Smart ASN adalah profil Aparatur Sipil Negara yang cerdas, berdaya saing dan menguasai Teknologi dan Informasi dalam menghadapi revolusi industry 4.0 (Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian Nomor: 032-Juni 2019) yang disiapkan untuk mewujudkan birokrasi Indonesia berkelas dunia (World Class Government). Profil ASN tersebut meliputi Profil Smart ASN meliputi integritas, nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global, menguasai IT dan bahasa asing, berjiwa hospitality, berjiwa entrepreneurship, dan memiliki jaringan luas.
Profil SMART ASN:
1. Integritas 2. Nasionalisme 3. Profesionalisme 4. Berwawasan global
5. Menguasai IT dan bahasa asing 6. Hospitality
7. Entrepreneurship 8. Networking
19
b. Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai peran yang sangat penting dalam rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban moderen, demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakatsecara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yangditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut,maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
1. Pelaksana kebijakan publik; Setiap pegawai ASN harus memiliki nilai-nilai kepublikan, berorientasi pada kepentingan publik dan senantiasa menempatkan kepentingan publik,bangsa dan negara di atas kepentingan lainnya, mengedepankan kepentingan nasional ketimbang kepentingan sektoral dan golongan. Untuk itu pegawai ASN harus memiliki karakter kepublikan yang kuat dan mampu mengaktualisasikannya dalam setiap langkah-langkah pelaksanaan kebijakan public.
2. Pelayan publik; Setiap pegawai ASN senantiasa bersikap adil dan tidak diskriminasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Mereka harus bersikap profesional dan berintegritas dalam memberikan pelayanan. Tidak boleh mengejar keuntungan pribadi atau instansinya belaka, tetapi pelayanan harus diberikan dengan maksud memperdayakan masyarakat, menciptakan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Untuk itu integritas menjadi penting bagi
20
setiap pegawai ASN. Senantiasa menjunjungtinggi nilai-nilai kejujuran, keadilan, tidak korupsi, transparan, akuntabel dan memuaskan publik 3. Perekat dan pemersatu bangsa; Setiap pegawai ASN harus memiliki
jiwa nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat, memiliki kesadaran sebagai penjaga kedaulatan negara, menjadi perekat bangsa dan mengupayakan situasi damai di seluruh wilayah Indonesia, dan menjaga keutuhan NKRI
21
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi isu Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi terhadap beberapa isu yang ditemukan di instansi tempat bekerja, yaitu Dinas Kabupaten Konawe Kepulauan. Sedangkan sumber isu yang diangkat, diantaranya berasal dari tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang tercantum dalam Peraturan Bupati Kabupaten Konawe Kepulauan Nomor 18 Tahun 2022 tentang Susunan organisasi dan Tata kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan yaitu Melaksanakan analisis/penelitian/ kajian yang terkait dengan penyakit menular sesuai dengan prosedur berlaku utuk mengurangi timbulnya penyakit menular
Penetapan isu yang akan diangkat sebagai rancangan Aktualisasi ini dideskrip keterkaitan dengan Agenda III yaitu (1) Manejemen ASN (2) Smart ASN maka dapat diidentifikasi isu-isu sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 1. Identifikasi Isu Berdasarkan Tugas dan Fungsi
NO Tugas dan Fungsi Isu Teridentifikasi
Deskripsi Keterkaitan dengan Agenda III
1.
Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas sesuai dengan prosedur yang berlaku sebagai bahan evaluasi dan pertanggung jawaban
Kurangnya kepedulian programer untuk mengirim laporan tepat waktu
(Manejemen ASN) Sesuai dengan Peran ASN sebagai pelaksana
kebijakan
2.
Melaksanakan
analisis/penelitian/ kajian yang terkait dengan penyakit menular sesuai dengan prosedur berlaku un tuk mengurangi timbulnya penyakit menular
Rendahnya
kemampuan program
TB dalam
meningkatkan capaian angka penemuan kasus Tuberkulosis
(Manejemen ASN) Sesuai dengan Peran ASN sebagai pelaksana
kebijakan
22
3.
