BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keberhasilan
Keberhasilan adalah hasil serangkaian keputusan kecil yang memuncak dalam
sebuah tujuan besar dalam sebuah tujuan besar atau pencapaian. keberhasilan adalah
lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu
penting bagi pertumbuhan dan kehidupan, dan merupakan cara penting untuk
mengukur kemajuan (Sabri, 2010).
B. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang digunakan oleh pengajar
untuk menyampaikan materi pembelajaran yang berfungsi mempermudah peserta
didik menerima dan memahami materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai (Hamzah, 2011).
Strategi pembelajaran merupakan pola-pola umum kegiatan dosen dan
mahasiswa dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang
telah digariskan (Djamarah, 2006).
1. Komponen Strategi Pembelajaran
Komponen strategi pembelajaran yang dikemukakan oleh Hamzah (2011),
terdiri atas 5 (lima) komponen yang saling berinteraksi dengan karakter fungsi dalam
mencapai tujuan pembelajaran yaitu kegiatan pembelajaran pendahuluan,
Kegiatan pendahuluan yang disampaikan dengan menarik dapat meningkatkan
motivasi belajar peserta didik. Cara pengajar memperkenalkan materi pelajaran
melalui contoh-contoh ilustrasi tentang kehidupan sehari-hari atau meyakinkan
pentingnya manfaat pokok bahasan akan sangat mempengaruhi motivasi belajar
peserta didik.
Penyampaian informasi menjadi berarti jika kegiatan pendahuluan yang
menarik dapat memotivasi peserta didik dalam belajar. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penyampaian informasi adalah urutan penyampaian, ruang
lingkup materi yang di sampaikan, dan materi yang akan disampaikan. Proses
pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan
secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.
Setelah peserta didik melalui berbagai proses pembelajaran dan penyampaian
informasi berupa materi pelajaran kegiatan pendahuluan dan penyampaian informasi,
maka dilaksanaan tes diakhir kegiatan pembelajaran dan akan dilakukan kegiatan
tindak lanjut terhadap hasil tes tersebut.
2. Dasar-dasar Strategi Pembelajaran
Strategi dasar dalam pembelajaran merupakan dasar yang sangat penting yang
harus dijadikan pedoman untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar agar berhasil
sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Djamarah (2006), terdapat empat dasar
strategi pembelajaran yaitu:
a. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah
laku yang diharapkan sebagai hasil belajar. Dalam hal ini, sasaran dan kegiatan
b. Memilih sistem pendekatan belajar bersadarkan aspirasi dan pandangan hidup
masyarakat. Cara pengajar melihat suatu persoalan, konsep, pengertian dan teori
yang digunakan dalam pembelajaran, akan berpengaruh terhadap hasil belajar.
c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik pembelajaran yang tepat
dan efektif. Teknik pembelajaran dapat memotivasi mahasiswa agar mampu
menerapkan pengetahuan dan pengalamannya dalam memecahkan masalah.
Sedangkan metode pembelajaran, dilakukan untuk mendorong mahasiswa
berpikir bebas dan berani dalam mengemukakan pendapatnya sendiri. Metode
pembelajaran lebih menekankan pada peranan mahasiswa sedangkan teknik
pembelajaran lebih terfokus kepada peranan pengajar dan alat-alat pembelajaran.
d. Menetapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga dapat dijadikan
pedoman oleh pengajar dalam melakukan evaluasi hasil pembelajaran.
3. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Strategi Pembelajaran
Hal pokok yang harus di perhatikan oleh dosen dalam strategi pembelajaran
adalah tahapan mengajar dan pendekatan mengajar. Secara umum ada tiga tahapan
pokok yang terdapat pada tahapan mengajar. yaitu tahap praintruksional, tahap
instruksional dan tahap penilaian atau tindak lanjut. Tahap prainstruksional adalah
tahapan yang di tempuh dosen pada saat memulai proses belajar mengajar. Tahap
instruksional adalah tahap pembelajaran atau tahap inti yaitu memberikan bahan
pelajaran yang telah disusun dosen sebelumnya. Sementara tahap penilaian dan
tindak lanjut adalah tahap untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan dari tahap
instruksional. Tinggi rendahnya kadar kegiatan belajar ditentukan oleh pendekatan
pendekatan yang berorientasi pada dosen (teacher centered) dan pendekatan yang
berorientasi padamahasiswa (student centered) (Sabri, 2010).
