B. Kegiatan Belajar
2. Kegiatan Belajar (KB) 2
TAHAPAN PEMERIKSAAN, PELAKSANAAN
PEMERIKSAAN, TEKNIK PEMERIKSAAN, DAN
EVALUASI
Indikator
Setelah mengikuti pelajaran ini peserta diklat diharapkan mampu melaksanakan : 1) ketentuan umum dalam pemeriksaan tersangka dan saksi
2) persyaratan umum dalam pemeriksaan tersangka dan saksi 3) tata cara pemeriksaan tersangka dan saksi
4) hal-hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan pemeriksaan tersangka dan saksi
a. Uraian dan Contoh
1. Tahapan Pemeriksaan
Sebelum melakukan pemeriksaan terhadap tersangka/saksi/ahli diperlukan persiapan-persiapan antara lain :
− Menunjuk petugas yang akan melakukan pemeriksaan
Petugas yang akan memeriksa sedapat mungkin yang memenuhi persyaratan sebagai pemeriksa yang baik antara lain :
• Mempunyai kewenangan melakukan pemeriksaan dan membuat Berita Acara Pemeriksaan
• Mempunyai pengetahuan yang cukup tentang Hukum Pidana, Hukum Acara Pidana, Undang-Undang Kepabenanan dan Cukai, dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perkara yang sedang diperiksa
• Mempunyai pengetahuan yang cukup dan mahir melaksanakan fungsi teknik profesi Bea dan Cukai, dan mempunyai kemahiran tentang taktik dan teknik pemeriksaan.
Indikator Keberhasilan :
Setelah mengikuti pelajaran ini peserta diklat diharapkan mampu melaksanakan :
1) ketentuan umum dalam pemeriksaan tersangka dan saksi 2) persyaratan umum dalam pemeriksaan tersangka dan saksi 3) tata cara pemeriksaan tersangka dan saksi
4) hal-hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan pemeriksaan tersangka dan saksi
19
DTSS PENYIDIK LAN DTSS PENYIDIK LAN DTSS PENYIDIK LAN
DTSS PENYIDIK LANJUTANJUTANJUTAN JUTAN
• Mempunyai pengetahuan dan menguasai kasus tindak pidana dengan baik berdasarkan laporan,laporan hasil penyelidikan, Berita Acara Pemeriksaan, informasi dan data lainnya yang mendukung.
• Memiliki kepribadian :
∼ percaya pada diri sendiri
∼ mampu menghadapi orang lain
∼ tidak mudah dipengaruhi dan tidak mudah berprasangka.
∼ sabar, dapat mengendalikan diri.
∼ mampu menilai secara tepat, bertindak cepat dan obyektif dalam menilai sikap dan gerakan tersangka atau saksi ketika menjawab pertanyaan pada saat pemeriksaan.
∼ tekun, ulet dan mampu mengembangkan inisiatif.
Sebaiknya membentuk suatu tim pemeriksa sesuai dengan kualitas tindak pidana yang sedang ditangani, atau kualitas tersangka/saksi yang akan diperiksa. Syarat-syarat tersangka dan saksi yang akan diperiksa adalah sebagai berikut :
• Sehat jasmani dan rokhani.
• Bebas dari rasa takut.
• Dipanggil dengan Surat Panggilan yang sah, kecuali bagi tersangka yang ditangkap dan ditahan.
− Menentukan tempat pemeriksaan, agar suatu pemeriksaan dapat berjalan dengan baik, maka tempat pemeriksaan juga harus memenuhi syarat sebagai berikut :
ditentukan oleh penyidik.
dapat dirumah, tempat kediaman yang bersangkutan setelah 2 (dua) kali dipanggil secara berturut-turut tidak datang.
Ditetapkan secara khusus sebagai tempat pemeriksaan, dan harus layak untuk dijadikan tempat pemeriksaan.
Tidak menimbulkan kesan menakutkan atau menyeramkan.
Terang dan bersih, serta tidak ada hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian yang diperiksa.
20
DTSS PENYIDIK LAN DTSS PENYIDIK LAN DTSS PENYIDIK LAN
DTSS PENYIDIK LANJUTANJUTANJUTAN JUTAN
Tenang.
