• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan Belajar 4–Teknik Pemesinan Frais

Dalam dokumen Teknik Pemesinan Frais 1 (Halaman 58-103)

BAB II KEGIATAN PEMBELAJARAN

2.5. Kegiatan Belajar 4–Teknik Pemesinan Frais

Setelah mempelajari materi ini, dengan melalui mengamati, menanya, pengumpulan data, mengasosiasi dan mengkomunikasikan, peserta didik dapat:

a.

Menjelaskan metode pemotongan yang benar pada proses pemesinan frais

b.

Menyebutkan dan menjelaskan macam-macam teknik proses pengefraisan

c.

Menjelaskan dan melakukan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku arah

mendatar (horizontal)

d.

Menjelaskan dan melakukan teknik pengefraisan rata sejajar dan siku arah tegak (vertikal)

e.

Menjelaskan dan melakukan teknik pengefraisan bidang miring

f.

Menjelaskan dan melakukan teknik pengefraisan alur

g.

Menjelaskan dan melakukan teknik pengefraisan bentuk persegi

h.

Menjelaskan langkah-langkah pengoperasian mesin frais

i.

Menjelaskan dan melakukan cara memperbesar lubang dengan pisau frais

j.

Menjelaskan dan melakukan cara mereamer pada mesin frais

k.

Menjelaskan fungsi kepala pembagi

l.

Menjelaskan pembagian langsung

m.

Menjelaskan pembagian sederhana

n.

Menjelaskan pembagian sudut

o.

Menjelaskan pembagian diferensial

p.

Menjelaskan dan melakukan cara pengefraisan roda gigi lurus

q.

Menjelaskan dan melakukan cara pengefraisan gigi rack lurus

2.5.2. Uraian Materi

Sebelum mempelajari materi parameter pemotongan pada mesin frais, lakukan kegiatan sebagai berikut:

Pengamatan:

Silahkan anda mengamati beberapa kegiatan proses pemotongannya pada mesin (Gambar 2.44) atau objek lain sejenis disekitar anda. Pada saat melakukan proses pembubutan seperti yang anda lihat, untuk dapat memotong/menyayat benda kerja agar dapat membentuk komponen sesuai tuntutan pada gambar kerja, selain membutuhkan jenis alat potong yang geometrisnya standart, fakktor lainnya adalah penetapan parameter pemotongan yang digunakan pada saat proses pembubutan. Sebutkan dan

jelaskan Teknik pemesinan frais yang ada pada gambar berikut ini : Lakukanlah kegiatan tersebut dengan bimbingan guru/pembimbing.

Gambar 2.44. Proses Pengerjaan pada mesin frais

Menanya:

Apabila anda mengalami kesulitan dalam menjawab tugas diatas, bertanyalah/ berdiskusi/ berkomentar kepada sasama teman atau guru yang sedang membimbing anda.

Mengekplorasi:

Kumpulkan data secara individu atau kelompok, terkait tugas tersebut melalui: benda konkrit, dokumen, buku sumber, atau hasil eksperimen.

Mengasosiasi:

Setelah anda memilki data dan menemukan jawabannya, selanjutnya jelaskan bagaimana cara menerapkan pada proses pengefraisan.

Mengkomunikasikan:

Presentasikan hasil pengumpulan data-data anda, terkait parameter pemotongan pada mesin frais, dan selanjutnya buat laporannya

a. Metode Pemotongan

Untuk mendapatkan hasil pengfraisan yang baik dan alat potongnya tahan lama, perlu memahami metoda pemotongan yang benar. Metode pemotongan pada proses pemesinan frais dibagi menjadi tiga, diantaranya:

1. Pemotongan searah

Yang dimaksud pemotongan searah adalah, pemotongan yang datangnya benda kerja searah dengan arah putaran cutter. Pada pemotongan ini hasilnya kurang baik karena meja (benda kerja) cenderung tertarik oleh cutter ( Gambar 2.45)

Gambar 2.45. Pemotongan searah

2. Pemotongan Berlawanan Arah

Yang dimaksud pemotongan searah adalah, pemotongan yang datangnya benda kerja berlawanan deangan arah putaran cutter. Pada pemotongan ini hasilnya dapat maksimal karena meja (benda kerja) tidak tertarik oleh cutter ( Gambar 2.46).

