• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan Belajar

Dalam dokumen Basic Maintenance Libre (Halaman 15-160)

BAB II PEMBELAJARAN

B. Kegiatan Belajar

KEGIATAN BELAJAR I

Tujuan Kegiatan Belajar 1 Material Pendukung Maintenance

Elemen Kompetensi

Kegiatan

Pembelajaran Indikator Keberhasilan

Ranah Kompetensi p K S Material Pendukung Maintenance Memahami Knowledge tentang Fuel Diesel

Dapat menjelaskan Fuel yang baik digunakan pada unit

Memahami

Knowledge tentang Oil

Dapat menjelaskan oli yang baik untuk unit dan jenis-jenisnya

Memahami

Knowledge tentang grease

Dapat menjelaskan grease yang baik untuk unit dan jenis-jenisnya Memahami

Knowledge tentang Water

Dapat menjelaskan water yang baik untuk unit dan kriterianya Memahami

Knowledge tentang Air (udara)

Dapat menjelaskan prinsip Air yang

digunakan untuk system pembakaran

7 Uraian Materi Kegiatan Belajar 1

Fuel (Bahan Bakar)

A. DEFINISI FUEL

Fuel oil adalah salah satu group dari oil yang didapatkan dari refining crude oil pada suatu titik didih tertentu. Ketika crude oil dipanaskan, komponen-komponen yang berikutnya sesuai titik didihnya. Gambar berikut menunjukkan suatu proses refining crude oil secara garis besar :

Berikut jenis-jenis hasil penyulingan dari Crude Oil : 1. Kerosine

Kerosine adalah bahan bakar dengan rentang titik didih dari 1700 s/d 2500 dan digunakan untuk bahan bakar pesawat udara. Berikut beberapa akibat bila kerosene digunakan pada engine diesel :

a. Kerosine memiliki viscosity rendah, sehingga tidak mampu melumasi bagian-bagian yang bergesekan contohnya pada bagian-bagian Fuel System, sehingga tidak dapat melumasi bagian-bagian bergesekan secara sempurna. Bila ini terjadi maka akan terjadi keasuan yang abnormal

b. Output power akan turun 5% - 10%, karena kerosene mempunyai pembangkitan panas yang besar per-satuan beratnya, tetapi berat persatuan volume (specific

8 gravity/ berat jenis) rendah, sehingga jumlah energy panas persatuan volume menjadi turun.

2. Fuel (Light Diesel Oil)

Fuel ini adalah bahan bakar dengan rentang titik didih 2400 s/d 3500, di-distilasi setelah kerosene. Fuel jenis ini yang paling cocok untuk ignition, combustion dan viscosity yang diperlukan oleh engine diesel dari high speed yang kecil hingga mesin-mesin konstruksi.

3. Fuel (Heavy Diesel Oil)

Fuel Jenis ini masih banyak bercampur minyak residu dan titik didihnya sama dengan light diesel oil, biasanya digunakan untuk mesin bahan bakar boiler (mesin uap), heating furnace (tungku pemanas) atau engine diesel medium speed ukuran besar atau medium.

Berikut beberapa masalah bila fuel jenis ini digunakan pada engine diesel putaran tinggi :

a. Cukup banyak mengandung kotoran, sehingga system bahan bakar pada engine mudah menjadi buntu.

b. Mempunyai viscosity tinggi, sehingga partikel-partikel dari kabut minyak yang diinjeksikan ukurannya besar-besar, sehingga mengakibatkan pembakaran kurang sempurna (incomplete combustion), cenderung menghasilkan carbon dan exhaust gas berwarna hitam (black smoke)

c. Kandungan Sulfur tinggi dan menyebabkan korosif

4. Kriteria Seleksi Fuel a. Viscosity dan Density

Viscosity dan density secara langsung dikaitkan dengan performance engine, emisi dan umur engine. Interval viscosity dan density yang dianjurkan adalah :

- Viscosity : 1.5 cST s/d 4.5 cST pada suhu 400C - Density : 810 s/d 860 kg/m3 pada suhu 150C b. Distillation (penyulingan)

