• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan Belajar 3– Parameter Pemotongan Mesin frais

Dalam dokumen Teknik Pemesinan Frais 1 (Halaman 49-58)

BAB II KEGIATAN PEMBELAJARAN

2.4. Kegiatan Belajar 3– Parameter Pemotongan Mesin frais

Setelah mempelajari materi ini, dengan melalui mengamati, menanya, pengumpulan data, mengasosiasi dan mengkomunikasikan, peserta didik dapat:

a.

Menetapkan kecepatan potong (Cutting speed – Cs) pada proses pengefraisan

b.

Menerapkan kecepatan potong (Cutting speed – Cs) pada proses pengefraisan

c.

Menghitung putaran (Revolotion Permenit – Rpm) pada proses pengefraisan

d.

Menerapkan putaran (Revolotion Permenit – Rpm) pada proses pengefraisan

e.

Menghitung kecepatan pemakanan (feed) pada proses pengefraisan

f.

Menghitung kecepatan pemakanan (feed) pada proses pengefraisan

g.

Menghitung waktu pemesinan pada proses pengefraisan

h.

Menerapakan waktu pemesinan pada proses pengefraisan 2.4.2. Uraian Materi

Sebelum mempelajari materi parameter pemotongan pada mesin frais, lakukan kegiatan sebagai berikut:

Pengamatan:

Silahkan anda mengamati beberapa kegiatan proses pemotongannya pada mesin (Gambar 2.41) atau objek lain sejenis disekitar anda. Pada saat melakukan proses pembubutan seperti yang anda lihat, untuk dapat memotong/menyayat benda kerja agar dapat membentuk komponen sesuai tuntutan pada gambar kerja, selain membutuhkan jenis alat potong yang geometrisnya standart, faktor lainnya adalah penetapan parameter pemotongan yang digunakan pada saat proses pembubutan. Sebutkan parameter pemotongan apa saja diperlukan untuk melakukan kegiatan tersebut dan jelaskan bagaimana cara menghitungnya.

Menanya:

Apabila anda mengalami kesulitan dalam menjawab tugas diatas, bertanyalah/ berdiskusi/ berkomentar kepada sasama teman atau guru yang sedang membimbing anda.

Mengekplorasi:

Kumpulkan data secara individu atau kelompok, terkait tugas tersebut melalui: benda konkrit, dokumen, buku sumber, atau hasil eksperimen.

Mengasosiasi:

Setelah anda memilki data dan menemukan jawabannya, selanjutnya jelaskan bagaimana cara menerapkan pada proses pengefraisan.

Mengkomunikasikan:

Presentasikan hasil pengumpulan data-data anda, terkait parameter pemotongan pada mesin frais, dan selanjutnya buat laporannya

a. Kecepatan potong (Cutting speed) – Cs

Pada saat proses pengefraisan berlangsung, cutter berputar memotong benda kerja yang diam dan menghasilkan potongan atau sayatan yang menyerupai chip, serpihan-serpihan tersebut dapat juga berbentuk seperti serbuk (tergantung dari bahan). Kemampuan mesin menghasilkan panjang sayatan tiap menit disebut kecepatan potong (sayat), yang diberi symbol Cs(Cutting Speed). Apabila ukuran diameter alat potong dan kecepatan putaran mesin diketahui, maka untuk mencari kecepatan pemotong rumusnya adalah:

Cs = π. d . n ( m/menit ) Keterangan :

Cs =Cutting Speed ( m/menit ) d = Diameter Cutter ( mm ) n = Putaran Spindle ( Rpm ) π = Konstanta ( 3,14 )

Pada prinsipnya kecepatan pemotongan suatu material tidak dapat dihitung secara matematis. Karena setiap material memiliki kecepatan potong sendiri-sendiri berdasarkan karakteristiknya dan harga kecepatan potong dari tiap material ini dapat dilihat didalam table yang terdapat didalam buku atau referensi.Untuk lebih jelasnya mengenai harga kecepatan potong dari tiap material dapat dilihat pada table dibawah ini.