Gambar 2.46. Pemotongan berlawanan arah

3. Pemotongan Netral

Yang dimaksud pemotongan netral adalah, pemotongan yang terjadi apabila lebar benda kerja yang disayat lebih besar atau lebih kecil dari ukuran diameter cutter.

b. Macam-macam Teknik Proses Pengefraisan

1. Pengefraisan Rata Sejajar dan Siku Arah Mendatar (Horizontal)

Dalam melakukan pemotongan mendatar,jenis mesin yang digunakan yaitu mesin frais horizontal .Pisau yang digunakan yaitu jenis pisau frais mantel.Berikut ini langkah-langkah pengefraisan rata dengan posisi mendatar:

a). Siapkan perlengkapan mesin yang diperlukan meliputi ragum mesin arbor dan satu set kollar (ringarbor) dengan diameter lubang sama dengan diameter lubang alat potong yang akan digunakan berikut kelengkapan lainnya.

b). Majukan lengan (Gambar 2.47a) dan lepaskan pendukung arbor (Gambar 2.47b). c). Bersihkan lubang dan arbor bagian tirusnya (Gambar 2.48).

d). Pasang arbor pada spindle mesin dan ikat arbor dengan memutar mur pengikat dibelakang bodi mesin (Gambar 2.49).

Gambar 2.47. Pemasangan arbor

Gambar 2.48. Membersihkan bagian tirus

Gambar 2.49. Mengikat arbor

e). Pasang pisau (cutter) dan ring arbor (kollar) pada arbor (Gambar 2.50a) posisi pengikatan yang benar dan (Gambar 2.50b) posisi pengikatan yang salah apabila yang digunakan pisau mantel helik kiri.

Gambar 2.50. Pemasangan cutter dan kollar (ring arbor)

f). Pasang pendukung arbor (support) pada lengan mesin dengan posisi tidak jauh dari pisau dan ikat dengan kuat (Gambar 2.51).

Gambar 2.51. Pemasangan pendukung arbor

g). Selanjutnya pasang ragum pada meja mesin frais pada posisi kurang lebih di tengah-tengah meja mesin agar mendapatkan area kerja yang maksimal.

h). Lakukan pengecekan kesejajaran ragum.Apabila jenis pekerjaannya tidak dituntut hasil kesejajaran dengan kepresisian yang tinggi pengecekan kesejajaran ragum dapat dilakukan dengan penyiku (Gambar 2.52a). Apabila hasil kesejajarannya dituntut dengan kepresisian yang tinggi pengecekan kesejajaran ragum harus dilakukan dengan dial indicator (Gambar 2.52b).

(a) (b) Gambar 2.52. Pengecekan kesejajaran ragum

i). Pasang benda kerja pada ragum dengan diganjal parallel pad di bawahnya(Gambar 2.53a).Untuk mendapatkan pemasangan benda kerja agar dapat duduk pada parallel dengan baik sebelum ragum dikencangkan dengan kuat pukul benda dengan keras secara pelan-pelan dengan palu lunak (Gambar 2.53b).

(a) (b) Gambar 2.53. Pemasangan benda kerja pada ragum

j). Selanjutnya lakukan setting nol untuk persiapan melakukan pemakanan dengan cara menggunakan kertas (Gambar 2.54a). Untuk jenis pekerjaan yang tidak dituntut hasil dengan kepresisian tinggi batas kedalaman pemakanan dapat diberi tanda dengan balok penggores (Gambar 2.54b).

Gambar 2.54 a Setting nol diatas permukaan kerja dengan kertas

Gambar 2.54 b Penandaan kedalaman pemakanan

k). Atur putaran dan feeding mesin sesuai dengan perhitungan atau melihat table kecepatan potong mesin frais.

l). Selanjutnya lakukan pemakanan dengan arah putaran searah jarum jam bila pisau yang digunakan arah mata sayatnya helik kiri (Gambar 2.55). Pemakanannya dapat dilakukan secara manual maupun otomatis.

Gambar 2.55. Proses pemotongan benda kerja

m). Dalam menggunakan nonius ketelitian yang terletak pada handel mesin pemutaran roda handel arahnya tidak boleh berlawanan arah dari setting awal karena akan menimbulkan kesalahan setting yang akan mengakibatkan hasil tidak presisi.(Gambar 2.56) menunjukkan pengunaan nonius ketelitian pada handel mesin frais.