Boilling range (tingkat didih) dari fuel adalah suatu sifat yang menentukan kualitas fuel. Penentuan dari boiling range ditentukan dengan menggunakan ASTM test Method D86 atau D2887 (Gas Chromotography Test Method)

c. Final Boilling Point

Fuel dapat terbakar didalam suatu engine hanya setelah diuapkan dengan sempurna. Temperatur dimana fuel dapat menguap sempurna disebut “End Point

9 Reaksi (1) S + O2 SO2 Reaksi (2) 2SO2 + O2 2SO3 Reaksi (3) SO3 + H2O  H2SO4

Temperature” pada ASTM D86 Distillation Test Method. Temperatur titik didih dari fuel harus cukup rendah untuk mendapatkan penguapan sempurna pada temperature ruang bakar yang mana tergantung dengan ambient temperature, kecepatan engine, dan beban. Penguapan yang kurang baik lebih banyak terjadi selama operasi pada musim dingin, idling yang terlalu lama dan beban ringan. Dengan demikian, engine yang beroperasi dengan kondisi ini harus menggunakan fuel dengan temperature “Distillation End Point” yang lebih rendah.

d. Kandungan Sulfur

Kandungan sulfur didalam fuel sangat mempengaruhi keausan engine dan emisi gas. Sulfur teroksidasi atau berekasi ketika terjadi proses pembakaran membentuk Sulfur Dioksida (SO2) dan sebagian lagi berlanjut menjadi Sulfur Trioksida (SO3).

Bila mana SO3 bereaksi kembali dengan oksigen maka akan menghasilkan

H2SO4, bila hal ini terjadi maka akan menghasilkan korosi pada piston dan liner. Jika kandungan sulfur didalam fuel melebihi 0.5%, interval penggantian oli diperpendek (dipercepat) sesuai dengan diagram dan periksa kondisi oli dalam

10 nilai standart yang diizinkan. Jika TBN (toal Basa Number) 20mgKOH/g, abu sulfat harus dibawah 2.7%.

5. Pour Point (Titik Tuang)

Jika pour point tinggi dan temperature turun, paraffin didalam fuel memisah secara mudah. Bila kristal-kristal dari endapan paraffin mencapai beberapa percent, aliran minyak menjadi sangat rendah dan paraffin membuntukkan bagian dalam system pembakaran. Jika temperature saat dimana kristal paraffin memisah lebih tinggi dari pada temperature pada saat engine bisa di start, kristal-kristal paraffin sudah terpisahkan ketika engine di start. Hal ini akan menahan injeksi fuel yang tepat dan sebagai akibatnya, engine susah dihidupkan atau jika hidup, kecepatan putar (rpm) tidak bisa naik, dan engine akan segera berhenti. Untuk itu, engine-engine putaran tinggi sangat diperlukan beberapa alat pemanas fuel.

Untuk daerah dingin, dianjurkan menggunkan minyak diesel khusus cuaca dingin yang mengandung kadar paraffin rendah, dan titik didih yang jauh lebih rendah.

6. Kandungan Carbon Residu

Kandungan residu carbon secara basic tidak termasuk didalam minyak diesel light (residu carbon terkandung didalam heavy oil). Sebagai suatu ukuran kecenderungan untuk deposit carbon dari pembakaran, fuel dikabutkan dan dibakar dibawah kondisi tertentu untuk menghasilkan carbon, dan kandungan residu carbon digunakan untuk menunjukkan hasil test.

11 7. Cetane Number (Index Number)

Cetane number adalah suatu nilai yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan penyalahan dari fuel, dari suatu index yang penting pengaruhnya terhadap kemudahan untuk menghidupkan engine dan pembakaran pada engine diesel putaran tinggi. Khusunya didaerah dingin, suatu nilai cetane tinggi diperlukan untuk memudahkan starting, warming up dan mengurangi timbulnya gas buang warna putih (white Smoke).

