• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

B. Gambaran Umum Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Medan… 41

B. 2. Kedudukan, Tugas Pokok Dan Fungsi

Dinas Tenaga Kerja mempunyai Kedudukan, Tugas, dan Fungsi sebagai berikut: 1. Kedudukan.

Dinas Tenaga Kerja adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang ketenagakerjaan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.

2. Tugas Pokok

Dinas Tenaga Kerja mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang ketenagakerjaan dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Untuk melaksanakan tugas sesuai dengan bidang tugasnya, Dinas Tenaga Kerja mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang ketenagakerjaan;

b. Mengawasi kegiatan di bidang hubungan industrial, perlindungan pekerja, dan jaminan sosial pekrja;

c. Memberikan rekomendasi tenaga kerja asing bagi keperluan imigrasi dan pemberian perizinan di bidang ketenagakerjaan;

d. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya;

e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.

B. 3. Susunan Organisasi

Adapun susunan organisasi Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Medan menurut Keputusan Walikota Medan Nomor : 59 Tahun tentang Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Tenaga Kerja tertanggal 15 November 2001, terdiri dari:

a. Kepala Dinas.

Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Kepala Daerah, yaitu sebagai unsur pelaksana pemerintah Kota.

b. Bagian Tata Usaha.

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Dinas di bidang ketatausahaan yang meliputi pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan, kerumahtanggaan dan urusan umum lainnya.

Untuk melaksanakan tugasnya, maka Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi sebagai berikut:

• Mengelola urusan administrasi kepegawaian.

• Mengelola urusan keuangan dan perbendaharaan serta rencana penyusunan laporan keuangan Dinas.

• Melaksanakan pengelolaan urusan surat menyurat dan urusan umum lainnya.

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Dengan demikian Bagian Tata Usaha terdiri dari: 1. Sub Bagian Kepegawaian

2. Sub Bagian Keuangan

3. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan. c. Sub Dinas Bina Program.

Sub Dinas Bina Program mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas dalam mempersiapkan, menyusun rencana kegiatan dan program tahunan.

Untuk melaksanakan tugasnya, maka Sub Dinas Bina Program mempunyai fungsi sebagai berikut:

• Mempersiapkan data untuk bahan penyusunan rencana kegiatan Dinas.

• Melaksanakan penyusunan rencana kegiatan dan program tahunan Dinas.

• Melaksanakan koordinasi dalam rangka pemberhasilan terhadap pelaksanaan program Dinas.

• Mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah direncanakan sesuai dengan program Dinas.

• Melaporkan seluruh rencana kegiatan baik yang telah dilaksanakan maupun yang belum dilaksanakan sesuai dengan evaluasi yang ada.

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai bidang tugasnya.

Sub Dinas Bina Program terdiri dari: 1. Seksi Program Ketenagakerjaan

2. Seksi Evaluasi dan Laporan

d. Sub Dinas Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja.

Sub Dinas Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dalam bidang penempatan tenaga kerja dan perluasan kerja.

Untuk melaksanakan tugasnya, maka Sub Dinas Penempatan Tenaga Kerja mempunyai fungsi sebagai berikut:

• Mempersiapkan data dan menyusun rencana kegiatan Sub Dinas.

• Melakukan pencatatan tenaga kerja khususnya kepada pencari kerja.

• Memberikan bimbingan pengurusan penyaluran dan penempatan tenaga kerja serta perluasan kerja dalam dan luar negeri.

• Melaksanakan administrasi perizinan penggunaan tenaga kerja asaing yang bekerja baik tenaga tenaga kerja warga Negara pendatang maupun tenaga kerja asing menetap.

• Melakukan usaha-usaha untuk menciptakan lapangan kerja bagi pencari kerja melalui system padat karya.

• Melaksanakan pendataan bagi instansi pemerintah dan swasta yang membutuhkan tenaga kerja dan memberikan informasi kepada instansi pemerintah dan swsta yang membutuhkan tenaga kerja.

• Menyelenggarakan kegiatan penyaluran tenaga, penempatan tenaga kerja dan perluasan tenaga kerja.

• Melaksanakan pembinaan terhadap tenaga kerja untuk tenaga kerja mandiri.

