penelitian ini diharapkan nantinya dapat berguna bagi perkembangan hukum perburuhan supaya lebih menjamin perlindungan hukum terhadap pekerja atau buruh khususnya dalam

Pengujian hipotesis dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05, dengan dk = 67 dan uji dilakukan dengan satu sisi(uji pihak kiri), menunjukan bahwa: (1) Terdapat hubungan yang