Gambar 2.56. Pemutaran handel pemakanan

2. Pemotongan Rata Sejajar dan Siku Arah Tegak(Vertical)

Untuk mengefrais bidang rata dapat digunakan shell end mill cutter (Gambar 4.15) dengan cara yang sama tetapi menggunakan mesin frais tegak. Namun untuk mesin frais universal dapat juga digunakan untuk mengefrais rata pada sisi benda kerja yaitu stub arbor dipasang langsung pada sepindel mesin.

Gambar 2.57. Proses pengefraisan bidang rata dengan shell end mill cutter

3. Pengefraisan Bidang Miring

Bidang miring dapat dikerjakan dengan memiringkan benda kerja pada ragum universal (Gambar 2.58).

Gambar 2.58 Pengefraisan bidang permukaan miring

Apabila bidang permukaannya lebih lebar diperlukan memasang cutter pada arbor yang panjang dengan pendukung (Gambar 2.59).

4. Pengefraisan Alur

a) Pengefraisan Alur V Menggunakan pisau Sudut

Pemotongan bidang miring atau sudut juga dapat dibuat dengan pisau sudut. Gambar 2.60 menunjukkan hasil pengefraisan menggunakan pisau dua sudut 45° dan prosesnya dapat dilihat pada Gambar 2.61..

Gambar 2.60. Blok-V

Gambar 2.61. Pengefraisan blok-V

b) Pengefraisan Alur Tembus

Banyak bagian mesin yang mempunyai bentuk/bidang beralur seperti ditunjukkan pada Gambar 2.62.

c) Pengefraisan Alur Pasak

Poros yang berfungsi sebagai penerus daya biasanya dibuat alur pasak.Alur pasak tersebut pembuatannya dapat dilakukan dengan mesin frais.Gambar 2.63 menunjukkan pemotongan alur pasak pada mesin frais horizontal.Gambar 2.64 menunjukkan pemotongan alur pasak yang stub arbornya dipasang langsung pada lubang sepindel mendatar. Gambar 2.65 menunjukkan pemotongan alur pasak pada mesin frais vertical.

Gambar 2.63 Pembuatan alur pasak pada mesin frais horizontal

Gambar 2.65. Pengefraisan alur pasak pada mesin frais tegak

5. Pengefraisan Bentuk Persegi

Bentuk-bentuk persegi misalnya membuat segienam, segiempat, dan sebagainya dapat dilakukan dengan mesin frais dengan alat bantu kepala pembagi.Untuk membuat bentuk segi beraturan ini dapat dilakukan pada posisi mendatar dengan menggunakan pisau endmill (Gambar 2.66). Atau dilakukan pada posisi tegak dengan menggunakan pisau shell endmill (Gambar 2.67).

Gambar 2.67. Pengefraisan persegi empat dengan shell endmill cutter

c. Memperbesar lubang dengan pisau frais

Memperbesar lubang dengan pisau frais menggunakan alat yang dinamakan boring head

Gambar 2.68. Boring head set

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memperbesar lubang dengan pisau frais hampir sama dengan proses mereamer, yaitu sebagai berikut :

1. Pasang benda kerja pada ragum dan benda kerja dijepit ditengah mulut ragum. 2. Pasang senter bor laksanakan penyetelan

3. Laksanakan pembuatan lubang awal dengan senter bor.

4. Setelah dibuat lubang awal, langkah selanjutnya adalah ganti alat dengan mata bor (Ukuran disesuaikan dengan besar lubang yang dikehendaki). Kemudian laksanakan pengeboran.

Perhatian :

 Putaran mesin dirubah sesuai dengan diameter mata bor.

 Jika proses dilakukan secara otomatis, tentukan feeding terlebih dahulu.  Sewaktu mata bor akan tembus, kurangi feeding hingga setengahnya.

5. Setelah pengeboran selesai ; ganti mata bor dengan boring head (Ukuran pisau frais yang digunakan disesuaikan dengan besar lubang yang dikehendaki) serta rubah putaran mesin menjadi 13 dari putaran pengeboran tadi dan selanjutnya laksanakan pembesaran lubang hingga selesai.

