kerusaka antara peruba plat pe baut m kegaga bagian teganga penyam pendukung perlawa gambar Gambar 2 (Sumber : Baris 1 Baris 2 Baris 3 Baris 4
gagalan akibat tegangan yang terjadi ( failure agalan yang terjadi akibat tegangan yang ti usakan dan perubahan beberapa bagian dari sam ra lain kerusakan yang timbul pada bagian baut ubahan pada bagian sayap kolom serta perubaha
penyambung end plate, gaya tegangan yang mengakibatkan baut yang terpasangan aka galan yang mengakibatkan kehancuran ataupun an badan baut. Kekuatan pada masing masing ba ngan tergantung oleh bengkokan yang ter
ambung maupun yang terjadi pada plat saya ndukung. Dengan menganalisa dan menghitung da
awanan untuk masing masing barisan baut bar dibawah ini.
bar 2.10 Distribusi tahanan baut dari tegangan y
er : The Steel Construction Institute, 1995 dan AISC 200
re by tension ) g timbul membuat
sambungan momen aut penyambung , ubahan pada bagian ng diberikan pada akan mengalami aupun putus pada g baut pada daerah terjadi pada plat sayap untuk kolom g dari kemampuan ut mengacu pada
gangan yang terjadi
Dengan perhitungan untuk bagian Pelat Sambungan (end plate)
= 0.85 ……… ( pers. 2.1 )
= ……….. ( pers. 2.2 )
Sedangkan perhitungan untuk sayap pada kolom ( column flange )
= 0.8 ………. ( pers. 2.3 )
= ……… ( pers. 2.4 )
Dimana notasi untuk diatas ;
g = Jarak horizontal antara pusat baut ke baut dalam satu baris
bp= Lebar dari pelat sambungan ( end plate )
B = Lebar sayap kolom
tb = Tebal badan dari balok
tc = Tebal badan dari kolom
sww= tebal las dari badan balok ke pelat penyambung
swf = tebal las dari sayap balok ke pelat penyambung
Ketentuan untuk plate yang diperlebar bahwa :
mx= x–0.85wf
Nilai ni dari ur paling dari ba paling Untuk plate y periksa perlaw pada ba + + n
i nilai yang terjadi pada Pr1, Pr2, Pr3 dan seter urutan baris yang paling atas ( baris 1 ) hingg ng bawah, dimana beban yang akan terjadi juga baris paling atas kemudian diteruskan sam ng bawah dengan mengkombinasikan baris ba uk bagian pembengkokan pada sayap ataupun pa e yang mengalami tegangan. Kehancuran y ksa dan dianalisa secara terpisah. Dengan awan yang terjadi maka kegagalan pada bagian da bagian end plate dibagi atas 3 bagian antara lai
Model 1:
Sayap melentur dengan s
Model 2:
Sayap melentur tetapi ba
Model 3:
S Sayap tidak melentur te
+ +
m
m n
terusnya, dihitung hingga baris yang uga dihitung mulai sampai baris yang s baris sebelumnya. n pada bagian end yang terjadi di n mengasumsikan ian sayap ataupun lain :
gan sempurna
pi baut putus
ur tetapi baut putus
Dalam model 1, mencari persamaan untuk mendapatkan Pr :
=
……….……….. ( pers. 2.5 )=
……….………. ( pers. 2.6 )Dalam model 2, mencari persamaan untuk mendapatkan Pr :
=
( ) …….……….. ( pers. 2.7 )Dalam model 3, mencari persamaan untuk mendapatkan Pr :
=
…….………... ( pers. 2.8 )Dimana notasi untuk diatas ;
Leff = panjang efektif garis lentur sesuai persamaan T–stub
( lamp. Tabel 2.2, 2.3, 2.4 )
t = tebal sayap kolom ataupun tebal pelat penyambung
Py = Kuat rencana dari kolom ataupun pelat penyambung
Pr = Kemampuan lawan dari barisan baut ataupun kelompok
Pt’ = Kapasitas tegangan baut
ΣPt’ = total kapasitas tegangan baut dalam satu kelompok
Tabel 2.2 Panjang efe
(Sumber : The Steel Constr
efektif ( Leff) untuk persamaan garis lentur
Tabel 2.3 Panjang efe
(Sumber : The Steel Constr