Rpm

Tabel 2.4. Kecepatan Potong Untuk Beberapa Jenis Bahan.

No Bahan Benda Kerja Cs ( m/ menit )

1 Kuningan, Perunggu keras 30 – 45

2 Besi tuang 14 – 21

3 Baja >70 10 – 14

4 Baja 50-70 14 – 21

5 Baja 34-50 20 – 30

6 Tembaga, Perunggu lunak 40 – 70

7 Allumunium murni 300 – 500

8 Plastik 40 - 60

b. Kecepatan Putaran Mesin (Spindle Machine)

Sebagaimana telah dijelaskan pada materi mesin bubu, yang dimaksud kecepatan Putaran Mesin adalah, kemampuan kecepatan putaran mesin dalam satu menit. Dalam hal ini mengingat nilai kecepatan potong untuk setiap jenis bahan sudah ditetapkan secara baku, maka komponen yang bisa diatur dalam proses penyayatan adalah putaran mesin/benda kerja. Dengan demikian rumus untuk menghitung putaran adalah:

Karena satuan Cs dalam meter/menit sedangkan satuan diameter pisau/benda kerja dalam millimeter, maka rumus menjadi :

Keterangan :

n = Putaran Spindle (rpm )

Cc = Kecepatan potong ( m/menit ) D = Diameter cutter ( mm )

π = Konstanta ( 3,14 ) Contoh:

Diketahui: Baja lunak akan difrais dengan alat potong  alat potong  80 mm dan (CS = 30 m / menit). Hitung kecepatan putaran mesinnya!.

d

Cs

n

.

1000

Rpm

Jawab:

n = 119,42 ≈ 119 rpm

Hasil perhitungan di atas pada dasarnya sebagai acuan dalam menyetel putaran mesin agar sesuai dengan putaran mesin yang tertulis pada tabel yang ditempel di mesin tersebut.Artinya, putaran mesin aktualnya dipilih dalam tabel pada mesin yang nilainya paling dekat dengan hasil perhitungan di atas.

Untuk menentukan besaran putaran mesin dapat juga menggunakan tabel, sebagaimana dapat dilihat pada (Tabel 2.5).

Tabel 2.5. Daftar kecepatan potong dan putaran mesin frais per-menit

d

Cs

n

.

1000

c. Kecepatan Pemakanan (Feeding)

Pada umumnya mesin frais, dipasang tabel kecepatan pemakanan atau feeding dalam satuan mm/menit.Jadi, misalnya pada mesin disetel besar kecepatan pemakannya 28, artinya kecepatan pemakanan pisau frais sebesar 28 mm/menit. Makin kecil kecepatan pemakanan pisau frais, kekasarannya makin rendah atau lebih halus. Tabel besar pemakanan pada mesin baru berlaku jika mesin frais tersebut dijalankan dengan cara/ mode otomatis.

Menghitung kecepatan pemakanan/feeding = F (mm/menit) F (mm/men) = f (mm/putaran) x n ( put/menit)

Dimana, f adalah bergesernya pisau frais (mm) dalam satu putaran.

Contoh:

Ditentukan n = 600 putaran/menit, f pada tabel ditetapkan 0,22 mm/putaran. Berapa kecepatan pemakanannya (F mm/menit)!.

Jawab:

F = 0,22 mm/putaran x 600 putaran/men = 132 mm/menit.