Gambar 2.69. Pemasangan boring head pada mesin frais

Gambar 2.70. Menggunakan Boring Head Perhatian :

d. Mereamer

Reamer adalah bor yang digunakan untuk membentuk atau memperbesar lubang. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mereamer dengan mempergunakan mesin frais adalah sebagai berikut :

1) Pasang benda kerja pada ragum dan benda kerja dijepit ditengah mulut ragum. 2) Pasang senter bor, laksanakan penyetelan seperti pada gambar berikut :

Gambar 2.71. Pemasangan senter bor

3) Laksanakan pembuatan lubang awal dengan senter bor. Ingat kecepatan putaran mesin serta feeding sudah ditentukan sebelumnya.

4) Setelah dibuat lubang awal, langkah selanjutnya adalah ganti alat dengan mata bor (Ukuran disesuaikan dengan besar lubang yang dikehendaki). Kemudian laksanakan pengeboran.

Perhatian :

- Putaran mesin dirubah sesuai dengan diameter mata bor.

- Jika proses dilakukan secara otomatis, tentukan feeding terlebih dahulu. - Sewaktu mata bor akan tembus, kurangi feeding hingga setengahnya.

5) Setelah pengeboran selesai ganti mata bor dengan reamer (Ukuran disesuaikan dengan besar lubang yang dikehendaki ) serta rubah putaran mesin menjadi 13 dari putaran pengeboran tadi dan selanjutnya laksanakan pereameran hingga selesai.

Gambar 2.72. Cara mereamer pada mesin frais Perhatian :

 Jika yang digunakan reamer tangan, biarkan lebih dari 13 panjang reamer tembus benda kerja. Oleh karena itu pertimbangkan penjepitan benda kerjanya.  Selalu gunakan pendingin pada waktu mereamer.

1. Sistem Pembagian

Kepala pembagi merupakan satu dari alat bantu yang penting dalam proses frais. Alat ini digunakan untuk membagi lingkaran atau keliling benda kerja menjadi bagian yang sama, seperti pada pembuatan roda gigi, segi empat, segienam, segidelapan dan lainnya.

Alat ini dapat pula digunakan untuk memutar benda kerja dengan perbandingan relatif terhadap meja seperti pada pembuatan helik dan pereameran.

Kepala pembagi terdiri dari roda gigi cacing dengan jumlah gigi 40 yang di pasang pada spindel kepala pembagi. Hal ini berarti bahwa perbandingan putaran kepala pembagi dan benda kerja berbanding 40.

a). Fungsi Kepala Pembagi

Roda gigi dibuat pada mesin frais dengan cara menyayat benda kerja, membuat alur-alur pada keliling benda kerja dengan jarak dan bentuk tertentu sehingga membentuk roda gigi. Jarak dari alur satu ke alur lainnya harus sama. Oleh karena itu pada pembuatan roda gigi dengan mesin frais diperlukan alat pembagi keliling benda kerja yang disebut kepala pembagi. Kepala pembagi berfungsi untuk membagi keliling benda kerja menjadi bagian yang sama besar.

b). Macam Kepala Pembagi Kepala pembagi terdiri atas:

 kepala pembagi dengan pelat pembagi

 kepala pembagi dengan penggerak roda gigi cacing dan ulir cacing

 kepala pembagi dengan roda gigi cacing dan poros cacing yang dilengkapi dengan piring pembagi

 kepala pembagi universal

 kepala pembagi dengan kelengkapan optic

(1). Kepala pembagi dengan pelat pembagi

Gambar 2.73. Kepala pembagi dengan pelat pembagi Keterangan gambar:

1. handel/pengunci 2. mur penyetel

3. handel pemutar porors

4. pelat pembagi dengan 12 bagian

5. pelat penutup/pelindung untuk melindungi pelat dari kotoran dan tatal 6. body (rumah kepla pembagi)

7. pelat pembawa

8. center poros kepala pembagi 9. center kepala lepas

10. alur lubang senter

11. baut pengunci senter kepala lepas 12. center kepala lepas

Pembagian menggunakan kepala pembagi terbatas pada pembagian 2, 3, 4, 6, dan 12 bagian saja

(2). Kepala pembagi dengan penggerak roda cacing dan ulir cacing

Pembagian dengan kepala pembagi yang digerakkan oleh roda gigi cacing dan ulir cacing yang dilengkapi dengan lubang-lubang, akan lebih banyak jika dibandingkan dengan pembagian yang menggunakan pelat pembagi.