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Berikut ini adalah Sub Dinas Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja yang terdiri dari: 1. Seksi Tenaga Kerja Mandiri

2. Seksi Penyaluran Tenaga Kerja 3. Seksi Penempatan Tenaga Kerja

4. Seksi Perluasan Tenaga Kerja dan Teknologi Tepat Guna e. Sub Dinas Pelatihan dan Produktifitas Tenaga Kerja.

Sub Dinas Pelatihan dan Produktifitas Tenaga Kerja mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas di bidang pelatihan dan produktifitas tenaga kerja.

Untuk melaksanakan tugasnya, maka Sub Dinas Pelatihan dan Produktifitas mempunyai fungsi sebagai berikut:

• Mempersiapkan data dan menyusun rencana kegiatan Sub Dinas.

• Menyuluh dan membimbing pengusaha kecil dan menengah dalam rangka peningkatan produktifitas dan pemagangan.

• Melaksanakan pembinaan terhadap pelaksanaan latihan/kursus yang dilakukan oleh lembaga latihan swasta, pemerintah dan perusahaan dibidang ketenagakerjaan.

• Menyelenggarkan pelatihan terhadap pencari kerja dan menyiapkan standarisasi, test kualifikasi dan memberikan perizinan kepada lembaga pelatihan kerja swasta.

• Menyelenggarakan kegiatan pelatihan terhadap instruktur.

• Menyelenggarakan kegiatan pemagangan.

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

1. Seksi Instruktur dan Lembaga 2. Seksi Program dan Sertifikasi 3. Seksi Pemagangan

4. Seksi Bimbingan Produktifitas Tenaga Kerja. f. Sub Dinas Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja.

Sub Dinas Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas dibidang hubungan industrial dan persyaratan kerja termasuk pembinaan, penyelesaian, perselisihan, hubungan industrial dan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Untuk melaksanakan tugasnya, maka Sub Dinas Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja mempunyai fungsi sebagai berikut:

• Mempersiapkan data dan menyusun rencana kegiatan Sub Dinas.

• Melaksanakan pembinaan Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja terhadap pengusaha dan pekerja.

• Melaksanakan kegiatan pemerataan dalam hal penyelesaian perselisihan Hubungan Industrial dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

• Meneliti, mensyahkan dan mendaftarkan peraturan perusahaan dan kesepakatan kerja bersama (KKB).

• Menyelenggarakan pembinaan organisasi pekerja dan pengusaha.

• Melaksanakan latihan hubungan industrial.

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

1. Seksi Organisasi Pekerja dan Pengusaha 2. Seksi hubungan Industral

3. Seksi Persyaratan Kerja

4. Seksi Perselisihan Hubungan Industrial g. Sub Dinas Pengawasan Ketenagakerjaan.

Sub Dinas Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas dibidang pengawasan ketenagakerjaan.

Untuk melaksanakan tugasnya, maka Sub Dinas Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai fungsi sebagai berikut:

• Mempersiapkan data dan menyusun rencana kegiatan Sub Dinas.

• Melaksanakan pengawasan ketenagakerjaan di perusahaan.

• Melaksanakan pengawasan dan penyidikan terhadap pelanggaran norma kerja, keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan kerja serta jaminan social tenaga kerja dan penggunaan tenaga kerja asing.

• Memproses penerbitan izin pemakaian ketel uap, bejana tekan dan peralatan yang digunakan perusahaan.

• Memproses penerbitan penyimpangan waktu kerja dan izin kerja malam wanita serta wajib lapor ketenagakerjaan.

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Sub Dinas Pengawasan Ketenagakerjaan terdiri dari: 1. Seksi Pengawasan Norma Kerja

3. Seksi Pengawasan Kesehatan Tenaga Kerja dan Lingkungan Kerja 4. Seksi Pengawasan Keselamatan Kerja.

h. Unit Pelaksana Teknis Dinas.

Unit Pelaksana Teknis Dinas Tenaga Kerja adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Latihan Kerja, dipimpin oleh seorang Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

Unit Pelaksana Teknik Dinas Tenaga Kerja (UPTD) mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelatihan kerja dalam rangka usaha penyediaan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan keterampilan.

i. Kelompok Jabatan Fungsional.