8. Kandungan Abu (Ash)

Ash didalam Fuel secara umum terdiri dari tiga macam : partikel-partikel padat, larutan garam anorganik dan campuran oli-larutan organic. Kandungan ash didalam fuel (light) sangat kecil. Di dalam heavy oil, kandungan ash lebih tinggi dari pada light diesel oil, tetapi biarpun demikian, tingkat rata-rata sekitar 0.02% s/d 0.03%. Jika kandungan ash meningkat, ini disebabkan terutama karena karat (rust), pasir atau lumpur yang berasal dari luar.

9. Kandungan Air

Bila terdapat air didalam fuel menyebabkan rusaknya pelumasan pada bagian-bagian yang sliding dari system fuel, pengkaratan pada bagian-bagian-bagian-bagian dari metal dan fuel filter akan tersumbat lebih cepat sehingga kandungan air harus serendah mungkin.

12 10. Cloud Point (Titik Beku)

Cloud point adalah temperature dimana sebagian komponen-komponen yang lebih berat didalam wax membuat padat fuel. Wax bukan suatu zat kontaminan didalam fuel, wax adalah suatu elemen yang penting pada diesel fuel No 2. Wax mempunyai kandungan suatu Fuel Energy yang tinggi dan mempunyai nilai cetane sangat tinggi. Menghilangkan wax yang lebih berat akan menurunkan cloud point dari fuel. Menghilangkan wax menaikkan cost karena sedikit fuel yang dapat dihasilkan dari jumlah yang sama dari crude oil (minyak mentah). Pada dasarnya diesel fuel No.1 di formulakan dengan pengurangan wax dari diesel fuel No.2

Cloud point penting karena cloud point dapat membatasi performance fuel filter. Wax dapat merubah karakteristik fuel dalam musim dingin. Wax yang padat dapat mengisi filter fuel, dapat menghentikan aliran fuel. Filter diperlukan untuk menyaring kotoran dari fuel. Karena fuel harus melalui filter terlebih dahulu maka pemasangan fuel heater adalah salah satu untuk mencegah problem tersebut. Fuel heater akan menjaga fuel diatas cloud point sehingga fuel dapat mengalir dalam fuel system.

13 11. Cetane Number

Cetane Number atau Cetane Index digunakan sebagai suatu ukuran untuk menunjukkan kemampuan nyala dari fuel. Cetane Number adalah suatu angka (index) yang menunjukkan kemudahan penyalaan (ignition), sementara Octane Number yang digunakan untuk fuel engine gasoline adalah suatu indicator yang menunjukkan kesukaran penyalaan. Kedua angka ini mempunyai hubungan yang berlawanan. Nilai cetane ditentukan dengan penggunaan suatu engine CFR (engine yang digunakan untuk pengetesan) dan pembanding kemampuan nyala fuel yang di test cetane numbernya ialah ditentukan dengan kemampuan nyala dari fuel referensi yang digunakan untuk penentuan (setting) cetane number. Berikut contoh penentuan cetane number pada fuel :

Sekarang ini cetane number hampir tidak pernah diukur, penggantinya ASTM menggunkanan derajat API dan 50% temperature (0F) penyulingan (distillation) dan suatu formula cetane index yang tetap.

Keterangan :

- API degree adalah satuan yang digunakan oleh American Petroleum Institute untuk menunjukkan penentuan specific grafity petroleum, dan merupakan index yang biasa digunakan di USA.

- 50% distillation temperature merupakan temperature dimana 50% dari fuel yang ditest menguap (evaporate).

Uraian Materi Kegiatan Belajar 1 Lubrication

Pelumasan sangat penting digunakan untuk benda/ komponen yang berputar

bergerak dan saling bergesekan. Pelumasan terbagi menjadi dua yaitu pelumasan

liquid (Oil) dan pelumasan solid (Grease).

Sama Kemampuan Penyalaannya

14 Uraian Materi Kegiatan Belajar 1

Oli ( Liquid Lubrication)

A. OIL

1. Komposisi dasar dari Oli

Oli terdiri dari suatu campuran senyawa-senyawa hydrocarbon dengan bermacam-macam komposisi. Senyawa hydrocarbon diklasifikasikan kedalam paraffinic, naphtenic dan aromatic hydrocarbon. Senyawa yang digunakan adalah paraffinic hydrocarbon karena mempunyai karakteristik kekentalan (viscosity) yang terbaik, base oil yang mengandung banyak kaya paraffinic secara umum digunakan untuk oli pelumasan.

