• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI BARU TURKI DAN PROSPEK PROSES A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STRATEGI BARU TURKI DAN PROSPEK PROSES A"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI BARU TURKI DAN PROSPEK PROSES AKSESI

TURKI KEDALAM UNI EROPA

(Turkey’s New Strategy and the Prospect of Turkey’s

Accession Procees into Europe Union)

Wildan Abdul Aziz

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, FISIP Universitas Jember Jln. Kalimantan 37, Jember 68121

email : [email protected]

Abstrak

Setelah terhenti 5 tahun, Turki dan Uni Eropa akan memulai lagi babak baru proses aksesi Turki ke dalam Uni Eropa pada bulan Desember 2015. Turki telah memberikan perkembangan yang begitu pesat sehingga dapat menjadi role model di kawasannya (Eropa & Asia). Proses aksesi Turki ke dalam UE yang telah berjalan lama disebut telah memasuki era baru. Dengan perubahan rezim baru di Turki yang membawa kemajuan dan perubahan rezim di Uni Eropa, akankah ini menjadi babak baru aksesi Turki-Eropa?. Tulisan ini berusaha mengkaji strategi baru apa yang disiapkan oleh pemerintah Turki dalam upaya aksesi dan kerjasama dengan Uni Eropa? Serta bagaimana prospek hubungan Turki dan Uni Eropa? Tulisan ini akan menekankan pada pendekatan konseptual modernisasi people-oriented dan new public diplomacy dalam strategi proses aksesi Turki kedalam Uni Eropa

Kata kunci : Turki, diplomasi baru, Uni Eropa, hubungan luar negeri,

Abstract

After 5 years of standstill, Turkey and European Union will resume a new round of Turkey accession process into European Union in December 2015. Turkey has developed rapidly so that it can be a role model for its region (Europe and Asia). The accession process of Turkey into EU that has been in longstanding mentioned to enter a new era. By the new regime change in Turkey that bring rapid progress and the regime change in the EU, is this would have a new round for Turkish-Europe accession? This paper examines what is the new prepared strategy by Turkish Government in the effort of accession and co-operation with the EU? And how the prospect of Turkey-EU relations? This paper will focus on the conceptual frame of people-oriented modernization new public diplomacy in accession process strategy of Turkey into European Union

(2)

Pendahuluan

Beberapa hari terakhir media Eropa menyoroti tentang agenda pertemuan negosiasi lanjutan yang akan membahas kembali Chapter 17 tentang kebijakan ekonomi dan moneter. Setidaknya jika chapter ini berhasil ditutup (yang artinya selesai) akan menjadi harapan baru bagi Turki untuk dapat diterima Uni Eropa. Karena sejak tahun 2005 setidaknya ada 35 chapter dalam proses aksesi Turki, dan baru satu chapter yang selesai (closed chapter), 15 sisanya masih dalam fase perundingan (opened chapter), sementara 14 lainnya masih dibekukan (frozen chapter), dan 5 lagi masih belum ada penindaklanjutan. Kesemua chapter tersebut menjadi elemen-elemen yang perlu diintegrasikan antara Turki dan Uni Eropa, mulai dari ekonomi, sosial-budaya, politik, hak asasi manusia, demokrasi, ilmu pengetahuan-teknologi, dsb. Padahal berdasarkan konstitusi Uni Eropa “Acquis communautaire” Turki untuk disetujui masuk dalam Uni Eropa setidaknya harus menyelesaikan negosiasi 33 chapter dari 35 chapter yang ada.

Keseriusan Turki dalam menanggapi target keanggotaan penuh Uni Eropa telah lama ditunjukkan secara serius, pembangunan infrastruktur ekonomi, percepatan demokrasi, hingga pengetatan supremasi hukum. Bahkan Turki telah lama memiliki kementerian khusus yang

menangani urusan-urusan hubungan dan kerjasama dengan Uni Eropa, yaitu Ministry of European Union Affairs of Turkey.

Ministry of European Union Affairs..

Kementerian Urusan Uni Eropa atau dalam bahasa Turki Avrupa Birligi Bakanligi adalah salah satu kementerian di kabinet Presiden Rece Tayip Erdogan.Tugas utama Ministry of European Union Affairs adalah urusan proses aksesi antara Republik Turki dan Uni Eropa. Ministry of European Union Affairs telah didirikan sejak Juni 2011. Kementerian ini juga berfungsi sebagai public relations Turki dengan Uni Eropa. Hal ini ditunjukkan dengan ranah aksi yang dikerjakan oleh kementerian ini meliputi, antara lain:

 proses aksesi Turki dan Uni Eropa.