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Tenaga Kerja sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

Untuk lebih jelasnya mengenai susunan organisasi pada Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Medan dapat dilihat pada gambar berikut ini:

52 Sumber: Salinan Keputusan Walikota Medan No. 59 Tahun 2001.

UPTD KEPALA DINAS SUB DINAS BINA PROGRAM KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BAGIAN TATA USAHA SUBBAG KEPEGAWAIAN SUBBAG KEUANGAN SEKSI PERSYARATAN KERJA SEKSI HUBUNGAN INDUSTRIAL

SEKSI PENGAWASAN NORMA KERJA

SUBDIS HUB. INDUST. DAN PERSYARATAN KERJA

SEKSI PENGAWASAN JAMSOSTEK SEKSI ORGANISASI PEKERJA

DAN PENGUSAHA

SEKSI PENGAW. KESEH. TENAGA KERJA DAN LIMGKUNGAN KERJA SUB DINAS PENGAWASAN

KETENAGAKERJAAN

SEKSI PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

SEKSI PENGAWASAN KESELAMATAN KERJA SEKSI EVALUASI DAN

LAPORAN

SUB DINAS PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN

PERLUASAN KERJA

SEKSI TENAGA KERJA MANDIRI

SEKSI PENYALURAN TENAGA KERJA

SEKSI PENEMPATAN TENAGA KERJA

SEKSI PERLUASAN TEN. KERJA & TEKN. T. GUNA

SUB DINAS LATIHAN DAN PRODUKTIVITAS TENAGA

KERJA

SEKSI INSTRUKTUR DAN LEMBAGA

SEKSI PROGRAM DAN SERITFIKASI SEKSI PEMAGANGAN SEKSI BIMBINGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SEKSI PROGRAM KETENAGAKERJAAN

SUB BAGIAN UMUM & PERLENGKAPAN

B. 4. Tugas Dan Wewenang Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan

Pada Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Medan, pegawai yang Khusus melaksanakan fungsi pengawasan di bidang ketenagakerjaan adalah pegawai pengawas ketenagakerjaan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 03/MEN/1984 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan Terpadu.

Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan adalah Pegawai Dinas Tenaga Kerja yang diserahi tugas mengawasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan yang terdiri dari Pegawai Pengawas Umum dan Pegawai Pengawas Spesialis.

Pegawai Pengawas Umum adalah Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan yang diserahi tugas untuk mengawasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan secara preventif. Sedangkan Pegawai Pengawas Spesialis ialah Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan yang diserahi tugas mengawasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan baik secara prefentip dan represip.

Untuk dapat ditunjuk sebagai Pegawai Pengawas Umum harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Merupakan Pegawai Dinas Tenaga Kerja.

b. Berpendidikan sekurang-kurangnya Sarjana Muda atau Pangkat Penata Muda Tingkat I (III/b).

c. Telah mengikuti pendidikan sebagai Pegawai Pengawas Umum.

Untuk dapat dihunjuk sebagai Pegawai Pengawas spesialis harus memenuhi syrat-syarat sebagai berikut:

a. Telah menjabat sebagai Pegawai Pengawas Umum sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun.

b. Mempunyai keahlian khusus atau kecakapan dalam melaksanakan tugasnya dan tidak terpengaruh pihak lain dalam setiap mengambil keputusan.

c. Telah mengikuti pendidikan sebagai Pegawai Pengawas Spesialis. Wewenang Pegawai Pengawas Umum adalah sebagai berikut:

a. Memasuki tempat kerja, dimana dijalankan atau biasa dijalankan pekerjaan, atau dapat disangka bahwa disitu dijalankan pekerjaan dan juga segala rumah yang disewakan atau dipergunakan sebagai tempat bekerja.

b. Meminta keterangan baik lisan maupun tertulis kepada pengusaha ataupun pengurus atau tenaga kerja atau serikat buruh/serikat tenaga kerja tanpa dihadiri pihak ketiga.

c. Menjaga, membantu atau memerintahkan pengusaha atau pengurus dan atau tenaga kerja agar mentaati peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.

d. Menyelidiki keadaan ketenagakerjaan yang belum jelas dan atau tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan.

e. Memberikan peringatan atau teguran terhadap penyimpangan peraturan-peraturan ketenagakerjaan yang sudah ditetapkan.

f. Meminta bantuan polisi apabila ditolak memasuki perusahaan atau tempat kerja atau pihak-pihak yang dipanggil tidak memenuhi panggilan.

g. Meminta pengusaha atau pengurus seorang pengantar mendampingi dalam melakukan pemeriksaan.