2. Komposisi Additive

Oli yang digunakan untuk engine, gear dan hydraulic diproduksi dengan menambahkan beberapa packet additive yang berlainan kedalam base oil. Masing-masing pabrikan mengembangkan oli-oli hasil perpaduan dengan berbagai metode penyulingan base oli.

a. Jenis-Jenis Oli berdasarkan additivenya Gambar 1. 4 Komposisi dasar oli

15

b.

Dibawah ini tabel tentang jenis zat additive yang terkandung dalam oil serta fungsinya

Jenis Additive Kinerja Mekanisme

Detergent : calcium sulphonate, Magnesium Sulphonate, Calcium Phenate, Magnesium Phenate Detergency

Sejenis sabun, additive ini membersihkan dan melarutkan jelaga (soot), pernis (lacquer) dan partikel-partkel keausan pada temperatur tinggi, sehingga additive ini mencegah ring

pisto melekat (sticking)

Acid Neutralization

Asam sulfat dan asam organic yang ditimbulkan karena pembakaran fuel atau oksidasi oil, menyebabkan korosi pada metal. Sifat alkali dari additive ini dapat menetralkan

asam dan mencegah asam.

Oxidation Oxidation Oksidasi oli menghasilkan lumpur (sludge) dan akan

BRAKE

OIL

ATF

( Automatic

Transmission Fluid)

16 Inhibitor,

Antiwear

inhibitor menyebabkan kenaikan viscosity. Additive ini menguraikan

oksida-oksida dan mencegah oksidasi oli, selanjutnya

menahan timbulnya resin, varnish dan sludge

Antiwear Sulfur, phosphorus, dan Zink yang terkandung dalam

ZnDTP, mencegah kerusakan dan keausan metal. Dispersant,

Succinimide Dispersancy

Additive ini memiliki kesamaan stuktur kimia dengan

deterjen rumah tangga, dapat melarutkan sludge

didalam oli pada temperatur rendah. VI imrover : OCP

(Olefin Copolymer)

Improvement of Viscosity Index

OCP menaikkan viscosity pada temperatur tinggi, kemudian OCP mencegah kerusakan metal engine dan mengurangi

konsumsi oli

Silicon Oil :

Antifoam Agent Antifoam

Adanya foam pada oil akan mengakibatkan cavitation dan kerusakan oil film. Sejumlah bagian kecil silicon dapat

memecah gelembung danfoam.

Extreme pressure additive

(EP agent)

Load carrying capacity

Gabungan phospor dan sulfur biasanya digunakan pada gear oil sebagai extreme pressure additive. ZnDTP yang digunakan pada oil engine juga merupakan additive extreme pressure. Dibawah kondisi beban gesek berat, EP agent mengurangi pada permukaan metal dan membentuk besi sulfida dan besi posfat. Kedua hasil senyawa ini dapat mengurangi gesekan

dan mencegah kerusakan.

3. Berikut adalah fungsi dari Oli :

a. Cooling (pendingin), membuang panas

dari piston, liner, dll.

b. Lubrication (pelumas), mengurangi

gesekan (anti wear)

c. Anticorrosion (pencegah korosi/karat),

melindungi dari pengaruh senyawa sulfur dan oxidasi.

d. Gas Sealing (penyekat gas), mencegah

kebocoran gas lewat antara piston (ring) dan liner.

e. Cleaning (pembersih), membersihkan

deposit carbon dan lumpur.

17 4. Berikut cara memelihara umur engine lebih panjang :

a. Gunakan Oli yang TEPAT b. Hindari oli dari Kontaminasi c. GUnakan fuel yang tepat

d. Ganti oli secara periodic, sesuai dengan petunjuk factory

e. Hindari overheat yang terus menerus f. Hindari temperature gas yang tinggi

5. Standard Oli

6. Kategori Oli menurut Kualitas API

ISO VG

18 7. History of Engine Oil Standard

8. Klasifikasi Viscosity

Klasifikasi oil ditunjukkan pada table dibawah. Huruf “W” mempunyai arti Winter dan menjamin oli mudah mengalir pada temperature rendah. Sebagai contoh, oil Multigrade SAE 15W-40, oli ini mempunyai kemampuan pelumasan yang baik sampai 150C dan memiliki viscosity yang sama seperti SAE 40 pada temperature 1000C. Maka oli dibagi menjadi dua yaitu Single Grade dan Multi Grade.