C. Strategi Pembelajaran Ekspositori
1. Pengertian Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang dosen
kepada sekelompok mahasiswa dengan maksud mahasiswa dapat menguasai materi
pembelajaran secara optimal (Sanjaya, 2011, hal.179).
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada dosen (teacher centered approach) karena
dosen memegang peran yang sangat dominan untuk menyampaikan materi
pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan
dapat dikuasai mahasiswa secara baik (Sanajaya, 2008).
2. Karakteristik Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi ekspositori dilkasanakan dengan cara menyampaikan materi secara
verbal, sehingga strategi ekspositori sering diidentikkan dengan ceramah. Materi
yang disampaikan adalah materi yang sudah jadi, seperti data atau fakta dan
konsep-konsep yang harus dihafal oleh peserta didik. Tujuan utama pembelajaran ekspositori
adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Sehingga di akhir proses
pembelajaran peserta didik diharapkan memahami materi dengan benar dan dapat
3. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
Sanjaya (2008) mengemukakan bahwa dalam penggunaan strategi
pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan, yaitu
berorientasi pada tujuan, prinsip komunikasi, prinsip kesiapan, dan prinsip
berkelanjutan. Penyampaian materi pembelajaran ekspositori dilakukan dengan
metode ceramah, namun sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu dosen harus
merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur.
Prinsip komunikasi merupakan proses komunikasi dalam pembelajaran yang
menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada
seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan).
Kesiapan merupakan salah satu hukum belajar menurut teori koneksionisme.
Dalam prinsip kesiapan, inti dari hukum belajar adalah setiap individu akan
merespon dengan cepat dari setiap stimulus bila dalam dirinya sudah memiliki
kesiapan. Sebaliknya, setiap individu tidak akan merespon setiap stimulus yang
muncul bila dirinya belum memiliki kesiapan.
Prinsip berkelanjutan dalam pemebelajaran ekspositori harus dapat mendorong
mahasiswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran
ekspositori dikatakan berhasil bila proses penyampaian dapat membawa mahasiswa
pada situasi ketidak seimbangan (disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk
mencari dan menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.
4. Prosedur Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
Langkah-langkah dalam penerapan strategi ekspositori berdasarkan Sanjaya
(presentation), korelasi (correlation), mengaplikasikan (aplication), dan
menyimpulkan (generalization).
Persiapan (preparation) merupakan langkah utama dalam strategi
pembelajaran. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi
ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan. Tujuan yang ingin dicapai
dalam melakukan persiapan adalah mengajak mahasiswa keluar dari mahasiswa yang
pasif, membangkitkan motivasi dan minat mahasiswa untuk belajar, merangsang dan
membuka rasa ingin tahu mahasiswa serta menciptakan suasana dan iklim
pembelajaran yang terbuka.
Penyajian (presentation) adalah langkah penyampaian materi pembelajaran
sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Hal yang perlu diperhatikan dalam
pelakanaan langkah ini diantaranya adalah penggunaan bahasa, intonasi suara dan
menjaga kontak mata dengan mahasiswa menggunakan joke agar kelas tetap hidup
dan segar melalui penggunaan kalimat atau bahasa yang lucu.
Korelasi (correlation) adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan
pengalaman mahasiswa atau hal-hal lain yang memungkinkan mahasiswa dapat
menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya.
Langkah korelasi bertujuan untuk meningkatkan kualitas kemampuan berfikir dan
kemampuan motorik mahasiswa.