Memiliki tempat bagi Penasehat Hukum
− Menentukan Sarana Pemeriksaan, Dalam melakukan pemeriksaan terdapat beberapa sarana yang perlu dipersiapkan, yaitu:
Meja dan kursi sesuai kebutuhan Mesin tulis atau komputer.
Alat-alat tulis
Tape Recorder dan alat-alat elektronika sebagai alat bantu pemeriksaan.
Kelengkapan administrasi lain yang berhubungan dengan penyidikan.
− Saat Mulai Pemeriksaan sesegera mungkin
setelah perintah penangkapan
setelah perintah penahanan, maksimum penahanan 1 X 24 jam (Pasal 122 KUHAP)
dimulainya pemeriksaan suatu tindak pidana diberitahukan kepada Jaksa Penuntut Umum (Pasal 109 (1) KUHAP)
− Mempelajari kasus tindak pidana yang sedang ditangani.
− Menyusun dan merumuskan daftar pertanyaan yang akan diajukan untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan 7 (tujuh) Kah atau (Si A Di De Men Ba Bi).
− Menentukan urutan tersangka atau saksi yang akan diperiksa berdasarkan kadar keterlibatan atau pengetahuannya tentang tindak pidana yang bersangkutan.
− Meneliti Surat Panggilan dan mengecek identitas atau Surat Perintah Penangkapan dan Surat Perintah Penahanan bagi tersangka yang ditahan.
2. Pelaksanaan Pemeriksaan
Dalam pelaksanaan pemeriksaan hal-hal yang dilakukan oleh penyidik antara lain sebagai berikut :
21
DTSS PENYIDIK LAN DTSS PENYIDIK LAN DTSS PENYIDIK LAN
DTSS PENYIDIK LANJUTANJUTANJUTAN JUTAN
Untuk mengetahui sifat, watak, tingkat kecerdasan
Dapat diminta bantuan ahli,antara lain juru bahasa, juru bahasa isyarat, dll.
− Penampilan Pemeriksa.
Berusaha untuk menggali kebenaran dalam penegakan hukum Berpakaian rapi dan sopan serta bersifat baik (correct)
Duduk bersikap dengan baik
Perlakuan orang yang diperiksa secara wajar dan pandanglah dia sebagai manusia dengan sifat dan harkat kemanusiannya.
− Cara melakukan pemeriksaan.
Penelitian identitas orang yang diperiksa
Menyatakan kesehatan dan kesediaan untuk diperiksa
Hindari pertanyaan yang dapat menimbulkan perdebatan, emosional Hindari dipengaruhi
Hindari pertanyaan yang menunjuk pada tindak pidana yang terjadi Perhatikan norma kesopanan, kesusilaan
Penjelasan yang bersangkutan kurang benar, bimbing agar memberikan gambaran yang jelas jalannya tindak pidana secara lengkap, sistematis dan berurutan
Keterangan tidak benar, jangan dicela melainkan diingatkan agar memberikan keterangan yang benar
Pemeriksaan tidak dihadiri oleh orang yang tidak berkepentingan Bangkitkan rasa simpatik
Mudah dimengerti
Untuk menyakinkan, ulangi pertanyaan
Keterangan tidak bersifat hafalan atau tidak benar Sabar, tekun, untuk keterangan yang berbelit-belit
Disuruh mengenali barang bukti kembali dan keterangan supaya dimuat dalam Berita Acara Pemeriksaan
Wajib segera dihentikan (Pasal 109 (2) KUHAP), apabila:
∼ Tidak terdapat cukup bukti
∼ Peristiwa tersebut bukan Tindak Pidana
∼ Dihentikan demi hukum
22
DTSS PENYIDIK LAN DTSS PENYIDIK LAN DTSS PENYIDIK LAN
DTSS PENYIDIK LANJUTANJUTANJUTAN JUTAN
∼ Tersangka meninggal dunia, kecuali undang-undang menentukan lain
∼ Penuntutan tindak pidana tersebut telah kadaluarsa
∼ Tindak pidana tersebut telah diputuskan dengan putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap
− Pemeriksaan tersangka
Segera dilakukan pemeriksaan
Tersangka ditahan, waktu 1 X 24 jam setelah surat perintah penahanan harus mulai diperiksa
Beritahukan haknya untuk didampingi bantuan hukum
Kepada tersangka ditanyakan apa perlu saksi ahli, bila ada dicatat pada Berita Acara Pemeriksaan dan penyidik memanggil, memeriksa saksi tsb.