19

Viscositas Index ( V I )

NILAI KATEGORI V I

29-Jan Rendah 30 - 79 Sedang 80 - 100 Tinggi 101 - 140 Baik

114 and UP Sangat Baik

Contoh :

20 10. Contoh Oli Yang Dijual Oleh UT

a. Heavy Equipment Oil by AMK (All Makes)

PT Andalan Multi Kencana (AMK), didirikan pada 18 Februari 2010, adalah salah satu anak perusahaan PT United Tractors, fokus pada bagian-bagian komoditas dan pengembangan bagian-bagian dari alat berat. Bisnis itu fundamental didasarkan pada kebutuhan pelanggan dari bagian kualitas tinggi dan komponen alat berat. Bisnis menawarkan solusi untuk tujuan pelanggan mencapai "biaya terendah dari bagian-bagian" dalam menjaga peralatan berat mereka karena harga yang kompetitif. Saat ini, berbagai produk AMK terdiri dari sekitar 17.000 item dan dibagi lagi menjadi 15 kelompok bisnis, yaitu:

1) Fluida hidrolik dan Konektor Sistem. 2) Undercarriage.

3) Wear part. 4) Filtrasi. 5) Ban

Gambar 1. 9 Perbandingan Viskositas Single & Multi Grade Oil

21 6) Pelumas dan Grease

7) Enviro Kimia dan Aditif. 8) Sistem Listrik & Baterai 9) Perlengkapan Opsional

10) Suspensi, Gandar dan Brake System. 11) Mesin Suku Cadang Terkait.

12) Industri dan Marine Engine. 13) International standart parts 14) Lampiran & Fabrikasi. 15) Komponen remanufaktur.

Selain memiliki merek itu sendiri (All Makes misalnya, UTParts, dan HEO), AMK juga telah distributor dari beberapa Merek Internasional seperti Parker, Graco, QTec, Cleaner Pra Turbo, dll. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, AMK tidak hanya menyediakan bagian untuk peralatan berat merk Komatsu, tetapi juga menyediakan suku cadang yang digunakan untuk lainnya merek-merek terkenal internasional peralatan berat. Oleh karena itu, AMK menjadi solusi akhir dari bagian alat alat berat.

AMK memiliki 6 pusat distribusi yang berlokasi di Pekanbaru, Jakarta, Surabaya, Banjarmasin, Balikpapan, dan Samarinda sebagai strategi jaringan distribusi untuk menjangkau pelanggan. AMK visi adalah untuk menjadi pemain kelas dunia bagian dalam memberikan solusi untuk peralatan berat. Dalam rangka untuk memenuhi tujuan tersebut, pada awal 2011, AMK telah mendirikan perusahaan patungan di Singapura, AllMakes Asia Pacific Pte. Ltd, dalam rangka untuk mendapatkan cakupan pasar diperluas di Wilayah Asia Timur Selatan. Dalam rangka untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan, strategi perusahaan terletak di tiga Faktor Kunci Sukses, yang berfokus pada rekayasa produk, manajemen material, dan saluran distribusi. Berikut contoh Oli yang di ageni oleh AMK :

a) Engine Oil

22

- Multi Grade (ARCTURUS) SAE 15W-40

-

23 c) Hydraulic Oil ( RIGEL _ISO VG 46 & 68)

b. Recommended Oil From Komatsu

TYPE KOMATSU SHELL CASTROL PERTAMINA

ENGINE OIL

EO 15W40-DH Similar One Not Available

Similar One Not Available

Similar One Not Available EO 15W30-DH CH-4 or CI-4 recommended CH-4 or CI-4 recommended CH-4 or CI-4 recommended EO30 DH Meditran 15W40, 10W, 30, 40 POWER TRAIN OIL