Melaksanakan
analisis/penelitian/ kajian yang terkait dengan penyakit menular sesuai dengan prosedur berlaku utuk mengurangi timbulnya penyakit menular
Kurangnya peningkatan kepatuhan terhadap SOP pelayanan kesehatan
(Manajemen ASN) Sesuai dengan peran ASN sebagai pelaksana
kebijakan publik dan pelayan publik
B. Penetapan Isu
Dari ketiga isu yang sudah dijelaskan di atas akan dilakukan penetapan isu melalui analisis isu dengan menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Analisis isu ini bertujuan untuk menetapkan kualitas isu dan menentukan prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui gagasan kegiatan- kegiatan yang akan dilakukan. Analisis isu dilakukan dengan menggunakan alat bantu APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan).
Penetapan isu dilakukan dengan pendekatan APKL yaitu Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak. Analisis APKL merupakan alat bantu untuk menganalisis ketepatan dan kualitas isu dengan memperhatikan tingkat aktual, problematik, kekhalayakan dan layak dari isu- isu yang ditemukan di lingkungan unit kerja.
Setelah diperoleh analisis APKL, maka dipilih satu isu yang menjadi prioritas utama yang selanjutnya akan dijadikan bahan masalah untuk aktualisasi di tempat kerja.
APKL memiliki 4 kriteria penilaian sebagai berikut :
a. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan di kalangan masyarakat.
b. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya.
c. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
d. Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
23
Berikut ini beberapa isu yang ada pada Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan, yang akan ditentukan kelayakannya menggunakan metode APKL, untuk lebih jelasnya ditampilkan pada tabel 3.2 berukut :
Tabel 3. Penetapan Isu dengan Metode APKL
No Isu
Kreteria
Jumlah
Skor Rangking
A P K L
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5) 1 Kurang pedulinya
petugas Puskesmas dalam mengumpulkan laporan bulanan
5 4 4 5 18 II
2 Rendahnya
kemampuan program
TB dalam
meningkatkan capaian angka penemuan kasus Tuberkulosis
5 5 4 5 19 I
3 Kurangnya peningkatan
kepatuhan terhadap SOP pelayanan kesehatan
4 4 4 5 17 III
Skala Likert : 1-5
Angka 5 : Sangat Gawat/Mendesak Angka 4 : Gawat/Mendesak
Angka 3 : Cukup Gawat/Medesak Angka 2 : Kurang Gawat/Mendesak Angka 1 : Tidak Gawat/Mendesak Keterangan :
A : Aktual (Sedang terjadi/dalam proses kejadian)
P : Problematik (Masalah mendesak untuk
dipecahkan)
K : Kekhalayakan (Menyangkut hidup orang banyak) L : Layak (Logis, pantas, realistis dan dapat di bahas)
24
A. Analisis Isu (Analisis Penyebab dan Dampak Isu)
Berdasarkan Analisis dengan mengunakan metode APKL dan menentukan prioritas yaitu Rendahnya kemampuan program TB dalam meningkatkan capaian angka penemuan kasus Tuberkulosis maka untuk mengetahui mengetahui akar penyebab isu dan dampak Isu tersebut maka penulis meanalisis Isu dengan menggunakan problem tree. untuk lebih jelasnya ditampilkan pada tabel 3.3 berikut :
KLB
1. Penigkatan kasus TB 2. Target capaian tidak
terpenuhi
Optimalisasi Kemampuan Programer TB dalam Meningkatkan Capaian
Kurangnya pemahaman
Sosialisasi Tata Cara Strategis Penemuan pasien TB dan Tata cara Pengimputan Aplikasi Sistem Informasi Tuberkulosis
(SITB)
I S U
PENYEBAB ISU
SOLUSI AKIBAT
25
B. Gagasan Kreatif/Terpilih dan Kegiatan sebagai Pemecahan Isu
1. Unit kerja : Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan
2. Isu yang diangkat : OPTIMALISASI KEMAMPUAN PROGRAMER TB DALAM MENINGKATKAN CAPAIAN ANGKA PENEMUAN KASUS TUBERKULOSIS
3. Gagasan Pemecahan Isu : Pelaksanaan Sosialisasi