Ungkap peranan tersangka dalam tindak pidana (Pasal 55, 56 KUHAP)
Berbelit-belit walaupun sudah diingatkan :
∼ Pertanyaan diajukan langsung kepada masalah
∼ Bangkitkan emosinya Tersangka mungkir:
∼ Perlihatkan fakta dan bukti yang ada
∼ Tunjukkan kontradiksi dari setiap ketidakbenaran keterangan tersebut
∼ Adakan konfrontasi
Pemeriksaan tersangka perlu diperhatikan:
∼ Latar belakang kehidupan sehari-hari
∼ Apakah ia seorang residivis
∼ Perhatikan faktor apa yang menyebabkan ia tidak mau memberikan keterangan
− Pemeriksaan Saksi
Tanyakan apa ada hubungan keluarga atau hubungan kerja
Tidak diambil sumpah, kecuali ada cukup alasan diduga ia tidak akan hadir dalam pemeriksaan di pengadilan
23
DTSS PENYIDIK LAN DTSS PENYIDIK LAN DTSS PENYIDIK LAN
DTSS PENYIDIK LANJUTANJUTANJUTAN JUTAN
− Pemeriksaan Saksi Ahli
Meminta bantuan saksi ahli
Dapat dengan tertulis atau dipanggil dengan surat panggilan
Menyangkut sumpah/mengucapkan janji dihadapan penyidik, kecuali karena harkat dan martabat, pekerjaan/jabatan yang mewajibkan ia menyimpan rahasia dapat menolak memberikan keterangan yang diminta
Buat Berita Acara Pemeriksaan saksi ahli.
3. Teknik Pemeriksaan
Dalam melakukan pemeriksaan terhadap tersangka dan saksi dikenal adanya beberapa teknik dikenal adanya beberapa teknik pemeriksaan, yaitu wawancara, interview, interogasi, konfrontasi, elisitasi, kelima cara ini digunakan atau disesuaikan dengan karakter orang yang diperiksa. Untuk mengetahui karakter orang yang akan diperiksa digunakan cara pendekatan atau berbicara secara santai tanpa menyinggung masalah pelanggaran yang dilakukan, biasanya digunakan menanyakan keluarga, hobi, current issue, atau cerita film, sandiwara, atau acara tayangan televisi. Dari pembicaraan ini pemeriksa harus sudah dapat menentukan menggunakan teknis pemeriksaan yang mana akan digunakan, atau dalam hal saat pelaksanaan pemeriksaan, yang diperiksa merubah sikap dan cara menjawab pertanyaan, untuk itu pemeriksa harus myesuaikan dengan teknis pemeriksaan yang lebih tepat demikian seterusnya sampai didapat target hasil pemeriksaannya.
Aturan umum yang berlaku adalah menerima hal-hal yang normal dan menyangsikan hal-hal yang tidak normal. Pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya melengkapi diajukan untuk menyelidiki, menguji dan mengecek jawabannya.
Tersangka tidak boleh diberitahu hal-hal yang diketahui oleh
interviewer sebaliknya ajukan pertanyaan untuk mengetahui apakah ia
memberikan jawaban yang benar ataukah tidak. Kebohongan yang dapat dibuktikan penting artinya. Mengapa tersangka berbohong? Karena ia menyembunyikan sesuatu.
24
DTSS PENYIDIK LAN DTSS PENYIDIK LAN DTSS PENYIDIK LAN
DTSS PENYIDIK LANJUTANJUTANJUTAN JUTAN
Misalnya, seorang tersangka sedang di-interview. Sebelum dilakukan penahanan, tersangka diketahui telah melakukan pertemuan dengan tersangka X pada tempat dan waktu yang diketahui.