TO 10 Donax TC SAE 10 TFC SAE 10 Translik HD 10W TO 30 Donax TC SAE 30 TFC SAE 30 Translik HD 30

HYDRAULIC

OIL HO46 Tellus 46 Hyspin 46 Translik HD 10W

11. Istilah-istilah yang berhubungan dengan Oli :

a. Pour Point (titik tuang), adalah dimana temperature terendah oli masih dapat mengalir.

b. Four Ball Test, adalah test untuk menentukan kemampuan lapisan pelumas untuk menahan beban gesek dan keausan metal.

c. Demunsibility, adalah kemampuan oli untuk secepatnya memisahkan diri dari air. d. Total Base Number (TBN), adalah menunjukkan kemampuan pelumas untuk

menetralisir asam hasil oksidasi

e. Total Acid Number (TAN), adalah menunjukkan tingkat keasaman yang berasal dari additive (untuk fresh oil)

24 f. Kontaminasi, adalah kerusaka oli yang disebabkan oleh pengaruh luar (contoh :

debu, bahan-bahan kimia dan lainnya)

g. Deteriosasi, adalah kerusakan oli yang disebabkan oleh pengaruh di dalam system itu sendiri (contoh : suhu kerja, tekanan tinggi dan lainnya)

Uraian Materi Kegiatan Belajar 1 Grease ( Solid Lubrication)

Grease atau gemuk lumas adalah padatan atau semi padatan campuran pelumas dengan bahan pengental yang berfungsi mengurangi gesekan dan keausan antara dua bidang atau permukaan yang saling bersinggungan atau bergesekan. Grease juga berfungsi sebagai media pembawa panas keluar serta untuk mencegah karat pada bagian mesin. Sifat sifat grease yang baik adalah mengurangi gesekan, mencegah korosi, sebagai penyekat dari kotoran atau air, mencegah kebocoran, konsistensi dan struktur tidak berubah, tidak mengeras pada suhu rendah, sifat yang sesuai dengan penyekat elastomer dan mempunyai toleransi pencemar pada tingkat tertentu.

25 Grease berdasarkan tujuan pemakaiannya dibagi atas

grease untuk industri otomotif, sistem transportasi dan industri non otomotif seperti pangan dan pertanian. Pemakaian grease untuk masing-masing tujuan ini dibedakan oleh sifat dan karakteristik grease. Untuk tujuan industri pangan misalnya, karakteristik grease yang digunakan lebih khusus disbanding dengan karakteristik grease yang digunakan pada industri otomotif. Industri pangan mempunyai persyaratan tambahan, tidak hanya aspek pelumasannya saja tetapi juga memperhatikan aspek keamanan pangannya.

A. Pembuatan Grease

Grease tersusun atas beberapa komponen, yaitu : 1. Base oil

Kandungan base oil dalam pembuatan grease adalah 75-95 %. Beberapa tipe minyak dasar dalam pembuatan grease adalah :

- minyak bumi dari jenis parafinik

- minyak nabati : minyak sawit, minyak jarak, dan lain-lain - minyak sintetis : senyawa kompleks hidrokarbon

2. Bahan pengental (Thickener)

Komponen ini berfungsi sebagai bahan pengental dalam produk grease dengan kandungan 5-20 %. Beberapa tipe pengental yang umum digunakan adalah :

- pengental organik sintetik (zat anorganik gel) : poliurea, sabun logam sederhana dan sabun logam kompleks

- sabun yang terbentuk dari asam lemak ataupun ester yang berasal dari minyak nabati.

3. Aditive

Aditive berfungsi meningkatkan performa grease dengan kandungan 0-15 %. Aditif yang ditambahkan perlu diperhatikan terutama sifat biodegrability-nya terhadap lingkungan.