 kerjasama finansial Eropa daengan

Turki,

 proyek-proyek ekonomi, sosial, budaya,

riset, ip-tek, kepemudaan yang melibatkan Uni Eropa dan Turki

 Strategi komunikasi Turki-Uni Eropa

 Konsolidasi dan Pertukaran Informasi

dengan negara UE lain

 Adaptasi dan studi banding dengan

negara UE lain

(3)

menunjukkan keseriusan Turki untuk bergabung dengan Uni Eropa. Saat ini Ministry of European Union Affairs dipimipin oleh Duta Besar Volkan Bozkir yang menjabat sebagai Menteri Urusan Uni Eropa dan Kepala Negosiator proses aksesi Turki-UE. Salah satu kontribusi besar Ministry of European Union Affairs dalam proses diplomasi dengan Uni Eropa adalah dikeluarkannya Turkey’s New EU Strategy dan Turkey’s New EU Communication Strategy.

Strategi Baru Hubungan Turki-UE

Melihat stagnasi dalam proses negosiasi Turki-UE pemerintahan Turki dibawah pimpinan Presiden Erdogan mulai mereformasi metode diplomasi yang dilakuakan, hingga pada 18 September 2014 diumumkan Turkey’s New EU Strategy. Dokumen ini dapat dijadikan pedoman public relations bagi Turki dalam kaitannya dengan urusan-urusan Uni Eropa. Dalam Turkey’s New European Union Strategy yang diterbitkan oleh Ministry of European Union Affairs ini menekankan indikator pencapaian yang berbasis pada tiga pilar, yaitu:

determination in the political reform

process (ketetapan dalam proses reformasi politik),

continuity in socio-economic

transformation (kelanjutan dalam transformasi sosial-ekonomi), dan

effectiveness in communication)

(efektivitas dalam komunikasi).

Semua pilar tersebut menopang strategi baru ini yang bertujuan utama untuk mencapai standar Uni Eropa dalam segala lini, mempercepat proses reformasi, menentukan isu-isu prioritas dalam proses negosiasi chapter, dan menerapkan rencana komunikasi yang kuat. Semua hal tersebut untuk mendorong pemahaman bersama tentang signifikansi dan potensi besar dalam kerjasama Turki-Uni Eropa.

(4)

dengan berdasar pada hak-hak manusia dan kebebesan individu.

Dalam strategi baru ini, Ministry of European Union Affairs yang mewakili pemerintahan Turki ingin menekankan bahwa hubungan antara Turki dan Uni Eropa berbasis pada strategi “win – win solution” yang membuat hubungan keduanya kuat dan memiliki keberlanjutan di masa depan. Turki dan Uni Eropa memiliki hubungan simbiosi mutualisme yang membuat keduanya saling untung dalam bidang politik luar negeri, hubungan dagang dan ekonomi, persediaan energi, manajemen keamanan perbatasan , hingga urusan kebijakan lapangan kerja dan migrasi. Ketiga pilar strategi baru ini akan dijabarkan dalam tiga sub-bagian di bawah ini.

Politcal Reform Process

Reformasi politik oleh pemerintah Turki akan berbasis pada beberapa prioritas aspek yang perlu dilakukan reformasi, antara lain; penegakan hukum, demokratisasi, hak asasi manusia, sipilisasi, kebebasan disertai keamanan. Motivasi untuk menjadi anggota penuh Uni Eropa telah memungkinkan Turki melakukan percepatan dalam reformasi politik, khususnya dalam demokratisasi. Sebagai bentuk komitmennya, Majelis Umum Nasional beberapa kali mengadopsi legal norms dari Uni Eropa dalam amandemen 2001, 2004, 2010. Dalam

dokumen New European Union Strategy ini, political reforms yang telah memberikan pencapaian antara lain; penghapusan imprin kudeta 12 September, pembangunan dan penguatan lembaga-lembaga demokrasi dan supremasi hukum sesuai dengan EU acquis, peningkatan penyeimbangan antara kebebasan dan keamanan.

Socio – Economic Transformation Process

Sejak 20 tahun terakhir Turki memiliki peningkatan ekonomi yang cukup baik, terutama pada beberapa tahun terakhir dibawah pimpinan Erdogan. Hingga kini Turki telah menjadi salah satu negara dengan ekonomi paling kuat berkat sektor ekonomi negara maupun swasta. Mayoritas masyarakat telah meningkat kualitas ekonominya menjadi kelas menengah ekonomi. Kekuatan ekonomi yang kuat di kelas menengah ini yang membuat negara juga semakin mantap demokrasinya. Semua kemajuan ini tidak bisa lepas dari proses aksesi Uni Eropayang membuat Turki harus mengikuti standar global ala Eropa, dengan melakukan beberapa transformasi di bidang; produksi dan konsumsi, kesehatan, pendidikan, industri , pertanian, energi, hingga lingkungan.