Lubang yang terdapat pada roda gigi cacing yaitu 16, 42, dan 60 lubang sehingga pembagian kelilingnya dapat dilakukan sebagai berikut :

 pada lingkaran yang berjumlah 156 dapat membagi keliling 2,4,8. dan 16 bagian

 pada lingkaran yang berjumlah 42 dapat membagi keliling sebanyak 2,3,6,7,1`4,21, dan 42 bagian

 pada lingkaran yang berjumlah 60 lubang dapat membagi keliling sebanyak 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 14, 15, 16, 20, 21, 30, 42 dan 60 bagian.

Kepala pembagi dengan penggerak roda gigi cacing dan ulir cacing dapat dilihat pada Gambar :

Gambar 2.74. Kepala pembagi dengan penggerak roda cacing dan ulir cacing

Keterangan :

1. mur dan baut pengunci 2. pen penyetel

3. roda gigi cacing yang berlubang 4. engkol pemutar

5. pengunci poros pembagi

(3). Kepala pembagi dengan roda gigi cacing yang dilengkapi dengan piring pembagi

Roda gigi cacing dan ulir cacing mempunyai perbandingan putaran 40:1. artinya jika engkol diputar 40 putaran maka roda gigi cacing baru berputatr satu putaran sehinggga untuk pembagian keliling z bagian diperlukan putaran engkol sebanyak n putaran yang dapat dihitung dengan persamaan:

N = putaran engkol

Z = jumlah pembagian yang diperlukan 40 = angka perbandingan transmisi

Gambar 2.75. Kepala pembagi dengan roda gigi cacing yang dilengkapi dengan piring pembagi

(4). Kepala Pembagi Universal

Pada kepala pembagi universal poros pembagi dapat disetel secara horizontal, vertical atau miring. Sehingga dengan kepala pembagi universal kita dapat membuat roda gigi bentuk miring (helik), roda gigi kerucut (payung), maupun roda gigi cacing.

Kepala pembagi terdiri dari roda gigi cacing dengan jumlah gigi 40 yang di pasang pada spindel kepala pembagi. Hal ini berarti bahwa perbandingan putaran antar kepala pembagi dan benda kerja berbanding 40.

Prinsip kerja dari kepala pembagi dapat disajikan dalam Gambar... sebagai berikut:

Gambar 2.76. Kepala Pembagi Universal Gambar 2.77. Prinsip Kerja Kepala Pembagi

Pada poros pembagi a dipasang roda cacing (roda ulir) b. Pada roda cacing ini bekerja sebuah cacing (ulir) c, yang dapat diputar dengan bantuan engkol f. Pena penusuk dari engkol itu dapat disetel ke dalam. Dengan demikian berbagai lingkaran lubang dari piringan pembagi d dapat dipakai Piringan pembagi yang dapat ditukar-tukar dan diputar terhadap poros cacing dapat dipasangkan pada rangka kepala pembagi dengan bantuan e. Untuk mempermudah supaya setiap kali tidak perlu melakukan perhitungan berapa bagian dan harus berhenti di mana, maka dipasang sebuah gunting dengan kaki-kaki h yang dapat disetel. Bagian depan dari poros pembagi dilengkapi dengan ulir sekerup untuk pemasangan piring pembagi bila diperlukan.

Sehubungan dengan kemungkinan adanya kelonggaran antara cacing dan roda cacing engkol harus selalu diputar ke arah yang sama sehingga engkol tidak diperbolehkan diputar kembali saat pembagian. Bila engkol diputar terlalu jauh maka ia harus diputarkan kembali sebesar lebih kurang ½ putaran sebelum dapat dilakukan lagi menurut arah yang benar.