Kemampuan grease sebagai bahan lubricant tergantung pada base oil, bahan pengental serta aditifnya. Bahan pengental, ibarat busa, menyerap minyak dan nantinya melepaskannya ke komponen yang dilumasi. Sebagian molekul bahan pengental terserap ke permukaan logam yang dilumasi untuk mencegah terjadinya kontak antar logam-logam. Sifat grease tersebut diperkuat dengan adanya aditif. Aditif

26 ini merupakan suatu bahan yang berfungsi sebagai “vitamin” bagi grease yang kegunaannya antara lain :

a. Sebagai anti korosi

Minyak pelumas harus mampu mencegah atau mengurangi proses timbulnya karat/proses korosi atau melindungi permukaan yang dilumasi dari terbentuknya karat. Untuk meningkatkan kemampuan pencegahan timbulnya karat, maka digunakan aditif sebagi anti korosi.

b. Sebagai anti aus

Untuk pembebanan kontak antara bidang yang relatif tinggi, pelumas harus mampu mencegah keausan secara pasif dengan membentuk lapisan film yang kuat di permukaan yang dilumasi, sehingga mampu mengurangi permukaan sentuh logam yang dilumasi dan secara aktif bereaksi dengan permukaan logam untuk mencegah terjadinya proses pemanasan setempat akibat beban yang tinggi.

c. Sebagai anti oksidan

Proses oksidasi menyebabkan kerusakan pelumas dan menyebabkan timbulnya kotoran serta asam yang dapat menimbulkan masalah selanjutnya. Untuk itu minyak pelumas harus mempunyai sifat/kemampuan tahan terhadap oksidasi, guna melindungi diri dari proses kerusakan serta menetralisir asam-asam yang mungkin terbentuk.

d. Mempertahankan kekentalan grease (viscosity index improver)

Aditif untuk mempertahankan kekentalan grease diperlukan untuk mencegah pengenceran grease. Pada suhu mesin tinggi akibat mesin bekerja dengan waktu lama dan pada suhu udara panas, grease akan mengencer. Peran grease yang menjadi encer tentu saja akan kurang efektif. Oleh karena itu dibutuhkan bahan aditif yang bersifat dapat mempertahankan kekentalan grease

B. Standar Grease

Grease pada dasarnya merupakan pelumas yang dipadatkan dengan sabun logam atau non sabun logam. Ketentuan mutu dari grease ditentukan berdasarkan beberapa uji mekanik, diantaranya adalah :

- ASTM D 2266 untuk menentukan sifat anti aus

- ASTM D 2596 untuk menentukan sifat tekanan ekstrim

- ASTM D 2596 untuk menentukan kestabilan mekanik dari grease

Seperti halnya kekentalan pada pelumas, untuk grease dinyatakan dengan kekerasan (consistency). Pengelompokannya ditentukan oleh National Lubricating Grease Institute (NLGI) yang membagi kekerasan grease menjadi 9 tingkat kekerasan, dari

27 tingkat kekerasan 000 sampai dengan 6, seperti ditunjukkan pada tabel 9.1. Makin besar angka NLGI, makin keras greasenya dan makin kecil nomor NLGI-nya makin makin lunak greasenya.

1. Tabel NLGI Lubricating Grease Consistency Grades

NLGI No. ASTM D-217 Penetrasi pada 25 oC (0,1 mm) Consistency 000 445-475 Semi cair 00 400-430 Semi cair 0 355-385 Semi cair 1 310-340 Lembut 2 265-295 Umumnya grease 3 220-250 Semi padat 4 175-205 Semi padat 5 130-160 Semi padat 6 85-115 Keras

2. Tabel. Spesifikasi Karakteristik dan Parameter Unjuk Kerja Grease Untuk Tingkat Mutu NLGI GA, SNI 06-7069-8-2005

Karakteristik Satuan Batasan Metode Uji Min Maks Penetrasi pada 25°C mm/10 220 340 ASTM D 217 NLGI 3 1 NLGI

Warna Sesuai Spesifikasi

Produk

Sesuai Spesifikasi

Produk Visual

Jenis Pengental % berat Sesuai Spesifikasi Produk

Sesuai Spesifikasi

Produk ASTM 4628

Titik Leleh °C 80 - ASTM D 566

3. Tabel. Spesifikasi Karakteristik dan Parameter Unjuk Kerja Grease Untuk Tingkat Mutu

Dalam dokumen Basic Maintenance Libre (Halaman 15-160)

Dokumen terkait