Mengaplikasikan (aplication) adalah langkah unjuk kemampuan mahasiswa
setelah menyimak penjelasan dosen. Dosen dapat mengumpulkan informasi tentang
penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh mahasiswa. Tehnik yang dapat
dilakukan pada langkah ini adalah dengan membuat tugas yang relevan dan
Menyimpulkan (generalization) adalah tahapan untuk memahami inti (core)
dari materi pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan
langkah yang sangat penting dalam strategi pembelajaran ekspositori sebab melalui
langkah ini mahasiswa dapat mengambil intisari dari proses penyajian sehingga
memberikan keyakinan mahasiswa tentang suatu pemaparan.
5. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Ekspositori
a. Keunggulan
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang sering
digunakan. Hal ini tidak terlepas dari keunggulan yang dimiliki oleh strategi
pembelajaran ekspositori. Dengan strategi pembelajaran ekspositori dosen bisa
mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran sehingga pengajar dapat
mengetahui sejauh mana mahasiswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran
yang harus dikuasai mahasiswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk
belajar terbatas. Melalui strategi pembelajaran ekspositori mahasiswa dapat
mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran sekaligus dapat
melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi). Strategi
pembelajaran ekspositori biasanya digunakan untuk jumlah mahasiswa dan ukuran
kelas yang besar (Sanjaya, 2011, hal. 190).
b. Kelemahan
Selain memiliki keunggulan, strategi pembelajaran ekspositori juga memiliki
kelemahan, hal ini dikarenakan strategi pembelajaran ini hanya dapat dilakukan
terhadap mahasiswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara
individu baik perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat dan bakat serta perbedaan
gaya belajar. Strategi pembelajaran ekspositori lebih banyak diberikan melalui
ceramah sehingga mahasiswa sulit mengembangkan kemampuannya dalam hal
sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis. Keberhasilan
strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung pada apa yang dimiliki dosen,
seperti persiapan pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi dan
berbagai kemampuan seperti kemampuan berkomunikasi dan kemampuan mengelola
kelas. Jika salah satu dari kriteria tersebut tidak terpenuhi maka proses pembelajaran
tidak mungkin berhasil. Gaya komunikasi strategi pembelajaran ini lebih banyak
terjadi satu arah (one-way communication) sehingga kesempatan untuk mengontrol
pemahaman mahasiswa tentang materi pembelajaran akan sangat terbatas.
Komunikasi satu arah mengakibatkan pengetahuan mahasiswa terbatas pada apa
yang diberikan dosen (Sanjaya, 2011).
D. Strategi Pembelajaran Inkuiri
1. Pengertian Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiri adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2011).
2. Karakteristik Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pelajaran
yang berorientasi kepada mahasiswa (studen centerd approach) karena dalam
strategi ini mahasiswa memegang peran penting yang sangat dominan dalam proses
dosen secara verbal, tetapi mahasiswa berperan untuk menemukan sendiri inti dari
materi pelajaran itu sendiri. Seluruh aktivitas yang dilakukan mahasiswa diarahkan
untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan,
sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dalam
strategi pembelajaran inkuiri, dosen bukan sekedar sumber belajar, akan tetapi
sebagai fasilitator dan motivator belajar mahasiswa. Aktivitas pembelajaran
dilakukan melalui proses tanya jawab antara dosen dan mahasiswa. Karena itu
kemampuan dosen dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat dalam
melakukan inkuiri.
Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis atau mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam
strategi pembelajaran inkuiri mahasiswa tidak hanya dituntut untuk menguasai materi
pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang
dimilikinya (Asri, 2013).
3. Prinsip-Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi pembeajaran inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang
menekankan pada pengembangan intektual mahasiswa. Sanjaya (2011) menjelaskan
bahwa ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap dosen dalam
menerapkan strategi pembelajaran inkuiri yaitu berorientasi pada pengembangan
intelektual, prinsip interaksi, prinsip bertanya, prinsip belajar untuk berpikir, dan
prinsip keterbukaan.
Strategi pembelajaran inkuiri tidak hanya berorientasi pada hasil belajar tetapi
keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran
inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana mahasiswa dapat menguasai materi
pelajaran, akan tetapi sejauh mana mahasiswa beraktivitas mencari dan menemukan
sesuatu.