Jangan memberitahu hal ini kepada tersangka misalnya dengan mengatakan: Anda diketahui telah melakukan pertemuan dengan X di (tempat tertentu) pada (tangga! tertentu), mengapa?
Tetapi:
Apakah anda kenal dengan X? (sebagai jawabannya tersangka mungkin saja akan berbohong)! Katakan dimana dan kapan anda menemuinya pada bulan-bulan terakhir ini (sebagai jawabannya, tersangka mungkin mengakui atau mengingkari bahwa ia melakukan pertemuan dengan X). Di mana anda pada (tanggal tertentu)? Pernahkan anda pergi ke (tempat tertentu)?
Jika tersangka mengakui telah melakukan pertemuan tersebut, isi pertemuan bisa ditanyakan. Jika ia berbohong atau tidak menyebutkan pertemuan yang dimaksud, interviewer langsung memberitahu tersangka bahwa petugas sudah mengetahui bahwa ia melakukan pertemuan tersebut, jika interviever menganggap saatnya sudah tepat. Saat yang tepat tersebut adalah pada akhir-akhir interview jika petugas ingin mengetahui kebohongan-kebohongan lain, atau pada permulaan interview jika petugas ingin agar tersangka menyadari bahwa interviewer mengetahui lebih banyak dari yang ia duga. Hal ini akan membuat tersangka ragu-ragu karena ia tidak akan mengetahui seberapa banyak sebenarnya yang diketahui oleh
interviewer.
Walaupun demikian, tidak perlu memberitahukan tersangka bahwa ia telah diamati, karena terdakwa akan mengambil kesimpulan-yang keliru tentu saja-bahwa seseorang, mungkin X telah memberitahukan hal tersebut kepada petugas atau seseorang telah memberikan pengakuan yang rnemberatkannya.
Tetapi harus dingat bahwa teknik-teknik seperti ini bukan suatu rekomendasi dan bisa jadi hal ini tidak disenangi oleh hakim. Teknik-teknik tersebut mungkin saja tidak akan berhasil atau malah merugikan petugas
25
DTSS PENYIDIK LAN DTSS PENYIDIK LAN DTSS PENYIDIK LAN
DTSS PENYIDIK LANJUTANJUTANJUTAN JUTAN
karena tersangka akan memilih untuk diam, atau menolak untuk bekerja sama. Beberapa teknik akan membuat hubungan dengan tersangka menjadi lebih baik.
Tidak semua teknik pemeriksaan dapat digunakan dalam proses pemeriksaan. Penggunaan teknik pemeriksaan penerapannya disesuaikan dengan posisi orang yang akan diperiksa, situasi, dan kondisi psikologis bagaimana masing-masing teknik pemeriksaan digunakan.
a. Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik memeriksa, biasanya digunakan tidak dalam rangka penyidikan tindak pidana, dengan cara mengajukan pertanyaan yang jawabannya panjang dan bersifat luas. Cara mengajukan pertanyaan kepada seseorang tentang hubungannya atau keterkaitan dengan adanya pelanggaran. Wawancara yang dimaksudkan di dalam modul ini berkaitan dengan segala hal tentang tindakan menanyakan seseorang.
Tujuan wawancara ini digunakan untuk dapat diketahuinya apakah terjadi atau tidaknya tindak pelanggaran kepabeanan dan cukai. Teknik pemeriksaan dengan menggunakan teknik wawancara dapat digunakan untuk mengetahui karakter tersangka dan saksi sebelum dilakukan pemeriksaan, apakah karakternya suka memberi jawaban yang luas atau panjang, apakah jawaban pendek atau singkat, apakah jawabannya berbelit-belit, suka menyangkal, dan lain-lain. Gunanya wawancara ini agar penyidik atau pemeriksa dalam rangka melakukan tindakan menanyakan seseorang menggunakan cara yang tepat.
b. Interview
Interview dan interogasi yang efektif dan berhasil memerlukan
keahlian khusus yang didapat melalui latihan dan pengalaman. Seorang petugas yang melakukan interview (interviewer) harus membangun hubungan yang baik dengan tersangka yang diwawancarai
(interviewee). Interview harus dilakukan dengan menilai karakter para
tersangka agar didapatkan pola hubungan yang paling baik, yaitu tidak boleh terlalu keras atau terlalu bersahabat. Interviewer harus
26
DTSS PENYIDIK LAN DTSS PENYIDIK LAN DTSS PENYIDIK LAN
DTSS PENYIDIK LANJUTANJUTANJUTAN JUTAN
mendapatkan kepercayaan dari tersangka dan tidak boleh mengelabuinya atau memberikan alasan-alasan palsu.