European Union Communication Strategy

(5)

internal dalam masyarakat Turki, namun juga dengan negara anggota UE lain demi untuk menghapuskan citra buruk Turki dan membangun citra baik. Dalam New European Union Communication Strategy memiliki dua dimensi. Pertama, communication at home perlu dilakukan dengan tujuan untuk membangun soliditas dan kesamaan persepsi domestik tentan proses aksesi UE sebagai bentuk modernisasi yang berdampak baik pada peningkatan kualitas hidup masyarakat, sehingga ini akan menjadi dukungan dalam proses aksesi ini. Kedua, international community dengan memberikan penjelasan secara terang untuk membentuk persepsi akurat tentang Turki oleh publik Uni Eropa.

Komunikasi efektif dengan negara anggota lain sangatlah diperlukan demi membangun kepercayaan publik Uni Eropa yang akan memperlancar proses aksesi Uni Eropa. Komunikasi efektif ini tidak hanya akan melibatkan pemerintah saja, namun juga masyarakat luas bahkan perusahaan sebagai upaya multi-track diplomacy. Hal ini diwujudkan secara kongkrit dengan kerjasama-kerjasama antara Turki – Uni Eropa, seperti pemberdayaan masyarakat, Erasmus+, dsb. Bahkan bersama dengan Perdana Menteri Spanyol, Presiden Erdogan pernah mempromosikan “Alliance of Civilization Initiative” pada 2005 dalam sidang umum PBB.

Agenda Pembahasan Chapter 17

(6)

strategi barunya dalam negosiasi ini, terutama pilar ketiga tentang komunikasi efektif yang perlu diimplementasikan dalam forum-forum negosiasi Komisi Eropa.

Prospek Proses Aksesi Turki kedalam Uni Eropa

Menurut Bozkir (2015) era baru kerjasama Turki-Uni Eropa telah memasuki babak baru, karena ada perubahan sistem pemerintahan di kedua negara. Perubahan rezim di Turki yang telah membuat kemajuan pesat Turki di bidang ekonomi, politik, sosial, hingga percepatan demokrasi di bawah pemerintahan Erdogan yang agaknya akan membuat Turki memiliki bargaining position untuk bernegosiasi dengan Uni Eropa. Sementara di kubu lain, Uni Eropa sedang membenahi kerja pemerintahannya, yang tadinya teknokratis akan dikembalikan pada pemerintahan politik. Ini membuka peluang akan adanya negosiasi dan lobi politik yang efektif dalam proses aksesi Turki ke dalam Uni Eropa. Ini membuat prospek proses aksesi Turki kedalam Uni Eropa semakin besar.

Menurut (hurriyatdailynews.com) Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu menyampaikan bahwa Turki berniat agar lebih banyak chapter dapat dibuka lagi. Ia juga berharap semua chapter dapat segera ditutup untuk dapat melengkapi syarat

integrasi Turki – Uni Eropa dalam waktu dekat ini. Pemerintah Turki memang terlihat menggiatkan upaya – upaya diplomasi Turki-Uni Eropa beberapa waktu ini, hal ini bisa disebabkan karena dua hal yang saling berkaitan; terjadinya krisis ekonomi dan krisis kepercayaan terhadap integrasi Uni Eropa, disaat yang bersamaan Turki telah menjelma menjadi kekuatan baru dalam ekonomi dan politik dunia. Ini memberikan daya tawar yang kuat bagi Turki untuk dapat di terima oleh Uni Eropa. Ini memberikan kesempatan bagi Turki disaat kesempitan bagi Uni Eropa. Menurut Umut Oran (2014) dengan hadirnya Turki sebagai anggota Uni Eropa nantinya akan menjamin adanya Eropa yang lebih kuat dan stabilitas Timur Tengah.

Namun, satu kendala yang mungkin sangatlah perlu diperhatikan adalah adanya gelombang islamophobia di masyarakat Eropa, ini membuat proses aksesi dapat terkendala karena isu agama yang sangat rentan. Meskipun masyarakat Eropa mengakui adanya multikulturalisme, namun masih tetap ada sentimen negatif terhadap agama yang dianut mayoritas rakyat Turki ini.

Kesimpulan

(7)

Menurut Ibrahim Kalin (2011) – Penasehat Perdana Menteri Turki – identitas baru Turki itu adalah keberagaman, perbedaan yang bersama-sama membangun globalisasi multi-senter dan modernitas yang beragam. Maka dalam perkembangannya Turki telah mengalami kemajuan pesat dalam diplomasi publik (luar negeri) yang bertumpu pada nilai-nilai strategis; keadilan, legitimasi, kesetaraan, keterwakilan, transparansi, akuntabilitas, toleransi, kebebasan berkeyakinan, penjaagn terhadap martabat, dan jaminan atas hak-hak dasar dan kebebasan dijaga dalam konstitusi negara. Nilai-nilai strategis tersebut menjadi pilar-pilar citra sosial baru tentang Turki yang juga dianut oleh masyarakat, negara Uni Eropa, dan tertuang dalam konstitusi Uni Eropa. Di bawah pemerintahan revolusioner Erdogan Turki telah berhasil menjadi pusat bersatunya Barat dan Timur, Turki dirasa telah berhasil meleburkan antara budaya tradisional Ottoman Islam dan modernisasi sosial-ekonomi.