Berdasarkan prinsip Interaksi, proses pembelajaran pada dasarnya adalah
proses interaksi antara mahasiswa, dosen, dan lingkungan. Pembelajaran sebagai
proses interaksi menempatkan dosen sebagai pengatur lingkungan atau pengatur
interaksi itu sendiri. Dosen perlu mengarahkan (directing) agar mahasiswa dapat
mengembangkan kemampuan berpikir melalui interaksinya.
Prinsip bertanya dalam strategi pembelajaran inkuiri mengacu pada peran
dosen sebagai penanya. Sebab, kemampuan mahasiswa untuk menjawab setiap
pertanyaan merupakan sebagian dari proses berpikir. Oleh sebab itu, kemampuan
dosen untuk menguasai berbagai jenis dan teknik bertanya sangat diperlukan.
Belajar adalah proses berpikir (learning how to think) untuk mengembangkan
potensi seluruh otak. Prinsip berpikir dalam strategi pembelajaran inkuiri adalah
pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai
kemungkinan sebagai hipotesis yang perlu dibuktikan kebenarannya. Peran dosen
pada prinsip keterbukaan ini adalah memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk mengembangkan hipotesis dan membuktikan kebenaran hipotesis secara
4. Prosedur Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri
Menurut Sanjaya (2008), ada beberapa langkah dalam menerapkan strategi
inkuiri yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan
data dan menguji hipotesis.
Orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim yang responsif.
Pada langkah ini dosen mengondisikan agar mahasiswa siap melaksanakan proses
pembelajaran. Dosen merangsang dan mengajak mahasiswa untuk berpikir
memecahkan masalah. Hal-hal yang harus dilakukan dalam langkah orientasi adalah
menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh
mahasiswa, menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan dan menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar.
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa mahasiswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan
yang menantang mahasiswa untuk berpikir memecahkan teka-teki tersebut. Hal yang
perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah adalah masalah hendaknya
dirumuskan sendiri oleh mahasiswa, masalah yang dikaji adalah masalah yang
mengandung teka-teki yang jawabannya pasti dan konsep-konsep dalam masalah
adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh mahasiswa.
Hipotesis adalah masalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang
sedang dikaji. Hipotesis perlu diuji kebenarannya. Potensi berpikir dimulai dari
kemampuan mahasiswa untuk menebak hipotesis dari suatu permasalahan. Langkah
merumuskan hipotesis merupakan langakah untuk meningkatkan kemampuan
berpikir logis yang sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan serta keluasan
Mengumpulkan data adalah langkah menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri,
mengumpulkan data merupakan proses yang sangat penting dalam mengembangkan
intelektual. Proses pengumpulan data tidak hanya memerlukan motivasi yang kuat
dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan
mengembangkan potensi pikirnya.
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
Hal terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan mahasiswa
atas jawaban yang diberikan. Menguji hipotesis akan mengembangkan kemampuan
berpikir rasional.
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang
akurat dosen harus mampu menunjukkan data yang relevan pada mahasiswa
5. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri
a. Keunggulan
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
inovatif dan banyak dianjurkan karena banyak memiliki keunggulan diantaranya
adalah merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan
aspek kognitif, efektif dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran
melalui strategi ini dianggap lebih bermakna. Strategi pembelajaran inkuiri dapat
memberikan ruang kepada mahasiswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar
mereka. Strategi ini dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern
pengalaman. Keunggulan lain dalam strategi pembelajaran inkuiri, dapat melayani
kebutuhan mahasiswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata, sehingga
mahasiswa yang memiliki kemampuan belajar yang bangus tidak akan terhambat
oleh siwa yang lemah dalam belajar (Sanjaya, 2011).
b. Kelemahan
Kelemahan strategi pembelajaran inkuiri adalah sulit untuk mengontrol
kegiatan dan keberhasilan mahasiswa akibat kebiasaan mahasiswa dalam belajar.