Interview dan interogasi kedua-duanya berarti menanyakan
seseorang tentang keterlibatannya dalam suatu pelanggaran. Seseorang tersebut bisa seorang tersangka atau seorang saksi.
Kata-kata "interview" dan "interogasi" di dalam modul ini berkaitan dengan segala hal tentang tindakan menanyakan seseorang. "Interview" adalah istilah sopan dari proses mengajukan pertanyaan kepada seseorang, sementara "interogasi" adalah istilah yang lebih keras. Penggunaan teknik interview selalu dibatasi oleh ketentuan negara masing-masing.
Tujuan Interview. Seorang interviewer harus memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari setiap interview yang ia lakukan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan disesuaikan dengan tujuan tersebut.
Tujuan-tujuan tersebut adalah:
mengetahui keterlibatan tersangka dalam pelanggaran-pelanggaran yang dicurigai dengan cara mendapatkan pengakuan dari tersangka atau mengeluarkannya dari daftar orang yang dicurigai;
mengetahui kebohongan yang dapat dibuktikan (provable lies); memberikan kesempatan kepada tersangka untuk membela diri; menentukan posisi seorang tersangka diantara tersangka-tersangka lainnya;
menenentukan hubungan seorang tersangka dengan tersangka-tersangka lainnya dan peran mereka pada pada pelanggaran-pelanggaran yang dicurigai itu;
mengetahui aset tersangka yang merupakan hasil kejahatan yang pada gilirannya nanti merupakan aset yang akan disita;
menentukan fakta-fakta lain yang harus dibuktikan sebelum mengajukan dugaan telah terjadi suatu pelanggaran;
mendapatkan fakta-fakta lain yang belum diketahui oleh
27
DTSS PENYIDIK LAN DTSS PENYIDIK LAN DTSS PENYIDIK LAN
DTSS PENYIDIK LANJUTANJUTANJUTAN JUTAN
mendapatkan latar belakang tersangka, pekerjaan, gaya hidup, orang tua, teman atau koleganya, dsb.
Sebelum melakukan interview, interviewer harus membuat persiapan-persiapan yang dibutuhkan agar dapat diraih tujuan-tujuan yang diiginkan secara efektif dan efisien. Setiap interview harus direncanakan dan dipersiapkan sesuai dengan tujuan tersebut.
Tidak semua interview dapat diantisipasi sebelumnya, oleh sebab itu, seorang interviewer harus mendapatkan sebanyak mungkin informasi tentang latar belakang tersangka.
Para penyidik harus memiliki pengetahuan yang rinci tentang toleransi dan batasan yang diperkenankan oleh hukum yang berlaku. Khususnya akan terdapat pembatasan-pembatasan atau prosedur formal tertentu berkaitan dengan hal-hal di bawah ini:
interview dengan menggunakan bahasa asing serta bagaimana
menggunakan penterjemah
interview terhadap orang yang masih muda interview yang dilakukan di malam hari
kesejahteraan interviewee, termasuk makanan dan obat-obatan hak bagi hadirnya seorang pengacara
kewajiban memberikan peringatan kepada interviewee; hak
interviewee untuk diam
prinsip tidak memberatkan (non-incrimination)
penggunaan peraiatan: buku catatan, mesin ketik, tape recorder lamanya sebuah interview tanpa istirahat
tidak diperkenankan menggunakan ancaman atau pancingan. Semua bukti atau pengakuan yang didapatkan dengan cara-cara seperti itu tidak bisa digunakan sebagai bukti yang sah.
Interviewer harus selalu melakukan perencanaan dalam setiap interview-nya, seberapapun sederhananya kasus yang ada. la harus
menyiapkan diri terhadap segala kemungkinan jawaban yang diberikan oleh interviewee.