(5). Kepala pembagi dengan kelengkapan optic

Kepala pembagi dengan kelengkapan optic digunakan untuk pembagian yang sangat teliti. Pembagian dapat kita gunakan persamaan:

Keterangan:

a = besarnya sudut putaran engkol Z = jumlah pembagian

Gambar 2.78. Kepala pembagi dengan kelengkapan optic

c). Piring Pembagi

Piring pembagi mempunyai lubang-lubang yang dilengkapi dengan gunting pembatas.lubang-lubang. Pada piring pembagi tersebut terdapat lingkaran-lingkaran yang mempunyai jumlah lubang tertentu

Tabel 2.6. Jumlah lubang pada piring pembagi

Di dalam mesin frais atau milling machine, selain mengerjakan pekerjaan-pekerjaan pengefraisan rata, menyudut, membelok, mengatur dsb, dapat pula mengerjakan benda kerja yang berbidang-bidang atau bersudut-sudut. Yang dimaksud benda kerja yang berbidang-bidang ialah benda kerja yang mempunyai beberapa bidang atau sudut atau alur beraturan misalnya segi banyak beraturan, batang beralur, roda gigi, roda gigi cacing, dan sebagainya.

Untuk dapat mengerjakan benda-benda kerja tersebut di atas, mesin frais dilengkapi dengan kepala pembagi dan kelengkapannya. Kepala pembagi ini berfungsi untuk membuat pembagian atau mengerjakan benda kerja yang berbidang-bidang tadi dalam sekali pencekaman.

Dalam pelaksanaannya, operasi tersebut di atas ada lima (lima) cara, yang merupakan tingkatan cara pengerjaan, yaitu:

a. Pembagian langsung (direct indexing) b. Pembagian sederhana (simple indexing) c. Pembagian sudut (angel indexing)

d. Pembagian differensial (differential indexing)

e. Pembagian sudut differensial (differential angel indexing)

Dari kelima cara tersebut, merupakan tingkatan-tingkatan cara pengerjaan, artinya cara yang kedua lebih sulit/rumit dari pada cara yang pertama, cara yang ketiga adalah cara yang lebih sulit/rumit dari cara yang kedua, demikian pula cara keempat adalah cara yang lebih dari pada cara ketiga.Cara kelima adalah cara yang paling sulit/rumit dan digunakan apabila keempat cara yang lainnya tidak dapat dilaksanakan.

2. Pembagian Langsung

Yang dimaksud dengan pembagian langsung adalah, cara mengerjakan benda kerja dibagi menjadi berbidang-bidang dengan cara pembagian langsung, yang dilakukan dengan memutar spindel kepala pembagi yang mengacu pada alur-alur/lubang-lubang pelat pembagi.

Kepala pembagi langsung, pada umumnya dilengkapi beberapa pelat/piring pembagi yang beralur V atau berlubang-lubang yang dapat diganti dan dipasang langsung pada spindel.Dibawah diperlihatkan kepala pembagi langsung dengan alur V (Gambar 4.38).

Gambar 2.80. Kepala pembagi langsung.

Pelat/piring pembagi dengan alur V pada umumnya memilki jumlah alur yang genap, diantaranya ada yang beralur 24 dan 60.

Gambar 2.81. Pelat/piring pembagi dengan alur V

Untuk pelat pembagi beralur 24 dapat dipergunakan untuk pembagian: 2, 3, 4, 6, 12,dan 24. Untuk mempermudah menempatkan posisi yang baru, pada umumnya pelat pembagi mempunyai angka jumlah pembagian yang dapat dibuat. Rumus untuk pembagian langsung adalah:

Sedangakan pelat pembagi dengan lubang-lubang, mempunyai satu lingkaran lubang dan terdapat pula angka-angka yang menyatakan nomor lubang itu. Cara kerjanya sama dengan plat pembagi beralur V, hanya saja fungsi pengunci indeks diganti dengan pen indeks.

Contoh:

Sebuah benda kerja bulat akan dibuat menjadi 8 (delapan) bidang segi beraturan, dengan kepala pembagi langsung yang pelat pembaginya mempunyai alur 24. Hitung agar supaya mendapatkan pembagian yang sama.

Jawab:

Jadi untuk mengerjakan setiap bidang, maka spindel kepala pembagi (benda kerja) diputar sebanyak 3 alur, dan pengunci indeks dimasukkan pada alur keempat bila dihitung dari tempat semula.Atau sebaiknya, pengunci indeks ditempatkan pada angka yang sesuai dengan pembagian yang dikehendaki.

3. Pembagian Sederhana

Melakukan pembagian dengan kepala pembagi langsung, jumlah pembagian dan sudut putarnya sangat terbatas. Untuk jumlah pembagian dan sudut putar banyak, digunakan kepala pembagi universal (Gambar 2.83).

