PELUANG USAHA
E. Resiko usaha
2. Kegagalan usaha
Karasteristik Kegagalan Wirausahawan
a. Dedikasi : Meremehkan waktu dan dedikasi dalam memulai usaha.
b. Pengendalian usaha atau bisnis : Gagal mengendalikan aspek-aspek utama usaha atau bisnis.
c. Pengamatan manajemen : Pemahaman umum terhadap disiplin manajemen rata-rata kurang.
d. Pengelolaan piutang : Menimbulkan masalah arus kas buruk mereka dengan kurangnya perhatian akan piutang.
e. Memulai perluasan usaha yang belum siap.
f. Perencanaan keuangan : Meremehkan kebutuhan usaha.
g. Lokasi usaha yang buruk
h. Pembelanjaan besar : Menimbulkan pengeluaran awal yang tinggi.
Berdasarkan analisis faktor, Guiford menemukan, bahwa ada lima sifat yang menjadi kemampuan berpikir kreatif.
a. Fluency (kelancaran)
Kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan.
b. Flexibility (keluwesan)
Kemampuan untuk mengemukkan bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah.
c. Originality (keaslian)
Kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli, tidak klise.
d. Elaboration (penguraian)
Kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara terinci.
e. Redefinition (perumusan kembali)
Kemampuan untuk meninjau suatu persoalan berdasarkan perspektif yang berbberbeda dengan apa yang sudah diketahui oleh banyak orang.
Tahap-tahap Berpikir Kreatif
Menurut Rowlinson, berpikir kreatif melewati tahapan sebagai berikut : 1. Tahap persiapan
Tahap untuk memperoleh fakta tentang persoalan yang akan dipecahkan (pengumpulan informasi atau data).
2. Tahap usaha
Tahap dimana individu menerapkan cara berpikir divergen (menyebar). Pada tahap ini, diperlukan usaha yang sadar untuk memisahkan produksi ide evaluasi ide dengan menunda lebih dahulu adanya penilaian terhadap ide-ide yang muncul.
3. Tahap inkubasi
Tahap dimna individu seakan-akan meninggalkan (melepaskan diri) dari persoalan dan memasukannya di alam bawah sadar (mengeraminya), sedang kesadarannya memikirkan hal-hal yang lain.
4. Tahap pengertian
Tahap diperolehnya insight atau yang bisa disebut aha erlibnis. Ciri khas dari tahap ini adalah adanya sinar penerangan (iluminasi) yang mendadak menyadarkan orang yang akan ditemukannya jawaban.
5. Tahap evaluasi
Pada tahap ini, ide-ide yang dihasilkan diperiksa dengan teliti serta dengan kritis memisahkan ide-ide yang kurang berguna, tidak sesuai ataupun yang terlalu mahal biayanya bila dilaksanakan.
Kreativitas dan inteligensi mempunyai perbedaan. Orang yang kreatif belum tentu inteligensinya tinggi, dan sebaliknya. Para peneliti membuat empat variasi hubungan kreativitas dengan inteligensi, yaitu:
a. Kreativitas rendah, inteligensi rendah;
b. Kreativitas tinggi, inteligensi tinggi;
c. Kreativitas rendah, inteligensi tinggi;
d. Kreativitas tinggi, inteligensi rendah.
Orang yang kreatif tidak takut dengan semakin sempitnya lapangan kerja, karena orang kreatif dapat menciptakan lapangan kerja untuk dirinya sendiri maupun orang lain.
Pengertian dari arti Inovasi
Inovasi, yaitu penemuan atau terobosan ayang menghasilkan produk baru yag belum pernah ada sebelumnya atau mengerjakan sebuah produk yang sudah ada dengan cara
yang baru. Sebuah inovasi lahir dari cara berpikir yang inovatif. Cara berpikir inovatif merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan.
Prinsip-prinsip Inovasi a. Prinsip keharusan
1) Keharusan menganalisis peliang.
2) Keharusan memperluas wawasan 3) Keharusan untuk bertindak efektif 4) Keharusan untuk tidak berpikir muluk.
b. Prinsip larangan
1) Larangan untuk berlagak pintar.
2) Larangan untuk rakus.