Berdasarkan dokumen New European Union Strategy yang menjadi instrumen public diplomacy dengan optimis Turki yakin bahwa hubungan antara Turki-Uni Eropa adalah hubungan “win-win solution” dan berkelanjutan. Di saat Eropa sedang menghadapi permasalahan regional dan global, Turki secara terbuka siap meningkatkan kerjasama dengan Turki yang telah berkontribusi bagi modernisasi dan

demokratisasi di Turki. Yang jelas, saat ini aksesi Turki ke dalam Uni Eropa tetaplah harus menjadi visi bagi Turki.

Daftar Pustaka

Buku/Jurnal

Bozkir, Volkan. Winter 2015. A New Era in Turkey – EU Relations. Istanbul : Turkish Policy Quarterly

Kalin, Ibrahim. 2011. Soft Power and Public Diplomacy in Turkey. Turkey : Perceptions.

Kubicek, Paul. Fall 2005. Turkish Accession to Europeam Union : Challenges and Opportunities. Platinum Periodicals

Oran, Umut. 2014. A Common Future : Turkey and the European Union. Istanbul : Turkish Policy Quarterly Serbos, Sotiris. 2015. A More “Virtual”

Turkey? Globalization, Europe, and the Quest of Multi-Track Foreign Policy. Istanbul : Turkish Policy Quarterly

Dokumen

(8)

Turkey’s New European Union Strategy. Ministry for European Union Affairs of Turkey. Juni 2014.

Internet

HURRIYATE DAILY NEWS : ANKARA WANTS TO OPEN MORE

CHAPTERS WITH EU.

http://www.hurriyetdailynews.com/anka ra-wants-to-open-more-chapters-with-eu.aspx?

pageID=238&nID=92579&NewsCatID =510

HURRIYATE DAILY NEWS : NEW EU CHAPTER TO OPEN DEC. 14, WITH REFORMS ON TURKEY’S AGENDA

http://www.hurriyetdailynews.com/new-

eu-chapter-to-open-dec-14-with-reforms-on-turkeys-agenda.aspx? pageID=238&nID=92471&NewsCatID =510

EU AND TURKEY : HISTORY

http://avrupa.info.tr/eu-and-turkey/history.html

REAL INSTITUT EL CANO : TURKEY’S 10 YEARS OF ACCESSION NEGOTIATION : NO END IN SIGHT.

http://www.realinstitutoelcano.org/w ps/portal/web/rielcano_en/contenido ?

WCM_GLOBAL_CONTEXT=/elca

no/elcano_in/zonas_in/wp14-2015- chislett-turkeys-10-years-of-eu- accession-negotiations-no-end-in-sight

REPUBLIC OF TURKEY : MINISTRY OF FOREIGN AFFAIRS : TURKEY –

EU RELATIONS.

http://www.mfa.gov.tr/relations- between-turkey-and-the-european-union.en.mfa

REPUBLIC OF TURKEY : MINISTRY

FOR EU AFFAIRS.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan : 1) kualitas proses dengan menerapkan strategi pembelajaran everyone is a teacher here dengan macromedia flash, 2) hasil

Tujuan khusus yang ingin dicapai peneliti yaitu untuk meningkatkan keterampilan berbicara melalui strategi Everyone is a Teacher Here pada Tema Hidup Bersih dan Sehat Sub Tema

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Musyarofah (2004) adalah peneliti ingin mengetahui variabel independen (perubahan strategi, penggunaan anggaran dan

Berdasarkan penelitian tersebut, yang pernah dilakukan oleh penelitian lain, maka peneliti ingin mengadakan penelitian mengenai strategi pembelajaran kemampuan membaca kritis

Strategi pembelajaran inkuiri tidak hanya berorientasi pada hasil belajar tetapi. juga berorientasi pada proses belajar atau

Menurut Katu (1995), pembelajaran generatif merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pada pengintegrasian secara aktif pengetahuan baru dengan

Davutoğlu juga menyampaikan bahwa visi dan misi dari kebijakan luar negeri Turki adalah di antaranya, memenuhi seluruh persyaratan untuk menjadi anggota Uni Eropa dan

penjajahan bangsa Eropa, serta strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) sampai dengan abad ke-20