Pegawai Pengawas Umum mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut: a. Melaksanakan pemeriksaan pertama dan kontrol di perusahaan atau

tempat kerja.

b. Memberikan bimbingan, pembinaan, dan penyuluhan kepada tenaga kerja dan pengusaha atau pengurus tentang peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.

c. Merahasiakan segala sesuatu yang diperoleh yang perlu dirahasiakan dalam melakukan tugas dan kewajiban.

d. Melaporkan segala kegiatan yang berhubungan dengan tugas dan kewajibannya.

e. Mencatat hasil pemeriksaan dalam Buku Akte Pengawasan Ketenagakerjaan dan disimpan oleh pengusaha atau pengurus.

Sementara wewenang dari Pegawai Pengawas Spesialis Ketenagakerjaan adalah sebagai berikut:

a. Memasuki tempat kerja, dimana dijalankan atau biasa dijalankan pekerjaan, atau dapat disangka bahwa disitu dijalankan pekerjaan dan juga segala rumah yang disewakan atau dipergunakan sebagai tempat bekerja.

b. Meminta keterangan baik lisan maupun tertulis kepada pengusaha ataupun pengurus atau tenaga kerja atau serikat buruh/serikat tenaga kerja tanpa dihadiri pihak ketiga.

c. Menjaga, membantu atau memerintahkan pengusaha atau pengurus dan atau tenaga kerja agar mentaati peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.

d. Memberikan peringatan atau teguran terhadap penyimpangan peraturan-peraturan ketenagakerjaan yang sudah ditetapkan.

e. Melakukan pengujian teknik persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja.

f. Menetapkan dan menyelesaikan masalah kecelakaan yang berhubungan dengan hubungan kerja.

g. Memanggil pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja atau serikat buruh.

h. Membuat berita acara setiap pelanggaran ketentuan perundang-undangan ketenagakerjaan.

i. Melarang pemakaian atau penggunaan bahan/alat pesawat yang berbahaya.

j. Meminta bantuan polisi apabila ditolak memasuki perusahaan atau tempat kerja atau pihak-pihak yang dipanggil tidak memenuhi panggilan.

k. Meminta pengusaha atau pengurus seorang pengantar mendampingi dalam melakukan pemeriksaan.

l. Melaksanakan penyelidikan setiap pelanggaran perundang-ungangan ketenagakerjaan.

a. Melaksanakan pemeriksaan pertama dan kontrol di perusahaan atau tempat kerja.

b. Memberikan bimbingan, pembinaan, dan penyuluhan kepada tenaga kerja dan pengusaha atau pengurus tentang peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.

c. Merahasiakan segala sesuatu yang diperoleh yang perlu dirahasiakan dalam melakukan tugas dan kewajiban.

d. Melaporkan segala kegiatan yang berhubungan dengan tugas dan kewajibannya.

e. Mencatat hasil pemeriksaan dalam Buku Akte Pengawasan Ketenagakerjaan dan disimpan oleh pengusaha atau pengurus.

58

PENYAJIAN DATA

A. Pendapat Responden Tentang Peranan Pengawasan Dinas Tenaga Kerja Dalam Pelaksanaan Upah Minimum Kota (UMK).

Penyajian data berupa pendapat responden berikut ini didapat melalui hasil penyebaran angket/kuesioner kepada para pegawai Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Medan. Jumlah responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 19 orang.

Adapun hasil dari pendapat responden tersebut dibagi menjadi 2 (dua) bagian sebagai berikut:

A.1. Distribusi Identitas Responden

01. Distribusi Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. TABEL 4.1

Ditribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin F % a. Pria b. Wanita 14 5 73,68 26,32 Jumlah 19 100,00

Sumber : Kuesioner Penelitian / A.01.

Dari tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar responden adalah berjenis kelamin pria yakni 14 orang (73,68 %), sedangkan selebihnya yakni ta 5 orang (26,32 %) adalah wanita.