Petugas penyidik harus menyiapkan struktur interview
28
DTSS PENYIDIK LAN DTSS PENYIDIK LAN DTSS PENYIDIK LAN
DTSS PENYIDIK LANJUTANJUTANJUTAN JUTAN
Struktur interview
Komponen-komponen utama dari sebuah interview;
Pembukaan:
mendapatkan informasi dari interviewee tentang:
∼ nama
∼ alamat
∼ pekerjaan
status interviewee: tersangka atau saksi alasan dilakukan interview
tanggung jawab interviewee menurut undang-undang
latar belakang, lingkungan tempat tinggal dan pekerjaan serta tangung jawabnya
Inti :
mengajukan pertanyaan sesuai dengan rencana dengan menggunakan strategi atau taktik yang ditentukan
mengajukan pertanyaan yang mendalam tentang segala aspek dari pelanggaran yang dicurigai, teman dan kolega, peran, hal-hal yang diketahui, posisi dalam hirarki, upah atau gaji
biasanya pertanyaan diajukan secara kronologis
Kesimpulan:
laporan singkat tentang informasi yang didapatkan
implikasi dari informasi tersebut menghapus hal-hal yang meragukan
menindaklanjuti/melaksanakan poin-poin utama Teknik dan Gaya
Sebelum menggunakan metode dan gaya di bawah ini, pastikan terlebih dahulu bahwa metode dan gaya tersebut diperkenankan oleh undang-undang. Pada saat melakukan sebuah interogasi, penanya/interogator sebelumnya harus sudah memiliki pengetahuan tentang teknik-teknik interogasi. Pertanyaan-pertanyaan harus diajukan
29
DTSS PENYIDIK LAN DTSS PENYIDIK LAN DTSS PENYIDIK LAN
DTSS PENYIDIK LANJUTANJUTANJUTAN JUTAN
secara hati-hati untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Sebuah pertanyaan yang baik harus singkat dan tidak mendua.
Tipe-tipe pertanyaan
Terdapat beberapa tipe pertanyaan yang dapat digunakan dalam sebuah interogasi, misalnya:
pertanyaan yang diperluas
pertanyaan untuk melakukan klarifikasi pertanyaan yang mengarahkan
pertanyaan berganda pertanyaan hipotesis
Setiap tipe pertanyaan tersebut memiliki keuntungan dan kerugiannya masing-masing, yaitu
Pertanyaan yang diperluas
Keuntungan : Menyelidiki dan mengundang penjelasan lebih jauh
Kerugian : Memakan waktu jika menginginkan fakta-fakta tertentu
Pertanyaan untuk mengklarifikasi
Keuntungan : Memeriksa pengertian interviewee Pertanyaan yang terarah
Keuntungan : Memberikan arahan kepada interviewer bisa digunakan untuk menyimpulkan
Kerugian : Memberikan kemungkinan jawaban kepada interviewee
Pertanyaan berganda
Keuntungan : Mengurangi waktu jika tersangka memberikan jawaban yang singkat
Kerugian : Membingungkan,tidak pasti apakah pertanyaan telah terjawab
Pertanyaan hipotesis
Keuntungan : Memancing diskusi Kerugian : Tidak ada nilai hukumnya
30
DTSS PENYIDIK LAN DTSS PENYIDIK LAN DTSS PENYIDIK LAN
DTSS PENYIDIK LANJUTANJUTANJUTAN JUTAN
Setiap petugas harus memahami akibat-akibat yang mungkin timbul dari tiap tipe pertanyaan di atas. Strategi yang digunakan harus mempertimbangkan pilihan tipe pertanyaan yang kemungkinannya paling efektif digunakan pada saat itu.