efektif ( Leff) untuk persamaan garis lentur
Tabel 2.4 Panjang efe
(Sumber : The Steel Constr
efektif ( Leff) untuk persamaan garis lentur
Tegang dapat dibawa posisi teganga baris 3 teganga Gambar 2.11 Te (Sumber : Adapun ditente P
Kegagalan badan kolom pada Baris 2 + Baris 3
gangan juga terjadi pada badan balok dan kolom pat digambarkan di bawah ini, dapat kita liha
wah, pada bagian badan kolom baris pada posi si baris 3, sangat rentan terjadinya kegaga ngan dari baut, sedangkan pada posisi badan s 3 yang mengalami potensi kerusakan akiba
ngan pada baut
Tegangan pada badan kolom dan juga pada badan bal
er : The Steel Construction Institute, 1995 dan AISC 200
pun kemampuan perlawanan terhadap tegangan ntentukan dengan mengunakan persamaan sebaga
Pt = Ltx twx Py ……… ( per lom is 3 Jalur kegagalan Pada bagian badan kolom Jalur kegagalan Pada bagian badan balok
kolom seperti yang ihat pada gambar posisi baris 2 dan galan perlawanan an balok terdapat kibat pembebanan
uga pada badan balok
2005)
gan tersebut dapat bagai berikut :
pers. 2.9 )
Kegagalan badan balok pada Baris 3 n
Dimana Lt = pa 60 tw = te Py = k 2.3.2 Kegagal Kegaga terjadi terjadi ataupun badan tertekan bagian badan kol kemudi terkecil perlawa Gambar 2.12 (Sumber :
ana notasi diatas sebagai berikut :
panjang regangan efektif pada badan dengan asum 60Odari baut kepusat badan seperti pada gamba tebal badan atau kolom
kekuatan rencana baja kolom ataupun baut
gagalan akibat gaya tekan ( failure by compr agalan pada sambungan juga timbul akibat g
di pada sambungan tersebut, akibat dari gaya ga di kerusakan pada bagian badan kolom yang upun badan kolom yang menjadi tertekuk, pe
n kolom diteruskan kepada bagian sayap kan dan juga sdikit punter antara bagian bada an sayap balok. Untuk menghitung tekanan yan
n kolom Pc, terdapat dua persamaan yang dapa udian akan di bandingkan untuk mendapat kecil, arah perlawanan dari badan kolom awanan badan pada panjang penyebaran kekuata
12 Distribusi penyebaran gaya akibat tekan pada bagi
er : The Steel Construction Institute, 1995 dan AISC 200
n asumsi pelebaran mbar 2.11
pression )
t gaya tekan yang a gaya tekan yang ang menjadi retak kuk, perlawanan dari p balok menjadi dan balok dengan yang terjadi dalam dapat dipakai yang patkan nilai yang m dihitung dari kuatan berikut :
an pada bagian kolom
Untuk pe Pc Dimana b1 = n2 = tc = t Pyc = ke tp = t Tc = t r = r untuk m juga m Gambar 2.13 (Sumber :
uk persamaan diatas dapat ditulis sebagai berikut
Pc = (b1+ n2) x tcx Py……… (
ana notasi diatas sebagai berikut :
= panjang penahan kekakuan berdasarkan 45 melalui pelat penyambung ke bagian tepi da = perolehan panjang dari perbandingan 1 :
sayap kolom dan radius kaki = tebal badan kolom
= kekuatan rencana kolom = tebal dari pelat penyambung = tebal sayap kolom
= radius kaki kolom
uk melayani gaya tekan yang terjadi bagian bada mengalami tekuk, hal ini dapat digambarkan se
13 Distribusi penyebaran tekuk yang terjadi pada badan k
er : The Steel Construction Institute, 1995 dan AISC 200
ikut :
……… (pers. 2.10 )
450 penyebaran dari las
1 : 2,5 penyebaran
badan pada kolom n sebagai berikut :
pada badan kolom
Untuk pe Pc Dimana b1 = n1 = pe tc = t Pc = ke tp = t untuk pada b berikut Gambar 2.14 (Sumber :
uk persamaan diatas dapat ditulis sebagai berikut
Pc = (b1+ n1) x tcx Pc……… (
ana notasi diatas sebagai berikut :