3) Larangan untuk berpikir terlalu jauh ke depan.
c. Mengembakan cara berpikir inivatif 1) Biasakan memiliki mimpi.
2) Perkayalah sumber ide.
3) Biasakan diri menerima perbedaan dan perubahan.
4) Tumbuhkan sikap empati.
Menganalisis peluang usaha dari suatu produk barang/jasa
Produk adalah segala sesuatu, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Dalam menganalisis produk yang dibuatnya, seorang wirausaha dapat mengklasifikasikan jenisnya ke dalam tiga tingkatan, yaitu:
Produk primer, yaitu produk-produk yang mengacu pada penggalian sumber daya alam.
Produk sekunder, yaitu produk yang mengacu pada pengolahan atau pemrosesan bahan baku menjadi bahan jadi.
Produk tersier, yaitu produk yang mengacu pada peralatan dan pelayanan jasa.
Menganalisis bidang produk barang
Produk yang berupa barang dapat dikelompokkan berdasarkan tingkatannya, karakteristik atau sifatnya, dan tujuan pemakaiannya.
1. Berdasarkan tingkatan atau levelnya, produk barang dapat dikelompokkan menjadi:
a. Inti produk (core product/generie Product), yaitu manfaat atau jasa inti yang diberikan produk barang tersebut.
b. Wujud produk (tangible product/formal product), yaitu karakteristik yang dimiliki produk yang berupa mutunya, corak atau ciri khasnya, merek, dan kemasannya.
c. Produk tambahan yang disempurnakan (augmented/extend product), yaitu menggambarkan kelengkapan atau penyempurnaan dari produk inti.
2. Berdasarkan karakteristik atau sifatnya, produk barang dapat dikelompokkan menjadi:
a. Barang tahan lama (durable goods), yaitu barang yang berwujud biasanya bisa bertahan lama dengan berkali-kali pemakaian.
b. Barang tidak tahan lama (non-durable goods), yaitu barang berwujud yang biasanya dikonsumsi satu atau beberapa kali.
c. Jasa (service) yaitu kegiatan, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dibeli.
3. Berdasarkan pemakaiannya, produk barang dapat dikelompokkan menjadi:
a. Barang konsumsi (consumer’s goods), yaitu barang yang digunakan oleh konsumen akhir atau rumah tangga dan tidak untuk di komersilkan.
b. Barang industri (industrial goods), yaitu barang-barang yang diproduksi untuk membuat barang lain atau menjalankan suatu organisasi dan suatu bisnis.
Menganalisis bidang produk jasa
Jasa adalah produk tidak nyata atau tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat dirasakan ketika dikonsumsi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bidang usaha jasa, yaitu:
1. Memasang papan merek atau logo yang mencolok, menarik dan dapat dibaca di kejauhan.
2. Memasang lampu yang terang dan berwarna-warni.
3. Menyebarkan pamflet tentang jasa yang ditawarkan.
4. Mengadakan demonstrasi cara pembuatan barang atau perbaikannya secara menarik.
5. Memberi potongan harga atau harga khusus bagi pelanggan setia.
6. Mempromosikan jasa melalui alat-alat promosi yang tetap.
Jasa merupakan produk yang tidak berwujud dan mempunyai karakteristik sebagai berikut.
1. Intangible, yaitu sifat jasa yang tidak bersifat fisik (walaupun berkaitan dengan produk fisik) sehingga tidak dapat dilihat atau dirasakan sebelum dibeli.
2. Variable, yaitu sifat jasa yang mempunyai berbagai variasi bentuk, kualitas, dan sejenisnya, tergantung dari siapa, kapan, dan di mana produk tersebut dihasilkan.
3. Perishible, yaitu sifat jasa yang mudah rusak atau hilang karena ketidakmampuannya untuk disimpan.
Produk adalah sesuatu yang anda hasilkan atau miliki dan kemudian dapat anda jual dan pasarkan. Produk yang unik tentu saja akan mendapatkan kemungkinan untuk dapat laku lebih banyak di pasaran daripada produk yang biasa-biasa saja.
Berikut 5 tips yang bisa anda ikuti untuk dapat menentukan produk/layanan yang bisa