Petugas/interviewer harus telah dilatih secara menyeluruh dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang batasan-batasan yang ditetapkan hukum dan undang-undang berkaitan dengan interview atau interogasi. Penyidik harus menggunakan teknik yang disetujui atau diperkenankan oleh undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Beberapa teknik pendekatan di bawah ini dapat dipergunakan dalam melakukan interogasi. Petugas penyidik harus mengetahui akibat-akibat yang mungkin terjadi dari tiap-tiap teknik dan memilih teknik-teknlk yang tepat serta sah menurut hukum:
"pendekatan langsung" "file dan catatan" "kami tahu semuanya" "kegagalan"
"cepat (rapid-fire)"
"teknik interview terpisah" "harga diri dan ego" "diam"
"mengubah suasana" "emosional"
"mundur-maju"
"Pendekatan langsung"
Digunakan apabila perlawanan dari tersangka hanya sedikit atau tidak ada perlawanan sama sekali. Sederhana dan membutuhkan waktu yang sedikit
"File dan catatan"
Petugas penyelidik menyiapkan catatan yang memuat semua informasi yang ada tentang permasalahan yang terkait.
31
DTSS PENYIDIK LAN DTSS PENYIDIK LAN DTSS PENYIDIK LAN
DTSS PENYIDIK LANJUTANJUTANJUTAN JUTAN
Tersangka mungkin akan sama sekali menolak untuk bekerja sama.
"Kami tahu semuanya"
Petugas penyelidik harus benar-benar sudah menguasai semua informasi yang ada mengenai tersangka. Pertanyaan akan diajukan berdasarkan data yang sudah diketahui.
Dengan menggunakan beberapa data tertentu secara hati-hati, tersangka mungkin akan berkesimpulan petugas sudah mengetahui semuanya.
"Kegagalan"
Petugas akan menyebutkan fakta-fakta dengan cara yang keras, logis dan persuasif. Dengan demikian tersangka akan mengakhiri perlawanannya dan memberikan informasi tambahan.
Petugas harus mewaspadai tersangka, kelemahan psikologis tersangka, kelemahan moralnya.
"Cepat (Rapid-fire)"
Penyidik mengajukan serangkaian pertanyaan satu persatu. Karena waktu untuk menjawab tiap pertanyaan sedikit, tersangka mungkin akan memberikan jawaban yang saling bertentangan. Petugas harus menanyakan lagi inkonsistensi tersebut. Tersangka biasanyakan berbicara lebih bebas ketika ia membela diri. Semua orang senang jika orang-orang mendengarkan. Jika tersangka frustrasi dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, ia mungkin akan mengungkapkan lebih banyak lagi informasi.
"Interviev terpisah"
Dua orang penyidik memeriksa tersangka secara terpisah, penyidik tersebut menunjukkan sifat yang sangat bertolak belakang.
Tersangka biasanya akan memberikan lebih banyak informasi kepada salah seorang penyidik.
32
DTSS PENYIDIK LAN DTSS PENYIDIK LAN DTSS PENYIDIK LAN
DTSS PENYIDIK LANJUTANJUTANJUTAN JUTAN
"Harga diri dan ego"
Tersangka akan memberikan reaksi membela diri jika kelemahannya ditunjukkan. Tersangka akan membela dirinya dan menyalahkan orang lain. Memuji tersangka yang diremehkan oleh sesama rekannya akan memancing tersangka memberikan informasi tertentu untuk mendapatkan pujian.
"Diam"
Digunakan pada tipe tersangka yang gugup atau tersangka yang yakin. Pemeriksa tidak mengatakan apa-apa dan hanya menatap mata tersangka.
Apabila tersangka melengos, berarti kepercayaan diri tersangka hilang atau menjadi gelisah. Tersangka biasanya akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Penyidik tidak akan berbicara sebelum siap. Setelah itu pemeriksa secara acuh tak acuh mengajukan pertanyaan. Tersangka akan menjawab setiap pertanyaan agar mengubah suasana diam yang tidak nyaman itu.
"Mengubah suasana"
Lepaskan tersangka dari suasana interogasi. Pilih suasana tertentu di mana kontrol masih bisa dijaga.
"Emosional”
Apabila tersangka seseorang yang dewasa atau malu-malu, petugas akan mempengaruhi emosinya dengan Ketakutan, Ketamakan, Balas dendam, Kebencian, dsb.
uMaju-mundur"
Minta tersangka menceritakan kisahnya dari awal sampai akhir. Kemudian, minta ia menceritakannya lagi secara terbalik, perhatikan jika ada indikasi inkonsistensi penyidik menciptakan suasana yang menyedihkan.