Kepala pembagi jenis ini terdiri dari dua bagian utama yaitu, roda gigi cacing dan ulir cacing.Perbandingan antara jumlah gigi cacing dengan ulir cacing disebut ratio.Ratio kepala pembagi pada umumnya 1:40 dan 1:60, akan tetapi yang paling banyak digunakan adalah yang rationya 1 : 40. Artinya, satu putaran roda gigi cacing memerlukan 40 putaran ulir cacing.

Dalam pelaksanaannya untuk membuat segi-segi nberaturan, kepala pembagi universal dapat digunakan untuk pembagian langsung.Namun apabila pembagian tidak dapat dilakukan dengan system pembagian langsung, pembagiannya dapat dilakukan menggunakan bantuan pelat/piring pembagi (Indexsing plate) (Gambar 2.84), yang diputar dengan engkol kepala pembagi(Indexs Crank) dan dibatasi dengan lengan/gunting penepat.

Gambar 2.83. Pelat/piring pembagi

Fungsi dari indexsing plate ini adalah untuk menempatkan pemu-taran/pembagian benda kerja yang diinginkan. Dengan lubang-lubang yang ada pada indeksing plate itulah dapat menempatkan pembagian benda kerja sesuai dengan yang diinginkan. Dengan demikian, semakin banyak lingkaran lubang yang ada, makin banyak pula kemungkinan benda kerja dapat membuat segi nberaturan lebih banyak. Pembuatan/pembagian benda kerja yang dapat dilaksanakan dengan lubang-lubang yang ada, inilah yang disebut pembagian sederhana. Sedangkan engkol pembagi (Indexs Crank) berfungsi untuk memutar batang ulir cacing. Lengan penempat gunanya untuk menempatkan pen indeks. Pada beberapa kepala pembagi, ulir cacing dapat diputar lepas dari roda gigi cacing.

Kepala pembagi universal biasanya dilengkapi dengan 3 buah pelat pembagi, tetapi ada juga yang hanya mempunyai 2 buah. Jumlah lubang setiap

lingkaran harus dipilih untuk pembagian yang mungkin dibuat dalam hubungannya dengan ulir cacing pada kepala pembagi.

Dibawah ini ditunjukkan beberapa contoh set indexcing plate.

Mesin frais Accera:

Keping I : 15; 18; 21; 29; 37; 43 Keping II : 16; 19; 23; 31; 39; 47 Keping III : 17; 20; 27; 33; 41; 49 Mesin frais Brown & Sharpe:

Keping I : 15; 16; 17; 18; 19; 20 Keping II : 21; 23; 27; 29; 31; 33 Keping III : 37; 39; 41; 43; 47; 49

Mesin frais Hero:

Keping I : 20; 27; 31; 37; 41; 43; 49; 53. Keping II : 23; 29; 33; 39; 42; 47; 51; 57.

Mesin frais Vilh Pedersen:

Keping I : 30; 41; 43; 48; 51; 57; 69; 81; 91; 99; 117. Keping II : 38; 42; 47; 49; 53; 59; 77; 87; 93; 111; 119.

Apabila diketahui perbandingan antara jumlah gigi cacing dengan ulir cacing (rationya) = 40 : 1 atau i = 40 : 1, berarti 40 putaran ulir cacing atau putaran engkol pembagi, membuat satu putaran roda gigi cacing atau benda kerja. Untuk T pembagian yang sama dari benda kerja, setiap satu bagian memerlukan:

Dimana:

nc = putaran indeks

i= angka pemindahan (ratio) T = pembagian benda kerja

Perlu diingat bahwa, apabila pembagian yang dikehendaki lebih dari 40, ulir cacing diputar kurang dari satu putaran, dan bila pembagian kurang dari 40, ulir cacing diputar lebih dari satu putaran.

Contoh :

Sebuah benda kerja akan dibuat alur berjumlah 16 bagian yang sama (Gambar 2.85). Hitung nc , apabila i = 40 : 1

Gambar 2.84. Pembagian alur jumlah 16

Jawab:

Jadi, engkol kepala pembagi diputar dua putaran penuh, ditambah 8 lubang pen

Dalam dokumen Teknik Pemesinan Frais 1 (Halaman 58-103)

Dokumen terkait