02. Distribusi Identitas Responden Berdasarkan Usia TABEL 4. 2

Ditribusi Responden Berdasarkan Umur

Umur F % a. < 30 Tahun b. 30 – 39 Tahun c. 40 – 49 Tahun d. > 50 Tahun 1 6 8 4 5,26 31,58 42,11 21,05 Jumlah 19 100,00

Sumber : Kuosioner Penelitian / A.02.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 8 orang (42,11 %) dari responden tersebut berada pada kelompok umur 40-49 tahun, 6 orang (31,58 %) berada pada kelompok umur 30-39 tahun, 4 orang (21,05 %) berada pada kelompok umur diatas 50 tahun dan 1 orang (5,26 %) lagi berada pada kelompok umur dibawah 30 tahun.

03. Distribusi Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan TABEL 4. 3

Ditribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan F % a. SD b. SMP c. SMU d. Sarjana Muda/DIP. e. Sarjana f. Pasca Sarjana - - - 7 11 1 - - - 36,84 57,90 5,26 Jumlah 19 100,00

Sumber : Kuosioner Penelitian / A. 03.

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan Sarjana 11 orang (57,90 %), sedangkan tingkat sarjana muda/Diploma adalah 7 orang (36,84 %), dan tingkat pendidikan Pasca sarjana adalah 1 orang (5,26 %), sedangkan tingkat pendidikan SD, SMP, SMU sama sekali tidak ada.

04. Distribusi Identitas Responden Berdasarkan Golongan TABEL 4. 4

Ditribusi Responden Berdasarkan Golongan

Golongan F % a. Gol.I/A-I/D b. Gol.II/A-II/D c. Gol.III/A-III/D d. Gol.IV/A-IV/D - 3 15 1 - 15,79 78,95 5,26 Jumlah 19 100,00

Sumber : Kuosioner Penelitian /A. 04.

Berdasarkan table di atas dapat dilihat bahwa responden yang berpangkat/golongan III/A-III/D adalah sebanyak 15 orang (78,95 %), pangkat/golongan II/A-II/D adalah sebanyak 3 orang (15,79 %), sedangkan yang lainnya adalah 1 orang (5,26 %) berpangkat/golongan IV/A-IV/D dan golongan I/A-I/D sama sekali tidak ada.

05. Distribusi Identitas Responden Berdasarkan Masa Kerja TABEL 4. 5

Ditribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja

Masa Kerja F % a. 0 - 9 Tahun b. 10 - 19 Tahun c. 20 - 29 Tahun d. 30 Tahun Keatas 2 10 5 2 10,56 52,63 26,32 10,56 Jumlah 19 100,00

Sumber : Kuosioner Penelitian /A. 05.

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa sebagian besar responden yakni 10 orang (%) mempunyai masa kerja 10 - 19 tahun, yang mempunyai masa kerja 20 – 29 tahun adalah 5 0rang (%), yang mempunyai masa kerja 0 – 9 tahun 2 orang (%), dan yang mempunyai masa kerja 30 tahun keatas adalah sebanyak 2 orang (%).

06. Distribusi Identitas Responden Berdasarkan Jabatan/Bidang TABEL 4. 6

Ditribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja Jabatan/Bidang

Jabatan/Bidang F %

a. Kasubdis

b. Kasi Peng. Norma Kerja c. Kasi Peng. Jamsostek d. Kasi Peng. Kesehatan Kerja e. Kasi Peng. Keselamatan Kerja f. Team Pengawasan g. Staf 1 1 1 1 1 8 6 5,26 5,26 5,26 5,26 5,26 42,11 31,59 Jumlah 19 100,00

Sumber : Kuosioner Penelitian /A. 06.

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa responden terdiri dari 8 orang (42,11 %) adalah team pengawas sendiri, 6 (31,59 %)orang responden adalah staf pengawasan, 1 orang (5,26 %) Kepala Sub Dinas Pengawasan Ketenagakerjaan, dan 4 (21,04 %) orang lagi berada pada Kepala Seksi Pengawasan Ketenagakerjaan yag terdiri dari Kasi Pengawasan Norma Kerja, Kasi Pengawasan Jamsostek, Kasi Pengawasan Kesehatan Kerja, Kasi Pengawasan Keselamatan Kerja.