= panjang penahan kekakuan berdasarkan 45 melalui pelat penyambung ke bagian tepi da = perolehan panjang dari 450penyebaran melal
tiggi penampang kolom,
dimana tinggi penampang kolom ( Dc ) = tebal badan kolom
kekuatan rencana kolom = tebal dari pelat penyambung
uk melayani gaya tekan yang terjadi bagian sa da balok, tekanan yang terjadi dapat digam
kut :
14 Distribusi penyebaran tekuk yang terjadi pada badan k
er : The Steel Construction Institute, 1995 dan AISC 200
ikut :
……… (pers. 2.11 )
450 penyebaran dari las
lalui setengah dari
sayap dan badan gambarkan sebagai
pada badan kolom
Untuk pe Pc = Dimana Pyb = ke tp = t Bb = 2.3.3 Kegagal Kegaga terjadi kesetim terjadi gaya g menjadi gaya ya Gambar 2.15 Dist
uk persamaan diatas dapat ditulis sebagai berikut
Pc = 1,4 x Pybx Tbx Bb……… (
ana notasi diatas sebagai berikut : = kekuatan rencana balok = tebal dari sayap balok b = Lebar sayap balok
gagalan akibat geser horizontal (failure by hor agalan pada sambungan juga timbul akibat g
di pada sambungan tersebut, untuk dapa timbangan gaya pada sambungan geser horizont di dalam perencanaan sambngan momen, aki
geser yang terjadi kerusakan pada bagian bada njadi retak ataupun badan kolom yang menjadi t
yang terjadi digambarkan sebagai berikut :
Distribusi penyebaran geser horizontal pada badan k ikut :
……… (pers. 2.12 )
y horizontal shear) t gaya geser yang dapat memberikan izontal juga dapat akibat dari gaya badan kolom yang di tertekuk, adapun
Untuk pe Pv = Dimana Pyc = ke tc = t Dc = t 2.3.4 Kegagal Kegaga yang t kesetim vertica berada yang di sebaga Gambar 2.16 D
uk persamaan diatas dapat ditulis sebagai berikut
Pv = 0,6 x Pycx tcx Dc……… (
ana notasi diatas sebagai berikut : = kekuatan rencana kolom = tebal dari badan kolom = tinggi dari penampang kolom
gagalan akibat geser vertikal (failure by vertic agalan pada sambungan juga timbul akibat gay g terjadi pada sambungan tersebut, untuk dapa
timbangan gaya pada sambungan, kapasitas unt ical dihitung mengunakan pengurangan nilai ba
da di daerah tegangan, di tambah nilai geser pe g diabaikan ketika menghitung kapasitas moment
gai berikut :
6 Distribusi penyebaran geser vertikal pada badan ikut :
……… (pers. 2.13 )
rtical shear) gaya geser vertikal dapat memberikan s untuk gaya geser barisan baut yang penuh untuk baut ent, digambarkan
Untuk persamaan diatas dapat ditulis sebagai berikut :
V < ( nsx Pss) + ( ntx Pst)……… (pers. 2.14 )
Dimana notasi diatas sebagai berikut : V = kekuatan geser rencana
ns = jumlah baut pada daerah geser
Pss = kapasitas geser dari baut tunggal hanya pada daerah geser yang paling kecil dari hasil nilai persamaan berikut :
Ps x As………… ( untuk perhitungan geser baut ) d x tp xPb ……. ( untuk perhitungan geser pada pelat ) d x tf x pb …….. ( untuk perhitungan geser pada sayap ) Pts = kapasitas geser dari baut tunggal hanya pada daerah tegangan
yang paling kecil dari hasil nilai persamaan berikut : 0,4 x Ps x As…… ( untuk perhitungan geser baut ) d x tp x Pb ……. ( untuk perhitungan geser pada pelat ) d x tf x pb …….. ( untuk perhitungan geser pada sayap ) Ps = Kuat geser baut
As = daerah geser baut, dianjurkan daerah ulir Ts = tebal sayap kolom
tp = tebal end plate
Pb = nilai minimum dari kuat tekan untuk kedua baut, Pbb atau bagian sambungan, Pbs
2.4 Software Fine Elemen Analisis ( FEA ) ANSYS