Dalam mengimplementasikan strategi pembelajaran inkuiri, memerlukan waktu yang
panjang sehingga sulit menyesuaikan waktu yang telah ditentukan. Strategi
pembelajaran inkuiri sulit diimplementasikan jika kritera keberhasilan belajar
ditentukan oleh kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi pelajaran (Sanjaya,
2011).
E. Proses Pembelajaran 1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses untuk mengubah performansi yang tidak terbatas
pada keterampilan, tetapi juga meliputi fungsi-fungsi, seperti skill, persepsi, emosi,
proses berfikir, sehingga dapat menghasilkan perbaikan performansi (Riyanto, 2010).
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar
Terdapat tiga persoalan pokok dalam kegiatan belajar, yakni masukan (input),
proses, dan keluaran (output). Persoalan proses adalah mekanisme atau proses
terjadinya perubahan kemampuan pada diri subyek belajar. Dalam proses ini terjadi
pengaruh timbal balik antara fasilitator belajar, metode yang digunakan, alat bantu
belajar itu sendiri, yang terdiri kemampuan baru atau perubahan baru pada diri
subyek belajar (Notoatmodjo, 2007).
Proses belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
Metode Alat-alat Bantu
Input Output
(Subyek Belajar) (Hasil Belajar)
Fasilitas Belajar Bahan Belajar
J. Guilbert, mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
kedalam empat kelompok besar, yakni faktor materi, lingkungan, instrumental, dan
faktor individual subyek belajar. Faktor yang pertama, materi ikut menentukan
proses dan hasil belajar. Faktor yang kedua adalah lingkungan yang dikelompokkan
menjadi dua, yakni lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Faktor yang ketiga,
instrumental, yang terdiri dari alat peraga, dan perangkat lunak seperti kurikulum
(dalam pendidikan formal), pengajar atau fasilitator belajar serta metode belajar
mengajar (Notoatmodjo, 2007).
3. Pengertian Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran adalah kegiatan atau interaksi yang dilakukan antara
pengajar dan anak didik untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan
sebelum
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pembelajaran
Sabri (2010) mengemukakan bahwa tinggi atau rendahnya suatu nilai
keberhasilan pembelajaran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tujuan,
dosen, mahasiswa, kegiatan pengajaran, bahan dan alat
a. Tujuan
Tujuan adalah pedoman atau sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar
mengajar. Jika suatu tujuan tercapai maka keberhasilan pengajaran juga akan
tercapai. Sedikit banyaknya perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan
pengajaran yang dilakukan oleh dosen dan secara langsung dosen akan
mempengaruhi kegiatan belajar peserta didik.
b. Pengajar
Pengajar adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan
kepada mahasiswa. Setiap dosen memiliki kepribadian sesuai dengan latar belakang
pendidikan yang berbeda. Kepribadian tersebut dapat mempengaruhi pola
kepemimpinan dalam melaksanakan tugas mengajar. Latar belakang pendidikan dan
pengalaman mengajar sangat mempengaruhi kompetensi dosen dibidang pendidikan
dan pengajaran. Aspek-aspek inilah yang dapat mempengaruhi hasil belajar
mahasiswa.
c. Mahasiswa
Kepribadian, intelektual dan biologis setiap mahasiswa berbeda-beda.
Perbedaan inilah yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar. Banyak
sedikitnya jumlah mahasiswa dalam satu kelas akan mempengaruhi keberhasilan
belajar.
Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara dosen
dengan mahasiswa. Pendekatan mengajar yang dilakukan oleh dosen akan
mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar mengajar yang berlainan. Strategi dan
metode pembelajaran sangat menentukan kualitas hasil belajar mengajar.
e. Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar
mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Bahan
pelajaran merupakan unsur inti yang ada di dalam kegiatan, karena bahan pelajaran
itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik.
f. Alat
Alat adalah sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran. Alat berfungsi sebagai pelengkap yang dapat membantu mempermudah
usaha mencapai tujuan pembelajaran. Alat bantu yang dapat digunakan dalam
pembelajaran berupa globe, papan tulis, batu kapur, gambar, diagram, slide, video,
dan sebagainya.