A. 2. Distribusi Pendapat Responden Tentang Variabel Penelitian

07. Pendapat Responden Tentang Ada Tidaknya Pemeriksaan Terhadap Pelaksanaan Upah Minimum Kota (UMK)

TABEL 4. 7

Ada Tidaknya Pemeriksaan Terhadap Pelaksanaan UMK

Kriteria F % a. Ada b. Tidak Ada c. Tidak Tahu 19 - - 100,00 - - Jumlah 19 100,00

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa semua responden yang berjumlah 19 orang (100%) berpendapat bahwa pihak Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Medan ada melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan Upah Minimum Kota di wilayah kerjanya.

08. Pendapat Responden Tentang Ada Tidaknya Pemeriksaan Langsung ke Lapangan

TABEL 4. 8

Ada Tidaknya Pemeriksaan Langsung Ke Lapangan

Kriteria F % a. Ada b. Tidak Ada c. Tidak Tahu 18 - 1 94,74 - 5,26 Jumlah 19 100,00

Sumber : Kuosioner Penelitian /B. 08.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hamper semua responden yakni 18 orang (94,74 %) berpendapat bahwa pihak Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Medan ada melakukan pemeriksaan langsung ke lapangan, hanya 1 orang (5,26 %) saja yang tidak tahu ada tidaknya pemeriksaan langsung kelapangan, sebaliknya tak seorangpun responden yang berpendapat tidak ada pemeriksaan langsung kelapangan.

09. Pendapat Responden Tentang Ada Tidaknya Pemberitahuan Dinas Tenaga Kerja Kota Medan Kepada Perusahaan/Pengusaha Dalam pemeriksaan Langsung ke Lapangan

TABEL 4. 9

Pemberitahuan Dalam Pemeriksaan Ke Lapangan

Kriteria F % a. Ada b. Tidak Ada c. Tidak Tahu 18 - 1 94,74 - 5,26 Jumlah 19 100,00

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 18 orang (94,74 %) responden berpendapat bahwa pihak Dinas Tenaga Kerja Kota Medan ada melakukan pemberitahuan kepada perusahaan sebelum melakukan pemeriksaan kelapangan, dan 1 (5,26 %) orang responden berpendapat tidak tahu bahwa Dinas Tenaga Kerja Kota Medan ada melakukan pemberitahuan dalam pemeriksaan ke lapangan.

10. Pendapat Responden Tentang Perlu Tidaknya Pemeriksaan ke Lapangan TABEL 4. 10

Perlunya Pemeriksaan Kelapangan

Kriteria F % a. Perlu b. Kurang Perlu c. Tidak Perlu 18 1 - 94,74 5,26 - Jumlah 19 100,00

Sumber : Kuosioner Penelitian /B. 10.

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 18 orang (94,74 %) responden berpendapat bahwa pihak kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Medan perlu melakukan pemeriksaan ke lapangan, dan 1 orang (5,26 %) berpendapat bahwa pemeriksaan ke lapangan itu kurang perlu, dan tak seorangpun berpendapat tidak perlu.

11. Pendapat Responden Tentang Sarana Dan Prasarana Yang Dimiliki Dalam Melakukan Pemeriksaan

TABEL 4. 11

Sarana Dan Prasarana Dalam Melakukan Pemeriksaan

Kriteria F % a. Mendukung b. Kurang Mendukung c. Tidak Mendukung 5 10 4 26,32 52,63 21,05 Jumlah 19 100,00

Sumber : Kuosioner Penelitian /B. 11.

Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa 10 orang (52,63 %) responden berpendapat bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki Kantor Dinas Tenaga

Kerja Kota Medan kurang mendukung pelaksanaan pemeriksaan, dan 5 orang (26,32 %) berpendapat bahwa sarana dan prasarana yang ada sudah mendukung dalam pemeriksaan , sementara 4 orang (21,05 %) lagi berpendapat bahwa sarana dan prasarana tersebut sangat tidak mendukung dalam melakukan pemeriksaan.

12. Pendapat Responden Tentang Kualitas Dan Kuantitas TABEL 4. 12

Kualitas Dan Kuantitas Pegawai Pengawas

Kriteria F %

a. Sudah Memadai b. Kurang Memadai c. Sangat Tidak Memadai

6 9 4 31,58 47,37 21,05 Jumlah 19 100,00

Sumber : Kuosioner Penelitian /B. 12.