Pengertiannya adalah,piasu frais bergeser sejauh 132 mm selama satu menit.

d. Perhitungan Waktu Pemesinan Frais 1. Waktu Pemesinan Pengefraisan Rata

Gambar 2.42. Panjang langkah pengefraisan rata

Berdasarkan prinsip kerja mesin frais dan gambar diatas, untuk mencari waktu pengefraisan dapat dihitung dengan rumus:

mm/menit mm . pemakanan rata rata kerja meja tempuh jarak (tm) pemesinan Waktu  

'

S

L

tm

L = ℓ+ℓa+ℓu S = s.t.n

Dimana :

t = jumlah mata sayat alat potong s = pemakanan tiap mata potong n = Rpm

L = jarak tempuh pemakanan keseluruhan ℓ = panjang benda kerja

ℓa = kelebihan awal ℓu = kelebihan akhir

S’ = pemakanan setiap menit

Contoh :

1) Bahan ST 41, panjang 250 mm, difrais menggunakan pisau jari dengan mata sayat 4, S= 0,2 dan n = 400 rpm.

Hitung tm, bila (la) = 30 mm dan (Lu) = 30 mm. Jawab : S’ = s .t .n = 0,2 . 4 . 400 = 320 mm/ menit L = ℓ + ℓa + ℓu = 250 + 30 + 30 = 310 mm

menit

menit

mm

s

mm

L

tm 0,96

320

310

/

'  

2) Waktu Pengeboran Pada Mesin Frais

Sebagimana pada proses facing, untuk menghitung waktu pengeboran pada mesin frais pada dasarnya sama dengan rumus untuk mencari waktu pemesinan pengefraisan rata. Berikut adalah rumus untuk mencari waktu pengeboran pada mesin bubut.

Dimana:

ℓ = kedalaman lubang/tebal benda kerja L = ℓ + 0,3 d (la)

d =  mata bor/lubang (mm) n = putaran mata bor (Rpm) s = pemakanan (mm/put) Contoh: Diketahui, ℓ = 30 mm d = 12 mm s = 0,04 pemakanan mm/put n = 260 rpm

Hitung waktu pengeboran pada mesin frais(tm) ?

Jawab :

2.4.3. Rangkuman

a. Menghitung putaran mesin Frais

Rumus untuk menentukan putaran mesin frais adalah:

b. Menghitung kecepatan pemakanan/feeding= F (mm/menit) F (mm/men) = f (mm/putaran) x n ( put/menit)

Dimana, f adalah bergesernya pahat (mm) dalam satu putaran

c. Waktu Pemesinan frais

mm/menit mm . pemakanan rata rata kerja meja tempuh jarak (tm) pemesinan Waktu  

n

t

s

S

S

L

tm

.

.

'

'

L = ℓ + ℓa + ℓu Dimana :

t = jumlah mata sayat alat potong S = pemakanan tiap mata potong n = Rpm

L = jarak tempuh pemakanan keseluruhan ℓ = panjang benda kerja

ℓa = kelebihan awal ℓu = kelebihan akhir

S’ = pemakanan setiap menit

d. Waktu Pemesinan Bor

Dimana:

ℓ = kedalaman lubang/tebal benda kerja L = ℓ + 0,3 d (la)

d =  mata bor (mm) n = putaran mata bor (rpm) s = pemakanan (mm/put)

2.4.4. Latihan

1. Tuliskan rumus kecepatan potong (Cs) dan turunkan menjadi rumus putaran mesin frais (n)

2. Diketahui: Baja lunak  60, akan difrais dengan Cs = 25 m/menit. Hitung: Kecepatan putaran mesinnya!.

3. Diketahui putaran mesin frais (n)= 400 putaran/menit, f pada tabel dimesin disetel 0,2 mm/putaran. Berapakecepatan pemakanannya (F mm/menit)!.

4. Diketahui: Bahan ST 41, panjang 200 mm, difrais menggunakan pisau jari dengan mata sayat 4, s= 0,2 dan n = 600 rpm, (la) = 30 mm dan (Lu) = 30 mm. Hitung waktu pemesinan frais (tm), apabila pemakanan 1 kali jalan!. 5. Diketahui,

ℓ = 30 mm d = 12 mm

s = 0,04 pemakanan mm/put n = 260 rpm

2.5. Kegiatan Belajar 4–Teknik Pemesinan Frais

Dalam dokumen Teknik Pemesinan Frais 1 (Halaman 49-58)

Dokumen terkait