Dari data tabel di atas dapat terlihat bahwa 9 orang (47,37 %) responden berpendapat bahwa kuantitas dan kualitas pegawai pengawas masih kurang memadai, 6 orang (31,58 %) berpendapat bahwa kuantitas dan kualitas pegawai pengawas sudah memadai, sedangkan 4 orang (21,05 %) lagi berpendapat bahwa kuantitas dan kualitas pegawai pengawas sangat tidak memadai.

13. Pendapat Responden Tentang Pelaporan Hasil Pemeriksaan di Lapangan TABEL 4. 13

Pelaporan Hasil Pemeriksaan Di Lapangan

Kriteria F % a. Dilaporkan b. Tidak Dilaporkan c. Tidak Tahu 19 - - 100,00 - - Jumlah 19 100,00

Sumber : Kuosioner Penelitian /B. 13.

Dari data tabel di atas dapat terlihat bahwa semua responden yang berjumlah 19 orang (100 %) berpendapat bahwa hasil pemeriksaan yang dilakukan pegawai pengawas Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Medan harus dilaporkan.

14. Pendapat Responden Tentang Pentingnya Hasil Pemeriksaan Tersebut Dilaporkan

TABEL 4. 14

Pentingnya Hasil Pemeriksaan Tersebut Dilaporkan

Kriteria F % a. Penting b. Kurang Penting c. Tidak Penting 17 1 1 89,48 5,26 5,26 Jumlah 19 100,00

Sumber : Kuosioner Penelitian /B. 14.

Berdasarkan tabel tersebut di atas terlihat bahwa 17 orang (89,48 %) responden berpendapat bahwa hasil pemeriksaan tersebut penting dilaporkan, dan 1 orang (5,26 %) berpendapat bahwa hasil pemeriksaan tersebut kurang penting untuk dilaporkan, sedangkan 1 orang (5,26 %) berpendapat bahwa hasil pemeriksaan tidak penting dilaporkan.

15. Pendapat Responden Tentang Ada Tidaknya Peringatan Terhadap Perusahaan Yang Melanggar Ketentuan UMK

TABEL 4. 15 Peringatan Terhadap

Perusahaan Yang Melanggar Ketentuan UMK

Kriteria F % a. Ada b. Tidak Ada c. Tidak Tahu 18 - 1 94,74 - 5,26 Jumlah 19 100,00

Sumber : Kuosioner Penelitian /B. 15.

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa 18 orang (94,74 %) responden berpendapat bahwa berdasarkan hasil pelaporan tersebut, Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Medan ada melakukan peringatan terhadap perusahaan/pengusaha yang melanggar ketentuan Upah Minimum Kota (UMK), sedangkan 1 orang (5,26 %) lainnya tidak tahu akan hal tersebut.

16. Pendapat Responden Tentang Ada Tidaknya Penyidikan Terhadap Perusahaan Atas Pelanggaran UMK

TABEL 4. 16 Ada Tidaknya Penyidikan

Terhadap Perusahaan Atas Pelanggaran UMK

Kriteria F % a. Ada b. Tidak Ada c. Tidak Tahu 15 2 2 78,94 10,53 10,53 Jumlah 19 100,00

Sumber : Kuosioner Penelitian /B. 16.

Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa 15 orang (78,94 %) responden berpendapat bahwa Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Medan ada melakukan penyidikan terhadap perusahaan atas pelanggaran ketetntuan Upah Minimum kota (UMK), dan 2 orang (10,53 %) berpendapat bahwa Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Medan tidak ada melakukan penyidikan atas pelanggaran ketentuan Upah Minimum Kota (UMK), sementara 2 orang (10,53 %) lagi responden berpendapat bahwa tidak tahu tentang adanya penyidikan yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Medan.

17. Pendapat Responden Tentang Ada Tidaknya Sanksi Hukuman Terhadap Perusahaan Yang Melanggar Ketentuan UMK

TABEL 4. 17

Ada Tidaknya Sanksi Hukuman

Terhadap Perusahaan Yang Melanggar Ketentuan UMK

Dokumen terkait